Professional Documents
Culture Documents
E. DASAR TEORI :
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen
yang terdapat di alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris
CnH2nOn, misalnya rumus molekul glukosa ialah C6H12O6. Senyawa ini
pernah disangka “hidrat dari karbon” sehingga disebut karbohidrat. Dalam
tahun 1880-an disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupaka
gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi
aldehida dan keton atanu turunan mereka (Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Misalnya, sukrosa
(gula pasir) dan kapas keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan
utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya.
Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat
yang tersederhana; maka tak dapat dihidrolisis menjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil (Fessenden & Fessenden, 1986).
a) Monosakarida
Konfigurasi Monosakarida
Sistem D dan L
Dalam system D dan L, (+)-gliseraldehida secara sembarang diberi
konfigurasi dengan OH-nya pada karbon 2 berada disebelah kanan
dalam proyeksi Fischer. Suatu monosakarida merupakan anggota deret-
1
D jika gugus hidroksil pada karbon kiral yang terjauh dari karbon 1
juga terletak disebelah kanan dalam proyeksi Fischer. Disamping itu
tiap monosakarida diberi nama sendiri. Misalnya dua aldopentosa
diastereomerik (Fessenden & Fessenden, 1986).
Berikut ini diberi nama D-liksosa dan D-ribosa.
2
diubah menjadi lemak. Oleh karena itu orang bisa gemuk meskipun
tidak mengkonsumsi (Syukri, 1999).
Rumus glukosa :
2) Fruktosa
3) Galaktosa
b) Disakarida
3
1) Maltosa
2) Sukrosa
Dari struktur ini maka sukrosa tidak akan mengalami mutarotasi, tidak
mereduksi dan tidak menghasilkan osazon.
4
Hidrolisa menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol fruktosa dapat terjadi
oleh adanya asam. Terjadinya hidrolisa ini dapat diikuti dengan
terjadinya perubahan pemutaran bidang polarisasi cahaya (Hard, 1982).
3) Laktosa
5
2. Disusun oleh molekul-molekul pentosa : araban (gom arab), inulin
(umbi dahlia) dan zat-zat yang etrdapat dalam sekam, kulit kacang,
tokol jagung dan lain-lain.
3. Disusun oleh molekul-molekul gabungan heksosa dan pentosa.
1) Amilum
Amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan
dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting
(Hard, 1982).
Pati (amilum) tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa
memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan
sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin
sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini
belum pernah bisa tuntas dijelaskan (Hard, 1982).
Rumus amilum:
6
Adanya senyawa karbohidrat dapat diuji dengan beberapa
percobaan, di antaranya: Tes Molish, Tes Seliwanoff, Tes Barfoed, Tes
Tollens, Tes Fehlimg, dan Tes Benedict.
2. Tes Molish
Tes Molish merupakan pengujian secara kimia untuk
mengidentifikasi karbohidrat. Prinsip reaksi didasarkan pada dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat atau asam klorida untuk menghasilkan suatu
aldehid. Selanjutnya, dikondensasi oleh 2 molekul fenol atau turunan fenol
yang lain yang dapat memberi warna pada produk yang dihasilkan. Produk
dehidrsi pentosa adalah furfural, sedangkan produk dehidrasi heksosa
adalah 5-hidroksimetil furfural. Produk yang dihasilkan dikondensasikan
oleh α-naftol menghsilkan warna ungu. Reaksi yang terjadi sesuai
persamaan berikut (Schreck & Lefrfedo):
Sukrosa
Glukosa Fruktosa
7
Senyawa berwarna ungu Senyawa berwarna ungu
3. Tes Seliwanoff
Tes Seliwanoff adalah sebuah uji secara kimia untuk membedakan
gula aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa berdasarkan gugus
fungsi (keton/aldehid) gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus
keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia
adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan,
ketosa lebih cepat terhidrasi dari pada aldosa (Arsyad, 2001).
Uji seliwanoff menggunakan asam klorida 6 M sebagai dehidrator
dan resorsinol sebagai kondensator. Ketika dicampurkan dengan reagen
Seliwanoff, ketopentosa dan ketoheksosa bereaksi kurang dari 2 menit
membentuk produk kondensasi yang berwarna merah ceri. Aldopentosa
bereaksi lebih dari 2 menit membentuk produk kondensasi yang berwarna
biru kehijauan, yang selanjutnya berubah lagi menjadi berwarna peach
(Schreck & Lefrfedo, 1994).
Reaksi yang terjadi sesuai persamaan berikut :
CH2OH CH2OH CH2OH CHO
O H+ H+ , 0,5 O2 HO O O
O
OH
- 3 H2O
OH
OH OH
3 H2O
Aldopentosa O CH2OH
2
Produk berwarna merah ceri
Resorsinol OH
8
4. Tes Barfoed
Tes Barfoed menggunakan ion tembaga (II) pada suasana asam.
Jika waktu reaksi terkontrol, uji ini dapat digunakan untuk membedakan
monosakarida pereduksi dan disakarida pereduksi. Monosakarida
pereduksi dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu2O dalam waktu 2-3 menit.
Sedangkan disakarida pereduksi membutuhkan waktu lebih dari 10 menit.
Reaksi yang terjadi sesuai persamaan berikut:
9
CH2OH CO2-
O CHOH
HO H Ag(NH3)2+ HO H
+ Ag
H OH OH- H OH
H OH H OH
cermin perak
CH2OH CH2OH
O O O
10
akan bereaksi mereduksi ion tembaga (II) menjadi Tembaga (I)
oksida.yang berupa endapan merah bata. Reaksi yang terjadi sesuai
persamaan berikut:
O O
11
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai
polisakarida dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi
sebagai penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai unsur
strukturaldi dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Hidrolisis sempurna
oleh asam atau enzim spesifik terhadap polisakarida menghasilkan
monosakarida atau senyawa turunanya (Austin, 1984).
Polisakarida, juga disebut glikan, berebeda dalam kandungan unit
monosakarida, panjang rantainya, dan dalam tingkat percabangan.
Terdapat dua jenis polisakarida: homopolisakarida yang mengandung
hanya satu jenis unit monomer dan heteropolisakarida yang mengandung 2
atau lebih jenis unit yang berbeda. Contoh suatu homopolisakarida adalah
pati. Pati mengandung hanya unit-unit D-glukosa (Austin, 1984).
Pati mengandung dua jenis polimer glukosa, α-amilasedan
amiloektin. Α-Amilum terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang
panjang, tidak bercababang, digabungkan oleh suatu suatu ikatan α (1→4).
Rantai ini beragam dalam berat molekulnya, dari beberapa ribu hingga
500.000. Amilopektin juga memiliki berat molekul yang tinggi, tetapi
strukturnya bercabang tinggi. Ikatan glikosidik yang menggabungkan
residu glukosa yang berada didalam rantai amilopektin adalah ikatan α
(1→4), tetapi titik percabangan merupakanikatan α (1→6). Berikut
merupakan struktur amilosa dan amilopektin. (Austin, 1984).
O O O
H+
+ nH2O
OH OH 2n OH
O OH
OH OH OH
(Austin, 1984).
8. Hirdolisis
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−). Kata
"hidrolisis" berasal dari bahasa Yunani hydro "air" + lysis "pemisahan".
Ketika dalam larutan air terurai menjadi kation hidrogen (H+) dan anion
12
hidroksida (OH−) yang selanjutnya akan bereaksi dengan ion senyawa lain
yang menyebabkan tertinggal atau berlebihnya kation hidrogen (H+) dan
anion hidroksida (OH−) sehingga larutan bersifat asam atau basa. Jika ion-
ion air tidak bereaksi dengan senyawa pada larutan tertentu, larutan
tersebut tetap bersifat netral (masih merupakan pH air). Proses ini biasanya
digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui
polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization) (Arsyad,
2001).
Jenis Hidrolisis
Biasanya hidrolisis merupakan proses kimia yaitu penambahan satu
molekul air ke zat kimia. Kadang-kadang penambahan ini menyebabkan
zat kimia dan molekul air berpisah menjadi dua bagian. Pada reaksi
semacam ini, satu pecahan dari molekul target (atau molekul induk)
mendapat sebuah ion hydrogen (Hard, 1982).
1) Garam
2) Ester dan amida
3) ATP
4) Polisakarida
5) Ion logam dalam air
13
F. ALUR PERCOBAAN
ALAT :
1. Tabung reaksi 20 buah
2. Rak tabung reaksi 1 buah
3. Pipet tetes 20 buah
4. Gelas ukur 2 buah
5. Gelas kimia 1 buah
6. Pembakar spiritus 1 buah
7. Kaki tiga dan kasa 1 buah
BAHAN :
1. Larutan glukosa 2% 21 tetes
2. Sukrosa 2% 24 tetes
3. Amilum 0,4 mg/L 21 tetes
4. Laktosa 2% 16 tetes
5. Reagen Molish 15 tetes
6. Reagen Benedict 21 mL
7. Fehling A 8 tetes
8. Fehling B 8 tetes
9. Reagen Barfoed 15 tetes
10. Reagen Seliwanoff 6,5 mL
11. Reagen Tollens 20 tetes
12. Larutan pati 6 mL
13. Asam sulfat pekat 8 tetes
14. HCl 6M 3 mL
15. NaOH 1 M 7,5 mL
16. Air (aquades) 22 mL
14
G. ALUR PERCOBAAN
1. Uji Molisch
a. Tabung 1
2 tetes sukrosa
Hasil
b. Tabung 2
2 tetes glukosa
Hasil
15
c. Tabung 3
2 tetes amilum
Hasil
d. Tabung 4
2 tetes fruktosa
Hasil
16
2. Uji Seliwanoff
a. Tabung 1
2 tetes amilum
Waktu
b. Tabung 2
2 tetes laktosa
Waktu
c. Tabung 3
2 tetes glukosa
Waktu
17
d. Tabung 4
2 tetes fruktosa
Waktu
3. Uji Barford
a. Tabung 1
5 tetes amilum
b. Tabung 2
5 tetes glukosa
18
c. Tabung 3
5 tetes laktosa
d. Tabung 4
5 tetes fruktosa
4. Uji Tollens
a. Pembuatan Reagen Tollens
1 ml larutan AgNO3 1%
Reagen Tollens
19
b. Tabung 1
2 tetes sukrosa
Hasil pengamatan
c. Tabung 2
2 tetes amilum
Hasil pengamatan
d. Tabung 3
2 tetes laktosa
Hasil pengamatan
e. Tabung 4
2 tetes glukosa
Hasil pengamatan
20
f. Tabung 5
2 tetes fruktosa
Hasil pengamatan
5. Uji Fehling
a. Tabung 1
2 tetes amilum
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan fehling
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
b. Tabung 2
2 tetes laktosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan fehling
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
c. Tabung 3
2 tetes sukrosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan fehling
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
21
d. Tabung 4
2 tetes glukosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan fehling
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
e. Tabung 5
2 tetes fruktosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan fehling
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
6. Uji Benedict
a. Tabung 1
5 tetes amilum
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan benedict
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
b. Tabung 2
5 tetes laktosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan benedict
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
22
c. Tabung 3
5 tetes sukrosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan benedict
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
d. Tabung 4
5 tetes glukosa
5. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
6. Ditambahkan 5 tetes larutan benedict
7. Dicokok
8. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
e. Tabung 5
5 tetes fruktosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan benedict
3. Dicokok
4. Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Pengamatan
7. Hidrolisis Sukrosa
0,5 ml sukrosa
23
a. Tabung 1
Tabung 1
1. Ditambah 1 ml HCl 3M
2. Dipanaskan dalam penagas air
3. Didinginkan pada suhu kamar
4. Ditambah NaOH 1,5ml
5. Dibagi menjadi 2 larutan
1A 1B
1. Ditambahkan 2ml 1. Ditambah 5 mil
benedict seliwanoff
2. Dipanaskan didalam 2. Dipanaskan dalam
penangas air selama 5 penangas air selama 5
menit menit
Hasil Hasil
b. Tabung 2
Tabung 2
1. Ditambah 1 ml air
2. Dipanaskan dalam penagas air
3. Didinginkan pada suhu kamar
4. Ditambah NaOH 1,5ml
5. Dibagi menjadi 2 larutan
2A 2B
1. Ditambahkan 2ml 1. Ditambah 5 mil
benedict seliwanoff
2. Dipanaskan didalam 2. Dipanaskan dalam
penangas air selama 5 penangas air selama 5
menit menit
Hasil Hasil
24
c. Tabung 3
Tabung 3
1. Ditambah 1 ml air
2. Didinginkan pada suhu kamar
3. Dibagi menjadi 2 larutan
3A 3B
1. Ditambahkan 2ml 1. Ditambah 5 mil
benedict seliwanoff
2. Dipanaskan didalam 2. Dipanaskan dalam
penangas air selama 5 penangas air selama 5
menit menit
Hasil Hasil
8. Hidrolisis Pati
a. Tabung 1
Larutan
Tabung A Tabung B
1. Ditambah 1 tetes 1. Ditambah 1 tetes
iodine iodine
2. dibandingkan 2. dibandingkan
Hasil Hasil
25
b. Tabung 2
2ml larutan pati
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambah 2ml air
3. Dipanaskan dalam penangas air
4. Didinginkan pada suhu kamar
5. Ditambah 3ml air
Larutan
Tabung A Tabung B
1. Ditambah 1 tetes 1. Ditambah 1 tetes
iodine iodine
2. dibandingkan 2. dibandingkan
Hasil Hasil
c. Tabung 3
Larutan
Tabung A Tabung B
1. Ditambah 1 tetes 1. Ditambah 1 tetes
iodine iodine
2. Dibandingkan 2. Dibandingkan
Hasil Hasil
26
H. HASIL PENGAMATAN
27
b. Tabung 2 - larutan glukosa - glukosa + reagen
= tidak berwarna molish = larutan
2 tetes glukosa
- reagen molish = keruh kekuningan
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kecoklatan - glukosa + reagen
2. Ditambahkan 5 tetes pereaksi
molisch - H2SO4 pekat = molish + H2SO4
3. Dimasukkan asam sulfat pekat dalam larutan tak pekat = terbentuk
dasar tabung sehingga terpisah dari
lapisan awal berwarna dua lapisan senyawa berwarna ungu
(terdapat cincin
Cincin merah keunguan
berwarna merah
1. Didiamkan selama 2 menit keunguan)
2. Ditambahkan 5ml air
- setelah ditambah
air terbentuk
Hasil
larutan dengan
endapan merah
muda (++)
28
c. Tabung 3 - larutan amilum - amilum + reagen
= tidak berwarna molish = larutan
2 tetes amilum
- reagen molish = keruh kekuningan
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecoklatan - amilum + reagen
2. Ditambahkan 5 tetes pereaksi
molisch - H2SO4 pekat = molish + H2SO4
3. Dimasukkan asam sulfat pekat dalam larutan tak pekat = terbentuk
dasar tabung sehingga terpisah dari berwarna dua lapisan
lapisan awal
(terdapat cincin
Cincin merah keunguan berwarna merah
1. Didiamkan selama 2 menit keunguan.
senyawa berwarna ungu
2. Ditambahkan 5ml air - setelah ditambah
air terbentuk
Hasil
larutan dengan
endapan merah
muda (++)
29
d. Tabung 4 - larutan fruktosa - fruktosa + reagen
= tidak berwarna molish = larutan
2 tetes fruktosa
- reagen molish = kekuningan
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecoklatan - fruktosa + reagen
2. Ditambahkan 5 tetes pereaksi
molisch - H2SO4 pekat = molish + H2SO4
3. Dimasukkan asam sulfat pekat dalam larutan tak pekat = terbentuk
dasar tabung sehingga terpisah dari berwarna dua lapisan
lapisan awal senyawa berwarna ungu
(terdapat cincin
Cincin merah keunguan berwarna
1. Didiamkan selama 2 menit keunguan)
2. Ditambahkan 5ml air - setelah ditambah
air terbentuk
Hasil
larutan dengan
endapan berwarna
ungu
30
2. Uji Seliwanoff - larutan amilum - amilum + Amilum, laktosa,
a. Tabung 1 = tidak berwarna seliwanoff = dan glukosa tidak
2 tetes amilum larutan tak mengandung
- larutan
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi seliwanoff = tidak berwarna gugus keton
2. Ditambahkan 5 tetes seliwanoff - setelah sehingga tidak
3. Dikocok berwarna
dipanaskan tetap terjadi
4. Dipanaskan diatas penangas air
5. Dihitung waktu terjadi perubahan tidak berwarna pperubahan
warna
Waktu Fruktosa
mengandung
gugus keton
sehingga terjadi
b. Tabung 2 - larutan laktosa = - laktosa +
perubahan warna
tidak berwarna seliwanoff =
2 tetes laktosa menjadi merah
- larutan larutan tak
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi bata
seliwanoff = tidak berwarna
2. Ditambahkan 5 tetes seliwanoff
3. Dikocok berwarna - setelah
4. Dipanaskan diatas penangas air dipanaskan tetap
5. Dihitung waktu terjadi perubahan
tidak berwarna
Waktu
31
c. Tabung 3 - larutan glukosa - gluoksa +
= tidak berwarna seliwanoff =
2 tetes glukosa - larutan larutan tak
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi seliwanoff = tidak berwarna
2. Ditambahkan 5 tetes seliwanoff berwarna - setelah
3. Dikocok
4. Dipanaskan diatas penangas air dipanaskan tetap
5. Dihitung waktu terjadi perubahan tidak berwarna
Waktu
32
3. Uji Barford - larutan amilum - amilum + reagen Glukosa bereaksi
Tabung 1 = tidak berwarna barford + dengan reagen
5 tetes amilum dipanaskan = Barford
- reagen Barford=
larutan berwarna membentuk
- Dimasukkan ke dalam tabung larutan berwarna
reaksi biru endapan merah
- Ditambahkan 5 tetes reagen biru
bata yang
Barford
- Dipanaskan dalam penangas air menunjukkan
Jika dalam 10 bahwa glukosa
Jika dalam 2
menit terbentuk termasuk
menit terbentuk
endapan merah,
endapan merah, monosakarida.
disakarida (+)
monosakarida
(+)
Hasil Sedangkan
Hasil
amilum, laktosa,
Tabung 2 - larutan glukosa - glukosa + reagen
dan fruktosa tidak
5 tetes glukosa = tidak berwarna barford +
bereaksi dengan
- Dimasukkan ke dalam tabung - reagen Barford= dipanaskan =
reagen Barford
reaksi larutan berwarna larutan berwarna
sehingga
- Ditambahkan 5 tetes reagen
biru biru, terdapat
Barford termasuk
- Dipanaskan dalam penangas air endapan merah
disakarida.
Jika dalam 2 Jika dalam 10 bata dibagian
menit terbentuk menit terbentuk bawah tabung
endapan merah, endapan merah,
monosakarida (+) disakarida (+) reaksi
Hasil Hasil
33
Tabung 3 - larutan laktosa = - laktosa + reagen
5 tetes laktosa tidak berwarna barford +
- reagen Barford= dipanaskan =
- Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi larutan berwarna larutan berwarna
- Ditambahkan 5 tetes reagen biru biru
Barford
- Dipanaskan dalam penangas air
Hasil Hasil
34
4. Uji Tollens - larutan AgNO3 - AgNO3 + NaOH - Berdasarkan
Pembuatan reagen tollens 1% = tidak + = larutan keruh, percobaan yang
berwarna terdapat endapan kami lakukan,
1 ml larutan AgNO3
1% coklat dapat
- larutan NaOH
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - setelah ditambah disimpulkan
2. Ditambahkan 2 tetes larutan NaOH 5% = larutan -
5%
32 tetes NH4OH = bahwa sukrosa
tidak berwarna
3. Ditambahkan NH4OH 2% tetes demi endapan larut dan laktosa
- NH4OH 2% =
tetes sampai endapan larut menjadi larutan tak mengandung
larutan tak
Reagen berwarna gugus aldehid
Tollens berwarna
(aldosa) yang
ditandai dengan
Tabung 1 - larutan sukrosa - sukrosa + reagen terbentuknya
35
Tabung 2 - larutan amilum - amilum + reagen
= tidak berwarna tollens = larutan
2 tetes amilum
- reagen tollens = tak berwarna
4. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi larutan tak - setelah
5. Ditambahkan 5 tetes reagen tollens
berwarna dipanaskan =
6. Bila tidak terjadi cermin perak,
dipanaskan dalam penangas air larutan berwarna
kecoklatan
Hasil
pengamatan
Hasil perak
pengamatan
36
Tabung 4 - larutan glukosa - glukosa + reagen
2 tetes glukosa = tidak berwarna tollens = larutan
- reagen tollens = tak berwarna
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes reagen tollens larutan tak - setelah
3. Bila tidak terjadi cermin perak, berwarna dipanaskan =
dipanaskan dalam penangas air
larutan berwarna
Hasil abu – abu
pengamatan kehitaman
Tabung 5 - larutan fruktosa - fruktosa + reagen
= tidak berwarna tollens = larutan
2 tetes fruktosa
- reagen tollens = tak berwarna
7. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi larutan tak - setelah
8. Ditambahkan 5 tetes reagen tollens berwarna dipanaskan =
9. Bila tidak terjadi cermin perak,
larutan jernih
dipanaskan dalam penangas air
keabuan
Hasil
pengamatan
37
5 Tes Fehling - Amilum : larutan - Fehling A + - Laktosa,
a. Fehling B :
2 tetes amilum tidak berwarna Fruktosa, dan
larutan berwarna
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Fehling A : biru tua Sukrsa
2. Ditambahkan 5 tetes larutan Fehling - Amilum + reagen
larutan berwarna menandung
3. Dikocok Fehling : larutan + 2 Cu2+ + 5 OH-
4. Dipanaskan diatas penangas air 3-4 biru berwarna biru gula pereduksi
menit - Dipanaskan :
- Fehling B : hal ini ditandai
larutan berwarna
Hasil Pengamatan larutan tidak biru dan tidak ada dengan
endapan
berwarna terbentuknya
Tes Fehling - Laktosa : larutan - Fehling A + endapan
b. Fehling B : merah bata
2 tetes laktosa tidak berwarna
larutan berwarna
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Fehling A : biru tua - Glukosa dan
2. Ditambahkan 5 tetes larutan Fehling - Laktosa + reagen amilum negtif
larutan berwarna
3. Dikocok Fehling : larutan
4. Dipanaskan diatas penangas air 3-4 biru berwarna biru saat di uji
menit - Dipanaskan : Fehling
Fehling B :
larutan berwarna
Hasil Pengamatan
38
larutan tidak hijau dan ada ditandai
endapan merah
berwarna dengan tidak
bata
terbentuk
endapan
merah bata
Tes Fehling - Sukrosa : - Fehling A + - Glukosa dan
c. Fehling B :
2 tetes sukrosa larutan tidak amilum tidak
larutan berwarna
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berwarna biru tua mengandung
2. Ditambahkan 5 tetes larutan Fehling - Sukrosa + reagen
- Fehling A : gugus aldosa
3. Dikocok Fehling : larutan
4. Dipanaskan diatas penangas air 3-4 larutan berwarna berwarna biru
menit - Dipanaskan :
biru
larutan berwarna
Hasil Pengamatan Fehling B : hijau dan ada
endapan merah
larutan tidak
bata
berwarna
Tes Fehling - Glukosa : larutan - Fehling A +
d. Fehling B :
2 tetes glukosa tidak berwarna
larutan berwarna
fruktosa - Fehling A : biru tua
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan 5 tetes larutan Fehling - Glukosa + reagen
larutan berwarna
3. Dikocok Fehling : larutan
4. Dipanaskan diatas penangas air 3-4 biru berwarna biru
menit - Dipanaskan :
Fehling B :
larutan berwarna
Hasil Pengamatan larutan tidak biru dan tidak ada
endapan
berwarna
39
Tes Fehling - Fruktosa : larutan - Fehling A +
5. Fehling B :
2 tetes fruktosa tidak berwarna
larutan berwarna
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Fehling A : biru tua
2. Ditambahkan 5 tetes larutan Fehling - Fruktosa + reagen
larutan berwarna
3. Dikocok Fehling : larutan
4. Dipanaskan diatas penangas air 3-4 biru berwarna biru
menit - Dipanaskan :
Fehling B :
larutan berwarna
Hasil Pengamatan larutan tidak hijau dan ada
endapan merah
berwarna
bata
6 Tes Benedict - Amilum : larutan - Amilum + - Amilum dan
a. tidak berwarna benedict : larutan glukosa tidak
5 tetes amilum
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Benedict : larutan berwarna biru mengandung
2. Ditambahkan 5 tete larutan Benedict berwarna biru muda + 2 Cu2+ + 5 OH- gugus
3. Dikocok
4. Dipanaskan diatas penangas air 2 - Dipanaskan : pereduksi
menit larutan berwarna ditandai
Hasil Pengamatan biru muda dengan tidak
terbentuk
Tes Benedict - Laktosa : larutan - Laktosa +
b. endapan
5 tetes laktosa tidak berwarna benedict : larutan
merah
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Benedict : larutan berwarna biru
2. Ditambahkan 5 tete larutan Benedict berwarna biru - Laktosa,
muda
3. Dikocok sukrosa, dan
4. Dipanaskan diatas penangas air 2 - Dipanaskan :
menit larutan berwarna fruktosa
hijau muda dan
Hasil Pengamatan
40
terdapat endapan mengandung
merah bata
gugus
pereduksi
ditandai
dengan
Tes Benedict - Sukrosa : larutan - Sukrosa +
c. terbentuk
5 tetes sukrosa tidak berwarna benedict : larutan
endapan
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Benedict : larutan berwarna biru
2. Ditambahkan 5 tete larutan Benedict berwarna biru merah
muda
3. Dikocok
4. Dipanaskan diatas penangas air 2 - Dipanaskan :
menit larutan berwarna
hijau kekuningan
Hasil Pengamatan / keruh dan
terdapat endapan
merah bata
Tes Benedict - Glukosa : larutan - Glukosa +
d. tidak berwarna benedict : larutan
5 tetes glukosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Benedict : larutan berwarna biru
2. Ditambahkan 5 tete larutan Benedict berwarna biru
muda
3. Dikocok
4. Dipanaskan diatas penangas air 2 - Dipanaskan :
menit larutan berwarna
biru muda
Hasil Pengamatan
41
Tes Benedict - Fruktosa : larutan - Fruktosa +
e. tidak berwarna benedict : larutan
5 tetes fruktosa
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Benedict : larutan berwarna biru
2. Ditambahkan 5 tete larutan Benedict berwarna biru
muda
3. Dikocok
4. Dipanaskan diatas penangas air 2 - Dipanaskan :
menit larutan berwarna
orage dan
Hasil Pengamatan terdapat endapan
merah bata
7 Hidrolisis Sukrosa - Sukrosa : larutan - Sukrosa + HCl : - Dari percobaan
a. 0,5 mL sukrosa larutan tidak hidrolisis
tidak berwarna
berwarna sukrosa
1. Dilarutan dalam 6 mL air - Aquades : larutan disimpulkan
- Dipanaskan :
2. Dimasukkan ke dalam 3 tabung baha
tidak berwarna larutan tidak
reaksi dengan volume sama Tabung 1A dan
- HCl : larutan berwarna : larutan 2A mengalami
3. Diberi label 1, 2, 3 pada tabung
tidak berwarna + hidrolisis ,
tidak berwarna
- Tabung A : + sedangkan pada
- NaOH : larutan Benedict : larutan Tes Seliwanoff : tabung 3A
T1 T2 T3 berwarna biru hanya
tidak berwarna
mengalami
- Dipanaskan :
- Benedict : hidrolisis
berwarna biru sebagian
Larutan berwarna sedikit gelap
1. Ditambah 1 mL HCl 3 M
2. Dipanaskan didalam penangas air biru - Tabung B : +
3. Didinginkan Pada suhu kamar - Seliwanoff : Seliwanoff +
4. Ditambahkan NaOH 1,5 mL dipanaskan :
5. Dibagi menjadi 2 bagian larutan tidak larutan berwarna
berwarna kuning pudar Tes Benedict :
1A 1B
42
1A
1. Ditambahkan 2 mL benedict
2. Dipanaskan didalam penangas air
selama 5 menit
Hasil
Pengamatan
1B
1. Ditambahkan 5 mL seliwanoff
2. Dipanaskan didalam penangas air
selama 5 menit
Hasil
Pengamatan
43
2B berwarna endapan merah
- Tabung B : +
1. Ditambahkan 5 mL seliwanoff Seliwanoff +
2. Dipanaskan didalam penangas air dipanaskan :
selama 5 menit larutan berwarna
Hasil kuning pudar
Pengamatan
- Sukrosa : larutan - Sukrosa + aquades
T3 : larutan tidak
tidak berwarna
1. Ditambah 1 mL aquades berwarna
2. Didinginkan Pada suhu kamar - Aquades : larutan
- Tabung A : +
3. Dibagi menjadi 2 bagian tidak berwarna Benedict : larutan
- Benedict : berwarna biru
3A 3B - Dipanaskan :
Larutan berwarna
berwarna biru hijau
3. Ditambahkan 2 mL benedict biru muda dan endapan
4. Dipanaskan didalam penangas air
selama 5 menit - Seliwanoff : - Tabung B : +
Seliwanoff : larutan
Hasil larutan tidak
tidak berwarna
Pengamatan berwarna dipanaskan :
larutan berwarna
3B
kuning pudar
1. Ditambahkan 5 mL seliwanoff
2. Dipanaskan didalam penangas air
selama 5 menit
Hasil Pengamatan
44
8 Hidrolisis Pati - Larutan pati : - Pati + HCl : Tabung 1 Pada tabung 1
a. larutan tidak larutan tidak mengalami
2 mL larutan
pati
1. Dimasukkan ke dalam tabung berwarna berwarna hidrolisis
reaksi - HCl : larutan - Dipanaskan : sempurna
2. Ditambahkan 2 mL HCl 3M
3. Dipanaskan di dalam penangas air tidak berwarna larutan tidak ditandai dengan
4. Didinginkan pada suhu kamar - NaOH : larutan berwarna larutan tidak
glukosa
5. Ditambah 3 mL NaOH 3 M
6. Dimasukkan ke dalam 2 tabung tidak berwarna - Larutan tidak berwarna saat
Tabung 1A
dengan volume sama - Iod : larutan berwarna + ditambahkan iod
coklat tua NaOH : larutan dan berwarna
TA T
B tidak berwarna glukosa biru saat
1. Ditambah 1 tetes iodin
2. Dibandingkan dengan iodin - Tabung A : ditambah
pembanding larutan tidak benedict
Hasil Tabung 1B
berwarna + iod :
larutan tidak
1. Ditambahkan 3 tetes Benedict
2. Dipanaskan hingga terbentuk endapan berwarna
merah
- Tabung B :
Hasil
larutan tidak
berwarna :
Benedict : larutan
biru muda
- Dipanaskan :
larutan biru muda
45
dan tidak terdapat
endapan
Hidrolisis Pati - Larutan pati : - Pati + aquades : Tabung 2 Pada tabung 2
b. larutan tidak larutan tidak mengalami
2 mL larutan
pati
1. Dimasukkan ke dalam tabung berwarna berwarna hidrolisis
reaksi - HCl : larutan - Larutan tidak sebagian
2. Ditambahkan 2 mL aquades
3. Dipanaskan di dalam penangas air tidak berwarna berwarna + ditandai dengan
4. Didinginkan pada suhu kamar - NaOH : larutan aquades : larutan larutan berwarna
5. Ditambah 3 mL aquades
6. Dimasukkan ke dalam 2 tabung tidak berwarna tidak berwarna + ungu kehitaman
dengan volume sama - Iod : larutan - Tabung A : saat
Tabug 2A
coklat tua larutan tidak ditambahkan iod
TA T
B berwarna + iod : dan berwarna
1. Ditambah 1 tetes iodin Tsabung
2. Dibandingkan dengan iodin larutan berwarna 2B biru saat
pembanding ungu kehitaman ditambah
Hasil
- Tabung B : benedict
larutan tidak
1. Ditambahkan 3 tetes Benedict
2. Dipanaskan hingga terbentuk endapan berwarna :
merah
Benedict : larutan
Hasil
biru
- Dipanaskan :
larutan biru muda
dan tidak terdapat
46
endapan
Hidrolisis Pati - Larutan pati : - Pati + aquades : Tabung 3 Pada tabung 3
c. larutan tidak larutan tidak tidak mengalami
2 mL larutan
pati
1. Dimasukkan ke dalam tabung berwarna berwarna hidrolisis
reaksi - HCl : larutan - Larutan tidak ditandai dengan
2. Ditambahkan 2 mL aquades
3. Didinginkan pada suhu kamar tidak berwarna berwarna + larutan tidak
4. Ditambah 3 mL aquades - NaOH : larutan aquades : larutan berwarna saat
5. Dimasukkan ke dalam 2 tabung
dengan volume sama tidak berwarna tidak berwarna + ditambahkan iod
- Iod : larutan - Tabung A : Tabung 3A dan berwarna
TA T coklat tua larutan tidak biru saat
1. Ditambah 1 tetes iodin B Tabung
berwarna + iod : ditambah
2. Dibandingkan dengan iodin 3B
pembanding larutan berwarna benedict
Hasil ungu kehitaman
- Tabung B :
1. Ditambahkan 3 tetes Benedict larutan tidak
2. Dipanaskan hingga terbentuk endapan
merah berwarna :
Hasil Benedict : larutan
biru
- Dipanaskan :
larutan biru muda
dan tidak terdapat
endapan
47
I. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Tes Molish
Tes Molish merupakan pengujian secara kimia untuk mengidentifikasi
karbohidrat. Prinsip reaksi didasarkan pada dehidrasi karbohidrat oleh asam
mineral untuk menghasilkan suatu aldehid. Selanjutnya, dikondensasi oleh 2
molekul fenol atau turunan fenol yang lain yang dapat memberi warna pada
produk yang dihasilkan.
Pada percobaan ini dilakukan uji pada 4 senyawa, yaitu sukrosa (tidak
berwarna), glukosa (tidak berwarna), amilum (tidak berwarna) dan fruktosa
(tidak berwarna). Masing-masing zat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu
ditambahkan 5 tetes pereaksi Molish (berwarna coklat). 7-8 tetes H2SO4 pekat
(tidak berwarna) ditambahkan ke dasar tabung. Larutan didiamkan selama 2
menit dan setelah itu diencerkan dengan 5 mL air.
Penambahan pereaksi Molish pada sukrosa menyebabkan larutan
menjadi keruh dan terbentuk endapan. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan
terbentuknya cincin warna ungu diantara lapisan yang berwarna hitam dan
putih. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan hidrolisis pada senyawa
sukrosa sesuai dengan persamaan berikut:
48
CHO
H C OH
HO C H H+
O CH2OH
- 3H2O
H C OH O
H C OH
5-hidroksimetilfurfural
CH2OH
glukosa
CHO
H C OH
HO C H H+
O
- 3H2O
H C OH O
Furfural
CH2OH
Fruktosa
Senyawa 5-hidroksimetilfurfural dan furfural dapat bereaksi dengan α-naftol
(pada reagen Molish) membentuk cincin ungu. Reaksi yang terjadi sesuai
persamaan:
OH
OH
H3O+
O + 2
- H2O
O O
Furfural
OH
OH+
[O], H3O+
O
H+, -2e-
OH
berwarna ungu
49
OH
OH
O + 2
H3O+
- H2O
O O
HO
5-hydroxyfurfural
OH
OH+
[O], H3O+
O
H+, -2e-
HO
OH
berwarna ungu
Penambahan air menyebabkan terjadinya perubahan warna endapan menjadi
merah muda(+). Karena terjadi pengenceran pada sampel tersebut.
Penambahan pereaksi Molish pada glukosa menyebabkan larutan
menjadi keruh dan terbentuk endapan. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan
terbentuknya cincin warna ungu diantara lapisan yang berwarna hitam dan
putih. Adanya H2SO4 menyebabkan dehidrasi pada glukosa. Dehidrasi glukosa
menghasilkan senyawa 5-hidroksimetilfurfural sesuai persamaan:
CHO
H C OH
HO C H H+
O CH2OH
- 3H2O
H C OH O
H C OH
5-hidroksimetilfurfural
CH2OH
glukosa
50
Senyawa 5-hidroksimetilfurfural dan furfural dapat bereaksi dengan α-naftol
(pada reagen Molish) membentuk cincin ungu. Reaksi yang terjadi sesuai
persamaan:
OH
OH
O + 2
H3O+
- H2O
O O
HO
5-hydroxyfurfural
OH
OH+
[O], H3O+
O
H+, -2e-
HO
OH
berwarna ungu
Penambahan air menyebabkan terjadinya perubahan warna endapan menjadi
merah muda(++). Karena terjadi pengenceran pada sampel tersebut.
Penambahan pereaksi Molish pada amilum menyebabkan larutan
menjadi keruh dan terbentuk endapan. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan
terbentuknya cincin warna ungu diantara lapisan yang berwarna hitam dan
putih. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan hidrolisis pada senyawa
amilum sesuai dengan persamaan berikut:
O O O
H+
+ nH2O
OH OH 2n OH
O OH OH
OH OH OH
51
Adanya H2SO4 juga menyebabkan dehidrasi pada monosakarida
(glukosa) yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa. Dehidrasi glukosa
menghasilkan senyawa 5-hidroksimetilfurfural sesuai persamaan:
CHO
H C OH
HO C H H+
O CH2OH
- 3H2O
H C OH O
H C OH
5-hidroksimetilfurfural
CH2OH
glukosa
H3O+
O + 2
- H2O
O O
Furfural
OH
OH+
[O], H3O+
O
H+, -2e-
OH
berwarna ungu
52
OH
OH
O + 2
H3O+
- H2O
O O
HO
5-hydroxyfurfural
OH
OH+
[O], H3O+
O
H+, -2e-
HO
OH
berwarna ungu
Penambahan air menyebabkan terjadinya perubahan warna endapan menjadi
merah muda(++). Karena terjadi pengenceran pada sampel tersebut.
Penambahan pereaksi Molish pada fruktosa menyebabkan larutan
menjadi berwarna kekuningan. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan
terbentuknya cincin warna ungu. Penambahan H2SO4 pekat menyebabkan
hidrolisis pada senyawa fruktosa.
Adanya H2SO4 juga menyebabkan dehidrasi pada monosakarida
(fruktosa). Dehidrasi fruktosa menghasilkan senyawa 5-hidroksimetilfurfural.
Senyawa 5-hidroksimetilfurfural dan furfural dapat bereaksi dengan α-naftol
(pada reagen Molish) membentuk cincin ungu.
53
berwarna ungu
Penambahan air menyebabkan terjadinya perubahan warna endapan ungu.
Karena terjadi pengenceran pada sampel tersebut.
Semua zat (sukrosa, glukosa, amilum dan fruktosa) yang diuji
positif terhadap pereaksi Molish. Hasil ini sudah sesuai teori bahwa sukrosa,
glukosa, amilum dan fruktosa merupakan senyawa karbohidrat.
2. Tes Seliwanoff
Tes Seliwanoff adalah sebuah uji secara kimia untuk membedakan gula
aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa berdasarkan gugus fungsi
(keton/aldehid) gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia
adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehid, maka ia adalah
aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih
cepat terhidrasi dari pada aldosa. Ketika dicampurkan dengan reagen
Seliwanoff, ketopentosa dan ketoheksosa bereaksi kurang dari 2 menit
membentuk produk kondensasi yang berwarna merah ceri. Aldopentosa
bereaksi lebih dari 2 menit membentuk produk kondensasi yang berwarna biru
kehijauan, yang selanjutnya berubah lagi menjadi berwarna peach (Schreck &
Lefrfedo).
Pada percobaan ini dilakukan uji pada 4 senyawa, yaitu amilum pada
tabung 1 (tidak berwarna), tabung 2 laktosa (tidak berwarna), tabung 3 glukosa
(tidak berwarna) dan tabung 4 fruktosa (tidak berwarna). Pertama-tama 2 tetes
sampel dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi berbeda. Masing-masing tabung
54
reaksi ditambahkan sampel 5 tetes reagen seliwanoff, reagen Seliwanoff tidak
berwarna. Setelah reagen seliwanoff dan sampel tercampur, didapatkan hasil
bahwa penambahan reagen Seliwanoff pada: amilum terbentuk tidak berwarna,
laktosa tidak berwarna, dan glukosa tidak berwarna fruktosa terbentuk tak
berwarna. Setelah dipanaskan cairan pada tabung 1, 2, 3 tidak berubah warna,
sedangkan tabung 4 berubah warna menjadi merah bata dengan waktu 5:47:9
Berdasarkan dasar teori dan data praktikum yang diperoleh, (amilum,
laktosa glukosa) merupakan karbohidrat yang tidak mengandung gugus keton,
sedangkan fruktosa merupakan karbohidrat yang mengandung gugus keton.
Hanya fruktosa yang mengalami reaksi karena terdapat perubahan warna
sebagai berikut:
3. Tes Barfoed
Pada percobaan ini bertujuan untuk membedakan monosakarida
pereduksi dan disakarida pereduksi menggunakan pereaksi Barfoed. Tes
Barfoed menggunakan ion tembaga (II) dalam suasana asam. Jika waktu reaksi
terkontrol, uji ini dapat digunakan untuk membedakan monosakarida pereduksi
dari disakarida pereduksi. Monosakarida pereduksi dapat mereduksi Cu2+
menjadi Cu2O dalam waktu 2-3 menit. Sedangkan disakarida pereduksi
membutuhkan waktu lebih dari 10 menit. Reaksi yang terjadi sesuai persamaan
berikut:
55
tidak berwarna. Kemudaian, ditambahkan pereaksi Barfoed kedalam masing-
masing tabung reaksi sebanyak 5 tetes. Pereaksi Barfoed berwarna biru.
Setelah ditambahkan pereaksi Barfoed, semua campuran pada keempat tabung
reaksi berwarna biru. Selanjutnya keempat tabung reaksi tersebut dipanaskan
dalam penangas air. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat laju reaksi
antara sampel karbohidrat dengan pereaksi Barfoed. Apabila setelah
pemanasan didapatkan hasil terbentuk endapan merah bata dalam waktu 2-3
menit, maka pada tes ini dinyatakan sampel positif merupakan monosakarida
pereduksi.
Setelah dilakukan pemanasan selama 10 menit, didapatkan hasil bahwa;
pada tabung 1 yang berisi amilum dan pereaksi Barfoed, warna camurannya
adalah biru dan tidak terdapat endapan merah bata. Hal ini dikarenakan amilum
termasuk jenis karbohidrat polisakarida. Polisakarida merupakan polimer yang
tersusun banyak monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Sehingga, jika amilum direaksikan dengan pereaksi Barfoed akan
menghasilkan hasil uji negatif yang ditandai oleh tidak terbentuknya endapan
merah bata setelah dipanaskan dalam penangas air. Persamaan reaksi antara
amilum dengan pereaksi Barfoed adalah sebagai berikut:
CH2OH CH2OH
O O
OH OH
O + 2 Cu2+ + 2 H2O
O O
OH OH
Amilum
56
Kemudian, untuk tabung reaksi 3 yang berisi laktosa dan pereaksi
Barfoed, diperoleh hasil uji negatif yang ditandai dengan tidak terbentuknya
endapan merah bata setelah pemanasan. Hal ini dikarenakan laktosa merupakan
disakarida. Disakarida adalah senyawa karbohidrat yang tersusun atas dua
monosakarida. Disakarida sebenarnya dapat bereaksi dengan pereaksi Barfoed
membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata, namun membutuhkan
waktu yang cukup lama yaitu waktu pemanasan diatas 10 menit, sehingga tidak
didapatkan endapan merah bata pada laktosa dan pereaksi Barfoed. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut:
4. Tes Tollens
Pada percobaan ini bertujuan untuk membedakan aldosa dengan ketosa
menggunakan pereaksi Tollens. Reagen Tollens merupakan larutan ion
beramoniak. Senyawa golongan aldehida dapat bereaksi dengan reagen Tollens
57
membentuk cermin perak (Parlan & Wahjudi, 2003). Suatu gugus aldehida
sangat mudah dioksidasi menjadi suatu gugus karboksil. Uji kimia untuk
aldehida tergantung mudahnya reaksi ini. Gula yang dapat dioksidasi oleh zat
pengoksidasi lemah seperti reagensia Tollens, suatu larutan basa Ag(NH3)2+,
disebut gula pereduksi. Bentuk-bentuk hemiasetal siklik dari semua aldosa
mudah dioksidasi karena mereka berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aldehida rantai terbukanya.
Sebelum melakukan uji Tollens, maka perlu dibuat reagen Tollens
terlebih dahulu. Reagen Tollens mudah rusak sehingga tidak diproduksi secara
komersial dan dalam jangka waktu penyimpanan yang lama, jadi harus dibuat
terlebih dahulu di laboratorium sebelum menggunakan reagen ini. Perlu
diperhatikan juga, dalam melakukan uji Tollens, peralatan yang digunakan
seperti tabung reaksi, pipet, dan gelas ukur harus benar-benar bersih dan kering
agar tidak terjadi kontaminasi dengan zat lain terhadap zat-zat yang akan
dilakukan uji Tollens. Oleh karena itu, sebelum melakukan percobaan, alat-alat
dibersihkan dulu (dicuci dengan sabun), kemudian dikeringkan dengan tisu,
lalu diletakkan didalam oven untuk beberapa menit agar alat-alat tersebut
benar-benar kering. Pembuatan reagen ini diawali dengan mereaksikan 1mL
AgNO3 dengan 2 tetes NaOH 5% dan NH4OH 2% tetes demi tetes sampai
endapan larut.
Mula-mula AgNO3 dan NaOH tidak berwarna, namun setelah
dicampurkan warna larutan menjadi keruh dan terdapat endapan berwarna
coklat. Endapan coklat ini merupakan endapan Ag2O yang berasal dari reaksi
antara ion OH- dari NaOH dengan ion Ag+ dari AgNO3. Persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut:
2AgNO3 (aq) + 2 NaOH (aq) Ag2O (s) + 2NaNO3 (aq) + H2O (l)
Selanjutnya, ditambahkan tetes demi tetes larutan NH4OH 2% kedalam
tabung reaksi. Larutan NH4OH 2% tidak berwarna. Penambahan tetes demi
tetes larutan NH4OH 2% dilakukan sambil mengocok tabung reaksi.
Tujuannya, agar NH4OH yang telah ditambahkan dapat bereaksi dengan baik
dengan Ag2O. Pada saat penambahan NH4OH, endapan Ag2O perlahan-lahan
mulai larut. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, penambahan NH4OH
58
2% sebanyak 32 tetes. Pada titik ini campuran akan jernih karena ada ion perak
encer yang terdapat sebagai kompleks [Ag (NH3)2]+ dalam campuran yang
merupakan komponen utama dari reagen Tollens. Persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut:
Ag2O (s) + 4 NH4OH (aq) 2 Ag(NH3)2OH (aq) + 3 H2O
Reagen Tollens
Setelah pembuatan reagen Tollens, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah
menggunakan reagen Tollens untuk diujikan pada sukrosa, amilum, laktosa dan
glukosa.
Untuk uji pada sukrosa, mula-mula 2 tetes sukrosa dimasukkan pada
tabung reaksi 1. Sukrosa tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 5 tetes reagen
Tollens. Setelah ditambahkan reagen Tollens, campuran tidak berwarna.
Kemudian, untuk amilum, dimasukkan 2 tetes kedalam tabung reaksi. Amilum
tidak berwarna. Lalu ditambahkan 5 tetes reagen Tollens. Setelah penambahan
reagen Tollens, larutan tak berwarna. Untuk uji laktosa, dimasukkan 2 tetes
kedalam tabung reaksi 3. Laktosa tidak berwarna. Lalu ditambahkan 5 tetes
reagen Tollens terbentuk larutan tak berwarna. Lalu untuk uji glukosa,
dimasukkan 2 tetes kedalam tabung reaksi 4. Glukosa tidak berwarna.
Kemudian, ditambahkan 5 tetes reagen Tollens. Setelah penambahan reagen
Tollens, larutan tak berwarna. Pada tabung reaksi 5 dimasukkan 2 tetes
Fruktosa kemudian, ditambahkan 5 tetes ragen Tollens, setelah penambahan
larutan tidak berwarna. Selanjutnya, kelima tabung reaksi tersebut dipanaskan
dalam penangas air. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat laju reaksi,
namun tidak sampai merusak reagen Tollens. Jika suhu yang digunakan terlalu
tinggi, maka reagen Tollens rusak, sehingga pengujian dengan reagen ini gagal.
Setelah dilakukan pemanasan, diperoleh hasil bahwa pada tabung reaksi
1 yang berisi sukrosa dan reagen Tollens berubah warna menjadi abu-abu, dan
terbentuk cermin perak. Hal ini dikarenakan sukrosa merupakan disakarida
yang komponen penyusunnya adalah glukosa dan fruktosa. Glukosa
merupakan gula pereduksi yang mampu mereduksi reagen Tollens. Gugus
aldehid pada aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat.
Sedangkan fruktosa merupakan ketosa karena pada strukturnya terdapat gugus
59
keton. Namun, meskipun berupa suatu keton, fruktosa juga merupakan gula
pereduksi. Persamaan reaksi untuk reaksi antara sukrosa dengan reagen Tollens
adalah sebagai berikut:
60
Untuk tabung reaksi 4 yang berisi glukosa dan reagen Tollens,
didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan pemanasan, tidak terbentuk cermin
perak pada dasar tabung reaksi. Glukosa dalam larutan yang seharusnya
mengalami kesetimbangan antara rantai tertutup dan rantai terbuka. Pada rantai
terbuka, senyawa glukosa terdapat gugus aldehid. Kemudian gugus aldehid
tersebut dapat dengan mudah dioksidasi oleh ion Ag(NH3)2+ (reagen Tollens)
menjadi gugus karboksilat. Akibatnya Ag+ akan tereduksi menjadi Ag (s) yang
berupa terbentuknya cermin perak pada dasar tabung reaksi, namun pada
percobaan ini tidak terdapat cermin perak pada hasil uji glukosa yang
dikarenakan terdapat pengotor pada alat saat sebelum digunakan yang
menyebabkan tidak terbentuknya cermin prak. Persamaan reaksi sesuai terori
adalah sebagai berikut:
CH2OH
CH2OH
O
H2 O OH O
OH
Ag(NH3)2+
C
OH H
OH OH
OH
OH-
OH
Glukosa OH
CH2OH
OH
COO-
OH
OH
+ Ag+ ↓
Cermin perak
OH
61
5. Tes Fehling
Pada percobaan ini, bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi.
Yang dilakukan pertama pada percobaan ini yakni membuat Pereaksi Fehling
yang terdiri atas campuran antara 2 mL Fehling A,larutan berwarna biru dan 2
mL Fehling B, larutan yang tidak berwarna. Fehling A berisi larutan CuSO4,
sedangkan Fehling B merupakan kalium natrium tartrat dan KOH. Setelah
Fehling A dan Fehling B dicampurkan dalam tabung reaksi larutan berubah
warna menjadi biru pekat. Setelah itu, disediakan 5 buah tabung Adanaya
gugus aldehid pada gula pereduksi akan menghasilkan asam aldonat, endapan
merah bata (Cu2O) dan air. Persamaan reaksinya sebagi berikut :
O O
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
62
berwarba biru pekat menghasilkan larutan berwarna biru pekat. Larutan
kemudian dikocok dan dipanaskan dalam penangas air selama 3 – 4 menit
menghasilkan endapan merah bata pada dasar tabung. Pada tabung kedua ini
uji Fehling pada Laktosa memberikan hasil uji positif, laktosa terhidrolisis
menjadi glukosa dan galaktosa dimana glukosa mempunyai C anomer yang
merupakan bagian dari gugus hemiasetal yang menyebabkan glukosa berada
pada kesetimbangan pada larutan dengan gugus aldehid rantai terbuka. Dengan
adanya gugus aldehid tersebut, glukosa dapat mereduksi pereaksi Fehling
menjadi endapan merah bata Cu2O. Hal ini membuktikan bahwa glukosa hasil
hidrolisis laktosa merupakan gula pereduksi. Persamaan reaksinya sebagai
berikut:
63
Pada tabung reaksi ke empat, 2 tetes sampel glukosa tidak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes larutan Fehling
berwarba biru pekat menghasilkan larutan berwarna biru pekat. Larutan
kemudian dikocok dan dipanaskan dalam penangas air selama 3 sampai 4
menit tidak menghasilkan endapan merah bata pada larutan. Pada sampel
glukosa sendiri, glukosa mempunyai C anomer yang merupakan bagian dari
gugus hemiasetal yang menyebabkan glukosa berada pada kesetimbangan pada
larutan dengan gugus aldehid rantai terbuka. Dengan adanya gugus aldehid
tersebut, glukosa dapat mereduksi pereaksi Fehling menjadi endapan merah
bata Cu2O. Hal ini membuktikan bahwa glukosa merupakan gula pereduksi
namun pada percobaan ini tidak terdapat endapan merah bata dikernakan
terdapat pengotor yang menghambat laju reaksi sehingga membutuhkan waktu
lebih lama dari 4 menit untuk membentuk endapan merah bata. Persamaan
reaksi secara teori sebagai berikut:
64
CH2OH
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
OH
OH OH
OH
Glukosa
CH2OH
OH
6. Tes Benedict
Pada percobaan ini, bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gula
pereduksi. Tes postitf pada percobaan ini apabila terbentuk endapan merah bata
pada dasar tabung. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan 4 tabung
65
reaksi, masing-masing tabung diisi dengan cuplikan amilum, laktosa, sukrosa
dan glukosa. Persamaan reaksi :
O O
+ 2 Cu2+ (sitrat) + 5 OH- + Cu2O ↓ + 3 H2O
C C Endapan merah
R H R O- bata
Pada tabung reaksi pertama, 5 tetes amilum tidak berwarna dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes larutan Benedict berwarna biru
menghasilkan larutan berwarna biru muda. Larutan kemudian dikocok dan
dipanaskan dalam penangas air selama 2 menit. Setelah dipanaskan larutan
berubah warna menjadi biru muda dan tidak terdapat endapan merah bata. Pada
tabung pertama ini yaitu uji Benedict pada amilum adalah negatif, hal ini
dikarenakan amilum berada pada bentuk polisakarida sehingga amilum
mempunyai hemiasetal pada satu ujung dari molekulnya, tetapi ujung ini hanya
sebagian kecil dari keseluruhan dan tidak mengarah ke reaksi yang di amati.
Akibatnya, amilum tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict dan amilum
dikatakan bukan gula pereduksi. Persamaan reaksi :
CH2OH CH2OH
O O
OH OH
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
O O
O
OH OH
Amilum
66
Cu2O. Hal ini membuktikan bahwa glukosa hasil hidrolisis laktosa merupakan
gula pereduksi.
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
+ Cu2O ↓ + 3 H2O
Endapan merah
bata
67
Pada tabung reaksi keempat, 5 tetes glukosa tidak berwarna
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes Benedict berwarna
biru menghasilkan larutan berwarna biru muda. Larutan kemudian dikocok dan
dipanaskan dalam penangas air, setelah dipanaskan selama 2 menit larutan
tidak berubah warna menjadi jingga dan tidak terbentuk endapan merah bata.
Pada sampel glukosa sendiri, glukosa mempunyai C anomer yang merupakan
bagian dari gugus hemiasetal yang menyebabkan glukosa berada pada
kesetimbangan pada larutan dengan gugus aldehid rantai terbuka. Dengan
adanya gugus aldehid tersebut, glukosa dapat mereduksi pereaksi Fehling
menjadi endapan merah (Cu2O). Hal ini membuktikan bahwa glukosa
merupakan gula pereduksi. Namun pada percobaan ini tidak terdapat endapan
merah dikarenakan adanya pengotor yang memperlambat kaju reaksi sehingga
pemanasan dalam waktu 2 menit tidak menghasilkan endapan merah bata
Persamaan reaksi secara teori adalah sebagai berikut:
CH2OH CH2OH
O
OH
68
7. Hidrolisis Sukrosa
69
Tes Seliwanoff
Tes Benedict
70
Pada tabung 2 ditambahkan 1 mL air tidak berwarna, kemudian
dipanaskan diatas penangas air lalu didinginkan pada suhu kamar. Kemudian
ditambah 1,5 mL NaOH larutan tetap tidak berwarna. Tujuan penambahan
NaOH adalah untuk katasis Lalu campuran larutan ini dibagi menjadi 2 tabung.
Pada tabung 2A 1 mL larutan ditambah 2 mL reagen benedict lalu dipanaskan
diatas penangas air selama 5 menit. Reagen benedict digunakan sebagai
indikator bahwa sukrosa telah terhidrolisis atau tidak. Sukrosa merupakan
disakarida yang tersusun atas glukosa dan fruktosa, sehingga jika sukrosa telah
terhidrolisis sempurna, maka reagen benedict akan bereaksi dengan glukosa
membentuk endapan merah bata. Setelah dipanaskan selama 5 menit larutan
berwarna biru dan tidak terbentuk endapan merah bata (++). Sedangkan pada
tabung 2B 1 mL larutan ditambahkan 5 mL reagen seliwanoff lalu dipanaskan
diatas penangas air selama 5 menit. Reagen seliwanoff digunakan untuk
mengidentifikasi adanya ketosa, atau sebagai indikator bahwa sukrosa telah
terhidolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Setelah dipanaskan selama 5 menit
larutan tidak berwarna. Hal ini menandakan bahwa sukrosa pada tabung 2
terhidrolisis sebagian karena reagen benedict dan seliwanoff tidak dapat
bereaksi dengan glukosa dan fruktosa karena glukosa dan fruktosa belum
terbentuk.
Pada tabung 3 ditambahkan 1 mL air larutan tidak berwarna, kemudian
didiamkan pada suhu kamar. Lalu campuran larutan ini dibagi menjadi 2
tabung. Pada tabung 3A ditambah 2 mL reagen benedict lalu dipanaskan diatas
penangas air selama 5 menit. Reagen benedict digunakan sebagai indikator
bahwa sukrosa telah terhidrolisis atau tidak. Sukrosa merupakan disakarida
yang tersusun atas glukosa dan fruktosa, sehingga jika sukrosa telah
terhidrolisis sebagian, maka reagen benedict akan bereaksi dengan glukosa
membentuk endapan merah bata. Setelah dipanaskan selama 5 menit larutan
berwarna biru dan tidak terbentuk endapan merah bata (+). Sedangkan pada
tabung 3B ditambahkan 5 mL reagen seliwanoff lalu dipanaskan diatas
penangas air selama 5 menit. Reagen seliwanoff digunakan untuk
mengidentifikasi adanya ketosa, atau sebagai indikator bahwa sukrosa telah
terhidolisis menjadi glukosa dan fruktosa. Setelah dipanaskan selama 5 menit
71
larutan berwarna kuning pudar (++). Hal ini menandakan bahwa sukrosa pada
tabung 2 terhidrolisis sebagian karena reagen benedict tidak dapat bereaksi
dengan glukosa dan fruktosa karena glukosa belum terbentuk. Sedangkan
reagen seliwanoff dapat bereaksi dengan fruktosa yang telah terbentuk. Reaksi
yang terjadi pada percobaan ini, sebagai berikut :
8. Hidrolisis Pati
Percobaan ini bertujuan untuk menghidrolisis pati menjadi sukrosa dan
laktosa. Pada percobaan ini yang pertama dilakukan adalah 2 mL larutan pati
dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi. Pada tabung 1 ditambahkan 2 mL
larutan HCl 3M larutan tidak berwarna. Penambahan HCl bertujuan untuk
mempercepat laju reaksi karena HCl bertindak sebagai katalis. Kemudian
dipanaskan diatas penangas air, lalu didinginkan pada suhu kamar. Kemudian
ditambahkan 3 mL larutan NaOH 3M larutan tetap tidak berwarna.
Penambahan NaOH bertujuan untuk menetralkan suasana akibat penambahan
HCl berlebih sehingga sistem tetap dalam suasana netral. Lalu campuran
larutan ini dibagi menjadi 2 tabung, pada tabung 1A dilakukan tes iodine
dengan meneteskan 1 tetes iodine ke dalam larutan. Iodin mula-mula berwarna
coklat kemerahan. Setelah penambahan iodin dihasilkan larutan tidak
berwarna. Penambahan iodin bertujuan sebagai indikator apakah pati sudah
terhirolisis sempurna atau tidak. Karena jika pati tidak terhidrolisis sempurna,
maka pati yang terdapat dalam tabung reaksi ini akan bereaksi dengan iodin
membentuk larutan berwarna ungu kehitaman. Oleh karena setelah
penambahan iodin dihasilkan larutan tidak berwarna, maka pada tabung reaksi
1 pati terhidrolisis sempurna. Sedangkan pada tabung 1B ditambahkan 3 tetes
reagen benedict lalu dipanaskan diatas penangas air. Reagen benedict disini
digunakan sebagai indikator bahwa pati sudah terhidrolisis atau tidak. Pati
merupakan polisakarida yang tersusun atas sukrosa dan laktosa. Jika pati sudah
terhidrolisis sempurna, maka laktosa akan bereaksi dengan reagen benedict
membentuk endapan merah bata. Setelah dipanaskan tidak terbentuk endapan
merah dikarenakan laju reaksi terhambat oleh suatu pengotor. Persamaan reaksi
sesuai teori adalah:
72
CH2OH CH2OH
O O
H2O
OH OH
O H+
O O
OH OH
Amilum
CH2OH CH2OH
OH
O O O
OH OH +
OH
Laktosa
OH OH
CH2OH CH2OH
OH
O O O
OH OH
+ 2 Cu2+ + 5 OH-
OH
Laktosa
OH OH
CH2OH CH2OH
OH
O O OH-
73
dalam tabung reaksi ini akan bereaksi dengan iodin membentuk larutan
berwarna ungu kehitaman. Oleh karena pada tabung reaksi 2 menghasilkan
warna ungu kehitaman, maka pada tabung 2 pati hanya terhidrolisis
sebagian. Sedangkan pada tabung 2B ditambahkan 3 tetes reagen benedict
lalu dipanaskan diatas penangas air. Reagen benedict disini digunakan
sebagai indikator bahwa pati sudah terhidrolisis atau tidak. Pati merupakan
polisakarida yang tersusun atas sukrosa dan laktosa. Jika pati sudah
terhidrolisis sempurna, maka laktosa akan bereaksi dengan reagen
benedict membentuk endapan merah bata. Setelah dipanaskan tidak
terbentuk endapan merah. Terbentunya endapan merah bata (Cu2O)
menandakan bahwa pati sudah terhidrolisis sempurna. Setelah dipanaskan
tidak terbentuk endapan merah bata. Jadi, pada tabung 2 pati hanya
mengalami hidrolisis sebagian.
Pada tabung 3 ditambahkan 2 mL air larutan tidak berwarna.
Kemudian didiamkan pada suhu kamar. Kemudian ditambahkan 3 mL air
larutan tetap tidak berwarna. Lalu campuran larutan ini dibagi menjadi 2
tabung, pada tabung 3A dilakukan tes iodine dengan meneteskan 1 tetes
iodine ke dalam larutan. Mula-mula iodin berwarna coklat kemerahan.
Setelah penambahan iodin dihasilkan larutan berwarna ungu kehitaman
(++). Penambahan iodin bertujuan sebagai indikator apakah pati sudah
terhirolisis sempurna atau tidak. Karena jika pati tidak terhidrolisis
sempurna, maka pati yang terdapat dalam tabung reaksi ini akan bereaksi
dengan iodin membentuk larutan berwarna ungu kehitaman. Oleh karena
pada tabung reaksi 3 menghasilkan warna ungu kehitaman, maka pada
tabung 3 pati tidak terhidrolisis. Sedangkan pada tabung 3B ditambahkan
3 tetes reagen benedict lalu dipanaskan diatas penangas air. Reagen
benedict disini digunakan sebagai indikator bahwa pati sudah terhidrolisis
atau tidak. Pati merupakan polisakarida yang tersusun atas sukrosa dan
laktosa. Jika pati sudah terhidrolisis sempurna, maka laktosa akan bereaksi
dengan reagen benedict membentuk endapan merah bata. Setelah
dipanaskan tidak terbentuk endapan merah bata. Jadi, pada tabung 3 pati
tidak terhidrolisi.
74
J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Pada percobaan tes Molish; sukrosa, glukosa, amilum dan fruktosa
merupakan karbohidrat karena ketika diuji dengan pereaksi Molish
menunjukkan hasil larutan berwarna ungu.
2. Pada percobaan Tes Seliwanoff; fruktosa mengandung ketosa
karena mengalami perubahan warna dalam waktu melebihi 2 menit.
3. Pada percobaan tes Barfoed, glukosa merupakan monosakarida
karena terbentuk endapan merah bata.
4. Pada percobaan Tes Tollens; yang mengandung gugus aldosa
adalah laktosa dan sukrosa yang ditandai dengan terbentuknya
cermin perak.
5. Pada percobaan Tes Fehling; sampel yang termasuk gula pereduksi
adalah laktosa, sukrosa, dan fruktosa ditandai dengan adanya
endapan merah.
6. Pada percobaan Tes Benedict; sampel yang termasuk gula
pereduksi adalah sukross, laktosa, dan fruktosa karena terbentuk
endapan merah bata.
7. Pada percobaan Hidrolisis Sukrosa; sukrosa mengalami hidrolisis
sempurna pada tabung 1, sedangkan pada tabung 2 dan 3 hanya
mengalami hidrolisis sebagian.
8. Pada percobaan Hidrolisis Pati; pati mengalami hidrolisis sempurna
pada tabung 1, sedangkan pada tabung 2 mengalami hidrolisi
sebagian dan tabung 3 tidak mengalami hidrolisis.
75
K. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M.. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah.
Jakarta : Gramedia.
Austin, George T. 1984. Shreve’s Shemical Process Industries5th Edition.
Singapore : McGraw-Hill Book Company.
Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1982. Kimia Organik Jilid 2 Edisi ke-
3. Jakarta: Erlangga.
Schreck, J.O. dan Loffredo, W.M. 1994. Qualitatif Testing for
Carbohydrates. Pennsylvania�: Chemical Education
Resources, Inc. 29 Mar 2017 21:12,
Hard, Harold. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
76
L. LAMPIRAN
1. JAWABAN PERTANYAAN
1. Tulislah senyawa penyusun reagen-reagen yang digunakan dalam uji
pengenalan karbohidrat
Jawab :
a. Reagen Molish
Reagen Molish merupakan campuran antara α-naftol dalam
etanol.
(α-naftol)
b. Reagen Seliwanoff
Reagen Seliwanoff adalah reagen campuran antara resorsinol
dalam larutan HCl 5N.
(resorsinol)
c. Reagen Barfoed
Reagen Barfoed adalah reagen campuran antara Cu(CH3COO)2
dalam CH3COOH.
d. Reagen Tollens
Reagen Tollens adalah reagen yang dibuat dari larutan AgNO3,
larutan NaOH, dan larutan NH4OH encer.
2AgNO3 (aq) + 2NaOH (aq) Ag2O (s) + 2NaNO3 (aq) + H2O
(l)
Ag2O (s) + 4NH4OH (aq) 2[Ag(NH3)2]OH (aq) + 3H2O (l)
e. Reagen Fehling
77
Reagen Fehling adalah campuran antara larutan Fehling A
(CuSO4) dan Fehling B (KNa-Tartarat dalam NaOH)
f. Reagen Benedict
Reagen Benedict adalah reagen yang dibuat dari larutan CuSO4,
Na-sitrat, Na2CO3
78
Reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata.
79
dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan
sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Sehingga sukrosa juga
tidak bersifat pereduksi.
Sukrosa Laktosa
80
2. DOKUMENTASI
3 Tes Seliwanoff,
Sampel + reagen
seliwanoff dan
dipanaskan
81
4 Tes Barfoed, hasil Hanya sampel
dari sampel + glukosa yang
reagen barfoed dan terdapat endapan
dipanaskan merah setelah
pemanasan 2 menit
82
7 Tes Benedict, hasil Glukosa dan
dari sampel amilum tidak
ditambahkan berubah warna,
dengan larutan tetapi sukrosa
benedict dan fruktosa dan
dipanaskan laktosa berubah
warna dan terdapat
endapan merah
83