You are on page 1of 15

Pengukuran Kinerja Sektor Publik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan
lancar.
Makalah ini membahas mengenai sistem pengukuran kinerja sektor
publik , tujuan pengukuran sektor publik , indikator ukuran dan langkah-langkah
dalam mengukur kinerja sektor publik Meski dalam penyusunan makalah ini,
penulis telah berusaha dengan maksimal, namun penulis masih merasa memiliki
kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis meminta kritik dan saran
pembaca makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Makassar, Desember 2016

( Penulis )

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 1


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau
telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas terukur . Sebagaimana diatur dalam UU No.17/2003, pada rancangan
undang-undang atau peraturan daerah tentang Laporan Keuangan pemerintah
pusat/daerah disertakan informasi tambahan mengenai kinerja instansi
pemerintah. Hal ini seiring dengan perubahan paradigma penganggaran
pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasikan keluaran (output) dan
hasil (outcome)5 dari setiap kegiatan/program dengan jelas.
Dalam konsep penggunaan anggaran pemerintah, pengukuran kinerja juga
merupakan salah satu cara untuk mewujudkan akuntabilitas. Akuntabilitas bukan
hanya soal pembelanjaan uang publik melainkan juga apakah uang publik tersebut
telah digunakan secara ekonomis, efisien dan efektif.Sistem anggaran sektor
publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan multi-fungsi
yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut
terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran
sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter
sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan
dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan
sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah
mengalami banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik
berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen
sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada
dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran sektor publik.

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 2


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengukuran kinerja sector publik?

2. Apa tujuan pengukuran kinerja sector publik?

3. Apa indicator ukuran dalam pengukuran kinerja sector publik?

4. Apa saja langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sector publik?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Sistem Pengukuran Kinerja


Sektor Publik” adalah sebgai berikut :

1. menjelaskan konsep pengukuran kinerja sector publik;


2. mengerti dan memahami tujuan pengukuran kinerja sector public;

3. dapat mengetahui indicator pengukuran kinerja sector publik;

4. mempraktikan langkah-langkah dalam pengukuran kinerja sector publik,

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran Kinerja


Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 3


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

organisasi. Menurut Mardiasmo (2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik


adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik
menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.
Sistem pengukuran kinerja ini dapat dijadikan sebagai alat pengendalian
organisasi.
Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik antara lain:
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada
tujuan dan sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam
memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya
dan pembuatan keputusan.
3. Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.
Selain itu, pihak legislatif menggunakan ukuran kinerja ini untuk menentukan
kelayakan biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat
pengguna jasa publik karena mereka tidak mau selalu ditarik pungutan tanpa
adanya peningkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan yang diterima tersebut.
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator
tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif.
Berbeda dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik
lebih banyak bersifat intangible output, maka ukuran finansial saja tidak cukup
untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
ukuran kerja non-finansial.

Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja:


1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom
up).
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah serta motivasi untuk mencapai good congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual
dan kemampuan kolektif yang rasional.
Manfaat Pengukuran Kinerja:

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 4


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai


kinerja manajemen
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.
3. Untuk memonitor dan mengawasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan kolektif
untuk memperbaiki kinerja.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment).
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah
terpenuhi.
7. Membantu memahami kegiatan instansi pemerintah.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

B. Informasi Yang Digunakan Untuk Pengukuran Kinerja


a) Informasi Finansial = Penilaian laporan kinerja finansial diukur
berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan
dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja aktual
dengan anggaran yang dianggarkan.
Analisis varians secara garis besar berfokus pada :
1. Varians pendapatan (revenue varians)
Varians pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk
peningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan.
2. Varians pengeluaran (expenditure variance)
a. Varians belanja rutin
Anggaran belanja rutin adalah anggaran yang disediakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan yang sifatnya lancar dan terus menerus
yang dimaksudkan untuk menjaga kelemahan roda pemerintahan dan
memelihara hasil-hasil pembangunan.
b. Varians belanja investasi/modal (recurrent expenditure variance)
Belanja investasi/modal adalah pengeluaran yang manfaatnya
cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 5


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin


untuk biaya operasional dan pemeliharaan. Setelah dilakukan analisis
varians maka tahap selanjutnya dilakukan identifikasi sumber
penyebab terjadinya varians dengan menelusur varians tersebut hingga
level manajemen paling bawah.
b) Informasi Nonfinasial = Informasi nonfinansial dapat menambah
keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik
pengukuran kinerja yang komprehensif dan banyak dikembangkan oleh
berbagai organisasi dewasa ini adalah Balanced Scorecard. Metode
Balanced Scorecard merupakan pengukuran kinerja organisasi berdasarkan
aspek finansial dan juga aspek nonfinasial. Balanced Scorecard dinilai
cocok untuk organisasi sektor publik karena Balanced Scorecard tidak
hanya menekankan pada aspek kuantitatif-finansial, tetapi juga aspek
kualitatif dan nonfinansial. Hal tersebut sejalan dengan sektor publik yang
menempatkan laba bukan hanya sebagai ukuran kinerja utama, namun
pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan nonkeuangan (Mahmudi,
2007). Pengukuran dengan metode ini melibatkan empat aspek.
Agar pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan baik, berikut ini
merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Membuat suatu komitmen untuk mengukur kinerja dan memulainya
dengan segera. Hal yang perlu dilakukan oleh instansi adalah sesegera
mungkin memulai upaya pengukuran kinerja dan tidak perlu mengharap
pngukuran kinerja akan langsung sempurna. Nantinya, perbaikan atas
pengukuran kinerja akan dilakukan.
b. Perlakuan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang berkelanjutan
(on-going process)
c. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses yang bersifat interaktif.
Proses ini merupakan suatu cerminan dari upaya organisasi untuk selalu
berupaya memperbaiki kinerja.
d. Sesuaikan proses pengukuran kinerja dengan organisasi Organisai harus
menetapkan ukuran kinerja yang sesuai dengan besranya organisasi,
budaya, visi, tujuan, dan struktur organisasi.

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 6


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

C. Peranan Indikator Kinerja Dalam Pengukuran Kinerja


Indikator Kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan strategi yang
telah ditetapkan. Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk faktor-faktor
keberhasilan utama organisasi (critical success factors) dan indikator kinerja
kunci (key performance indicator).
Faktor Keberhasilan Utama adalah suatu area yang mengindikasikan
kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi
manajerial dengan memperhatika variabel-variabel kunci finansial dan non-
finansial pada kondisi waktu tertentu.
Indikator Kinerja Kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat
dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non-
finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini
digunakan oleh manajer untuk mendeteksi dan memonitor capaian kinerja.
Komponen yang digunakan dalam penentuan indikator kinerja :
a. Biaya pelayanan (cost of service)
Indikator biaya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya
per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah yang
terangkut, biaya per siswa). Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat
ditentukan biaya unitnya karena output yang dihasilkan tidak dapat
dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe pelayanan yang diberikan.
Untuk kondisi tersebut maka dibuat indikator kinerja produksi misalnya
belanja per kapita.
b. Penggunaan (utilization)
Indikator ini membandingkan antara jumlah pelayanan yang ditawarkan
(supply of service) dengan permintaan publik (public demand). Indikator ini
harus mempertimbangkan preferensi publik sedangkan pengukurannya
berupa volume absolut atau presentase tertentu, misalnya presentase
penggunaan kapasitas. Contoh lain yaitu rata-rata jumlah penumpang per
bus yang dioperasikan. Indikator kinerja ini digunakan untuk mengetahui
frekuensi operasi atau kapasitas kendaraan yang digunakan pada tiap-tiap
jalur.

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 7


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

c. Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)


Indikator ini merupakan indikator yang paling sulit diukur karena
menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif. Contohnya yaitu
perubahan jumlah komplain masyarakat atas pelayanan tertentu.
d. Cakupan pelayanan (coverage)
Indikator ini perlu dipertimbangkan jika terdapat kebijakan atau peraturan
perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
e. Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need
assessment) dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan.
Namun, dapat juga digunakan indikator proksi misalnya jumlah komplain.
Pembuatan indikator kinerja tersebut memerlukan kerjasama antar unit
kerja.
Contoh Pengembangan Indikator Kinerja
Dinas/Unit Indikator Kinerja
Kerja
Rumah Sakit Biaya total rata-rata rawat jalan per pasien yang
masuk
Biaya rata-rata pelayanan medis dan paramedis per
pasien yang masuk
Biaya rata-rata pelayanan umum (non-klinis) per
pasien yang masuk
Penggunaan fasilitas
Rata-rata masa tinggal pasien di rumah sakit
Jumlah pasien rata-rata per bed per tahun
Rasio antara pasien baru dengan pasien lama yang
masuk kembali
Proporsi tingkat hunian
Klinik Jumlah pelanggan yang dilayani per hari per

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 8


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Kesehatan jumlah total penduduk untuk wilayah tertentu


Pekerjaan Panjang jalan yang dibangun atau diperbaiki/total
Umum panjang jalan
Panjang jalan yang disapu atau dibersihkan/total
panjang jalan
Kondisi jalan
Keamanan jalan (road safety)
Kepolisian % Jumlah kriminalitas yang tertangani/Jumlah
kriminalitas yang terdeteksi/tercatat
% Penurunan jumlah kecelakaan atau pelanggaran
lalu lintas
% Jumlah pengaduan masyarakat yang
tertangani/Jumlah total pengaduan masyarakat yang
masuk
DPR/DPRD % Jumlah pengaduan dan tuntutan masyarakat
yang tertangani/Jumlah total aspirasi yang masuk
Jumlah rapat yang dilakukan per bulan/tahun
Jumlah peraturan yang dihasilkan per bulan/tahun
% Jumlah peserta rapat per total anggota
Dipenda % Jumlah pendapatan yang terkumpul/potensi

D. Indikator Kinerja Dan Pengukuran Value For Money


Menurut Mahmdi (2005:97) dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor
Publik menyatakan karakteristik indikator kinerja sebagai berikut :
a. Sederhana dan mudah dipahami,
b. Dapat diukur,
c. Dapat dikualifikasikan, misalnya dalam bentuk rasio persentase dan angka,
d. Diakitkan dengan standar atau target kinerja,
e. Berfokus pada costumer service, kualitas dan efisiensi,
f. Dikaji secara teratur.
Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 9


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Value for money merupakan inti dari pengukuran kinerja pada organisasi
pemerintah. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pemerintah dalam
melakukan pengukuran kinerja adalah sulitnya mengukur output karena output
yang dihasilkan tidak selalu berupa output berwujud tetapi lebih banyak berupa
intangible output. Untuk dapat mengukur kinerja pemerintah maka perlu diketahui
indikator-indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja. Mekanisme yang
diperlukan untuk menentukan indikator kinerja, antara lain :
1) Sistem perencanaan dan pengendalian
Meliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminan bahwa tujuan
organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan ke seluruh bagian
organisasi dengan menggunakan rantai komando yang jelas yang didasarkan
pada spesifikasi tugas pokok dan fungsi, kewenangan serta tanggungjawab.
2) Spesifikasi dan standarisasi
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan
menggunakan spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan
bahwa spesifikasi teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3) Kompetensi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi
yang ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi teknis
dan professional dalam bekerja.
4) Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman
(reward and punishment) yang bersifat finansial, sedangkan mekanisme
pasar terkait dengan penggunaan sumber daya yang menjamin terpenuhinya
value for money. Ukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk
memberikan penghargaan dan hukuman (alat pembinaan).
5) Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi
stafnya untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasi.
Peran indikator kinerja bagi pemerintah antara lain :
a. Untuk membantu memperjelas tujuan organisasi

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 10


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

b. Untuk mengevaluasi target akhir (final outcome) yang dihasilkan


c. Sebagai masukan untuk menentukan skema insensif manajerial
d. Memungkinkan bagi pemakai jasa layanan pemerintah untuk
melakukan pilihan.
e. Untuk menunjukkan standar kinerja
f. Untuk menunjukkan efektivitas
g. Untuk membantu menentukan aktivitas yang memiliki efektivitas
biaya yang paling baik untuk mencapai target sasaran
h. Untuk menunjukkan wilayah, bagian, atau proses yang masih
potensial untuk dilakukan penghematan biaya.
E. Pengukuran Value For Money
Kriteria pokok manajemen publik didasari atas : ekonomi, efisiensi,
efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Dengan tujuan yang
dikehendaki masyarakat mencakup pertanggungjawaban atas pelaksanaan value
for money, yaitu: ekonomis (hermat cermat) dalam pengadaan dan alokasi
sumberdaya, efisiensi (berdaya guna) dalam penggunaan sumberdaya, serta efektif
(berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan atau sasaran.
Untuk mengukur kinerja organisasi dapat dilakukan secara obyektif
digunakanlah indikator kinerja, yang idealnya terkait paada efisiensi biaya dan
kualitas pelayanan.
F. Indikator Value For Money
Peran indikator kinerja adalah untuk menyediakan informasi sebagai
pertimbangan untuk pembuatan keputusan. Indikator value for money dibagi
menjadi dua bagian, yaitu: indikator alokasi biaya (ekonomi dan efisisensi), dan
indikator kualitas pelayanan (Efektifitas). Indikator kinerja harus dapat
dimanfaatkan oleh pihak internal maupun eksternal dan juga akan membantu
pemerintah dalam proses pengambilan keputusan anggaran dan dalam mengawasi
kinerja anggaran.
a. Tiga pokok bahasan dalam indikator value for money:
1) Ekonomi = Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan maukan (cost
of input). Dengan kata lain, ekonomi adalah praktik pembelian barang

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 11


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

dan jasa input dengan tingkat kualitas teretentu pada harga terbaik yang
dimungkinkan (spending less).
2) Efisiensi = Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktifitasnya.
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan
antara output yang dihasilakn terhadap input yang diguakan (cosh of
output), dan dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil
kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana
yang serendah-rendahnya (Spending well).
3) Efektifitas = Pada dasarnya berhubungan erat dengan pencapaian tujuan
atau target kebijakan (hasil guna). Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir
kebijakan (spending wisely).
Dari uraian diatas value for money sangat berkaitan. Ekonomi
membahas masukan (input), efisiensi membahas masukan (input) dan
keluaran (output), dan efektifitas membahas mengenai keluaran
(output) dan dampak (outcome). Dan hubungan nya dapat digambarkan
sebagai berikut:
b. Indikator efektifitas biaya (Cost-Effectiveness)
Indikator efisiensi dan efektifitas harus digunakan secara bersama-sama.
Karena disatu pihak mungkin pelaksanaanya sudah dilakukan secara
ekonomis dan efisien akan tetapi output yang dihasilkan tidak sesuai target.
Sedang dipihak lain, program dikatakan efektif dalam mencapai tujuan,
tetapi tidak dicapai dengan cara ekonomis dan efisien. Jika suatu program
efektif dan efisien maka program tersebut dikatakan cost-effectivenness.
G. Langkah-Langkah Pengukuran Value For Money
1. Pengukuran Ekonomi
Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan dan merupakan ukuran relatif.
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi dapat diukur dengan rasio antara output dengan input. Rasio
efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam bentuk
relative, karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan
masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara:
a. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 12


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

b. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada


proporsi peningkatan input.
c. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
d. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
3. Pengukuran Efektifitas
Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan,
maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif.
4. Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap
masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat,
sedangkan outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan
(Smith, 1996)
5. Estimasi Indikator Kinerja
Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan :
a. Kinerja tahun lalu
Digunakan sebagai dasar untuk mengestimasi indikator kinerja.
Karena merupakan perbandingan bagi unit untuk melihat seberapa besar
kinerja yang telah dilakukan. Disamping itu terdapat time lag antara
aktivitas yang telah dilakukan dengan dampak yang timbul dari aktivitas
tersebut. Dampak yang timbul pada tahun sekarang dapat dirasakan pada
tahun yang akan datang.
b. Expert Judgement
Digunakan karena kinerja tahun lalu yang sangat berpengaruh
terhadap kinerja berikutnya. Teknik ini menggunakan pengetahuan dan
pengalaman dalam mengestimasi indikator kinerja. Expert judgrment
digunakan untuk melakukan estimasi kinerja. Selain itu dari segi biaya
juga tidak terlalu mahal. Tetapi mempunyai kelemahan yaitu sangat
tergantung pada pandangan subyektif para pengambil keputusan. Dampak

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 13


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

dari pencapaian kinerja tidak secara otomatis dapat dikatakan bahwa unit
tersebut mengalami peningkatan kinerja.
c. Trend
Digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena adanya
pengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja.
d. Regresi
Regresi dilakukan untuk menentukan seberapa besar pengaruh
variabel-variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen.

6. Pertimbangan dalam Membuat Indikator Kinerja


Langkah awal dalam membuat indikator kinerja ekonomi, efisiensi,
dan efektivitas adalah memahami operasi dalam menganalisis kegiatan dan
program yang akan dilaksanakan. Terdapat dua jenis kebijakan yaitu input
dan proses yang mempunyai tujuan untuk mengatur alokasi sumber daya
input untuk dikonversi menjadi output melalui satu atau beberapa proses
konversi atau operasi.
Hasil kebijakan ada tiga jenis, yaitu : output, akibat, dampak, dan
distribusi manfaat. Output yang diproduksi diharapkan akan memberikan
sejumlah akibat dan dampak yang positif tehadap tujuan program. Hal ini
disebut dengan outcome program.
Apabila ukuran outcome tidak bersedia dan ukuran efektivitas
suatu program yang dapat dikuantifikasi tidak dapat ditentukan, maka
perlu dikembangkan ukuran kinerja antara. Karena ukuran kinerja
pengganti tidak dapat mengukur secara tepat dalam pencapaian program.
Terlalu banyak perhatian terhadap ukuran pengganti tersebut dapat
menyebabkan perilaku disfungsional pada manajer dan pengambilan
keputusan.

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 14


Pengukuran Kinerja Sektor Publik

BAB III
PENUTUP

Kesimpilan

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang


bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi
melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja
merupakan salah satu alat pengendalian organisasi karena diperkuat dengan
adanya mekanisme reward dan punishment. Pengukuran kinerja sektor publik
dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi
terwujudnya akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for money.
Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan
pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi
sumber daya, efisiensi dalam penggunaan sumber daya dan hasil yang maksimal,
serta efektifitas dalam penggunaan sumber daya.

Akuntansi Manajemen Sektor Publik 15

You might also like