You are on page 1of 16

3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments

(https://www.indonesia-investments.com/id/)

(https://www.indonesia-investments.com/id/)  (/

USD/IDR (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/nilai-tukar/item282) (14,251)  -73.00  -0.51%


(/id/keuangan
ekonom
Home (https://www.indonesia-investments.com/id/)
// Keuangan (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/item6)
// Angka Ekonomi Makro (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/item16) ekonomi-makro/
// In asi (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/in asi-di-indonesia/item254)

makro/in
di- asi-

di- indone

In asi di Indonesia (Indeks Harga Konsumen) indonesia/item


#)

Secara historis, tingkat dan volatilitas in asi Indonesia lebih tinggi dibanding dengan negara-negara #)
berkembang lain. Sementara negara-negara berkembang lain mengalami tingkat in asi di antara 3 - 5 persen
per tahun pada periode 2005 - 2014, Indonesia memiliki rata-rata tingkat in asi tahunan sekitar 8,5 persen
dalam periode yang sama. Baru mulai dari tahun 2015 in asi di Indonesia boleh dikatakan terkendali. Di bawah
ini kami mendiskusikan mengapa tingkat in asi Indonesia agak tinggi (dibanding negara berkembang lain dan
negara maju), menyediakan analisis mengenai perkembangan terbaru, dan memberikan proyeksi untuk in asi
masa mendatang di Indonesia.

Hubungan antara Puncak-Puncak In asi dan Penyesuaian Harga-Harga yang Ditetapkan Pemerintah

Puncak-puncak dalam volatilitas in asi Indonesia berkolerasi dengan penyesuaian harga-harga yang
ditetapkan pemerintah. Harga-harga energi (bahan bakar dan listrik) ditetapkan oleh Pemerintah dan
karenanya tidak bergerak sesuai dengan kondisi pasar, berarti de sit yang dihasilkannya harus diserap oleh
Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina (https://www.indonesia-
investments.com/id/bisnis/pro l-perusahaan/pertamina/item341) dan Perusahaan Listrik Negara
(https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/pro l-perusahaan/perusahaan-listrik-negara-pln-
soe/item409) (PLN). Program yang berumur beberapa dekade ini menempatkan tekanan yang serius pada
neraca Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan juga membatasi belanja publik untuk proyek-
proyek berjangka panjang dan produktif, seperti pembangunan infrastruktur atau pembangunan sosial.
Namun, sejak Joko Widodo jadi kepala negara ini, pemerintah Indonesia dengan sukses berhasil untuk
mengurangi pendanaan subsidi energi dan meningkatkan alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur dan
pembangunan sosial.

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 1/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
Jokowi sadar akan pentingnya untuk menerapkan langkah reformasi yang tidak populer segera setelah
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
menjadi Presiden Indonesia (yang ke-tujuh). Soalnya, semakin lama penundaannya, semakin rendah
kemungkinannya akan terpilih kembali dalam pemilihan berikutnya (karena membutuhkan waktu untuk pulih
dari langkah-langkah reformasi). Pada November 2014, hampir satu bulan setelah menjabat, Jokowi
memotong subsidi BBM sebesar 31 persen untuk premium dan 36 persen untuk solar. Namun keputusan ini
hanya mengakibatkan protes yang sedikit saja. Kenapa? Karena waktu Jokowi memotong subsidi BBM harga
minyak mentah global sangat rendah. Bahkan begitu rendah sehingga harga premium dan solar bersubsidi
turun (!) setelah pemotongan subsidi BBM. Jatuhnya yang dramatis harga minyak mentah global yang dimulai
pada bulan Agustus 2014 dalam kombinasinya dengan harga BBM bersubsidi yang tidak berubah sesuai
dengan harga pasar mengakibatkan sebuah situasi paradoksal yaitu: pembeli BBM bersubsidi mensubsidi
pemerintah karena harga BBM bersubsidi telah menjadi lebih mahal daripada harga pasar.

Namun meskipun harga minyak global rendah, keputusan untuk memotong subsidi BBM pada akhir 2014
mendorong laju in asi bulanan Indonesia menjadi 1,50 persen dan 2,46 persen pada bulan November dan
Desember 2014, masing-masing. Tingkat in asi bulanan yang sangat tinggi ini bisa saja mendorong sebagian
penduduk yang hidup sedikit di atas garis kemiskinan jatuh di bawah garisnya itu. Oleh karena itu, diperlukan
program bantuan sosial pemerintah yang tepat sasaran untuk mencegah peningkatan kemiskinan.

Subsidi Energi Indonesia:

Tahun Subsidi Bahan Bakar Minyak Subsidi Listrik

2017                     47.0          50.6

2016                     43.7          63.1

2015                     64.7          73.1

2014                    246.5         103.8

2013                    210.0          99.9

2012                    211.9          94.6

2011                    165.2          90.4

2010                     82.4          57.6

2009                     45.0          49.5

2008                    139.1          83.9

2007                     83.8          33.1

2006                     64.2          30.4

2005                     95.6           8.9

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 2/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments

2004                     69.0           2.3


(https://www.indonesia-investments.com/id/)
dalam trilyun rupiah

Karena harga minyak global terus menurun ke posisi sangat rendah pada tahun 2015 dan 2016, pemerintah
Indonesia mampu memangkas lebih lanjut belanja subsidi energi pada tahun 2016. Sementara itu, pemerintah
juga memperkenalkan formula harga baru untuk harga BBM bersubsidi, yang didasarkan pada harga minyak
internasional dan akan disesuaikan setiap kuartal, sehingga membuat harga BBM bersubsidi Indonesia jauh
lebih sesuai dengan gerakan harga minyak internasional dan oleh karena itu menurunkan tekanan pada
anggaran pemerintah.

Namun, dalam kenyataannya pemerintah telah menahan diri dari merevisi harga BBM bersubsidi sejak April
2016 meskipun harga minyak mengalami rebound (sejak awal 2016) dan yang sekarang menyebabkan
tekanan baru pada neraca anggaran pemerintah. Motif di balik ini adalah politik. Karena pemilihan lokal
diselenggarakan pada tahun 2018, diikuti oleh pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada tahun 2019,
pemerintah pada saat ini tidak tertarik untuk menerapkan keputusan yang tidak populer (misalnya menaikan
harga BBM bersubsidi) karena itu dapat membahayakan kemenangan di pemilu untuk partai-partai dan wajah-
wajah yang berkuasa sekarang. Bahkan, pemerintah Indonesia telah mengkon rmasi bahwa harga BBM
bersubsidi dan harga listrik bersubsidi tidak akan dinaikkan hingga akhir tahun 2019, yang menyiratkan bahwa
pemerintah perlu menambah lebih banyak dana untuk anggaran subsidi energi pada tahun 2018 dan 2019.

Sebelum Jokowi melakukan reformasi harga energi bersubsidi, beberapa lembaga internasional seperti Dana
Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia terus mengkritik kebijakan subsidi energi pemerintah Indonesia
karena menyediakan bahan bakar dan listrik yang murah kepada penduduknya mempunyai beberapa
konsekuensi negatif:

• Subsidi energi menyebabkan kelemahan nansial, terutama setelah Indonesia berubah menjadi importir
minyak mulai pada tahun 2000an. Sebenarnya, kebijakan ini tidak mungkin dilanjutkan terus karena pada
suatu saat di masa depan cadangan minyak akan habis maka pemerintah perlu menaikkan harga-harga
bersubsidi ini. Dengan menunggu lebih lama, dampak negatifnya bisa menjadi lebih parah.

• Mendanai subsidi energi membatasi belanja pemerintah di sektor yang lebih produktif seperti infrastruktur
dan pembangunan sosial (pada kenyataannya BBM murah mendukung penjualan mobil nasional dan dengan
infrastruktur yang sebagian besar tidak memadai itu mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang semakin berat
di kota-kota besar di Indonesia).

• Subsidi energi mendistorsi ekonomi nasional karena membuat-buat harga-harga rendah (secara "arti sial").
Karena harga sebagian besar produk dan layanan dipengaruhi biaya BBM, ini menyiratkan bahwa sebagian
besar harga barang dan layanan di Indonesia lebih rendah daripada seharusnya. Meskipun ini ada keuntungan
jangka pendek (dalam hal daya saing dan dalam hal pemberantasan kemiskinan), ini adalah bom waktu yang
akan meledak di depan.

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 3/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
• Kebijakan itu salah sasaran karena terutama kelas menengah (dan elit) yang diuntungkan dengan harga BBM
bersubsidi yang murah, bukan(https://www.indonesia-investments.com/id/)
segmen masyarakat Indonesia yang lebih miskin (yang sebenarnya
sasarannya).

Masyarakat Indonesia menjadi kecanduan pada subsidi energi Pemerintah, terutama BBM yang murah. Ini
berarti bahwa usaha-usaha untuk mengatur kembali subsidi energi mengimplikasikan risiko-risiko politik untuk
elit yang berkuasa karena kegelisahan politik (demonstrasi) muncul yang disebabkan oleh (ancaman dari)
tekanan in asi yang meningkat.

Salah satu karakteristik Indonesia adalah sejumlah besar penduduknya (https://www.indonesia-


investments.com/id/budaya/penduduk/item67) termasuk dalam kelompok yang hidup sedikit di atas garis
kemiskinan (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/kemiskinan/item301), yang berarti bahwa shock in asi yang relatif kecil bisa mendorong mereka ke
bawah garis kemiskinan itu. Selain itu, rencana kabinet untuk memangkas subsidi energi memungkinkan
ruang untuk kritik dari musuh-musuh politik karena mereka dapat menggunakan keinginan masyarakat untuk
memiliki akses ke BBM murah untuk kepentingan politik mereka. Di Indonesia banyak orang tergolong "pemilih
ayunan" karena banyak yang tidak bera liasi dengan partai politik tertentu, sehingga pemilih cenderung cepat
mengalihkan dukungan ke partai politik lain.

Subsidi BBM di bawah Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)

Bagaimana subsidi energi ditangani di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Pelajaran
pertama yang bisa kita petik dari reformasi subsidi energi di era SBY yaitu bahwa keputusan yang (ter)lambat
oleh pihak berwenang dapat menyebabkan in asi yang tinggi, sementara di era ini ada juga contoh menarik
tentang bagaimana harga BBM bersubsidi jadi dipolitisasi.

Pada akhir tahun 2005, setelah berjabat sekitar satu tahun, pemerintahan SBY memutuskan untuk
memangkas subsidi BBM lewat peningkatan harga BBM subsidi lebih dari dua kali lipat. Keputusan ini
dilakukan karena harga minyak internasional meningkat pesat di antara tahun 2002 dan 2006. Namun, karena
perselisihan signi kan antara harga pasar (yang sebenarnya) dan harga BBM bersubsidi di Indonesia, langkah
ini segera menyebabkan in asi menyentuh dua digit - antara 14 dan 19 persen (tahun ke tahun) - hingga
Oktober 2006. Sementara itu, in asi inti - yang mengecualikan barang-barang yang rentan terhadap volatilitas
harga sementara yaitu harga makanan dan harga yang ditetapkan pemerintah (administered prices) - juga
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 4/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
volatile karena efek putaran kedua penyesuaian harga energi yang masuk ke ekonomi yang lebih luas (melalui
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
meningkatnya biaya transportasi). Maka respon yang lambat oleh pihak berwenang untuk menaikkan harga
BBM bersubsidi dapat menyebabkan in asi yang jauh lebih tinggi dari yang seharusnya dan bisa mendorong
banyak orang ke dalam kemiskinan penuh (jika tidak disertai dengan program bantuan sosial pemerintah).

Karena harga minyak internasional terus naik - menyentuh rekor tertinggi pada Juni 2008 - dan oleh karena itu
pemerintahan SBY membutuhkan dana besar untuk menjaga harga BBM bersubsidi pada tingkat yang
sebenarnya setengah dari harga pasar, pemotongan subsidi BBM diperlukan lagi. Masalah lain yang timbul
yaitu BBM murah telah membantu meningkatkan penjualan mobil ke rekor tertinggi dan karena itu permintaan
BBM subsidi terus meningkat. Keputusan SBY untuk menaikkan harga BBM bersubsidi pada tahun 2008
disambut dengan demonstrasi-demonstrasi. Namun, pada 2009, ketika harga minyak internasional menurun
selama krisis keuangan global, SBY memangkas harga bahan bakar bersubsidi lagi. Namun, satu tahun
kemudian (pada 2009), SBY mengubah arah saat harga minyak internasional turun drastis selama krisis
keuangan global. SBY memutuskan untuk memangkas harga BBM bersubsidi di Indonesia, sebuah tindakan
yang disukai rakyat. Selain karena harga minyak internasional yang turun secara signi kan, diasumsikan
bahwa SBY juga senang menurunkan harga BBM bersubsidi menjelang pemilihan 2009 karena pasti akan
meningkatkan kemungkinan untuk terpilih kembali sebagai kepala negara.

Waktu harga minyak internasional melonjak kembali antara tahun 2009 dan 2012 (karena munculnya
kekhawatiran besar terhadap ekspor Iran) dan mengakibatkan membengkaknya de sit anggaran,
pemerintahan SBY (sekarang dalam masa jabatan yang kedua) hendak menaikkan harga BBM bersubsidi lagi.
Namun, beberapa partai politik yang terkemuka menentang rencana tersebut. Kendala utama adalah Golkar,
partai politik terbesar kedua di Indonesia waktu itu dan bagian dari koalisi yang berkuasa di pemerintahan SBY.
Awalnya Golkar mendukung kenaikan harga BBM bersubsidi, namun tiba-tiba berubah pikiran dan menolak

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 5/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
kenaikan tersebut setelah melihat banyak demonstrasi di jalan-jalan di Indonesia. Perubahan pikiran dari
Golkar itu hanya berdasarkan (https://www.indonesia-investments.com/id/)
pada perolehan dukungan rakyat jangka pendek, sementara mengabaikan efek
jangka positif panjang. Oleh karena itu, rencana menaikkan harga BBM ditunda.

Tetapi ketika de sit anggaran pemerintah hampir melampaui batas maksimum 3 persen dari PDB di tengah
tingginya harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah pada tahun 2013, pemerintahan SBY kembali
memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Pada Juni 2013, harga premium naik 44 persen menjadi
Rp 6.500 per liter, sedangkan solar naik 22 persen menjadi Rp 5.500 per liter. Langkah ini memicu protes
rakyat dan juga diterapkan pada waktu yang salah sekitar satu tahun sebelum pemilihan legislatif (dalam
pemilu legislatif 2014 dukungan rakyat kepada partai SBY jatuh drastis tetapi harus diinformasikan bahwa
penurunan ini juga merupakan hasil dari beberapa skandal korupsi besar yang muncul di partai PD serta
faktanya bahwa SBY sendiri tidak bisa berpartisipasi dalam pemilu presiden 2014 karena masa jabatan
presiden dibatasi hanya dua periode).

Untuk mendukung segmen masyarakat yang miskin, pemerintah melanjutkan program pemberian uang tunai
langsung. Namun, in asi naik menjadi 8,4 persen pada akhir tahun 2014.

Tingkat In asi Indonesia (perubahan % tahunan pada indeks harga konsumen):

Tetapi meskipun kenaikan harga BBM bersubsidi pada tahun 2013, sebagian besar harga BBM Indonesia
masih tetap disubsidi melalui anggaran negara; dengan menggunakan dana yang sebenarnya dapat
diinvestasikan dalam pembangunan struktural daripada digunakan untuk konsumsi saja. Sementara itu,
permintaan domestik untuk BBM bersubsidi terus meningkat dari tahun ke tahun, dan oleh karena itu Bank
Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dan semua lembaga
pemeringkat kredit internasional penting terus menekankan pentingnya untuk menghentikan program subsidi
energi itu.

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 6/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
Dibutuhkan seorang presiden yang berpikiran reformasi untuk melakukan itu. Setelah Joko Widodo
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
memenangkan pemilihan presiden 2014 dan diresmikan sebagai presiden ketujuh Indonesia pada Oktober
2014, salah satu langkah pertama yang ia lakukan yaitu menaikkan harga BBM bersubsidi. Efek samping
negatifnya adalah laju in asi negara, yang baru saja mulai pulih menuju target Bank Indonesia sebesar 4,5
persen (setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada 2013), tidak punya waktu untuk pulih lebih lanjut, dan
malah berakselerasi lagi menjadi 8,4 persen (y/y) pada akhir 2014. Ini sebuah keputusan yang susah tetapi
diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi struktural jangka panjang.

Pada awal tahun 2015, Presiden Jokowi sangat beruntung karena harga minyak global telah turun drastis
sejak pertengahan 2014 di tengah permintaan global yang lemah, sementara pasokan minyak kuat karena
angka produksi minyak yang tinggi di negara-negara OPEC serta revolusi gas shale AS. Oleh karena itu, Jokowi
memutuskan untuk menerapkan kebijakan yang berani. Dia menghapus sebagian besar subsidi premium
sementara menetapkan subsidi sebesar Rp 1.000 per liter untuk solar. Juga diterapkan kebijakan baru terkait
harga BBM bersubsidi yaitu pemerintah akan menentukan harga premium dan solar setiap kuartal dan harga-
harga ini akan ber uktuasi sejalan dengan harga minyak internasional. Namun, karena minyak bumi global
pulih secara hati-hati pada paruh pertama tahun 2015, in asi Indonesia tetap tinggi pada pertengahan 2015
dan baru mulai mereda pada akhir 2015.

In asi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen

Pertumbuhan
Bulan
       2018

Januari       0.62%

Februari       0.17%

Maret       0.20%

April       0.10%

Mei       0.21%

Juni       0.59%

Juli       0.28%

Augustus      -0.05%

September      -0.18%

Oktober       0.28%

November

Desember

Total     
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 7/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
 
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
M/M Growth M/M Growth M/M Growth M/M Growth M/M Growth
Bulan
      2013       2014       2015       2016       2017

Januari      1.03%      1.07%     -0.24%      0.51%      0.97%

Februari      0.75%      0.26%     -0.36%     -0.09%      0.23%

Maret      0.63%      0.08%      0.17%      0.19%     -0.02%

April     -0.10%     -0.02%      0.36%     -0.45%      0.09%

Mei     -0.03%      0.16%      0.50%      0.24%      0.39%

Juni      1.03%      0.43%      0.54%      0.66%      0.69%

Juli      3.29%      0.93%      0.93%      0.69%      0.22%

Augustus      1.12%      0.47%      0.39%     -0.02%     -0.07%

September     -0.35%      0.27%     -0.05%      0.22%      0.13%

Oktober      0.09%      0.47%     -0.08%      0.14%      0.01%

November      0.12%      1.50%      0.21%      0.47%      0.20%

Desember      0.55%      2.46%      0.96%      0.42%      0.71%

Total      8.38%      8.36%      3.35%      3.02%      3.61%

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

In asi di Indonesia dan Target Bank Indonesia (BI):

  2014 2015 2016 2017 2018 2019

In asi
 8.4  3.4  3.0  3.6
(% perubahan tahunan)

BI Median Target¹
 4.5  4.0  4.0  4.0  3.5
(% perubahan tahunan)

  2008 2009 2010 2011 2012 2013

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 8/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments

In asi
 9.8  4.8  5.1  5.4  4.3  8.4
(% perubahan tahunan) (https://www.indonesia-investments.com/id/)

BI Median Target¹
 5.0  4.5  5.0  5.0  4.5  4.5
(% perubahan tahunan)

¹ disajikan di tabel di atas adalah median dari target in asi tahunan Bank Indonesia (BI). BI selalu menggunakan margin ±1 persen, maka median 4.0 persen adalah

range 3.0 - 5.0 persen

Sumber: Bank Indonesia

Karakteristik tingkat in asi yang kurang stabil di Indonesia menyebabkan deviasi yang lebih besar dari proyeksi
in asi tahunan oleh Bank Indonesia (dibanding deviasi antara realisasi in asi dan target bank sentral di negara
lain). Akibat dari ketidakjelasan in asi semacam ini adalah terciptanya biaya-biaya ekonomi, seperti biaya
peminjaman yang lebih tinggi di negara ini (domestik dan internasional) dibandingkan dengan negara-negara
berkembang lainnya. Saat rekam jejak yang baik mengenai mencapai target in asi tahunan terbentuk,
kredibilitas kebijakan moneter yang lebih besar akan mengikutinya. Namun, karena in asi yang tidak stabil
terutama disebabkan oleh penyesuaian harga BBM bersubsidi, kami memprediksi akan terjadi lebih sedikit
deviasi antara target awal Bank Indonesia dan realisasi in asi pada tahun 2018 dan 2019 (apalagi pemerintah
telah mengkon rmasi bahwa harga BBM dan listrik bersubsidi tidak akan direvisi sampai dengan akhir tahun
2019).

Kurangnya kuantitas dan kualitas infrastruktur di Indonesia (https://www.indonesia-


investments.com/id/bisnis/risiko/infrastruktur/item381) juga mengakibatkan biaya-biaya ekonomi yang tinggi.
Hal ini menghambat konektivitas di negara kepulauan ini dan karenanya meningkatkan biaya transportasi
untuk jasa dan produk (sehingga membuat biaya logistik tinggi dan membuat iklim investasi negara ini
menjadi kurang menarik). Gangguan distribusi karena isu-isu yang berkaitan dengan infrastruktur sering
dilaporkan dan membuat Pemerintah menyadari pentingnya berinvestasi untuk infrastruktur negara ini.

Harga-harga bahan pangan sangat tidak stabil di Indonesia (rentan terhadap kondisi cuaca) dan kemudian
meletakkan beban yang besar kepada rumah tangga-rumah tangga yang berada di bawah atau sedikit di atas
garis kemiskinan (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/kemiskinan/item301). Rumah tangga-rumah tangga ini menghabiskan lebih dari setengah dari
pendapatan yang bisa dibelanjakan mereka untuk makanan, terutama beras (https://www.indonesia-
investments.com/id/bisnis/komoditas/beras/item183). Oleh karena itu, harga-harga makanan yang lebih
tinggi menyebabkan in asi keranjang kemiskinan yang serius yang mungkin meningkatkan persentase
penduduk miskin. Panen-panen yang gagal dikombinasikan dengan reaksi lambat dari Pemerintah untuk
menggantikan produk-priduk makanan lokal dengan impor adalah penyebab tekanan in asi.

In asi Tahunan Menurut Kelompok (%):

Indikator 2014 2015 2016 2017

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 9/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments

Bahan Makanan 10.57  4.93  5.69  1.26


(https://www.indonesia-investments.com/id/)
Makanan jadi, minuman,
 8.11  6.42  5.38  4.10
rokok dan tembakau

Perumahan, air, listrik,


 7.36  3.34  1.90  5.14
gas dan bahan bakar

Sandang  3.08  3.43  3.05  3.92

Kesehatan  5.71  5.32  3.92  2.99

Pendidikan, rekreasi,
 4.44  3.97  2.73  3.33
dan olahraga

Transportasi, komunikasi,
12.40 -1.52 -0.72  4.23
dan jasa keuangan

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Puncak In asi Tradisionil di Indonesia

Bila tidak memperhitungkan penyesuaian harga yang ditetapkan pemerintah, ada dua puncak in asi tahunan
yang biasanya terjadi di Indonesia. Periode Desember-Januari selalu menjadi waktu kenaikan harga-harga
karena perayaan-perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, banjir yang sering terjadi di bulan Januari (karena
puncak musim hujan) menyebabkan gangguan jalur-jalur distribusi di beberapa daerah dan kota, dan
karenanya menyebabkan biaya logistik yang lebih tinggi.

Puncak in asi kedua terjadi di periode Juli-Agustus. Tekanan-tekanan in asi di kedua bulan ini terjadi sebagai
dampak dari masa liburan, bulan suci puasa umat Muslim (Ramadan), perayaan Idul Fitri dan awal tahun
ajaran baru. Penting untuk dicatat bahwa periode Ramadan dan Idul Fitri terus bergerak karena tahun kalender
Islam 10 hingga 11 hari lebih pendek dari tahun Masehi (matahari). Maka dalam lima tahun ke depan periode
Ramadan-Idul Futri ini akan geser ke Mei dan April. Selama puncak in asi yang kedua ini, peningkatan
signi kan terdeteksi dalam pengeluaran untuk barang makanan dan barang konsumen lainnya (seperti
pakaian, tas dan sepatu), diikuti dengan tindakan para retailer yang menaikkan harga.

Kebijakan Moneter dan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Dengan pertumbuhan PDB tahunan (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-


makro/produk-domestik-bruto-indonesia/item253) naik rata-rata 5 persen (y/y) selama 15 tahun,
perekonomian Indonesia berekspansi dengan cepat, dengan karakteristik naiknya permintaan domestik yang
kuat (konsumsi domestik berkontribusi untuk sekitar 56 persen dari total pertumbuhan ekonomi negara ini),
pertumbuhan kredit sektor swasta yang subur, dan peningkatan akses bisnis untuk kredit.

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 10/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
Terlebih lagi, gaji sektor publik telah meningkat karena reformasi administratif dan pertumbuhan gaji sektor
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
swasta telah berakselerasi (upah minimum regional Indonesia dinaikkan secara signi kan pada tahun 2012-
2014). Karena pertumbuhan ekonomi yang subur ini membawa tekanan-tekanan in asi, kebijakan-kebijakan
moneter baru-baru ini (sejak 2013) bertujuan untuk mengamankan stabilitas keuangan negara ini, tertutama
setelah in asi naik akibat reformasi harga BBM bersubsidi pada periode 2013-2015, sementara akhir dari
program quantitative easing Federal Reserve (dan ancaman kenaikan suku bunga AS) menyebabkan capital
out ows besar-besaran dari negara-negara berkembang (maka menyebabkan pelemahan tajam mata uang
negara-negara berkembang), termasuk Indonesia. Apalagi kekhawatiran muncul terkait de sit transaksi
berjalan.

Sikap kebijakan moneter Bank Indonesia yang lebih ketat (tercermin dari naiknya suku bunga acuan) pada
periode 2013-2014 dilaksanakan dengan mengorbankan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi bagi
Indonesia (di tengah biaya kredit yang lebih tinggi, pertumbuhan kredit turun secara signi kan maka
pertumbuhan aktivitas ekonomi menurun). Tetapi layak dipuji bahwa stabilitas keuangan lebih diprioritaskan
daripada pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi (namun yang tidak berkelanjutan).

Bank Indonesia (BI) memiliki tujuan utama memastikan kestabilan rupiah. BI menggunakan instrumen-
instrumen dalam cakupan luas untuk mengurangi tekanan-tekanan in asi di negara ini. Kebijakan suku bunga
bank disesuaikan ketika target in asi tidak tercapai. Antara Februari 2012 sampai Juni 2013, suku bunga
acuan negara ini (BI rate) telah ditetapkan pada level terendah dalam sejarah pada 5,75 persen. Setelah
periode ini, tekanan-tekanan in asi meningkat karena reformasi harga bahan bakar bersubsidi dan
ketidakjelasan global mengenai kebijakan moneter AS. Capital out ows yang mengikutinya mengakibatkan
pelemahan nilai tukar rupiah secara tajam. Oleh karena itu, mulai dari pertengahan 2013, Bank Indonesia
menyesuaikan BI rate-nya dengan menaikkannya secara bertahap namun agresif dari 5,75 persen menjadi
7,75 persen. Tindakan ini juga membawa kepada penurunan pertumbuhan kredit di Indonesia.

Tindakan lain untuk memperketat kebijakan moneter adalah menaikkan persyaratan simpanan baik untuk
deposito mata uang lokal maupun mata yang asing di bank-bank Indonesia. Terakhir, BI mengurangi
permintaan para investor asing untuk Serti kat Bank Indonesia (SBI) dengan memperpanjang periode
persyaratan kepemilikan SBI dari satu menjadi enam bulan, memperpanjang waktu jatuh tempo dari SBI yang
diterbitkan menjadi 9 bulan dan dengan memperkenalkan deposito-deposito dalam konteks tidak dapat
diperdagangkan dengan waktu jatuh tempo lebih panjang (yang hanya tersedia untuk bank-bank). Tindakan-
tindakan ini bertujuan untuk memitigasi aliran ‘uang panas’ ke dalam Indonesia.

Mulai dari tahun 2015, waktu kinerja rupiah menjadi stabil, in asi rendah dan de sit neraca berjalan di bawah
kendali, Bank Indonesia dapat melonggarkan kebijakan moneternya dan memulai proses pelonggaran moneter
yang agak agresif, tercermin dari suku bunga acuan yang lebih rendah (lihat tabel di bawah). Bank Indonesia
menurunkan suku bunga acuan dengan drastis dari 7,75 persen pada awal tahun 2016 menjadi 4,25 persen
pada September 2017 (ini juga termasuk perubahan dari BI rate manjadi BI 7-day Reverse Repo Rate sebagai
alat benchmark bank sentral).

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 11/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
Namun, meskipun suku bunga lebih rendah, masih tetap ada kekhawatiran tentang lemahnya laju
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
pertumbuhan kredit dan konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI) 2008-2017:

  2013 2014 2015 2016 2017

Suku Bunga Acuan BI


7.50 7.75 7.50 4.75 4.25
(% pada akhir tahun)

  2008 2009 2010 2011 2012

Suku Bunga Acuan BI


9.25 6.50 6.50 6.00 5.75
(% pada akhir tahun)

Sumber: Bank Indonesia

Update terakhir: 10 November 2018

BAGI
68

(https://www.indonesia-

investments.com/id/keuangan/angka-

ekonomi-

makro/in asi-

di-

indonesia/item254#maintop)

KEUANGAN (HTTPS://WWW.INDONESIA-
INVESTMENTS.COM/ID/KEUANGAN/ITEM6)
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 12/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
Kolom Keuangan (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/kolom-keuangan/item10)

(https://www.indonesia-investments.com/id/)
Berita Bursa Efek (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/berita-bursa-efek/item168)

Saham & Obligasi (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/saham-dan-obligasi/item13)

Sistem Pajak (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/sistem-pajak/item277)

Angka Ekonomi Makro (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/item16)


Produk Domestik Bruto (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/produk-domestik-
bruto-indonesia/item253)
In asi (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/in asi-di-indonesia/item254)
Hutang Pemerintah (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/hutang-
pemerintah/item283)
Nilai Tukar (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/nilai-tukar/item282)
Current Account Balance (https://www.indonesia-investments.com/id/ nance/macroeconomic-indicators/current-account-
balance/item6037)
Kemiskinan (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/kemiskinan/item301)
Pengangguran (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/pengangguran/item255)

Anggaran Negara (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/anggaran-negara/item7464)

Kontak (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/kontak/item17)

BERITA HARI INI (HTTPS://WWW.INDONESIA-


INVESTMENTS.COM/ID/BERITA/BERITA-HARI-INI/ITEM26)
Indonesia Grounds Boeing 737 MAX Planes after Ethiopian Airlines Crash (https://www.indonesia-
investments.com/id/news/todays-headlines/indonesia-grounds-boeing-737-max-planes-after-ethiopian-airlines-
crash/item9104)
11 Maret 2019

Current Account Remains Indonesia's Achilles' Heel; Trade Balance Concerns Persist (https://www.indonesia-
investments.com/id/news/todays-headlines/current-account-remains-indonesia-s-achilles-heel-trade-balance-
concerns-persist/item9103)
11 Maret 2019

Consumer Price Index: Indonesian In ation Eases to Near-Decade Low (https://www.indonesia-


investments.com/id/news/todays-headlines/consumer-price-index-indonesian-in ation-eases-to-near-decade-
low/item9102)
11 Maret 2019

Foreign Exchange Reserves Indonesia Rise to US 123.3 Billion in February 2019 (https://www.indonesia-
investments.com/id/news/todays-headlines/foreign-exchange-reserves-indonesia-rise-to-us-123.3-billion-in-february-
2019/item9100)
09 Maret 2019

Indonesian Economy: Solid Gross Domestic Product (GDP) Growth in 2018 (https://www.indonesia-
investments.com/id/news/todays-headlines/indonesian-economy-solid-gross-domestic-product-gdp-growth-in-
2018/item9099)
08 Maret 2019

BERGABUNG
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 13/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
Kolom dan analisis terperinci tentang sektor, perusahaan dan komoditas Indonesia
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
Update terbaru berita ekonomi, politik dan sosial
Akses ke proyek investasi
Untuk gagasan investasi dan mewujudkannya

Daftar (https://www.indonesia-investments.com/id/tentang-kami/bergabung/item347)

IKLAN

Minta informasi
(https://www.indonesia-investments.com/id/about-us/contact/advertising/item372)

BULETIN

Berlangganan Buletin Kami


(https://www.indonesia-investments.com/id/buletin/item349)

KUNJUNGI JAKARTA!

Minta informasi
(https://www.indonesia-investments.com/id/tentang-kami/kontak/kunjungi-
jakarta/item370)

BERITA (HTTPS://WWW.INDONESIA-INVESTMENTS.COM/ID/BERITA/ITEM4)

Berita Hari Ini (https://www.indonesia-investments.com/id/berita/berita-hari-ini/item26)

Kolom Berita (https://www.indonesia-investments.com/id/berita/kolom-berita/item25)

Breaking News Indonesia (https://www.indonesia-investments.com/id/berita/breaking-news/item2353)

Trade Expos & Exhibitions (https://www.indonesia-investments.com/id/news/trade-expos-exhibitions/item6055)

PROYEK (HTTPS://WWW.INDONESIA-INVESTMENTS.COM/ID/PROYEK/ITEM5)
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 14/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments
Rencana Pembangunan Pemerintah (https://www.indonesia-investments.com/id/proyek/rencana-pembangunan-
pemerintah/item305)
(https://www.indonesia-investments.com/id/)
Kemitraan Publik-Swasta (https://www.indonesia-investments.com/id/proyek/kemitraan-publik-swasta/item70)

Proyek Swasta (https://www.indonesia-investments.com/id/proyek/proyek-swasta/item71)

Proyek Publik (https://www.indonesia-investments.com/id/proyek/proyek-publik/item72)

Production House (https://www.indonesia-investments.com/id/projects/production-house/item8153)

KEUANGAN (HTTPS://WWW.INDONESIA-INVESTMENTS.COM/ID/KEUANGAN/ITEM6)

Kolom Keuangan (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/kolom-keuangan/item10)

Berita Bursa Efek (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/berita-bursa-efek/item168)

Saham & Obligasi (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/saham-dan-obligasi/item13)

Sistem Pajak (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/sistem-pajak/item277)

Angka Ekonomi Makro (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/item16)

Anggaran Negara (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/anggaran-negara/item7464)

Kontak (https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/kontak/item17)

BISNIS (HTTPS://WWW.INDONESIA-INVESTMENTS.COM/ID/BISNIS/ITEM7)

Kolom Bisnis (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/kolom-bisnis/item83)

Pro l Perusahaan (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/pro l-perusahaan/item74)

Komoditas (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/item75)

Industri & Sektor (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-sektor/item6046)

Risiko (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/item76)

Investasi Asing (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/investasi-asing/item5738)

Tinggal & Kerja (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/tinggal-kerja/item77)

Serambi Bisnis (https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/platform-bisnis/item262)

BUDAYA (HTTPS://WWW.INDONESIA-INVESTMENTS.COM/ID/BUDAYA/ITEM8)

Kolom Budaya (https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/kolom-budaya/item85)

Kunjungan Bisnis (https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/kunjungan-bisnis-budaya/item64)

Politik (https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/item65)

Ekonomi (https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/ekonomi/item177)

Agama (https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/agama/item69)

Demogra (https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/penduduk/item67)

Tourist Guide (https://www.indonesia-investments.com/id/culture/tourism/item6516)

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 15/16
3/12/2019 Inflasi di Indonesia - Indeks Harga Konsumen Indonesia | Indonesia Investments

INDONESIA INVESTMENTS (HTTPS://WWW.INDONESIA-


(https://www.indonesia-investments.com/id/)
INVESTMENTS.COM/ID/TENTANG-KAMI/ITEM9)
Perusahaan Kami (https://www.indonesia-investments.com/id/tentang-kami/perusahaan-kami/item113)
Tim Penulis (https://www.indonesia-investments.com/id/tentang-kami/tim-penulis/item23)
Kontak (https://www.indonesia-investments.com/id/tentang-kami/kontak/item28)
Bergabung (https://www.indonesia-investments.com/id/tentang-kami/bergabung/item347)
Research Report (https://www.indonesia-investments.com/id/about-us/research-report/item8658)
HUBUNGI KAMI

(http://www.facebook.com/pages/Indonesia-Investments/403496043042734)

(https://twitter.com/indonesiainves1) (https://plus.google.com/+Indonesia-investments/)
NEWSLETTER
(https://www.indonesia-investments.com/id/buletin/item349)

info@indonesia- Privasi dan Keamanan Peta Situs Syarat Penggunaan Ketentuan Umum
investments.com (https://www.indonesia- (https://www.indonesia- (https://www.indonesia- (https://www.indo
(mailto:info@indonesia- investments.com/id/privasi- investments.com/id/peta- investments.com/id/terms- investments.com
investments.com) dan-keamanan/item20) situs/item21) of-use/item22) umum/item19)

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/inflasi-di-indonesia/item254? 16/16

You might also like