You are on page 1of 41

MAKALAH

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA


PERMATABANK, TBK
TAHUN 2015-2017

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Manajemen Aktiva & Pasiva Bank Devisa

Dosen: Dr. Indra Siswanti, S.E., M.M.

Di susun oleh:

NOVI AYU NINGRUM (1712070409)


ANNISA ISNAENI S. (1712070415)

Program studi S-1 Manajemen


Perbanas Institute

Bekasi
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis

membahas mengenai “Analisis Kesehatan Bank Pada PermataBank, Tbk Tahun

2015-2017”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis

sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat

untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bekasi, 01 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ ii


DAFTAR ISI ............................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................... v
BAB I........................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Sejarah PermataBank .................................................................... 2
BAB II ......................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................... 6
2.1. Definisi Bank ................................................................................ 6
2.2. Metode CAMEL ............................................................................ 7
2.3. Analisis Annual Report PermataBank, Tbk ................................... 8
1. Capital (Permodalan) ............................................................... 9
2. Asset (Aktiva) ........................................................................... 12
3. Management (manajemen) ....................................................... 14
4. Earning (pendapatan) ............................................................... 15
5. Liqudity (likuiditas) .................................................................. 25
2.4. Harga Saham PermataBank,Tbk .................................................... 29
BAB III........................................................................................ 34
PENUTUP ................................................................................... 34
3.1. Kesimpulan ................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 35

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar II.1 Laporan posisi keuangan PermataBank, Tbk ............................. 8


Gambar II.2 Laporan Persentase pertumbuhan rasio keuangan ..................... 9
Gambar II.3 Pergerakan harga dan volume saham 2014-2015 ....................... 29
Gambar II.4 Kinerja harga saham perbulan 2014-2015.................................. 30
Gambar II.5 Saham triwulan yang di terbitkan 2014-2015............................. 30
Gambar II.6 Pergerakan harga saham dan volume 2015-2016 ....................... 31
Gambar II.7 Kinerja harga saham perbulan 2015-2016.................................. 31
Gambar II.8 Saham triwulan yang di terbitkan 2015-2016............................. 32
Gambar II.9 Pergerakan harga saham dan volume 2016-2017 ....................... 32
Gambar II.10 Kinerja harga saham perbulan 2016-2017 ................................ 33
Gambar II.11 Saham triwulan yang di terbitkan 2016-2017........................... 33

iv
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel II.1 Persentase pertumbuhan rasio CAR PermataBank, Tbk ................ 10


Tabel II.2 Kriteria kesehatan bank dari rasio CAR ......................................... 10
Tabel II.3 Persentase pertumbuhan rasio NPL PermataBank, Tbk ................ 12
Tabel II.4 Kriteria kesehatan bank dari rasio NPL ......................................... 13
Tabel II.5 Persentase pertumbuhan rasio ROA PermataBank, Tbk ................ 15
Tabel II.6 Kriteria kesehatan bank dari rasio ROA ......................................... 16
Tabel II.7 Persentase pertumbuhan rasio ROE PermataBank, Tbk ................ 17
Tabel II.8 Kriteria kesehatan bank dari rasio ROE ......................................... 18
Tabel II.9 Persentase pertumbuhan rasio BOPO PermataBank, Tbk ............. 19
Tabel II.10 Kriteria kesehatan bank dari rasio BOPO .................................... 19
Tabel II.11 Persentase pertumbuhan rasio NIM PermataBank, Tbk .............. 21
Tabel II.12 Kriteria kesehatan bank dari rasio NIM ....................................... 21
Tabel II.13 Persentase pertumbuhan rasio LDR PermataBank, Tbk .............. 25
Tabel II.14 Kriteria kesehatan bank dari rasio LDR ....................................... 26

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Terkait fenomena banyaknya bank yang bermasalah yang ada di

Indonesia,dan mengingat pentingnya peranan bank sebagai salah satu penggerak

ekonomi nasional, akhirnya memaksa Pemerintah Republik Indonesia turun

tanganuntuk menyelesaikan permasalahan dalam dunia perbankan agar tidak

semakin berlarut-larut. Kala itu pemerintah melikuidasi bank-bank yang mengalami

krisis berat dan mengeluarkan himbauan kepada bank-bank yang mengalami krisis

finansial untuk melakukan merger guna meminimalisir kebangkrutan.

Pendapatan pada sisi passiva harus mampu memenuhi kewajiban kepada

nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank, di tarik pada sisi aktiva bank

harus menyanggupi pencairankredit yang telah diperjanjikan. Supaya bank tidak

terjadi kelebihan atau kekurangan dana bank perlu mengatur dananya secara

terencana dan tepat karena efek kelebihan maupun kekurangandana keduaduanya

tidak menguntungkan bagi bank. Keberhasilan bank dalam manajemen likuiditas

dapat diketahui pada kemampuan memprediksi kebutuhan dana di waktu yang akan

datang, kemampuan untuk memenuhi permintaan akan cash dengan menukarkan

harta lancarnya, kemampuan memperoleh cash secara mudah dengan biaya yang

sedikit., kemampuan pendapatan pergerakan cash in dan cash out dana, dan

kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tanpa harus mencairkan aktiva tetap

apapun kedalam cash.

1
Berdasarkan surat edaran kepada semua bank umum di Indonesia oleh Bank

Indonesia Jakarta 16 Juli 2009 No. No.11/16/DPNP mengenai Peraturan Bank

Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5029)

dan perlunya pengelolaan Risiko Likuiditas baik dalam kondisinormal maupun

kondisi krisis.

1.2. Sejarah PermataBank, Tbk

PT. Bank Permata, Tbk (PermataBank) merupakan hasil merger 5 (lima)

Bank yaitu PT. Bank Bali Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT.

Bank Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress pada tahun 2002. Di tahun 2004,

Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih

PermataBank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran didalam

organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap PermataBank,

kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat menjadi 89,12%

sejak 2006 hingga per Desember 2017.

Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis merupakan salah satu

kekuatan utama PermataBank. PT Astra International Tbk merupakan salah satu

perusahaan konglomerasi terbesar di Indonesia dan memiliki pengalaman kuat di

pasar domestik. Standard Chartered Bank dengan keahlian dan pengalaman global

terkemuka yang dimilikinya menjadikan PermataBank berada dalam posisi yang

unik.

2
Visi dan Misi dari PermataBank adalah “Menjadi pilihan dengan terus

membina kemitraan dan menciptakan nilai bermakna bagi pemangku kepentingan,

serta salah satu misinya adalah berperan aktif sebagai mitra di bidang keuangan dan

agen pembangunan yang efisien bagi nasabah dan masyarakat”.

Saat ini PermataBank telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama

yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama di

sisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking.

PermataBank memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka

di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer dan Komersial. Melayani lebih

dari 2 juta nasabah di 62 kota di Indonesia, per September 2018 PermataBank

memiliki 325 cabang (Cabang konvensional dan Syariah), 16 Cabang Bergerak

(Mobile Branch), dua Payment Point, 1.006 ATM dengan akses di lebih dari

100.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM Bersama dan

ATM Prima) dan jutaan ATM di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan

Visa, Mastercard, Cirrus.

Pengakuan terkini atas pencapaian PermataBank antara lain

adalah Apresiasi CSR dalam bidang pendidikan dari Sindo Media (Jan 2018);

"Exceptional Grade" dari the Carre Center for Customer Satisfaction and Loyalty

(Carre - CCSL) Award 2018 untuk antara lain Regular Banking, Credit Card

Regular, Platinum Card, Priority Banking dan Sharia Banking (Apr 2018);

13 awards dari Banking Service Excellence Award 2018 (Jun 2018), antara lain

peringkat 3 untuk Best Overall Performance dan peringkat 1 untuk Best Opening

Account Website Application (untuk kategori general), peringkat 1 Best Overall

Performance dan Best Customer Service (untuk kategori bank syariah).

3
Serta 1 Golden Trophy untuk the Best Sharia Banking karena berhasil

mempertahankan gelas Best Overall Performance sejak tahun 2011, “Best Business

Model Execution” oleh The Asian Banker Indonesia Country Awards 2016, "The

Best Frictionless Internet Banking Initiative, Application or Programme" dari The

Asian Banker - Indonesia Country Award 2018 (Ags 2018), 5 piala emas dan 1

piala silver (Gold Awarduntuk kategory Best Event Press / Media, Best Event

Consumer, Best Event Digital Integration, Best Event Ambience, Best Event

Product Launch / Relaunch serta Silver Award untuk kategory Best Event Multi

Channel) dari The Marketing Events Award 2018 (Sept 2018).

PermataBank memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan

terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer dan Komersial.

Melayani lebih dari 2 juta nasabah di 62 kota di Indonesia, per Desember 2016

PermataBank memiliki 331 cabang (termasuk cabang Syariah), 22 Cabang

Bergerak (Mobile Branch), enam Payment Point, 1.008 ATM dengan akses di lebih

dari 100.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM Bersama dan

ATM Prima) dan jutaan ATM di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan

Visa, Mastercard, Cirrus. PT. Bank Permata Tbk memperoleh izin sebagai bank

umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1937/U.M.II tanggal

19 Februari 1957.

Komposisi pemegang saham PermataBank, Tbk yaitu terdiri dari PT. Astra

International Tbk dengan jumlah kepemilikan sebesar 12.495.714.666 yang

memiliki persentase sebesar 44,56%, begitu juga Standard Chartered Bank dengan

jumlah kepemilikan sebesar 12.495.714.666 yang memiliki persentase sebesar

44,56%.

4
Dan masyarakat memiliki jumlah kepemilikan saham sebesar 3.051.309.873

dengan persentase 10,88%. Dibawah ini adalah struktur pemegang saham pada

PermataBank per tanggal 31 Desember 2017.

Gambar I
Struktur pemegam saham PermataBank, Tbk

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Bank

Menurut Kasmir (2014:14) dalam bukunya Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan usaha

perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan

memberikan jasa bank lainnya.

Dalam kehidupan perekonomian suatu negara, bank memiliki peranan

penting dalam perekonomian. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank

adalah badan usaha yangmenghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepadamasyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank sebagai lembaga keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam

mengembangkan perekonomian nasional. Hal tersebut bisa terwujud mana kala

bank yang beroperasi memiliki kinerja yang baik Kondisi kinerja suatu bank

tercermin dari tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.

6
2.2. Metode CAMEL

Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia yaitu peraturan Bank Indonesia

No.6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum, tingkat

kesehatan bank umum dapat dinilai dengan menggunakan metode CAMEL.

CAMEL adalah aspek yang paling banyak benpengaruh terhadap

kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank.

CAMEL merupakan tolok ukur yang menjadi objek pemeriksaan bank yang

dilakukan oleh pengawas bank. CAMEL terdiri atas lima faktor, yakni factor

Capital (permodalan), Assets (aktiva), Management (manajemen),

Earning (pendapatan), dan Likuidity (likuiditas) (Triyo Hasnan: 2010).

Adapun rasio yang dipilih untuk mewakili kelima faktor tersebut adalah

rasio CAR untuk mewakili aspek Capital, rasio kecukupan NPL untuk mewakili

aspek Assets, rasio NPM untuk mewakili aspek Management, rasio ROA, ROE,

BOPO dan NIM untuk mewakili aspek Earning dan rasio LDR dan LCR untuk

mewakili aspek Likuidity. Indikator rasio keuangan tersebut dihitung berdasarkan

angka keuangan yang terdapat pada laporan keuangan.

CAMEL di bawah 81 memperlihatkan kondisi keuangan yang lemah yang

ditunjukkan oleh neraca bank, seperti rasio kredit tak lancar terhadap total aktiva

yang meningkat. Apabila hal tersebut tidak diatasi, masalah itu dapat mengganggu

kelangsungan usaha bank. Bank yang terdaftar pada daftar pengawasan dianggap

sebagai bank bermasalah dan diperiksa lebih sering oleh pengawas bank jika

dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Bank dengan peringkat CAMEL

di atas 81 adalah bank dengan pendapatan yang kuat dan aktiva tidak lancar yang

sedikit.

7
2.3. Analisis Annual Report PermataBank, Tbk

Terkait pembahasan di atas, analisis ini berupaya untuk mengetahui kinerja

dan kesehatan keuangan PermataBank secara mendalam dari laporan keuangan

PermataBank selama 3 tahun terakhir, sehingga kinerja dan kesehatan keuangan

PermataBank sejak tahun 2015-2017 dapat diketahui.

Salah satu metode yang umum dipakai untuk menilai kinerja dan kesehatan

keuangan perbankan adalah metode CAMEL. Meskipun secara umum faktor

CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing

faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank.

Dibawah ini merupakan salah satu laporan rasio keuangan dan persentase

pertumbuhnnya dari tahun 2015-2017 PermataBank, Tbk.

Gambar II.1
Laporan posisi keuangan PermataBank, Tbk

8
Gambar II.2
Laporan Persentase pertumbuhan Rasio keuangan PermataBank, Tbk

Berdasarkan data laporan keuangan di atas, berikut ini perhitungan rasio serta

kesehatan keuangan laporan keuangan PermataBank, Tbk tahun 2015-2017

menurut metode CAMEL yang mempunyai 5 aspek, yaitu:

1. Capital

Indikator rasio yang digunakan adalah CAR (Capital Adequacy Ratio) untuk

mengukur rasio ini sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai

kewajiban penyediaan modal minimum bank umum yang dihitung dengan

membandingkan modal bank dengan ATMR.

9
Dapat di rumuskan sebagai berikut:

CAR = MODAL SENDIRI


X 100%
Total ATMR

Berikut ini tabel persentase rasio CAR PermataBank Tahun 2015-2017 :

Tabel II.1
Persentase pertumbuhan Rasio CAR PermataBank, Tbk

TAHUN MODAL ATMR CAR


2015 21.368.274 142.465.561 15%

2016 17.971.783 114.920.042 15,6%

2017 19.168.002 105.786.918 18,1%

Berikut ini tabel kriteria kesehatan Bank Umum untuk rasio CAR menurut Surat

Edaran Bank Indonesia No/23/DPNP tahun 2004 :

Tabel II.2
Kriteria kesehatan Bank dari rasio CAR

10
a) Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat kinerja keadaan kesehatan keuangan

PermataBank tahun 2015 dari raiso CAR “Sangat Sehat” karena PermataBank

tetap memiliki permodalan yang kuat. Rasio PermataBank tahun 2015 dengan

memiliki kecukupan modal sebesar 15% naik dari 13,6% pada tahun 2014.

Selain itu, Terdapat keuntungan revaluasi aset tetap serta tidak adanya

pengurang atas selisih kurang antara penyisihan penghapusan aset berdasarkan

peraturan BI dan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan.

b) Sedangkan kinerja keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2016 dari

raiso CAR “Sangat Sehat” karena kembali mengalami kenaikan sebesar 15,6%

dari tahun sebelumnya. Hal ini juga di sebabkan pemegang saham utama

PermataBank melakukan injeksi modal dalam bentuk Rights Issue sebesar

Rp5,5 triliun di bulan Juni 2016 dan Dana Setoran Modal sebesar Rp1,5 triliun

di bulan Desember 2016.

c) Selanjutnya, kinerja keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2017

dari raiso CAR “Sangat Sehat” karena mengalami kenaikan yang cukup tinggi

sebesar 18,1% dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut merupakan dampak

dari dukungan yang kuat dari kedua Pemegang Saham Utama PermataBank

melalui penambahan modal dalam bentuk Penawaran Umum Terbatas sebesar

Rp3 triliun di bulan Juni 2017.

11
2. Assets

Indikator rasio yang digunakan adalah NPL yang berarti singkatan dari Non-

Performing Loan atau kredit bermasalah, yaitu rasio antara jumlah total kredit

dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit.

Persentase NPL biasanya terbagi menjadi 2 bagian, yaitu NPL net yang hanya

memperhitungkan kredit yang sudah berstatus macet dan NPL gross ikut

memperhitungkan kredit berstatus kurang lancar dan diragukan, yang dimasa

depan bisa saja meningkat statusnya menjadi macet.

Dapat di rumuskan sebagai berikut:

NPL = Kredit bermasalah X 100%


Total Kredit

Berikut ini tabel persentase rasio NPL PermataBank Tahun 2015-2017 :

Tabel II.3
Persentase pertumbuhan Rasio NPL PermataBank, Tbk

TAHUN NPL GROSS NPL NET

2015 2,7% 1,4%

2016 8,8% 2,2%

2017 4,6% 1,7%

12
Berikut ini tabel kriteria kesehatan Bank Umum untuk rasio NPL menurut Surat
Edaran Bank Indonesia No/23/DPNP tahun 2004 :

Tabel II.4
Kriteria kesehatan Bank dari rasio NPL

a) Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat kinerja keadaan kesehatan keuangan

PermataBank tahun 2015 dari raiso NPL “Sangat Sehat” namun mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya dari 1,7% dan 0,6% pada tahun 2014 menjadi

2,7% dan 1,4% di tahun 2015. Kualitas aset PermataBank mengalami

penurunan yang ditunjukan oleh kenaikan pada kredit bermasalah (NPL) bruto

dan neto, masing-masing. Hal ini mendorong kenaikan kerugian penurunan

nilai aset keuangan sebesar 212,2% yoy menjadi Rp3,68 triliun. Peningkatan

nominal kredit dalam kategori kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan

macet. Serta disebabkan pelemahan kondisi makro ekonomi Indonesia seperti

sektor industri seperti industri pengolahan, komoditas, pertambangan,

transportasi, sehingga jumlah pokok kredit bermasalah (NPL) meningkat.

13
b) Sedangkan kinerja keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2016 dari

raiso NPL “Kurang Sehat” karena mengalami kenaikan yang cukup signifikan

dari tahun sebelumnya menjadi 8,8% dan 2,2%. Hal ini disebabkan oleh

semakin ketatnya risiko pembiayaan konsumen, jumlah kredit bersih secara

keseluruhan turun 24,7% YOY dan kerugian penurunan nilai kredit yang

diberikan dan beratnya kondisi makro-ekonomi di tahun 2016, berdampak pada

penurunan kualitas aset PermataBank.

c) Selajutnya, keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2017 dari raiso

NPL mulai berubah menjadi “Sehat” karena mulai mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya menjadi 4,6% dan 1,7%. Hal ini di sebabkan kualitas kredit

yang mulai membaik, dan jumlah pencadangan kredit pun menurun sebesar

12% menjadi Rp 911 miliar dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1.019 miliar.

Selain itu, dengan upaya penagihan secara intensif kredit bermasalah,

penjualan dan hapus buku sebagian NPL serta restrukturisasi kredit bermasalah

yang masih berpotensi untuk ditagih kembali, dan terus menumbuhkan kredit

berkualitas baik (good book).

3. Management

Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva,

manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum.

14
4. Earning
Indikator rasio yang dipakai adalah ROA, ROE, BOPO, dan NIM dan di jelaskan
sebagai berikut:

a. ROA

ROA berarti singkatan dari Return on Asset, yaitu rasio untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan keuntungan dari aset yang

dimiliki yang dihitung dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan

rata-rata total aset. Dapat di rumuskan sebagai berikut:

ROA = Laba sebelum pajak


X 100%
Total Asset

Berikut ini tabel persentase rasio ROA PermataBank Tahun 2015-2017 :

Tabel II.5
Persentase pertumbuhan Rasio ROA PermataBank, Tbk

LABA SEBELUM
TAHUN TOTAL ASSET TOTAL ROA
PAJAK

2015 293.535 182.689.351 0,2%

2016 (8.634.043) 165.527.512 (4,9%)

2017 951.132 148.328.370 0,6%

15
Berikut ini tabel kriteria kesehatan Bank Umum untuk rasio ROA menurut

Surat Edaran Bank Indonesia No/23/DPNP tahun 2004 :

Tabel II.6
Kriteria kesehatan Bank dari rasio ROA

1) Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat kinerja keadaan kesehatan keuangan

PermataBank tahun 2015 dari raiso ROA “Kurang Sehat” karena mengalami

penurunan menjadi sebesar 0,2% pada akhir tahun 2015 sejalan dengan

menurunnya perolehan laba bersih sebesar 84,4% karena lebih tingginya

cadangan kerugian penurunan nilai kredit.

2) Sedangkan kinerja keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2016 dari

raiso ROA sangat “Tidak Sehat” karena rugi bersih bank yang berakibat pada

penurunan menjadi (4,9%) pada akhir tahun 2016 dan tingginya cadangan

kerugian penurunan kredit.

3) Selajutnya, keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2017 dari raiso

ROA mulai berubah menjadi “Cukup Sehat” karena adanya peningkatan

profitabilitas PermataBank, sehingga ROA naik menjadi sebesar 0,6% pada

akhir Desember 2017.

16
b. ROE

ROE berarti singkatan dari Return on Equity, yaitu rasio untuk mengukur

kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki yang

dihitung dengan membandingkan laba setelah pajak penghasilan dengan rata-

rata modal inti. Dapat di rumuskan sebagai berikut:

ROE = Laba sesudah pajak X 100%


Total Ekuitas

Berikut ini tabel persentase rasio ROE PermataBank Tahun 2015-2017 :

Tabel II.7
Persentase pertumbuhan Rasio ROE PermataBank, Tbk

LABA SESUDAH TOTAL


TAHUN TOTAL ROE
PAJAK EKUITAS

2015 247.112 18.812.844 1,8%

2016 (6.483.084) 19.289.606 (38,3%)

2017 748.433 21.510.742 4,8%

17
Berikut ini tabel kriteria kesehatan Bank Umum untuk rasio ROE menurut

Surat Edaran Bank Indonesia No/23/DPNP tahun 2004 :

Tabel II.8
Kriteria kesehatan Bank dari rasio ROE

1) Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat kinerja keadaan kesehatan keuangan

PermataBank tahun 2015 dari raiso ROE “Kurang Sehat” karena juga

mengalami penurunan menjadi sebesar 1,8% dari 12,2% pada tahun 2014

Sejalan dengan menurunnya perolehan laba bersih sebesar 84,4% karena

lebih tingginya cadangan kerugian penurunan nilai kredit.

2) Sedangkan kinerja keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2016

dari raiso ROE sangat “Tidak Sehat” karena rugi bersih bank yang berakibat

pada penurunan menjadi (38,3%) pada akhir tahun 2016 dan tingginya

cadangan kerugian penurunan kredit.

3) Selajutnya, keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2017 dari raiso

ROE mulai berubah menjadi “Cukup Sehat” karena adanya peningkatan

profitabilitas PermataBank, sehingga ROE naik menjadi sebesar 4,8% pada

akhir Desember 2017.

18
c. BOPO

BOPO berarti singkatan dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional, yaitu rasio efisiensi bank yang mengukur beban operasional

dibandingkan dengan pendapatan operasional, sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional

yang dikeluarkan lembaga keuangan yang bersangkutan sehingga

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Dapat di rumuskan sebagai berikut:

BOPO = Total beban operasional X 100%


Total pendapatan operasional

Berikut ini tabel persentase rasio BOPO PermataBank Tahun 2015-2017 :

Tabel II.9
Persentase pertumbuhan Rasio BOPO PermataBank, Tbk

BEBAN PENDAPATAN TOTAL


TAHUN
OPERASIONAL OPERASIONAL BOPO

2015 (4.377.899) 2.152.570 98,9%

2016 (4.578.598) 2.268779 150,8%

2017 (4.501.955) 3.355.959 94,8%

19
Berikut ini tabel kriteria kesehatan Bank Umum untuk rasio BOPO menurut

Surat Edaran Bank Indonesia No/23/DPNP tahun 2004 :

Tabel II.10
Kriteria kesehatan Bank dari rasio BOPO

1) Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat kinerja keadaan kesehatan keuangan

PermataBank tahun 2015 dari raiso BOPO “Tidak Sehat” karena rasio BOPO

meningkat dari 89,8% di 2014 menjadi 98,9% di 2015 seiring kenaikan pada

beban pencadangan penurunan nilai kredit.

2) Sedangkan keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2016 dari raiso

BOPO semakin “Tidak Sehat” karena peningkatan NPL yang terus

berlangsung menyebabkan diperlukannya pembentukan beban penyisihan

kerugian penurunan nilai dengan jumlah yang signifikan, sehingga BOPO

meningkat menjadi 150,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 98,9% di

tahun 2015 seiring dengan upaya PermataBank memperkuat fondasi

keuangan dengan cara meningkatkan beban penyisihan kerugian penurunan

nilai aset keuangan dan kenaikan pada beban pencadangan penurunan nilai

kredit.

20
3) Selajutnya, keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2017 dari raiso

BOPO mulai berubah menjadi “Sehat”, karena terjadi penurunan beban

operasional termasuk beban kerugian penurunan nilai aset keuangan secara

signifikan sehingga berhasil menurunkan rasio BOPO menjadi 94,8% dari

150,8% di tahun sebelumnya. Hal ini selaras dengan upaya PermataBank

melakukan perbaikan kualitas aset dan langkah-langkah efisiensi, serta

menjaga likuiditas dan permodalan di tingkat yang sehat.

d. NIM

NIM berarti singkatan dari Net Interest Margin, yaitu rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perseroan dalam mengelola marjin pendapatan

bunga bersih dengan pertumbuhan Aktiva atau Aset Produktif yang dikelola

oleh Perseroan dalam periode yang sama. Dapat di rumuskan sebagai berikut:

NIM = Pendapatan bunga bersih


X 100%
Aktiva produktif
SENDIRI

Berikut ini tabel persentase rasio NIM PermataBank Tahun 2015-2017 :

Tabel II.11
Persentase pertumbuhan Rasio NIM PermataBank, Tbk

PENDAPATAN AKTIVA
TAHUN TOTAL NIM
BUNGA PRODUKTIF

2015 6.196.899 182.689.351 4%

2016 5.883.441 141.100.211 3,9%

2017 5.224.226 148.328.370 4%

21
Berikut ini tabel kriteria kesehatan Bank Umum untuk rasio NIM menurut

Surat Edaran Bank Indonesia No/23/DPNP tahun 2004 :

Tabel II.12
Kriteria kesehatan Bank dari rasio NIM

1) Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat kinerja dan keadaan kesehatan

keuangan PermataBank tahun 2015 dari raiso NIM “Sangat Sehat” karena

keberhasilan PermataBank untuk menurunkan rata-rata tertimbang atas biaya

dana dengan meningkatkan rasio CASA menjadi 37,9% dari 34,5% di tahun

lalu, sekaligus mampu menjalankan kebijakan suku bunga pinjaman yang

bersaing sesuai ketentuan dengan baik. PermataBank juga mampu mencatat

laba operasional sebelum provisi sebesar Rp3,97 triliun, meningkat 23,1%

dibanding Rp3,23 triliun pada tahun 2014. Peningkatan ini terutama didorong

oleh pertumbuhan Net Interest Margin (NIM), dari 3,6% menjadi 4,0%,

walaupun terjadi penurunan pada dana pihak ketiga sebesar 1,7% menjadi

Rp145,46 triliun. Pertumbuhan kredit juga melambat dibanding tahun 2014,

yakni pada level 4,2%, menjadi sebesar Rp125,87 triliun.

22
2) Kinerja dan keadaan kesehatan keuangan PermataBank tahun 2016 dari raiso

NIM masih “Sangat Sehat” sebesar 3,9% namun sedikit lebih rendah bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 4%. Data Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) menunjukan kredit perbankan nasional di tahun 2016

diprakirakan turun sebesar 7,87% dari 10,44% di tahun 2015. Kualitas kredit

perbankan secara keseluruhan mengalami tekanan. Peningkatan kredit

bermasalah (NPL) tersebut terjadi hampir di semua sektor ekonomi. Kenaikan

yang signifikan terjadi pada sektor perdagangan, industri pengolahan,

pertambangan, dan transportasi. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik

(BPS), sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan merupakan

sektor-sektor ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan selama tahun

2016. Perbaikan harga komoditas pertambangan mulai kuartal ketiga 2016,

belum langsung berdampak pada kualitas kredit pelaku usaha di sektor ini.

Masih relatif rendahnya pertumbuhan ekonomi juga membuat pelaku usaha

dan korporasi mengurangi kegiatan investasi, sehingga permintaan kredit

investasi maupun modal kerja menurun. Sedangkan pertumbuhan dana pihak

ketiga (DPK) meningkat sebesar 9,60% di tahun 2016, lebih tinggi dari tahun

2015 lalu, yang hanya tumbuh 7,26%. Lebih tingginya pertumbuhan DPK

dibanding penyaluran kredit, membuat banyak perbankan menerapkan strategi

penurunan suku bunga simpanan, lebih besar dari pada penurunan suku bunga

kredit. Pendapatan bunga bersih turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya

sejalan dengan penurunan kredit sehingga menyebabkan pendapatan bunga

bersih turun 5,1% menjadi Rp5,88 triliun.

23
3) Pada tahun 2017, kinerja dan keadaan kesehatan keuangan PermataBank dari

raiso NIM tetap dalam kategori “Sangat Sehat” karena kembali naik menjadi

4% dari tahun sebelumnya. Secara umum, stabilitas makro ekonomi dan sistem

keuangan perbankan tetap terjaga pada tahun 2017. Kondisi ini tercermin dari

kondisi permodalan perbankan yang masih kuat dan risiko kredit yang masih

berada di bawah batas aman. Pada tahun 2017, perbankan nasional

mencatatkan pertumbuhan aset yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan

pertumbuhan tahun 2016. Penyaluran kredit menunjukkan peningkatan dan

rata-rata suku bunga perbankan mengalami penurunan sehingga berdampak

positif kepada dunia usaha dan daya beli masyarakat. Pada tahun 2017,

PermataBank membukukan total pendapatan operasional sebesar Rp8,58

triliun, atau naik dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya Rp8,15

triliun. Hal ini terutama disebabkan karena pendapatan bunga bersih turun

dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp5,22 triliun sejalan dengan

perlambatan pertumbuhan kredit untuk menjaga penyaluran kredit secara lebih

berhati-hati. Selain itu pendapatan operasional selain bunga berhasil tumbuh

47,9% menjadi sebesar Rp3,36 triliun dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2016. Peningkatan pendapatan operasional selain bunga sejalan dengan

keberhasilan PermataBank dalam penjualan kredit bermasalah dan kredit hapus

buku. Selain itu, PermataBank membukukan laba besih berkat efisiensi beban

operasional yang cukup terkendali. Beban operasional termasuk beban

kerugian penurunan nilai aset keuangan PermataBank pada 2017 tercatat

sebesar Rp7,63 triliun, atau menurun secara signifikan dibandingkan tahun

2016 yang sebesar Rp16,79 triliun.

24
Hal ini terutama dikontribusikan oleh penurunan beban kerugian penurunan

nilai aset keuangan menjadi sebesar Rp3,13 triliun dibandingkan tahun 2016

sebesar Rp12,21 triliun. Manajemen juga menerapkan pengelolaan beban

operasional lainnya secara disiplin sehingga terjadi penurunan sebesar 1,7%

dibandingkan tahun lalu.

5. Liquidity

Rasio likuiditas dapat diukur dengan menggunakan rasio salah satunya adalah

LDR (Loan to Deposit Ratio), yaitu digunakan untuk menilai likuiditas suatu

bank yang dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank

terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Dapat di rumuskan sebagai

berikut:
LDR = Kredit yang diberikan
X 100%
Dana Pihak Ketiga

Berikut ini tabel persentase rasio LDR PermataBank Tahun 2015-2017 :

Tabel II.13
Persentase pertumbuhan Rasio LDR PermataBank, Tbk

KREDIT YANG DANA YANG


TAHUN TOTAL LDR
DI BERIKAN DI TERIMA

2015 125.867.973 145.460.639 87,8%

2016 94.782.664 130.302.660 80,5%

2017 90.020.985 111.288.007 87,5%

25
Berikut ini tabel kriteria kesehatan Bank Umum untuk rasio LDR menurut Surat

Edaran Bank Indonesia No/23/DPNP tahun 2004 :

Tabel II.14
Kriteria kesehatan Bank dari rasio LDR

1) Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat kinerja dan keadaan kesehatan

keuangan PermataBank tahun 2015 dari raiso LDR “Cukup Sehat”, karena

PermataBank mampu mengendalikan likuiditas dan mampu menyesuaikan

pertumbuhan kredit dan simpanan untuk menjaga tingkat LDR. Total

persentase penurunan simpanan nasabah adalah sebesar 1,7%, lebih rendah

dari penurunan kredit yang sebesar 4,2%, sehingga rasio LDR PermataBank

di akhir tahun 2015 menjadi 87,8% turun dari 89,1% di akhir tahun 2014.

Selain itu, PermataBank mengelola dana pihak ketiga sejalan dengan aset

sehingga berdampak pada LDR yang stabil. PermataBank mengurangi biaya

pendanaan dengan meningkatkan CASA sebesar 8,1% yoy dan mengurangi

pertumbuhan deposito sebanyak 6,9% yoy.

26
2) Di tahun 2016, kinerja dan keadaan kesehatan keuangan PermataBank dari

raiso LDR dalam kondisi “ Sehat”, tetapi tahun 2016 mengalami sedikit

penurunan sebesar 80,5% dari tahun sebelumnya karena pertumbuhan kredit

yang lebih rendah dari penghimpunan DPK. Rendahnya pertumbuhan

ekonomilah yang membuat pelaku usaha mengurangi kegiatan investasi,

sehingga permintaan kredit investasi maupun modal kerja menurun. Namun,

PermataBank juga terus menjaga posisi likuiditasnya agar tetap tinggi. Di

tahun ini, PermataBank mencatat laba sebelum pencadangan sebesar Rp3,57

triliun. Kontribusi fee based income naik 5,4% menjadi Rp2,27 triliun dari

Rp2,15 triliun pada tahun sebelumnya, dan Net Interest Margin (NIM)

berhasil dipertahankan di 3,9%. Rasio CASA meningkat dari 37,9% menjadi

46,6%. Posisi CASA naik sebesar 10,3% YOY. Pertumbuhan CASA tersebut

merupakan pertumbuhan tertinggi selama tiga tahun terakhir dan

menunjukkan hasil yang memuaskan.

3) Sedangkan pada tahun 2017, kinerja dan keadaan kesehatan keuangan

PermataBank dari raiso LDR dalam kondisi “Cukup Sehat”, artinya kembali

mengalami kenaikan sebesar 87,5% di bandingkan tahun sebelumnya sebesar

80,5%. Hal ini di sebabkan karenga pertumbuhan kredit yang lebih rendah

dari penghimpunan DPK membuat rasio LDR (Loan to Deposit Ratio)

perbankan kembali menurun. Rasio LDR yang sempat menembus level 92,1%

pada tahun 2015, secara gradual turun dalam dua tahun terakhir menjadi

90,0% pada akhir tahun 2017.

27
Selisih yang lebih tinggi antara DPK dengan kredit yang disalurkan membuat

perbankan nasional membukukan Net Interest Margin (NIM) yang lebih

rendah dibandingkan perolehan dua tahun terakhir. PermataBank juga terus

berupaya menjaga tingkat likuiditas yang sehat antara lain dengan

memperbaiki struktur pendanaan, yakni dengan meningkatkan porsi dana

murah dan menurunkan biaya dana (Cost of Fund). Perbaikan struktur

pendanaan dan penerapan manajemen likuiditas secara efektif mampu

menjaga pertumbuhan Loan to Deposit Ratio (LDR). PermataBank berusaha

mencermati dinamika ekonomi dan bisnis yang terjadi dan terus melanjutkan

upaya perbaikan kualitas aset dan langkah-langkah efektif dan efisiensi, serta

menjaga likuiditas dan permodalan di tingkat yang sehat.

28
2.4. Harga Saham PermataBank, Tbk

Bagi perusahaan yang telah go public seperti PermataBank ini, tujuan

memaksimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai dengan cara memaksimalisasi nilai

pasar harga saham yang bersangkutan. Dengan demikian pengambilan keputusan

selalu didasarkan pada pertimbangan terhadap maksimalisasi kekayaan para

pemegang saham.

Sartono (2008:70) menyatakan bahwa “Harga saham terbentuk melalui

mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham

mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya,

apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun”. Berikut ini

adalah ikhtisar kinerja saham periode hingga 31 Desember 2015 dan pergerakan

harga dan volume perdagangan saham 2014-2015.

Gambar II.3
Pergerakan harga dan volume saham PermataBank, Tbk
Tahun 2014-2015

29
Gambar II.4
Kinerja harga saham perbulan PermataBank, Tbk
Tahun 2014-2015

Berikut ini adalah informasi saham triwulanan yang diterbitkan dalam 2 tahun buku

terakhir (2014 – 2015).

Gambar II.5
Saham Triwulan yang di terbitkan PermataBank, Tbk
Tahun 2014-2015

30
Berikut ini adalah ikhtisar kinerja saham periode hingga 31 Desember 2016 dan

pergerakan harga dan volume perdagangan saham 2015-2016.

Gambar II.6
Pergerakan harga dan volume saham PermataBank, Tbk
Tahun 2015-2016

Gambar II.7
Kinerja harga saham perbulan PermataBank, Tbk
Tahun 2015-2016

31
Berikut ini adalah informasi saham triwulanan yang diterbitkan dalam 2 tahun buku

terakhir (2015 – 2016).

Gambar II.8
Saham Triwulan yang di terbitkan PermataBank, Tbk
Tahun 2015-2016

Berikut ini adalah ikhtisar kinerja saham periode hingga 31 Desember 2017 dan

pergerakan harga dan volume perdagangan saham 2016-2017.

Gambar II.9
Pergerakan harga dan volume saham PermataBank, Tbk
Tahun 2016-2017

32
Gambar II.10
Kinerja harga saham perbulan PermataBank, Tbk
Tahun 2016-2017

Berikut ini adalah informasi saham triwulanan yang diterbitkan dalam 2 tahun buku

terakhir (2016 – 2017).

Gambar II.11
Informarsi saham yang telah di perbitkan PermataBank, Tbk
Tahun 2016-2017

33
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam tiga tahun terakhir, PermataBank mengalami keadaan kinerja

kesehatan keuangan yang cukup bergejolak. PermataBank memiliki pertumbuhan

usaha yang terukur karena di dukung dengan penghimpunan dana dan struktur

modal yang kuat. Namun ketika di hadapkan dengan tantangan pada penyaluran

kredit yang semakin selektif dan perolehan dana yang semakin kompetitif di dunia

perbankan, kondisi eksternal tersebut sangat berdampak tidak sehat pada kinerja

kesehatan keuangan PermataBank. Dengan memiliki strategi yang sangat berhati-

hati dalam memperkuat manajemen risiko, meningkatkan efisiensi operasional,

meningkatkan jumlah nasabah dan terus melalukan investasi pada program maupun

layanan baru, PermataBank mulai bangkit kembali dan berada di jalur yang tepat

menuju profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. PermataBank juga

mulai kembali memperkuat basis permodalan dengan neraca yang jauh lebih kuat,

memposisikan kinerja kesehatan keuangannya dengan baik untuk pertumbuhan di

masa mendatang.

34
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi, Cetakan
keempatbelas, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Novi, Annisa. 2018. “Profil Korporasi”, https://www.permatabank.com/Tentang

Kami/l, diakses pada 19 November 2018 pukul 10.27.

Novi, Annisa. 2018. “Peraturan Perbankan”,


https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/ketentuan%20perbank
an.aspx, diakses pada 19 November 2018 pukul 12.30.

Bank Indonesia. 2004. PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum. Jakarta.

Novi, Annisa. 2018. “Annual Report 2015 (final)”,


file:///F:/nv/aktiva%20pasiva/2015%20AR%20PermataBank%20(fin).pdfa
n.aspx, diakses pada 20 November 2018 pukul 10.30.

Novi, Annisa. 2018. “Annual Report 2016 (final)”,


file:///F:/nv/aktiva%20pasiva/2016%20AR%20PERMATABANK%20(lo
wres).pdf, diakses pada 20 November 2018 pukul 14.26.

Novi, Annisa. 2018. “Annual Report 2017 (final)”,


file:///F:/nv/aktiva%20pasiva/PermataBank_AR_2017%20(28-8-
2018)_LR_Final_OK.pdf, diakses pada 20 November 2018 pukul 19.06

Novi, Annisa. 2018. “Prospectus”,

https://www.permatabank.com/uploadedFiles/PermataBank/Content_Corp

orate/Corporate_Profiles/Prospektus%20PUT%20VIII%20PT%20Bank%2

0Pe, mata%20Tbk%2022%20Mei%202017.pdf, diakses pada 21 November

2018 pukul 09.00.

35

You might also like