You are on page 1of 12

HALAMAN JUDUL

MAKALAH
MATERIAL GGBFS SEBAGAI BAHAN BETON
BERPERFORMA TINGGI DALAM PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DAN BANGUNAN GEDUNG

Oleh :
ABDUL KARIM YASIN, S.ST
STAFF MUDA 1 TEKNIK & MUTU
(NIP. WB180286)

PPB KARAWANG
PT. WIJAYA KARYA BETON, Tbk
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................1


DAFTAR ISI .........................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................3
DAFTAR TABEL .................................................................................................................3
I. Perkembangan dan syarat material pada bangunan gedung tinggi ............................4
II. Sifat Beton Ideal untuk Gedung Tinggi .....................................................................4
III. Strategi untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang tinggi ...........................5
IV. Material untuk membuat High Performance Concrete .............................................6
V. Keuntungan penggunaan slag sebagai SCM (Supplementary Cementing
Materials)...................................................................................................................6
VI. Kekurangan penggunaan slag sebagai SCM (Supplementary Cementing
Materials) ...................................................................................................................7
VII. Persyaratan semen dan bahan bersifat semen pada SNI Beton 2847 ........................7
VIII. Beberapa hasil penelitian terkait penggunaan GGBFS pada beton ...........................8
IX. Beberapa bangunan gedung yang menggunakan campuran beton dengan GGBFS 11
X. Kesimpulan ..............................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gedung Tertinggi di Dunia ................................................................................. 4
Gambar 2 Persyaratan Semen dan Bahan Bersifat Semen pada SNI 2847 .......................... 7
Gambar 3. Grafik perkembangan kuat tekan beton normal dan beton dengan material
GGBFS ................................................................................................................................. 8
Gambar 4. Grafik hasil pengujian permeabilitas beton untuk campuran beton normal dan
beton dengan GGBFS ........................................................................................................... 9
Gambar 5. Hasil pengujian Penetrasi Klorida untuk campuran beton normal dan beton
dengan GGBFS ................................................................................................................... 10
Gambar 6. Grafik hasil pengujian ketahan beton terhadap serangan sulfat dari variabel
beton normal dan beton dengan subtitusi parsial semen dengan GGBFS .......................... 10
Gambar 7. Visual beton hasil pengujian sulphate resistance .............................................. 11

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Material -Material Kunci pembentuk beton mutu tinggi ........................................ 6
Tabel 2. Kuat tekan dan Activity Index Beton dengan pemanfaatan GGBFS ..................... 8
Tabel 3. Pengaplikasian Beton dengan Campuran GGBFS pada beberapa bangunan
gedung di Dunia.................................................................................................................. 11
I. Perkembangan dan syarat material pada bangunan gedung tinggi

Saat ini bangunan gedung tertinggi dunia terdapat di Dubai yaitu Burj Khalifa (800 m),
namun saat ini juga sedang dalam proses konstruksibangunan gedung tertinggi yang lebih
tinggi dari Burj Khalifa yaitu Kingdom Tower di Jeddah (1000 m).

Gambar 1. Gedung Tertinggi di Dunia

Ternyata baik Burj Khalifa maupun Kingdom Tower terbentuk oleh material beton
bertulang. Karena tersusun atas material beton bertulang, terdapat beberapa persyaratan
material konstruksi gedung tinggi, diantaranya:
1. Memiliki rasio kuat terhadap berat yang tinggi
2. Memiliki sifat mekanik yang baik/stabil
3. Kemudahan untuk dilaksanakan
4. Memiliki durabilitas yang tinggi
5. Memenuhi prinsip sustainabilitas

II. Sifat Beton Ideal untuk Gedung Tinggi

Berikut merupakan beberapa sifat beton yang ideal untuk bangunan gedung tinggi:
1. Workabilitas yang tinggi
2. Ketahanan segregasi
3. Memiliki Initial High Strength
4. Stabil sifat mekanisnya
5. Permeabilitas rendah (durabilitas tinggi)
6. Panas hidrasi rendah
7. Toughness tinggi
8. Stabilitas volume baik
9. Rasio kuat terhadap berat tinggi

III. Strategi untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang tinggi

Berikut merupakan strategi untuk mendapatkan beton dengan kuat tekan yang tinggi:

1. Konten semen yang digunakan harus optimum (tidak kurang dan tidak lebih),
sebaiknya dibatasi maksimum 50 Kg/m3 untuk menghindari terjadinya tegangan
akibat pengaruh suhu tinggi.
2. Tidak hanya terpaku pada mutu beton yang tinggi pada benda uji, namun perlu
ditinjau pula pada mutu beton yang terpasang (bisa dengan metode destructive seperti
core drill atau non destructive seperti UPV atau Hammer Test).
3. Selalu memperhatikan dan mengendalikan standar deviasi dari campuran beton
tersebut, karena beton bermutu tinggi memilikid deviasi standar yang lebih tinggi
dari beton normal.
4. Selalu memperhatikan terkait perawatan beton (curing).
5. Coba untuk menggunakan system campuran Ternary atau Quarternary, dimana
campuran bahan pengikat tidak hanya mengandalkan semen dan satu bahan
sementitious, namun lebih dari satu bahan sementitious.
IV. Material untuk membuat High Performance Concrete

Berikut merupakan beberapa contoh konsep susunan material yang dapat digunakan
untuk membuat beton berkinerja tinggi:

Tabel 1. Material -Material Kunci pembentuk beton mutu tinggi

V. Keuntungan penggunaan slag sebagai SCM (Supplementary Cementing


Materials)

Salah satu keuntungan penggunaan slag sebagai bahan campuran beton ialah sifat
permeabilitas dan difusi kloridanya.
Berikut alasanya:
1. Membentuk C-S-H tambahan dan mengisi ruang yang ada dengan mereaksikan
Ca(OH)2 melalui reaksi pozzolanisasi.
2. Reaksi pozzolanisasi tersebut memang terjadi belakangan, sehingga C-S-H yang baru
akan mebagi/memblok system pori kapilari awal yang duluan terbentuk.
3. C-S-H yang terbentuk dari reaksi slag memiliki rasio Ca/Si yang rendah, akibatnya
pembentukan C-S-H melibatkan bahan alkali lainya (sebagai pensubtitusi Ca). Hal
tersebut mereduksi sifat alkalinitas larutan pori, sehingga menjadi tidak rentan
terhadap serangan agregat yang reaktif.
VI. Kekurangan penggunaan slag sebagai SCM (Supplementary Cementing
Materials)

Kekurangan slag sebagai bahan campuran beton ialah laju reaksi diawal cenderung
lebih lambat, terutama apabila subtitusi terhadap semen portlandnya tinggi. Akibatnya
waktu setting beton akan lebih lama pula.
Hal tersebut dapat diatasi dengan meredesain campuran agar diperoleh sifat awal yang
diinginkan, salahsatunya dengan metode campuran ternary, misal: semen Portland, slag dan
silica fume, atau semen Portland, slag dan fly ash. Dengan system ternary tersebut, misal
pada campuran semen Portland, slag dan silicafume, kedua bahan SCM tersebut saling
melengkapi atau menutupi kelemahan diantara keduanya.

VII. Persyaratan semen dan bahan bersifat semen pada SNI Beton 2847

Berikut pasal-pasal yang terkait persyaratan yang digunakan untuk semen dan bahan
bersifat semen pada SNI Beton 2847:

Gambar 2 Persyaratan Semen dan Bahan Bersifat Semen pada SNI 2847
VIII. Beberapa hasil penelitian terkait penggunaan GGBFS pada beton

1. Kuat tekan dan Activity Index pengaruh subtitusi semen dengan GGBFS dengan
variabel konten GGBFS dari total bahan bersifat semen mulai dari 0% (control),
25% dan 50%.

Tabel 2. Kuat tekan dan Activity Index Beton dengan pemanfaatan GGBFS

Perlu diketahu, Activity Index atau indek aktivitas adalah % hasil perbandingan hasil
kuat tekan variabel bebas terhadap variabel kontrol. Hasil dari indek aktivitas yang dapat
dinyatakan baik atau grade 100, ialah ketika nilai indek aktivitasnya berada dalam range
75% - 95%. Oleh karena itu dari hasil diatas, campuran beton yang menggunakan
GGBFS dengan % subtitusi 25 dan 50% tergolong baik.
Berikut merupakan grafik perkembangan kekuatan beton dari beton yang
menggunakan GGBFS:

Gambar 3. Grafik perkembangan kuat tekan beton normal dan beton dengan material
GGBFS
Dari grafik tersebut didapatkan informasi bahwa memang beton dengan
campuran GGBFS memiliki karakter pertumbahan kuat tekan yang rendah di umur-
umur awal, namun di umur tua (28 hari atau setelahnya) beton dengan campuran
GGBFS memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dari beton normal dan pertumbuhanya
lebih signifikan meninggi daripada beton normal. Dari grafik tersebut dapat diambil
informasi pula bahwa kadar optimum GGBFS yang digunakan ialah 25%.

2. Hasil pengujian permeabilitas beton dengan metode penetrasi air dari pengaruh
subtitusi semen dengan GGBFS dengan variabel konten GGBFS dari total bahan
bersifat semen mulai dari 0% (control), 25% dan 50% dengan codes yang
digunakan yaitu DIN 1048.

Gambar 4. Grafik hasil pengujian permeabilitas beton untuk campuran beton normal dan
beton dengan GGBFS
Dari grafik tersebut didapatkan informasi bahwa dengan pemanfaatan GGBFS
dalam beton, permeabilitas beton yang dihasilkan lebih kecil disbanding dengan beton
normal, serta semakin tinggi konten GGBFS semakin kecil nilai permeabilitas yang
didapatkan.
3. Hasil pengujian penetrasi klorida dengan metode RCPT (Rapid Chloride
Permeability Test) dari pengaruh subtitusi semen dengan GGBFS dengan variabel
konten GGBFS dari total bahan bersifat semen mulai dari 0% (control), 25% dan
50% dengan codes yang digunakan yaitu ASTM C1202.

Gambar 5. Hasil pengujian Penetrasi Klorida untuk campuran beton normal dan beton
dengan GGBFS

Dari grafik tersebut didapatkan informasi bahwa beton dengan GGBFS memiliki
ketahan terhadap serangan klorida yang lebih baik daripada beton normal.

4. Hasil pengujian ketahanan beton terhadap searangan sulfat dari pengaruh subtitusi
semen dengan GGBFS dengan variabel konten GGBFS dari total bahan bersifat
semen mulai dari 0% (control), 25% dan 50% dengan codes yang digunakan yaitu
ASTM C672.

Gambar 6. Grafik hasil pengujian ketahan beton terhadap serangan sulfat dari variabel
beton normal dan beton dengan subtitusi parsial semen dengan GGBFS
Dari grafik tersebut didapatkan informasi bahwa beton dengan GGBFS memiliki
ketahanan terhadap serangan sulfat lebih tinggi dari beton normal. Untuk visualisasi
hasil percobaan terkait serangan sulfat dengan memperhatikan tingkat pengurangan
massa beton akibat rendaman larutan sulfat ialah sebagai berikut:

Gambar 7. Visual beton hasil pengujian sulphate resistance

IX. Beberapa bangunan gedung yang menggunakan campuran beton dengan


GGBFS

Untuk aplikasi dari beton dengan campuran GGBFS pada bangunan gedung sudah
banyak digunakan di dunia, berikut contoh-contoh bangunan gedung yang menggunakan
material tersebut:

Tabel 3. Pengaplikasian Beton dengan Campuran GGBFS pada beberapa bangunan


gedung di Dunia

Mutu yang
% Pemanfaatan GGBFS dan Informasi
No. Nama Bangunan Negara dicapai
Material SCM Lain Lain
(MPa)

Toronto, 7,8% Silica Fume (SF) + Up to 70 W/CM =


1. Scotia Plaza
Kanada 25% GGBFS MPa 0,31
Semen 208 Kg/m3;
Ten Hudson New York, Up to 98
2. GGBFS 415 Kg/m3, dan -
Yards USA MPa
SF 30 Kg/m3
One World Trade New York, Up to 97
3. 52% GGBFS -
Center USA MPa
55% GGBFS, 20%
New York, Up to 124
4. 432 Park Avenue Semen; portland; 11% Fly -
USA MPa
Ash, dan 4% SF
Mutu yang
% Pemanfaatan GGBFS dan Informasi
No. Nama Bangunan Negara dicapai
Material SCM Lain Lain
(MPa)

Semen 350 Kg/m3; FA 50


Premiere On Washington Up to 104
5. Kg/m3, dan SF 23 Kg/m3; -
Prime DC, USA MPa
dan GGBFS 64 Kg/m3

X. Kesimpulan

1. Dengan menggunakan teknik pengerjaan dan bahan mineral admixture yang sesuai
(Salah satunya dengan GGBFS), dapat dihasilkan beton kinerja tinggi untuk
konstruksi gedung tinggi.
2. Beton berkekuatan tinggi lebih mudah diproduksi, ditempatkan dan di finishing
dengan system campuran beton Ternary atau Quarternary.
3. Dengan system tersebut (pada poin 2.), sifat fisik dan durabilitas yang dihasilkan
juga meningkat, baik pada umur-umur awal maupun umur-umur akhir

You might also like