You are on page 1of 7

ANALISA

1. Terjadinya lubang – lubang dari sambungan pengelasan, diakibatkan pada saat


proses pengelasan terlalu cepat, solusinya lebih relax saat melakukan pengelasan.
2. Awal percobaan proses pengelasan sering menempel antara benda kerja dan
elektroda, dikarenakan saat proses pengelasan elektroda menempel saat proses
pengelasan, solusinya agak lebih di buat jarak antara elektroda dengan benda kerja.
3. Pada saat melakukan proses pengelasan terjadi pada bagian – bagian tertentu bolong
dikarenakan terlalu cepat pergerakan elektroda pada saat melakukan proses
pengelasan.
4. Pada saat melakukan kerja bangku, untuk membuat kampuh 45° sangat lama
dikarenakan lebar benda kerja terlalu pendek sehingga kikir mengenai ragum dahulu
kemudian kepada benda kerja.
5. Terdapat banyaknya spatter pada benda kerja hasil pengelasan yang diakibatkan
oleh jarak elektroda dengan benda kerja yang agak terlalu jauh.Solusinya menjaga
jarak antara elektroda dan benda kerja di jarak yang tepat atau benda kerja di lapisi
oleh cairan anti spatter.
6. Hasil pengelasan yang kurang rapid an tidak sejajar dikarenakan tangan praktikan
yang tidak stabil. Solusinya menggunakan dua tangan untuk menjaga kestabilan
dalam mengelas.

1
Kesimpulan

1. Praktikan dapat memahami teknik penyambungan dengan las busur listrik, jadi
teknik penyambungan dengan las busur listrik adalah proses dimana elektroda
dipanaskan lalu didekatkan dengan benda kerja.
2. Praktikan dapat memahami cara mengatasi kesalahan – kesalahan saat proses
pengelasan, contohnya kesalahan terlalu cepat saat proses pengelasan,
mengakibatkan proses penyambungan yang kurang baik.
3. Cara pengoperasikan peralatan las yaitu pada saat menggerakan elektroda jika
terlalu cepat bias menghasilkan bolong – bolong pada bagian yang di las, jika
terlalu lama diam akan menghasilkan pengelasan yang lebih baik.
4. Memahami prinsip kerja proses kerja bangku yaitu adalah proses pengerjaan
sederhana menggunakan kikir, gergaji, dll. Dilakukan pada saat awal pengerjaan
part atau pada saat fiishing suatu part .
5. Peralatan yang digunakan pada saat praktikum proses kerja bangku:
 Ragum untuk menjepit benda kerja pada proses pengerjaan
 Kikir digunakan untuk meratakan permukaan dan sebagainya.
 Gergaji tangan untuk memotong benda kerja dan mengurangi ketebalan
benda kerja.
 Mistar siku digunakan untuk mengukur ukuran atau menguji ketegaklurusan
pada benda kerja
 Palu digunakan untuk memberi bentuk pada benda kerja.
6. Fenomena yang terjadi pada pengelasan las gas asitilen yaitu :
 Nyala Api Oksidasi adalah jenis nyala api yang mempunyai tekanan gas
oksigen lebih besar dibandingkan tekanan gas asetilen.
 Nyala karburasi adalah jenis nyala api yang mempunyai tekanan gas asetilen
lebih besar dibandingkan dengan tekanan gas oksigen.
 Nyala Api Netral atau tekanan gas oksigen dan asetilen seimbang adalah
jenis nyala api yang tekanan oksigen dan tekanan asetilen sama.

2
LAMPIRAN

Jenis – Jenis Pengelasan

1. Shielded Metal Arc Welding ( SMAW )


SMAW adalah salah satu jenis pengelasan yang menggunakan loncatan
electron ( busur listrik ) sebagai sumber panas untuk pencairan logam. Suhu busur
dapat mencapai 3300 º C , jauh diatas titik lebur baja , sehingga dapat mencairkan
baja secara serta merta/cepat ( instant ) . SMAW dapat menggunakan arus listik
bolak balik ( AC = alternating current ) maupun arus searah ( DC = direct current ) .
Terdapat dua jenis polaritas untuk pengelasan, yakni straight polarity / polaritas
lurus, dimana elektroda bermuatan ( – ) dan bahan induk bermuatan (+), dan
polaritas terbalik, dimana elektroda bermuatan (+) dan bahan induk bermuatan (–) .
SMAW menggunakan electrode batang (stick electrode) yang bersalut. Untuk
mengetahui sifat mekanis bahan las maka oleh AWS (American Welding Society)
dibuat sistim identifikasi yang tertulis pada coating.

Gambar 1. Proses SMAW

3
2. Gas Metal Arc Welding ( GMAW )
GMAW (Gas Metal Arc Welding) merupakan proses penyambungan dua
buah logam atau lebih yang sejenis dengan menggunakan bahan tambah yang
berupa kawat gulungan dan gas pelindung melalui proses pencairan. Gas pelindung
dalam proses pengelasan ini berfungsi sebagai pelindung dari proses oksidasi, yaitu
pengaruh udara luar yang dapat mempengaruhi kualitas las. Gas yang digunakan
dalam proses pengelasan ini dapat menggunakan gas argon, helium, argon+helium
dsb. Penggunaan gas juga dapat mempengaruhi kualitas las itu sendiri.
Proses pengelasan GMAW merupakan pengelasan dengan proses pencairan
logam. Proses pencairan logam ini terbentuk karena adanya busur las yang
terbentuk diantara kawat las dengan benda kerja. Ketika kawat las didekatkan
dengan benda kerja maka terjadilah busur las ( menghasilkan panas) yang mampu
mencairkan kedua logam tersebut (kawat las + benda kerja), sehingga akan mencair
bersamaan dan akan membentuk suatu sambungan yang tetap. Dalam proses ini gas
pelindung yang berupa gas akan melindungi las dari udara luar hingga terbentuk
suatu sambungan yang tetap.
Proses pengelasan GMAW menggunakan arus searah (DC) dengan posisi
elektroda pada kutub positif, hal ini sering disebut sebagai polaritas terbalik.
Polaritas searah jarang digunakan dalam proses pengelasan dikarenakan dalam
proses ini transfer logam tidak terjadi secara sempurna.

Gambar 2. Proses GMAW

4
3. Gas Tungsten Arc Welding
Gas tungsten arc welding (GTAW) adalah proses las busur yang
menggunakan busur antara tungsten elektroda dan titik pengelasan. Proses ini
digunakan dengan perlindungan gas dan tanpa penerapan tekanan. Proses ini dapat
digunakan dengan atau tanpa penambahan filler metal. GTAW telah menjadi sangat
diperlukan sebagai alat bagi banyak industri karena hasil las berkualitas tinggi dan
biaya peralatan yang rendah. Prinsip : Panas dari busur terjadi diantara elektrode
tungsten dan logam induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana
busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He)
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) menggunakan elektroda wolfram yang
bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda
wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair
elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut
mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel
keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada
saat pengelasan. Sebagai gas pelindung dipakai gas inert seperti argon, helium atau
campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam
yang akan dilas.

Gambar 3. Proses GTAW

5
Gambar 4. Hasil Pengelasan Aqbil Farhan I.

Gambar 5. Hasil Pengelasan Avip Zaenudin

6
Gambar 5. Hasil Pengelasan Oggy Rangga S.

Gambar 6. Dokumentasi

You might also like