Professional Documents
Culture Documents
KETRAMPILAN KIMIA
Disusun Oleh:
A. Judul
1. Untuk mengetahui perubahan fisika dan kimia yang terjadi pada proses
pembakaran kertas.
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada pembuatan lava lamp.
C. Dasar Teori
a. Uang Kertas Aman dari Amukan Api
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang atau
memiliki volume. Materi dapat mengalami perubahan fisika dan perubahan kimia.
Jika suatu materi mengalami perubahan dengan menghasilkan zat baru, maka
materi tersebut mengalami perubahan kimia. Jika materi hanya mengalami
perubahan wujud atau bentuk, maka tergolong perubahan fisika (Wibowo
Heri,2008).
Pada perubahan fisika, hanya terjadi perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru. Perubahan ini hanya menimbulkan perubahan wujud zat saja. Contoh
perubahan fisika yakn Logam besi dipanaskan pada suhu tinggi akan membara,
lunak dan mencair. Warnanya pun berubah kemerahan dengan suhu yang sangat
panas, namun bila suhunya turun, besi akan kembali seperti semula. Pada
perubahan ini, tidak menghasilkan zat baru, sehingga digolongkan perubahan
fisika (Wibowo Heri,2008).
Perubahan pada zat yang menimbulkan zat yang baru disebut perubahan kimia.
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia yang mana perubahan ini tidak bisa
kembali kebentuk semula. Contoh yakni Pernahkah kamu menggunakan obat
nyamuk bakar? Apa yang terjadi pada obat nyamuk setelah terbakar? Obat nyamuk
yang dibakar akan menimbulkan bau, asap, dan abu. Abu, asap, dan bau yang
terjadi merupakan zat baru hasil pembakaran. Zat baru tersebut tidak dapat
dikembalikan ke bentuk asalnya. Hal ini disebabkan susunan materinya mengalami
perubahan setelah mengalami pembakaran. Besi yang berada di alam bebas lama
kelamaan akan berkarat atau mengalami korosi. Peristiwa itulah yang di sebut
perubahan kimia (Budi,Sentot.2008).
Reaksi kimia dari perubahan yang diakibatkan oleh reaksi tersebut. Reaksi
kimia sering diikuti perubahan-perubahan, misalnya terbentuknya endapan, terjadi
perubahan warna, dan terbentuknya gas dan adanya perubahan suhu. Keempat
perubahan tersebut dikenal dengan ciri-ciri reaksi kimia (Budi,Sentot.2008).
b. Lava Lamp
Massa jenis atau kerapatan merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki
zat. Rapatan (densitas) adalah sifat fisik dari materi. Rapatan digunakan untuk
membandingkan dua zat yang memiliki volume yang sama (menempati besaran
ruang yang sama, tetapi memiliki massa yang berbeda). Sebuah objek dengan
massa per volume yang lebih besar lebih rapat daripada objek dengan massa per
volume yang lebih kecil. Zat yang kurang rapat mengapung di atas zat yang lebih
rapat (Mariana, Z.T, 2012).
Zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Ada beragam jenis zat, salah satu yang membedakannya adalah massa jenisnya.
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki
volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa
jenis lebih rendah (Mariana, Z.T, 2012).
Bunyi hukum Archimedes yaitu “Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama
dengan zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut (kanginan,2002).
Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan
terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat
dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum
turunan dari hukum archimedes yang berbunyi:
1. Benda akan terapung jika masa jenis benda yang dimasukan ke dalam air lebih
kecil dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan tengelam jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air
lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan ke dalam air
sama dengan massa jenis zat (kanginan,2002).
Akibat adanya gaya apung, berat benda dalam zat cair akan berkurang. Benda
yang diangkat dalam zat cair akan terasa lebih ringan dibandingkan diangkat di
darat. Jadi, telah jelas bahwa berat benda seakan berkurang bila benda dimasukkan
ke dalam air. Hal itu karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan
diterima benda. Dengan demikian maka resultan gaya antara gaya berat dengan
gaya ke atas merupakan berat benda dalam air. Selanjutnya berat disebut dengan
berat semu yaitu berat benda tidak sebenarnya karena benda berada dalam zat cair.
Benda dalam air diberi simbol WS( kanginan,2002).
Hubungan antara berat benda di udara (W), gaya ke atas (Fa) dan berat semu (Ws)
adalah :
Ws = W-Fa
Dengan keterangan:
Lampu lava merupakan pencampuran baking soda, air, minyak, dan pewarna
yang digabung masing-masing secara terpisah. Pencampuran air dan baking soda
ini dapat menyebabkan minyak mengambang dan dapat membentuk gelembung-
gelembung kecil yang berwarna berminyak yang mengalir ke atas dan ke bawah.
Gelembung-gelembung yang berwarna minyak inilah yang disebut lampu lava
(sudarti,2014: 89).
D. Metodelogi percobaan
1. Waktu dan Tempat
a. Hari, tanggal : Jumat, 9 November 2018
b. Waktu : 08.30 – 09.20 WIB
c. Tempat : Selasar Labolatorium IPA
2. Alat dan bahan
Percobaan Uang Kertas Aman dari Amukan Api
a. Alat
1) Gelas beaker
2) Penjepit
3) Gelas ukur
4) Korek
b. Bahan
1) Larutan metanol dalam air ( 60 bagian metanol dan 40 bagian air)
2) Uang kertas
3. Prosedur percobaan
a. Uang Kertas Aman dari Amukan Api
E. Pembahasan
a. Uang Kertas Aman dari Amukan Api
Laporan yang berjudul Uang Kertas Aman Dari Amukan Api Dan Lava Lamp
ini bertujuan Untuk mengetahui perubahan fisika dan kimia yang terjadi pada
proses pembakaran kertas dan Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada
pembuatan lava lamp. Pada praktikum ini terdapat dua kegiatan, kegiatan pertama
yaitu uang kertas aman dari amukan api dan yang kedua mengetahui reaksi lava
lamp.
Pada kegiatan pertama alat yang dibutuhkan berupa gelas beaker sebagai
tempat untuk perendaman uang kertas, penjepit untuk menjepit uang saat proses
pembakaran, dan korek untuk mebakar uang. Sedangkan bahan yang dibutuhkan
berupa alkohol dan air dengan perbandingan 60 : 40 dan uang kertas.
Pada kegiatan satu ini uang kertas direndam kedalam larutan methanol supaya
uang kertas terlapisi larutan methanol, kemudian praktikan melakukan percobaan
dengan membakar uang kertas. Berdasarkan percobaan tersebut uang kertas tidak
terbakar pada saat proses pembakaran. Hal ini dikarenakan saat uang dicelupkan
ke dalam larutan metanol , maka larutan tersebut akan terserap di dalam uang.
b. Lava Lamp
Pada praktikum yang berjudul “Lava Lamp” bertujuan untuk mengetahui
reaksi yang terjadi pada pembuatan lava lamp. Adapun alat dan bahaan yang
digunakan yaitu Gelas ukur 10 ml yang digunakan sebagai tempat bahan-bahan
yang akan direaksikan,sendok yang digunakan untuk mengambil bahan –
bahan,sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah air,minyak,pewarna
makanan,garam,dan vitamin C (Redokson).
Pada percobaan ini,langkah yang dilakukan adalah menuangkan minyak
kedalam gelas ukur yang terisi air. Ketika minyak dituangkan ke dalam botol berisi
air, minyak menempati posisi di atas air dan tidak bercampur dengan air.
Kemudian meneteskan pewarna makanan kedalam gelas ukur tersebut. Ketika
pewarna makanan diteteskan ke dalam botol, pewarna makanan melewati minyak
dan jatuh ke air. Di dalam air, pewarna makanan tidak menyebar secara merata,
namun hanya pada bagian dasar air. Setelah itu memasukkan redokson
kedalamnya. Kemudian menambahkan garam kedalamnya setelah reaksi berhenti.
Ketika ditambahkan sedikit garam, garam larut dalam air dan pada saat garam
larut, pewarna makanan langsung menyebar merata dalam air. Setelah itu, air yang
telah menyatu dengan pewarna makanan dan garam menyatu dengan minyak.
Namun, perlahan-lahan minyak kembali memisahkan diri ke bagian atas air.
Ketika garam ditambahkan lagi, pewarna makanan semakin larut dalam air.
Ketika dikocok, hal yang sama terjadi seperti sebelumnya. Mula-mula, air dan
minyak menyatu dan perlahan-lahan keduanya memisahkan diri kembali.
Pada percobaan ini, minyak tetap berada di atas air karena minyak lebih ringan
dari air atau kurang padat dibandingkan dengan air. Minyak dan air tidak
bercampur karena adanya polaritas antarmolekul (gaya tarik
antarmolekul).Polaritas molekul berarti molekul air tertarik ke molekul minyak
lainnya. Tetapi struktur dari dua molekul tersebut tidak memungkinkan mereka
untuk bersatu.Ketika potongan tablet tengelam ke bagian bawah dan mulai larut
serta menimbulkan gas, gas tersebut naik dan mengambil beberapa bagian air.
Ketika gumpalan air tersebut mencapai ke atas, gas dari tablet kemudian melarikan
diri dan pergi kebagian bawah air.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kali ini, yaitu tentang pembuatan alat
peraga lampu lava membahas tentang redokson yang terkena air, maka akan
bereaksi dan menghasilkan gelembung karbon dioksida. Gelembung
karbondioksida ini membuat air pada dasar botol terangkat ke atas dan pada saat
sampai ke permukaan gas karbon dioksida akan terlepas kemudian air yang
tadinya diatas akan turun ke dasar botol.
Jika dikaitkan dengan hukum Archimedes (Gaya tekan atas), salah satu prinsip
lampu lava sangat berhubungan, yang mana sebelum redokson dimasukan, minyak
dan cairan dalam kondisi tenang dan tidak bercampur. Tetapi ketika redokson
dimasukan, redokson akan larut dalam cairan dan akan menimbulkan gaya yang
mengakibatkan timbulnya gas karbon dioksida dengan minyak dan air akan
bercampur walau tidak seluruhnya. Pencampuran air dan minyak juga bergantung
dari media pencampurnya.
F. Kesimpulan
2) Dari percobaan lampu lava ternyata membuktikan bahwa adanya hubungan antara
redokson yang menghasilkan gelembung dengan hukum Archimedes (Gaya tekan
atas) dan gelembung pada lapisan minyak goreng yang dihasilkan adalah semakin
banyak redokson yang dimasukan maka semakin banyak pula gelembung
karbondioksida yang dihasilkan sehingga lampu lavanya akan semakin meriah .
G. Daftar Pustaka
Wibowo Heri . 2008 . Konsep Dasar Kimia Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
H. Lampiran
Sebelum direaksikan
Setelah direaksikan