You are on page 1of 9

A.

Pendapatan

Menurut accounting therminology bulletin nomer 2,pendapatan didefinisikan sebagai


penjualan barang dan penyerahan jasa,sertadiukur dengan pembebanan yang dikenakan kepada
pelanggan,klien atau penyewaan untuk barang dan jasa yang disediakan bagi
mereka.Pendapatan menurut penyertaan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) diartikan
sebagai arusmasuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivita normal perusahaan
selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal darikontribusi penanaman modal.Dilingkungan akuntansi pemerintahan Indonesia
pendapatan adalah penerimaan oleh bendaharaumum Negara/daaerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah ekiutas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perludibayar kembali oleh pemerintah.

1. Klasifikasi pendapatan

Untuk akuntansi pemerintahan Indonesia yang menggunakan basis cash towardaccrual,


PP24 tahun 2005 telah melakukan pengklasifikasian pendapatan berdasarkantempat terjadinya
(apakah di pusat atau daerah)dan jenis pendapatan tersebut sehinggaklasifikasi pendapatan
menjadi:a.

Pendapatan pemerintah pusat:

 Pajak

Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) terhadap


wajib pajak tertentu berdasarkan undang-undang (pemungutannya dapat dipaksakan)
tanpa ada imbalanlangsung bagi pembayarnya . Pendapatan perpajakan,merupakan
pendapatan pemerintah pusatyang berasal dari pajak,baik pajak dalam negeri maupun
pajak perdagangan internasional.Penerimaan pajak yang meliputi:Pajak Penghasilan
(PPh),Pajak Pertambahan Nilai (PPN),Pajak Bumi dan Bangunan(PBB), Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) &Cukai

 Retribusi

Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah)


berdasarkanundang-undang (pemungutannya dapat dipaksakan) di mana pemerintah
memberikan imbalanlangsung bagi pembayarnya. Contoh, pelayanan medis di rumah
sakit milik pemerintah, pelayanaan perpakiran oleh pemerintah, pembayaran uang
sekolah, dll

 Keuntungan BUMN/BUMD

Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang
diperolehBUMN. Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai pemilik
BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.

 Denda dan Sita

Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset milik masyarakat, apabila
masyarakat(individu/kelompok/organisasi) diketahui telah melanggar peraturan
pemerintah. Misalnya:denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan peraturan
perpajakan, penyitaan barang-barangillegal, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak
tertagih, dll

 Pinjaman

Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan negara, yang dilakukan apabila


terjadi defisit anggaran. Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan menjadi beban
pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar kembali, berikut dengan bunganya.
Pinjaman dapat diperolehdari dalam maupun luar negeri. Sumber pinjaman bisa berasal
pemerintah, institusi perbankan,institusi non bank, maupun individu

 Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah


Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu, institusi, atau
pemerintah. Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh dari dalam maupun luar
negeri.Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah,
atau hibah

Pendapatan Pemerintah Daerah

 Pendpatan asli daerah


Merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari daerah itu sendiri. Termasuk dalam
pendapatan jenis ini adalah pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
 Pendapatan transfer
Merupakan pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah. Termasuk dalam pendapatan jenis ini adalah dana
perimbangan (dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus), serta
pendapatan transfer lainnya.
 Pendapatan lain-lain yang sah
Merupakan pendapatan yang tidak dapat diklasifikasikan ke pendapatan asli daerah dan
pendpatan transfer. Termasuk pendapatan ini adalah: hibah, dana darurat dari
pemerintah dalam rangka penanggulangan bencana, bagi hasil pajak dari pemerintah
provinsi, dana penyesuaian, dan dana otonomi khusus yang ditetapkan pemerintah,
serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya.

2. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan

Secara umum pendapatan diakui ketika :

 Diperoleh(earned) yaitu ketika entitas telah menyelesaikan secara substansial apayang


menjadi kewajibannya. Penyelesaian kewajiban inilah yang akan menjadi pendapatan
ketika seluruh proses selesai.
 Sudah di realisasikan/dapat direalisasikan (realized/realizable) yaitu ketika kas/hak
tagih (piutang) sudah diterima atas penyerahan barang atau jasa (realized) atau ketika
jumlah kas /hak tagih sudah dapat ditentukan atas penyerahan barang/jasa (realizable).

Kedua prinsip pengakuan tersebut dapat diterapkan dalam kondisi akuntansi berbasis
akrual. Untuk akuntansi pemerintahan di Indonesia seperti yang diatur dalam PP 24 tahun 2005
prinsip pengakuan pendapatan menggunakan berbasis kas.

Penggunaan berbasis kas mengakui pendapatan ketika pendapatan tersebut diterima


direkening umum Negara/daerah. Dengan kata lain pendapatan diterima ketika pemerintah
sudah menerima dana secara tunai atas pendapatan tersebut. Namun hal lain yang perlu diingat
adalah penerimaan kas tesebut merupakan hak pemerintah yang tidak bisa dikembalikan.
Adakalanya pemerintah menerima dana dari pihak ketiga sebagai jaminan pelaksanaan suatu
kegiatan. Dana ini harus dikembalikan kepada pihak ketiga apabila kegiatan yang
dipersyaratkan sudah dilakukan. Penerimaan dana ini tidak boleh diakui sebagai pendapatan
pemerintah.
Dalam praktiknya, sangat dimungkinkan bahwa di tahun anggaran yang sedang
berjalan terjadi pengembalian/koreksi pendapatan, baik untuk pendapatan tahun berjalan
maupun tahun sebelumnya.

Apabila menggunakan basis akrual, maka pengembalian/koreksi pendapatan yahun


naggaran sebelumnya akan menjadi pengurang/penambah ekuitas dana lancar, sedangkan
pengembalian/koreksi pendapatan tahun anggaran berjalan menjadi pengurang/penambah
pendapatan.

Dalam konteksnya di akuntansi pemerintahan Indonesia yang menggunakan basis cash


toward accrual pengembalian pndapatan atau koreksi tersebut harus dilihat dari saat transaksi
awal terjadi dan tipe transaksi awal transaksi tersebut.

Untuk tahun yang Pengurang


sama dengan tahun pendapatan
anggaran

Pengembalian
Pendapatan

Berulang-ulang Pengurang
Pendapatan
Untuk tahun
sebelum tahun
anggaran

Tidak berulang- Belanja tidak


ulang terduga

Contoh 1

Pada tanggal 4 april 2007 pemkot harapan menetapkan bahwa hotel C diharuskan membayar
pajak reklame untuk tahun 2007 sebesar 150 juta. Pemkot harapan menerima pembayaran
padatanggal 3 mei 2007. Apabila pengakuan menggunakan basis akrual, maka pengakuan
pendapatan diakui pada tanggal 4 april 2007 sebesar 150juta pada saat pemerintah menetapkan
nilai yang harus dibayar. Jurnal untuk transaksi ini adalah:

Dr.piutang pada reklame 150.000.000


Cr. Pendapatan pada pajak reklame 150.000.000
(pengakuan piutang pada tanggal 4 april 2007)
Dr. kas 150.000.000
Cr piutang pajak reklame 150.000.000
(penerimaan pajak reklame)

Apabila pengakuan menggunakan basis kas, maka pengakuan pendapatan diakui pada tanggal
3 mei 2007 sebesar 150juta pada saat penerimaan kas di rekening kas daerah. Jurnal untuk
transaksi ini adalah:

Dr. kas 150.000.000

Cr. Pendapatan pajak reklame 150.000.000

Contoh 2 :

Pada tanggal 20 Juni 2007, Dinas Pekerjaan Umum menerima dana sejumlah Rp 200 juta di
rekening kas Negara yang berasal dari kontraktor pembangunan jalan layang. Dana ini
merupakan dana jaminan pelaksanaan pembangunan jalan layang yang direncanakan dibangun
pada tahun 2007.

Tidak ada pengakuan pendapatan, baik menggunakan basis kas maupun akrual. Karena dana
ini merupakan dana jaminan dan akan dikembalikan ke pihak ketiga apabila pembangunan
telah selesai.

Contoh 3 :

Pada tanggal 18 Maret 2007 diterima sejumlah Rp 250 juta untuk pembayaran PPh badan PT.
X. Pembayaran ini untuk pembayaran pajak tahun 2006.

Apabila menggunakan basis akrual tidak ada pengakuan pendapatan karena pembayaran ini
dalah pembayaran pajak untuk pendapatan pajak tahun 2006. Dengan demikian, pembayaran
yang diterima merupakan pembayaran atas piutang pajak. Jurnal untuk transaksi ini adalah :

Dr. Kas 250.000.000


Cr. Piutang pajak 250.000.000

Apabila menggunakan basis kas, maka pendapatan diakui pada tanggal 18 Maret 2007 sebesar
Rp 250 juta, saat dana diterima di rekening kas Negara. Jurnal untuk transaksi ini adalah :

Dr. Kas 250.000.000


Cr. Pendapatan pajak 250.000.000
3. Penyajian dan Pengungkapan Pendapatan

Pendapatan merupakan kelompok pertama yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi


Anggaran (LRA). Pendapatan dilaporkan sesuai dengan kelompok klasifikasinya. Beberapa hal
yang perlu dilaporkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah :

a. Kebijakan akuntansi yang dibuat untuk pendapatan


b. Klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dan rincian lebih lanjut dari jenis
pendapatan
c. Perbandingan antara realisasi pendapatan dan anggaran pendapatan disertai penjelasan
mengenai perbedaan yang ada

B. Belanja

Belanja di lingkungan akuntansi komersial dapat didefinisikan sebagai arus keluar dari
asset atau segala bentuk penggunaan asset yang terjadi selama periode tertentu yang berasal
dari produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang terjadi dalam kegiatan
operasional entitas.

Menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No 4, belanja didefinisikan


sebagai jumlah, yang diukur dalam uang, dari kas yang dikeluarkan atau property yang
ditransfer, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau kewajiban yang terjadi
dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang telah atau akan diterima.

Dari definisi tersebut, terlihat bahwa belanja terjadi dikarenakan penggunaan asset
untuk kegiatan operasional entitas, sehingga dapat diakui walaupun tidak terjadi arus keluar
kas. Definisi tersebut juga diterapkan untuk lingkungan akuntansi di sector swasta yang
menggunakan basis akrual dalam pelaporannya. Untuk akuntansi pemerintahan, perlu adanya
definisi yang sesuai dengan lingkungan pemerintah yang menggunakan basis kas menuju
karual (cash toward accrual).

Belanja dilingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan sebagai semua


pengeluaran bendahara umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya
oleh pemerintah.

1. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan PP 24 tahun 2005, belanja dapat diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi.
 Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Pada pemerintah pusat meliputi
belanja pegawai, barang modal, bunga,subsidi,hibah.bantuan social,dll.
Sedangkan pemerintah daerah meliputi belnja pegawai,barang modal,bunga
,subsidi,hibah,bantuan social dan belanja tak terduga.
 Klasifikasi berdasarkan organisasi adalah klasifikasi berdasarkan unit
organisasi pengguna anggaran. Untuk pemerintah pusat belanja kementrian
Negara lembaga beserta unit organisasi di bawahnya. Untuk pemda belanja
sekretariat, DPRD, sekretariat provinsi/kota/kabupaten dll.
 Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang di dasarkan pada fungsi-
fungsi utama pemerintah pusat atau daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Klasifikasi berdasarkan fungsi adalah belanja pelayanan
umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, perlindungan
lingkungan hidup dll.
2. Pengakuan dan Pengukuran Belanja
Menurut PP 24 tahun 2005, belanja diakui ketika terjadi pengeluaran oleh bendahara
umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dan lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah. Pengakuan belanja dapat dikategorikan menjadi 2 jenis berdasarkan
sumber dana asal yang digunakan untuk pelaksanaan belanja tersebut. Kedua hal
tersebut adalah:
 Pengeluaran belanja melalui rekening kas umum Negara/daerah diakui
ketikaterjadi arus kas keluar dari rekening tersebut.
 Pengeluaran belanja melalui kas di bendahara pengeluaran diakui pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
yangmempunyai fungsi perbendaharaan,atau dengan kata lain ketika SPJ
pengeluarandinyatakan dafinitif.

Sangat dimungkinkan terjadi koreksi terhadap belanja ditahun anggaran berjalan.


Koreksi eanjadapat disebabkan atas beberapa kemungkinan yaitu:

 Kesalahan klasifikasi belanja


 Kesalahan pencatatan nilai belanja
 Pengembalian belanja

Apabila menggunakan basis akrual, maka :

Jenis Terjadi di tahun sebelumnya Terjadi di tahun yang sama


Kesalahan klasifikasi Tidak dilakukan jurnal Dilakukan koreksi ke kode
koreksi beban yang sesuai
Kesalahan pencatatan nilai Dilakukan koreksi ke ekuitas Dilakukan koreksi atas
belanja dana lancar kekurangan/kelebihan
jumlah ke kode rekening
yang terkait
Pengembalian belanja Dilakukan koreksi ke ekuitas Dicatat sebagai pengurang
dana lancar beban
Berdasarkan PP 24 tahun 2005 maka koreksi tersebut diperlakukan sebagai :

Jenis Terjadi di tahun sebelumnya Terjadi di tahun yang sama


Kesalahan klasifikasi Tidak dilakukan jurnal Dilakukan koreksi ke kode
koreksi belanja yang sesuai
Kesalahan pencatatan nilai Dilakukan koreksi ke ekuitas Dilakukan koreksi atas
belanja dana lancar kekurangan/kelebihan
jumlah ke kode rekening
yang terkait
Pengembalian belanja Dicatat sebagai pendapatan Dicatat sebagai pengurang
lain-lain belanja

Pengukuran belanja yang menggunakan basis akrual diakui dalam laporan keuangan
sebesar nilai wajar yang akan dibayarkan. Nilai wajar yang dimaksud adalah nilai yang
seharusnya dibayar atau yang akan dibayarkan. Menurut akuntansi pemerintahan di Indonesia
yang menggunakan basis cash toward accrual sebagaimana yang telah diatur dalam PP 24
Tahun 2005, belanja diakui sebesar jumlah kas yang dikeluarkan dari rekening kas umum
Negara/daerah. Nilai yang meliputi nilai yang dibayarkan oleh pemerintah, bukan nilai yang
seharusnya di bayarkan.

Contoh 1

Pada tanggal 3 februari 2007 diterima pembelian ATK sebesar Rp 10.000.000. Pembelian ini
dilakukan pada tanggal 20 januari 2007, sedangkan pembayaran dilakukan pada tanggal 14
februari 2007 dari rekening kas daerah.

Berdasarkan basis akrual, maka jurnalnya:


Dr. Beban ATK 10.000.000
Cr. Utang pemasok 10.000.000
(jurnal pada saat tagihan diterima)

Dr. Utang pemasok 10.000.000


Cr. Kas 10.000.000
(jurnal pada saat pembayaran)

3. Penyajian dan Pengungkapan

Belanja dalam laporan realisasi anggaran dilaporkan setelah pendpatan. Dalam


pelaporannya, belanja dikelompokkan menjadi belanja operasi modal, dan dana tak terduga.

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi:


 Kebijakan akuntansi untuk belanja
 Rincian belanja dan perbandingan dengan anggaran tahun yang bersangkutan.
Perbedaan antara realisasi dan anggaran harus dijelaskan penyebabnya.

You might also like