Professional Documents
Culture Documents
Penyebab
Kasus
Diperkirakan tingkat aneurisme SAH pertahun di sebagian besar populasi bangsa barat:
6-8% per 100.000 populasi.
Puncak usia untuk aneurismal SAH adalah 55-60 tahun, 20% kasus timbul antara 15-45
tahun
30% aneurismal SAH muncul pada saat tidur
50% pasien dengan aneurism memiliki gejala peringatan, biasanya 6-20 hari sebelum
SAH (lihat presentation other than major rupture, halaman 1056)
Sakit kepala sebesar 30%, sebagian besar di sebelah aneurism
20-40% SAH kompleks disebabkan oleh pendarahan intraserebral, 13-28% disebabkan
oleh intraventricular (lihat halaman 1056), dan 2-5% disebabkan oleh subdural blood
(lihat halaman 1068)
Bukti menunjukkan bahwa insiden rupture lebih tinggi pada musim semi dan musim
gugur
Pasien berusia sama atau di atas 70 tahun memiliki perbandingan tinggi di beberapa tahap
neurologic
Hipertensi
Kontrasepsi oral
Penyalahgunaan zat
Merokok
Penyalahgunaan kokain: lihat halaman 276
Konsumsi alkohol: kontroversial
Variasi diurnal tekanan darah
Kehamilan dan proses kelahiran (lihat Pregnancy& intractanial hemorrhage, halaman
1086)
Sedikit peningkatan resiko pada usia lanjut
Kondisi dengan peningkatan timbulnya aneurism cerebral (lihat halaman 1057)
Diagnosa
Gejala SAH
Serangan H/A tiba-tiba, biasanya dengan muntah-muntah, pingsan (apoplexy), sakit heler
(meningismus), dan photophobia. Jika ada LOC, pasien kemudian memulihkan kesadaran. Focal
cranial nerve bisa saja terjadi(contohnya saraf ke tiga lumpuh dari aneurismal sompression,
menyebabkan diplopia dan atau ptosis). Nyeri pinggang bisa terjadi karena iritasi akar saraf
lumbar oleh dependent blood.
Sakit Kepala
Gejala yang paling umum, terjadi hingga 97% kasus. Biasanya parah (deskripsi klasik:
“sakit kepala terburuk di hidupku”) dan serangannya tiba-tiba. Hal tersebut mungkin jelas dan
mereka tidak mencari pertolongan medis (dianggap sebagai sentinel hemorrhage atau sakit
kepala, atau gejala sakit kepala, terjadi 30-60% pasien yang mengalami SAH). Jika fatal atau
diikuti dengan penurunan angka kesadaran, sebagian besar pasien mendapatkan evaluasi medis.
Pasien dengan H/A yang disebabkan oleh minor hemorrhage darahnya akan ada di CT atau LP.
Bagaimanapun, gejala sakit kepala mungkin terjadi tanpa SAH dan mungkin disebabkan oleh
pembesaran aneurisma atau perdarahan terbatas dalam dinding aneurismal. Gejala H/A biasanya
terjadi tiba-tiba, parah, dan hilang dalam sehari.
1. Subarachnoid hemorrhage, atau yang dikenal “warning headache” atau sentinel H/A
2. Benign “Thunderclap headaches” (BTH) atau migraine. Sakit kepala umum yang
parah terjadi secara mendadak mencapai intensitas di bawah 1 menit, diikuti dengan
muntah 50%. Bisa saja berulang-ulang dan bisa jadi itu adalah bentuk vascular
headache. Beberapa bisa memiliki gejala focal sementara. Tidak ada kriteria klinis
yang bisa dipercaya untuk membedakannya dari SAH. Tidak ada Subarachnoid blood
pada CT dan LP, yang mungkin seharusnya diperlihatkan paling tidak pada saat
pertama kali pengenalan R/O SAH. Rekomendasi angiogram awal individu ini sejak
mengalami kejadian tersebut.
3. Reversible cerebral vasoconstrictive syndrome (RCVS) (juga dikenal benign cerebral
angiopathy atau vasculitis), H/A akut dengan paroxysmal onset, neurologic defisit,
dan string pada tampilan beads angiography cerebral vessels biasanya hilang 1-3
bulan. Di atas 50% dilaporkan menggunakan vasoconstrictive substances (cocaine,
marijuana, nasal dengogestants, ergot derivatives, SSRIs, interferon, nicotine patches)
kadang-kadang ditambah konsumsi minuman keras. 24% Komplikasi terjadi
diantaranya:
A. Biasanya selama pekan pertama: SAH, ICH, seizures, RPLS
B. Biasanya selama pekan ke dua: ischemic events (TIA, CVA)
4. Benign orgasmic cephalgia: severe, berdenyut, kadang-kadang “explosive” H/A
secara tiba-tiba sebelum ata pada saat orgasme (membedakan pre-orgasmic headaches
dengan intensitas sexual). Dalam rangkaian 21 pasien neurologic exam semuanya
normal, dan angiography normal dan selesai di 9. 9 memiliki riwayat migrain atau
anggota keluarganya. Tidak ada gejala lain yag terjadi di 18 pasien selama 2-7 tahun.
Rekomendasi evaluasi mirip dengan thunderclap headaches di atas.
GEJALA
Meningismus
Pundak kaku (khususnya flexion) sering terjadi 6 hingga 24 jam. Pasien mungkin positif
Kernig sign (flex thigh 90º dengan lutut ditekuk, kemudian meluruskan lutut, positive jika hal ini
menimbulkan rasa sakit di hamstring) atau Brudzinski sign (lenturkan leher pasien,jika terjadi
gerakan pada pinggul secara tidak sengaja maka ini tandanya positif)
Koma bisa saja terjadi setelah SAH karena salah satu atau kombinasi dari beberapa hal berikut:
1. Meningkatnya ICP
2. Hancurnya jaringan otak dari intraparenchymal hemorrhage (juga berpotensi
meningkatnya ICP)
3. Hydrocephalus
4. Diffuse ischemia (mungkin hal kedua yang meningkatkan ICP)
5. Seizure
6. Rendahnya aliran darah (Berkurangnya CBF) dikarenakan berkurangngya cardiac output
(lihat halaman 1054)
Ocular hemorrhage
Tiga jenis ocular hemorrhage (OH) bisa dihubungkan dengan SAH. Muncul sendiri atau
kombinasi dari 20-40a5 pasien penderita SAH.
HASIL LABORATORIUM/RADIOGRAPHIC
CT Scan
Kualitas non-contrast high resolution CT yang bagus (no motion artifact) akan
mendeteksi SAH pada 95% kasus jika di scan dalam 48 jam SAH. Darah tampak padat (putih)
dengan jarak subarachnoid. Untuk subtle SAH, lihat occipital horns lateral ventricles dan porsi
dependen sylvian fissures. CT juga menguji:
1. Ukuran ventricular: hydrocephalus akut muncul 21% abeurysmal ruptures
2. Hematoma: intracerebral hemorrhage atau banyaknya jumlah subdural blood dengan
mass effect yang mungkin butuh emergent evacuation
3. Infarct: not sensitive pada 24 jam pertama setelah infarct
4. Jumlah darah di cisterns dan fissures: prognosticator penting untuk vasospasm (halaman
1046) dan dapat mengidentifikasi pretruncal hemorrhage (halaman 1085
5. CT dapat memprediksi lokasi aneurysm berasarkan pola darah = 78% kasus (tapi
sebagian besar MCA dan A-comn aneurysms)
A. Sebagian besar darah di anterior interhemispheric fissure(darah di lateral ventricles)
atau dengan gyrus rectus sarankan a-comm aneurysm
B. Sebagian besar darah di sylvian fissure 1 kompatibel dengan p-comm atau MCA
aneurysm pada sisi tersebut
C. Sebagian besar darah di prepontine atau peduncular cistern sarankan basilar apex atau
SCA aneurysm
D. Sebagian besar darah dalam ventricles: (halaman 1056)
1. Darah utamanya di 4 atau ke tiga ventricle: sarankan lower posterior fossa source,
seperti PICA aneurysm atau VA dissection
2. Darah utamanya di ke 3 ventricle sarankan basilar apex aneurysm
6. Dengan multiple aneurysm, CT bisa membantu mengidentifikasi pendarahan melalui
letak darah. Untuk klu lainnya lihat halaman 1080
1. Pus
2. Mengikuti administrasi contrast: kadang-kadang IV, dan khususnya intrathecal
3. Kadangkala pachymeningeal thickening terlihat spontaneous intracranial hypotension
(halaman 305)
LUMBAR PUNCTURE
Test SAH yang paling sensitive. Bagaimanapun, kesalahan positive bisa saja terjadi,
contohnya dengan traumatic taps (lihat differentiating SAH from traumatic tap, halaman 298)
MRI
Not sensitive SAH dalam 24-48 jam pertama (sangat sedikit met-Hb) khususnya lapisan
darah yang tipis. Lebih baik setelah = 4-7 hari (sangat bagus untuk subacute mengontrol SAH, >
10-20 hari). FLAIR MRI adalah study imaging yang paling sensitive untuk mendeteksi darah di
subarachnoid space. Bsia membantu menentukan yang mana multiple aneurysms bled (halaman
1080)
Berdasarkan sistematik review, sensitifitasnya 87% dan specificity nya adalah 92%
dalam mendeteksi intracranial aneurysm (IAs) (dibandingkan catcheter DSA) dengan dengan
signifikan sensitivity aneurysm terendah < 3 mm diameter.
Kemampuan MRA untuk mendeteksi IAs tergantung pada ukuran aneurysm, jumlah dan
arah aliran darah di aneurysm relatif dengan magnetic field, dan aneurysm thrombosis dan
calcification. MRA bisa sangat berguna sebagai screening test pada pasien beresiko tinggi
termasuk pasien dengan two first degree berkaitan dengan IAs, khususnya mereka yang perokok
atau hypertensive.
CT ANGIOGRAPHY (CTA)
Lihat halaman 128. Banyak centers telah memperlihatkan hasil CTA yang baik, dengan
prospective aneurysm study 97% dan menunjukkan CTA aman dan efektif ketika digunakan
sebagai awal dan dasar penggambaran ruptured dan unruptured cerebral aneurysms. CTA
menunjukkan gambar 3 dimensi (seperti modern catheter angiography) yang dapat membantu
membedakan adherent vessels dari timbulnya aneurysm. CTA juga menunjukkan hubungan
dekat truktur tulang yang sangat penting bagi rencana pembedahan. Penggunaan CTA untuk
evaluasi vasospasm meningkat.
CEREBRAL ANGIOGRAM
Standar evaluasi utama cerebral aneurysms. Ditetapkan sebagai seni menggunakan digital
subtraction angiography (DSA). Kadang-kadang disebut “catheter angiogram” untuk
membedakan dari teknik lain. Menunjukkan sumber (biasanya aneurysm) = 80-85% (halaman
1083). Menunjukkan adanya radiographic vasospasm (klinikal vasospasm hampir tidak pernah
terjadi < 3 hari di ikuti SAH, halaman 1045) dan mengukur primary feeding arteries, aliran
collateral jika dibutuhkan arterial sacrifice.
Dasar Umum:
1. Pertama-tama teliti vessel yang mencurigakan (jika kondisi [pasien harus berubah,
dibutuhkan penghentian prosedur)
2. Lanjutkan dengan melengkapi 4 vessel angiogram (meskipun jika aneurysm telah
terlihat) untuk mengetahui aneurysm tambahan dan mengukur collateral circulation
3. Jika ada aneurysm atau yang dicurigai sebagai aneurysm, ambil pemeriksaan tambahan
untuk menggambarkan leher dan orientasi aneurysm (lihat index for specific aneurysm)
4. Jika aneurysm tidak terlihat, sebelum arteriogram dapat dianggap negatif, harus:
A. Memperlihatkan PICA origins: 1-2% penampakan aneurysm pada Pica origin. Kedua
PICA biasanya dapat digambarkan dengan satu VA injection jika cukup aliran untuk
mengalirkan contralateral VA. Kadangkala dibutuhkan untuk melihat lagi
contralateral VA daripada refluxes PICA
B. Flow contrast through the ACoA: jika kedua ACAs terisi dari satu sis, ini biasanya
memuaskan. Mungkin dibutuhkan penelitian cross compression AP dengan carotid
injection (pertama-tama, rule-out plaque di carotid untuk di tekan), atau gunakan
injeksi tinggi untuk memfasilitasi flow melalui ACoA
C. Jika infundibuum colocalizes terhadap SAH, bisa menjadi hal kurang baik dengan
angiogram negatif dan disarankan eksplorasi lebih lanjut.
Infundibulum
Saluran awal segment artery, dibedakan dari aneurysm. Ditemukan 7-13% dari
arteriogram normal dengan tingginya kasus multiple terjadi atau familil aneurysm. 25 %
bilateral. Sebagian besar ditemukan di origin p-comms, tetapi jarang terjadi di bagian lain.
Kriteria (kadangkala acak) untuk membedakan infindibula dari aneurysm ditunjukkan di tabel
30-1. Infundibula mungkn menunjukkan fetal vessel sebelumnya pada remnants yang tidak
komplit.
1. Triangular in shape
2. Mouth (widest portion) < 3 mm
3. Vessel at apex
Tabel 30-1 Kriteria Infundibulum
Meskipun bisa terjadi pendarahan, sedikit resiko pecahnya daripada dengan saccular
aneurysm (no infundibulum < 3 mm pada ukuran pendarahan di study cooperative).
Bagaimanapun, infundibula telah dianggap peningkatan aneurysm yang mungkin pendarahan (13
kasus dilaporkan di tahun 2009). Perawatan yang disarankan: pada saat pembedahan untuk
alasan lain, perhatikan perlakuan infundibulum dengan membungkus, atau tempatkan di circling
clip, atau korbankan arteri jika bisa dilakukan dengan aman.
Angiographic findings
1. Ciri umum untuk diperhatikan ketika menganalisa aneurysm di angiogram (hal khusus
untuk spesifik aneurysm di desain dalam beberapa bagian)
A. Ukuran kubah aneurysm:
1. MRI atau CT membantu karena aneurysm mungkin seagian thrombosed dan
bagian filling mungkin lebih kecil daripada ukuran keseluruhan
2. Aneurysm besar ( 15 mm dia.) dihubungkan dengan angka complete occlusio
rendah melalui endovascular coiling
B. Ukuran leher
1. Leher sempit < 5 mm ideal untuk coiling
2. Leher luas 5 mm dihubungkan dengan meningkatnya resiko incomplete
occlusion dan recanalization dengan coiling
3. Stent atau balloon-assisted coiling mungkin dibutuhkan untuk aneurysm leher
lebar. Stent harus dihindari jika memungkinkan
C. Dome: neck ratio 2 berhubungan dengan angka coil occlusion tinggi
2. Basilar bifurcation aneurysm: halaman 1074
Dua petikan yang diakui secara luas tentang skala penilaian di tampilkan di sini.
Kematian:
Pasiendibawa ke O.R (untuk prosedur tertentu) pada H&H Grade 1 atau 2: 14%
Komite WFNS pada Universal SAH Grading Scale grading sistem ditunjukkan di tabel 30-4.
Menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) (tabel 12-1, halaman 279) untuk mengevaluasi level
kesadaran da menggunakan presence atau absence major focal neurologic deficit untuk
membedakan grade 2 dari grade 3.
30.3.1. Monitors/Tubes
1. Arterial line: untuk pasien yang hemodynamically unstable, stuporous atau comatose,
mereka yang kesulitan mengontrol hypertension, atau mereka yang membutuhkan
pemeriksaan lab berkala (contohnya ventilator patients)
2. Intubate pasien yang comatose atau tidak dapat melindungi airway (contohnya stridorous)
3. Pulmonary Artery catheter (PA-catheter, atau dikenal Swann-Ganza catheter): keamanan
dan kemanjuran alat ini telah diperdebatkan di critical care literature selama beberapa
dekade, dengan beberapa moratorium pada penggunaan PA catheter. Kemungkinan
teknologi terbaru menggantikan fungsi di prosedur ini sambil monitoring hemodynamic.
Namun, PA catheter bisa dipergunakan untuk:
A. Hunt dan Hess (H&H) grade 3 (kecuali pasien grade 3 kategori baik)
B. Pasien dengan kemungkinan CSW atau SIADH
C. Pasien dengan hemodynamically tidak stabil
4. Cardiac rhythm monitor: arrhythmias bisa terjadi diikuti SAH (halaman 1054)
5. Intraventricular catheter (IVC) atau disebut ventriculostomy. Indikasi :
A. Pasien acute hydrocephalus diikuti SAH atau mereka yang signifikan intraventricular
blood (perbolehkan pengukuran ICP seperti CSF). IVC menyebabkan symptomatic
improvement di sebagian besar tahap ke dua dan ke tiga. Bisa meningkatkan resiko
pendarahan ulang (halaman 1044), bagaimanapun, resiko hydrocephalus yang tidak
ditangani lebih tinggi.
B. H&H grade 3 (kecuali pasien grade 3 kategori baik). Jika grade pasien dengan IVC
tinggi, prognosis lebih baik. Jika ICP naik, penanganan termasuk menggunakan
mannitol (Treatment measures for elevated ICP, halaman 876)
Tekanan darah ideal kontroversial dan harus memenuhi aturan, SBP = 120 -150.
Jika tekanan darah labil, labelatol atau nicardipine seharusnya digunakan sejalan dengan
arterial line. Hindari hypotension karena mungkin memperburuk ischemia.
Obat jangka panjang (penghambat ACE contohnya Vasotec) seharusnya dimulai pasien
sebagai syarat kelanjutan terapi. Pada pasien yang normotensive terhadap SAH dengan mudah
mengontrol hipertensi, Vasotec mungkin menggunakan PRN sejalan dengan beta blocker
(contohnya labetalol, halaman 21).
Latar Belakang
Hypovolemia dan hyponatremia sering disertai denan SAH sebagai akibat natriuresis dan
dieresis. Meskipun hyponatremia bersifat menimbulkan ADH, ADH peningkatan ini biasanya
bersifat sementara, hanya bertahan = 4 hari dan hypervolemia tidak terjadi. Teori lain
berdasarkan fakta bahwa sering terjadi delay di atrial natriuretic factor (ANF) 28-amino acid
polypeptide) setelah peningkatan kecil yang sering disertai dengan urinary loss sodium (Cerebral
Salt Wasting (CSW) yang menyerupai SIADH dan penipisan volume. Meskipun CSW telah
terlihat sebagai penyebab hyponatremia di sebagian besar pasien, masih ada keraguan bahwa
ANF adalah operative natriuretric faktor SAH. Di ANP dan brain natriutretic peptide (BNP)
setelah SAH dihubungkan dengan meningkatnya negative fluid balance.
Pemeriksaan laboratorium secara rutin identik di SIADH dan CSW tetapi volume cairan
extra (lebih sulit untuk diukur) rendah di CSW dan normal di SIADH (lihat tabel 2-5 untuk
membandingkan ke dua kondisi ini). Efek neurology hyponatremia bisa menyerupai delayed
ischemic neurologic deficit dari vasospasm dan hyponatremic pasien yang telah 3 kali
mengelami delayed cerebral infarction setelah SAH dan pasien normonatremic.
Faktor yang mungkin meningkatkan resiko hyponatremia setelah SAH termasuk: riwayat
diabetes, CHF, cirrhosis, adrenal insufficiency, atau penggunaan beberapa obat-obatan: NSAID,
acetaminophen, narcotics, thiazide diuretics.
Penanganan
⨱Awas! Pembatasan cairan sebagai penanganan SIADH bisa menjadi berbahaya pada
kasus CSW (kemungkinan terjadi setelah SAH dan kemudian SIADH) jika dehidrasi
meningkatkan kekentalan darah yang memperburuk ischemia vasospasm.
30.3.5. Rebleeding
Kira-kira 3000 warga Amerika Utara meninggal tiap tahun karena perdarahan ulang
akibat pecahnya cerebral aneurysm. Untuk ruptured aneurysm tak tertangani maksimal
pendarahan di hari pertama (4% dalam stu hari), kemudian 1,5% setiap hari selama 13 hari, 15-
20% pendarhaan ulang dalam 14 hari, 50% akan terjadi 6 bulan, olehnya itu resikonya =
3%/tahun dengan angka kematian 2%/tahun. 50% kematian terjadi di bulan pertama. Di sebuah
penelitian 33 pasien yang berdarah, resiko tinggi pendarahan ulang terjadi di 6 jam pertama
diikuti SAH.
Resiko pendarahan ulang meningkat pada pasien dengan tingkat Hunt dan Hess yang
tinggi.
Pre-operative ventriculostomy (contohnya pasca SAH hydrocephalus) dan kemungkinan
lumbar spinal drainage (halaman 1062) meningkatkan resiko pendarahan ulang.
Resiko pendarahan ulang di unknown etiology SAH dan dengan AVM, seperti resiko
pendarahan ulang dengan sesekali multiple unruptured aneurysm, semuanya mirip = 1%/tahun
(halaman 1083)
Metode optimal untuk mencegah pendarahan ulang adalang dengan coiling awal atau
surgical clipping Bed rest dan Hyperdynamic Teraphy tidak mencegah dari pendarhaan ulang.
Antifibrinolytic theraphy: peran clot lysis in awal pendarahan masih tidak jelas.
Rx:1 gm IV segera setelah diagnosis SAH diverifikasi (jika pasien ingin dipindahkan ke fasilitas
lain untuk pengobatan lebih lanjut, dosis diberikan sebelum pemindahan), di ikuti oleh 1 gm.
Evaluasi ulang pada non-randomized study tidak termasuk pasien grade IV dan V
menyarankan bahwa masalah EACA bisa diminimalisir melalaui penggunaan penambahan dosis
IV (untuk mengurangi lag-period ke efektifan) dan membatasipanjang waktu penggunaan
sehingga waktu hingga pasien bisa dibedah. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan.
Dosis tinggi Rx. EACA 10 gm IV tambahkan dosis diikuti oleh 48 gm/hari dilanjutkan
dengan menjada infusi. Menjaga dosis sesuai dengan serum level EACA.
30.3.6. Hydrocephalus setelah SAH
ACUTE HYDROCEPHALUS
Frekuensi hydrocephalus (HCP) pada awal CT setelah SAH tergantung kriteria yang
digunakan, dengan laporan antara 9-67%. Rentang realistik = 15-20% pasien SAH dengan 30-
60% memperlihatkan kesadaran yang berkurang. 3% tanpa HCP pada awal CT dengan HCP
dalam 1 pekan.
Penambahan usia
Penemuan admission CT: intraventricular blood, diffuse subarachnoid blood dan
thick focal accumulation subarachnoid blood (intraparenchimal blood tidak
berhubungan dengan HCP kronis, dan pasien dengan CT normal memiliki pengaruh
rendah)
Hipertensi: admission, riwayat, atau pasca operasi
Oleh lokasi:
Posterior circulation aneurysms beresiko HCP
MCA aneurysm jarang menimbulkan HCP
Miscellaneous: hyponatremia, pasien yang tidak waspada penggunaan preoperative
antifibrinolytic agent dan hasil Glasgow rendah
Treatment
Setengah pasien acute HCP kesadaran berkurang secara spontan. Dengan angka rendah
(H&H IV-V) dengan ventricle lebar bisa merupakan gejala HCP dan seharusnya diberikan
ventriculostomy setelah SAH khususnya jika terlihat di awal da jika ICP precipitiously rendah.
Mekanisme kontroversial, tetapi bisa dikarenakan meningkatnya tekanan transmural (tekanan
melalui dinding aneurysm yang setara perbedaan tekanan arteri dan ICP).
Ketika ventriculostomy digunakan, direkomendasikan untuk menjaga ICP pada rentang
15-25 mm Hg dan menghindari rapid pressure reduction (kecuali jika betul-betul dibutuhkan)
untuk mengurangi resiko pendarahan ulang aneurismal IVC.
CHRONIC HCP
30.4. Vasospasm
Key Konsep :
Cerebral vasospasm adalah kondisi yang secara umum terlihat mengikuti aneurismal
subarachnoid hemorrhage (SAH) tetapi juga di ikuti intracranial hemorrhage lain, trauma kepala
(dengan atau tanpa SAH), pembedahan otak, lumbar puncture, hypothalamic injury, infeksi, dan
bisa berhubungan dengan preeclampsia (halaman 73). Vasospasm mempunyai dua definisi:
1. Vasospasm klinis
2. Radiography vasospasm
30.4.1 Definisi
CLINICAL VASOPASM
Juga dikenal sebagai delayed ischemic neurologic deficit (DIND), juga dikenal
symptomatic vasospasm. delayed ischemic neurologic deficit disertai SAH. Secara klinis
karakternya dari penurunan level kesadaran kadangkala dengan focal neurologic deficit (speech
atau motorik). Diagnosa kadang-kadang tidak bisa ditentukan.
Penemuan klinis
1. Non-localizing findings
A. Baru atau meningkatnya H/A
B. Alteration pada level kesadaran (lesu)
C. Disorientasi
D. Meningismus
2. Tanda focal neurological muncul termasuk cranial nerve palsies dan focal motor deficit.
Juga, symptom yang bisa menjadi syndrom
A. Anterior cerebral artery (ACA) syndrome: (abulia, grasp/suck reflex, urinary
incontinence, drowsiness, slowness, delayed responses, confusion, whispering)
bilateral anterior cerebral artery distribution infarcts biasanya dikarenakan vasospasm
disertai ACoA aneurysm rupture
B. Middle cerebral artery (MCA) syndrome: hemiparesis, monoparesis, aphasia (atau
apractagnosis non-dominant hemisphere-ketidakmampuan menggunakan object atau
memperlihatkan kemampuan motorik, karena luka di bagian bawah occipital atau
parietal lobes, subtypes, ideomotor apraxia dan sensory apraxia)
Incidence
Severity
CVS paling signifikan karena keadaan tidak sehat dan kematian pasien penderita SAH
terlalu lama sebelum mendapatkan pertolongan medis, bahkan melebihi efek langsung
aneurismal rupture seperti pendarahan ulang
Rentang CVS dari disfungsi reversible sedang hingga defisit permanen ke ischemic
infarction = 7% pasien SAH, cukup fatal 7% SAH
Serangan CVS lebih awal dihubungkan dengan deficit yang luar biasa
Correlated findings
Vasospasm
Angiographic Clinical
Fisher group Blood on CT No. of Pasien
vasospasm
Slight Severe (DIND)
1
2
3
4
30.4.3. Pathogenesis
Pemahaman buruk. Resiko pengembangan vasospasm tinggi pada kasus dimana darah
arteri bertekanan tinggi dan berkaitan dengan vessel pada dasar orak. Jarang terjadi di setting
intraparenchymal atau intraventricular hemorrhage (misalnya AVM) atau di distribusi SAH
terbatas ke cerebral convexity.
Pada manusia, CVS adalah kondisi kronis dengan perubahan jangka panjang yang pasti
di morphology termasuk vessel. Endothelin 1 (ET1) tampak menjadi mediator kritis dan
memperlihatkan penyebab potensi dan memperpanjang vasospasm.
Diagnosis membutuhkan kriteria klinis sesuai dan sejalan dengan kondisi lain yang dapat
membuat delayed neurologic deterioration seperti apda tabel 30-8.
ANCILLARY TEST FOR VASOSPASM
Metode semi quantitative noninvasive mengukur kecepatan aliran darah di spesifik artery
melalui tengkorak menggunakan ultrasound phase shift.
Nilainya diperlihatkan pada tabel 30-9. Juga, menigkat > 50 cm/detik mungkin mengacu
ke vasospasm. Ada hubungan yang kurang antara velocity dan vasospasm di anterior cerebral
artery (ACA). Membedakan vasospasm dari hyperemia (yang meningkatkan aliran velocity
darah di kedua MCA dan ICA) difasilitasi menggunakan rasio velocity ini (kemudian disebut
Lindegaard ratio) juga ditunjukkan di tabel 30-9.
Banyak pengobatan cerebral arterial vasospasm telah dievaluasi. Lihat artikel survey
Wilkins untuk list yang lebih jelas dan teknik penelitian. Vasospasm pada manusia tidak
merespon ke skala besar obat-obatan kebalikan dari experimen vasospasm pada hewan.
PENCEGAHAN VASOSPASM
Vasospasm bisa dikurangi dengan pencegahan pasca SAH hypovolemia dan anemia
melalui employing hydration dan transfusi darah. Meskipun pengobatan dini aneurysm tidak
mencegah CVS hal ini memberikan pengobatan CVS dengan menghilangkan resiko pendarahan
ulang dan menghilangkan gumpalan serta mengurangi incidence CVS. Penggunaan rutin statin
memperlihatkan pengurangan efek vasospasm. Prophylactic tidak mengindikasikan (mungkin
menyebabkan komplikasi dan tidak memberikan manfaat apa-apa)
Vasodilatation by angioplasty
Spesifik treatment
Pasien dengan kecurigaan klinis vasospasm (DIND(, atau dengan transcranial Doppler
(TCD) meningkat >50 cm/detik atau absolute velocity=y > 200:
1. Pindahkan pasien ke ICU dan tempatkan triple-H therapy selama 6 jam jika tidak segera
dimulai .
2. Pilihan: perfusion CT atau MRI (jika ada)
3. Jika tidak ada respon dalam 6 jam triple-H therapy atau perfusion CT berarti vasospasm,
pasien dibawa ke angiography untuk mengecek vasospasm dan untuk intervensi dan
perawatanneuroradiologic (intraarterial verapamil, angioplasty…)
Kondisi Management
1. Hemodynamic:
No vasospasm A. Normotension (SBP > 120 mm Hg)
Clinically intact atau 30% di atas baseline
Normal TCD B. Normal SVR (800-1200)
2. IVF:NS 200 ml/jam
Subclinical Vasospasm 1. Monitors: PA-catheter, A-Line
TCD tinggi (>200 cm/detik) dan/atau 2. Pasien dengan CAD: EKG, cardiac echo
radiographic evidence vasospasm dan cardiac enzymes untuk mengecek
Clinically intact left ventricle function
3. Monitor tanda/gejala efek adverse
triple-H therapy ( sakit di dagu,
pulmonary rhonci, perubahan EKG…)
4. Hemodynamics
A. Jaga SBP 160-220 mm Hg. Jika
pressors dibutuhkan:
1. Dopamine + levophed
2. Tambahkan Neosynephrine jika
tachycardia > 140-150 BPM
3. Jika SBP masih rendah:
pertimbangkan dobutamine, jika
SVR > 800 dan PCWPsesuai
parameter yang diinginkan
B. Jaga SVR WNI
C. Jaga PCWP 12-14 mm Hg
5. Fluids : monitor I dan O dan serum
sodium
6. Hematocrit : jaga Hct ≤ 33%
Clinical vasospasm 1. Tingkatkan SBP dan putar DIND
DIND 2. Naikkan PCWP ke 18-21 mm Hg
TCD tinggi dan/atau radiographic (monitor CXR pulmonary edema)
vasospasm 3. Kasus refractory: pertimbangkan
cerebral angiography angiplasty
Triple-H Therapy quick reference (hypertension, hypervolemia, hemodilution)
1. Hypertension
A. Dopamine
1. Mulai 2,5 µg/kg/menit (renal dose)
2. Hingga 15-20 µg/kg/menit
B. Levophed
1. Mulai 1-2 µg/menit
2. Hingga tiap 2-5 menit: double hingga 64 µg/menit, kemudian naikkan 10
µg/menit
C. Neosynephrine (phenylephrine): tidak memperburuk tachycardia
1. Mulai 1-2 µg/menit
2. Hingga tiap 2-5 menit: double hingga 64 µg/menit, kemudian naikkan 10
µg/menit maximal 10 µg/menit
D. Dobutamine : positive inotrope
1. Mulai 5 µg/kg/menit
2. Naikkan dosisnya 2.5 µg/menit maximal 20 µg/menit
2. Hypervolemia
A. Fluids: normal saline plasmanate: 200-250 ml/jam
B. DDAVP: antidiuretic (counteracts urinary loss of circulating fluid volume)
1. 2-4 µg SQ g per hari dibagi dosisnya
2. Kurangi atau tahan jangan sampai overload
3. Hemodilution
A. Target hematocrit (Hct) : ≤33%
B. Transfuse Hct <25%
Monitors
Endpoints
⨱ untuk mencegah severe cerebral adema atau hemorrhagic infarction, jangan memulai pada
pasien penderita edema massive atau ischemic infarct lebar dengan onset DIND, khususnya pada
6 hari pertama pasca SAH
Gunakan fluid, pressor.. untuk meningkatkan SBP 15% hingga neurological membaik
atau mencapai hasil akhir
CVP 8-12 cm H2O atau PCWP 18-20 mm Hg
(untuk unclipped aneurysms: CVP 6-10 cm H2O, PCWP 6-10 mm Hg)
Maximum BP pada clipped aneurysm: SBP <240 mm Hg, artinya BP <150
(untuk unclipped aneurysms: SBP <160)
Kurangi kenaikan TCD
Kemudian biarkan BP turun ke level yang di inginkan untuk mendapatkan fungsi
neurology yang baik
Jika triple-H therapy gagal gunakan endovascular teknik jika bisa
Proses untuk masing-masing tahap hanya jika dibutuhkan untuk mencapai hasil akhir atau
reverse neurologic deficit.