You are on page 1of 15

PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN

FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS


PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN FRAUD


DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN
INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta)

Ety Meikhati1
Istiyawati Rahayu2

etymei.adreena@yahoo.com
1
STMIK Duta Bangsa Surakarta
2
APIKES Citra Medika Surakarta

ABSTRACT
College management autonomy which is regulated in Indonesian
Government Regulation number 4 in 2014 on non-academic fields, internal audit is
used to control and development of quality higher education. The position of
internal audit as a supporting activity such as finance, assets, organization and
human resources. This study aimed to examine the effect of the role of internal audit
and fraud prevention on the effectiveness of internal control at the Internusa
Foundation. The method used in this research is descriptive analysis method and
multiple linear regression analysis. The sample used in this study consisted of 37
respondents consisting of 4 managers of foundations, 3 foundation staff, 30
lecturers/staff APIKES and AKBID Citra Medika. Of the 37 questionnaires
distributed all the back and can be analyzed.
The results showed that (1) the role of internal audit affect the effectiveness
of internal controls, (2) the prevention of fraud significantly influence the
effectiveness of internal controls, and (3) the role of internal audit and fraud
prevention simultaneously significant effect on the effectiveness of internal control.
The role played by internal audit and fraud prevention simultaneous influence on
the effectiveness of internal controls by 71.2% and the remaining 28.8% is
influenced by other factors not examined. This study supports previous research
which revealed the importance of internal audit in institutions of higher education.

Keywords: the role of internal audit, fraud prevention, the effectiveness of internal
control

PENDAHULUAN perguruan tinggi. Peranan audit


Peranan audit internal pada saat internal diharapkan oleh manajemen
ini sangat diperlukan di berbagai dapat mencurahkan perhatian pada
institusi, tidak terkecuali untuk tugas pengelolaan, sedangkan tugas

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 77|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

pengawasan sehari-hari atas digunakan untuk pengendalian dan


perusahaan dapat dilaksanakan secara pengembangan mutu Pendidikan
lebih intensif dan efektif tanpa Tinggi.
mengurangi tanggungjawabnya Pada aspek non akademik
(Gusnardi, 2008). kedudukan audit internal sebagai
Undang-undang Sisdiknas Nomor supporting activity seperti keuangan,
20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa asset, organisasi dan sumberdaya
evaluasi pendidikan adalah kegiatan manusia dan kemahasiswaan
pengendalian, penjaminan dan memberikan kontribusi yang sangat
penetapan mutu pendidikan terhadap besar terhadap pencapaian tujuan
berbagai komponen pendidikan pada perguruan tinggi sehingga
setiap jalur, jenjang, maupun jenis memerlukan perhatian yang tinggi
pendidikan sebagai bentuk dari pula. Pada saat ini biaya pendidikan di
pertanggungjawaban, Indonesia sudah semakin tinggi
penyelenggaraan pendidikan. Pada terlebih institusi swasta. Semakin
Undang-undang Pendidikan Tinggi tinggi biaya pendidikan ditingkat
Nomor 4 tahun 2014 menjelaskan perguruan tinggi menyebabkan biaya
dasar dan tujuan serta kemampuan yang dikelola perguruan tinggi
Perguruan Tinggi untuk menjadi tidak sedikit. Untuk itu akan
melaksanakan otonomi, dievaluasi rawan sekali terjadinya fraud, baik itu
secara mandiri oleh Perguruan Tinggi penyalahgunaan asset (Asset
dengan membentuk organisasi Misappropriation) karena jumlah
pengawas dan penjamin mutu di asset yang ada dilingkungan
Perguruan Tinggi (Pasal 28 c, & 29 perguruan tinggi cukup banyak, fraud
ayat 7). Pada PP tersebut menyatakan dalam penerimaan biaya pendidikan
juga bahwa otonomi pengelolaan mahasiswa, biaya marketing atau
Perguruan Tinggi dilaksanakan biaya praktik mahasiswa yang cukup
berdasarkan pada prinsip tinggi juga bisa menjadi celah atau
akuntabilitas, transparansi, nirlaba, jalan untuk melakukan fraud.
penjaminan mutu, efektivitas dan Pengawasan yang lebih ketat perlu
efesiensi, Otonomi pengelolaan dilakukan dalam upaya mencegah
Perguruan Tinggi sebagaimana terjadinya perilaku penyimpangan
dimaksud diatas meliputi bidang melalui pengendalian internal
akademik dan bidang non akademik (internal control system).
(Pasal 22 ayat 3). Dalam penelitian ini Zakaria, Susela dan Zarina (2006)
lebih fokus pada bidang non melakukan penelitian dengan
akademik, dimana audit internal mengambil sampel lembaga

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 78|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

perguruan tinggi, yaitu 17 perguruan manajemen membuat sistem


tinggi negeri dan 49 perguruan tinggi pengendalian internal yang baik dan
swasta di Malaysia. Penelitian peranan audit internal dapat
tersebut bertujuan untuk memberikan membantu manajemen dalam
bukti tentang pembentukan fungsi mencegah penyimpangan atau fraud..
audit internal di lembaga pendidikan Jika pengendalian internal suatu
tinggi di Malaysia dan juga untuk satuan usaha lemah, maka
mendapatkan persepsi manajemen kemungkinan terjadinya kesalahan,
terhadap peranan dan ruang lingkup ketidakakuratan ataupun kecurangan
audit internal di lembaga perguruan dalam perusahaan sangat besar
tinggi. Studi ini mengungkapkan (Agoes, 2012:103). Sawyer,
pentingnya audit internal di lembaga Dittenhofer dan Scheiner (2006:358)
pendidikan tinggi dan karenanya, jika auditor internal ingin berhasil
kementerian pendidikan harus dalam mendeteksi kecurangan,
mempertimbangkan yang mereka harus mengembangkan
mengharuskan setiap lembaga kewaspadaan yang tinggi mengenai
pendidikan tinggi swasta untuk bagaimana fraud dapat terjadi dan
mendirikan sebuah fungsi audit mengapa. Dengan mengetahui apa itu
internal. fraud beserta jenis-jenisnya maka
Penelitian Mihret dan Aderajew dapat melakukan antisipasi dini atau
(2007) melalui studi kasus yang mencegah fraud, sekaligus bisa
dilakukan di lembaga perguruan memberikan respon yang tepat misal
tinggi di Ethiopia telah menyoroti dengan memberikan teguran atau
efektivitas audit internal sangat melaporkannya kepada pihak
dipengaruhi oleh kualitas audit manajemen.
internal dan dukungan manajemen, Pada penelitian ini variabel yang
sejalan dengan penelitian Al diteliti mengarah pada penelitian
Matarneh (2011) menunjukkan sebelumnya yaitu peranan audit dan
bahwa auditor internal efektivitas pengendalian internal dan
mempertimbangkan kompetensi, variabel lain yang ingin dimunculkan
objektivitas serta kinerja audit dalam penelitian ini, yaitu variabel
internal sama pentingnya dengan pencegahan fraud. Perbedaan
faktor yang mempengaruhi kualitas penelitian ini dengan penelitian
audit internal. sebelumnya adalah obyek yang
Sistem yang efisien dan efektif, digunakan. Pada penelitian ini penulis
menjaga harta, dan integritas data melakukan studi kasus disebuah
hanya dapat dicapai jikalau yayasan pendidikan, yaitu Yayasan

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 79|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

Internusa Surakarta. Yayasan tersebut 1. KAJIAN LITERATUR DAN


mengelola 2 buah perguruan tinggi PENGEMBANGAN
swasta kesehatan yaitu APIKES Citra HIPOTESIS
Medika dan AKBID Citra Medika 1.1. Pengertian Audit Internal
dan memiliki audit internal, dimana Menurut Surat Keputusan Ketua
kedudukannya berada dibawah ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan
Yayasan Internusa dan terpisah dari Nomor: Kep-496/BL/2008, audit
struktur organisasi Akbid-Apikes internal adalah suatu kegiatan
Citra Medika. Audit internal di pemberian keyakinan (assurance) dan
Yayasan Internusa bertanggung konsultasi yang bersifat independen
jawab langsung kepada Ketua dan obyektif, dengan tujuan untuk
Yayasan. Dengan demikian bagian meningkatkan nilai dan memperbaiki
audit internal mempunyai kedudukan operasional perusahaan, melalui
yang kuat dalam organisasi. pendekatan yang sistematis, dengan
Kedudukan atau posisi audit internal cara mengevaluasi dan meningkatkan
dalam struktur organisasi Yayasan efektivitas manajemen risiko,
Internusa mempengaruhi luasnya pengendalian, dan proses tata kelola
aktivitas fungsi yang dapat dijalankan perusahaan.
dan dipengaruhi independensi dalam Kuntadi (2009) apabila auditor
melaksanakan fungsinya. Dalam hal internal berkualitas atau berperan
pencegahan fraud, Yayasan Internusa dengan baik maka pengendalian
melakukan upaya pencegahan internal akan lebih baik dan dengan
melalui faktor penyebab fraud (fraud sendirinya kinerja organisasi akan
triangle). semakin meningkat. Soh dan Nonna
Berdasarkan uraian di atas (2011) dalam penelitiannya
peneliti ingin menggambarkan memberikan wawasan mengenai
bagaimana peranan audit internal, peranan dan tanggung jawab internal
pencegahan fraud dan efektivitas auditor (IA) serta fungsi dan faktor-
pengendalian internal yang ada di faktor yang dianggap perlu untuk
Yayasan Internusa, serta apakah menjamin efektivitasnya. Dalam
terdapat pengaruh secara signifikan menjalankan tugas auditor internal
antara peranan audit dan pencegahan harus mengacu pada Standar Auditor
fraud terhadap efektivitas Internal. Standar tersebut dikeluarkan
pengendalian internal Yayasan oleh Institute of Internal Audit (IIA)
Internusa? atau dikenal dengan Professional
Practices Framework (PPF) yang

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 80|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

meliputi Standar Profesional Audit mendefinisikan fraud sebagai suatu


Internal (SPAI). tindakan penipuan yang dilakukan
Peranan audit internal adalah untuk memperkaya diri sendiri
untuk membantu perusahaan dalam dengan melakukan perampasan hak
melakukan audit bagi kepentingan orang lain. Fraud dilakukan oleh
manajemen, memecahkan beberapa perorangan dan organisasi untuk
hambatan dalam sebuah organisasi memperoleh uang, properti, ataupun
dan mendukung upaya manajemen jasa dengan cara menghindari
untuk membangun budaya yang pembayaran, kerugian, kenyamanan
mencakup etika, kejujuran, dan pribadi, ataupun keuntungan bisnis
integritas. Sebaik apapun yang (Tjahjono, Josua, Budi, Jap, dan
dilakukan oleh audit internal dalam Yohana; 2013). Fraud terjadi akibat
pelaksanaan tugas namun apabila tiga hal, yaitu: incentive/pressure
integritas manajemen tidak (tekanan), opportunity (kesempatan)
mendukung dalam upaya memastikan dan Rationalization/ Attitude,
bahwa rekomendasi yang diberikan menurut penelitian yang dilakukan
oleh audit internal telah dilaksanakan, oleh Cressey pada tahun 1950.
maka hal tersebut menjadi sia-sia. Selama tahun 2012 setidaknya
Untuk menjalankan tugas dengan telah ada 5 (lima) Perguruan Tinggi
baik audit internal harus berada diluar yang diduga terlibat tindakan fraud.
fungsi lini suatu organisasi atau Walaupun demikian, hal tersebut
berada di luar hierarchy manajemen, masih berupa dugaan sehingga
tetapi tidak terlepas dari hubungan prinsip asas praduga tak bersalah
atasan-bawahan seperti lainnya atau harus tetap ditegakkan. Tindakan
idealnya langsung bertanggungjawab fraud yang terjadi di lingkungan
terhadap direktur. Audit internal Perguruan tinggi dapat diantisipasi
harus mampu menjaga obyektivitas lebih dini oleh pimpinan Perguruan
terhadap organisasi mereka dan Tinggi dengan cara mengidentifikasi
mampu mengidentifikasi ancaman jenis fraud yang dilakukan sehingga
terhadap statusnya. Obyektif adalah dapat diketahui gejala yang mungkin
keteguhan pendapat yang didasarkan terjadi atas tindakan tersebut (Dewi
atas fakta-fakta yang bisa diverifikasi, dan Nely, 2012). Coram, Ferguson
tidak bias dan tidak hanya tergantung dan Moroney (2008) menunjukkan
pada atasan. bahwa audit internal memberikan
1.2. Fraud (Kecurangan) nilai tambah melalui peningkatan
Banyak definisi mengenai fraud, kontrol dan pemantauan lingkungan
misalnya dalam Kamus Akuntansi dalam organisasi untuk mendeteksi

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 81|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

dan laporan dari penipuan, sejalan bentuk kebijakan dan prosedur yang
dengan penelitian Barac, Plant dan jelas sehingga mampu secara efektif
Motubatse (2009); Salameh et al. melakukan fungsi pengendalian
(2011). Walaupun audit internal tidak sekaligus meminimalisasi risiko yang
dapat menjamin bahwa kecurangan mungkin timbul. Sistem
tidak akan terjadi, namun ia harus Pengendalian Internal adalah segala
menggunakan kemahiran jabatannya komponen baik berupa proses,
dengan saksama sehingga diharapkan elemen-elemen maupun kegiatan,
mampu mendeteksi terjadinya yang terjalin erat dan berfungsi untuk
kecurangan dan dapat memberikan memastikan agar segala kegiatan
saran-saran yang bermanfaat kepada yang akan dan telah berjalan menuju
manajemen untuk mencegah kearah tujuan organisasi sebagaimana
terjadinya kecurangan. Ketika telah ditetapkan dan diselenggarakan
kelemahan dapat diidentifikasi audit dengan cara seefisien mungkin
internal melaporkan kepada (Pickett, 2003). Suatu pengendalian
manajemen untuk tindakan korektif. internal dikatakan efektif apabila
1.3. Efektivitas Pengendalian Internal memahami tingkat sejauh mana
Perlindungan terbaik sebuah tujuan operasi entitas tercapai, hukum
perusahaan terhadap penipuan dan dan regulasi yang berlaku dipatuhi.
penyimpangan adalah sistem Pengendalian internal terdiri dari lima
pengendalian internal yang efektif, komponen yang saling terkait.
dan manajemen memiliki tanggung Komponen pengendalian intern
jawab untuk mengembangkan dan menurut COSO adalah: lingkungan
melembagakan pengendalian ini, pengendalian (control environment),
sehingga mereka bertanggung jawab penaksiran risiko (risk assessment),
atas sistem pengendalian internal aktivitas pengendalian (control
yang rusak yang memungkinkan activities), informasi dan komunikasi
terjadinya perbuatan penipuan (informasi and communication), dan
(Josiah, Adediran dan Akpeti; 2012). pemantauan (monitoring).
Toray (2012) menyatakan 1.4. Pengembangan Hipotesis
Manajemen percaya sepenuhnya Menurut Zakaria, et al., (2006)
bahwa dalam rangka mengawasi menyatakan pentingnya audit internal
operasional dan juga mengamankan di lembaga pendidikan tinggi,
kekayaan perseroan, diperlukan didukung penjelasan Suryanto pada
sistem pengendalian internal sebagai pertemuan yang diadakan di Hotel
alat bantu. Sistem pengendalian Mutiara Yogyakarta (2013), bahwa
internal tersebut dinyatakan dalam audit internal membantu pimpinan

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 82|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

perguruan tinggi untuk memastikan H2: Pencegahan Fraud di


kepatuhan terhadap hukum, Yayasan Internusa
peraturan, dan kebijakan yang berlaku berpengaruh terhadap
di Perguruan Tinggi. Berdasarkan hal Efektifitas Pengendalian
tersebut, maka hipotesis yang Internal.
diajukan dalam penelitan ini adalah H3: Peranan Audit Internal dan
sebagai berikut: Pencegahan Fraud di
H1: Peranan Audit Internal Yayasan Internusa secara
Yayasan Internusa simultan berpengaruh
berpengaruh terhadap terhadap Efektifitas
Efektifitas Pengendalian Pengendalian Internal.
Internal. 2. METODE PENELITIAN
Terjadinya tindakan fraud Metode penelitian yang dipakai
membuat organisasi atau lembaga penulis dalam penelitian ini adalah
yang dikelola menjadi rugi. Perilaku metode studi empiris, yaitu penelitian
tersebut erat kaitannya dengan etika. terhadap fakta empiris yang diperoleh
Albrecht (2004) menyatakan bahwa berdasarkan observasi dan
faktor intergritas personal dalam pengalaman. Rumusan Masalah
fraud scale mengacu kepada kode etik dalam penelitian ini adalah rumusan
personal yang dimiliki oleh tiap masalah deskriptif dan asosiatif,
individu. Pada dasarnya, seorang karena ada variabel-variabel yang
pelaku fraud takut kalau akan ditelaah hubungannya serta
perbuatannya diketahui oleh orang tujuannya untuk kemudian disajikan
lain. Kondisi ini sangat tergantung gambaran secara terstruktur, faktual,
kepada implementasi pengendalian dan akurat mengenai fakta-fakta serta
intern (internal control). Albrecht hubungan antar variabel yang diteliti.
dalam Fraud Examination (2003) Dalam penelitian ini, rumusan
menjelaskan bahwa salah satu pilar masalah deskriptif yang digunakan
utama dalam memerangi fraud yaitu untuk mengidentifikasi/menjelaskan
pencegahan fraud (fraud prevention). tentang bagaimana peranan audit
Audit internal Yayasan Internusa internal, pencegahan fraud serta
dituntut untuk waspada terhadap bagaimana efektifitas pengendalian
setiap hal yang menunjukkan adanya internal yang ada di Yayasan
kemungkinan fraud. Berdasarkan hal Internusa.
tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitan ini adalah
sebagai berikut:

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 83|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

Peranan Audit Internal (X1)


Dimensi:
1. Tujuan, Kewenangan, dan
Tanggung Jawab
2. Independensi dan Objektivitas
3. Kecermatan dan Kehati-hatian Efektivitas Pengendalian
4. Jaminan Kualitas dan Internal (Y)
Pengembangan Program
(Standar Profesional Audit nternal) Dimensi:
1. Lingkungan Pengendalian
Pencegahan Fraud (X2) 2. Penaksiran Risiko
Dimensi: 3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
1. Kesempatan (Opportunities)
5. Pemantauan (Monitoring)
2. Insentif/Tekanan (Pressure)
(COSO)
3. Pembenaran (Rationalization)

(fraud triangle)

Gambar 1
Model Penelitian
Dalam penelitian ini, rumusan 2.1. Populasi dan Sampel Penelitian
masalah assosiatif yang digunakan Populasi dalam penelitian ini
adalah dalam bentuk kausal yaitu adalah Yayasan Internusa terdiri dari
hubungan yang bersifat sebab akibat. pengelola dan staf yayasan, 2
Jadi disini ada variabel independen perguruan tinggi yaitu AKBID-
(variabel yang mempengaruhi) dan APIKES Citra Medika. Dari populasi
dependen (dipengaruhi). Dalam yang ada yang dijadikan sampel
penelitian ini yang menjadi variabel adalah 4 pengelola dan 3 staf yayasan,
bebas adalah peranan audit internal Dosen/karyawan yang ada di 2
(X1) dan pencegahan fraud (X2) dan perguruan tinggi yaitu AKBID-
yang menjadi variabel terikat adalah APIKES Citra medika Surakarta yang
efektifitas pengendalian internal (Y). sudah bekerja lebih dari 1 tahun yaitu
Untuk memperjelas pengaruh dari sejumlah 30 orang (tidak termasuk
masing-masing variabel tersebut, satpam dan obey/umum). Jadi Total
maka disajikan dalam model sampel adalah 37 orang.
penelitian pada gambar 1.

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 84|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

2.2. Teknik Pengumpulan Data dan perhitungan dengan menggunakan


Analisis Data derajat bebas (df) dengan
Pengumpulan data primer menggunakan tingkat signifikansi
dilakukan dengan cara survey 5%. Berdasarkan hasil uji validitas
menggunakan kuesioner. Data yang yang dilakukan pada tiap-tiap item
dihimpun dari hasil kuesioner pernyataan kuesioner menunjukkan
tersebut kemudian dibandingkan bahwa ketiga variabel menunjukkan
dengan landasan teori yang relevan nilai r hasil dari Correlated Item Total
atau yang dituangkan kedalam Correlation lebih besar dari nilai r
indikator-indikator penelitian. table, artinya data dinyatakan valid.
Analisis data yang digunakan peneliti Untuk variabel peranan audit internal
adalah analisis deskriptif dan analisis (X1) yang berjumlah 14 butir
regresi linear berganda. Analisis pernyataan, dari pernyataan 1 sampai
deskriptif merupakan analisis yang 14 dinyatakan valid dan sesuai
memaparkan secara kualitatif dengan data yang dibutuhkan.
perkembangan data-data yang ada, Variabel pencegahan fraud (X2) yang
baik data dalam bentuk table maupun berjumlah 10 butir pernyataan, dari
grafik. Untuk memperkuat analisis pernyataan 1 sampai 10 dinyatakan
empirik yang disesuaikan dengan valid. Variabel efektivitas
hasil jawaban daripara responden. pengendalian internal (Y) terdiri dari
Regresi Linier berganda digunakan 20 butir pernyataan, dari pernyataan 1
untuk mengetahui seberapa besar sampai 20 semuanya dinyatakan valid
pengaruh variabel bebas dari dan sesuai dengan data yang
penelitian ini yaitu: peranan audit dibutuhkan.
internal dan pencegahan fraud Uji reliabilitas digunakan untuk
terhadap variabel terikatnya mengukur/menunjukkan konsistensi
efektivitas pengendalian internal. alat ukur dalam mengukur gejala yang
3. HASIL PENELITIAN DAN sama. Pada variabel yang diteliti
PEMBAHASAN dapat dilihat dengan melihat nilai
3.1. Uji Kualitas Data Cronbach’s Alpha pada tabel
Valid tidaknya kuesioner dapat Reliability Statistics yang diolah
diketahui bila r hasil lebih besar dari dengan Software SPSS. Hasil
r table. Dimana r hasil merupakan perhitungan dengan menggunakan
angka yang terdapat dalam kolom software SPSS dapat dilihat pada
Correlated Item Total Correlation tabel 1 di bawah ini.
dan r table merupakan hasil

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 85|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

Tabel 1
Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


Peranan Audit Internal (X1) 0.818 Reliabel
Pencegahan Fraud (X2) 0.860 Reliabel
Efektivitas Pengendalian Internal (Y) 0.903 Reliabel
Sumber: Pengolahan Output SPSS
Hasil uji reliabilitas tersebut peranan audit internal Yayasan
menunjukkan bahwa semua variabel Internusa cukup berperan.
mempunyai koefisien alpha yang Analisis deskriptif mengenai
cukup besar yaitu diatas 0,60, pencegahan fraud, diperoleh modus
sehingga dapat dikatakan semua (mode) frekuensi nilai 4 ada pada skor
konsep pengukur masing-masing 59%, artinya upaya pencegahan fraud
variabel dari kuesioner adalah yang sudah dilakukan Yayasan
reliable, sehingga item-item pada Internusa sudah cukup memadai.
masing-masing konsep variabel Analisis deskriptif mengenai
tersebut layak digunakan sebagai alat efektivitas pengendalian internal,
ukur. diperoleh modus (mode) frekuensi
3.2. Analisis Deskriptif nilai 4 ada pada skor 65%, artinya
Analisis deskriptif mengenai bahwa pengendalian internal yang
peranan audit internal diperoleh hasil ada di Yayasan Internusa cukup
dengan melihat modus (mode) adalah efektif.
data yang sering muncul/terjadi. Dari 3.3. Analisis Regresi Linear
hasil tersebut diperoleh modus Berganda
(mode) frekuensi dari nilai 4 ada pada Analisis ini digunakan dan
skor 60%, berdasarkan pernyataan dimaksudkan untuk mengetahui
Munawaroh (2011) dengan kisaran pengaruh variabel peranan audit
antara 51% - 75% digolongkan dalam internal dan pencegahan fraud
kategori cukup, artinya bahwa terhadap efektivitas pengendalian
internal.
Persamaan umum regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
EP_INTER_Y = α+β1PA_INTER_X1+β2P_FRAUD_X2+e (1)
Dari hasil pengolahan koefisien determinasi atau adjusted R-Square dengan
software SPSS dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 86|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

Tabel 2
Hasil Uji Koefisien Determinasib

R R Square Adjusted R Squre Std. Error of the Estimate


.853 .728 .712 3.660

Berdasarkan hasil uji sebesar 71,2% dan sisanya 28,8%


determinasi diketahui bahwa nilai dipengaruhi oleh faktor lain yang
adjusted R square sebesar 0,712. Hal tidak diteliti.
ini menunjukkan bahwa besarnya Berdasarkan output software
peranan audit internal dan SPSS hasil analisis regresi linear
pencegahan fraud memberikan berganda dapat dilihat pada tabel 3 di
pengaruh secara simultan terhadap bawah, dihasilkan model regresi
efektivitas pengendalian internal linear berganda sebagai berikut:
Y = 16,341 + 0,765 X1 + 0,521 X2 + e (2) sebesar 0,765. Nilai koefisien
Berdasarkan hasil analisis pencegahan fraud adalah sebesar
regresi diperoleh nilai koefisien 0,521. Ini berarti bahwa setiap
peranan audit internal adalah sebesar kenaikan pencegahan fraud (X2) satu
0,765. Ini berarti bahwa setiap satuan maka variabel efektivitas
kenaikan peranan audit internal (X1) pengendalian internal (Y) akan naik
satu satuan maka variabel efektivitas sebesar 0,521.
pengendalian internal (Y) akan naik
Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 16.341 6.396 2.555 .015
PA_INTER_X1 .765 .252 .545 3.041 .005b .249 4.013
c
P_FRAUD_X2 .521 .277 .337 1.882 .068 .249 4.013
a. Dependent Variable: EP_INTER_Y
b. Derajat kepercayaan 5%
c. Derajat kepercayaan 10%

3.3.1. Variabel Peranan Audit Efektivitas Pengendalian


Internal (X1) terhadap Internal (Y)

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 87|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

Dari perhitungan didapat nilai ditarik kesimpulan bahwa variabel


signifikansinya untuk variabel pencegahan fraud memiliki pengaruh
peranan audit internal (X1) dengan yang signifikan terhadap variabel
derajat kepercayaan 5% adalah 0,005 efektivitas pengendalian internal.
< 0,05 maka Ho ditolak atau Ha Besarnya korelasi antara variabel
diterima. Dengan demikian ditarik pencegahan fraud dan variabel
kesimpulan variabel peranan audit efektivitas pengendalian internal
internal memiliki pengaruh yang adalah sebesar 0,337. Dilihat dari data
signifikan terhadap variabel bahwa keeratan hubungan antara
efektivitas pengendalian internal. variabel X dan variabel Y termasuk
Besarnya korelasi antara variabel kategori rendah, karena berada pada
peranan audit internal dan variabel kisaran 0,20 – 0,399.
efektivitas pengendalian internal 3.3.3. Uji F
adalah sebesar 0,545. Dilihat dari data Uji Simultan dengan F-test
bahwa keeratan hubungan antara digunakan untuk mengetahui
variabel X dan variabel Y termasuk apakah variabel-variabel
kategori sedang, karena berada pada independen secara simultan
kisaran 0,40 – 0,599 (Sugiyono, berpengaruh signifikan terhadap
2012:250). variabel dependen. Derajat
3.3.2. Variabel Pencegahan Fraud kepercayaan yang digunakan
(X2) terhadap Efektivitas adalah 0,05. Dari uji Anova atau F-
Pencegahan Fraud (Y) test yang dapat dilihat pada tabel 4
Dari perhitungan hasil analisis dibawah, didapat F hitung adalah
regresi didapat nilai signifikansinya 45,569 dan dengan probabilitas
untuk variabel pencegahan fraud (X2) 0,000. Probabilitas jauh lebih kecil
dengan derajat kepercayaan 10% dari 0,05 maka model regresi dapat
adalah 0,068 < 0,1 maka Ho ditolak digunakan untuk memprediksi
atau Ha diterima. Dengan demikian efektivitas pengendalian internal.
Tabel 4
Hasil Uji F

F Hitung Sig Interpretasi


45,569 .000 Signifikan pada 0,05

Pada output software SPSS p-value 0,000 < 0,05 artinya adalah
tersebut menunjukkan nilai F hitung Ho ditolak maka Ha diterima. Dengan
sebesar (45,569) > F tabel (3,28), dan demikian dapat disimpulkan bahwa

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 88|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

variabel peranan audit internal dan lembaga pendidikan tinggi.


pencegahan fraud secara simultan Dengan adanya peranan audit
berpengaruh signifikan terhadap internal dapat meningkatkan
efektivitas pengendalian internal. efektivitas pengendalian internal,
4. KESIMPULAN DAN SARAN sejalan dengan penelitian
4.1. Kesimpulan Kuntadi (2009) yang
Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa apabila
dan hasil uji regresi linear berganda auditor internal berperan dengan
dapat diambil kesimpulan sebagai baik maka pengendalian internal
berikut: juga akan lebih baik.
a. Berdasarkan deskripsi dari c. Berdasarkan hasil pengujian
responden peranan audit internal, hipotesis (H2), menunjukkan
pencegahan fraud dan efektivitas bahwa pencegahan fraud yang
pengendalian internal dengan dilakukan di Yayasan Internusa
melihat modus (mode) frekuensi berpengaruh signifikan terhadap
angka 4 yang sering muncul, skor efektivitas pengendalian internal.
berada pada kisaran 51% - 75%. d. Berdasarkan hasil pengujian
Berdasarkan pernyataan hipotesis (H3), menunjukkan
Munawaroh (2011) dengan bahwa peranan audit internal dan
kisaran antara 51% - 75% pencegahan fraud secara
digolongkan dalam kategori simultan berpengaruh signifikan
cukup. Peranan audit internal dan terhadap efektivitas
pengendalian internal di Yayasan pengendalian internal di Yayasan
Internusa cukup efektif, Internusa.
sedangkan pencegahan fraud 4.2. Saran
yang ada di Yayasan Internusa Penelitian ini hanya
cukup memadai. menggunakan 2 variabel bebas yaitu
b. Berdasarkan hasil pengujian peranan audit internal dan
hipotesis (H1), menunjukkan pencegahan fraud. Penelitian
bahwa peranan audit internal selanjutnya dapat mengembangkan
mempunyai pengaruh yang penelitian ini dengan menambah
signifikan terhadap efektivitas faktor-faktor lain seperti peranan top
pengendalian internal. Penelitian manajemen, dukungan manajemen
mengenai peranan audit internal serta faktor lain yang dapat
ini mendukung penelitian mendukung penelitian. Disarankan
Zakaria et.al (2006) mengenai agar peneliti selanjutnya memperluas
pentingnya audit internal di ruang lingkup penelitian tidak hanya

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 89|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

di Yayasan Internusa, akan tetapi di Governance, Ekuitas 12 (3).


Perguruan Tinggi baik swasta September 2008.
Internal Control - Integrated
maupun negeri.
Framework-Coso.
www.coso.org.
DAFTAR PUSTAKA Josiah, Mary; Adediran A. Samson,
Abdulah, Assegaf Ibrahim. 1993. dan Akpeti O. Elizabeth.
Kamus Akuntansi Edisi 2012. Evaluation Of Roles Of
Kedua. Jakarta: PT. Mario Auditors In The Fraud
Grafika. Detection And Investigation
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing In Nigerian Industries.
Petunjuk Praktis Pemeriksaan American Journal Of Social
Akuntan Oleh Akuntan Publik And Management Sciences, 3
Edisi 4 Buku. Jakarta: (2). 49-59.
Salemba Empat. Kuntadi, Cris. 2009. Peningkatan
Al Matarneh, Ghassan. F. 2011. Kapasitas Auditor Internal
Factors Determining the Dalam Pelaksanaan Reviu
Internal Audit Quality in Atas Laporan Keuangan.
Banks: Empirical Evidence Majalah Dwiwulanan BPK-RI
from Jordan. International No. 119/Agustus-September
Research Journal of Finance 2009/Tahun XXVIII.
and Economics, 73. 99-108. Laporan Tahunan. 2012.
Barac, K., Kato Plant dan K. Nebbel www.toray.co.id.
Motubatse. 2009. Perceptions Mihret, D. G. dan Aderajew W.
on the Value Added by South Yismaw. 2007. Internal audit
African Internal Audit effectiveness: an Ethiopian
Functions. African Journal of public sector case study.
Business Management, 3 (13). Managerial Auditing Journal,
980-988. 22 (5). 470-484.
Coram, P., Colin Ferguson, dan Munawaroh. 2011. Peranan
Robyn Moroney. 2006. The Pengendalian Internal dalam
Value of Internal Audit in Menunjang Efektivitas Sistem
Fraud Detection. Accounting Pemberian Kredit Usaha
and Finance , 1–32. Kecil dan Menengah. Studi
Coram, P., Colin Ferguson, dan Kasus di Koperasi Pegawai
Robyn Moroney, 2008. BRI Cabang Kediri. Jurnal
Internal Audit, Alternative Manajemen dan
Internal Audit Structures and Kewirausahaan, 13 (1). 76-82.
The Level of Pemerintah Republik Indonesia,
Misappropriation of Assets (2003), Undang-Undang
Fraud. Accounting and Republik Indonesia No. 20
Finance 48, 543–559. Tahun 2003 tentang Sistem
Gusnardi. 2008. Analisis Faktor Pendidikan Nasional, Jakarta.
Audit Internal dan Pemerintah RI. (2014). Peraturan
Pengaruhnya Terhadap Pemerintah Nomor 4 Tahun
Pelaksanaan Good Corporate 2014 tentang

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 90|
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN PENCEGAHAN
FRAUD DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL
(Studi Kasus Pada Yayasan Internusa Surakarta) ISSN : 1693-0827

Penyelenggaraan Pendidikan Y.R. Dewi Rozmita dan R Nely Nur


Tinggi dan Pengelolaan Apandi., Gejala Fraud dan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Peran Auditor Internal dalam
Sekretariat Negara RI. Pendeteksian Fraud di
Pickett. K. H. Spencer. 2003. The Lingkungan Perguruan Tingi
Internal Auditing Hand Book, (Studi Kualitatif), Jurnal
Second Edition, John Wiley, Simposium Nasional
New York, USA. Akuntansi XV Banjarmasin
Salameh, Rafat, Ghazi Al-Weshah, 2012.
Marwan Al-Nsour, dan Zakaria, Zamzulaila; Susela Devi S.,
Ahmad Al-Hiyari. 2011. dan Zarina Zakaria, (2006)
Alternative Internal Audit "Internal Auditors: Their Role
Structures and Perceived in the Institutions of Higher
Effectiveness of Internal Education in Malaysia",
Audit in Fraud Managerial Auditing Journal,
Prevention:Evidence from Vol. 21 Iss: 9, pp.892 – 904.
Jordanian Banking Industry.
Canadian Social Science 7
(3), 40-50.
Sawyer, L.B; Dittenhofer, M,A., dan
Scheiner, J,H. 2006. Audit
Internal Sawyer Edisi 5 Buku
3, Jakarta: Salemba Empat.
Soh, Dominic S.B., dan Nonna
Martinov-Bennie. 2011. The
Internal Audit Function:
Perceptions of Internal Audit
Roles, Effectiveness and
Evaluation. Managerial
Auditing Journal, Vol. 26 Iss:
7, 605 – 622.
Surat Keputusan Ketua Bapepam dan
Lembaga Keuangan Nomor:
Kep- 496/BL/2008 Tentang
Pembentukan Dan Pedoman
Penyusunan Piagam Unit
Audit Internal.
Tjahjono, Subagio; Josua Tarigan;
Budi Untung; Jap Efendi, dan
Yohana Hardjanti. 2013.
Business Crime and Ethics –
Konsep dan Studi Kasus
Fraud di Indonesia dan
Global. Yogyakarta: Andi
Offset.

| Jurnal Paradigma Vol. 13, No. 01, Februari – Juli 2015 91|

You might also like