You are on page 1of 67

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta

dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman
dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling
melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka
berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan
pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap
kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Anfal 18:72)

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari
prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing
satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat: 12
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat.

1.

2. AN NUR 2
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus
kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian
orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nur ayat 2)

Isi kandungan QS An-Nur (24) ayat 2 adalah :


a. Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-
masing seratus kali.
b. Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan
hukum Allah SWT.
c. Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.

AL ISRA’ 32

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang
buruk.” (QS Al-Isra’ ayat 32)

Secara umum QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan sebagai berikut:

a. Larangan mendekati zina


b. Zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk
3. DAN 5
6.

Surat Al-Maidah ayat 32

Artinya :

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan
barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah
itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”
7. Kandungan Surat Yunus Ayat 40-41
 Menganalisis isi kandungan surah yunus 40-41

a. Allah SWT telah berfirman dan menjelaskan tentang di dunia ada 2 golongan yaitu
golongan orang orang yang beriman kepada Allah SWT dan golongan orang orang yang tidak
beriman kepada Allah SWT
b. Orang kafir merupakan orang yang selalu berbuat kerusakan di bumi dan menyekutukan
Allah serta menganiaya diri sendiri
c. Allah SWT merupakan Tuhan yang maha mengetahui, Allah SWT pasti mengetahui apa
saja yang kita kerjakan di Bumi. Allah SWT mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang
beriman yang bertakwa kepada Allah SWT dan orang-orang yang tidak beriman yang berbuat
durhaka kepada Allah SWT.
d. Amalan yang kita kerjakan adalah untuk kita sendiri dan amalan yang mereka kerjakan
adalah untuk mereka sendiri.
e. Kita tidak boleh ikut campur terhadap agama yang mereka yakini karena mereka
mempunyai hak untuk menganut agama yang mereka yakini, begitu juga sebaliknya
f. Orang orang kafir menolak dan mendustakan Al-Qur'an yang dibawa Nabi Muhammad
SAW

 Menjelaskan isi kandungan surah yunus 40-41

Jadi, didalam Q.s Yunus ayat 40 Allah SWT telah menjelaskan tentangadanya 2 golongan di
dunia ini, golongan pertama yaitu golongan orang orang yang beriman kepada Allah dan
golongan kedua yaitu golongan orang orang yang tidak beriman kepada Allah. Didalam Q.s
Yunus 40-41 Allah swt juga telah berfirman bahwasannya Allah SWT merupakan tuhan yang
maha mengetahui segala sesuatu, Allah SWT pasti mengetahui apa saja yang kita kerjakan.

Dan Di dalam Q.s Yunus ayat 41, Allah SWT menjelaskan tentang Amalan yang kita kerjakan
adalah untuk kita sendiri dan amalan yang mereka kerjakan adalah untuk mereka sendiri,
Kita bertanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat dan mereka pula bertanggung
jawab atas apa yang telah mereka perbuat. Kita tidak boleh ikut campur terhadap agama
yang mereka yakini karena mereka mempunyai hak untuk menganut agama yang mereka
yakini, Begitu juga sebaliknya.

 Menyebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan isi kandungan Q.s Yunus 40-41

a. Menghormati apa yang sudah menjadi keyakinan mereka dan tidak memaksakan agama
kepada orang lain
b. Tidak mencampur adukkan keyakinan agama yang satu dengan yang lainnya
c. Selalu berusaha berbuat baik terhadap apa yang mereka kerjakan karena semua yang
mereka kerjakan akan mendapat balasan dari Allah
d. Tidak membuat keributan karena mempermasalahkan perbedaan ajaran agama yang
dianut
e. Menghadapi kritik atau upaya menjatuhkan Islam, Khususnya melalui Al-Qur'an dengan
sikap bijaksana dan tidak emosional
f. Menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman kehidupan

 Menampilkan perilaku yang sesuai dengan isi kandungan Q.s Yunus 40-41

a. Maria dan Laila tetap saling berteman meskipun agama yang dianutnya berbeda
b. Tidak merusak tempat ibadah walaupun berbeda keyakinan
c. Tidak mendebatkan tentang perbedaan ajaran agama yang dianut dan tidak memaksakan
seseorang untuk menyamakan keyakinan
d. Tidak membuat keribuatan ketika ada agama lain yang sedang merayakan hari rayanya
e. Tidak memandang rendah agama lain

 Kesimpulan

Jadi, jangan karena perbedaan agama kita jadi menghindari, Mencemooh, Bahkan
mencelakai atau memperdebatkan agama lain. Krena mereka mempunyai hak untuk
menganut agama yang mereka yakini begitu juga sebaliknya.

7. Isi Kandungan QS Al-Maidah Ayat 32

Dalam ayat ini Allah menegaskan laranganNya terhadap berbagai tindakan kekerasan seperti
pemerasan, pemaksaan, tawuran, pertengkaran, perkelahian dll, yang bisa berakibat kepada
pembunuhan.
Meskipun dalam ayat ini disebutkan bahwa larangan membunuh tersebut ditujukan kepada
Bani Israil, tetapi pada hakikatnya larangan ini berlaku untuk seluruh manusia di dunia.
Segala tindakan yang dapat menghilangkan nyawa orang lain sangat berat dosanya di sisi
Allah Swt. Bahkan ditegaskan bahwa membunuh seseorang adalah seperti membunuh semua
manusia. Sebaliknya, pahala memelihara kehidupan seseorang seperti pahala memelihara
kehidupan semua manusia.
Ketahuilah bahwa orang yang mati karena dibunuh oleh seseorang tanpa ada alasan yang
dibenarkan oleh agama (bighoiri haqq, seperti perang jihad, melaksanakan hukuman, dll),
maka kelak di akhirat tangan kanannya memegang kepalanya sendiri dengan urat leher
mengeluarkan darah. Sedangkan tangan kirinya menyeret orang yang membunuhnya untuk
dihadapkan kepada Allah Swt. Orang yang dibunuh ini kemudian berkata, “Wahai Tuhanku,
orang inilah yang telah membunuhku”, lalu Allah berfirman kepada pembunuh itu,
“Celakalah engkau!” lalu pembunuh itu diseret ke neraka. Sungguh kita berlindung kepada
Allah agar dijauhkan dari perbuatan keji ini.
Bisa disimpulkan bahwa kandungan dari surah ini yakni :
a. Nasib manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah
kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya
sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.
b. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia
dengan maksud jahat, merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi eksekusi terhadap
seorang pembunuh dalam rangka qishash merupakan sumber kehidupan masyarakat.
c. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia,
seperti para dokter dan perawat, harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau
menyelamatkan orang yang sakit dari kematian, bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat
dari kehancuran.

8. Al imran ayat 159

8. al imran 190 – 191


9. Arti perkata Surat Al-imran ayat 190-191
B. Terjemahan
1. Q.S Ali-Imran : 190
Terjemahan Per kata

1. sesungguhnya........................................................... ‫إإنن‬

2. dalam...................................................................... ِ‫إفى‬
3. penciptaan........................................................... ‫ق‬ ‫خخلل إ‬
4. langit........................................................ ‫ٱلنسوخموخو إ‬
‫ت‬
5. dan.......................................................................... ‫و‬ ‫خ‬
‫ٱللخ ل إ‬
6. bumi............................................................. ‫رض‬

7. dan............................................................................ ‫و‬ ‫خ‬


8. pergantian (silih berganti)................................ ‫ف‬ ‫ٱلختإ ولخ إ‬
9. malam................................................................... ‫ل‬ ‫ٱلنلي إ‬
10. dan.......................................................................... ‫و‬ ‫خ‬
11. siang............................................................... ‫ر‬ ‫ٱلننخهاَ إ‬
12. terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)....... ‫ت‬ ‫خلخءاَ ويخ ت ت‬
13. bagi orang-orang yang.................................... ِ‫للووإلى‬
‫ل‬
14. berakal.......................................................... ‫ب‬ ‫ٱللخلل وبخ إ‬
Terjemahan per kalimat

1.
‫ت خوٱللخلر إ‬
‫ض‬ ‫ق ٱلنسوخموخو إ‬ ‫ إإنن إفىِ خخلل إ‬Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi.

2. ‫ر‬ ‫ خوٱلختإ ولخ إ‬dan pergantian malam dan siang.


‫ف ٱلنليإل خوٱلننخهاَ إ‬
‫ خلخءاَ ويخ ت ت ل‬terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
3. ‫ت للووإلىِ ٱللخللوخبب‬
bagi orang-orang yang berakal.

2. Q.S Ali-Imran : 191


Terjemahan per kata

1. (yaitu) orang-orang............................................. ‫ٱلنإذيخن‬


2. mengingat Allah.................................... ‫يخلذلكلروخن ٱنلخ‬
3. berdiri.................................................................. َ‫ما‬ ‫قإ ويخ م م‬
4. dan.......................................................................... ‫و‬ ‫خ‬
5. duduk.............................................................. َ‫دا‬ ‫قللعو م م‬
6. dan.......................................................................... ‫و‬ ‫خ‬
7. dalam................................................................. ِ‫ى‬ ‫خعلخ و‬
8. keadaan berbaring........................................ ‫هلم‬ ‫لجلنوبإ إ‬
9. dan......................................................................... ‫و‬ ‫خ‬
10. mereka memikirkan................................ ‫ن‬ ‫يختخفخنكلرو خ‬
11. tentang / dalam.................................................. ِ‫إفى‬

12. penciptaan..................................................... ‫ق‬ ‫خخلل إ‬


13. langit...................................................... ‫ت‬ ‫ٱلنسوخموخو إ‬
14. dan.................................................................... ‫و‬ ‫خ‬
15. bumi...................................................... ‫رض‬
‫ٱللخ ل إ‬
16. ya Tuhan kami.............................................. َ‫رب نخنا‬ ‫خ‬
17. tidaklah........................................................... َ‫ما‬ ‫خ‬
18. Engkau menciptakan.................................. ‫ت‬ ‫خخلخلق خ‬
19. ini................................................................... َ‫ذا‬ ‫وهخ خ‬
20. sia-sia......................................................... ‫ل‬ ‫وبخإط م م‬
21. Mahasuci Engkau................................... ‫ك‬ ‫لسلبوخحنخ خ‬
22. lindungilah..................................................... َ‫فخقإخنا‬

23. azab......................................................... ‫ب‬ ‫خعخذاَ خ‬


24. neraka....................................................... ‫ر‬ ‫ٱلنناَ إ‬
Terjemahan per kalimat

1. ‫( ٱلنإذيخن يخلذلكلروخن ٱنلخ قإ ويخممماَ خوقللعوممداَ خوخعلخوىِ لجلنوبإإهلم‬yaitu) orang-orang


yang mengingat Allah sambil berdiri,
duduk dan dalam keadaan berbaring.

2.
‫ت خوٱللخلر إ‬
‫ض‬ ‫ خويختخفخنكلروخن إفىِ خخلل إ‬dan mereka memikirkan
‫ق ٱلنسوخموخو إ‬
tentang penciptaan langit dan bumi.

3. ‫ت وهخخذاَ وبخإطممل‬
‫" خربنخناَ خماَ خخلخلق خ‬Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan
semua ini sia-sia.

4. ‫ب ٱلنناَإر‬ ‫ لسلبوخحنخ خ‬Mahasuci Engkau lindungilah kami dari azab neraka.


‫ك فخقإخناَ خعخذاَ خ‬
9. Arti perkata Surat Yunus Ayat 159

Lafadz Arti Lafadz Arti


َ‫فمببمما‬ Maka disebabkan ‫معمنههمم‬ Pada mereka
‫مرمحممةة‬ Rahmat (kasih‫ستممغفبمر لمههمم‬
‫مواَ م‬ Dan mohonkan
sayang) ampun bagi
mereka
‫بممن ا‬
‫اب‬ Dari Allah ‫شاَبومرههمم‬
‫مو م‬ Dan
musyawarahlah
dengan mereka
‫ت لمههمم‬
‫لبمن م‬ Kamu berlaku‫بفيِ اَلممبر‬ Dalam suatu
lemah lembut urusan
terhadap mereka
‫مولممو هكمن م‬
‫ت‬ Sekiranya ‫فمإ بمذاَ معمزمم م‬
kamu‫ت‬ Maka apabila
bersikap kamu telah
bersepakat
‫فم ظ‬
َ‫ظا‬ Berperilaku kasar ‫فمتممواكمل‬ Maka
berserahdirilah
‫ب‬ ‫مغبليِ م‬
‫ظ اَملقممل ب‬ Berhati kasar ‫معملىَ ا‬
‫اب‬ Kepada Allah
‫لمنفم ض‬
َ‫ضوا‬ Tentulah ‫إبان ا‬
mereka‫ام‬ Sesungguhnya
menjauhkan diri Allah
‫بممن محمولبمك‬ Dari sekelilingmu ‫يهبحضب‬ Menyukai
‫ف‬‫مفاَمع ه‬ Maka maafkanlah ‫اَملهمتمموككبليِمن‬ Orang-orang yang
bertawakal

10D. Hadits yang Berkaitan dengan Demokrasi

‫ اَخلللملستخخشمماَ لر لممملؤ‬: ‫صنلىِ ال خعلخليإه خوخسلنخم‬


‫ خقاَ لل خرلسلو لل اإ خ‬: ‫ضخي ال خعلنهل خقاَ خل‬
‫خعلن اَخبإلي هلخرليخر ةخ خر إ‬
)‫ )رواَ ه اَلتر مذ ي و اَبو داَوود‬.‫تخخمنن‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : “Musyawarah
adalah dapat dipercaya.”” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud)

)‫إإذاَ اَستشاَ أحدكم أخاَه فليسر عليه )اَبن ماَجه‬


Artinya: “Apabila salah seorang dari kamu meminta bermusyawarah dengan saudaranya
maka penuhilah.” (HR. Ibnu Majah)

‫ماَ راَءيت أحداَ أكثر مشورة إلصحاَبه من رسول ا صلل ا عليه و سلم‬
Artinya: “Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak bermusyawarah dengan
sahabatnya kecuali Rasulullah SAW.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah SAW. pernah bersabda : “Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu
berpikir tentang Dzat Allah”
11. Q.S. Luqman: 13-14 atau Q.S. al-Baqarah : 83 tentang perintah saling nasihat-
menasihati dan berbuat baik (ihsan), peserta didik dapat memasangkan lafadz dan artinya
dengan benar
Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasehat dan Ihsan

Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasihat

Terjemahan:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. 31:13)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)

Firman Allah QS. al-Baqarah/2: 83 tentang berbuat ihsan.


Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah
kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak
memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan
kamu selalu berpaling.
12. Q.S. Luqman : 13-14 atau Q.S. Al- Baqarah: 83, tentang tentang kewajiban beribadah
dan bersyukur kepada Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia, peserta didik
dapat menentukan arti ayat yang bergaris bawah.
Q.S. Luqman : 13-14
Detail Surat Luqman Ayat 13
‫ وإذ‬dan ketika
‫ قاَل‬berkata
‫ لقمن‬Luqmân
‫ لبانه‬kepada anaknya
‫ وهو‬dan dia
‫ يعظه‬memeberi pelajaran kepadanya
ِ‫يبني‬
‫ ل‬janganlah
‫ تشرك‬kamu mempersekutukan
‫ بااَل‬dengan Allah
‫ إن‬sesungguhnya
‫ اَلشرك‬mempersekutukan
‫ لظلم‬benar-benar kezaliman
yang besar
Detail Surat Luqman Ayat 14
َ‫ ووصيِنا‬dan Kami wasiatkan
‫ اَلنسن‬manusia
‫ باولديه‬terhadap kedua orang tuanya
‫ حملته‬mengandungnya
‫ أمه‬ibunya
َ‫ وهنا‬kelelahan
َ‫ على‬atas
‫عظيِم‬ ‫ وهن‬kelelahan
‫ وفصله‬dan ia menyapihnya
ِ‫ في‬dalam
‫ عاَميِن‬dua tahun
‫ أن‬agar
‫ اَشكر‬bersyukurlah
ِ‫ لي‬kepada-Ku
‫ ولولديك‬dan kepada kedua orang tuamu
ِ‫ إلي‬kepada-Ku
‫ اَلمصيِر‬tempat kembali

Q.S. Al- Baqarah: 83


Ayat Bacaan Arti

dan ketika

Kami
mengambil

janji

Bani

Israil
Ayat Bacaan Arti

tidak

kamu
menyembah

selain

Allah

dan kepada
orang tua

(berbuat)
kebaikan

dan kaum

kerabat

dan anak yatim

dan orang-
orang miskin

dan ucapkan

kepada manusia

baik

dan dirikan
Ayat Bacaan Arti

sholat

dan tunaikan

zakat

kemudian

kamu berpaling

kecuali

sedikit

daripadamu

dan kamu

orang-orang
yang berpaling

13. mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan salah satu dari 7 sifat Allah SWT dalam
Asma’ul Husna : al-Karim, al-Mu’min, al- Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir

1. Al Mu’min

1. Menenangkan teman yang sedang merasa takut


2. Tidak mengganggu teman
3. Menjaga diri sendiri dari ancaman dan gangguan orang atau makhluk lain
4. Tidak takut kepada apapun, kecuali kepada Allah
2. Al Matin
Akhlak kita terhadap sifat Al-Matin adalah :
1. Beristiqamah (meneguhkan pendirian).
2. Beribadah dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan.
3. Terus berusaha dan tidak putus asa, serta bekerjasama dengan orang lain sehingga
menjadi lebih kuat.
4. kuat pendirian dan keteguhan hati, tidak mudah diberikan tipu daya.

3. Al Jami
Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al-Jami’. Pertama
Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir. Kedua, sebagai
khalifah, wakil yang dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam
semesta ini. Kita harus membumikan al-Jami’ dalam kehidupan. Kita harus
menjadi katalisator untuk terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-
makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sIstem kehidupan yang
harmonis dan saling membutuhkan. contoh perilaku yang dapat diteladani
yaitu seperti menjadi pemimpin, mempersatukan orang yang sedang
berselisih, hidup bermasyarakat, dll. Selain itu kita harus menjadi pribadi
yang toleran.
4. Al Adl
Melalui sifatnya, Allah swt. memerintahkan kepada umat-Nya agar berbuat adil saat
memberikan keputusan kepada sesama manusia, seperti:
a. Besikap jujur dan adil
b. Memberikan hak orang lain yang menjadi miliknya
c. Menegakan keadilan dengan sepenuh hati
d. Memberikan ilmu/kecerdasan kepada orang lain
5. Al Akhir
Bagi manusia yang mempercayai bahwa Allah al-Akhir, dia akan memanfaatkan umurnya
semasa hidup untuk menjadi abdi Allah. Ia akan bekerja semaksimal mungkin memanfaatkan
segala yang dia miliki untuk menjalankan perintah Allah. Karena dia sadar bahwa ada dzat
yang Maha Akhir yang akan menjadi titik akhir dari kehidupan ini. Setiap manusia tidak akan
lepas dari pertanggungjawaban tugasnya sebagai makhluk kepercayaan Allah, pemimpin di
muka bumi ini.
6. Al – Wakiil ( Yang Maha Mewakili / Pemelihara)
Allah memerintahkan agar kita bersifat :
1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
2. Mempelajari dan memahami Al-Quran/Hadist
3. Memegang amanah dengan sebaik-baiknya
4. Menjadikan Allah SWT sebagai satusatunya pelindung
5. Hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah SWT

7. Al karim (yang maha mulia).

1. Menanamkan sifat pemurah dalam diri seorang muslim, karena di


antara makna Al Kariim “Maha Pemurah“. Tentu Allah amat
mencintai orang yang bersifat pemurah. Dan Allah membeci orang
yang bersifat kikir.
2. Menumbuhkan rasa cinta yang dalam diri seorang muslim kepada
Allah, karena Allah bersifat Maha Pemurah. Allah memberi nikmat
tanpa batas kepadanya meskipun tanpa diminta.

3. Wajibnya memuliakan kitab Allah yaitu Al-Qur’anul Karim. Karena,


Al-Quran adalah Kalam Allah yang mulia. Yang diturunkan melalui
perantara malaikat yang mulia kepada Rasul yang mulia.

4. Wajibnya memuliakan malaikat-malaikat Allah, di antaranya


malaikat jibril, barang siapa yang membencinya, maka ia adalah
musuh Allah.

5. Wajibnya mencintai para rasul Allah, barang siapa yang membenci


salah seorang di antara mereka, maka ia adalah musuh Allah.

6. Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga dan tamu.

7. Menumbuhkan sifat suka pemaaf, karena Allah menyukai sifat


pemaaf.

8. Mendorong kita untuk selalu berdoa kepada Allah, karena Allah


Maha Pemurah terhadap hambanya.

9. Menanamkan sifat mulia dalam diri seorang muslim, karena Allah


Mahamulia mencintai orang yang bersifat mulia

14. perilaku beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt. dalam


kehidupan sehari-hari.

Tanda-tanda beriman kepada Malaikat dapat dilihat dari beberapa aspek seperti sikap dan
perilaku sehari-hari, diantaranya seperti :
 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa malaikat merupakan salah satu makhluk gaib
yang lebih dahulu diciptakan oleh Allah daripada manusia.
 Meyakini di dalam hati bahwa malaikat merupakan makhluk yang memiliki sifat
seperti hidup pada alam gaib, maksum, tidak berjenis kelamin, tidak makan dan
minum dan selalu senantiasa bertasbih kepada Allah SWT.
 Meyakini bahwa Allah telah memberikan tugas yang berbeda untuk setiap malaikat.
 Meyakini bahwa segala amal perbuatan yang kita lakukan sehari-hari tidak akan lepas
dari pengawasan Allah, maka hendaknya kita harus selalu berhati-hati dalam
bertindak atau melakukan sesuatu.
 Melakukan perbuatan yang dapat mencerminkan beriman kepada malaikat yakni
dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

15. perilaku beriman kepada kitab-kitab- Nya.

Perilaku Yang Mencerminkan Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT


1. Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki
kedudukan di atas segala kitab yang lain
2. Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang
meremehkannya
3. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya,
baik dengan membaca sendiri maupun menghadiri majlis ta’lim
4. Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
5. Berusaha untuk menyebarluaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di
lingkungan keluarga sendiri maupun masyarakat
6. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid
7. Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu
permasalahan

16. Disajikan ilustrasi kehidupan rasul, peserta didik dapat menemukan perilaku
beriman kepada Rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Keimanan kepada Rasul-Rasul Allah SWT harus dapat diwujudkan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-Rasul
Allah SWT dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, antara lain sebagai berikut.

1. Membiasakan diri berlaku jujur terhadap siapapun, sebagaimana sikap jujur para
Rasul. Jujur dalam ucapan berarti mengatakan sebagaimana mestinya, tidak
menambah dan tidak pula mengurangi. Jujur dalam perbuatan berarti berbuat secara
adil sebagaimana mestinya, tidak mengurangi hak siapapun
2. Berusaha untuk dapat menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
Orang yang diberi amanah pada hakikatnya sedang diuji dengan amanah tersebut.
Apakah ia berhasil menjaganya atau tidak? Orang yang meneladani sifat wajib Rasul
pasti menjaga amanah secara baik. Ia sekali-kali tidak berkhianat
3. Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas yang dipikulkan pada dirinya, dan
sesuai kemampuan yang dimiliki secara maksimal
4. Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat
mengatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat
5. Sebagai seorang muslimin dan muslimat, kita wajib memiliki akhlak karimah
sebagaimana Rasulullah SAW, antara lain taat beribadah kepada Allah SWT,, berbakti
kepada kedua orangtua, berbuat bauk kepada sesama manusia, hormat kepada yang
lebih tua, dan dayang kepada yang lebih muda

17. Disajikan narasi tentang kehidupan manusia, peserta didik dapat menunjukkan
contoh perilaku yang mencerminkan beriman kepada Rasul-rasul Allah dalam
kehidupan sehari- hari.
contoh perilaku beriman kepada Rasul Allah swt :
1. Jujur dalam segala perbuatan
2. Berkata baik dan benar kepada siapa saja dan apabila tidak bisa berkata
baik, maka lebih baik diam.
3. Melaksanakan amanah dari orang tua, amanah dari guru, amanah dari
orang lain, maupun amanah agama.
4. Berusaha sekuat tenaga untuk berjuang, menegakkan kebenaran dan
berjuang untuk mencapai kesuksessan degan penuh kesadaran dan
semangat mencari Ridha Allah swt.
5. Gemar menuntut ilmu pengetahuan agar hidupnya berkualitas
6. Gemar membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw
7. Tidak mengingkari janji
8, Melaksanakan atau menaati risalah yang telah disampaikan oleh para
rasul.

18. peserta didik dapat mengaitkan hari akhir dengan ilmu pengetahuan.

“HARI KIAMAT MENURUT TINJAUAN ILMU PENGETAHUAN”

Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan - Dunia ilmu pengetahuan mencermati peristiwa hari
akhir dengan menggunakan dalil aqli yaitu berdasarkan akal pikiran dan dibuktikan secara
ilmiah.
Para pakar ilmu alam berpendapat bahwa matahari merupakan sumber kehidupan bagi
semua makhluk di bumi. Matahari yang memancarkan sinar dan panas sehingga
menimbulkan energi ke seluruh planet, termasuk bumi. Adapun terkait dengan datangnya
hari kiamat adalah ketika matahari berputar terus menerus, akhirnya akan sampai pada titik
tertentu yang menyebabkan matahari akan habis dan padam kemudian meletus. Kalau
sinarnya sampai dibumi begitu hebatnya, maka ledakan matahari itu sangat mungkin sekali
akan menghancurkan bumi dan seisinya dalam satu ledakan kecil saja. Kemungkina yang
terjadi pada matahari ialah akan membeku, sehingga bumi berubah menjadi daratan hitam
yang tertutup es. Para pakar ilmu antariksa memperkirakan bahwa matahari akan padam
kurang lebih 15 miliar tahun lagi. Itu artinya menurut akal mereka hari kiamat akan datang
pada waktu itu.Sedangkan kemungkinan dengan benda langit yang terdekat dengan bumi
adalah bulan yang berjarak semakin dekat sehingga menimbulkan air pasang yang sangat
hebat di sertai gunung-gunung berapi meletus.
Ditinjau dari ilmu fisika yang menyatakan bahwa daya rotasi dan revolusi benda-benda langit
tidak konstan. Hal itu menyebabkan pergerakan benda-benda langit goyah sehingga
menimbulkan bertabrakan dan saling menghancurkan antara benda-benda langit.
Dimungkinkan pula akan terjadi tabrakan dahsyat antara bintang yang besar dengan
matahari. Selain itu juga ada kemungkinan bintang berekor yang sangat besar jatuh ke bumi
sehingga meluluhkan bumi dalam sekejap.

Pemikiran tentang terjadinya hari kiamat menurut ilmu pengetahuan dibahas dalam
beberapa teori.
Beberapa pendapat tersebut sebagai berikut :

a. Prof. Achmad Baiquni, MSc. PhD.


Dalam buku ”Al-Qur'an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” beliau mengemukakan bahwa ada
beberapa skenario tentang terjadinya kiamat menurut sains, yaitu :
1) PERTAMA
- Menggambarkan habisnya bahan bakar termonuklir, yaitu hydrogen di dalam matahari.
- Menjadikan reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan menjadi dingin dan bumi akan
membeku.
- Bila begitu tidak ada tanaman yang mampu tumbuh dan kehidupan di bumi akan berakhir.
Waktu yang di perlukan matahari untuk menghabiskan bahan bakarnya sekitar lima miliar
tahun.

2) KEDUA
- Menggambarkan habisnya hidrogen di bumi.
- Semua makhluk hidup akan mati membeku seperti skenario pertama.

3) KETIGA
- Evolusi matahari akan mengikuti kehidupan bintang-bintang lainnya, yaitu bila ia telah
padam ia akan menyusut terus menjadi kecil sampai pada suatu saat ketika energi gravitasi
berubah menjadi panas dan mengubahnya menjadi bintang raksasa merah.
- Pada kondisi itu sistem tata surya sebagian (termasuk bumi kita) akan tertelan oleh apinya.
- Semua makhluk hidup akan mati terbakar.
- Menggambarkan mengembangnya matahari.
- Matahari adalah salah satu bintang dalam galaksi kita yang letaknya paling dekat dengan
bumi, yang pada dasarnya merupakan satelit matahari.

b. Sir James Jeinz


Astronom ini berpendapat dalam buku “Bintang-bintang dalam Perjalanannya” bahwa bulan
itu akan mendekati bumi sedikit demi sedikit, hingga kedekatan itu mengancam keselamatan
bumi. Pada saat itu hari pembalasan akan segera tampak dan bulan akan berbelah. Tanpa
diragukan lagi bahwa terbelah dan terjatuhnya bulan terjadi akibat rusaknya gaya tarik-
menarik antara bintang, matahari berbenturan dengan bumi atau dengan apa saja yang
tidak kita ketahui dan tidak bisa kita bayangkan. Kejadian itu merupakan tanda terjadinya
hari kiamat.

1. Hari Kiamat menurut Al-Qur’an


Dengan mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an, kita dapat memahami bahwa pada tahap pertama
kehidupan alam akhirat bukan dihidupkannya kembali manusia, tetapi terjadi per-ubahan
yang menyeluruh di dalam sistem dan hukum alam semesta, lalu terjadilah alam akhirat
yang memiliki ciri-ciri khas yang tidak mungkin dapat kita ketahui secara detail. Dan
nyatanya, kita tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal itu. Ketika hari itu
terjadi, seluruh umat manusia akan dibangkitkan secara bersamaan, dari manusia pertama
yang diciptakan Allah SWT sampai manusia terakhir, agar mereka semua dapat melihat
akibat dan hasil dari perbuatan mereka di dunia ini, yang kemudian mereka akan menempati
surga atau neraka selama-lamanya.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan masalah ini banyak sekali, sementara
pembahasan tentangnya memerlukan waktu dan tempat yang cukup, untuk itu pada
kesempatan ini kami akan menjelaskannya secara singkat saja.

2. Hari kiamat menurut ilmu GEOLOGI


Menurut ilmu geologi, bumi ini terdiri dari semacam gas panas (nebula).Didalam perut
bumi,masih tersimpan gas-gas panas yang karakternya berkembang dan mendesak
keluar.Bumi tidak meletus akibat desakan ini karena diimbangi oleh tekanan atmosfir dari
luar.suatu saat tekanan dari dalam itu akan lebih kuat sehingga terjadi gempa dan letusan
gunung. Namun, suatu saat tekanan gas dari dalam melemah dan habis sama sekali karena
gas yang ada lambat laun menjadi cair dan beku.sementara itu, tekanan dari luar semakin
kuat sehingga bumi akan hancur dan isinya berhamburan.

3. Hari kiamat menurut ilmu ASTRONOMI


Kiamat adalah salah satu misteri ilahi yang terjaga kerahasiaannya. Dan saya yakin sampai
sekarangpun tidak bisa diprediksi dan tidak bisa ditemukan dalam prespektif (pandangan)
manapun.

Ahli astronomi menjelaskan bahwa planet-planet beredar diangkasa mengelilingi


matahari.Peredaran ini berjalan rapi tanpa terjadi tabrakan dan benturan karena adanya
daya tarik-menarik tersebut tidak selamanya utuh.Daya itu semakin lama semakin habis. Bisa
kita bayangkan, seandainya suatu saat nanti keseimbangan itu tidak ada lagi, bumi akan
meluncur dengan kekuatan yang mahadahsyat menubruk matahari. Dengan
demikian,hancurlah bumi ini.

4. Hari kiamat menurut ilmu FISIKA


Letak matahari diperkirakan 150*1000000 kilometer jauhnya dari bumi.Sinar matahari akan
sampai ke bumi dalam waktu 8 menit 20 detik.Para fisikawan telah menghitung energi
matahari yang dipancarkan sama dengan 5,7* 1000000000000000000000000000 kalori per
menit dan mampu menyala selama 50 miliar tahun.Dengan demikian, waktu menyala bagi
matahari juga terbatas dan pada suatu hari nanti, matahari tidak akan bersinar lagi.

Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba. Kiamat
adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada
Alquran dan hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi
ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat.
"Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di
bumi,". Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan
cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air.
Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan
bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa. Febdian mengatakan
kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi
di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan
munculnya gempa. Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. "Saat normal,
gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di
daerah gempa," ujarnya. Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi.
Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya
terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini. Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar.
Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun
besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik.
Itulah skenario kiamat di bumi," terangnya. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-
hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5) Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap
hanya Allah yang tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari
tahu tentang misteri alam atau lingkungan.

5. HARI KIAMAT MENURUT SAINS


Hari kiamat juga disebut dengan hari akhir. Kiamat itu, ada kiamat sugra (kerusan kecil) dan
ada kiamat kubra (kerusakan besar). Setelah terjadi kiamat kubra, seluruh umat manusia
yang pernah hidup di alam dunia akan dibangkitkan dari kuburnya masing-masing (ba’ats),
kemudian dikumpulkan di padang Mashyar untuk dihisab (diadili) semua amal perbuatannya
ketika di dunia. Peristiwa hisab (pengadilan Allah di alam akhirat) ini terdiri dari lima tahap,
yaitu (1) tahap bersoal jawab, (2) tahap membaca khitab catatan amal manusia, (3) tahap
mendengarkan rekaman amal manusia, (40 tahap malihat gambar atau foto-foto dari amal
perbuatan manusia, (5) tahap timbanagn amal (mirzan).
Setelah lima tahap pengadilan Allah SWT tersebut dilaksanakan, Allah SWT memberikan
keputusan kepada masing-masing umat manusia dengan seadil-adilnya (jazaa’). Mereka yang
ketika di dunianya betul-betul bertaqwa kepada Allah SWT tentu akan dipersilahkan untuk
memasuki surga yang penuh dengan kenikmatan, sebaliknya mereka yang ketika di dunianya
durhaka kepada Alla SWT dan banyak berbuat dosa tentu akan dicampakan kedalam neraka
yang didalamnya penuh dengan berbagai macam siksa.
Beberapa teori ilmu pengetahuan pun memperkuat adanya hari kiamat. Teori-teori tersebut
diantaranya dikemukakan oleh Sir Jame Jeinz, seorang astronom dan oelh Prof. Achmad
Baiquini Msc. Ph.D.

6. Menurut Ahli Kimia


Setiap Nuklir yang diuji-cobakan di bumi, seperti baru-baru ini oleh Korea Utara,
membuat bumi bergetar dan bergetarnya bumi telah membuat poros edar bumi terhadap
matahari berubah. Sekarang manusia merasakan perubahan iklim menjadi panas yang luar
biasa. Para ilmuwan memperkirakan teori efek rumah kaca (Green House Effect), yaitu
pencemaran udara di bumi akan mengakibatkan bertambah panasnya suhu udara dibumi
dan menipisnya lapisan ozon membuat sinar matahari dapat langsung tanpa hambatan ke
bumi. Mereka mengesampingkan kemungkinan berubahnya poros edar bumi terhadap
matahari dan semakin mendekati matahari. Dan apabila kombinasi perang nuklir pada
perang dunia III dan perubahan iklim di bumi yang selain efek rumah kaca juga diperparah
oleh berubahnya poros bumi semakin mendekati matahari, maka dapat dipastikan
musnahnya kehidupan dibumi ini. Siapapun tidak akan bisa bertahan hidup dengan radiasi
nuklir yang diledakkan, kalaupun bisa, mereka tidak akan bertahan hidup karena nuklir
mengubah poros edar bumi semakin mendekati matahari dan efek rumah kaca. Bumi yang
semakin panas akan membuat spesies manusia musnah.

19. contoh perilaku beriman kepada hari akhir dalam kehidupan sehari-hari

a. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

b. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia

c. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain

d. Bersikap Rendah Hati

e. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan

f. Bersikap Optimis dan Lapang Dada

20. hikmah beriman kepada hari akhir

Berikut di antara hikmah beriman kepada hari akhir.

1. Menyadari bahwa hari kiamat pasti akan datang dan tidak ada yang tahu kejadiannya,
kecuali hanya Allah SWT.

2. Hancurnya alam semesta di hari kiamat membuktikan bahwa Allah SWT. Maha Kuasa
melakukan segala sesuatu yang Dia kehendaki. Dia adalah Raja yang Maha Menguasai hari
kemudian.

3. Akibat peristiwa luar biasa tersebut, manusia harus mempersiapkan diri dengan bekal
amal saleh karena tidak pernah ada satu pun makhluk yang mengetahui waktu dan
kedahsyatannya.

4. Manusia akan mendapatkan keadilan Allah SWT. dengan seadil-adilnya. Manusia tidak
ada yang luput dari perhitungan dan pembalasan di hari kemudian.
5. Manusia harus menyadari tanda-tanda menjelang datangnya hari kiamat dan mulai
introspeksi untuk memperbaiki segala ucapan, sikap, atau tingkah lakunya.

21) Tanda-Tanda Iman kepada Qada dan Qadar Allah


Qada dan qadar selalu melingkupi kehidupan kita sepanjang waktu. Allah dan rasul-Nya
menempatkan iman kepada qada dan qadar sebagai salah satu rukun iman, yaitu rukun iman
ke-enam. Sebagai seorang muslim kita harus dapat menyikapi qada dan qadar ini dengan
iman yang teguh. Keimanan yang teguh pada qada dan qadar memiliki berbagai tanda yang
khas. Tanda-tanda iman tersebut berakar pada keyakinan tulus kepada A llah SWT. Beberapa
tanda keimanan kepada qada dan qadar sebagai berikut.

1. Yakin pada Sunatullah

Orang yang beriman pada qada dan qadar akan memahami bahwa segala sesuatu tercipta dan
terjadi dengan ketentuan Allah SWT. Alam semesta berikut isinya tercipta dengan ilmu Allah
SWT. Dengan ilmu-Nya, Allah mengatur tata kerja, ukuran, serta sifat segala sesuatu. Dengan
kekuasaan dan kehendak Allah SWT. alam semesta ini terbentuk dalam keteraturan yang
pasti.

Keteraturan yang ada di alam semesta dipelajari oleh manusia dan ditemukan sebagai
berbagai hukum alam. Hukum-hukum itu kita pelajari dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan seperti biologi, fisika, dan ilmu astronomi. Saat mempelajari ilmu-ilmu tersebut,
kita sering merasa bahwa kita sedang belajar ilmu alam semata. Padahal, sebenarnya kita
sedang mengamati hukum-hukum Allah SWT atau sunatullah.

Selain terkait dengan keteraturan di alam, sunatullah juga berlaku dalam hukum sebab akibat.
Hukum sebab akibat merupakan aturan dasar perjalanan kehidupan makhluk di dunia ini,
terutama manusia. Hukum ini yang bisa menjadi penentu takdir manusia. Hukum sebab
akibat menyatakan bahwa sesuatu yang terjadi pasti disebabkan oleh sesuatu yang
mendahuluinya.

Jika dahulu kita rajin belajar, besar kemungkinan takdir kita besok menjadi pandai.
Sebaliknya, jika kita malas belajar, penguasan ilmu kita akan tertinggal dari orang lain yang
lebih rajin. Demikian pula kesehatan kita saat ini merupakan hasil dari cara hidup yang kita
biasakan pada masa lalu. Meskipun kadang kita tidak menyadarinya, suatu peristiwa saat ini
pasti ada sebab-sebab tertentu sebelumnya.

2. Senantiasa Berikhtiar yang Terbaik


Orang yang beriman mengerti bahwa Allah SWT menggelar kehidupan di alam semesta ini
bukan tanpa tujuan dan hukum yang pasti. Keyakinan tentang sunatullah menyebabkan orang
yang beriman memberikan usaha terbaiknya untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya.
Usaha tersebut senantiasa dilakukannya dalam kerangka keimanan kepada takdir Allah dan
optimis akan bantuan dan pertolongan-Nya. Salah satu pesan Allah SWT. yang menjadi
pegangan orang yang beriman adalah Surah ar-Ra’d ayat 11 yang menyatakan bahwa Allah
SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang berusaha
mengubah keadaan mereka.

3. Menyempurnakan Ikhtiar dengan Tawakal

Tawakal artinya menyerahkan segala keputusan atas apa pun yang akan terjadi kepada Allah
semata. Seorang yang beriman kepada takdir akan memahami kekuasaan Allah SWT atas
segala peristiwa yang terjadi di dunia ini. Oleh karena itu, sikap tawakal merupakan sikap
yang melekat pada orang yang beriman kepada takdir-Nya. Bertawakal bukan berarti
menyerah tanpa berusaha dan melakukan evaluasi atas usaha yang telah dilakukan melainkan
sebagai bentuk keyakinan terhadap Allah SWT yang mengetahui hal terbaik baginya dan
masa depannya. Kegagalan tidak akan dipandang sebagai kehancuran, tetapi sebagai
pelajaran untuk maju pada masa depan. Keberhasilan juga tidak akan menyebabkan sombong
karena yakin bahwa keberhasilan yang diraihnya adalah anugerah Allah SWT kepadanya.
Jika kita salah dalam menilai keberhasilan, tidak jarang justru menyebabkan terjerumus
dalam kesombongan.

Perintah bertawakal sesuai dengan pesan Allah dalam Surah Ali ‘Imran ayat 159 artinya
sebagai berikut.

Artinya : . . . kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah


kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.

22) Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada qada dan gadar, antara lain
sebagai berikut.

1. Yakin terhadap qada dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya qada dan qadar tersebut
sangat logis (masuk akal). Apabila kita sulit memahaminya, maka hal tersebut berarti bahwa
kita sendiri yang belum memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal tersebut.

2. Pemahaman yang menyeluruh mengenai qada dan qadar akan melahirkan pribadi yang
mau bekerja keras dalam meraih sesuatu.

3. Allah tidak akan menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus yakin akan
kekuasaan-Nya atas hidup dan kehidupan manusia.

4. Kita tidak boleh sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak
semata-mata atas usaha kita sendiri.
5. Tidak boleh putus asa karena senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.

6. Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dun
efisien.

7. Bersyukur apabila memperoleh rezeki apa pun bentuknya dan senantiasa bersabar apabila
mendapatkan ujian atau musibah.

8. Tanamkan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT. agar tidak mudah
tergoda bujuk rayu setan

9.Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat,
sehingga dapat mencontoh dan meneladani semua amal baiknya.

10.Tanamkan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk lemah.

11.Perbanyak bersikap lapang dada, ikhlak dan berjiwa besar dalam menerima segala sesuatu
yang berhubungan dan qada dan qadar Allah.

12.Perbanyak sikap berbaik sangka terutama terhadap ketentuan Allah yang kita terima.

13.Berdoa kepada Allah, agar diberi kekuatan menjadi orang yang beriman kuat, berilmu
manfaat dan berakhlak mulia.

14.Selalu penuh harapan atas apa yang dikerjakannya baik dalam urusan dunia maupun
akherat.

15.Senantiasa menerima apa yang diberikan oleh Allah baik berupa nikmat maupun musibah
(cobaan)

16.Jika mendapat nikmat dari Allah, maka ia akan bersyukur.

17.Jika mendapat cobaan maka ia akan tabah dan sabar serta mengucapkan inna lillahi wa
inna ilaihi rooji’uun.

23) Hikmah Menjauhi Pergaulan Bebas dan Larangan Mendekati Zina :

• Sebagai upaya untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis.


• Dapat memelihara kesucian jasmani dan rohani secara baik dan terhormat.
• Dapat menjaga kesehatan jasmani dari berbagai penyakit yang membahayakan kehidupan.
• Dapat menciptakan generasi yang baik, bersih, dan suci lahir batin.
• Kehidupan masyarakat terbebas dari fitnah-fitnah, dan laknat Allah SWT.

Manfaat Menjauhi Pergaulan Bebas dan Larangan Mendekati Zina :


• Terhindar dari penyakit kelamin.
• Terhindar dari perbuatan dosa.
• Terhindar dari penyakit HIV/AIDS.
• Terjaganya nama baik keluarga.
• Terhindar dari aib memalukan.
• Jiwa dan raga tetap bersih.

24) 1. Mujahadah al-Nafs a. Pengertian Kontrol diri (mujahadah al-nafs) adalah perjuangan
sungguh-sungguh atau jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Perjuangan ini dilakukan
karena nafsu-diri memiliki kecenderungan untuk mencari pelbagai kesenangan, masa bodoh
terhadap hak-hak yang harus ditunaikan, serta mengabaikan terhadap kewajiban-kewajiban.
Siapa pun yang gemar menuruti apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya, maka
sesungguhnya ia telah tertawan dan diperbudak oleh nafsunya itu. Hal inilah yang menjadi
salah satu alsan mengapa Nabi Saw menegaskan bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat
daripada jihad melawan musuh (qital).

2. Ukhuwah
a. Definisi Kata ukhuwah menurut bahasa berasal dari “akhun” artinya berserikat atau
persaudaraan. Jika kata ini dirangkai dengan Islamiyyah maka pengertian ukhuwah Islamiyah
adalah persaudaraan yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. b. Bentuk-Bentuk
Ukhuwah Ada 4 macam ukhuwah yang dijelaskan dalam kitab suci Al- Qur’an, yaitu: 1.
Ukhuwwah Ubudiyyah adalah persaudaraan karena sesama makhluk yang tunduk kepada
Allah SWT. 2. Ukhuwah Insaniyyah ( basyariyyah ) dalam arti seluruh umat manusia adalah
bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu. 3. Ukhuwwah
Wathaniyyah wa an- nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan. 4.
Ukhuwwah fi din Al- Islam, Persaudaraan antarsesama muslim.

3. Husnudz-Dzan
a. Husnuz zan kepada Allah 1) Pengertian Husnudzdzan kepada Allah artinya berprasangka
baik terhadap semua keputusan / takdir Allah. Allah adalah Dzat yang maha Kuasa dan maha
Mengetahui atas segala yang terbaik bagi makhluk-Nya. Allah adalah rabbul alamin yaitu
pengatur alam semesta ( QS Al Fatihah : 1 ). Semua ciptaan-Nya telah diatur sedemikian rupa
, sehingga tidak ada yang sia-sia ( QS Ali Imran : 191 ). Boleh jadi yang terlihat jelek justru
kenyataannya sangat baik akibatnya bagi manusia. Sebaliknya sesuatu yang terlihat baik,
justru kenyataannya sangat jelek dan buruk akibatnya bagi manusia ( QS Al Baqarah : 216 ).
2) Contoh Perilaku husnudz dzan kepada Allah Ada beberapa contoh perilaku husnudz dzan
kepada Allah, di antaranya: a) Rela menerima semua takdir Allah yang diimbangi dengan doa
dan usaha b) Berpikir positif bahwa semua keputusan dan takdir Allah adalah terbaik bagi
manusia c) Mengembalikan semua d) Memohon ampun atas segala kesalahan dan dosa yang
diperbuatnya kepada Allah

Baca selengkapnya di: http://www.kangmasroer.com/2013/08/kelas-x-aspek-akhlak.html

25)  2. PRILAKU TAAT KEPADA ATURAN Kata taat berasal dari bahasa Arab Ta’at.
Kata ini memiliki makna mengikuti atau menuruti. Secara istilah taat berarti mengikuti dan
menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan kata lain, taat artinya tunduk,
patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari. Memiliki sifat taat akan
memberikan akibat yang baik bagi pemiliknya. Jika setiap orang telah memahami maksud
sikap ini, ia akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dapat
dipastikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan berjalan dengan
harmonis.

 3. TIGA TINGKATAN OBJEK KETAATAN • Dalam Islam terdapat tiga tingkatan objek
ketaatan. Ketiganya adalah Allah Swt., Rasulullah saw., dan ulil amri. Hal ini tertera dalam
Al- Qur’an Surat an-Nisâ’ (4), Ayat: 59 ‫خياَ أخيَيخهاَ اَلنإذيخن آخملنواَ أخإطيلعواَ اَل لنخل خوأخإطيلعواَ اَلنرلسوخل خو ألوإل اَأمرمإر إمرنلللر‬
‫ل‬
٥٩ ( َ‫ خ إرن خخناَخر لخلر خر خلر يَللو ( إإخلىِ اَلإلنخل خواَلنرلسوإل إإرن للرنلخلر خلرؤَُإملنوخن إباَلإلنخل خواَرل خيرو اَآخ إر خذإل خ إري ر خوخأرلخسلن لخرإويا‬Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul . (Nya), dan Ulil Amri[1]
di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (al- Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan Hari Kemudian[2]; yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
jalan[3] terbaik.
 4. 1.KETAATAN KEPADA ALLAH SWT • Ketaatan kepada Allah menempati posisi
ketaatan tertinggi. Sebagai seorang muslim, tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat
mengalahkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Saat Allah Swt. menginginkan sesuatu dari
kita, kita harus menaati-Nya. Inilah makna keislaman kita kepada Allah Swt. Menunaikan
perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya merupakan cara menunjukkan ketaatan
kepada Allah Swt. Misalnya, menunaikan salat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah
haji.
 5. 2.KETAATAN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW • Ketaatan kepada rasul memiliki
posisi sejajar dengan ketaatan kepada Allah Swt. Mengapa demikian? Hal ini karena apa pun
yang disampaikan, dilakukan, serta diinginkan Rasulullah saw. merupakan wahyu dari Allah
Swt. Pada saat yang sama, Allah Swt. senantiasa menjaga kehidupan rasul berikut segala
gerak-gerik yang dilakukan beliau. Sedikit saja beliau bergeser dari kebenaran, Allah Swt.
segera mengingatkannya. Dengan adanya penjagaan Allah Swt. ini Rasulullah menjadi
seorang yang maksum atau terjaga dari kesalahan. Dengan kedudukannya yang sedemikian
istimewa, Allah Swt. menempatkan Rasulullah saw. dalam posisi yang terhormat dalam
ketaatan seorang muslim. Allah menyatakan bahwa menaati Rasulullah sama dengan menaati
Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Rasulullah saw. merupakan prioritas yang
sama dengan ketaatan kepada Allah Swt. Meskipun begitu, kita tidak boleh menganggap
Rasulullah saw. sejajar dengan kedudukan Allah Swt
 6. 3.KETAATAN KEPADA ULIL AMRI • Ketaatan tingkat ketiga adalah taat kepada ulil
amri. Sebagian ulama menafsirkan kata ulil amri di sini terbatas pada pemerintah di negara
kita berada. Oleh karena itu, kita juga harus taat pada berbagai peraturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Semua peraturan itu disusun untuk menjaga keteraturan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagian ulama yang lain meluaskan makna ulil amri ini. Mereka tidak
membatasi makna ulil amri sebatas pemerintah saja, tetapi segala hal atau aturan atau sistem
yang ada di sekitar dan terkait dengan kita. Oleh karena itu, taat kepada ulil amri dapat
diartikan sebagai taat pada orang tua, taat pada aturan masyarakat, taat pada norma yang
berlaku hingga taat pada janji kita kepada teman. Ketaatan kepada ulil amri ini ada syarat-
syarat tertentu. Syarat tertentu itu adalah tidak boleh bertentangan dengan aturan Allah Swt.
dan rasul-Nya. Ketika bertentangan dengan aturan Allah Swt.
 7. KEUTAMAAN TAAT 1. Mendapatkan puncak kenikmatan bersama para nabi. Firman
Allah: Artinya:” Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi,
para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya” (QS An-Nisaa’ 69) 2. Tidak terbuangnya kekayaan dunia dan
mendapat keberkahan hidup. Firman Allah: Artinya: ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-
negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya”(QS Al-A’raaf 96). 3. Mendapat tambahan hidayah. Firman Allah
SWT: Artinya: ”Dan orang-orang yang berupaya mendapat petunjuk, Allah menambah
petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya” (QS
Muhammad 17). 4. Mendapat keteguhan dalam taat. Firman Allah SWT. Artinya: ”Hai orang-
orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad 7). 5. Mendapat pahala yang besar berupa
keridhan Allah dan surga-Nya. Firman Allah SWT. Artiny a: (Hukum-hukum tersebut) itu
adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya,
niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS An-Nisaa’ 13).
 8. BAHAYA BAGI ORANG YANG TIDAK TAAT 1. Rapuhnya barisan dan timbulnya
perselisihan. Artinya: ”Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Anfaal 46). 2.
Kehinaan dari Allah SWT. Firman Allah SWT, yang Artinya: ”Dan barangsiapa yang
mendurhakai Allah dan Rasul- Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah
memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang
menghinakan” (QS An-Nisaa’ 14). Artinya:”Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling
buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman” (QS Al-
Anfaal 55). 3. Bedosa dan bermaksiat kepada Allah. Firman Allah SWT: Artinya:”Dan
hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah,
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan
Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia
adalah orang-orang yang fasik” (QS Al-Maa-idah 49).
 9. CONTOH PERILAKU TAAT Diantara contoh perilaku taat, baik kepada Allah Swt,
Rasulullah Saw, maupun ulil amri adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan rukun iman,
yaitu iman kepada Allah Swt, malaikat, rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir. 2.
Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca kedua syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji(jika
mampu). 3. Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang
memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas, tidak berbuat kekerasan, dan
turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.
 10. BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN A. Surat Al Baqarah ayat 148 ‫ك ل إولجهخةن‬ ‫خولإ ل‬
١٤٨﴾ ‫يءء قخإدينر‬
‫ش ل‬
‫كل خ‬ ‫ت أخليخن خماَ تخلكو لنولاَ يخأل إ‬
‫ت بإلكلم اَ ليَل خجإميعاَ إإنن اَ للل خعخلىِ ل‬ ‫ ﴿هلخو لمخوإل يخهاَ خفاَلستخبإلقولاَ اَللخخليخراَ إ‬Artinya : Dan
bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 ) Ayat diatas mengandung makna bahwa kita harus
berlomba-lomba melakukan kebaikan, artinya masing-masing mempunyai keinginan untuk
melakukan kebaikan tersebut, seraya mengamalkannya sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
 11. HIKMAH PERILAKU BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN • Setiap orang
mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan kepada sesama. •
Terhadap kebaikan kita dapat berkompetisi atau bersaing dengan orang lain. • Memahami
bahwa perbuatan ibadah dan kebajikan sangat diperlukan bagi manusia. • Sebagai muslim
kita meyakini bahwa Allah mahakuasa atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. •
Mempraktikan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti yang terkandung dalam Q.S. Al-
baqarah : 148. • Tanamkan keimanan yang kuat di dalam hati agar tidak mudah tergoda oleh
bujuk rayu setan yang hendak menjerumuskan manusia ke jurang kenistaan. • Pahami dengan
seksama, mana perilaku yang baik dan manapula yang buruk agar kita dapat memilih dan
menentukan perbuatan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. • Tanamkan keyakinan dalam
hati bahwa berkompetisi atau bersaing secara sehat untuk menjadi yang terbaik dan dalam hal
kebaikan sangat dianjurkan dalam agama islam. • Pandanglah semua orang sebagai
pesaingmu dalam berbuat kebaikan sehingga kamu mempunyai motivasi untuk berlomba
dalam hal kebaikan.
 12. CONTOH PRILAKU KOMPETITIF DALAM KEBAIKAN 1. Semangat
berkompetisi dalam melakukan dan meraih prestasi; 2. Dinamis, senantiasa semangat dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban; 3. Sportif, mengakui keunggulan orang lain. dan tidak
malu untuk menirunya; 4. Inovatif, Karya ide dan gagasan serta senantiasa melakukan
pembaruan-pembaruan; 5. Kreatif, penuh kreatifitas dalam melakukan hal-hal yang
bermanfaat.
 13. KERJA KERAS Kerja keras adalah usaha maksimal untuk memenuhi keperluan hidup
di dunia dan di akhirat disertai sikap optimis. Setiap orang wajib berikhtiar maksimal untuk
memenuhi kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. Kebutuhan hidup manusia baik jasmani
maupun rohani harus terpenuhi. Kebutuhan jasmani antara lain makan, pakaian dan tempa
tinggal sedangkan kebutuhan rohani diantaranya ilmu pengetahuan dan nasehat. Kebutuhan
itu akan diperoleh dengan syarat apabila manusia mau bekerja keras dan berdo’a maka Allah
pasti akan memberikan nikmat dan rizki-Nya. Firman Allah swt: ‫لخهل لمخعقإلخباَ ت إمرن خبريإن يخ نلريإه خوإمرن‬
‫ظونخهل إمرن خأرمر اَلإلنخل إإنن اَل لنخل ل يلخغيإللر خماَ بإخقرو لنخ‬
‫ى يلخغيإللرواَ خم اَ بإلخرنفلإسإهر ( خوإإخذاَ أخخراَ اَل لنخل بإخقرو لسو اَتم اَخ خمخر لخهل خوخماَ لخلهر إمرن‬ ‫خ إرلفإإه خير لفخ ل‬
‫إ‬
١١ ( ‫ يَلونإإه إمرن خواَ ل‬Artinya:“ Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” Q.S. (Ar-Ra’du[13]:
11) Merujuk pada aat al-Qur’an di atas, maka setiap manusia haruslah mengusahakan untuk
kehidupannya, tidak sekedar menunggu rizki dari Allah dengan berpangku tangan saja.
Adapun apabila manusia bekerja keras maka akan memperoleh beberapa manfaat antara lain:
mendatangkan pahala karena bekerja keras merupakan ibadah kepada Allah swt,
meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan cita-cita atau tujuan hidup.
 14. CONTOH PERILAKU KERJA KERAS, TEKUN, ULET DAN TELITI Sikap kerja
keras, tekun, ulet dan teliti sangat berkaitan erat. Maksudnya sebuah usaha yang dilakukan
dengan giat atau keras maka akan lebih maksimal apabila diiringi dengan ketekunan ,
keuletan dan ketelitian. Berikut ini contoh yang menunjukkan perilaku kerja keras, tekun, ulet
dan teliti. 1. Bersungguh-sungguh mencari rizki yang halal, sebab Allah tidak akan memberi
rizki pada orang yang malas. 2. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar
menemui hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi. 3.
Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya. 4. Apabila telah berhasil
memperoleh apa yang direncanakan, tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk
lebih kreatif. 5. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap tekun
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar. 6. Senantiasa bertanggung jawab
terhadap pekerjaan yang dilakukan.
 15. MEMBIASAKAN DIRI BERPERILAKU KERJA KERAS Untuk dapat memilki
sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Selalu menyadari bahwa hasil
yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima
pemberian orang lain. 2. Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta (kecuali
jika terpaksa). 3. Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan
mengharapkan bantuannya. 4. Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada
meminta.[1]
 16. Hikmah Bekerja Keras Allah SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena
banyak himah dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera keras maupun terhadap
lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat, minat, pengetahuan, maupun keterampilan.
2. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin. 3. Mengangkat harkat martabat
dirinya baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat. 4. Meningkatkan
taraf hidup orang banyak serta meningkatkan kesejahteraan. 5. Kebutuhan hidup diri dan
keluarga terpenuhi. 6. Mampu hidup layak. 7. Sukses meraih cita-cita 8. Mendapat pahala
dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian dari ibadah.

26) 1. menjaga kerukunan antar umat beragama


2. hidup menjadi nyaman, aman, dan tentram
3. tidak adanya permusuhan antar umat manusia

Tidak terjadinya perpecahan, lingkungan menjadi aman, tidak ada permusuhan, tidak ada
pertengkaran, hidup menjadi lebih tenang

27) Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Toleransi merupakan salah satu akhlak mulia (akhlakul karimah) yang


harus dimiliki setiap muslim. Dengan menjunjung tinggi sikap menghargai
perbedaan ini maka kehidupan masyarakat akan damai dan sejahtera. Oleh
karena itu kita harus menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari
baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat. Dalam kehidupan
sehari-hari toleransi dapat diwujudkan dengan sikap-sikap sebagai
berikut.
1. Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya.
2. Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain.
3. Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.
4. Memberikan kesempatan kepada teman nonmuslim untuk berdoa sesuai agamanya
masing-masing.
5. Memberikan kesempatan untuk melaksana-kan ibadah bagi nonmuslim.
6. Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah.
7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
8. Mengadakan silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
9. Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.

Lebih dari itu sikap toleransi kepada sesama muslim harus lebih
diperkokoh. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah saw. dan umat Islam
ketika berada di Madinah. Hubungan persaudaraan antara Muhajirin (kaum
muslimin dari Mekah) dan Ansar (kaum muslimin Madinah) terjalin sangat
erat. Kehidupan kedua golongan itu setiap hari diliputi oleh suasana
saling pengertian, saling membantu dan saling bekerja sama. Apabila
seorang dari Ansar memiliki rumah, maka rumah itu digunakan bersama
dengan Muhajirin. Jika Muhajirin memiliki makanan dan minuman, maka
makanan dan minuman itu dibagi dengan Ansar. Dengan persaudaraan dan
toleransi yang tinggi seperti ini maka umat Islam waktu itu mempunyai
ikatan yang kokoh. Rasulullah saw. mengibaratkan umat Islam sebagai satu
tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit maka anggota tubuh lain juga
ikut merasakan sakit. Demikian pula dengan umat Islam, jika ada salah
seorang anggota masyarakat muslim mengalami kesulitan maka warga yang
lain hendaklah membantunya.

Kepada umat agama lain, Islam juga mengajarkan untuk toleransi. Dalam
Islam tidak ada ajaran supaya membenci atau memusuhi umat agama lain.
Islam mengajarkan umatnya untuk hidup berdampingan dalam suasana damai,
rukun, dan saling. Rasulullah saw. dan umat Islam sudah mencontohkan
toleransi antarumat beragama pada waktu berada di Madinah. Umat Islam,
Nasrani, dan Yahudi diberi kebebasan dan dijamin hak-haknya untuk
melaksanakan ibadahnya masing-masing.

Namun perlu diingat bahwa toleransi kepada golongan nonmuslim hanya


terbatas pada masalah-masalah duniawi, seperti kerjasama dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, politik dan masalah-masalah lain yang berkaitan
dengan keduniaan. Adapun yang berkaitan dengan masalah aqidah dan ibadah
harus sesuai dengan agamanya masing-masing.

28) Mengganggu mental sang pelaku tindak kekerasan.


melecehkan hak asasi org lain.
dijauhi oleh orang lain
merugikan diri sendiri
ex: memukuli teman di sekolah, merugikan diri sendiri karna dihukum guru, dibenci teman teman.

Bahaya Dari Tindak Perilaku Kekerasan

Di tindak kekerasan yang di timbulkan bisa dari seseorang dan juga bisa di
lakukan oleh kelompok. Dan juga bisa berawal dari seseorang hingga antar
kelompok. Tindakan kekerasan tersebut berdampak buruk kepada seseorang atau
kelompok orang. Bahkan orang yang tidak tahu menahu juga terjena dampaknya
baik berupa materil maupun non materil. Kaewna tujuan dari kekerasan tersebut
adalah merusak. Lingkungan yang ada di sekitar kita seharusnya kita jaga, bukan di
rusak di karenakan pernuatan diri kita sendiri. Mengenai larangan tentang berbuat
kerusakan bermaktub dala, Q.S Al A’raf ayat 56 sebagai berikut :
Yang artinya :

“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaiki-nya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut (tidak akan di
terima) dan harapan (akan di kabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al A’raf : 56)

Dari arti di atas dapat di simpulkan bahwa larangan tersebut kerusakan di


bumi karena seharusnya manusia memakmurkan dan menjaganya dengan baik.
Setelah ada kerusakan, Allah swt. selalau memperbaikinya. Oleh sebab itu, manusia
di larang intuk di rusaknya. Manusia di perintahkan untuk berdoa dengan rasa takut
jika doanya tidak akan terkabul dan harus berharap penuh bahwa doamya akan di
kabulkan Allah swt. san gat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan.

29) Manfaat Ihsan dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Manfaat yang paling utama dari berbuat baik (ihsan) adalah mendapatkan pahala dan kasih sayang
dari Allah Swt., karena dengan mendapatkan pahala dan kasih sayang-Nya kita akan bisa
mendapatkan surga-Nya yang kekal dan abadi.

2. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua dan ikuti semua apa yang diperintahkannya jika itu
memang bukan hal yang negatif, karena dengan begitu mungkin orang tua akan lebih menyayangi diri
kita dan jika orang tua mampu maka apa yang diingingkan oleh kita akan berusaha untuk mereka
dapatkan. Tapi satu manfaat yang paling penting dari kedua orang tua adalah do'a yang mujarab.

3. Manfaat ihsan dalam kehidupan sehari-hari yang ketiga akan kita dapatkan setelah kita berbuat
baik terhadap kerabat, teman sejawat, ataupun tetangga. Karena jika kita berbuat baik kepada
mereka maka mereka pun akan berbuat hal yang sama dari mereka yaitu berupa perbuatan baik
pula.

4. Perbuatan ihsan yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari juga adalah memberi makan
hewan seperti kucing, kambing, ataupun sebagainya. Manfaat yang kita dapatkan dari ihsan terhadap
hewan adalah kita akan mendapatkan manfaatnya seperti misalnya jika berbuat baik seperti
memelihara ayam dengan baik dan memberi makan ayam tersebut, maka ayam tersebut bisa
bertelur adan telur tersebut bisa kita ambil.

5. Selain berbuat ihsan terhadap hewan, perbuatan ihsan yang juga sering dan dapat kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan merawat alam sekitar. Contohnya saja jika kita menanam
dan merawat pohon rambutan dengan baik, maka manfaat yang akan kita dapatkan adalah buahnya
yang dapat kita petik dan kita makan.

30) Sikap ihsan ini harus berusaha kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita
berbuat amalan kataatan, maka perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika
terbesit niat di hati kita untuk berbuat keburukan, maka kita tidak mengerjakannya karena
sikap ihsan yang kita miliki. Seseorang yang sikap ihsannya kuat akan rajin berbuat kebaikan
karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu melihatnya. Sebaliknya dia malu
berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah melihat perbuatannya.Ihsan adalah puncak
prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak seorang hamba. Oleh karena itu, semua orang
yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha agar sampai pada tingkat tersebut. Siapa
pun kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah
naik ke tingkat ihsan dalam seluruh amalannya. Kalau kita cermati pembahasan di atas, untuk
meraih derajat ihsan, sangat erat kaitannya dengan benarnya pengilmuan seseorang tentang
nama-nama dan sifat-sifat Allah.

Pembiasaan perilaku ihsan yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam membentuk
perilaku, membina dan meningkatkan kualitas keimanan dan pengetahuan dikalangan siswa.
Pembiasaan bagi siswa ini lebih dituntut untuk menekankan amaliah yang mendorong dalam
berbuat baik, baik dalam perbuatan, ucapan dan lainnya.
31.

• Fungsi Al-Qur’an

1. Sebagai pedoman hidup manusia

2. Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa

3. Sebagai mukjizat atas kebenaran risalah nabi Muhamad SAW

4. Sebagai sumber hidayahdan syariah

5. Sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil.

 Fungsi Hadis
1. Sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam Al-Qur’an.
2. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat- ayat Al-Qur’an yang masih
bersifat umum
3. Takhsisul’ami artinya mengkhususkan hal-hal yang masih bersifat umum.
4. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur’an.

 Fungsi Ijtihad Untuk menetapkan hukum sesuatu yang tidak ditemukan dalil
hukumnya secara pasti di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis.

32. Deskripsi tentang Zakat, Infak atau Wakaf


 Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat–syarat
yang telah ditentukan oleh agama, dan disalurkan kepada orang–orang yang telah
ditentukan pula
 Infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk
suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.
 Wakaf adalah membekukan hak milik terhadap harta untuk suatu manfaat tertentu,
biasanya untuk kepentingan umum. Harta yang diwakafkan tidak boleh habis,
tidak boleh dijual. Penggunaannya pun harus sesuai dengan niat pemberi wakaf
(wakif).

33. Asas-Asas Transaksi Ekonomi dalam Islam

1. Pihak-pihak yang bertransaksi harus memenuhi kewajiban yang telah disepakati.


2. Syarat-syarat transaksi dirancang dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab,
tidak menyimpang dari hukum syara’ dan adab sopan santun
3. Transaksi dilakukan secara sukarela.
4. Setiap transaksi dilandasi niat yang baik dan ikhlas karena Allah, sehingga terhindar
dari penipuan, kecurangan, dan penyelewengan.
5. Adat kebiasaan (‘urf) yang tidak menyimpang dari syara’, boleh digunakan untuk
menentukan batasan dalam transaksi.

34. Macam bentuk kerjasama ekonomi dalam islam

 Syarikat atau syirkah yaitu perjanjian antara dua orang atau lebih untuk
menjalankan sebuah usaha dengan tujuan bagi hasil .
 Mudarobah atau atau qirad adalah pemberian modal dari pemilik modal kepada
seseorang yang akan memperdagangkan modal dengan ketentuan bahwa untung
rugi ditanggung bersama sesuai dengan perjanjian antara keduanya pada waktu
akad.
 Muzara’ah ialah paruhan hasil sawah atau ladang anatara pemilik dan penggarap
yang benihnya berasal dari pemilik.
 Mukhabarah adalah paruhan hasil sawah atau ladang anatara pemilik dan
penggarap yang benihnya berasal dari penggarap.
 Musaqah ialah paruhan hasil kebunm antara pemilik dan penggarap, yang besar
bagian masing-masingnya sesuai dengan perjanjian pada waktu akad.
 Sistem perbankan islami ialah sistem perbankan yang sesuai dengan ajaran islam
yang merujuk pada al-Qur’an dan Hadits.
 Sistem asuransi yang islami

35. Kewajiban terhadap jenazah

 Memandikan jenazah
 Mengkafani jenazah
 MenShalat Jenazah
 Memakamkan Jenazah

36. Tata cara memandikan, mengkafani, menyolatkan, dan mengubur jenazah

 Memandikan jenazah.

1. Bersihkan isi perut dengan tangan kiri yang telah terbalut


Angkat sedikit tubuh mayyit, tekan perutnya perlahan-lahan sebanyak tiga kali hingga
keluar, bersihkan kotoran itu dengan kain pembersih kemudian siram.
2. Wudhukan jenazah.
a) Bacalah basmallah.
b) Cuci tapak tangan mayyit 3 X.
c) Bersihkan mulut dan hidungnya 3 X
d) Wajah dan tangan kanan lalu kiri sampai dengan siku.
e) Kepala dan kedua telinganya.
f) Kaki kanan kemudian kirinya.
3. Cara menyiram air perasan daun bidara.

a) Siram kepala dan wajahnya dengan perasan dengan buihnya dulu.


b) Basuh tubuh bagian kanan dari pundak ketelapak kaki sebelah kanan terus kearak
kiri.
c) Ulangi sekali lagi.

4. Menyiram dengan air kapur barus (caranya Idem).


5. Keringkan (usap) tubuh mayyit dari atas kebawah. Usahakan menggunakan handuk
yang halus.
Wajib berwudhu bagi yang memandikan dan dianjurkan mandi setelah selesai.

 Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:

o Untuk mayat laki-laki

1. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas
serta setiap lapisan diberi kapur barus.
2. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan
memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
3. Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang mungkin
masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi selembar dengan cara yang
lembut.
5. Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan tiga atau
lima ikatan.
6. Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka tutuplah
bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup dengan daun kayu,
rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup
auratnya saja, maka tutuplah dengan apa saja yang ada.

o Untuk mayat perempuan


Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih, yang terdiri dari:

1. Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.


2. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
3. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
4. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
5. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.

Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:


1. Susunlah kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian
dengan tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan diatas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur
barus.
2. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
3. Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
4. Pakaikan sarung.
5. Pakaikan baju kurung.
6. Dandani rambutnya dengan tiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7. Pakaikan kerudung.
8. Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain
kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam.
9. Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.

 Tata cara menyolatkan jenazah.


a) Kepala jenazah berada disebelah kanan imam dengan menghadap kiblat.
b) Jika jenazah laki-laki imam berdiri sejajar dengan kepala jenazah, jika perempuan
imam berdiri sejajar dengan pusar jenazah.
c) Kalau jenazah lebih dari satu dan berlainan jenis kelamin, maka posisinya sebagai
berikut :
Barisan pertama dari imam adalah jenazah laki-laki, kemudian anak laki-laki
kemudian jenazah wanita kemudian anak perempuan.

 Tata cara menguburkannya.

Hendaklah dua-tiga orang turun keliang kubur, dan hendaklah orang yang kuat, lalu dua
lagi diatas tepat di sisi kubur sebelah kiblat untuk membantu menurunkan jenazah. Ketika
menurunkan hendaklah berdoa “ Bismillahi wa ‘ala millati rasulullah “ “ Dengan nama
Alloh dan menurut sunnah Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. “
Jenazah dibaringkan diatas tubuhnya sebelah kanan dalam posisi miring, dengan
dihadapkan kearah kiblat, kenudian letakkan bantalan dari tanah atau potongan batu bata
dibawah kepalanya, setelah itu buka tali pengikatnya dan singkaplah kain kafan yang
menutupi wajahnya, kemudian lahat ditutup dengan batu atau cor-coran atau sejenisnya
dan usahakan kalau bisa jangan yang mudah terbakar seperti kayu atau sejenisnya, lalu
diturunkan kembali galian tanah kuburan. Boleh diberi sedikit gundukan, tapi tidak boleh
lebih dari satu jengkal, lalu berilah tanda dari batubata pada arah kepala dan kaki,
selanjutnya taburkan batu kerikil dan perciki dengan air supaya tanah menjadi lengket dan
padat.

37. Hukum, Rukun, dan Syarat Pernikahan

 Hukum menikah dalam islam adalah sunah muakad, tetapi bisa berubah sesuai
dengan kondisi dan niat seseorang. Jika seseorang menikah dengan diniatkan
sebagai usaha untuk menjauhi dari perzinahan, hukumnya sunah. Akan tetapi, jika
diniatkan untuk sesuatu yang buruk, hukumnya menjadi makruh, bahkan haram.

 Rukun nikah dalam islam itu ada 5, yaitu sebagai berikut.


1. Ada mempelai yang akan menikah.
2. Ada wali yang menikahkan.
3. Ada ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki.
4. Ada dua saksi pernikahan tersebut.
5. Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.

 Syarat syarat nikah yaitu sebagai berikut.


1. Calon suami telah balig dan berakal.
2. Calon istri yang halal dinikahi.
3. Lafal ijab dan kabul harus bersifat selamanya.
4. Dua orang saksi.
Menurut jumhur ulama, akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi
dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat berikut.
-Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
-Minimal dua orang.
-Laki-laki.
-Merdeka.
-Orang yang adil.
-Muslim.
-Dapat melihat (menurut ulama mazhab Syafii).
5. Adanya wali
Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat wali nikah tersebut adalah
antara lain sebagai berikut.
-Laki-laki.
-Balig dan berakal sehat.
-Beragama islam.
-Merdeka.
-Memiliki hak perwalian.
-Tidak ada halangan untuk menjadi wali.
-Adil

38. ketentuan atau sahnya pernikahan menurut UU no. 1 tahun 1974

Syarat Sahnya Perkawinan


Syarat-syarat untuk sahnya perkawinan diatur dalam Bab II dari pasal 6 sampai

dengan pasal 12 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Syarat berarti memenuhi ketentuan-

ketentuan yang telah ditentukan, sah berarti menurut hukum yang berlaku. Perkawinan

dikatakan sah apabila memenuhi syarat dan hukum yang telah ditentukan. Apabila

perkawinan dilaksanakan tidak sesuai dengan tata tertib hukum yang ditentukan maka

perkawinan itu menjadi tidak sah. Jadi yang dimaksud dengan syarat perkawinan adalah

sesuatu yang harus ada dalam perkawinan, apabila ada salah satu dari syarat yang telah

ditentukan tidak di penuhi maka perkawinan itu menjadi tidak sah.


Syarat perkawinan dibagi menjadi dua (2) yaitu:
a. Syarat materiil
Adalah syarat yang melekat pada diri pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan, dan

disebut juga syarat subyektif.


b. Syarat formal
Adalah tata cara atau prosedur melangsungkan perkawinan menurut agama dan undang-

undang, disebut juga syarat obyektif.

Ad. 1. Syarat Materiil


Syarat-syarat perkawinan yang harus dipenuhi berdasarkan ketentuan Undang-

Undang No. 1 Tahun 1974 seperti yang diatur dalam pasal 6 sampai dengan Pasal 12 adalah

sebagai berikut:

1) Adanya Persetujuan kedua calon mempelai (Pasal 6 ayat 1);

2) Adanya izin kedua orangtua atau wali bagi calon mempelai yang belum berusia 21 tahun

(Pasal 6 ayat 2);

3) Usia calon mempelai pria sudah 19 tahun dan calon mempelai wanita sudah mencapai 16

tahun, kecuali ada dispensasi dari pengadilan (Pasal 7);

4) Antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita tidak dalam hubungan keluarga atau

darah yang tidak boleh kawin (Pasal 8);


5) Calon mempelai wanita tidak dalam ikatan perkawinan dengan pihak lain dan calon

mempelai pria juga tidak dalam ikatan perkawinan dengan pihak lain, kecuali telah mendapat

izin dari pengadilan untuk poligami (Pasal 9);

6) Bagi suami istri yang telah bercerai, lalu kawin lagi, agama dan kepercayaan mereka tidak

melarang kawin kembali (untuk ketiga kalinya) (Pasal 10);

7) Tidak dalam waktu tunggu bagi calon mempelai wanita yang berstatus janda (Pasal 11);

Syarat-syarat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Persetujuan kedua mempelai, didalam pasal 6 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

ditentukan bahwa perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

Persetujuan disini adalah perkawinan itu harus dilaksanakan berdasarkan kehendak bebas dari

calon mempelai pria dan wanita tanpa paksaan agar perkawinan itu dapat bahagia dan kekal

karena calon pengantin itu memilih pasangannya dengan kehendaknya sendiri sehingga

tujuan dari perkawinan yang bahagia dan kekal itu dapat terwujud.

Hendaknya persetujuan untuk melangsungkan perkawinan itu adalah sesuatu yang


murni, yang betul-betul tercetus dari hati para calon mempelai itu sendiri, bukan secara
berpura-pura atau hasil dari suatu paksaan.1[1]

2) Adanya ijin dari kedua orang tua atau wali bagi calon mempelai yang belum berumur

21 tahun (Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

Ijin untuk melangsungkan perkawinan pertama-tama harus diperoleh dari kedua orang

tua. jika salah seorang dari mereka sudah meninggal dunia atau tidak mampu menyatakan

kehendaknya maka ijin cukup diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau yang mampu

menyatakan kehendaknya.
Ketentuan Pasal 6 ayat (3), (4), dan (5) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

mengatur tentang siapa-siapa yang berhak memberikan izin pekawinan jika orangtua dari

mempelai telah meninggal dunia.

1
3) Batas usia kedua calon mempelai

Menurut Pasal 7 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, batas usia calon mempelai pria

sudah mencapai 19 tahun dan calon mempelai wanita sudah mencapai 16 tahun.

Penyimpangan terhadap Pasal ini dapat dimintakan dispensasi kepada pengadilan oleh

orangtua pihak pria maupun wanita (Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

4) Antara calon mempelai pria dann calon mempelai wanita tidak dalam hubungan

keluarga atau darah yang tidak boleh kawin. Dalam pasal 8 Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 disebutkan:

Perkawinan dilarang antara dua orang yang:

a) Berhubungan darah dalam garis kuturunan kebawah maupun keatas;


b) Berhubungan darah dalam garis keturuna menyamping yaitu antara seorang dengan saudara

orangtua dan antara seorang dengan saudara neneknya;


c) Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu/bapak tiri.
d) Berhubungan sesusuan, yaitu antara orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan dan bibi

atau paman susuan.


e) Berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi/kemenakan dari isteri, dalam hal suami

beristeri lebih dari seorang.


f) Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku dilarang

kawin.

5) Kedua calon mempelai tidak sedang dalam ikatan perkawinan dengan pihak lain, kecuali

ada ijin dari pengadilan untuk poligami (Pasal 9 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974).

6) Bagi suami isteri yang telah bercerai lalu kawin lagi satu dengan yang lain kemudian

bercerai lagi untuk kedua kalinya, maka diantara mereka tidak boleh melangsungkan

perkawinan lagi, sepanjang hukum agama dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan

tidak menentukan lain (Pasal 10 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974). Dalam hal ini

dijelaskan lebih lanjut dalam penjelasan Pasal ini, oleh karena perkawinan mempunyai

maksud agar suami dan isteri dapat membentuk keluarga yang kekal, maka sesuatu tindakan

yang mengakibatkan putusnya suatu perkawinan harus benar-benar dipertimbangkan dan


dipikirkan masak-masak. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah tindakan kawin cerai

berulangkali, sehingga suami maupun isteri benar-benar saling menghargai satu sama lain.

7) Tidak dalam waktu tunggu bagi mempelai wanit yang janda.

Masa tunggu ini dalam istilah hukum Islam disebut masa iddah, masa tunggu tersebut

dilakukan untuk mencegah terjadinya keraguan mengenai status anak yang dilahirkan dari

seorang wanita yang akan menikah lagi. (Pasal 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974).

Waktu tunggu bagi seorang janda disebutkan dalam Pasal 39 PP Nomor 9 Tahun 1975

yaitu sebagai berikut:


a. Apabila perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga

puluh) hari dihitung sejak kematian suami.


b. Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu bagi yang masih berdatang

bulan ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90 (Sembilan puluh) hari dan

bagi yang tidak berdatang bulan ditetapkan 90 (Sembilan puluh) hari, tenggang waktu tunggu

dihitung sejak jatuhnya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
c. Apabila perkawinan putus sedang janda tersebut sedang dalam keadaan hamil, waktu

tunggu ditetapkak sampai melahirkan.


Perkawinan yang sah adalah perkawinan yang memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan Peraturan Pemarintah No. 9 tahun

1975. Untuk syarat sahnya perkawinan menurut Undang-undang diatur dalam pasal 2 ayat (1)

dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu:


1. Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaaannya itu.
2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dijelaskan lebih lanjut dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) sebagai berikut:
Dengan perumusan pada Pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada perkawinan diluar
hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu termasuk ketentuan perundang-
undangan yang berlaku bagi golongan agamanya dan kepercayaannya itu sepanjang tidak
bertentangan atau tidak ditentukan lain dalam undang-undang ini.
Dari bunyi pasal 2 ayat 1 beserta dengan penjelasannya itu, maka suatu perkawinan
mutlak harus dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaanya itu,
kalau tidak maka perkawinan itu tidak sah.2[2]
Perkawinan harus dilakukan menurut hukum agama dan kepercayaannya, selain itu
perkawinan juga harus dicatat dihadapan pegawai pencatat nikah yang berwenang.

39.
 Talaq adalah lepasnya ikatan pernikahan dengan ucapan talaq atau ucapan lain yang
maksudnya sama dengan talaq, yang dimaksud melepas tali perkawinan adalah
memutuskan tali perkawinan yang dulunya di ikat dengan ijab dan Kabul sehingga
satatus suami isteri di antara keduanya menjadi hilang termasuk hilangnya hak dan
kewajiban sebagai suami dan isteri

 Iddah menurut syara’ adalah masa menunggu yang ditetapkan oleh syara’ bagi wanita
yang dicerai oleh suminya baik karena cerai mati atau cerai hidup dan masa iddah ini
hanya berlaku bagi isteri yang sudah di gauli oleh suminya

 Rujuk adalah mengembalikan ikatan dan hukum perkawinan secara penuh setelah
terjadi talaq raj’I yang dilakukan oleh mantan suami terhadsap mantan isterinya dalam
masa idah selama mantan suami bermaksud islah,dasar hukumnya adalah.QS.Al-
Baqarah/2:228. Artinya: dan para suami mereka lebih berhak kembali kepada mereka
dalam masa itu jika mereka menghendaki perbaikan

40. Pembagian Harta Waris dalam Islam


Adapun besar kecilnya bagian yang diterima bagi masing-masing ahli waris dapat dijabarkan
sebagai berikut:

Pembagian harta waris dalam islam telah ditetukan dalam al qur an surat an nisa secara
gamblang dan dapat kita simpulkan bahwa ada 6 tipe persentase pembagian harta waris, ada
pihak yang mendapatkan setengah (1/2), seperempat (1/4), seperdelapan (1/8), dua per tiga
(2/3), sepertiga (1/3), dan seperenam (1/6), mari kita bahas satu per satu

Pembagian harta waris bagi orang-orang yang berhak mendapatkan waris separoh (1/2):

1. Seorang suami yang ditinggalkan oleh istri dengan syarat ia tidak memiliki keturunan anak
laki-laki maupun perempuan, walaupun keturunan tersebut tidak berasal dari suaminya kini
(anak tiri).

2. Seorang anak kandung perempuan dengan 2 syarat: pewaris tidak memiliki anak laki-laki,
dan anak tersebut merupakan anak tunggal.

2
3. Cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki dengan 3 syarat: apabila cucu tersebut tidak
memiliki anak laki-laki, dia merupakan cucu tunggal, dan Apabila pewaris tidak lagi
mempunyai anak perempuan ataupun anak laki-laki.

4. Saudara kandung

perempuan dengan syarat: ia hanya seorang diri (tidak memiliki saudara lain) baik perempuan
maupun laki-laki, dan pewaris tidak memiliki ayah atau kakek ataupun keturunan baik laki-
laki maupun perempuan.

5. Saudara perempuan se-ayah dengan syarat: Apabila ia tidak mempunyai saudara (hanya
seorang diri), pewaris tidak memiliki saudara kandung baik perempuan maupun laki-laki dan
pewaris tidak memiliki ayah atau kakek dan katurunan.

Pembagian harta waris dalam Islam bagi orang-orang yang berhak mendapatkan waris
seperempat (1/4):
yaitu seorang suami yang ditinggal oleh istrinya dan begitu pula sebaliknya

1. Seorang suami yang ditinggalkan dengan syarat, istri memilki anak atau cucu dari
keturunan laki-lakinya, tidak peduli apakah cucu tersebut dari darah dagingnya atau bukan.

2. Seorang istri yang ditinggalkan dengan syarat, suami tidak memiliki anak atau cucu, tidak
peduli apakah anak tersebut merupakan anak kandung dari istri tersebut atau bukan.

Pembagian harta waris bagi orang-orang yang berhak mendapatkan waris seperdelapan (1/8):
yaitu istri yang ditinggalkan oleh suaminya yang memiliki anak atau cucu, baik anak tersebut
berasal dari rahimnya atau bukan.

Pembagian harta waris dalam Islam bagi orang-orang yang berhak mendapatkan waris
duapertiga (2/3):

1. Dua orang anak kandung perempuan atau lebih, dimana dia tidak memiliki saudara laki-
laki (anak laki-laki dari pewaris).

2. Dua orang cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki dengan syarat pewaris tidak
memiliki anak kandung, dan dua cucu tersebut tidak mempunyai saudara laki-laki

3. Dua saudara kandung perempuan (atau lebih) dengan syarat pewaris tidak memiliki anak,
baik laki-laki maupun perempuan, pewaris juga tidak memiliki ayah atau kakek, dan dua
saudara perempuan tersebut tidak memiliki saudara laki-laki.

4. Dua saudara perempuan seayah (atau lebih) dengan syarat pewaris tidak mempunyai anak,
ayah, atau kakek. ahli waris yang dimaksud tidak memiliki saudara laki-laki se-ayah. Dan
pewaris tidak memiliki saudara kandung.
Pembagian harta waris dalam Islam bagi orang-orang yang berhak mendapatkan waris
sepertiga (1/3):

1. Seorang ibu dengan syarat, Pewaris tidak mempunyai anak atau cucu laki-laki dari
keturunan anak laki-laki. Pewaris tidak memiliki dua atau lebih saudara (kandung atau
bukan)

2. Saudara laki-laki dan saudara perempuan seibu, dua orang atau lebih dengan syarat
pewaris tidak memiliki anak, ayah atau kakek dan jumlah saudara seibu tersebut dua orang
atau lebih.

41.) Pembagian suku-suku bagian setiap ahli waris


dengan hasil angka bulat. Adapun caranya.

a. Jika ahli waris memiliki bagian ashabah, tidak ada yang lain, maka ta’silul mas’alahnya menurut
jumlah yang ada ; yaitu laki-laki mendapat dua bagian dari bagian wanita.
Misalnya : Mayit meninggalkan 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Maka angka ta’silul
mas’alahnya 3, anak laki-laki = 2 dan anak perempuan =1.
Misal lain : Mayit meninggalkan 5 anak laki-laki, maka angka aslul mas’alahnya 5, maka setiap anak
laki-laki = 1

b. Jika ahli waris ashabul furudh hanya seorang, yang lain ashabah, maka ta’silul mas’alahnya angka
yang ada.
Misalnya : Mayit meninggalkan isteri dan anak laki-laki. Maka angka ta’silul mas’alahnya 8, karena
isteri mendapatkan 1/8, yang lebihnya untuk anak laki-laki; isteri = 1 dan anak laki-laki = 7

c. Jika ahli waris yang mendapatkan ashabul furudh lebih dari satu, atau ditambah ashabah, maka
dilihat angka pecahan setiap ahli waris, yaitu : ½, ¼, 1/6, 1/8, 1/3. 2/3.
c.1. Jika sama angka pecahannya (‫) المماثلة‬, seperti 1/3, 1/3, maka ta’silul masalahnya diambil salah
satu, yaitu angka 3
c.2. Jika pecahan satu sama lain saling memasuki ( ‫) المداخلة‬, , maka ta’silul masalahnya angka yang
besar, seperti ½, 1/6, ta’silul masalahnya 6, 1/6 dari 6 = 1, sedangkan ½ dari 6 = 3
c.3. Jika pecahan satu sama lain bersepakat (‫ ) الـمتوافقة‬maka ta’silul masalahnya salah satu angkanya
dikalikan dengan angka yang paling kecil yang bisa dibagi dengan yang lain. Misalnya ; 1/6, 1/8, maka
ta’silul masalahnya 24
c.4. Jika pecahan satu sama lain kontradiksi (‫)المباينة‬, maka ta’silul masalahnya sebagian angkanya
dikalikan dengan angka lainnya, sekiranya bisa dibagi dengan angka yang lain. Misalnya : angak 2/3,
¼, maka ta’silul mas’alahnya 4 x 3 = 12
d. Bila sulit memahami bagian [c1-c4], maka bisa memilih salah satu dari angka 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24
untuk dijadikan angka pedoman yang bisa dibagi dengan pecahan suku-suku bagian ahli waris
dengan hasil yang bulat.

Misalnya : si A mendapatkan 2/3, si B mendapatkan ¼, maka angka pokok yang bisa dibagi keduanya
bukan 8, tetapi 12 dan setersunya.

Dalam membagi harta waris setelah diketahui ta’silul masalah dan bagian setiap ahli warisnya, ada
tiga cara yang bisa ditempuh.

1. Dengan cara menyebutkan pembagian masing-masing ahli waris sesuai dengan ta’silul masalahnya,
lalu diberikan bagiannya.
Misalnya si mati meninggalkan harta Rp. 120.000 dan meninggalkan ahli waris : isteri, ibu dan
paman. Maka ta’silul masalahnya 12, karena isteri mendapatkan 1/4, dan ibu mendapatkan 1/3.
– Isteri mendapatkan /4 dari 12 = 3, sehingga ¼ dari 120.000 = 30.000
– Ibu 1/3 dari 12 = 4, maka 1/3 dari 120.000 = 40.000
– Paman ashabah mendapatkan sisa yaitu 5, maka 120.000 – 30.000 – 40.000 = 50.000

2. Atau dengan mengalikan bagian setiap ahli waris dengan jumlah harta waris, kemudian dibagi
hasilnya dengan ta’silul mas’alah, maka akan keluar bagiannya. Contoh seperti di atas, prakterknya.
– Isteri bagiannya 3 x 120.000 = 360.000 : 12 = 30.000
– Ibu bagiannya 4 x 120.000= 480.000 : 12 = 40.000
– Paman bagiannya 5 x 120.000 = 600.000 : 12 = 50.000

3. Atau membagi jumlah harta waris dengan ta’silul mas’alah, lalu hasilnya dikalikan dengan bagian
ahli waris, maka akan keluar hasilnya.
Contoh seperti di atas, prkateknya.
-Isteri bagiannya 120.000 : 12 = 10.000 x 3 (1/4 dari 12) = 30.000
-Ibu bagiannya 120.000 : 12 = 10.000 x 4 (1/3 dari 12) = 40.000
-Paman bagiannya 120.000 : 12 = 10.000 x 5 (sisa) = 50.000

Cara Pembagian Warisan


Dalam pembagian warisan ini, selain harus mengetahui hukum-hukumnya, juga kita perlu
mengetahui ilmu berhitung atau cara menghitung harta warisan. Ada kaidah-kaidah
perhitungan yang harus diketahui, sehingga selain memudahkan cara pembagiannya, juga
dapat membagi harta warisan dengan benar.
Di antara cara menghitung bagian masing-masing ahli waris adalah dengan cara dicari
dahulu asal masalah, yaitu bilangan bulat yang digunakan untuk membagi harta warisan.
Caranya adalah sebagai berikut:
a. Jika ahli waris hanya terdiri dari ahli waris ‘ashabah binafsih, maka asal masalahnya adalah
sejumlah ahli waris yang ada:
Misalnya:
Ahli waris terdiri dari 5 orang anak laki-laki. Maka asal masalahnya adalah lima. Cara
pembagian warisannya langsung dibagi 5, dan masing-masing ahli waris mendapat satu
bilangan.
b. Jika ahli waris hanya terdiri dari ahli waris ‘ashabah laki-laki dan perempuan, maka untuk
laki-laki dua kali lipat perempuan, dengan cara dikalikan dua.
Misalnya:
Ahli waris terdiri dari 4 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Cara mencari asal
masalahnya:
(4 x 2) + 3 =11
Cara pembagian harta warisnya:
Harta dibagi 11; untuk anak laki-laki masing-masing dua bagian dan masing-masing anak
perempuan satu bagian.
c. Jika ahli waris hanya satu orang ahli waris dzawil furudh, maka asal masalahnya adalah
angka “penyebut” bagian ahli waris yang bersangkutan.
Misalnya:
Ahli waris hanya seorang anak perempuan. Bagian seorang anak perempuan adalah 1/2.
Maka asal masalahnya adalah 2.
Cara pembagian harta warisnya adalah:
Harta warisan : 2 = bagian anak perempuan.
Ahli waris hanya seorang saudara perempuan seibu. Bagiannya adalah 1/6. Maka asal
masalahnya adalah 6.
Cara pembagian harta warisannya adalah:
Harta warisan : 6 = bagian saudara perempuan seibu.
d. Jika ahli waris terdiri dari ahli waris dazawil furudh dua orang atau lebih, baik ahli waris
‘ashabah atau tidak, maka mencari asala masalahnya dengan cara mencari “kelipatan
persekutuan terkecil (KPK)” dari angka penyebut bagian masing-masing ahli waris.
Misalnya:
Seorang meninggal, ahli warisnya: seorang anak perempuan, suami, dan bapak. Bagian anak
perempuan ½, suami ¼, dan bapak ‘ashabah/sisa.
Asal masalah KPK dari ½ dan ¼ adalah 4.
Anak perempuan =½x4 =2
Suami =¼x4 =1
Bapak = 4 – (2 + 1) = 1
Cara pembagian akhir harta warisannya adalah:
Anak perempuan = 2/4 x 4 =2
Suami =¼x4 =1
Bapak =¼x4 =1
Contoh kasus:
Sesorang meninggal dunia, meninggalkan harta Rp. 48.000.000,00. Ahli warisnya terdiri dari
istri, ibu, dan dua anak laki-laki. Berapa bagian masing-masing?
Jawab:
Bagian istr 1/6, bagian ibu 1/8, dua anak laki-laki adalah ‘ashabah/sisa.
Asal masalahnya KPK dari 1/6 dan 1/8 adalah 24.
Istri = 1/6 x 24 =4
Ibu = 1/8 x 24 =3
2 anak laki-laki = 24 – (4+3) =17
Langkah akhir pembagian harta warisannya:
Istri = 4/24 x Rp. 48.000.000,00 = Rp. 8.000.000,00
Ibu = 3/24 x Rp. 48.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00
2 anak laki-laki = 17/24 x Rp. 48.000.000,00 = Rp. 34.000.000,00
Jumlah = Rp. 48.000.000,00
42.) Di antara hikmah ditetapkannya ketentuan hukum dalam fiqih
mawaris antara lain :

1. Mendistribusikan harta peninggalan secara adil dan merata kepada para pihak anggota keluarga
yang menjadi ahli waris.
2. Menghindarkan diri dari perselisihan dan perpecahan, bahkan pertengkaran akibat rebutan harta
peninggalan.
3. Dapat memahami hukum-hukum alloh yang berkaitan dengan pembagian harta peninggalan.
4. Terhindar adanya kelangkaan orang yang faham dalam pembagian harta warisan di suatu tempat.

43.) STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH


Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan
kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat yang meyakini
kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai
berikut:

1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun


Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam,
orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah:
Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib
(saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat
Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman
(pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan
dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞ Utsman bin Affan
۞ Zubair bin Awam
۞ Sa’ad bin Abu Waqqas
۞ Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah
disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).

2. Dakwah secara terang-terangan


Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya
wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu
tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:

Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat
dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin
Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat
tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.

Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari
kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin
Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar
bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.
Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620
M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M,
sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya Abu
Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun
ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan
pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain
itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum
Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:

Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak
dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam
masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW
(Islam) melarangnya.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni
hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab
neraka.

Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan
tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.

Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW
karena Islam melarang menyembah berhala.

Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW
bermacam-macam antara lain:
۞ Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah,
dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar
batas perikemanusiaan.
۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara
mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan
ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan
penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW
menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk
berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan.
Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah
sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun,
dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu,
dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat.
Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun
wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).

44.) Dakwah Rasulullah SAW pada periode Medinah


Pada abad ke-5 sejarah dakwah Rasulullah SAW. Di Mekah, bangsa Quraisy dengan segala
upaya berusaha melumpuhkan gerakan Muhammad SAW. Hal ini dibuktikan dengan pemboikotan
terhadap Bani Hasyiim dan Bani Muthalib (keluarga besar Muhammad SAW.). beberapa pemboikotan
tersebut antara lain :

a. Memutuskan hubungan perkawinan.

b. Memutuskan hubungan jual beli.

c. Memutuskan hubungan ziarah-menziarahi.

d. Tidak ada tolong menolong.


Pemboikotan itu tertulis di atas selembar sahitah atau plakat yang digantungkan di Kakbah dan tidak
akan dicabut sebelum Muhammad SAW. Menghentikan gerakannya. Selama tiga tahun lamanya Bani
Hasyim dan Bani Muthalib menderita kemiskinan akibat pemboikotan itu. Banyak pengikut
Rasulullah yang menyingkir ke luar kota Mekah untuk mempertahankan hidup untuk menyelamatkan
diriUjian bagi Rasulullah SAW. Juga bertambah berat dengan wafatnyadua orang yang sangat
dicintainya, yaitu pamannya, Abu Thalib dalam usia 87 tahun dan istrinya, yaitu Khadijah. Peristiwa
tersebut yang terjadi pada tahun ke-10 dari masa kenabian (620 M) dalam sejarah disebut Amul
Huzni (tahun kesedihan atau tahun duka cita).

Dengan meninggalnya dua tokoh tersebut orang Quraisy makin berani dan leluasa mengganggu dan
menghalangi Rasulullah SAW. Mereka berani melempar kotoran ke punggung Nabi, bahkan Beliau
hampir meninggal karena ada orang yang hendak mencekiknya. Nabi Muhammad SAW. Merasakan
bahwa dakwah di Mekah tidak lagi sesuai sebagai pusat dakwah Islam. Oleh karena itu, Beliau
bersama Zaid bin Haritsah pergi hijrah ke Thaif untuk berdakwah. Ajaran Rasulullah itu ditolak
dengan kasar. Bahkan mereka pun mengusir, menyoraki dan mengejar Rasulullah sambil di lempari
dengan batu. Saat itu Rasulullah SAW. Sempat berlindung di bawah kebun anggur di kebun Utba dan
Syaiba (anak Rabia). Meski demikian terluka, Rasulullah SAW. tetap sabar dan berlapang dada serta
ikhlas. Kesulitan dan hambatan yang terus-menerus menimpa Muhammad SAW. Dan pengikutnya
dihadapi dengan sabar dan tawakal.

Saat mengahadapi ujian yang berat dan tingkat perjuangan sudah berada pada puncaknya, Rasulullah
SAW. di perintahkan oleh Allah SWT untuk menjalani Isra dan Mi’raj dari Mekah menuju ke Baitul
Maqdis di Palestina, dan selanjutnya naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha (QS Al-Isra/17:1).
Kejadian Isra dan Mi’raj terjadi pada malam 17 rajab tahun ke-11 dari kenabiannya (sekitar 621 M) di
tempuh dalam waktu satu malam.

45. ) PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN

A. Perkembangan Peradaban Islam


Peradaban Islam adalah bagian dari kebudayaan islam yang meliputi berbagai aspek
seperti moral, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan yang luas serta bertujuan untuk
memudahkan dan menyejahterakan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Peradaban Islam telah dimulai sejak masa Rasulullah, khulafaurrasyidin, dan terus
berkembang pada Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.
1. Peradaban Islam pada Masa Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah berdiri setelah berakhirya masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
Khalifah pertama adalah Muawiyah bin Abi Sofyan dan wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah
berkembang di sebelah timur sampai ke Oxus, bagian barat India sampai Punjab dan Lahore.
Di utara, menguasai Pulau Rhodes, Cretta dan di barat menguasai seluruh Afrika Utara,
Aljazair, Tangiers, dan Spanyol. Kemajuan Dinasti ini adalah sebagai berikut.
a. Ekonomi
Pada masa Khalifah Muawiyah, didirikan percetakan uang yang bertuliskan bahasa
Arab yang terbuat dari perunggu lalu disempurnakan oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan
dan dikeluarkannya mata uang logam Arab (emas/dinar, perak/dirham, perunggu/fals/fuls)
yang satu sisi bertuliskan kalimat “Laailaha Illallah” dan sisi lainnya tertulis Qul huwallahu
ahad serta di luar lingkarannya ditulis Muhammad Rasulullah bil huda wa dinil haq sebagai
mata uang resmi pemerintah islam.
b. Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, khalifah pada masa Dinasti Umayyah banyak memberi
kontribusi yang cukup besar dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat) di setiap kota
oleh Khalifah Walid bin Abdul Malik serta dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim
piatu yang ditinggal oleh orang tua mereka akibat perang dan orang tua yang tidak mampu
pun dirawat di rumah-rumah tersebut.
c. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini diuraikan sebagai berikut
a. Ulumul lisaniyah, ilmu yang diperlukan untuk memastikan bacaan Al-Qur’an, menafsirkan
dan memahaminya.
b. Tarikh (Sejarah), meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya, riwayat hidup
para pemimpin, tarikh umum, dan tarikh bangsa-bangsa lain.
c. Ilmu qiraat, ilmu yang membahas tentang membaca Al-Qur’an.
d. Ilmu tafsir, ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam menafsirkan Al-Qur’an.
e. Ilmu hadis, ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad hadis, karena
banyak hadis yang tidak berasal dari Rasulullah.
f. Ilmu nahwu, ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat6 di dalam berbagai
posisi.
g. Ilmu bumi (al-jughrafia), muncul karena kebutuhan kaum muslimin yakni untuk keperluan
menunaikan ibadah haji.
h. Ulumud dakhilah, ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab dan
disempurnakan untuk kepentingan kebudayaan islam.
d. Politik
Semasa Dinasti Umayyah berkuasa, banyak intuisi politik dibentuk, misalnya undang-
undang pemerintahan, dewan menteri, lembaga sekretariat negara, jawatan pos dan giro, serta
penasihat khusus di bidang politik. Politik pada masa ini mengalami kemajuan dari dinasti
sebelumnya yakni dibentuknya al-Kitabah (sekretariat negara), AL-Hijabah (ajudan),
organisasi keuangan, organisasi kehakiman, organisasi tata usaha negara serta mengalami
kemajuan dalam bidang militer yakni diberlakukannya undang-undang wajib militer
(Nizhamut Tajnidil Ijbary) dan dibangunnya armada laut dengan sempurna.
2. Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah berkuasa selama lebih kurang enam abad, didirikan oleh Abul Abbas as-
Saffah dibantu oleh Abu Muslim al-Khurasani, seorang jenderal muslim yang berasal dari
Khurasan, Persia. Peradaban Islam berkembang pesat pada dinasti ini.
a. Bidang Sosial Budaya
Kemajuan ilmu sosial budaya yang ada adalah seni bangunan dan arsitektur, baik
untuk bangunan istana, masjid, dan kota seperti istana Qashrul Dzahab, istana Qashrul
Khuldi, kota Baghdad, serta Samarra.
b. Bidang Politik dan Militer
Dibentuknya departemen pertahanan dan keamanan (Diwanul Jundi) yang mengatur
semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan.
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Bermunculan para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti filsafat, ilmu sejarah,
ilmu bumi, astronomi, kedokteran, kimia, dan hisab/matematika. Beberapa ilmuwan terkenal
adalah Muhammad bin Ibrahim al-Farazi (astronom), Ibnu Sina (kedokteran), Jabir bin
Hayyan (Kimia), al-Kindi (filsuf), dan Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (matematika).
d. Bidang Ilmu Agama
Diantara ilmu pengetahuan agama islam yang berkembang pesat pada masa ini adalah
ilmu tafsir dengan tokoh al-Subhi, Muqatil bin Sulaiman, Muhammad bin Ishaq, Abu Bakar
al-Asham, dan Abu Muslim al-Asfahani serta para ulama hadis seperti Imam Bukhari (Sahih
Bukhari), Abu Muslim al Hajjaj dari Nisabur (Sahih Muslim), Ibnu Majah, Abu Dawud, al-
Turmudzi, dan an-Nasa’i. Karya-karya mereka dibukukan dalam al kutubu al sittah. Pada
masa ini juga berkembang ilmu fiqih dengan ulama yang terkenal adalah Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali serta berkembangnya ilmu kalam.
B. Periodisasi Kejayaan Peradaban Islam
Periode penyebaran islam dan peradabnnya dimulai sejak masa Rasulullah saw. Pada abad
ke-6 M. Periodisasi peradaban islam secara umum terbagi atas tiga periode.

1. Periode Klasik
Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi, dan keemasan islam. Khalifah pada
masa ini antara lain Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, kekuasaan
Bani Umayyah, dan Bani Abbasiyah dimana telah menguasai seluruh semenanjung Arab,
Irak-Suriah, tentara Bizantium Syiria, Alexandria-Mesir-Babilon, Tunis, Khurasan,
Afghanistan, Balkh, Bukhara, Khawarizm, Farghana, Samarkand, Bulukhistan, Sind, Punjab,
Multan, Aljazair, Maroko, Cordova, Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Palestina, Semenanjung
Arabia, Persia, Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis. Pada masa ini bermunculan
sastrawan-sastrawan islam dengan berbagai karya-karyanya, mencetak uang untuk alat tukar
berupa dinar dan dirham, serta dibangunnya rumah sakit, pendidikan dokter, dan farmasi.
2. Periode Pertengahan
Pada periode ini islam mengalami kemunduran karena satu demi satu kerajaan islam
jatuh ke tangan bangsa Mongol. Namun peradaban ini kembali bangkit sekitar tahun 1500-
1800 M dengan berdirinya 3 kerajaan besar yang menjadi tonggak berjayanya kebangkitan
peradaban islam. 3 kerajaan tersebut antara lain Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi
Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Hingga pada abad ke-17 di Eropa muncul negara-
negara kuat dengan Rusia maju di bawah Peter Yang Agung. Melalui peperangan, Turki
Usmani mengalami kekalahan, Safawi Persia ditaklukan oleh Raja Afghan yang memiliki
perbedaan faham, dan Mughal India pecah dikarenakan terjadi pemberontakan dari kaum
Hindu bahkan dikuasai oleh Inggris pada tahun 1857 M.
3. Periode Modern
Periode ini dikatakan sebagai periode kebangkitan Islam yang ditandai dengan
berakhirnya ekspedisi Napoleon di Mesir (1789-1801 M). Raja dan pemuka-pemuka islam
mulai berpikir untuk melakukan pembaharuan dalam islam yang disebut dengan modernisasi
dalam islam untuk mengembalikan kekuatan yang telah pincang dan membahayakan umat
islam. Para tokoh pembaharu islam diantaranya adalah Muhammad bin Abdul Wahab di
Arab, Muhammad Abduh, Jamaludin al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid
Ahmad Khan, Syah Waliyullah, Muhammad Iqbal di India, Sultan Mahmud II, dan Musthafa
Kamal di Turki.

46.) Tokoh” Peradaban Islam dan Karyanya


1. Ibnu Rusyd (520‒595 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, Beliau menguasai ilmu fiqh,
ilmu kalam, sastra Arab, matematika, kedokteran, fisika astronomi, dan filsafat.Karya-karya beliau
antara lain: Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab ini membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku
tentang kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-
Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat.

2. Al-Ghazali (450‒505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazal. Menulis berbagai macam buku yang mencapai 288
buah buku, mengenai tasawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh. Di antara bukunya yang terkenal,
yaituIhya 'Ulum ad-Din, buku ini membahas masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan
tasawwuf berdasarkan al- Qur'an dan hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulis Tahafut al-
Falasifah (tidak konsistennya para filsuf). Al-Ghazali mendapat gelar Hujjatul Islam (bukti kebenaran
Islam).

3. AI-Kindi (805‒873 M)

Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi. Hasil karya Al-Kindi di bidang-bidang filsafat,
logika, astronomi, kedokteran, politik, ilmu jiwa, musik, dan matematika. Al-Kindi juga merupakan
satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).

4. AI-Farabi (872‒950 M)

Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi. Al-Farabi
menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, teologi, ilmu alam, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar-
Royu Ahlul al-Madinah wa aI-Fadilah (pemikiran tentang penduduk negara utama).

5. Ibnu Sina (980‒1037 M)

Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina. Beliau belajar bahasa Arab,
fisika, geometri, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Beliau menulis lebih
dari dua ratus buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi At-Tibb, yang berisi
ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu
pengetahuan.

47.) Strategi Dakwah Islam di INdonesia

1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Gujarat/India,
Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal
ini konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan
para pedagang Islam. Di samping berdagang, sebagai seorang muslim juga mempunyai kewajiban
berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan agama dankebudayaan
Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia memelukagama Islam dan
merekapun menyebarkan agamaIslam dan budaya Islam yang baru dianutnyakepada orang lain.
Dengan demikian, secara bertahap agama dan budaya Islam tersebar daripedagang Gujarat/India,
Persia, dan Bangsa Arab kepada bangsa Indonesia. Proses penyebaranIslam melalui perdagangan
sangat menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara lainnya.
2. Perkawinan
Di antara para pedagang Islam ada yang menetap di Indonesia. Hingga sekarang di beberapa
kota di Indonesia terdapat kampung Pekojan . Kampung tersebut dahulu merupakan tempat tinggal
para pedagang Gujarat. Koja artinya pedagang Gujarat. Sebagian dari para pedagang ini menikah
dengan wanita Indonesia. Terutama putri raja atau bangsawan. Karena pernikahan itulah, makabanyak
keluarga raja atau bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti oleh rakyatnya. Dengandemikian Islam
cepat berkembang.
3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yangmenyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Dan
didalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang berhubungan dengan
agamaIslam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam menuntut ilmu mengenai agama
Islam, merekamempunyai kewajiban untuk mengajarkan kembali ilmu yang diperolehnya kepada
masyarakatsekitar. Yang akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama Islam. Pesantren yang
telahberdiri pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya
yangdidirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dan Pesantren Sunan Giri yang santrinya
banyakberasal dari Maluku ( daerah Hitu ), dls.

4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan penting
dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, otomatis rakyatnya
akan berbondong - bondong memeluk agama Islam. Karena, masyarakat Indonesia memiliki
kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk
agama Islam, pastinya demi kepentingan politik maka akan diadakannya perluasan wilayah
kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran agama Islam.
5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat
Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang menyebarkan Islam
di lingkungannya, antara lain : Dato'ri Bandang menyebarkan agama Islam di daerah Gowa (Sulawesi
Selatan), Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di daerah Kutai (Kalimantan Timur), Seorang
penghulu dari Demak menyebarkan agama Islam di kalangan para bangsawan Banjar (Kalimantan
Selatan), Para Wali menyebarkan agama Islam di Jawa. Wali yang terkenal ada 9 wali, yaitu :
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
4. Sunan Giri (Raden Paku)
5. Sunan Derajat (Syarifuddin)
6. Sunan Kalijaga (Jaka Sahid)
7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq)
8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
9. Sunan Gunung Jati (Faletehan)
Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang
beberapaperan di kalangan masyarakat sebagai :
1. penyebar agama Islam
2. pendukung kerajaan-kerajaan Islam
3. penasihat raja-raja Islam
4. pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya Islam.
Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.
6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat, seni
tari,seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta, Solo, Cirebon,
dls. Seni budaya Islam dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah setempat dengan ajaran
Islam yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana, sehalus dan sedapat mungkin
memanfaatkan tradisi lokal, misalnya :
o Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair.
Contohnya : Gending Dharma, Suluk Sunan
o Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.
o Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin.
Contohnya : Tokoh-tokoh simbolis dalam wayang diadopsi atau mencipta nama lainnyayang
biasa mendekatkan dengan ajaran Islam.
 Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.
 Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat, Sebab
insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebgai pemanggil untuk acara keramaian.
Menggeser tradisi klenik dengan doa-doa pengusir jin sekalugus doa ngirim leluhur.
Contohnya : Tahlil.
7. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu menghayati
kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah masyarakatnya. Para Sufi
biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan menyebarkan agama Islam. Para Sufi
pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung Jawa. Dengan melalui
saluran diatas, agama Islam dapat berkembang pesat dan diterima masyarakat dengan baik pada abad
ke-13. Dan adapun faktor-faktor yang menyebabkan Islam cepat bekembang di Indonesia antara lain :
 Syarat masuk Islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua kelimat syahadat;
 Tata cara beribadahnya Islam sangat sederhana;
 Agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia;

 Penyebaran Islam dilakuakn secara damai

48.) MENELADANI SEMANGAT PARA TOKOH YANG BERPERAN


DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1. Keteladanan Wali Songo

Walisongo dan pera wali lainnya, telah berjuang dengan sungguh-sungguh utuk menarik minat
masyarakat non Muslim untuk memeluk Islam. Dengan bijaksana mereka memperkenalkan nilai-nilai
Islam kepada masyarakat dan mengjak mereka memeluk Islam. Dalam menyebarkan Islam mereka
betul-betul mengajak masyarakat untuk melaksanakan yari’at yang berpegang teguh pada sumber
utama, yakni Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Walisongo menghendaki agar kepercayaan lama dikikid habisdan rakyat harus dididik sesuai
dengan ajara Islam. Ini tercermin dalam naskah-naskah pennggalan zaman kewalian. Naskah-naskah
terrsebuut menggambarkan pola piker peantren yang menentang ajaran pantheisme(ajaran yang
memandang tuhan bersatu dengan alam ).

Dalam penyebaran islam, Wali Songo banyak menggunakan media budaya (kultur) yang
menampilkan bentuk kebudayaan tertentu yang mengandung makna nasihat atau toleransi
keagamaan. Dengan metode ini mereka menghendaki agar adat istiadat dan kepercayaan lama
sedikit demi sedikit dapat terkikis dan diisi dengan adat istiadat baru yang bernafaskan Islam.

Masih kaitanya dengan kehidupan beragama, usaha para wali itu antara lain mendirikan mesjid-
mesjid, seperti mesjid Demak dan Mesjid Kudus. Dalam bidang pendidikan mereka mendirikan
madrasah-madrasah dan mendirikan Pesantren-pesantren selain itu dibentuk pula perkumpulan-
perkumpulan tarekat. Para wali membuat Syi’ar-syia’ar secara kreatif, dengan jalan mengadakan
peringatan hari-hari besar Islam berupa parayaan dan upacara seperti Sekaten untuk Maulid Nabi
Muhammad SAW.

Perayaan Sekatenan dipusatkan di alun-alun ibu kota kerajaan Demak, yang dapat dinikmati
kalayak ramai. Perayaan ini dilaksanakan tujuh hari sebelum tiba peringatan Maulid Nabi SAW yang
jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awal.Sekatenan diakhiri dengan upacara grebeg, yaitu upacara yang
berpuncak pada pembacaan siratun Nabi ( Riwayat nabi SAW) dan sedekah Selatan, yakni acara
membagi-bagikan makanan hadiah dari sultan di Mesjid Besar. Acara ini dihadiri Sultan dan
pembesar-pembesar kerajaan.sekateana merupakan upacara terbesar karena pergelarannya
merupakan upacara memperingati hari lahirnya nabi BesarMuhammad SAW.Dalam saat-saat grebeg
inilah,adipati-adipati, raja-raja muda, bupati,dan pembesar-pembesarwilayah kerajaan diterima
menghadap Sultan untuk menunjukan sikap bakti , hormat dan taatnya kepada Sultan sembari
mangayu-bagja pada hari yang mulia lagi meriah.Selain Sekaten, haribesar lainnya yang melibatkan
upacara-upacara resmi kerajaanadalah Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Mungkin sekali selamatan-selamatan ( sedekahan ) yang menjadi tradisi jawa pada bulan-bulan
tertentu pada mulanya berasal dari shadaqah sunnah yang dianjurkan para wali. Tujuan
penyelanggaraannya tidak lain merupakan Syi’ar Islam sekaligus memperingati hari besar dan
peristiwa penting dalam Islam. Selain menyelenggarakan syi’ar diatas, para wali pun melekukan
pengIslaman terhadap tokoh penting dan mengirimkan kader-kader untuk menjadi muballig atau
imam-imam bagi suatu daerah.

Sebagai Conto, kelompok Sunan Ampel mengIslamkan Adipati Arya Damar dan istri serta
pemimpin dan masyarakat anak negerinya di Palembang. Kelompok ini juga berusaha mengIslamkan
Prabu Brawijaya dan Permaisurinya Putri Campa, tetepi hanya permaisurinya yang mau menganut
Islam. Sri Lembu Peteng di Madura di Islam kan oleh Sunan Kalijaga, Ki GedeArang sang
Adipati semarang yang kemudian menjadi wali Nawbah dengan gelar sunan Tembayat, kemudian
diikuti pula oleh syekh Domba. Ki Cakrajaya di Islamkan Oleh sunan Kalijaga,Sunan Geseng hijrah ke
lowanu untuk berdakwah dan megimami masyarakat di wilayah itu atas pesan sunan Kalijaga.

Setelah melalui proses yang panjang , Islam berhasil tersebar ke berbagai pnjuru Jawa, meski ada
beberapa tempat yang tidak terjalin kontak dengan Islam secara Iintensif. Bahkan ada yang tidak
terjangkau oleh dakwah Islam.Dari aktivitas yang dilakukan Walisongo, maka hendaknya kita bias
mengambil teladan , terutama dari ssemangat dakwah walisongo dalam upaya menyebrkan Islam.
Mereka tidak mengenal lelah , tetap semanga dan telaten.

2. Keteladan Para Ulama

a. KH Wahid Hasyim

KH Wahid hasyim berasal dari keluarga yang taat beragama, keluarga pesantren yang berpegang
erat pada tradisi. Ibunya bernama Nafiah, putri KH Ilyas pemimpin pesantren Sewulan di Madiun.
Garis keturunan ayah dan ibunya bertemu pada Lembu Peteng (Brawijaya VI) dari pihak ayah melalui
Jaka Tingkir (Sultan Pajang 1569-1587) dan ari pihak ibu melalui Kiai Ageng Tarub I.

Sejak usia 5 tahun ia belajarmembaca Al-Qur’an pada ayahnya. Ketika usia 7 tahun ia mulai
mempelajari kitab Fathul Qorib( kemenangan bagi yang dekat), al- Minhaj al-Qowim ( jalan yang
lurus) . Sejak kecil minat bacanya sangat tinggi, berbagai macam kitab ditelaahnya. Ia sangat
menggemari buku-buku kesusastraan arab, khususnya buku asy-Syu’ara ( kumpulan penyair dengan
Syair-sya’irnya.)

Pada usia 13tahun, ia meninggalkan Tebu Ireng menuju Pondok Siwalah Panji, tempat ayahnya
dulu berguru. Di sana ia mempelajari berbagai cabang ilmu agama diantaranya Sullam at-
taufiq,Taqrib, bidayah al-Mujtahid dan Tafsir al-Jalalain. Kemudian beliau pindah kepesantren Lirboyo
Kediri dan kemudian kembali ke pesantren ayahnya dan selanjutnya lebbih banyak belajar sendiri.
Pada usia 17 tahun wahid hasyim meniti karir sebagai guru di pesantren ayahnya.

Pada tahun 1932 Wahid hasyim menunaikan ibadah haji pertama bersama KH Mohammad Ilyas
saudara sepupunya, yang kemudian dimanfaatkan untuk memperlancar bahasa Arabnya sehingga ia
fasih bebahasa Arab.
Ia melakukan perubahan dalam pesantrennya dengan mendirikan madrasah Nizamiyah yang
didalamnya diajarkan ilmu-ilmu agama dan umum sekaligus. Berbagai kritikan dan protes ulama
dilontarkan kepadanyan nemun semuanya ditanggapi dengan kepala dingin, dan ternyata madrasah
ini berkembang dengan pesat, dan muridnya pun bertanbah dari tahun ketahun.

Untuk mengorganisasikan kegiatan pemuda, ia mendirikan Ikatan Pelajar Islam (IKPI) tahun
1936. Ia sendiri yang menjadi pemimpinnya. Usahalain dari ikatan ini antara lain mendirikan taman
bacaan.

Sejak tahun 1938 Wahid Hasyim banyak mencurahkan perhatiannya pada kegiatan-kegiatan NU.
Karirnya di NUdimulainya dari bawah yaitu dari pengurus ranting, lalu menjadi pengurus cabang
Jombang, kemudian terpilih sebagai anggota pengurus Besar NU yang berkedudukan di Surabaya.
Dari sini karirnya terus meningkat sampai menjadi Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU tahun
1939. Setelah NU berubah menjadi partai politik, ia pun dipilih sebagai ketua Biro Politik NU tahun
1950.

Pada usia yang ke-25 (1938) Wahid Hasyim menikah dengan Siti Salehah putrid KH Bisri
Syamsuri, pengasuh pondok pesantren Denanyar Jombang dan menjadi seorang yang ikiut
mendukung berdirinya NU.

Pada tahun 1939, ketika Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI) mengadakan konprensi , Wahid
Hasyim terpilih menjai ketua. Setahun kemudian, ia megundurkan diri dengan alasan ia dipanggil
ayahnya untuk memimpin Pondok Pesantren Tebu Ireng, karena ayahnya merasa tidak mampu lagi.

Pada tanggal 20 Desember 1949, Wahid Hasyim diangkat menjadi Menteri Agama dalam
kabinet Hatta. Sebelumnya , yaitu sebelum penyerahan kedaulatan , ia menjadi menteri
Negara. Pada periodekabinet Natsir dan Kabinet Sukiman , wahid Hasyim tetap memegang jabatan
menteri Agama sampai akhir hayatnya.

Selama menjadi menteri Agama, usahanya antara lain :

Ø Mendirikan Jam’iyah al-Qurra wal Huffaz(Organisasi Qori dan penghafal Al-Qur’an ) di Jakarta.

Ø Menetapkan tugas kewajiban kementrian Agama melalui peraturan pemerintah no. 8 tahun 1950.

Ø Merumuskan dasar-dasar perjalanan Haji Indonesi.

Ø Menyetujui berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dalam kementerian agama

Pada tahun 1952, ia memprakarsai berdirinya Liga Muslimin Indonesia, suatu Badan
federasi yang anggotanya terdiri atas wakil-wakil NU, Partai Syarikat Islam Indonesia(PSII). Syarekat
Islam, Persatuan Tarbiyah Islamiyah(Perti)dan darul Dakwah wa al-Irsyad. Susunan pengurusnya
adalah KH Abdul Wahid Hasyim sebagai Ketua, Abikusno Cokrosuyoso sebagai wakil ketua I dan Haji
Sirajuddin Abbas sebagai wakil ketua II.

Semasa hidupnya ia senang menulis , tulisannya tersebar dalam bentuk pidato-pidato resmi,
ceramah-ceramah keagamaan dan artikel-artikel di media massa. Karya-karya tulisnya ; Nabi
Muhammad dan persaudaraan Manusia, Berimanlah dengan Sungguh dan ingatlah Kebesaran Tuhan,
Kebangkitan Dunia Islam, Apakah meninggalnya Stalin berpengaruh terhadap Islam ? , Umat Islam
Indonesia dalam menghadapi Perimbangan Kekuatan Politik dari partai-partai dan Golongan
golongan, Kedudukan Ulama dan MasyarakatIslam di Indonesia dan Islam antara Materialisme dan
Mistik.

KH Wahid Hasyim wafat dalam suatu kecelalakaan mobil antara Cimahi dan Bandung
pada tanggal 19 April 1953. Jenazahnya diterbangkan ke tebu Ireng dan dimakamkan disamping
makam ayahnya.

Apa yang telah dilakukan oleh KH Wahid Hasyim merupakan cermin bahwa semangat juang
harus menjadi landasan bagi siapa saja yang ingin tetap menjaga kemajuan Islam di bumi Indonesia
tercinta.

b. Syamsuddin Sumatrani

Tokoh lain yang patut untuk diteladani ialah ulama besar dari Sumatra yaitu Syamsuddin
Sumatrani yang nama engkapnya Syekh Syamsuddin bin Abdillah as-Sumatrani, sering juga disebut
Syamsuddin Pasai. Ia adalah ulama besar yang hidup di Aceh pada beberapa dasawarsa terahir abad
ke-16 dan tiga dasawarsa pertama abad ke-17. Ia dan syekh hamzah Fansuri yang diduga adalah
gurunya,dikenal sebagai pemuka tasawwufyang menganut paham wahdatul wujud dan biasanya
disebut sebagai tokoh wujdyiah.

Dari berbagai sumber, dapat dipahami bahwa syekh Syamsuddin Sumatrani adalah orang penting
dalam istana Sultan, tetapi tidak jelas jabatan yang diberikan kepadanya. Bustan as-salaatin; karya
tulis Syekh Raniri(w.1658/1069H), yang banyak membicarakan para ulama yand datang dan
mengajar di Aceh pada abad ke-16 dan 17 . buku-buku yang mereka karang dan ilmu-ilmu yang
mereka ajarkan hanya menyinggung nama Syamsuddin Sumatrani tatkala menyebut pembesar-
pembesar yang hadir pada upacara-upacara yang berkaitan dengan Iskandar Tsani.Berita tentang
wafatnya Syamsuddin Sumatrani dalam buku tersebut dikaitkan dengan berita tentang kekalahan
armada Aceh di Malaka.

Dari karya tulis Arraniri itulah diketahui bahwa Syamsuddin Sumatrani wafat pada tahun 1630
(1039 H) , sedang tahun lahirnya tidak di ketahui.Frederik de Houtman, seorang pelaut Belanda yang
pada tahun 1599 ( 1008 H ) ditawan di Banda Aceh,nmenyebut dalam bukunya tentang syekh,
penasehat agung raja. Duta , kerajaan Inggris , Sir James Lancaster, yang datang ke istana Sultan Aceh
pada tahun 1602 (1011H) menyebut imam kepala yang dihormati Raja dan rakyatnya, bijaksana dan
berwibawa dan ikut dalam perundingan antara Inggris dan Aceh. Para peneliti cenderung
menyimpilkan bahwa Syekh yang menjadi penasehat agung Raja dan imam kepala itu adalah Syekh
Syamsuddin Sumatrani. Ada yang mengatakan Syekh ini padamasa sultan Alauddin Riayat Syah IV
(1589-1604 /997-1013H)maupun pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636 / 1016-1045H) di
angkatmenjadi Kadi al- Malik al-Adil, orang kedua dalam kerajaan Aceh dan menjadi ketuua Balai
Gadang.

Belassan buku telah dikarangnya, boleh jadi karangannya bersama karngan Hamzah Fansuri
dan ulama wujudiah lainnya, dibakar oleh pihak penguasa ketika Syekh Nuruddin Raniry anti pada
wujudiah , yang menjadi Mufti pada masa Sultan Iskandar Tsani.karangannya sebagian dalam bahasa
Arab dan sebagian lagi bahasa Melayu. Tetapi semua karangannya yang berbasa Arab kalau di
terjemahkan ke dalam bahasa Melayu berbunyi; Cermin kau beriman , Permata Hakikat , Komentar
terhadap Rubai Hamzah Fansuri, Risalah yang menjelskan Pandangan Kaum Muwahid dan Kaum
Mulhid dalam mengingat Allah, Hakikat Makrifah dan lain-lain.

Ia juga membicarakan martabat tujuh, yang pada dasarnya seperti paham martabat tujuh al-
Burrhanurpuri. Tentang makrifah, ia mengajarkan orang yang hanya mengetahui hanya aspek tamzih
atau perbedaan tuhan dengan alam , maka orang itu belum memiliki makrifah yang sempurna .
Orang yang hanya meyakini kesamaan ( Tasybih) antara keduanya berarti ia jahil dan kafir. Orang yang
memiliki makrifah(pengetahuan) yang sempurna addalah orang yang mengetahui aspek perbedaan
(tanzih) dan aspek kemiripan (tasybih) antara tuhan dengan makhluknya.

Dari cara berfikir Syamsuddun Sumaterani yang mengagumkan itu, dapat ditarik kesimpulan
bahwa beliau merupakan sosok ulama yang mengutamakan keuletan berfikir sehingga melahirkan
berbagai karya dalam bidang agama Islam , terutama dalam pendalaman Aqidah Islam.

c. Syekh Nawawi Al-Bantani

Ulama besar ini lahir 1230 H/ 1813 M di Banten Jawa Barat, meninggal di Mekah 1314 H/ 1897
M . Seorang Ulama bersar, penulis ,pendidik dari Banten. Nama aslinya addalah Nawawi bin Umar bin
Arabi. Ia di sebut juga Nawawi Al-Bantani. Dikalangan keluarganya, Syekh Nawawi al-Jawi dikenal
dengan sebutan abdul Mukti.

Ayahnya bernama KH Umar bin Arabi, seorang ulama dan penghulu di tanara Banten. Ibunya
Jubaedah, penduduk asli Tanara. Dari silsilah keturunan ayahnya, Syekh Nawawi merupakan salasatu
keturunan Maulana Hasaanuddin putra Maulana Syarif Hidayatullah.

Syekh Nawawi terkenal sebagai salah seorang ulamabesar dikalangan umat Islam
Internasional. Ia dikenal melalui karya-karya tulisnya . Beberapa julukan kehormatan dari Arab
Saudi , Mesir dan Suriah diberikan kepadanya sepeti sayid Ulama Al- Hijaz,Mufti dan Fadih. Dalam
kehidupannya sehari-hari ia tampil dengan sangat sederhana.

Sejak kecil Syekh Nawai mendapat pendidikan agama dari orang tuanya. Mata pelajaran yang
diterimanya antara lain bahasa Arab, Fiqih, dan ilmu tafsir. Selain itu, ia belajar pada kiai Sahal di
daerah Banten dan Kiai Yusuf di Purwakarta. Pada usia 15 tahun ia menunaikan ibadah haji ke
Makah ,dan bermukim disana selama 3 tahun. Di mekah ia belajar pada beberapa orang syekh yang
bertempat tinggal di Masjidil Haram, seperti Syekh Ahmad Nahrowi, Syekh Ahmad Dimyati, dan
syekh Ahmad Zaini Dahlan. Ia juga pernah belajar di Madinah dibawah

Bimbingan Syekh Muhammad Khatib al-Hambali. Sekitar tahun 128 H/1831 M ia membina
pesantren peninggalan orang tuanya. Karena situasi politik tidak menguntungkan ia kembali ke
Mekah setelah 3 tahun berada di Tanara dan meneruskan belajar di sana.

Sejak keberangkatan yang kedua kalinya, Syekh nawawi tidak pernah kembali ke Indonesia.
Menurut catatan sejarah, di Mekah ia berupaya mendalami ilmu-ilmu agama dari para gurunya
seperti Syekh Muhammad Khatib Sambas, Syekh Abdul Gani Bima, Syekh yusuf Sumulawini dan
Syekh Abdul Hamid agastani.

Dengan bekal agama yang telah ditekuninya, selama lebih kurang 30 tahun Syekh Nawawi
setiap hari mengajar di Masjidil haram. Murid-muridnya berasal dari berbagai penjuru dunia.
Adayang berasal dari Indonesia seperti Syekh Khalil Bangkalan, KH Hasyim As’ary dari jombang jawa
Timur, ada pula yang berasl dari malayisia seperti KH Dawud Peurlak.

Disamping membina pengajian, melalui murid-muridnya syekh Nawawi memantau


perkembangan politik tanah air dan menyumbangkan ide-idedan pemikirannya untuk kemajuan
Indonesia di Mekah.Ia aktip membina suatu perkumpulan yang disebut koloni Jawa, yang
menghimpun masyarakat Indonesia yang disana. Aktifitas ini mendapat perhatian dan pengawasan
dari pemerintah Kolonial belanda.

Syekh Nawawi memiliki beberapa pandangan dan pendirian yang khas, diantaranya dalam
menghadapi pemerintah colonial Belanda, ia tidak agresif dan reaksioner. Namun demikian ia sangat
anti kerjasama dengan pihak colonial. Ia lebih suka mengarahkan perhatiannya pada bidang
pendidikan,membekali murid- muridnya dengan jiwa-jiwa keagamaan dan semangat untuk
menegakkan kebenaran. Adapun terhadap selain Muslim yang tidak menjajah, ia membolehkan
umat Islam berhubungan dengan mereka untuk tujuan kebaikan dunia. Ia memandnag semua
manusia itu bersaudara sekalipun dengan orang non Muslim. Dalam menghadpi tantangan zaman, ia
memandang umat Islam perlu menguasai berbagai bidang keterampilan yaitu menguasai keahlian.
Ia memahami bahwa pebedaan umat adalah rahmat dalam keragaman kemampuan dan persaingan
untuk kmajuan umat Islam.

Dalam bidang syari’at, ia mendasarkan pandangannya pada al-Qur’an Hadits, Ijmak dan Qiyas.
Ini sesuai dengan dasar-dasarsyari’at yang dipakai oleh Imam Syafi’I karena dalam masalah fiqih ia
mengikuti mazhab Syafi’i. Mengenai Ijtihad dan Taqlid, ia berpendapat bahwa yang termasuk
Mujtahid mutlak ialah Imam Syafi’I, Imam Malik, Imam Hambali dan Imam Hanafi. Bagi mereka
haram bertaqlid, sedang orang selain mereka baik sebagai mujtahid fil mazhab, Mujtahid Mufti
maupun orang –orang awam wajib bertaqlid kepada salasatu mazhab dari mujtahid Mutlak.

Kelebihan Syekh Nawawi terlihat sejak kecil, ia hafal Al-Qur’an pada usia 18 tahun. Sebagai
seorang syekh ia hamper menguasai hampir seluruh cabang ilmu agama Islam ,seperti ilmu Tafsir,
Tauhid, Fiqh,Akhlak tarikh, dan bahasa Arab.Pendiriannya dalam ilmu Kalam dan Fiqih bercorak Aahlu
Sunnah Wal jama’ah. Keahliannya dalam bidang ilmu tersebut dapat dilihat dari karya tulisannya
yang cukup banyak.Menurut suatu sumber ia mengarang kitab sebanyak 115 buah dan menurut
sumber lain sekitar 99 buah. Yang terdiri atas berbagai bidang disiplin Ilmu.

Diantara karangannya

· D bidang Tafsir ,ia menyusun kitab Tafsir al-Munir( yang member Sinar )

· Dalam bidang hadits, kitan Tanqihul qaul, meluruskan pendapat ( syarah Lubabul hadits, as-
suyuti).

· Dalam bidang tauhid , fathul Majid (pembuka bagi yang mulia / syarah ad-durr al-farid fi-at-
Tauhid)dan Tijan ad-Darari(syarah fi-at-tauhid al-Bajuri)

· Dalam bidang Fiqih Sullam al-Munajat ( tangga untuk mencapai keselamatan/syarah Safinah as-
salah) at-Tausyih9 sarah Fathul-Qorib al-Mujib, Ibn Qosun al-ghazi) yang menguraikan masalah fiqih
dan an-Nihayah az-zen.

· Dalam bidang akhlak Tasawuf, salim al-Fudala, Nisfah al-Zalam dan bidayah al-Hidayah

· Dalam bidang tarikh, Al-Ibriz ad-dani, Bugyah al-Awwam dan fathu as-samad.

· Dalam bahasa dan sastra, Fathu Gafir al-Khatiyyah dan Lubab al-Bayan

Beberapa keistimewaan karya-karyanya telah ditemukan oleh para peneliti.diantaranya


mampu menghidupkan isi karangan sehinnga dapat dijiwai pembacanya, pemakaian bahasa yang
mudah difahami sehinnga mampu menjelaskan istilah-istilah sulit dan keluasan isi karangannya.
Buku-buku karangannya juga banyak digunakan di Timur Tengah.
49.) Bukti Perkembangan Islam Di Dunia
 Islam di Benua Australia
Perkembangan Islam di Australia :
Pembangunan Masjid
Contohnya, masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia.

Tempat Pendidikan
Contohnya, Di Brisbone didirikan “Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim
mendirikan shalat dan meningkatkan silaturahmi.

Organisasi Islam
Contohnya, Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewan Islam
Australia berpusat di Sydney.

50.) Faktor Kemajuan dan Kemunduran Islam di Dunia


FAKTOR-FAKTOR KEMAJUAN ISLAM
Semua capaian-capain diatas secara tidak langsung menjadi faktor awal berkembangannya Ilmu
pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor Yang Mendorong Kebangkitan Filsafat Dan Sains yang
lain adalah :
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami
perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Berkat keberhasilan penyebaran Islam keberbagai wilayah yang baru, Islam bertemu dengan berbagai
kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula dan ini bertemu dengan
semangat Umat Islam yang terdorong ajaran agamanya untuk mencari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dari manapun.
2. Pluralistik dalam pemerintahan dan politik
Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti
Umayyah. Dinasti Abbasiyah sangat berbeda Dinasti Umayyah yang sangat bercorak ke Araban.
Beberapa hal yang dilakukan oleh al-Mansur antara lain dengan memasukkan orang-orang Persia
dalam struktur pemerintahan, seperti menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia dan
mengangkat Khalid bin Barmak sebagai wazir-yang kemudian menjadi salah satu tokoh dalam
perkembangan ilmu pengetahuan di Bani Abbas-, menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia
mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang mempunyai perhatian terhadap
ilmu pengetahuan. Konsep konsep pemerintahan ala Persia juga diadopsi beberapa khalifah
Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia (shi’i). Perkawinan ini
melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun. Pada masa ini pula tata pemerintahan
Islam tak lagi menjadi monopoli orang arab. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang
di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya orang –
orang Turki dan Persia.
3. Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik
Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor Sosial dan
Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang
dilakukan oleh Harun al-Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun, khususnya dalam bidang
pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.
4. Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun al-
Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya bidang astronomi dan manthiq.
Fase kedua berlangsung mulai masa al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak
diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, setelah tahun 300 H,
terutama setelah adanya pembuatan kertas. Karya-karya yang diterjemahkan mulai meluas dalam
semua bidang keilmuan.
Manuskrip yang berbahasa Yunani diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa Siriac-Bahasa Ilmu
pengetahuan di Mesopotamia-kemudian diterjemahkan kedalam bahasa arab.
Para penterjemah yang terkenal pada masa itu, antara lain :
a) Hunain ibn Ishaq, ilmuwan yang mahir berbahasa arab dan yunani. Menerjemahkan 20 buku Galen
ke dalam bahasa Syiria dan 20 buku dalam Bahasa Arab.
b) Ishaq ibn Hunain ibn Ishaq
c) Tsabit bin Qurra
d) Qusta bi Luqa
e) Abu Bishr Matta ibn Yunus
Semua penterjemah ini, kecuali Tsabit ibn Qurra yang menyembah bintang, adalah penganut agama
kristen.
5. Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu
pengetahuan
Al-Ma’mun yang berpaham mu’tazilah, sangat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga kebijakan
dibidang ilmu pengetahuan sangat menonjol yang mengakibatkan gairah intelektual mendapatkan
wadah. Ia mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi, pusat
penterjemahan dan lembaga penelitian. Bahkan dilingkungan istana juga didirikan perpustakaan
pribadi khalifah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi keluarga istana dan terhimpun
didalamnya para ilmuwan, ulama dan para pujangga.
Jadi di zaman inilah daerah Islam meluas yang akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan
memuncak baik dalam bidang agama, non agama dan kebudayaan Islam. Hal ini dibuktikan dengan
munculnya ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibn
Hanbal dalam bidang hokum. Dalam bidang teologi : Imam al-Asy’ari, Imam al-Maturidi, pemuka-
pemuka Mu’tazilah seperti Wasil Ibn Ata’, Abu al-Huzail, al-Nazzam, dan al-Jubba’i. sedangkan dalam
tasawuf atau mistisisme : Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan al-Hallaj. Dalam bidang filsafat :
al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Maskawaih. Dalam bidang ilmu pengetahuan : Ibn al-Haysam, Ibn
Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.

FAKTOR-FAKTOR KEMUNDURAN ISLAM


Kemajuan-kemajaun yang telah berabad-abad lamanya dibangun, runtuh begitu mudahnya
disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab.
Factor kemunduran islam terbagi kepada dua factor :
1. Faktor internal
· Keruntuhan islam sering disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggungjawab.
· Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
· Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-daerah.
· Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan kepada semua rakyat, tak
terkecuali.
· Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim non arab, antara muslim
dengan kaum dzimmi.
· Menurunnya stabilitas keamanan dan bangunan yang tidak terperhatikan sehingga sering terjadi
banjir yang membawa malapetaka.
· Banyaknya orang kelaparan yang tidak diperhatikan
· Wabah penyakit sering muncul seperti cacar, pes, malaria dan sejenis demam lainnya.
· Serangan al-Ghazali (w. 1111) terhadap para filosuf dan ilmuwan, yang menyerang rasionalisme dan
mengajukan tasawuf sebagai alternative yang paling mungkin untuk menjadi jalan hidup dan
penemuan kebenaran agama. Al-Ghazali sangat berpengaruh di dunia Islam, sunni khususnya,
sehingga mengakibatkan minat orang terhadap falsafah dan ilmu pengetahuan menjadi lemah.

Factor eksternal
Penyebab eksternal sebagaimana berikut :
· Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam periode sebelumnya
· Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartar dari Timur dan serangan Tentara
Salib Nasrani dari Barat.

Beberapa factor yang mendorong kemajuan Islam, yaitu : terjdinya asimilasi antara bangsa Arab
dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan,
pluralistic dalam pemerintahan dan politik, stabilitas pertumbuhan ekonomi dan politik, gerakan
penterjemahan dan berdirinya perpustakaan-perpustakaan yang menjadi pusat penterjemahan dan
kajian ilmu pengetahuan.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kemunduran Islam adalah adanya factor internal dan
eksternal. Hal ini sangat berpengaruh terhadap merosotnya ilmu pengetahuan yang sudah
berkembang pesat pada masa Abbasiyah.

You might also like