You are on page 1of 7

VIII.

Membangun dan Mengembangkan Karakter Kristen yang Kaut

Jerry C. Wofford telah mengamati bahwa “bagi seorang pemimpin gereja, tidak ada
atribut yang lebih penting ketimbang karakter”. “Dalam pengajaran-Nya Yesus sangat
menekankan karakter para muridNya. Surat Paulus kepada Timotius dan Titus juga
berbicara mengenai karakter pemimpin gereja. Karakter itu meliputi kualitas seperti:
integritas, kemurnian moral, kelemahlembutan dan kesabaran. Kualitas kepemimpinan
dibahas diseluruh Perjanjian Baru. Unsur karakter Kristen sangat penting sehingga Yesus
mengambil waktu khusus untuk mengajarkannya kepada mereka yang akan memimpin
gereja mula-mula” (Wofford, J.C,) Kepemimpinan Kristen yang Mengubahnya. Akibat
ketidaktahuan ini, banyak orang Kristen tidak bertumbuh dalam karakter Kristen yang
baik, dan lebih buruk lagi, tetap merasa bertumbuh padahal stagnan.

1. Pengertian Karakter Kristen


Karakter adalah istilah psikologis yang menunjuk kepada “sifat khas yang
dimiliki oleh individu yang membedakannya dari individu lainnya”.
W.J.S Poerwadarminta menyebutkan karakter sebagai, “tabiat, watak, sifat-sifat
kejiwaan atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya”. Jadi, pada
dasarnya karakter adalah sifat-sifat yang melekat pada kepribadian seseorang.
Sedangkan Kristen adalah sebutan bagi seseorang yang telah menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-
ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, karakter Kristen disebut
juga sifat-sifat Kristen, yaitu kualitas rohani yang dimiliki seorang Kristen.

2. Pembentukan Karakter
Setiap pribadi dikenali melalui sifat-sifat (karakter) yang khas baginya.
Pembentukan pribadi mencakup kombinasi dari beberapa unsur yang tidak mungkin
dapat dihindari, yaitu unsur hereditas, unsur lingkungan, dan kebiasaan.

1) Unsur hereditas adalah unsur-unsur yang dibawa (diwariskan) dari orang tua
melalui proses kelahiran, seperti keadaan fisik, intelektual, emosional, temperamen
dan spiritual.
2) Unsur lingkungan mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam membentuk
karakter dari pribadi seseorang. Unsur lingkungan disini meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan tradisi dan budaya, serta lingkungan alamiah (tempat tinggal);

3) Unsur kebiasaan adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang terus menerus
dilakukan menjadi suatu keyakinan atau keharusan. Kebiasaan-kebiasan ini akan
turut membetuk karakter seseorang.

Secara umum ketiga unsur tersebut membentuk pribadi seseorang. Tetapi, ada lagi
satu unsur yang membedakan orang Kristen dari yang bukan Kristen, yaitu unsur
regenerasi atau kelahiran baru, yang bersifat radikal dan supranatural. Unsur regenerasi
ini sangat menentukan dalam pembentukan karakter Kristen, karena tanpa regenerasi ini
kita gagal menyenangkan Allah.
VII. Pergaulan yang Benar Menurut Pandangan Kristiani

Amsal 22:6, ini adalah firman Tuhan untuk para orang tua "Didiklah orang muda
menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya un ia tidak akan menyimpang dari
pada jalan itu." Tugas orang tua adalah mendidik, tapi kenalilah cara mendidik yang sesuai
untuk anak-anak kita. Dan, bukan hanya mendidik dengan pertimbangan atau hikmat
pribadinya, didiklah menurut firman Tuhan sehingga anak sampai tuanya tidak akan
menyimpang dari jalan itu.

Masa remaja adalah masa yang penting dalam kehidupan karena di masa inilah kita
menjembatani masa kanak-kanak dan masa dewasa. Di samping itu, masa remaja adalah masa
yang penting karena masa ini juga merupakan masa pengujian, di mana nilai-nilai yang tadinya
dianut tanpa tanya dan ragu sekarang dipertanyakan kebenarannya dan mengalami ujian dalam
hidup yang reel atau kehidpan nyata. Misalnya, mengapakah tidak boleh berbohong, mengapa
tidak boleh berhubungan seksual sebelum nikah, mengapa tidak boleh berpacaran dengan yang
tidak seiman.

Masa membangunan jati diri, di mana kepingan-kepingan pengetahuan tentang dirinya


mulai disatukan untuk membentuk sebuah diri yang utuh. Apa yang disukainya dan tidak
disukainya, apa yang menjadi perasaannya atau bukan, semua dirajut menjadi satu gambar diri.

Masa perluasan, di mana remaja mulai membagikan dirinya dengan lebih banyak orang
dan menerima lebih banyak pula dari lingkungan di sekitarnya. Sesungguhnya berapa luasnya
diri seseorang bergantung pada seberapa luas pergaulannya.

1. Prinsip-prinsip etika pergaulan remaja


1) Hak dan kewajiban: Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tapi juga jangan sampai
meninggalkan kewajiban kita sebagai makhluk sosial.
2) Tertib dan disiplin: Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktivitas. Disiplin
waktu biar nggak keteteran.
3) Kesopanan: Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang
tua dan juga guru dimanapaun dan kapanpun.
4) Kesederhanaan: Bersikaplah sederhana .
5) Kejujuran: Jujur akan membawa kita ke dalam kebenaran. Bersikap jujurlah walau itu
pahit.
6) Keadilan: Senantiasa bersikap adil dalam bergaul. Tidak membeda-bedakan teman.
7) Cinta Kasih: Saling mencintai dan menyayangi teman kita agar terhindar dari
permusuhan.
8) Suasana & tempat pergaulan kita
2. Memahami Etika dalam Pergaulan

Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan:

1) Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang sesuai
dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku baik
norma agama, kesopanan, adat, hukum dan lain-lain.
2) Cara yang baik bersikap dalam pergaulan adalah bagaimana seseorang tersebut
mengutamakan perilaku yang sopan santun saat berhubungannya dengan setiap orang.
3) Dunia pergaulan banyak jenisnya. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor
umur, pekerjaan, keterikatan, lingkungan dan sebagainya.
4) Dampak positif dari pergaulan adalah Mampu membentuk kepribadian yang baik yang
bisa diterima di berbagai lapisan sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok
individu yang pantas diteladani.
5) Dampak negatif dari pergaulan adalah tumbuh menjadi sosok individu dengan
kepribadian yang menyimpang.

3. Faktor yang mempengaruhi pergaulan remaja

Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi segala


permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan
mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Begitu juga
dengan pergaulan pada remaja, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhinya antara
lain :

1) Kondisi fisik
2) Kebebasan Emosional
3) Interaksi sosial.
4) Pengetahuan terhadap kemampuan diri
5) Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

“Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke
jalan yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak baik”. Ini juga salah satu prinsip
pergaulan yang sehat. Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak langsung,
menjalin hubungan yang lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk
akhirat kelak.
Apakah remaja boleh bergaul dengan siapa saja? Jawaban terhadap pertanyaan ini
adalah, tidak. Remaja tidak bebas bergaul dengan siapa saja sama seperti kita pun tidak bebas
dan tidak boleh bergaul dengan siapa saja. Ada orang-orang tertentu yang seharusnya masuk
dalam daftar orang yang akan kita jauhi, misalnya

(a) teman yang memanfaatkan kita,


(b) teman yang berupaya menjerumuskan kita ke dalam perbuatan yang melanggar hukum
manusia atau hukum Allah, atau
(c) teman yang tidak membangun malah kerap melecehkan kita. Tugas orangtua adalah
menolong remaja memiliki sistem kriteria yang tepat sehingga ia dapat memilah teman dengan
benar.
Apakah remaja boleh bergaul dengan teman yang tidak seiman? Jawaban terhadap
pertanyaan ini adalah, boleh. Jika teman itu tidak masuk dalam daftar teman yang harus
dijauhi, kendati berbeda iman kepercayaan, sebogianya remaja diizinkan menjalin pertemanan
dengannya. Ada banyak kesamaan di antara kita sebagai sesama insan ciptaan Allah dan di atas
landasan kesamaan ini kita dapat menjalin relasi yang kuat. Kita dapat saling mengisi dan
memperkaya kehidupan kita masing-masing di samping menjadi saksi bagi Kristus. Namun,
dalam hal berpacaran dengan yang tidak seiman, batasnya adalah tidak boleh karena Tuhan
menghendaki kita menikah hanya dengan yang seiman (1 Korintus 7:39).

Seberapa dekatnya remaja boleh menjalin relasi dengan lawan jenisnya? Remaja boleh
menjalin relasi yang dekat dengan lawan jenis namun sebaiknya remaja tidak menjalin relasi
romantis yang eksklusif sampai ia menginjak usia pemuda. Ada begitu banyak kekayaan yang
hanya dapat diperoleh dari perkawanan kelompok dan akan langsung hilang bila kita
mengikatkan diri ke dalam relasi eksklusif. Inilah saatnya remaja mengenal lawan jenis dalam
lingkup yang aman yakni bebas ikatan.

Apakah remaja boleh bebas menentukan tempat dan aktivitas yang ingin dilakukannya?
Jawabannya adalah, tidak. Ada tempat dan aktivitas yang tidak seharusnya dikunjungi atau
dilakukan oleh remaja. Misalnya, jangan mengunjungi tempat pelacuran, jangan menonton film
porno, jangan memulai kebiasaan buruk yang mencandu seperti merokok atau menenggak
minuman keras, bersumpah serapah, berjudi dsb.

Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan
ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat
diterima dan diakui sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja melalui masa transisi
sangat dipengaruhi oleh faktor biologis(faktor fisik), kognitif(kecerdasan intelektual),
psikologis(faktor mental), maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya,remaja tidak lepas
dari pergaulan dengan remaja lain. remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill)
untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan
tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain,
mendengarkan pendapat/ keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik,
memberi/ menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain.
4. Prinsip dasar pergaulan yang sehat

Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub
yang ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya lebih
di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna
menjalin persaudaraan serta menambah wawasan.

1) Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan dan merasa paling benar.
Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia
lain. Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling egois.

2) Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak

Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin anda
tidak suka di rugikan demikian sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan.
Dari itulah salah satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme.
Jangan sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain

3) Saling menghormati dan menghargai

Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin di harga dan di hormati orang lain, maka
kita harus lebih dulu bisa menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan
menghormati orang lain ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan
menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang
lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan
menghormati cara berpikir orang lain dan sebagainya.

4) Tidak berprasangka buruk

Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka buruk kepada orang lain.
Karena prasangka buruk hanya akan mendatangkan masalah dan permusuhan antara
kita dengan orang lain.

5) Saling memahami perbedaan

Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik,
psikologis, ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan
tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami perbedaan tersebut.

6) Saling memberikan nasihat

Masalah pergaulan remaja juga dapat dijadikan sarana titik kebangkitan para remaja
dengan cara melakukan kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain, seperti
mewakili sekolah masing-masing dalam perlombaan, melakukan penanaman hijau, dan
lain sebagainya. Dengan kegiatan tersebut, maka dapat membantu remaja dalam
menyiapkan masa depannya.
Maka, sebagai kesimpulan khusus berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari
analisis data ialah :

1. Lingkungan pergaulan dapat mengubah kepribadian para remaja.

2. Remaja dengan lingkungan pergaulan yang baik lebih baik kepribadiannya daripada anak
dengan lingkungan pergaulan yang jelek.

3. Peran orang tua, teman, guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan bagi remaja dalam
bentuk contoh dan nasihat untuk menghadapi masalah pergaulan remaja.

4. Timbulnya rasa peduli terhadap lingkungan dan pergaulan remaja, setelah melakukan
perbuatan yang baik dan berguna.

Oleh karena itu, para ‘remaja’ harus berhati hati agar kita tidak terjebak dan tidak mudah
terpengaruh pergaulan jaman sekarang yang bersifat negatif

Nasihat Firman Tuhan: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada
masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu”. Amsal 22:6

You might also like