You are on page 1of 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu sistem pembelajaran yang
dilakukan di luar proses belajar mengajar di sekolah namun dilaksanakan di suatu
perusahaan/instansi. Melalui kegiatan PSG ini peserta didik melakukan proses
pembelajaran dengan melihat, mengalami, dan melakukan langsung di lapangan,
sehingga diharapkan peserta didik mampu memahami serta menguasai sistem kerja di
lapangan secara maksimal. Setiap siswa lulusan SMK dituntut untuk mempunyai
suatu keahlian dan siap kerja, oleh karena itu diadakan suatu program Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) agar setiap siswa lulusan SMK mempunyai suatu pengalaman
dalam dunia usaha/industri, sebelum memasuki dunia usaha/industri tersebut secara
nyata setelah lulus sekolah.
Landasan Yuridis kegiatan PSG adalah:
1. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penyiapan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan
bagi perananya di masa yang akan datang.
2. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah
yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan.
3. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat
dalam Pendidikan Nasional.
4. Keputusan Menteri No. 080/U/1993 tentang kurikulum SMK yang berisi
bahwa “Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur
yaitu jalur pendidikan sekolah danjalur pendidikan luar sekolah”.
2

1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di SMKN 1
Tumbangtiti adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana komunikasi antar siswa SMK dengan
perusahaan/instansi tempat pelaksanaan PSG.
2. Menambah wawasan bagi siswa.
3. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan
perusahaan/instansi.
4. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya.
5. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa sehingga dapat bekerja dengan
baik.
6. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, etika yang baik serta
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
7. Sebagai salah satu syarat mengikuti UAS/UAN 2016/2017.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penulis melakukan Pendidikan Sistem Ganda ini berada di
PT. Wana Hijau Pesaguan yang terletak di Desa Beringin Kecamatan Tumbangtiti
Kabupaten Ketapang, yang bergerak di bidang Hutan TanamanIndustri.
Pendidikan Sistem Ganda ini di laksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu di
mulai dari tanggal 18 Juli 2016 sampai dengan tanggal 22 Oktober 2016, yang
meliputidarikegiatansebagaiberikut :
1. Pemberian teori dan konsep tentang materi atau sistem kerja yang ada di
PT. Wana Hijau Pesaguan, yang meliputi kegiatan di Research and
Developement, Nursery,Quality Assesment, KORA/GS, Karet dan
Plantation.
2. Pemahaman sistem kerja dengan perangkat elektronik yang terjadi dan
berlangsung pada dunia kerja.
3. Melihat dan mempraktikan secara langsung konsep/teori yang didapat
dari para pembimbing.
4. Melakukan analisa dan kesimpulan terhadap sistem kerja yang terdapat
di PT. Wana Hijau, Pesaguan yang meliputi kegiatan Research and
Developement, Nursery,Quality Assesment, KORA/GS, Karet dan
Plantation.
3

BAB II
LAPORAN KEGIATAN

2.1 Profil Perusahaan


1. Nama Perusahaan : PT. WANA HIJAU PESAGUAN
2. Status Perusahaan : Swasta
3. Ruang Lingkup Kegiatan : Hutan Tanaman Industri
4. Keputusan IUPHHK HTI :
 Nomor : SK.719/Menhut-II/2009
 Tanggal : 19 Oktober 2009
 Luas Ijin : + 104.975 hektar
 Luas Efektif : + 82.877 Ha.
5. Masa Berlaku : 60 Tahun
6. Kelas Perusahaan : Kayu Serat
7. Status Pemodalan : Penanaman Modal DalamNegeri
8. SusunanPengurus :
 Komisaris : Johartono Susilo
 DirekturUtama : Frankie Andrianov Justinus
 Direktur : Erik Harimurti Surono
9. Ruang Lingkup Wilayah : Kec. Tumbangtiti, Kec. Nanga Tayap,
dan Kec. Jelai Hulu.Kabupaten Ketapang
Kalimantan Barat.
10. Alamat Kantor Pusat : Jl. KS. Tubun Raya No. 66 C Kel. Slipi,
Kec. Palmerah, Jakarta Barat 11410.
11. Alamat Kantor Cabang :Komplek Mega Mall Blok AA No 3A-5
Pontianak, Kalimantan Barat.
12. Dasar Hukum :
a. SK. 719/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009
Tentang Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada
Hutan Tanaman Industri Dalam Hutan Tanaman Kepada PT. Wana
Hijau Pesaguan Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 104.975
(Seratus Empat Ribu Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima) Hektar di
Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
4

b. SK. 132/VI-BUHT/2011 tanggal 10 Oktober 2011


Tentang Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu Hutan Tanaman Industri Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh)
Tahun Periode Tahun 2011-2020 Atas Nama PT. Wana Hijau
Pesaguan di Provinsi Kalimantan Barat.
2.1.1 Visi
“Menjadi perusahaan hutan tanaman industri bertata kelola yang baik
dengan mempraktikkan manajemen ramah lingkungan dan berkelanjutan
sehingga memberikan nilai lebih bagi stakeholders.”
2.1.2 Misi
“Optimalisasi hutan tanaman industri yang berkelanjutan untuk kualitas
kehidupan yang lebih baik.”
5

2.2 Struktur Organisasi

DISTRICT

BUDIYANTO MAREOLI

PLANING PLANTATION NURSERY HARVESTING COMMON SERVICE


OPERATIONAL
GUNAWAN OGI S. HOTLAN SIAGIAN (PJS) DADAN HIDAYAT (PJS) VACANT (1)
IWAN RAMADIAWAN
ROJECT TANAMAN

KEHIDUPAN KARET PLANTATION NURSERY

FAUZI SUJATMOKO -
HEALTH, SAFETY &

HQ FUNCTION ENVIRONMENT
PLANTATION NURSERY DINEN J. BINTANG
SURIANTO DURI KUSNANTO

FRANSISKUS W WARIYO

VENANSIUS AHEN VACANT (1) VACANT (1)


M. AGUS AFIANDI

SUPERMANSYAH
6

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Laporan Kegiatan


Kegiatan PSG dilaksanakan pada tanggal 18 Juli s.d 22 Oktober 2016.
Kegiatan PSG di PT. WHP dilakukan dengan kegiatan teori maupun praktik. Kegiatan
teori, yaitu pemberiaan materi-materi oleh instruktur perusahaan, sedeangkan kegiatan
praktik, yaitu melakukan observasi dan melakukan langsung di lapangan dengan
bimbingan instruktur.
Adapun Departemen yang kami masuki atau kami jalankan dari tanggal 18
Juli sampai dengan 22 Oktober 2016 antara lain;
1 Community Vestmen atau Comvest dan General Servis atau GS yang
berlangsung 18 juli s/d 28 juli 2016
2 Departemen Nursery yang berlangsung 29 juli s/d 27 Aggustus 2016
3 Departem Plantation yang berlangsung 28 Agustus s/d 10 September
2016
4 Departemen Karet yang berlangsung 12 september s/d 25 september
2016
5 Departemen Quality Assement ( QA )
6 Departemen Risearch and Developmen ( R and D)
Dalam penyusunan laporan PSG ini penulis lebih fokus di Departemen
Plantation kenapa demikian, karena khususnya kami yang melaksanakan PSG di
PT.WHP sudah menjadi keputusan kami bersama untuk mengambil satu departemen
perorang, adapun tujuanya untuk mempermudah penulis dalam membuat laporan.
Dengan demikain penulis lebih pokus di Departemen Plantation yaitu
Departemen yang mengurusi bagian penanaman dari Bibit Siap Tanam (BST). Di
PT.WHP tanaman hutan industri yang dikembangkan dan yang di laporkan dalam
Pendidikan Sistem Ganda ini adalah Tanaman Sengon.

3.2 Pembahasan Pelaksanaan Kegiatan


Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu
pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai mengolah,
dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu
7

pengetahuandan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan


kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Salah satu pohon yang dibudidayakan di PT. WHP adalah pohon sengon.
Sengon (Paraserianthes falcataria) adalah jenis kayu yang memiliki nilai ekonomi
cukup tinggi. Pohon sengon mampu mencapai tinggi sekitar 30-45 meter dengan
diameter sebesar 70-80 cm. Kayu sengon memiliki banyak manfaat untuk kebutuhan
sehari-hari, seperti tiang bangunan rumah, pagar, perabotan rumah tangga, tangkai
korek api, kertas dan lain sebagainya. Pohon sengon memiliki prospek bisnis yang
cukup bagus. Kebutuhan akan pohon sengon mencapai lebih dari 500.000 m3 per
tahun.
Plantation atau penanaman adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk
menanam tanaman perkebunan pada media lahan tanam yang sudah siap untuk di
tanami. Bagian dari kegiatan plantation adalah :
1. Persiapan lahan
2. Planting
3. Blanking
4. Weeding
5. Fertilizing
6. Pruning
7. Marking dan Penjarangan

3.2.1 Persiapan Lahan


Lahan yang akan ditanam harus dipastikan bebas dari gulma yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman. Pengendalian gulma sangat penting
dilakukan dalam persiapan areal sebelum tanam. Pengendalian gulma dalam
persiapan lahan dilakukan dengan cara penyemprotan larutan herbisida (Pre
Plant Spraying).
1. Pre Planting Spraying
PPS adalah usaha pengendalian gulma sebelum kegiatan penanaman
dengan cara penyemprotan menggunakan larutan herbisida. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam PPS adalah :
a) PPS dilaksanakan setelah areal sudah dilakukan HOA (Hand Over
Area) dari bagian Harvesting ke bagian Plantation sebelum areal
tersebut ditanam.
8

b) Sebelum penyemprotan, lakukan observasi areal atau compartment


untuk menilai kondisi gulma di lapangan. Observasi dilakukan
beberapa hari sebelum penyemprotan untuk menentukan:
 Perlu tidaknya dilakukan PPS
 Jenis gulma yang dominan
 Jenis bahan aktif yang akan digunakan
 Dosis pemakaian herbisida
 Rencana letak pondok kerja sesuai ketentuan HSE
c) Ikuti petunjuk teknis pengendalian gulma dalam melakukan
penyemprotan. Alat yang digunakan dalam penyemprotan adalah :
 Knapsack sprayer dan nozle
 Drum air 200 liter
 Takaran racun
 Gayung
 Pengaduk larutan
Bahan yang digunakan adalah :
 Gliphosate (2 L/Ha)
 Agristik 50 ml/Ha)
 Methyl Metsulfuront (60 g/Ha)
d) Setiap anggota regu semprot harus dilengkapi dengan APD (Alat
Pelindung Diri) seperti apron, sepatu karet, sarung tangan dan masker
untuk menghin dari kontaminasi dari bahan beracun.
e) Setiap anggota regu semprot harus membawa parang untuk
mengantisipasi hujan dan kondisi gulma, sehingga pekerjaan bisa
dialihkan kepada pekerjaan slashing/manual weeding pada areal yang
kondisi gulmanya sudah sangat lebat/tebal.
f) Catat nomor compartemen, prestasi kerja, penggunaan HOK dan
herbisida sebagai laporan pelaksanaan PPS dan formulir laporan harian
pengawasan lapangan.
g) Setelah pekerjaan PPS selesai, ajukan SES permohonan kepada bagian
Quality Assessment untuk melakukan penilaian kualitas atau Plantation
Quality Assesment (PQA) di areal yang sudah dilakukan PPS.
9

h) Apabila hasil PQA menyatakan bahwa kualitas pekerjaan dinyatakan


tidak lulus maka harus dilakukan penyempurnaan (service) terhadap
hasil pekerjaan dan harus dilakukan sesegera mungkin.
i) Apabila hasil PQA menyatakan bahwa kualitas pekerjaan dapat
diterima, lanjutkan proses pembuatan BAP untuk pengajuan
pembayaran atas jasa kontraktor denganmelampirkan invoice dari
rekanan atau kontraktor tersebut
2. Teknik Pelaksanaan PPS
a) Lakukan kalibrasi alat semprot untuk melihat :
 Lebar semprotan
 Tinggi Nozzle dari tanah
 Kecepatan berjalan
 Luas semprot per 1 liter larutan
 Lama penyemprotan per 1 knapsack
b) Nozzle yang digunakan disesuaikan dengan jenis bahan aktif herbisida
c) Penyemprotan dimulai dari dalam compartment bergerak keluar.
d) Untuk kelancaran pekerjaan air pelarut harus bebas dari lumpur dan
sampah. Air bersih yang tidak mengandung lumpur (dengan indikator
ukuran panjang satu siku tangan yang masih terlihat jelas dari
permukaan air apabila dicelupkan).
e) Gunakan tipe herbisida (sistemik dan kontak) sesuai dengan jenis
gulma dan teknik pengendaliannya.
f) Pastikan hasil penyemprotan merata dan tingkat kematian gulma tinggi
serta gulma diareal mati (kering) secara merata.
g) Pastikan pengisian proses pencampuran dan pengisian cap dilakukan
dengan jarak lebih dari 10 m dari sumber air sehingga tidak terjadi
pencemaran terhadap sumber air.

3.2.2 Planting
Planting adalah kegiatan menanam bibit yang berkualitas di lahan yang
sudah disiapkan dengan cara dan waktu yang tepat. Alat yang digunakan dalam
kegiatan planting adalah :
10

1. Cangkul adalah alat bantu berupa pacul kebun yang digunakan dalam
kegiatan penanaman untuk pembuatan lubang tanam.
2. Dodos adalah alat bantu untuk membuat lubang tanam berbentuk kampak
tipis, pada umumnya lebar mata dodos adalah 12 cm dan tinggi 20 cm.
3. Tugal adalah alat untuk pembuatan lubang pupuk, berbentuk kayu dengan
diameter 5 –7 cm.
4. Ajir adalah pancang yang digunakan sebagai pedoman untuk menarik sling
tanam sesuai jarak tanam yang ditentukan.
5. Sling tanam adalah tali yang terbuat dari kawat baja untuk menentukan titik
lubang tanam yang akan dibuat dimana bibit akan ditanam
Cara ataupun prosedur dalam pelaksanaan planting :
1. Pemasangan Ajir
Lining (pemasangan ajir) adalah kegiatan untuk memberikan tanda pada
titik-titik sesuaijarak tanam yang telah ditentukan dengan menggunakan
bantuan tali seling yang sudah diberi tanda sesuai jarak. Jarak yang ideal
dalam penanaman adalah 3 x 3 m.
2. Pembuatan lubang tanam
Setelah pemasangan ajir selesai, maka dibuat lubang pada titik-titik sesuai
jarak tanam untuk dilakukan penanaman BST, dengan ukuran lebar lubang
30 cm dengan kedalam 30 cm.
3. Penanaman
Dalam penamanan pastikan lubang tanam telah selesai dibuat dan sesuai
spesifikasi. Dalam 1 Ha lahan idealnya di tanami dengan bibit sebanyak
1111 batang, dengan jarak tanam 3x3 m. Langkah-langkah dalam
penanaman adalah :
 Distribusikan bibit ke titik tanam dengan hati-hati, harus menggunakan
tas pengangkut atau keranjang dan bibit tidak boleh dipegang di leher
tajuk tanaman.
 Lepaskan bibit dari tube pada saat bibit akan dimasukkan ke lubang
tanam. Pelepasan bibit dengan tube dilakukan dengan cara mengetuk
bibir tube menggunakan ranting secara perlahan.
 Pada dasar lubang terlebih dahulu ditambah tanah gembur sebagai alas.
Letakkan bibit di tengah-tengah lubang tanam tegak lurus dan timbun
11

secara perlahan disemua sisidengan tanah bekas galian dan pastikan


posisi tegak lurus.
 Upayakan media bisa tertimbun dengan baik ± 5 cm dari leher akar dan
tidak membentuk cekungan untuk menghindari genangan air.
 Isi kembali celah-celah di sekitar tanaman pada lubang tanam dengan
menggunakan tanah remah. Tidak boleh menggunakan bongkahan-
bongkahan tanah.
 Rapatkan (tekan) tanah untuk menghindari adanya kantong-kantong
udara di sekitar
 Bibit yang baru ditanam. Tutupi pangkal tanaman sampai kedalaman
sekitar 1 cm.
4. Pemberian pupuk dasar.
Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah bibit di tanam. Pupuk dasar yang
digunakan adalah Pupuk TSP, pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang
digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya
triple super phosphate. Dosis yang digunakan adalah 100 gr/batang.

3.2.3 Blanking
Blanking adalah kegiatan mengganti tanaman yang mati atau menanam
titik tanam yang tidak ditanam. Blanking dilakukan untuk menanam kembali
tanaman mati atau titik penanaman kosong dalam waktu sesuai regime (satu
bulan setelah tanam). Sebelum pelaksanaan blanking harus dilakukan terlebih
dahulu pengamatan dan pemberian tanda oleh Staff / Supervisor Plantation
untuk menentukan kebutuhan jumlah bibit untuk blanking.
Pengamatan lapangan meliputi tingkat kematian tanaman dan jalur
sampah yang sudah dibersihkan. Jumlah kebutuhan bibit disampaikan ke bagian
Nursery untuk persiapan bibit dan transportasinya. Jumlah bibit blanking 5 %
dari luasan lahan tanam. Prosedur pelaksanaan blanking sama dengan prosedur
pelaksanaan penanaman.

3.2.4 Weeding
Weeding adalah aktifitas mengendalikan gulma sehingga tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Weeding dapat dilakukan secara
12

kimia (chemical) dengan menggunakan bahan kimia dan secara manual dengan
menggunakan parang.
1. Weeding manual
Weeding manual adalah upaya pengendalian gulma dengan cara ditebas
untuk menekan pertumbuhan gulma. Weeding manual dilakukan dengan
menggunakan parang tajam dengan ketinggian hasil tebasan maksimal 15
cm. Flow chart/system kerja Weeding Manual dilakukan dalam kurun
waktu :
 Weeding Manual 1 (2 bulan)
 Weeding manual 2 (4 bulan)
 Weeding Manual 3 (10 bulan)
2. Weeding chemical
Weeding chemical adalah upaya mengendalikan gulma dengan cara
penyemprotan menggunakan larutan herbisida. Penyemprotan dilakukan
dengan cara larutan herbisida di campur dengan air dengan takaran 77 cc
herbisida per kap. Dengan ukuran kap 15 liter air per kap .
Penyemprotan harus memperhatikan arah angin (tidak berlawanan arah
angin) dan mengikuti arah kontur tanah. Dan penyemprotan dilakukan
dengan cuaca panas, jika terjadi hujan jangan melakukan penyemprotan.
Pengendalian gulma harus dilakukan tepat waktu untuk mempertahankan
kontrol terhadap pertumbuhan gulma agar memberikan kondisi
pertumbuhan optimal bagi tanaman pokok. Metode, tata waktu dan dosis
pengendalian gulma dilakukan sesuai dengan regime yang berlaku.

Umur
WR Jenis herbisida Dosis/Ha
Tanaman

4 bulan WR1 Glyphosate, Paraquart, Agristick G1L,Po, 5L, A50ML


6 bulan WR2 Glyphosate, Paraquart,Metil, Agristick G1L,Po, 5L,M60gr, A50ML
10 bulan WR3 Glyphosate, Paraquart,Metil, Agristick G1L,Po, 5L,M60gr, A50ML
12 bulan WR4 Glyphosate, Paraquart,Metil, Agristick G1L,Po, 5L,M60gr, A50ML
12 bulan WR5 Glyphosate, Paraquart,Metil, Agristick G1L,Po, 5L,M60gr, A50ML
13

3.2.5 Fertilizing
Fertilizing adalah upaya yang dilakukan untuk merangsang pertumbuhan
tanaman dan memberikan cadangan makanan bagi tanaman. Tujuannya adalah
meningkatkan kesuburan tanah agar pertumbuhan tanaman menjadi lebih
optimal. Cara untuk merangsang dan pemberian cadangan makanan pada
tanaman sengon adalah dengan memberi pupuk.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK. Pupuk NPK merupakan
pupuk majemuk dengan kandungan unsur hara yang lengkap. Unsur hara makro
utama dalam pupuk NPK adalah Nitrogen, Posfor dan Kalium. Cara dalam
melakukan fertilizing :
 Siapkan tugal untuk membuat lubang pupuk, diameter tugal ± 5 cm.
 Lubang pupuk dibuat di kanan dan kiri bibit dengan jarak 10 cm dengan
kedalaman 5 – 7cm (< 10 cm).
 Masukan pupuk kedua lubang yang telah disiapkan dengan takaran telah
disiapkan.
 Tutup lubang yang telah diberi pupuk dengan tanah
Takaran dosis pupuk yang diberikan adalah 75 gr per batang atau 37,5 gr
per lubang. Pemumupukan sebaiknya dilakukan 2 bulan setelah tanam.

3.2.6 Pruning
Pruning adalah upaya penunggalan dan pembersihan batang utama dari
batang pesaing. Pruning yang dilakukan hanya pada cabang pesaing yang
ukurannya besar, bila dibiarkan cabang tersebut akan berkompetisi dengan
batang utama sehingga pohon tumbuh menggarpu dan memiliki bentuk yang
tidak baik. Cabang-cabang lain yang kecil dibiarkan tidak dipangkas. Pruning di
bagi menjadi 2, yaitu :
1. Form Pruning
 Pemotongan cabang setinggi 45% dari tinggi pohon
 Jarak pemotongan 0,5 cm dari batang utama
2. Lift Pruning
 Pemotongan semua cabang tanaman
 Jarak pemotongan cabang 0,5 dari batang utama
14

3.2.7 Marking dan penjarangan


Marking adalah pemilihan batang pohon sengon yang memiliki
pertumbuhan baik, yang tidak terkena hama dan penyakit. Penjarangan adalah
kegiatan untuk mengurangi jumlah pohon yang pertumbuhannya lambat,
kualitas batang buruk dengan tujuan menstimulasi pertumbuhan pohon tinggal.
Metode dalam melakukan marking dan penjarangan :
1. Penjarangan dilakukan pada umur 31 bulan, dengan meninggalkan pohon
terbaik dengan intensitas penjarangan sesuai dengan rekomendasi R&D.
2. Sebelum dilakukan penjarangan terlebih dahulu dilakukan penandaan
pohon yang akan dijarangi dengan kriteria adalah pohon dengan
pertumbuhan terhambat, bentuk batang pohon tidak bagus dan kondisi
terserang hama dan penyakit.
3. Penumbangan pohon yang dijarangi (diberi tanda cat) diarahkan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon yang ditingalkan.
4. Penumbangan pohon menggunakan teknik takik rebah dan takik balas
untuk mengarahkan pohon yang ditumbang ke arah yang diinginkan.
5. Kayu hasil penjarangan apabila tidak akan dimanfaatkan sebaiknya
dicincang/dipotong per panjang 2 m untuk selanjutnya dibiarkan di
lapangan.
15

BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sangat bermanfaat bagi peserta
didik karena peserta didik dituntut perubahan sikap dan tempat untuk
mengembangkan keahlian, kreatifitas, dan kemampuan. Melalui kegiatan ini peserta
didik mendapat pengalaman baru, berusaha beradaptasi, memperluas pengetahuan dan
berkomunikasi dengan masyarakat luar, segingga mendapat pengalaman kerja di
dunia industri seperti halnya yang telah dialami penulis saat melaksanakan PSG di
PT. Wana Hijau Pesaguan dengan ruang lingkup Hutan Tanaman Industri (HTI).
PSG ini juga memberikan pemahaman bagi penulis di bidang perkebunan.
Disini penulis bisa mengetahui bagaimana pola perlakuan dari penanaman sampai
dengan pemeliharaan pohon sengon. Dimana jika di sekolah penulis hanya
mendapatkan teori, maka didalam PSG penulis bisa melihat dan mempraktikkan
secara langssung di lapangan.

4.2 Saran
Dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati ingin memberikan saran-saran
kepada pihak yang terkait.
Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut:
a) Pihak perusahaan
 Meningkatkan kerjasama dengan pihak sekolah dalam pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda.
 Memberikan pelayanan, bimbingan, dan pengawasan yang baik
sehingga siswa PSG lebih maksimal dalam pelaksanaan PSG.
b) Pihak sekolah
 Diharapkan memberikan pembekalan baik dalam hal materi, sikap,
dan pembuatan laporan sebelum siswa melaksanakan PSG.
 Memberikan arahan kepada siswa sebelum melaksanakan PSG.
 Memberikan motivasi dan pendampingan kepada siswa.
16

4.3 Manfaat Kegiatan


Kegiatan Pendidikan sistem Ganda ini bagi penulis banyak memberikan
manfaat, yaitu:
 Menjalin kerjasama yang baik antara pihak Sekolah dengan Dunia
Usaha dan Dunia Industri.
 Menambah wawasan serta keterampilan siswa
 Membentuk karakter dan mental siswa dalam pengalaman dunia kerja.
 Memperoleh ilmu pengetahuan yang tidak di dapat selama sekolah.
 Mengetahui cara dan praktik secara langsung penerapan teori
perkebunan di lapangan.

You might also like