Professional Documents
Culture Documents
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
III. TUJUAN :
1. Dapat melakukan prinsip-prinsip dasar dalam reaksi pengenalan
karbohidrat
2. Dapat melakukan pengujian adanya monosakarida dan disakarida
3. Dapat melakukan pengujian adanya gula pereduksi
4. dapat melakukan hidrolisis polisakarida dan disakarida
5. Dapat menguji hasil hidrolisis disakarida dan polisakarida
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n,
dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis, disusun oleh dua sampai
delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik
dalam jaringan hewan maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan,
karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan
hewan, karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidrat yaitu, untuk sumber
energi, pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, penawar
racun, baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak lagi manfaat-manfaat
yang lainnya.
Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam
pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi
dalam tiga golongan yaitu :
1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang
lebih sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada
[1]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
molekulnya, dan gugus aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa
dan ketosa. Monosakarida merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon
asimetrik, contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.
2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan
disakarida, contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.
3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida
yang berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul
monosakarida, contoh : glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa.
Berfungsi untuk penyimpanan karbohidrat.
1. Uji Molish
Pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi ini sangat efektif untuk
uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa
furfural atau furfural yang tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural. Warna merah ungu yang
terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan α-naftol.
Selain dari furfural dapat terkondensasi dengan bermacam-macam senyawa fenol atu amin
memberikan turunan yang berwarna. Uji molish adala uji umum untuk karbohidrat walaupun
hasilnya bukan merupakan reaksi yang spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negated
merupakan petunjuk yang jelas tidak adanya karbohidrat dalam sample.
2. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Uji ini
didasrkan atas terjadinya perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulenat
dan 4-hidroksimetil furfural, yang selanjutnya terjadi kondensasi 4-hidroksimetil furfural
dengan resorsonol (1,3-dihydroksibenzen0 yang dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa
[2]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah
banyak dapat juga memberi warna yang sama.
3. Uji Barfoed
Pereaksi Barfoed merupakan larutan tembaga asetat dalam air yang ditambahkan
asam asetat atau asam laktat. Pereaksi ini digunakan untuk membedakan monosakarida dan
disakarida dengan cara mengontrol kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan.
Senyawa Cu2+ tidak membentuk Cu(OH)2 dalam suasana asam. Jadi Cu2O terbentuk lebih
cepat oleh monosakarida dari pada oleh disakarida.
4. Uji Benedict
Uji Benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu+2 menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid atau ketom bebas. Pereaksi Benedict mengandung CuSO4, Na2CO3
dan Na-sitrat. Pada proses reduksi dalam dalam ssuasana basa biasanya di tambah zat
pengompleks, seperti sitrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3 dalam larutan
natrium bikarbonat. Larutan tembaga alkalis dapat di reduksi oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid bebas atau monoketo bebas.
Disakarida seperti maltosa dan laktisa dapat mereduksi larutan Benedict karena
mempunyai gugus keto bebas. Uji Benedict dapat pula dipakai untuk memperkirakan
konsentrasi karbohidrat bebas karena berbagai konsentrasi karbohidrat akan membetikan
intensitas warna yang berlainan.
Pati jika direaksikan dengan Iodium akan menghasilkan senyawa kompleks yang
berwarna biru/ungu. Iodine akan berada di bagian tengah polimer amilosa yang berbentuk
heliks. Akan tetapi struktur atatu ikatan antara iodium dengan pati belum diketahui dengan
[3]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
pasti. Intensitas warna biru yang terjadi tergantung para panjang unit polimer amilosa.
Dextrin dengan iodium akan menghasilkan warna merah anggur.
[4]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
8. HCl 6 M
9. NaOH 3M
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
2. Tes Seliwanof
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
3. Tes Barfoed
[7]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
[8]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
4. Tes Tollens
[9]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
5. Tes Fehling
[ 10 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
6. Tes Benedict
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
7. Hidrolisis Sukrosa
0,5 mL sukrosa
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
1A 1B 2A 2B 3A 3B
8. Hidrolisis pati
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
[ 14 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
1. Tes Molish
2-5 tetes cuplikan 1) Sukrosa + Culipkan
(sukrosa,glukosa,amilum) Molish =
(sukrosa,
+ 5 tetes pereaksi Molish larutan merah
+7 tetes H2SO4 pekat ke bata (++) glukosa,
dalam dasar tabung amilum)
Didiamkan selama 2 2)Glukosa +
Molish = larutan terbentuk
menit
Diencerkan dengan 5mL merah bata cincin ungu
air 3)Amilum + yang
Molish = larutan
merah bata (+) menandakan
terdapat
Setelah di + H2SO4 karbohidrat.
1) larutan merah
bata endapan
hitam, terbentuk
cincin ungu
(+++)
2) larutan merah
bata endapan
hitam, terbentuk
cincin ungu (+)
3)larutan merah
bata endapan
hitam, cincin
ungu (++)
[ 15 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
[ 16 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
[ 17 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Fehling + laktosa =
biru (+++) jernih
1 menit = coklat
(+++)
4 menit = Endapan
(++) lapisan atas
biru
Fehling + sukrosa
= biru (+++) jernih
1 menit = coklat
(++)
4 menit = endapan
(+) lapisan atas
biru
[ 18 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Tabung 3 terhidrolisis
+ 1 mL air
Diamkan pada suhu
kamar
+1,5 mL air
[ 19 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Setelah dipanaskan
I A = larutan biru
kehijauan (++)
II A = larutan biru
(++)
III A = larutan biru
kehijauan (+)
[ 20 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Dilakukan uji
iodine,
Tabung I = tak
berwarna
Tabung II = ungu
(++)
Tabung III= ungu
(+)
Setelah ditambah
benedict,
[ 21 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Tabung I = larutan
biru (+++)
Tabung II = larutan
biru (+)
Tabung III=
larutan biru (+)
VIII. PEMBAHASAN
1. Tes Molish
[ 22 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
H2O
C6H12O6 3 H2O + HO O
C C
H2 H
hidroksimetil furfural
OH O
HO O
+
C C HO
H2 H H2
C C
H2 O
alfa-naftol
HO2S SO2H
OH
senyawa kompleks warna ungu
Ketika sukrosa ditambah pereaksi Molish, sukrosa akan terhidrolisis oleh H2SO4
pekat muncul endapan merah hingga akhirnya ungu kehitaman. Warna ungu kehitaman
menunjukkan bahwa cuplikan tersebut adalah karbohidrat ( tes + ). Sukrosa merupakan
disakarida dari glukosa dan fruktosa
[ 23 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
CH2OH
OH CH2OH
OH O O CH2OH OH
O
OH
H2O
+ H2SO4 + OH
OH
CH2OH OH
O OH CH2OH
OH OH
OH
OH
Sukrosa Glukosa Fruktosa
Ketika glukosa ditambah pereaksi Molish, campuran glukosa dan pereaksi molish (α-
naftol) dan direaksikan dengan H2SO4 pekat akan menghasilkan hidroksimetil furfural
sehingga terbentuk warna merah endapan pertama kali, akhirnya menjadi ungu kehitaman.
Warna ungu kehitaman membuktikan bahwa glukosa merupakan karbohidrat berbentuk
monosakarida ( tes positif )
Ketika amilum ditambah pereaksi Molish, campuran amilum dan pereaksi molish (α-
naftol) dan direaksikan dengan H2SO4 pekat akan terhidrolisis sehingga muncul merah dan
akhirnya menjadi ungu kehitaman. Warna ungu kehitaman membuktikan bahwa amilum
merupakan karbohidrat, berbentuk polisakarida (tes positif ).
[ 24 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
CH2OH
CH2OH
O OH
O
H2SO4, H2O
OH n- OH
OH
OH OH
OH
OH
n
Amilum n-Glukosa
2. Tes Seliwanof
Pereaksi seliwanof mengandung resorsinol dalam HCl 6M, seperti ditunjukkan pada
reaksi berikut :
OH
HO O O
HO O
C C +
H2 H
OH
hidroksimetil furfural
resorsinol
CH2OH
Pada percobaan, tidak muncul warna kuning jernih yang semestinya terjadi selama
lebih dari 10 menit, hal ini disebabkan karena reaksi kondensasi resorsinol dengan
[ 25 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
furfural/hidroksimetil furfural tidak maksimal sehingga perubahan warna tidak terjadi. Jika
perubahan warna memerlukan waktu diatas 10 menit, dinyatakan negatif.
Dalam percobaan ini, cuplikan ditambah dengan pereaksi seliwanof dihasilkan tidak
terjadi perubahan warna pada larutan dengan pemanasan dilakukan selama 13 menit. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tes ini cuplikan dinyatakan negatif.
3. Tes Barfoed
CH2OH CH2OH
CH2OH
O OH O
OH
H2O
OH C Cu(CH3COO)2
OH OH
H COO-
OH Cu2O
CH3COOH +
OH OH
OH
endapan
OH OH merahbata
OH
D-glukopiranosa
Penambahan pereaksi Barfoed pada amilum, setelah dipanaskan 2 menit larutan biru,
tidak terjadi endapan. Bahkan setelah dipanaskan lagi 10 menit, larutan tetap biru dan tidak
ada endapan. Berarti amilum bukan monosakarida.
Penambahan pereaksi Barfoed pada glukosa, setelah dipanaskan 2 menit larutan biru,
terdapat endapan merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa merupakan monosakarida.
Penambahan pereaksi Barfoed pada laktosa, setelah dipanaskan 2 menit larutan biru,
tidak terjadi endapan merah bata. Dipanaskan lagi lebih dari 10 menit (tepatnya 12 menit)
terbentuk sedikit endapan merah bata. Hal tersebut menunjukkan bahwa laktosa bukan
sakarida yang tunggal (bukan monosakarida), tetapi disakarida (2 sakarida).
[ 26 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
4. Tes Tollens
Tes dengan pereaksi Tollens didasarkan pada mudahnya gugus aldehid dioksidasi
menjadi asam karboksilat. Terbentuknya cermin perak menunjukkan tes positif adanya gugus
aldehid (gula pereaksi pada karbohidrat) dengan reaksi sebagai berikut :
CH2OH CH2OH
CH2OH
O OH O
OH
H2O
OH C [Ag(NH3)2]+
OH OH
H CO2-
OH Ag
OH- +
OH OH
OH
cermin perak
OH OH
OH
D-glukopiranosa
asam-D-glukonat
Ketika sukrosa ditambahkan pereaksi tollens menujukkan tes positif, terbentuk cermin
perak sedikit sekali. Seharusnya sukrosa tidak dapat mereduksi pereaksi tollens karena tidak
mempunyai gugus aldehid dengan karbon anomer. Hal ini disaebabkan sebelum mereduksi
pereaksi tollens, sukrosa terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa. Glukosa inilah yang
mengandung gugus aldehid sehingga dapat mereduksi larutan tollens membentuk cermin
perak (Ag).
Ketika amilum ditambah pereaksi tollens menunjukkan tes negative, karena amilum
mempunyai hemiasetal pada satu ujung dari molekulnya, tetapi ujung ini hanya sebagian
kecil dari keseluruhan dan tidak mengarah ke reaksi yang di amati. Akibatnya, amilum tidak
dapat mereduksi pereaksi tollens dan amilum dikatakan bukan gula pereduksi.
Ketika laktosa dan glukosa ditambahkan pereaksi tollens menunjukkan tes positif,
Karen laktosa dan glukosa mempunyai atom C anomer yang merupakan bagian dari gugus
hemiasetal. Akibatnya, laktosa dan glukosa berada dalam kesetimbangan pada larutan dengan
[ 27 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
aldehid rantai terbuka, sehingga laktosa dan glukosa dapat mereduksi pereaksi tollens
membentuk cermin perak. Laktosa dan glukosa adalah gula pereduksi.
5. Tes Fehling
O O
CH2OH CH2OH
O
OH
2+ -
OH
OH + 2 Cu (tartarat) + 5 OH CO2- + Cu O + 3 H2O
OH 2
OH OH endapan
merah
OH
bata
OH
D-glukopiranosa asam-D-glukonat
Ketika amilum ditambah Pereaksi Fehling menunjukkan tes negatif, tidak terbentuk
endapan merah bata. Hal ini disebabkan amilum mempunyai hemiasetat pada satu ujung dari
tiap molekulnya, tetapi ujung ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan dan tidak mengarah
pada reaksi yang diamati. Akibatnya amilum tidak dapat mereduksi larutan Fehling dan
Amilum tergolong gula non reduksi.
Ketika sukrosa ditambah Pereaksi Fehling menunjukkan tes positif, terbentuk sedikit
sekali endapan merah bata. Seharusnya sukrosa tidak dapat mereduksi larutan Fehling karena
tidak mempunyai gugus aldehide dengan C anomer. Hal ini disebabkan sebelum mereduksi
[ 28 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
larutan Fehling sukrosa terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa. Glukosa inilah yang
mengandung gugus aldehide sehingga dapat mereduksi larutan Fehling membentuk endapan.
Ketika laktosa ditambah Pereksi Fehling menunjukkan tes positif, terbentuk endapan
merah bata. Hal ini dikarenakan Laktosa dan glukosa mempunyaikarbon anomerik yang
merupakan bagian dari suatu gugus hemiasetal. Laktosa dan glukosa berada dalam
kesetimbangan pada larutan dengan aldehide rantai terbuka, sehingga dapat mereduksi
larutan Fehling menjadi merah bata.Laktosa dan glukosa adalah Gula pereduksi.
6. Tes Benedict
Pereaksi Benedict mengandung atom Cu yang terikat sebagai kompleks dan dapat
mengoksidasi gula pereduksi dengan reaksi sebagai berikut :
O O
C
+ 2 Cu2+ (sitrat) + Cu2O
C
R H R OH
endapan
merah bata
CH2OH
CH2OH
O
OH
OH + 2 Cu2+ (sitrat)
OH
OH
COOH + Cu2O
OH endapan
OH merah
bata
OH
OH
D-glukopiranosa asam-D-glukonat
Ketika amilum dan sukrosa ditambah larutan Benedict, menunjukkan tes negatif, tidak
terbentuk endapan merah bata, Larutan untuk cuplikan amilum tetap berwarna biru muda
sedangkan untuk sukrosa berwarna biru kehijauan. Hal ini disebabkan amilum dan sukrosa
mempunyai bentuk hemiasetal dengan karbon anomerik pada salah satu ujung dari tiap
[ 29 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
molekulnya, tetapi ujung ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan dan tidak mengarah pada
reaksi yang diamati. Akibatnya amilum( polisakarida ) dan sukrosa ( disakarida ) tidak dapat
mereduksi larutan Benedict dan keduanya tergolong gula non pereduksi.
Ketika laktosa dan Glukosa dan Larutan Benedict menunjukkan tes positif, terbentuk
endapan merah bata , larutan untuk laktosa tetap berwarna biru muda sedangkan untuklukosa
larutannya tidak berwarna. Hal ini disebabkan karena keduanya mengandung suatu gugus
hemiasetal dengan karbon anomerik bebas, sehingga didalam air gugus ini berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk aldehide rantai terbuka. Akibatnya glukosa dan laktosa dapat
mereduksi pereaksi Benedict membentuk endapan merah bata Cu2O dan tergolong gula
pereduksi.
7. Hidrolisis Pati
H2 O
Sukrosa Glukosa + Fruktosa
+
H
8. Hidrolisis Pati
[ 30 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Campuran pati dan iodine memberikan warna biru tua. Hal ini dikarenakan
terbentuknya kompleks iodine-pati. Mekanisme pembentukan kompleks yang berwarna ini
tidak diketahui, namun ada pemikiran bahwa molekul-molekul iodine tertahan dipermukaan
β-amilosa.
Uji terhadap hasil hidrolisis pati dilakukan dengan menambahkan pereaksi Benedict
yang menghasilkan larutan berwarna biru tua atau biru keunguan yang lama-kelamaan
berubah membentuk dua lapisan, lapisan atas berwarna biru tua sedangkan lapisan bawah
terbentuk seperti endapan biru kehitaman.
H2 O H2 O
Pati Maltosa D-Glukosa
H+ H +
1. Reagen Molisch
Terdiri atas Alfa-naftol berfungsi sebagai indicator warna untuk memudahkan saja,
sedangkan H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis glukosa (heksosa) hidroksimetil
fufural atau arabinosa (pentosa) furufural. Reaksi Molisch ini positif untuk semua
karbohidrat.
Rumus ᾳ-naftol
O
O
OH f urfural
[ 31 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
HO OH HO
O
HO
HO OH O
glucose hydroxymethyl f urf ural
Reagen Selliwanof
Reaksi selliwanof adalah suatu reaksi untuk mengidentifikasi adanya gugus keton
pada suatu sakarida. Reagen selliwanof terdiri atas 0,5% resorsinol dan 5 N HCl .
Rumus Resorsinol
HO OH
Reagen Barfoed
Terdiri atas senyawa tembaga asetat. Reagen Barfoed merupakan asam lemah dan
hanya direduksi oleh monosakarida.
Reagen Benedict
Terdiri atas :
3. Na2CO3 : sebagai alkali yang mengubah gugus karbonil bebas dari gula menjadi
bentuk enol yang reaktif.
Reagen Tollens
[ 32 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Reagen Fehling
2. Percobaan Molisch
Prinsip : kondensasi dari hidroksi metal furfural (heksosa) atau furfural (pentosa)
dengan alfa-naftol membentuk suatu cincin berwarna ungu.
Percobaan Seliwanof
Reaksi selliwanof adalah suatu reaksi untuk mengidentifikasi adanya gugus keton
pada suatu sakarida. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. HCl akan
mengubah heksosa menjadi hidroksi metal furfural yang kemudian akan bereaksi
dengan resorsinol membentuk kompleks yang berwarna merah.
Percobaan Barfoed
Percobaan Benedict
Prinsip reaksi ini didasarkan pada terbentuknya endapan merah bata, maka cuplikan
mengandung gula pereduksi. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.
Percobaan Tollens
[ 33 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Prinsip reaksi ini didasarkan pada terbentuknya cermin perak (Ag) dan mengoksidasi
gugus aldehid menjadi gugus karboksilat. Akan tetapi, pada fruktosa yang
mengandung gugus ketosa dapat teroksidasi karena dalam larutan basa fruktosa
berada dalam kesetimbangan dengan dua aldehida diasteromik serta penggunaan
suatu zat antara tautomerik enadiol.
Percobaan Fehling
Pinsip reaksi ini didasarkan pada ion Cu2+ yang dapat mengoksidasi gugus aldehid,
tetapi tidak dapat mereduksi gugus keton.
3. Glukosa dapat teroksidasi dengan pereaksi Tollens yaitu membentuk cermin perak
dan dengan Fehling membentuk endapan merah bata karena glukosa terhidrolisis
dengan adanya pemanasan sahingga rantai siklik dari glukosa (struktur Haworth) yang
tidak mengandung gugus aldosa terurai (desiklikisasi) menjadi struktur Fischer (rantai
terbuka) yang mengandung gugus aldosa. Olehkarena itu, glukosa menghasilkan uji
positif terhadap reagen Tollens dan Fehling.
CHO
H OH
CH2OH
HO H
O
H OH
OH H OH
OH OH
CH 2OH
[ 34 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
CH 2OH glukosa
O CH 2OH
O
OH
OH O OH
H2O
OH OH
OH
OH
CH2 OH
O
CH2 OH OH
OH O
OH
CH2 OH
OH CH2 OH
OH
sukrosa f ruktosa
OH O OH
CH2 OH
OH
O OH
CH 2OH OH H 2O OH
OH O O galaktosa
OH
OH
CH2 OH
O OH
OH
OH
laktosa OH
OH
glukosa
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict , maka sukrosa tidak
mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu2+ jika struktur Haworth terurai
(membentuk rantai terbuka), Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi
Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat
melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid
bebas dan alpha hidroksi keton. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan
[ 35 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap
unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat
bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat
mereduksi pereaksi benedict. Sehingga sukrosa juga tidak bersifat pereduksi.
b) Hal ini terjadi karena sukrosa (disakarida) mempunyai sifat yang lemah dalam
mereduksi ion-ion Cu2+ dalam larutan tembaga (II) asetat, sehingga dalam uji barfoed
sukrosa (disakarida) mengalami perubahan yang lambat dibandingkan glukosa
(monosakarida).
XI. KESIMPULAN :
1. Tes molish digunakan untuk menguji karbohidrat secara umum. Pada tes Molish
ketiga cuplikan(amilum,sukrosa,glukosa) menghasilkan cincin warna ungu. Hal ini
menunjukkan bahwa tes positif. Ada karbohidrat di dalam amilum, sukrosa, dan
glukosa
2. Tes seliwanof didapatkan tes negatif. Karena perubahan warna pada cuplikan
(amilum,sukrosa,glukosa) setelah dilakukan pemanasan selama 13 menit tidak terjadi.
Karena waktu yang dibutuhkan melebihi 10 menit, maka tes dinyatakan negatif.
3. Tes barfoed digunakan secara umum untuk mengidentifikasi monosakarida dan
disakarida. Tes barfoed ditunjukkan dengan adanya endapan merah bata (Cu2O)
setelah pemanasan. Terdapat endapan merah bata pada pemanasan glukosa kurang
dari 10 menit. Hal ini menandakan bahwa glukosa adalah disakarida
4. Tes tollens digunakan untuk mengidentifikasi bahwa gugus aldehid pada karbohidrat
mudah dioksidasi menjadi asam karboksilat. Tes positif ditunjukkan dengan adanya
cermin perak (Ag) setelah pemanasan campuran. Setelah dipanaskan pada amilum +
tollens tidak terbentuk cermin perak menandakan tidak adanya gugus aldehid (gula
pereduksi). Tes positif ditunjukkan dengan adanya cermin perak (Ag) setelah
[ 36 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
pemanasan pada cuplikan sukrosa, glukosa, dan laktosa. Dalam ketiga cuplikan
terdapat gugus aldehid (gugus pereduksi).
5. Tes Fehling digunakan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi pada
karbohidrat. Amilum menunjukkan tes negative (-). Sukrosa, glukosa, laktosa
menunjukkan tes positif (+). Hal ini berarti pada sukrosa, glukosa, laktosa terdapat
gula pereduksi.
6. Tes benedict didapat endapan merah bata (Cu2O) setelah pemanasan glukosa dan
laktosa. Hal ini menandakan telah terjadi reaksi oksidasi pada glukosa (monosakarida)
dan laktosa (disakarida)
7. Untuk menghidrolisis sukrosa digunakan tes benedict atau tes seliwanof. Sehingga
dihasilkan dua monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa.
8. Tes iodine digunakan untuk mengidentifikasi reaksi hidrolisis pada pati. Campuran
larutan pati dengan iodine memberikan warna biru tua pekat / biru keunguan pada
larutan. Pada amilum yang telah ditambah asam,basa dan dilakukan pemanasan terjadi
hidrolisis sempurna karena adanya perubahan pH. Pada amilum yang ditambah air
dan dilakukan pemanasan terjadi hidrolisis amilum sebagian. Sedangkan pada sukrosa
yang hanya ditambah air dan tidak dilakukan pemanasan tidak terjadi hidrolisis
amilum.
[ 37 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
LAMPIRAN
Tes Seliwanof
[ 38 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
[ 39 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Hidrolisis Sukrosa
[ 40 ]
Laporan Resmi Praktikum Kimia Organik III
“ Pengenalan
Pengenalan Jenis-
Jenis-Jenis Karbohidrat”
Hidrolisis Pati
[ 41 ]