Professional Documents
Culture Documents
Thymus – Westermark
sign
Andrew Planner, Mangerira C Uthappa,
dan Rakesh R Misra
1
Thymus – malignant thymoma
Karakteristik
• Merupakan neoplasma primer yang paling sering dijumpai pada rongga mediastinum
anterior superior
• Merupakan neoplasma epitel getah bening (lymphoepithelial) dan dapat bersifat jinak
ataupun ganas (30%)
• Demonstrasi dari keganasan neoplasma berdasarkan sifat dan tingkat neoplasma
dibandingkan dari pencitraan histologi
• Umumnya dijumpai pada usia menegah (45-65 tahun)
• Mempunyai hubungan yang kuat dengan myasthenia gravis (35% pasien dengan thymoma
menderita myasthenia gravis).
• Berhubungan juga dengan anemia aplasia (red cell aplasia), hypogammaaglobinaemia,
dan paraneoplastic syndrome.
Gambaran klinik
• Asimptomatik (50%) – secara tidak sengaja ditemukan pada Foto polos thorak
• Nyeri dada, dyspnoea, batuk
• Stridor, suara serak, dysphagia
• Obstruksi vena kava superior
• Berkeringat, penurunan berat badan
• Gejala-gejala myasthenia gravis
Gambaran radiologis
• CXR – gambaran massa bulat/oval mediastinum anterosuperior (dapat sulit untuk terlihat).
Pelebaran mediastinum. Kalsifikasi dapat dijumpai. Massa metastasis dapat dijumpai pada
pleura.
• CT – umumnya dapat dijumpai massa jaringan lunak homogen pada mediastinum anterior
dengan adanya peningkatana kontras yang seragam (uniform enhancement). Dapat
2
dijumpai perubahan kistik, bercak kalsifikasi dan invasi dari lemak mediastinum dan
struktus mediaastinum lainnya. Metastasis jaringan lunak pleura dapat dijumpaai
• MRI - mempunyai gambaran dan temuan yang serupa dengan CT, dapat dijumpai invasi
jaringan lunak yang lebih jelas
Diagnosis Banding
Tatalaksana
3
Gambar 1. Malignant thymoma. Massa besar mediastinum superior kiri, dengan massa multipel
pada pleura sisi kanan menutupi hemithorax kanan. Massa pleura multipel merupakan gambaran
dari thymoma ganas
4
Gambar 2. Malignant thymoma. Penebalan jaringan lunak superior dari massa mediastinum.
Garis paratrakeal dan pembuluh darah hilus dapat terlihat menunjukan bahwa massa
kemungkinan berada pada mediastinum anterior.
5
Thymus
Karakteristik
• Timus normal dijumpai pada 50% neonatus dengan jarak umur 0 -2 tahun
• Ukuran dan bentuk dari timus sangat bervariasi
• Hyperplasia thymus dan diikuti visualisasi timus muncul pada beberapa kondisi:
• Hipertiroidisme (paling sering)
• Muncul kembali pada anak-anak yang sembuh dari penyakit (contoh. Post
kemoterapi)
• Myastenia gravis
• Akromegali
Gambaran klinik
Gambaran radiologis
Diagnosis Banding
6
• Teratoma
• Thymoma (langka)
• Hygroma kistik
• Kolaps lobus anterior paru atau konsolidasi pada anak-anak dapat menyerupai timus
normal
Tatalaksana
Gambar 3. Ditemukan gambaran klasik ‘sail-sign’ dari jarngan timus normal pada neonatus.
Timus normal umumnya mengalami atrophi tuntas ketika dewasa muda.
7
Tuberculosis
Karakteristik
Gambaran klinik
8
• Gejala progresif, cepat, dan gejala seperti kelelahan yang berat memberikan gambaran
sugestif adanya penyebaran milier dari infeksi
• Selalu petimbangkaan diagnosis pada kelompok yang memiliki resiko tinggi dan pasien
yang gagal respon terhadap regimen antibiotik standart.
Gambaran radiologis
• CXR
• Primer
• Dapat merupakan infeksi aktif ataupun inaktif
• Adanya jaringan parut dan kalsifikasi (paru dan nodul limpa) memberikan
gambaran sugestif terhadap infeksi inaktif.
• Konsolidasi, nodul fokal kecil, limfadenopati, dan efusi memberikan
gambaran sugestif terhadap infeksi aktif.
• Ghon focus adalah area perifer dari konsolidasi paru
• Post primer
• Dapat merupakan infeksi aktif ataupun inaktif
• Jaringan parut fokal dan distorsi paru yang dapat/tidak disertai cavitasi.
Biasanya pada lobus anterior.
• Adenopati dan efusi lebih jarang ditemukan
• Infeksi jamur dapat terbentuk pada kavitas aktif (mycetomas).
• Infeksi Milier
• Nodul kecil pulmonal multipel yang menyebab secara acak.
• TB Reaktif
• Dapat sulit untuk didiagnosa. Perbandingan dengan gambaran foto thorak
lama untuk perubahan dari penampakan dapat berguna. Peningkatan
jaringan lunak dan kavitas memberikan gambaran sugestif terhadap infeksi
aktif.
• CT dan HRCT – gambaran massa jaringan lunak bulat, kavitas, dan limfadenopati. Fitur
lainnya meliputi perubahan reticulonodular dan gambaran ‘tree-in-bud’ untuk
membedakan terhadap penyakit endokronkial. Nodul limfa mempunyai karakteristik
nekrotik pada penelitian dengan kontas (contrast-enhanced studies).
9
Diagnosis Banding
Tatalaksana
10
Gambar 5. TB Post primer. Garis parenkim linear yang memanjang hingga kedua apeks,
dengan adanya retraksi pada kedua hiler. Terdapat fibrosis lobus anterior bilateral
11
Gambar 6. TB milier. Nodul kecil multipel yang menyebar pada kedua lapang paru
12
Varicella pneumonia
Karakteristik
Gambaran klinik
• Infeksi akut – batuk, berdahak, demam, malaise, dypnoea, dan ruam vesikel
• Post infeksi - asimptomatik
Gambaran radiologis
• CXR
• Infeksi akut – bercak, konsolidasi difus dan sering bergabung pada basal paru dan hilus.
Nodul Paaru dapat dijumpai pada 30% kasus
• Post infeksi – dijumpai granulomata kecil beragam ukuran pada lapang paru
Diagnosis Banding
Tatalaksana
• Infeksi akut
• Airway, breathing, circulation (ABC)
• Oxygen
13
• Dapat memerlukan terapi antiviral dan terkadang steroid.
• Dapat memerlukan bantuan ventilator.
• Post infeksi
• Tidak memerlukaan tatalaksaana
14
Gambar 6 dan 7. Dua kasus dari post pneumonia varicella. Ditemukan adanya nodul
kalsifikasi multipel yang menyebar pada lapang paru.
15
Wegener’s granulomatosis
Karakteristik
Gambaran klinik
16
Gambaran radiologis
• CXR – nodul pulmoner dengan ukuran bervariasi. Dapat mengkavitasi dan dapat timbul
pada seluruh daerah paru. Menimbulkan bercak, terkadang dapat ditemukan konsolidasi
ekstensif ataupun perubahan dasar kaca (ground glass change) dimana dapat
menggambarkan pendarahaan pulmonal. Efusi pleura pada 1 dari 3 kasus.
• CT – memastikan gambaran CXR. Nodul dapat memiliki bingkai ground glass
disekitarnya (halo sign sekunder terhadap infarksi). Dapat dijumpai Infarks perifer pleura
dengan bentuk terjepit (peripheral pleurally based wedge shaped infarcts). Dapat
dijumpaikan penyempitan trakeobronkial yang disebabkan inflamasi. Limfadenopati
bukan merupakan temuan khusus.
Diagnosis Banding
• Churg-Strauss syndrome – merupakan asma yang disertai vaskulitis pembuluh darah kecil,
p-ANCA positif.
• Rheumatoid arthritis (RA) – beberapa bentuk dari RA dapat menyerupai Wegener’s
granulomatosis
• Infeksi – terutama infeksi jamur, TB atau emboli septic dari infeksi sekunder.
• Penyakit metastasis
Tatalaksana
17
Gambar 8. Wegner’s granulomatosis. Massa besar berkavitasi pada paru pada lobus
tengah paru.
18
Westermark’s sign
Karakteristik
• Hal ini menggambarkan daerah fokal dari oligaemia yang sering disebabkan oleh karena
embolus pulmoner distal. Hal ini ditemukan pada 5% dari pasien emboli pulmoner.
• Penyebab langka lainnya meliputi kompresi tumor dan radang vaskulitis dapat
menyebabkan gambarakan radiografik yang serupa.
Gambaran klinik
Gambaran radiologis
• CXR – daerah penyempitan dengan sedikit perlemahan kontras (wedge shaaped areaa of
low attenuation)
• Temuan radiografik dari penyaakit emboli paru meliputi:
• Fleischner’s sign – pelebaran lokal dari arteri pulmonal dikarenakan distensi
dari sumbatan.
• Hampton’s hum – opasifikasi berbentuk penyempitan (wedge shaaped
opacity) pada dasar segmen pleura yang menggambarkan adanya infarksi
pulmonal.
• CT (CTPA) – adanya filling defects pada arteri pulmonal
19
Diagnosis Banding
• Kadang-kadang daerah fokal dengan gambaran lusen yang jelas ditunjukkan di daerah yang
berdekatan dengan konsolidasi paru atau adanya perubahan “ground glass”. Daerah dengan
peningkatan kontas berikut dapat menggambarkan adanya infeksi, cairan, pendarahan
pulmonal dan tidak normal. Daerah lusen yang jelas ini merupakan daerah paru yang
normal yang tidak mengalami gangguan.
Tatalaksana
20
Gambar 9. Westermark sign – Pulmonary embolus. Gambaran hipodens pada sebagian besar
dari hemithorax kanan diakibatkan dari oligaemia, sekunder akibat dari vasokontriksi distal dari
embolus
21