You are on page 1of 14

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN ASUPAN KALIUM


DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI POLIKLINIK JANTUNG
RSUD Dr. MOEWARDI

Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat


Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi

Disusun Oleh :

KIKI MEIYANA
J310110022

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN ASUPAN KALIUM
DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK) RAWAT JALAN DI POLIKLINIK JANTUNG
RSUD Dr. MOEWARDI

Kiki Meiyana (J 310 110 022)


Pembimbing : dr. Listiana Dharmawati S., M.Si
Ahmad Farudin, SKM.,M.Si

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta


Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Email : kikimeiyana@gmail.com

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN INTAKES OF TOTAL FAT AND POTASSIUM AND


BLOOD PRESSURE IN CORONARY HEART DISEASE (CHD) OUTPATIENTS
AT HEART POLYCLINIC OF Dr.MOEWARDI HOSPITAL.

Introduction: Coronary Heart Disease (CHD) is a disease as the result of


constriction of blood vessels , blockage or rudiment of coronary vessels that is
caused by hypertension as one of risk factors. Hypertension can be influenced by
intakes total fat and potassium which are not in accordance with body’s needs.
One of efforts to prevent complication in coronary heart disease there are by
obeying diet for CHD’s patients.

Purpose: This research aimed to understand the relationship between intakes of


total fat and potassium and blood pressure in coronary heart disease outpatients
at heart polyclinic of Dr.Moewardi hospital.

Research Method: The study was an observational research with cross sectional
design. The respondents were selected through consecutive sampling technique,
and obtained 37 respondents with regard to the criteria for inclusion and
exclusion of respondents. Data collection on intakes of total fat and potassium
used the 24-hour recall and measurement of patients blood pressure used
sfigmomanometer. Analysis data used Chi-Square tests.

Result: Respondents who had abnormal intakes of total fat and potassium were
51,4% and 59,5%, respectively 56,8% respondents had blood pressure ≥140/90
mmHg or hypertension.

Conclusion: Statistic tests was showed there was relationship between intake of
total fat and blood pressure (p = 0,033) and there was a relationship between the
intake of potassium and blood pressure (p = 0,018).

Keyword: intake fat total , intake potassium , blood pressure, CHD

1
PENDAHULUAN Kabupaten/kota di provinsi Jawa
Penyakit Jantung Koroner (PJK) Tengah yang melaporkan data
adalah suatu akibat terjadinya Penyakit Tidak Menular pada tahun
penyempitan pembuluh darah, 2012 sebanyak 34 kabupaten/kota
penyumbatan atau kelainan pembuluh (97,14%). Kasus tertinggi Penyakit
koroner. Penyumbatan atau Tidak Menular pada tahun 2012
penyempitan pada penyakit jantung adalah kelompok penyakit jantung dan
koroner dapat menghentikan aliran pembuluh darah. Sebanyak 1.212.167
darah ke otot jantung yang ditandai kasus yang dilaporkan sebesar
dengan rasa nyeri (Krisnatuti, 1999). 66,51% (806.208 kasus) adalah
Sumbatan paling sering akibat penyakit jantung dan pembuluh darah
penumpukan lemak di dinding darah (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
koroner yang berakibat fatal apabila 2012).
tidak segera ditangani (Kurniadi, Berdasarkan survei
2013). pendahuluan Penyakit Jantung
Berdasarkan badan kesehatan Koroner (PJK) di Poliklinik Jantung
dunia (WHO) menyatakan bahwa RSUD Dr. Moewardi, penyakit jantung
penyakit jantung merupakan koroner merupakan penyakit nomor 3
penyebab kematian nomor satu pada bulan Desember 2012. Pada
secara global, lebih banyak orang tahun 2012 terdapat 10,27% pasien
meninggal setiap tahunnya akibat dengan penyakit jantung koroner yang
penyakit jantung daripada penyebab berkunjung ke Poliklinik Jantung
lain. Jumlah orang yang meninggal RSUD Dr. Moewardi, sedangkan pada
karena penyakit pembuluh darah, tahun 2013 jumlah pasien yang
terutama penyakit jantung dan stroke, berkunjung ke Poliklinik Jantung
akan meningkat mencapai 23,3 juta RSUD Dr. Moewardi meningkat
pada tahun 2030 dan diproyeksikan menjadi 10,84% pasien penyakit
untuk tetap menjadi penyebab utama jantung koroner. Pada 3 bulan terakhir
tunggal kematian (WHO, 2011). dari bulan Oktober hingga Desember
Penyakit jantung dan pembuluh 2014 terjadi peningkatan prevalensi
darah merupakan penyebab kematian kasus Old Miokard Infark di Poliklinik
utama. Insiden kematian mendadak Jantung RSUD Dr. Moewardi untuk
dari gangguan ini sangat tinggi. bulan Desember 9,37% dengan
Prevalensi penyakit jantung koroner jumlah kasus Old Miokard Infark 183
berdasarkan wawancara terdiagnosis pasien. Prevalensi pada bulan
dokter Indonesia sebesar 0,5% dan Desember tergolong cukup tinggi dan
berdasarkan terdiagnosis dokter atau bulan November 8,45% dengan
gejala sebesar 1,5% (Riskesdas, jumlah kasus Old Miokard Infark 173
2013). pasien dan bulan Oktober 7,81%

2
dengan jumlah kasus Old Miokard (Laquartra, 2004). Jaringan adiposa
Infark 164 pasien. dapat berperan sangat penting dalam
Faktor risiko terjadinya penyakit perkembangan aterosklerosis karena
jantung antara lain gender (jenis asam lemak jaringan adiposa
kelamin), usia, keturunan, merokok, berkaitan dengan pertukaran plasma
kadar kolesterol abnormal, tekanan lipid dan trigliserida yang merupakan
darah tinggi (hipertensi), kurang sumber utama dari asam lemak
aktifitas fisik, diabetes mellitus, endogen dan eksogen untuk sintesis
obesitas dan stress (Karyadi, 2006). dari kompleks lipid (Garaulet et al,
Risiko penyakit jantung meningkat 2001).
sejalan dengan peningkatan tekanan Penyebab munculnya
darah. Hal ini sesuai dengan perubahan tekanan darah dapat
pernyataan Anwar (2004), bahwa disebabkan oleh pengendapan
peningkatan tekanan darah kolesterol dan lemak (aterosklerosis)
merupakan beban yang berat untuk yang dapat menyebabkan tekanan
jantung, sehingga menyebabkan darah semakin tinggi sehingga
terjadinya hipertrofi ventrikel kiri. Hasil berisiko terkena penyakit jantung
penelitian Framingham (2001), koroner. Pola makan yang kurang
menunjukkan bahwa tekanan darah sehat dengan tidak memperhatikan
sistolik 130-139 mmHg dan tekanan menu sehat dengan gizi seimbang
diastolik 85-89 mmHg akan cenderung memicu penumpukan
meningkatkan risiko penyakit jantung lemak dan kolesterol dalam pembuluh
dan pembuluh darah sebesar 2 kali darah (Ridwan, 2013).
dibandingkan dengan tekanan darah Faktor lain yang memiliki
kurang dari 120 per 80 mmHg hubungan erat dengan terjadinya
(Kementerian Kesehatan RI, 2011). perubahan tekanan darah adalah
Peningkatan tekanan darah rendahnya asupan kalium. Asupan
dapat dipengaruhi beberapa hal kaliumyang direkomendasi minimal
seperti umur, jenis kelamin, suku, adalah 2000 mg/hari (Almatsier,
faktor genetik serta lingkungan yang 2009). Konsumsi kalium dalam jumlah
meliputi obesitas, stress, asupan yang tinggi dapat melindungi individu
natrium atau kalium, asupan lemak, dari tekanan darah tinggi. Asupan
merokok, konsumsi alkohol (Smith, kalium yang meningkat akan
1992). Lemak sebagai cadangan menurunkan tekanan darah sistolik
energi berakumulasi di bawah kulit dan diastolik (Hull, 1993).
dan sekitar organ internal untuk Konsumsi kalium yang banyak
melindung diri. Jaringan putih adiposa akan meningkatkan konsentrasinya di
berfungsi sebagai bantalan untuk dalam cairan intraselular, sehingga
melindungi organ abdominal dan cenderung menarik cairan dari bagian
sebagai insulator panas tubuh ekstraselular dan menurunkan

3
tekanan darah (Astawan, 2003). ini yaitu pasien penyakit jantung
Apabila terjadi hipertensi koronik dan koroner yang melakukan pemeriksaan
hipertrofi ventrikel, menyebabkan di poliklinik jantung RSUD Dr.
kebutuhan oksigen miokardium Moewardi sebanyak 37 pasien.
mungkin tidak dapat dipenuhi dan Pengambilan responden dilakukan
dapat terjadi iskemia jantung yang menggunakan teknik consequtive
menyebabkan infark. Infark sampling, setiap subjek yang datang
miokardium dapat terjadi apabila arteri dan memenuhi kriteria pemilihan
koroner yang mengalami dimasukkan dalam penelitian sampai
arterosklerosis tidak dapat menyuplai jumlah subjek yang diperlukan
darah yang cukup oksigen ke terpenuhi. Data asupan lemak total
miokardium atau apabila terbentuk dan asupan kalium diperoleh dengan
thrombus yang menghambat aliran cara wawancara dengan alat bantu
darah melalui koroner (Price et.al, form recall 24 jam Food Frequency
2006). Questionnare (FFQ). Data tekanan
Penelitian dilakukan di Poliklinik darah dan diagnose penyakit jantung
Jantung RSUD Dr. Moewardi dengan koroner diperoleh dengan melihat
pertimbangan jumlah pasien penyakit catatan rekam medik pasien.
jantung koroner rawat jalan Analisis data disajikan dalam
mengalami peningkatan setiap tabel distribusi dan variabel yang
tahunnya dan berhubungan dengan diteliti meliputi asupan lemak total,
kesehatan pasienyang memiliki pola asupan kalium dan tekanan darah
makan di luar rekomendasi diet yang pada pasien penyakit jantung koroner
telah ditetapkan dan dianjurkan oleh untuk mendeskripsikan data yang
ahli gizi di rumah sakit. Berdasarkan diperoleh berupa data distribusi dan
latar belakang di atas, mendorong persentase. Uji statistik yang
penulis untuk mengetahui hubungan digunakan dalam penelitian ini adalah
asupan lemak total dan asupan kalium uji Chi- Square.
dengan tekanan darah pada pasien
Penyakit Jantung Koroner (PJK) rawat HASIL DAN PEMBAHASAN
jalan di Poliklinik Jantung RSUD Dr. A. Gambaran umum lokasi
Moewardi. penelitian
Rumah sakit umum daerah
METODE PENELITIAN (RSUD) Dr. Moewardi di bangun
Jenis penelitian ini adalah pada tanggal 9 Juli 1954 dengan SK
penelitian observasional dengan Menteri Kesehatan Republik
pendekatan cross sectional. Penelitian Indonesia No. 447551/R/S dan
ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 namanya ditetapkan sebagai RSUD
sampai bulan Agustus 2015 di RSUS Dr. Moewardi pada tanggal 24
Dr. Moewardi. Responden penelitian Oktober 1988 dengan SK Gubernur

4
Jawa tengah No. 445/29684. RSUD penyakit jantung koroner di RSUD
Dr. Moewardi milik Pemerintah Dr. Moewardi yang sesuai dengan
Daerah Tingkat I Jawa Tengah yang kriteria inklusi dan eksklusi yang
bertempat di jalan Kolonel Soetarto telah ditentukan penulis. Sesuai
nomor 132 Surakarta dan merupakan dengan hasil penelitian, diperoleh
rumah sakit tipe A. RSUD Dr. data karakteristik subjek meliputi
Moewardi ditetapkan sebagai rumah distribusi berdasarkan umur, jenis
sakit pendidikan dan sebagai pusat kelamin, pendidikan, pekerjaan,
rujukan untuk Jawa Tengah bagian asupan lemak total, asupan kalium
selatan dan tenggara berdasarkan dan tekanan darah dapat dilihat
dalam SKB Menkes RI No. pada tabel berikut.
554/Menkes/SKB/X/1981, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. Tabel 1. Distribusi Responden
0430/V/1981, dan Menteri dalam Menurut Umur
Negeri No. 3241 A tahun 1981. Pada Persentase
Umur Jml
tanggal 21 Oktober 2008 RSUD Dr. %
Moewardi ditetapkan sebagai Badan Dewasa akhir 5 13,5
Layanan Umum Daerah (BLUD) Lansia awal 12 32,4
Lansia akhir 20 54,4
dengan status Pola Pengelolaan
Total 37 100
Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) yang ditulis Berdasarkan Tabel 1. Kategori
dalam keputusan Gubernur Jawa umur dibagi menjadi 3 yaitu dewasa
Tengah Nomor: 059/75/2008. akhir (36-45 tahun), lansia awal (46-
Pelayanan gizi rumah sakit 55 tahun) dan lansia akhir (56-65
adalah pelayanan gizi yang tahun). Distribusi responden menurut
disesuaikan dengan keadaan pasien umur di RSUD Dr. Moewardi
dan berdasarkan keadaan klinis, menunjukkan bahwa sebagian besar
status gizi dan status metabolisme responden terdapat dalam rentang
tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat umur lansia akhir 20 responden
berpengaruh pada proses (54,4%).
penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat Tabel 2. Distribusi Responden
berpengaruh terhadap keadaan gizi Menurut Jenis Kelamin
pasien (PGRS, 2013). Jenis Persentase
Jml
kelamin %
Laki-laki 27 73
A. Analisis Data Univariat Perempuan 10 27
Karakteristik Sampel Penelitian Total 37 100
Responden yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pasien Berdasarkan Tabel 2.
Distribusi responden menurut jenis

5
kelamin, sebagian besar responden Berdasarkan Tabel 5.
berjenis kelamin laki-laki sebanyak Distribusi responden menurut
27 responden (73%). asupan lemak total sebagian besar
responden memilki asupan lemak
Tabel 3. Distribusi Responden total tidak normal sebanyak 19
Menurut Pendidikan responden (51,4%).
Persentase
Pendidikan Jml
% Tabel 6. Distribusi Responden
Dasar 13 35,1 Menurut Asupan Kalium
Lanjut 24 64,9 Asupan Persentase
Total 37 100 Jml
Kalium %
Normal 15 40,5
Berdasarkan Tabel 3. Tidak Normal 22 59,5
Distribusi responden menurut Total 37 100
pendidikan menunjukkan bahwa
sebagian besar memiliki pendidikan Berdasarkan Tabel 6.
lanjut sebanyak 24 responden Distribusi responden menurut
(64,9%). asupan kalium menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki
Tabel 4. Distribusi Responden asupan kalium tidak normal
Menurut Pekerjaan sebanyak 22 responden (59,5%).
Persentase
Pekerjaan Jml
% Tabel 7.Distribusi Responden
Bekerja 27 73 Menurut Tekanan Darah
Tidak bekerja 10 27 Tekanan Persentase
Jml
Total 37 100 Darah %
Hipertensi 21 56,8
Berdasarkan Tabel 4. Tidak 16 43, 2
Distribusi responden menurut hipertensi
pekerjaan menunjukkan bahwa Total 37 100
sebagian besar bekerja sebanyak 27
responden (73%). Berdasarkan Tabel 7.
Distribusi responden menurut
Tabel 5. Distribusi Responden tekanan darah menunjukkan bahwa
Menurut Asupan Lemak Total sebagian besar responden
Asupan Persentase mengalami hipertensi sebanyak 21
Jml
Lemak % responden (56,8%).
Tidak normal 19 51,4
Normal 18 48,6
Total 37 100

6
C. Analisis Data Bivariat dikonversikan menggunakan
software nutrisurvey kemudian
Hubungan Asupan Lemak Total dirata-rata dan dipersentasekan
Dengan Tekanan Darah Pada menjadi persen asupan lemak total.
Pasien Penyakit Jantung Koroner Data tekanan darah diperoleh
Data asupan lemak total melalui data rekam medik pasien.
didapatkan dengan menggunakan Distribusi tekanan darah responden
form recall 24 jam selama 3 hari menurut asupan lemak total dapat
dengan metode wawancara dan dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Tekanan Darah Berdasarkan Asupan Lemak Total


Tekanan darah
Asupan Total p
Hipertensi Tidak hipertensi
Lemak value
N % N % N %
Tidak normal 14 77,8 5 26, 3 19 100
Normal 7 36,8 11 61, 1 18 100 .033*
* Chi-Square
Berdasarkan Tabel 8. normal yaitu dibawah 140/90 mmHg.
Distribusi tekanan darah Frekuensi jenis bahan pangan yang
berdasarkan asupan lemak total sering dikonsumsi responden dari
menunjukkan bahwa responden sumber utama lemak nabati adalah
yang memiliki asupan lemak tidak minyak kelapa, kelapa sawit, kacang
normal sebanyak 19 responden dan tanah, kacang kedelai, jagung dan
mengalami hipertensi sebanyak 14 kacang hijau serta lemak hewani
responden (77,8%). Hasil penelitian adalah daging ayam, telur, daging
menunjukkan adanya sapi dan ikan.
kecenderungan hubungan asupan Penyebab munculnya
lemak dengan tekanan darah. Hasil perubahan tekanan darah dapat
uji hubungan asupan lemak dengan disebabkan oleh pengendapan
tekanan darah menggunakan uji Chi- kolesterol dan lemak (aterosklerosis)
Square diperoleh nilai (p=0,033) yang dapat menyebabkan tekanan
yang artinya ada hubungan antara darah semakin tinggi sehingga
asupan lemak total dengan tekanan berisiko terkena penyakit jantung
darah pada pasien PJK di poliklinik koroner. Pola makan yang kurang
jantung RSUD Dr. Moewardi. Hasil sehat dengan tidak memperhatikan
penelitian ini menunjukkan bahwa menu sehat dengan gizi seimbang
adanya kecenderungan hubungan cenderung memicu penumpukan
antara asupan lemak total dengan lemak dan kolesterol dalam
tekanan darah. Responden yang pembuluh darah (Ridwan, 2013).
mempunyai asupan lemak yang Hal ini sesuai dengan
normal (25-30% dari total kebutuhan penelitian Fathina (2007) di Klinik
energi) memiliki tekanan darah Rawat Jalan RSU Kodya Semarang

7
bahwa terdapat hubungan yang bahwa mekanisme terjadinya
signifikan antara asupan lemak hipertensi ada kaitannya dengan
dengan hipertensi, asupan lemak konsumsi gizi, salah satunya adalah
dapat meningkatkan kadar tekanan meningkatnya konsumsi lemak.
sistolik (p=0,024) dan diastolik Konsumsi lemak dari makanan
(p=0,02). Penelitian yang dilakukan dianjurkan kurang dari 30% dari total
oleh Sugiharto (2007) di energi (Budiman, 1999).
Karanganyar yang menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan Hubungan Asupan Kalium Dengan
antara konsumsi lemak dengan Tekanan Darah Pada Penyakit
peningkatan tekanan darah atau Jantung Koroner
hipertensi dibuktikan dengan nilai Data asupan kalium
p=0,024. Hal ini disebabkan didapatkan dengan menggunakan
kebiasaan mengkonsumsi lemak form recall 24 jam selama 3 hari
terutama lemak jenuh yang sangat dengan metode wawancara dan
erat kaitannya dengan peningkatan dikonversikan menggunakan
berat badan yang dapat berisiko software nutrisurvey kemudian
terjadinya hipertensi. Hal ini sesuai dibandingkan dengan syarat diet.
Data tekanan darah diperoleh
dengan yang dikemukakan Simon-
melalui data rekam medik pasien.
Morton (2006), dimana tekanan
Distribusi tekanan darah responden
darah sistolik dan diastolik
menurut asupan kalium dapat dilihat
berhubungan dengan asupan lemak pada Tabel 9.
total. Menurut Khomsan (2004),

Tabel 9. Distribusi Tekanan Darah Berdasarkan Asupan Kalium


Tekanan darah
Asupan Total p
Hipertensi Tidak hipertensi
kalium value
N % N % N %
Tidak normal 16 72,7 6 27,3 22 100
Normal 5 33,3 10 66,7 15 100 .018*
* Chi-Square
Berdasarkan Tabel 9. kalium dengan tekanan darah. Hasil
Distribusi tekanan darah uji hubungan asupan kalium dengan
berdasarkan asupan kalium tekanan darah menggunakan uji Chi-
menunjukkan bahwa responden Square diperoleh nilai (p=0,018)
yang memiliki asupan kalium tidak yang artinya ada hubungan antara
normal sebanyak 22 responden yang asupan kalium dengan tekanan
mengalami hipertensi sebanyak 16 darah pada pasien PJK di poliklinik
responden (72,7%). Hasil penelitian jantung RSUD Dr. Moewardi. Hasil
menunjukkan adanya penelitian ini menunjukkan bahwa
kecenderungan hubungan asupan adanya kecenderungan hubungan

8
antara asupan kalium dengan Anggara (2013), bahwa ada
tekanan darah. Responden yang hubungan yang bermakna antara
mempunyai asupan kalium yang asupan kalium dengan tekanan
normal (≥2000 mg per hari) memiliki darah dengan nilai p=0,004 dimana
tekanan darah normal yaitu dibawah kejadian hipertensi lebih banyak
140/90 mmHg. diderita responden yang asupan
Konsumsi kalium dalam kaliumnya tidak sering (51,7%)
jumlah yang tinggi dapat melindungi daripada responden yang asupan
individu dari hipertensi. Asupan kaliumnya sering (17,4%). Penelitian
kalium yang meningkat akan ini sejalan dengan penelitian
menurunkan tekanan darah sistolik Istiqomah (2010), dimana kejadian
dan diastolik. Cara kerja kalium hipertensi lebih banyak diderita oleh
adalah kebalikan dari natrium. responden yang jarang
Konsumsi kalium yang tinggi akan mengkonsumsi kalium yaitu
menarik cairan ke bagian sebanyak 80,4% dibandingkan
ekstraselular dan menurunkan dengan yang sering mengkonsumsi
tekanan darah. Rasio kalium dan kalium sebanyak 28%.
natrium dalam diet berperan dalam Makanan yang mengandung
mencegah dan mengendalikan paling tinggi kalium adalah buah-
hipertensi (Hendrayani, 2010). buahan dan sayur-sayuran
Konsumsi kalium yang banyak akan sedangkan buah-buahan yang
meningkatkan konsentrasinya mengandung paling tinggi kalium
didalam cairan intraselular, sehingga adalah pisang, sehingga
cenderung menarik cairan dari mengkonsumsi pisang baik untuk
bagian ekstraselular dan menjaga kestabilan tekanan darah
menurunkan tekanan darah (Gunawan, 2001). Frekuensi jenis
(Astawan, 2003). bahan pangan yang sering
Hal ini sesuai dengan dikonsumsi responden dari sumber
penelitian Muliyati (2011), bahwa kalium adalah pisang, jeruk, papaya
adanya hubungan yang bermakna serta sayur-sayuran seperti bayam,
antara asupan kalium dengan daun pepaya muda, kapri, kembang
kejadian peningkatan tekanan darah, kol, tomat dan wortel. Konsumsi
responden yang sering kalium 2000 mg per hari setara
mengkonsumsi makanan tinggi dengan konsumsi 5 buah pisang per
kalium memiliki jumlah kasus hari dengan berat 100 gram per
peningkatan tekanan darah lebih buah, 7 buah avokad per hari
kecil dibanding responden yang tidak dengan berat 100 gram per buah,
mengkonsumsi makanan tinggi 10 buah apel merahper hari dengan
kalium. Begitu juga dengan berat 100 gram per buah dan 14
penelitian yang dilakukan oleh

9
buah jeruk manis per hari dengan Anwar, T. Bahri. 2004. Faktor Resiko
berat 100 gram per buah. Penyakit Jantung Koroner.
Bagian Ilmu Gizi Fakultas
PENUTUP Kedokteran : Universitas
Sumatra Utara.Digitized By
Kesimpulan USU Digital Library.
1. Ada hubungan antara asupan Astawan. 2003. Studi Perbandingan
lemak total dengan tekanan darah Kalium dan Natrium.
pada pasien PJK di poliklinik Repository.Usu.Ac.Id/.../4/Cha
Jantung RSUD Dr. Moewardi pter%20II.Pdf. 24 Mei 2015.
(p=0,033). Budiman, H., 1999. Peranan Gizi
2. Ada hubungan antara asupan Pada dan Penanggulangan
kalium dengan tekanan darah pada Hipertensi. Jakarta : Medika
pasien PJK di poliklinik Jantung No12.
RSUD Dr. Moewardi (p=0,018). DINKESJATENG. 2012. Buku Profil
Kesehatan Provinsi Jawa
Saran Tengah. Semarang : Dinas
Diharapkan menjadi dasar untuk Kesehatan Jawa Tengah
penelitian selanjutnya untuk Fathina, Ully Aquarilia. 2007.
memperhatikan tentang semua faktor Hubungan Asupan Sumber
yang dapat mempengaruhi terjadinya Lemak dan Indeks Massa
penyakit jantung koroner dengan lebih Tubuh (Imt) Dengan Tekanan
banyak variabel seperti aktifitas fisik, Darah Pada Penderita
merokok, konsumsi alkohol, kadar Hipertensi. Artikel Penelitian
kolesterol darah dan stress. Peminatan Program Studi Ilmu
Gizi Fakultas Kedokteran.
Semarang : UNDIP
DAFTAR PUSTAKA Garaulet, Martha., Fransisca Perez-
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Liamas. 2001. Site Specific
Gizi. Jakarta : Gramedia Difference In The Fatty Acid
Pustaka Utama Composition Of Abdominal
Anggara, Febby Haendra Dwi dan Adipose Tissue In An Abese
Nanang Prayitno. 2013. Population From A
Faktor-Faktor yang Mediterranean Area: Relation
Berhubungan dengan Tekanan With Dietary Fatty Acids,
Darah di Puskesmas Telaga Plasma Lipid Profile, Serum
Murni, Cikarang Barat Tahun Insulin, And Central
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Gunawan, L. 2001. Hipertensi Darah
5(1) ; Januari 2013. Jakarta : Tinggi. Yogyakarta : Kanisus
Stikes MH Thamrin.

10
Hendrayani C. 2010. Hubungan Kurniadi, Dr. Helmanu. 2013. Stop!
Rasio Asupan Natrium : Kalium Gejala Penyakit Jantung
dengan Kejadian Hipertensi Koroner. Yogyakarta : Familia
pada Wanita Usia 25-45 Tahun Laquartra, Idamaria. 2004.
di Kompleks Perhubungan Nutrition For Weight
Surabaya (Skripsi). Semarang Management. Dalam : L
: Universitas Diponegoro. Kethelen Mahan dan Sylvia
Hull, A. 1993. Penyakit Jantung Escott Stump, Krause’s. Food
Hipertensi dan Nutrisi. Nutrition dan Diet Therapy.
Terjemahan oleh Wendra USA : WB Saunders
Ali.Jakarta : Bumi Aksara. Company.
Hal.22-26 Laquartra, Idamaria. 2004. Nutrition
Istiqomah.2010. Kebiasaan Konsumsi For Weight Management.
Natrium dan Kalium Sebagai Dalam : L Kethelen Mahan dan
Faktor Risiko Kejadian Sylvia Escott Stump, Krause’s.
Hipertensi pada Wanita Lanjut Food Nutrition dan Diet
Usia. Therapy. USA : WB Saunders
https://www.google.com/search Company.
?q=skripsi+asupannatrium+kali Muliyati, Hepti, Aminuddin Syam dan
um+dengan+hipertensi&ie=utf- Saifuddin Sirajuddin. 2011.
8&oe=utf- Hubungan Pola Konsumsi
8&aq=t&rls=org.mozilla:en- Natrium dan Kalium serta
US:official&client=firefox-a Aktifitas Fisik dengan kejadian
diakses 19 Agustus 2015. Hipertensi pada Pasien Rawat
Karyadi, E. 2006. Hidup Bersama Jalan Di RSUP Dr. Wahidin
Penyakit Hipertensi, Asam Sudirohusodo Makassar.
Urat, Jantung Koroner. Jakarta Program studi ilmu gizi
: PT. Intisari Mediatama. Fakultas Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Masyarakat : Universitas
Pedoman Pengendalian Hasanudin Makassar.
Penyakit Jantung Dan Price, A. S., Wilson M. L., 2006.
Pembuluh Darah. Jakarta : Patofisiologi Konsep Klinis
Kemenkes RI. Proses-Proses Penyakit. Alih
Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit.
untuk Kesehatan. 87-94. Jakarta: EGC
Jakarta : PT. Raja Grafindo Ridwan, Muhamad. 2013. Mengenal,
Persada. Mencegah. Mengatasi Silent
Krisnatuti.1999. Perencanaan Menu Killer Hipertensi. Semarang :
Bagi Penderita Jantung PT. Pustaka Widyamara
Koroner. Jakarta : Angry Widya

11
RISKESDAS. 2013. Riset Kesehatan
Dasar 2007. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Simon-Morton GD, Hunsberger AS,
Horn VL, Barton AB, Robson
MA, Mcmaron PR.
2006.Nutrient Intake and Blood
Pressure In The Dietery
Intervention Study In Children.
AHA journals. Retrieved
January 10, 2015 from
http://hyper.ahajournals.org/cgi
/content/fully/22/4/930.
Smith, Tom. 1992. Tekanan Darah
Tinggi (Living With High Blood
Pressure). Alih Bahasa, Bosco
Carvallo. Jakarta : Arcan
Sugiharto, Aris. 2007. Faktor-Faktor
Risiko Hipertensi Grade II
Pada Masyarakat (Disertasi).
Semarang : UNDIP
WHO. 2011. Global Status Report On
Noncommunicable Diseases
2010. Geneva :World Health
Organization

12

You might also like