You are on page 1of 12

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat sebagai profesi pelayanan kesehatan mempunyai tanggung
jawab utama yaitu melindungi masyarakat / publik, profesi keperawatan dan
praktisi perawat.Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi
profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang –
undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja. ( PPNI,
2000).Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional
diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983.
Oleh karena itu kita sebagai perawat yang mengedepankan
profesionalitas harus mampu memenuhi standar praktek keperawatan yang telah
di tetapkan tersebut agar mampu memelihara interaksi antara perawat dengan
klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Dalam undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa


penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberi perlindungan terhadap keselamatan pasien
(Patient Safety) , masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah
sakit, serta meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Oleh sebab
itu rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit.
Perawatan bedah merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di seluruh
dunia dengan perkiraan sebesar 234 juta operasi setiap tahunnya. Pembedahan dilakukan di setiap
komunitas masyarakat yang kaya maupun yang miskin, masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
Kejadian yang membahayakan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan diantaranya
adalah prosedur pembedahan. Resiko komplikasi setelah pembedahan dikarakteristikkan
diberbagai belahan dunia dan sebuah penelitian menunjukkan bahwa negara industri memiliki
angka kematian 0,4 – 0,8 % yang diakibatkan karena pembedahan dan komplikasi setelah
pembedahan sebesar 3 – 17,5 % dan angka ini jauh lebih tinggi pada negara berkembang
termasuk Indonesia (Haynes et al, 2009). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa 1 dari setiap 150

1
pasien yang dirawat di rumah sakit meninggal akibat peristiwa yang merugikan pasien dan
hampir dua pertiga dari kejadian tersebut terkait dengan pembedahan (Vries et al, 2010).
Kesalahan – kesalahan selama pembedahan antara lain kesalahan insisi pada posisi
yang akan dilakukan pembedahan, kesalahan dalam pemberian label pada spesimen patologi,
kesalahan transfusi dan obat – obatan sehingga pasien sangat rentan terhadap bahaya yang
disebabkan oleh kesalahan –kesalahan tersebut saat menjalani pembedahan sedangkan pasien
dan keluarga menempatkan memberikan kepercayaan kepada perawat kamar bedah
(perioperatif) dan tim bedah lainnya untuk meyakinkan bahwa pasien menerima pelayanan yang
efektif dan mengutamakan keselamatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian kompetensi perawat di kamar Operasi
2. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Keperawatan Kamar Bedah
3. Kompetensi Perawat Di Kamar Operasi
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi perawat di kamar operasi
2. Untuk mengetahui standar pelayanan keperawatan kamar bedah
3. Untuk mengetahui kompetensi perawat di kamar operasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A Pengertian Standar Kompetensi Keperawatan


Standar kompetensi keperawatan merupakan uraian pernyataan tingkat
kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.
Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan
dapat di nilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan
anatara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena
malalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan
memburuk.
Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Perawat adalah orang yang
mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia
lanjut
Bertolak dari uraian sepintas diatas tentang pengertian standar
kompetensi keperawatan maka secara singkat standar dapat diartikan sebagai :
Pedoman, ukuran, criteria, peraturan, keperingkatan, undang-undang, indicator,
pengukuran atau penafsiran, etik dan prinsip, prototype atau model, norma dan
kegiatan, ada kekhasan, pernyataan kompetensi serta persyaratan akreditasi.
Standar kompetensi perawat adalah level kinerja (performance) yang
diinginkan dan dapat dicapaidimana kinerja aktual dapat dibandingkan. Ia
memberikan petunjuk kinerja manayang tidak cocok atau tidak dapat diterima.
Secara umum, standar ini mencerminkan nilai profesi keperawatan dan
memperjelas apa yang diharapkan profesi keperawatan dari paraanggotanya.
Standar kompetensi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and
professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang perawat untuk
dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri. Dan
pada kamar bedah perawat juga memilik kompetensiya tersendiri , dimana
dengan perkembangan peralatan dan teknologi di rumah sakit juga memiliki dampak dalam

3
meningkatkan resiko terhadap pasien dan petugas di kamar bedah yang merupakan salah satu unit
khusus di rumah sakit.
Teknologi canggih meningkatkan kebutuhan pasien untuk mengukur keselamatan
sebagai peralatan dan instrumen yang dapat berdampak negative pada outcome pasien apabila
tidak digunakan secara tepat guna dan perawat kamar bedah harus tahu menggunakan berbagai
peralatan peralatan dan instrumen bedah secara cepat dan tepat.
Meningkatkan keselamatan dan hasil / outcome yang optimal pada pasien yang
menjalani pembedahan dapat dilakukan dengan memberikan dukungan dan kesempatan dalam
pengembangan perawat di kamar bedah secara professional dengan melakukan tindakan yang
nyata dan salah satunya adalah penyusunan standar pelayanan keperawatan di kamar bedah untuk
mencegah terjadinya bahaya yang dihadapi perawat dan pasien yang menjalani pembedahan.
Standar pelayanan keperawatan kamar bedah diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu acuan atau
tolak ukur bagi perawat kamar bedah dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kamar
bedah untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan pada pasien yang menjalani
pembedahan. Standar pelayanan keperawatan kamar bedah meliputi perencanaan pelayanan
keperawatan kamar bedah, pengorganisasian, pelaksanaan pelayanan keperawatan kamar bedah,
asuhan keperawatan keperawatan kamar bedah, pembinaan dan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan kamar bedah.
B Ruang Lingkup Standar Pelayanan Keperawatan Kamar Bedah
Praktek dalam penerapan standar pelayanan keperawatan kamar bedah dapat berbeda
- beda, tergantung kepada populasi pasien, lingkungan praktek , persediaan pelayanan, akses dana
dan sumber daya manusia, kebijakan dan peraturan pemerintah setempat. Berdasarkan hal
tersebut maka dibuat standar pelayanan keperawatan kamar bedah untuk djadikan sebagai acuan
dalam praktek penerapan standar pelayanan keperawatan kamar bedah di rumah sakit - rumah
sakit di Indonesia dimana ruang lingkupnya meliputi antara lain:
1. Perencanaan pelayanan keperawatan di kamar bedah yang meliputi ketenagaan perawat
kamar bedah, sarana dan prasarana kamar bedah. Ketenagaan perawat kamar bedah terdiri
dari scrub nurse, perawat sirkuler, perawat asisten II dan kepala ruangan sedangkan sarana
dan prasarana mengenai pengadaan dan pemeliharaan peralatan dan logistik di kamar bedah
secara periodik atau berkala,

4
2. Pengorganisasian pelayanan keperawatan kamar bedah yang meliputi struktur organisasi ,
tata hubungan kerja di kamar bedah, uraian tugas, tanggung jawab dan kewenangan perawat
pengelola dan pelaksana secara jelas.
3. Pelaksanaan pelayanan keperawatan kamar bedah yang meliputi standar asuhan
keperawatan dan standar prosedur operasional baik standar prosedur operasional klinis
maupun manajerial.
4. Pemberian asuhan keperawatan yang terdiri atas pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan kepada pasien baik sebelum ( pre), selama (intra) dan setelah ( post )
operasi.
5. Pembinaan pelayanan keperawatan kamar bedah yang meliputi bimbingan teknis terhadap
pelayanan keperawatan kamar bedah dan sistem peningkatan jenjang karir perawat kamar
bedah.
6. Pengendalian mutu pelayanan keperawatan kamar bedah yang meliputi program
keselamatan pasien dan program pengendalian mutu pelayanan kamar bedah
C. KOMPETENSI PERAWAT DI KAMAR OPERASI
1. PERAWAT ASISTEN BEDAH
a. Pengertian : memberi bantuan untuk kelancaran kegiatan pembedahan,
Dokter ahli bedah sebagai mitra kerja selama operasi.
b. Persaratan
1) Pendidikan
a) S1 keperawatan dan pengalaman dikamar bedah minimal >2 tahun
b) D111 keperawatan dan pengalaman di kamar bedah minimal >5 thn
c) Memiliki sertifikat pelatihan managemen kamar bedah
d) Memiliki setifikat pelatihan ACLS dan PPGD
2) Mempunyai bakat,minat dan iman
3) Berdedikasi tinggi
4) Berkepribadian baik/emosional stabil
5) Dapat bekerja sama yang baik dengan anggota tim
6) Cepat tanggap

5
c. Tanggung Jawab
Secara administratif dan kegiatan keperawatan bertanggung
jawab kepada kepala kamar operasi dan secara operasional tindakan
bertanggung jawab kepada ahli bedah ( dokter operator )
d. Kemampuan Dasar
1) Mampu bekerja sama dalam tim membantu kelancaran dan
keberhasilan selama operasi sesuai dengan tanggung jawab dan
wewenagnya
2) Menerima pembagian tugas sebagai asisten dari penanggung jawab
kamar operasi
3) Bersama dengan tim (instrumen,sirkuler dan asisten anastesi)
bertanggung jawab terhadap kelengkapan alat instrument steril, obat-
obatan dan alat-alat kesehatan penunjang lainnya.
4) Mampu bekerja sama dalam tim mempersiapkan kelengkapan operasi
a) dapat menyiapkan alat2 steril dan non steril
b) dapat mempersiapkan dan mengatur posisi pasien
c) Melakukan cuci tangan steril
d) Memakai jas dan sarung tangan steril
e) Membantu memakai jas dan sarung tangan steril operator
f) Mendesinfeksi daerah operasi dan menutup dengan duk steril
g) Memasang pegangan lampu steril selama operasi
h) Mampu sebagai mitra operator selama operasi
i) Mampu mengidentifikasi dan memberi bantuan pada operator
antara lain :
1. Mensuction daerah operasi jika ada perdarahan
2. Mengarahkan fokus lampu kearah operator
2. PERAWAT INSTRUMENT/SCRUBE NURSE
a. Pengertian :seorang tenaga perawat profesional yang di beri wewenang
dan di tugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan, selama
tindakan pembedahan berlangsung.

6
b. Persyaratan
1) Pendidikan
a) DIII keperawatan dan mempunyai pengalaman kerja dikamar
bedah minimal 2 tahun
b) Mempunyai sertifikat sebagai perawat bedah dasar
c) Mempunyai sertifikat BCLS dan PPGD
2) Mempunyai, bakat, minat dan iman
3) Berdedikasi tinggi
4) Berkepribadian baik/emosional stabil
5) Dapat bekerja sama yang baik dengan anggota tim
6) Cepat tanggap
c. Tanggung Jawab
Secara administratif dan kegiatan keperawatan, bertanggung
jawab kepada kepala kamar operasi, dan secara operasional tindakan
bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat kepala kamar operasi
d. Kemampuan dasar
1) menyiapkan set instrument steril dan alat kesehatan lainnya sesuai
Dengan jenis operasi yang akan di lakukan
2) Menjaga sterilitas set instrumen dan alat kesehatan lainnya selama
Operasi berlangsung
3) Mau bekerja sama dengan perawat asisten bedah dan perawat sirkuler
Dalam persiapan sebelum operasi, selama dalam operasi dan setelah
operasi :
a) Sebelum operasi
1. Mempersiapkan alat2 instrument yang steril dan yang non steril
sesuai dengan jenis dan kebutuhan operasi
2. Mencuci tangan steril
3. Memakai jas dan sarung tangan steril
4. Menyusun instrument utama dan menghitung jumlahnya di atas
meja mayo

7
5. Menghitung jumlah kasa sebelum operasi di mulai
6. Menyiapkan selang suction dan kabel diatermi pada pasien
sebelum operasi di mulai
7. Menjaga kesterilan alat2 intrument dan alat penunjang lainnya
sebelum operasi di mulai
b) Selama operasi
1. Memenuhi kebutuhan kebutuhan operator dan asisten oprator
Selama operasi berlangsung a.l : alat instrument yang di
perlukan, kasa steril, diatermi, suction dll.
2. Tetap menjaga kesterilan, kebersihan dan kerapihan alat2
selama operasi berlansung
3. Menghitung jumlah kasa dan alat instrument sebelum luka
operasi ditutup
c) Setelah operasi
1. Penutupan luka steril
2. Merapikan alat2 instrument dan penunjang lainnya serta
menghitung jumlahnya sesuai dengan kelengkapan sebelum
operasi
e. Kemampuan tambahan
1. Mampu memelihara hubungan kerja yang baik dengan dokter ahli
Bedah, dokter anastesi dan tim perawat bedah lainnya.
2. mengikuti pertemuan berkala dikamar bedah yang diadakan untuk
Evaluasi pelayanan kesehatan dan tindak lanjut masalah2 yang ada
3. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan bedah
melalui pertemuan dan pelatihan
4. Berperan aktif dalam pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit
5. Berpartisipasi aktif dalam peningkatan mutu rumah sakit
6. Berpartisipasi aktif dalam pengembangan pendidikan di rumah sakit
7. Berpartisipasi aktif dalam program keamanan dan keselamatan kerja
di rumah sakit

8
8. Melakukan pertolongan pertama pada pasien dalam kedaan Darurat
sesuai kebutuhan tugas dan wewenangnya serta protab yang berlaku
pada saat terjadi kegawatan di meja operasi
f. Wewenang
1. Mengingatkan operator/asisten untuk tidak menggunakan alat Yang
tidak sesuai dengan fungsinya
2. Menunda penutupan luka operasi jika alat dan kasa belum lengkap
3. Memberi saran untuk meningkatkan kwalitas pelayanan kesehatan di
kamar operasi
3. PERAWAT ONLOOP DI KAMAR OPERASI
a. Pengertiannya adalah tenaga perawat profesional yang di beri wewenang
Dan tanggung jawab membantu kelancaran tindakan pembedahan.
b. Tugas pokok adalah memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan instrument
Dan instrument tambahan selama operasi berlangsung.
c. Persyaratan :
1. Berijazah D111 keperawatan
2. Mempunyai pengalaman kerja dikamar operasi selama 1 tahun
3. Mempunyai bakat dan minat
4. Berdedikasi tinggi
5. Berkepribadian baik/emosi stabil
6. Dapat bekerjasama dengan anggota tim
7. Cepat tanggap
8. Disiplin
d. Tanggung Jawab
Secara administrasi dan operasional bertanggung jawab kepada
kepala kamar operasi dan ahli bedah
e. Kemampuan Dasar
1. menerima pembagian tugas dari katim sesuai pada shif kerjanya
2. Bekerja sama dengan tim operasi yang lain menyiapkan alat-alat yang
diperlukan dan di gunakan selama operasi

9
3. Menyiapkan dengan mengatur posisi pasien yang diperlukan sesuai
kebutuhan operasi dan bekerja sama dengan anastesi a.l. :
a) Sebelum operasi
1) Serah terima pasien yang akan di operasi dengan perawat
ruang rawat.
2) Memeriksa dengan formulir ceklist meliputi
a. Izin operasi
b. Hasil lab
c. Rontgen
d. Hasil pemeriksaan pra visite anastesi
e. Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
f. Kelengkapan obat-obatan
g. Persediaan darah bila di perlukan
3) Memeriksa fisik dan cek tanda lokasi operasi
4) Memberikan pnjelasan ulang kepada pasien sebatas
kewenangan tentang :
a. Tindakan pembedahan yang akan dilakukan
b. Tim bedah yang akan menolong
c. Fasilitas yang ada di kamar bedah
d. Tahap operasi
b) Selama operasi
1. Melakukan Sing IN, Time OUT, dan SING OUT
2. Membuka set steril dengan memperhatikan teknik aseptik
3. Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya
penyimpangan penerapan teknik asep
4. Mengatur posisi pasien sesuai jenis operasi dan bekerja
samadengan petugas anastesi
5. Pasang kateter menetap sesuai kebutuhan
6. Membersihkan lokasi operasi sesuai kebutuhan

10
7. Mengikat tali jas operasi operator, asisten operator, dan
instrumentator
8. Menyalakan lampu operasi
9. Menuangkan betadine, alkohol dan nacl 0,9%kedalam
mangkok steril
10.Memasang dan menghidupkan diatermi,suction dll.
11.Melayani penambahan alat2 instrument steril selama operasi
berlangsung
12.Mencatat pemakaian alat2 lengkap dengan nama dan
jumlahnya
13.Menghitung jumlah kasa yang sudah dipakai sesuai dengan
jumlah sebelum di pakai
14.Membantu menutup luka operasi
15.Membantu memindahkan pasien ke ruang pemulihan
16.Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi
c) Setelah operasi
1. Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada
daerah dipasang elektrode.
2. Menggantikan alat tenun, baju pasien dan penutup serta
memindahkan pasien dari meja operasi kekereta dorong.
3. Memeriksa dan menghitung ulang semua instrumen sebelum
dikeluarkan dari kamar operasi
4. Memeriksa lang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam
keadaan lengkap
5. Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan
agar siap pakai
f. Kemampuan tambahan
1. Mampu memelihara hubungan baik antara dokter bedah, dokter
anastesi, dan tim perawat bedah lainnya.

11
2. Mau mengikuti kemampuan berkala yang diadakan untuk evaluasi
pelayanan pasien dan tindak lanjut masalah yang ada
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan bedah
melalui pertemuan dan pelatihan
4. Berpartisipasi aktif dalam program peningkatan mutu rumah Sakit
5. Berpartisipasi aktif dalam program pengendalian infeksi di rumah
sakit
6. Berpartisipasi aktif dalam program pengembangan dan pendidikan di
rumah sakit
7. Berpartisipasi aktif dalam program keamanan dan keselamatan rumah
Sakit
8. Mampu melakukan pertolongan pertama pada pasien dalam keadaan
gawat darurat secara tepat sesuai kebutuhan ,tugas dan wewenagnya
sesuai protap yang berlaku pada saat terjadi kegawat daruratan pada
saat operasi
9. bertanggung jawab terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
g. Wewenang
Mengingatkan dokter dan tim bedah tentang kesterilan selama
operasi berlangsung.

12

You might also like