Professional Documents
Culture Documents
net/publication/311910653
CITATIONS READS
0 1,139
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Increase of Family's Health Belief in Mental Disorder with Spiritual Approach View project
Caring Behaviors Nurse Based on Quality of Nursing Work Life and Self Concept in Nursing Nurse in Hospital View project
All content following this page was uploaded by Ah Yusuf on 27 December 2016.
Ah. Yusuf1*, Rr. Dian Tristiana1, Hanik Endang Nihayati1, Rizki Fitryasari1, Nurullia Hanum Hilfida2
1Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Kampus C
*Korespondensi: ah-yusuf@fkp.unair.ac.id
Pendahuluan
Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat non materi, tetapi fungsi dan manifestasinya
sangat terkait dengan materi. Gangguan jiwa merupakan sebuah sindroma perilaku, berkaitan
dengan gejala penderitaan, keterbatasan, ketidakmampuan dalam menjalankan fungsi penting
manusia [1], sehingga dapat menimbulkan stigma. Stigma tidak hanya terjadi pada penderita
gangguan jiwa, tetapi keluarga sangat merasakan dampaknya [2, 4]. Stigma adalah persepsi negatif,
perasaan, emosi, dan sikap menghindar dari masyarakat yang dirasakan keluarga sehingga
menimbulkan konsekuensi baik secara emosional, sosial, interpersonal dan finansial. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran stigma keluarga yang memiliki salah satu
anggota keluarga mengalami gangguan jiwa.
Metode
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif fenomenologis dengan 8 orang partisipan yang
memiliki anggota keluarga gangguan jiwa, lama menderita minimal 3 tahun, tinggal bersama
pasien, dipilih dengan purposif sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
mendalam, menggunakan media player recorder (MP 4) dan catatan lapangan, data diolah dengan
analisis tematik menurut Colaizzi [3].
Menyalahkan
Menghina
Respon
masyarakat Tidak
kepada keluarga menghargai
Dijauhi
Stigma Gg Membicarakan
orang lain di
Jiwa belakang
Malu
Respon keluarga
Perlakuan masyarakat Hubungan sosial
kepada keluarga yang terbatas
memiliki anggota
keluarga gangguan jiwa
Kasihan
Memaklumi
Prasangka
Perhatian
Sikap Masyarakat
Tidak Peduli
Menjadikan jera
Apatis
Tidak suka
Simpulan
Sampai saat ini stigma masyarakat tentang gangguan jiwa masih dirasakan oleh keluarga,
menyebabkan beban keluarga, keluarga merasakan keretakan hubungan keluarga, gangguan
aktivitas keluarga, penurunan status kesehatan dan hubungan sosial terbatas. Harapan keluarga
adalah anggota keluarga sembuh dan dapat hidup menjalankan aktivitas dengan normal,
menjalankan peran sesuai dengan struktur keluarga, tetap merawat, keyakinan/spiritualitas yang
meningkat, dan dapat mewujudkan keinginan keluarga. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
model holistik dalam merawat pasien gangguan jiwa.
Daftar Pustaka
[1] Yusuf, A., Rizky F. PK., Hanik EN. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
[2] Smith, A & Caswellc C. 2010. Stigma and Mental Illness: Investigating Attitudes of Mental Health
and Non-Mental Health Professionals and Trainees, Journal of Humanistic Counselling,
Education and Development, vol. 9, no. 2.
[3] Smith, J. A., Flowers, P & Larkin, M. 2009. Interpretative Phenomenological Analysis: Theory,
Method and Research. Los Angeles, London, New Delhi, Singapore, Washington: Sage.
[4] Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.