You are on page 1of 4

AMPUTASI

Amputasi ekstermitas paling sering terjadi sebagai komplikasi penyakit lain.

KEADAAN NORMAL

Otot dan tulang memerlukan aliran darah yang adekuat :

 Arteri femoralis terbagi menjadi arteri anterior dan posterior dibawah sendi lutut untuk
memperfusi ekstermitas bawah.
 Arteri sublavia terbagi menjadi arteri brakialis dan aksilaris, dan bercabang lebih lanjut menjadi
arteri radialis dan ulnaris untuk menyediakan aliran darah ke ekstermitas atas.

DEFINISI

Amputasi merupakan proses pemisahan (pemotongan) ekstremitas dari tubuh. Proses yang drastic ini
selalu menjadi upaya terakhir, ketika seluruh tindakan untuk mendorong pemulihan atau
mengembalikan aliran darah ke ekstermitas telah gagal. Amputasi dilakukan pada area paling distal yang
akan pulih dan seluruh upaya dilakukan untuk mempertahankan sendi sehingga gaya berjalan pasien
akan lebih normal dan sedikit kecatatan.

PENYEBAB DAN RASIONAL

Setiap kondisi yang menyebabkan iskemia pada ekstermitas dapat mengakibatkan kematian otot dan sel
tulang, nekrosis dan berakibat gangren, serta cedera traumatic, yang dapat mengganggu kehidupan dan
ekstermitas sehingga memerlukan amputasi:

 Komplikasi gips: jika gips dipasang terlalu ketat untuk memungkinkan pembengkakan jaringan,
atau cekungan yang memberi tekanan pada saraf dan pembuluh darah sehingga memotong
sirkulasi.
 Sindrom kompartemen, yang tidak teratasi pada saat yang tepat, menyebabkan anoksia
jaringan.
 Kerusakan vascular, seperti yang terjadi pada diabetes, yaitu aliran darah distal terganggu.
 Penyakit vascular perifer (peripheral vascular disease, PVD)
 Penyumbatan arteri akibat tromboemboli atau emboli lemak, yang menghentikan aliran darah
secara total ke ekstermitas.
 Pemulihan luka yang buruk akibat kerusakan vascular, penurunan suplai oksigen, dan nutrient
untuk memdukung pemulihan.
 Sakit yang mengancam jiwa, seperti kanker tulang, atau penyakit yang menggerogoti daging
(fasiitis nekrotik yang disebabkan oleh bakteri).
 Trauma : Cedera remuk yang menghancurkan jaringan dan tidak dapat diperbaiki serta amputasi
traumatik, yaitu ekstermitas terpisah pada saat cedera.
PEMERIKSAAN

Setiap pemeriksaan berikut dapat diindentifikasikan untuk pasien yang mengalami PVD :

 Tes Allen (untuk mendeteksi ketidak adekuatan arteri di tangan)


 Angiografi (visualisasi radiografi pembuluh darah menggubakan zat warna radiopaque) untuk
mengidentifikasikan penyumbatan arteri
 Angkle branchial indeks (ABI)membandingkan tekana darah sistolik dengan tekanan darah
sistolik pada ekstraminitas yang sakit.
 Pemeriksaan aliran doopler CW (continuous wave)mengkaji aliran darah melalui pembulih darah
 Sinar - X dapat mengidentifikasikan keberadaan atau ketiadaan beda asing, osteomeolitis, gas di
dalam jaringan lunak, penyebaran proses penyakit ke tulang/ sendi sekitarnya.
 Ultrasonografi Duplex untuk mengukur kecepatan aliran darah.
 Pemindain CT dengan kontras atau MRI dapat mendiagnosis abses yang secara klinis tidak
tampak

TANDA DAN GEJALA SERTA RASIONAL

pasien dapat mengalami cedera mulyiple selain cedera remuk ekstamitas dengan seluruh system
vascular hancur, atau amputasi traumatik yang mendadak

 Syok hipovolekik dapat terjadi , yang ditandai dengan hipotensi , takikardi, kulit lembab dan
dingin, serta perasaan akan terjadi masalah
 Horror, ketakuran, ansietas,merupakan respon psikologis terhadap amputasi
traumatic,terurama ketika ekstramintas yang rusak dan terpotong menyertai pasien ke rumah
sakit
 Penyangkalan merupakan kondisi yang lazim ketika mendapat berita bahawa amputasi adaah
pilihan yang direkomendasikan
pasien yang lebih lazim mengalami amputasi pembedahan adalah pasien diabetic dengan
ulserasi yang telah mengalami infeksi
 Penurunan atau tidak adanya pedal
 Nekrosis yang tampak atau berbau tidak sedap
 Lesi ganggren atau jari kaki yang hitam dan keras (ganggren hitam )\
Keterlibatan jaringan lunak dan tulang tampak menyerupai cekungan dalam dengan tendon,
kapsul sendi, atau tulag tampak dari luar
 Ulkus dapat tersamarkan dari pembentukan kalus yang tebal diatasnya
 Area di antara jari tangan dan jari kaki dapat memiliki jaringan hiperkeratotik yang tebal dan
padat
 Nyeri mungkin tidak dirasakan karena neuropati perifer ekstensif
 Jika pasien mengalami neuropati dan nyeri mungkin terjadi abses dalam atau infeksi yang
mendasar
 Respon sistemik tehadap infeksi ekstamitas dapat meliputi adanya :
 Menggigildan dan demam
 Mual dan muntah
 Malaise
 Hipotensi dan takikardi
 Hiperglikemia yang tidak dapat dijelaskan (tidak berkaitan dengan diet perubahan dalam tingkat
aktivitas dan sebagainya )

HAL YANG MEMBAHAYAKAN PASIEN

Ketika pasien diabetik yang mengalami gangguan imun dating dengan ekstremitas yang terinfeksi,
pasien dapat mengalami komplikasi yang mengancam jiwa dan ekstremitas:

 Sepsis yang menyebabkan ketidakstabilan metabolic dan syok sepsis


 Fasiitis nekrotik
 Gangrene gas
 Selulitis asending
 Osteomyelitis
 Sindrom kompartemen
 Hemoragi sekunder akibat pemotongan pembuluh darah besar.
 Infeksi dari kontaminasi luka setelah trauma
 Nyeri fantom pada ekstremitas sekunder akibat pemotongan saraf perifer.
 Kontraktur sendi karena deformitas fleksi dan posisi protektif akibat nyeri tidak digunakan.
 Ulkus decubitus yang disebabkan oleh kondisi prosthesis yang tidak terpasang dengan pas atau
tidak tepat.
 Maladaptasi psikososial dapat terjadi karena adanya/ketidakefektifan intervensi krisis pada saat
trauma, atau tidak adanya atau tertundanya berduka.

INTERVENSI DAN RASIONAL

Perawat yang merawat pasien amputasu traumatik harus bertindak dengan cepat untuk membatasi
aliran darah :

 Tetap tenang ketika memberi bantuan pertana karena tindaka tersebt dapat membantu
menenangkan korban.
 Kaji jalan napas dan pernapasan untuk mengetahui apakah ada masalah yang lebih akut,
danselanjutnya berikan tekanan yang tegas dan langsung, dengan lapisan balutan kering
pada ekstremitas residual.
 Berikan tekanan pada arteri di atas ekstremitas yang mengalami perdarahan jika tekanan
langsung tidak menghentika perdarahan.
 Tetap tahan balutan yang kotor dengan menggunakan lebih banyak balutan kering, tetapi
jangan angkat balutan yang jenuh agar tidak melepaskan bekuan yang telah terbentuk.
 Pasang pembungkus kompresi elastrik atau kembangkan manset tekanan darah di atas
ekstremitas yang diamputasi jika tekanan langsung tidak mengehntikan perdarahan.
 Bersiap untuk memasang torniket sebgai upaya terakhir jika metode sebelumnya tidak ada
yang efektif menghentikan perdarahan.
 Periksa tanda-tanda vital sambil mengumpulkan informasi mengenai setiap kondisi
kesehatan atau pengobatan yang dapat meningkatkan perdarahan.

You might also like