You are on page 1of 12

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD PAMBALAH BATUNG AMUNTAI


Muhammad Azam Fikri*, Yustan Azidin **, Abu Hanafie ***
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Program Studi S.1 Keperawatan
Email: Opikgembo93@gmail.com
Abstract
Nursing service is an indicator that determines documentation, the data were analyzed through
good quality of hospital service quality. There are Chi Square statistical test.
several indicators that must be considered by the The results of most of the work satisfaction nurses
hospital, one of which is to pay attention to the category quite satisfied 47.6% and the
level of job satisfaction of the nurse. Each implementation of nursing care documentation
implementation of the nursing process, nurses will category less good 54.8%. The results of
always perform nursing care documentation. statistical tests show there is a relationship nurse
The purpose of the study to determine the job satisfaction with the implementation of
relationship between nurse job satisfaction with nursing care documentation in RSUD Pambalah
the implementation of nursing care documentation Amuntai Batung with value p = 0.012.
in RSUD Pambalah Amuntai Batung. It is suggested to the hospital to provide training
Type of correlational analytic research with cross related to the implementation of documenting
sectional design. The study population was all nursing care, giving rewards, giving clear salary
nurses at RSUD Pambalah Batung Amuntai with and nursing care service in accordance with work
73 people. Samples were taken by sampling load / remuneration system and relative nurse
technique using purposive sampling method as requirement in order to achieve job satisfaction of
much as 42 people. The research instrument used nurses that influence on the implementation of
questionnaires for nurses' job satisfaction documentation of care nursing.
variable and observation sheet for the
implementation variables of keperawatn care Keywords: nurse job satisfaction, implementation
of care documentation nursing
Abstrak
Pelayanan keperawatan merupakan indikator yang Hasil penelitian sebagian besar kepuasan kerja
menentukan baik buruknya kualitas mutu perawat kategori cukup puas 47,6% dan
pelayanan rumah sakit. Ada beberapa indikator pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit, kategori kurang baik 54,8%. Hasil uji statistik
salah satunya adalah memperhatikan tingkat menunjukkan ada hubungan antara kepuasan kerja
kepuasan kerja perawat. Setiap pelaksanaan perawat dengan pelaksanaan dokumentasi asuhan
proses keperawatan, perawat akan selalu keperawatan di RSUD Pambalah Batung Amuntai
melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. dengan nilai  = 0,012.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan Disarankan kepada pihak rumah sakit agar
antara kepuasan kerja perawat dengan memberikan pelatihan yang berkaitan dengan
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di pelaksanaaan pendokumentasian asuhan
RSUD Pambalah Batung Amuntai. keperawatan, memberikan reward, memberikan
Jenis penelitian korelasional analitik dengan gaji yang jelas serta jasa pelayanan asuhan
rancangan cross sectional. Populasi penelitian keperawatan sesuai dengan beban kerja/sistem
adalah seluruh perawat di RSUD Pambalah remunerasi dan kebutuhan relatif perawat agar
Batung Amuntai sebanyak 73 orang. Sampel tercapai kepuasan kerja perawat yang berpengaruh
diambil dengan teknik pengambilan sampel terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan
menggunakan metode purposive sampling keperawatan.
sebanyak 42 orang. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner untuk variabel kepuasan Kata Kunci: kepuasan kerja perawat, pelaksanaan
kerja perawat dan lembar observasi untuk variabel dokumentasi asuhan keperawatan
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatn,
data dianalisa melalui uji statistik Chi Square.

1
1. Pendahuluan Keinginan untuk memenuhi kebutuhan inilah
Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang dipandang sebagai pendorong atau
kesehatan bagi masyarakat dengan penggerak bagi seseorang untuk melakukan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh sesuatu, termasuk melakukan pekerjaan atau
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, bekerja (Siboro, 2012).
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu teknologi kesehatan menuntut perawat
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud sebagai suatu profesi, memberikan pelayanan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya kesehatan yang optimal dalam memberikan
(Depkes, 2012). asuhan keperawatan yang bermutu. Asuhan
keperawatan yang bermutu merupakan asuhan
Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem manusiawi yang diberikan kepada pasien,
dari sistem pelayanan kesehatan nasional memenuhi standar dan kriteria profesi
secara menyeluruh yang berfungsi untuk keperawatan sesuai dengan standar biaya dan
memenuhi kebutuhan primer manusia baik kualitas yang diharapkan rumah sakit serta
sebagai individu, masyarakat ataupun bangsa mampu mencapai tingkat kepuasan dan
yang berguna meningkatkan derajat memenuhi harapan pasien. Kualitas asuhan
kesehatan. Berbagai proses yang dilakukan di keperawatan sangat ditentukan oleh berbagai
rumah sakit dalam upaya meningkatkan faktor antara lain: kondisi pasien, pelayanan
derajat kesehatan ini dilaksanakan oleh keperawatan termasuk tenaga keperawatan di
berbagai profesi, mulai dari profesi medik, dalamnya, sistem manajerial dan kemampuan
paramedik, maupun non-medik. Profesi rumah sakit dalam melengkapi sarana
perawat yang merupakan ujung tombak prasarana, serta harapan masyarakat terhadap
pemberian pelayanan di rumah sakit, pelayanan kesehatan atau keperawatan yang
hendaknya sangat diperhatikan dan dikelola diberikan di rumah sakit tersebut (Ramdhani,
secara professional, sehingga mampu 2014).
memberikan kontribusi yang positif bagi
masyarakat dan kemajuan rumah sakit melalui Model praktik keperawatan profesional di
peningkatan kinerja (Ramdhani, 2014). rumah sakit dianjurkan dalam bentuk proses
keperawatan. Proses keperawatan adalah
Pelayanan yang berkualitas di rumah sakit di suatu metode ilmiah yang sistematis dan
dukung oleh sumber-sumber yang memadai terorganisir untuk memberikan asuhan
antara lain sumber daya manusia, standar keperawatan kepada klien, kegiatan dalam
pelayanan termasuk standar praktik proses keperawatan dirancang langkah demi
keperawatan dan fasilitas. Sumber-sumber langkah dengan urutan yang khusus dengan
yang tersedia di manfaatkan sebaik-baiknya menggunakan pendekatan ilmiah, serta
agar berdaya guna, sehingga tujuan institusi berfokus pada respons manusia agar
penyelenggara pelayanan dapat tercapai memperoleh pengertian yang relevan dengan
dengan kualitas tinggi. Sumber daya manusia status kesehatan klien. Setiap pelaksanaan
terbanyak yang berinteraksi secara langsung proses keperawatan, perawat akan selalu
dengan pasien adalah perawat, sehingga melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
perawat dapat dinilai sebagai salah satu pelaksanaan, dan evaluasi (Setiadi, 2012).
indikator baik atau buruknya kualitas
pelayanan di rumah sakit (Ramdhani, 2014). Pelayanan keperawatan merupakan indikator
yang menentukan baik buruknya kualitas
Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit. Ada beberapa indikator yang
dalam menjalankan aktivitasnya yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit,
mempengaruhi berhasil tidaknya tujuan suatu salah satunya adalah memperhatikan tingkat
perusahaan. SDM dalam rumah sakit yang kepuasan kerja perawat. Tingkat kepuasan
paling penting dan sangat dibutuhkan adalah kerja perawat menjadi sangat penting karena
tenaga kesehatan diantaranya perawat. Dalam perawat yang tidak terpenuhi hak-haknya
menjalankan tugas dan kerjanya, untuk akan merasa kecewa dan tidak puas. Hal
mencapai tujuan dari rumah sakit dalam tersebut dapat berdampak pada tingkat
meningkatkan kinerja agar optimal, tenaga kedisiplinan perawat yang kurang dan kinerja
kesehatan memiliki berbagai kebutuhan yang perawat dalam memberikan pelayanan
harus dipenuhi oleh manajemen rumah sakit. khususnya pelaksanaan asuhan keperawatan

2
terhadap pasien kurang maksimal. Kondisi Pendokumentasian keperawatan akhir-akhir
yang dapat memicu ketidakpuasan perawat ini disadari merupakan bagian tidak
berupa kebutuhan-kebutuhan dasar perawat terpisahkan dari perkembangan
yang belum terpenuhi berhubungan dengan profesionalisme tenaga keperawatan di
kondisi kerja, pengawasan atasan, kerja sama berbagai tatanan pelayanan. Pendokumen-
dari teman sekerja, keamanan, kesempatan tasian juga merupakan cermin fisik
untuk maju, fasilitas kerja, gaji, dan faktor kemampuan tenaga keperawatan yang bekerja
lainnya (Simamora, 2012). di suatu sistem pelayanan kesehatan.
Dokumentasi keperawatan merupakan salah
Penelitian yang dilakukan Rahmadwitya satu alat pembuktian atas perbuatan perawat
(2016) tentang tingkat kepuasan kerja perawat selama menjalankan tugas pelayanan
pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit keperawatan. Dokumentasi asuhan
Umum Daerah dr. Pirngadi, hasil penelitian keperawatan menjadi hal yang penting
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja sebagai alat bukti tanggung jawab dan
perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah tanggung gugat dari perawat dalam
Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi masih menjalankan tugasnya. Perawat profesional
rendah (60,7%). Indikator terendah tingkat dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung
kepuasan kerja perawat pelaksana adalah jawab yang lebih tinggi dan tanggung gugat
karena kurangnya peralatan dan perlengkapan setiap tindakan yang dilaksanakan. Artinya
kerja yang dapat mendukung pekerjaan intervensi keperawatan yang diberikan kepada
perawat pelaksana. klien harus dihindarkan terjadinya kesalahan-
kesalahan dengan melakukan pendekatan
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan proses keperawatan dan pendokumentasian
untuk memperbaiki lingkungan kerja perawat, yang akurat dan benar (Nursalam, 2007).
masih terdapat masalah yang harus mendapat
perhatian yang serius agar kepuasan kerja Walaupun dokumen asuhan keperawatan
perawat meningkat. Kepuasan kerja mengacu sangat diperlukan untuk kepentingan pasien
pada sikap umum perawat terhadap maupun perawat, akan tetapi pada
pekerjaannya. Orang yang kepuasan kerjanya kenyataannya perlengkapan pengisian
tinggi akan bersikap positif terhadap dokumen masih kurang perhatian sehingga
pekerjaannya, sedangkan orang yang kecewa masih banyak dokumen asuhan keperawatan
terhadap pekerjaannya akan bersikap negatif. yang isinya belum lengkap. Hal ini
Efek kepuasan kerja terhadap perilaku kemungkinan disebabkan oleh beberapa
karyawan adalah produktivitas, tingkat faktor yaitu kurangnya motivasi perawat
absensi dan kedisiplinan. Adapun beberapa dalam melakukan pendokumentasian asuhan
penelitian, menyatakan ada hubungan antara keperawatan, kurangnya memahami
kepuasan kerja perawat dengan kinerja dari pentingnya fungsi pendokumentasian
perawat itu sendiri dalam melaksanakan keperawatan karena tingkat pendidikan yang
pemberian pelayanan keperawatan yang rendah, malas, dan kepuasan kerja yang
professional. Hasil dari penelitian kurang akibat beban kerja yang diterima
menyebutkan bahwa semakin tinggi kepuasan kurang sesuai dengan insentif (Nursalam,
kerja yang dirasakan oleh perawat maka akan 2007).
semakin baik kinerja perawat (Wahono,
2012). Dokumentasi merupakan suatu catatan yang
asli yang dapat dijadikan bukti hukum, jika
Proses keperawatan merupakan cara yang suatu saat ditemukan adanya suatu masalah
sistematis yang dilakukan oleh perawat yang berhubungan dengan kejadian yang
bersama klien dalam menentukan kebutuhan terdapat dalam catatan tersebut (Hutahaean,
asuhan keperawatan dengan melakukan 2010). Penulisan dokumentasi secara lengkap
pengkajian, menentukan diagnosa, dapat juga diartikan mengerjakan pekerjaan
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, sampai tuntas, ini adalah cara untuk meraih
melaksanakan tindakan atau implementasi, kepuasan kerja. Menurut Simamora (2012)
serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah cara untuk meraih kepuasan kerja dimulai
diberikan dengan berfokus pada klien. Hasil dengan menentukan sasaran akhir, cintai
akhir dalam proses ini adalah menuliskan pekerjaan, kerjakan sampai tuntas, fokus pada
proses asuhan keperawatan tersebut yaitu keunggulan tertentu, dan standard operating
pendokumentasian (Hidayat, 2009). procedure (SOP).

3
Muriman, dkk (2008) menyatakan bahwa jika kepuasan kerja perawat menjadi kurang dan
perawat memiliki kepuasan terhadap mempengaruhi komitmen perawat dalam
pekerjaannya, maka perasaan puas tersebut melaksanakan dokumentasi asuhan
diaktualisasikan dalam bentuk prestasi keperawatan.
terhadap pekerjaannya. Kepuasan seorang
perawat terhadap pekerjaannya pada akhirnya Dampak dari kurang lengkapnya
akan berdampak pada peningkatan kinerja dokumentasi asuhan keperawatan yang
perawat. Kepuasan kerja perawat dapat berakibat pada mutu pendokumentasian, dari
mempengaruhi Pelaksanaan dokumentasi sisi pasien berakibat tidak berkesinambugan
asuhan keperawatan. Pelaksanaan pengobatan dan perawatan yang diterima oleh
dokumentasi asuhan keperawatan menjadi pasien. dampak pada teman sejawat dengan
salah satu faktor dalam menentukan kurang lengkapnya dokumentasi yaitu tidak
keberhasilan pelayanan di rumah sakit. bisa meneruskan asuhan selanjutnya dan harus
Manajemen rumah sakit perlu melakukan pemeriksaan kembali atau
mengembangkan keterampilan perawat untuk konfirmasi dengan perawat selanjutnya.
melaksanakan dokumentasi asuhan sedangkan dampak untuk profesi lain
keperawatan secara efektif, akurat, dan berkurangnya kepercayaan terhadap profesi
konsisten. (Wijaya, 2012). perawat, menjadikan tim kerja yang tidak
solid dan hubungan kekelurgaan yang kurang
Berdasarkan studi pendahuluan awal penulis baik.
di RSUD Pambalah Batung Amuntai (RS
Kelas C) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
Provinsi Kalimantan Selatan melalui seorang manajer keperawatan harus memiliki
wawancara terhadap perawat di ruang rawat kemampuan dan keterampilan tentang teknik-
inap. Sebagian perawat menyebutkan bahwa teknik motivasi untuk dapat menggerakan
merasa kurang puas terkait kondisi atau perawat melaksanakan peran, fungsi, tugas
lingkungan ruangan dikarenakan beban kerja dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan
yang sangat banyak dibandingkan dengan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
jumlah perawat yang sedikit. Hasil observasi yang telah ditetapkan. Dengan demikian
pada enam dokumentasi asuhan keperawatan upaya-upaya yang dilakukan manajer
secara acak di ruang rawat inap di RSUD keperawatan akan dapat meningkatkan
Pambalah Batung Amuntai ditemukan motivasi kerja perawat dengan indikator-
penulisan dokumentasi asuhan keperawatan indikator meningkatnya produktifitas,
yang tidak lengkap terutama pada bagian semangat kerja disiplin dan prestasi kerja
pengkajian, diagnosa, dan evaluasi. Perawat perawat, termasuk dalam melaksanakan
banyak mengisi hanya pada kolom dokumentasi asuhan keperawatan.
implementasi, hal ini sangat beralasan karena
implementasi merupakan monitoring kegiatan 2. Metode Penelitian
yang telah dilakukan pada pasien. Melalui Jenis penelitian ini adalah korelasional
wawancara dengan beberapa perawat yang analitik dengan rancangan cross sectional.
bertugas, ketidaklengkapan pendokumen- Populasi penelitian adalah seluruh perawat di
tasian asuhan keperawatan tersebut RSUD Pambalah Batung Amuntai sebanyak
disebabkan beberapa kendala antara lain: 73 orang. Sampel diambil dengan teknik
penulisan dokumen yang menyita waktu, pengambilan sampel menggunakan metode
beberapa perawat dengan terus terang purposive sampling sebanyak 42 orang.
merasakan bahwa kurangnya motivasi untuk Penelitian ini dilakukan di Ruang Rawat Inap
melakukan pendokumentasian asuhan RSUD Pambalah Batung Amuntai. Instrumen
keperawatan, kurangnya pengetahuan perawat penelitian menggunakan kuesioner untuk
akan penulisan dokumentasi yang sesuai variabel kepuasan kerja perawat dan lembar
standarnya yang dipengaruhi oleh tingkat observasi untuk variabel pelaksanaan
pendidikan perawat. Hal ini menjadi salah dokumentasi asuhan keperawatn, data
satu faktor kendala dalam melakukan asuhan dianalisa melalui uji statistik Chi Square
keperawatan secara optimal, terutama dalam dengan tingkat kepercayaan 95%.
kelengkapan dokumentasi keperawatan di
rumah sakit. Selain itu penulisan dokumentasi
juga tidak berpengaruh pada tambahan
penghasilan (tidak ada reward) sehingga

4
3. Hasil Penelitian d. Status Kepegawaian Responden
3.1Karakteristik Responden Tabel 3.4 Distribusi Responden
a. Usia Responden Berdasarkan Status
Tabel 3.1 Distribusi Responden Kepegawaian di RSUD
Berdasarkan Umur di RSUD Pambalah Batung Amuntai
Pambalah Batung Amuntai Status Jumlah
No
Jumlah Kepegawaian f %
No Golongan Umur
f % 1. PNS 27 64.3
1. 20-30 tahun 14 33.3 2. Non PNS 15 35.7
2. 31-45 tahun 16 38.1 Jumlah 42 100
3. 46-60 tahun 12 28.6 Tabel 3.2 menunjukkan bahwa
Jumlah 42 100 karakteristik responden berdasarkan
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa status kepegawaian sebagian besar
karakteristik responden berdasarkan adalah PNS yakni 27 orang atau
golongan umur sebagian besar antara 64,3%.
31-45 tahun yakni 16 orang atau
38,1%.
e. Lama Bekerja Responden
b. Jenis Kelamin Responden Tabel 3.5 Distribusi Responden
Tabel 3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Pambalah Batung
di RSUD Pambalah Batung Amuntai
Amuntai Jumlah
No Lama Bekerja
Jumlah f %
No Jenis Kelamin 1. <1 tahun 6 14.3
f %
1. Laki-laki 20 47,6 2. 1-5 tahun 21 50.0
2. Perempuan 22 52,4 3. >5 tahun 15 35.7
Jumlah 42 100 Jumlah 42 100
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa Tabel 3.3 menunjukkan bahwa
karakteristik responden berdasarkan karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin sebagian besar adalah lama bekerja sebagian besar antara 1-5
perempuan yakni 22 orang atau 52,4%. tahun yakni 21 orang atau 50,0%.

c. Pendidikan Terakhir Responden 3.2 Analisis Univariat


Tabel 3.3 Distribusi Responden a. Kepuasan Kerja Perawat di RSUD
Berdasarkan Pendidikan Pambalah Batung Amuntai
Terakhir di RSUD Pambalah Tabel 3.6 Distribusi Kepuasan Kerja
Batung Amuntai Perawat di RSUD
Pendidikan Jumlah Pambalah Batung Amuntai
No b.

Terakhir f % Kepuasan Kerja Jumlah


1. D3 Keperawatan 29 69.0 No
Perawat f %
2. D4 Keperawatan 2 4.8 1. Puas 10 23.8
3. S1 Kep + Ners 11 26.2 2. Cukup Puas 20 47.6
Jumlah 42 100 3. Kurang Puas 12 28.6
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa Jumlah 42 100
karakteristik responden berdasarkan
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa
pendidikan terakhir sebagian besar
kepuasan kerja perawat sebagian besar
adalah D3 Keperawatan yakni 29
adalah kategori cukup puas yakni 20
orang atau 69,0%.
orang atau 47,6%.

5
b. Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Hipotesis diterima atau ada hubungan
Keperawatan di RSUD Pambalah antara kepuasan kerja perawat dengan
Batung Amuntai pelaksanaan dokumentasi asuhan
Tabel 3.7 Distribusi Pelaksanaan keperawatan di RSUD Pambalah Batung
Dokumentasi Asuhan Amuntai.
Keperawatan di RSUD
4 Pembahasan
Pambalah Batung Amuntai
c. 4.1 Kepuasan Kerja Perawat di RSUD Pambalah
Pelaksanaan Jumlah Batung Amuntai
No Dokumentasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
f %
Askep kepuasan kerja perawat di RSUD Pambalah
1. Baik 19 45.2 Batung Amuntai dengan kategori kurang
2. Kurang Baik 23 54.8 puas sebanyak 12 orang (28,6%). Dari 12
Jumlah 42 100 responden tersebut dengan karakteristik umur
sebagian besar antara 41-50 tahun sebanyak
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa 41,7%, jenis kelamin antara laki-laki dan
pelaksanaan dokumentasi asuhan perempuan sama besar masing-masing
keperawatan sebagian besar adalah sebanyak 50%, pendidikan sebagian besar
kategori kurang baik yakni 23 orang D3 Keperawatan sebanyak 75%, status
atau 54,8%. pekerjaan sebagian besar PNS sebanyak 75%
dan lama bekerja sebagian besar antara 1-5
3.3 Analisa Bivariat tahun sebanyak 58,3%. Berdasarkan jawaban
Hubungan Kepuasan Kerja Perawat responden terhadap 16 pertanyaan tentang
dengan Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan kepuasan kerja perawat, yang terbanyak
Keperawatan di RSUD Pambalah Batung memberikan jawaban “sangat puas” pada
Amuntai pertanyaan 12 yaitu responden mampu
Tabel 3.8 Distribusi Hubungan Kepuasan bekerjasama antar sesama perawat sebanyak
Kerja Perawat dengan 23,8%. Sedangkan yang terbanyak
Pelaksanaan Dokumentasi memberikan jawaban “sangat tidak puas”
Asuhan Keperawatan di RSUD pada pertanyaan 16 yaitu responden memiliki
Pambalah Batung Amuntai kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
kerja melalui pelatihan atau pendidikan
Pelaksanaan
Kepuasan Dokumentasi Askep
tambahan sebanyak 31,0%. Perawat di
Kerja
Baik Kurang f % RSUD Pambalah Batung Amuntai
Perawat memberikan penilaian yang sangat puas atas
f % f %
pekerjaan yang sangat dipengaruhi oleh
Puas 8 80,0 2 20,0 10 100
kondisi lingkungan yaitu kerjasama dengan
Cukup 9 45,0 11 55,0 20 100
sesama perawat. Hal tersebut menunjukkan
Kurang 2 16,7 10 83,3 12 100 bahwa kerja sama tim sesama sangat
Total 19 45,2 23 54,8 42 100 mempengaruhi kepuasan kerja perawat.
Nilai p = 0,012 Seseuai dengan teori dari Nursalam (2007),
yang menyebutkan bahwa dari beberapa
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa kepuasan
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja,
kerja perawat dengan kategori puas
salah satunya adalah faktor lingkungan yang
mempunyai pelaksanaan dokumentasi
memegang peranan penting dalam
asuhan keperawatan dengan kategori baik
mendukung motivasi kerja untuk pencapaian
sebanyak 80%. Kepuasan kerja perawat
kepuasan kerja, seperti kerjasama sesama
dengan kategori cukup puas mempunyai
pegawai dan kondisi kerja yang kondusif.
pelaksanaan dokumentasi asuhan
keperawatan dengan kategori kurang baik
Penilaian ketidakpuasan perawat di RSUD
sebanyak 55%. Sedangkan kepuasan kerja
Pambalah Batung Amuntai sebagain besar
perawat dengan kategori kurang puas
terhadap kurangnya kesempatan yang
mempunyai pelaksanaan dokumentasi
diberikan kepada perawat untuk untuk
asuhan keperawatan dengan kategori
meningkatkan kemampuan kerja melalui
kurang sebanyak 83,3%.
pelatihan atau pendidikan tambahan. Hal
Hasil uji statistik Chi-square, didapatkan tersebut dapat dipengaruhi oleh kurangnya
hasil nilai  = 0,012. Nilai ini lebih kecil keterbatasan anggaran rumah sakit untuk
dari nilai alpha () 0,05 yang berarti memberikan kesempatan bagi setiap perawat

6
untuk mendapatkan pelatihan, biasanya positif maupun menyenangkan yang
hanya beberapa orang saja yang dihasilkan dalam suatu pekerjaan atau
diberangkatkan untuk mendapatkan pengalaman kerja. Perawat yang merasa
pelatihan. Sesuai dengan teori dari Society puas dalam pekerjaannya akan memberikan
for Human Resource Management (SHRM) pelayanan lebih baik dan bermutu kepada
pada tahun 2013 faktor kepuasan kerja pasien rumah sakit sehingga kepuasan pasien
pegawai (employee job satisfaction) (SHRM, dan keluarga pasien juga terpenuhi, yang
2013) salah satunya adalah perkembangan pada akhirnya meningkatkan citra dan
karir (career development) yaitu: pendapatan rumah sakit. Kepuasan kerja
kesempatan untuk menggunakan perawat merupakan sikap umum terhadap
keterampilan/kemampuan (opportunities to pekerjaan seseorang sebagai perawat, yang
use skills/abilities); kesempatan memajukan menunjukkan perbedaan antara jumlah
karir dalam organisasi (career advancement penghargaan yang diterima pekerja dan
opportunities within organization); pelatihan jumlah yang mereka yakini seharusnya
kerja khusus (job-specific training); mereka terima.
komitmen organisasi untuk pengembangan
profesi (organization’s commitment to Berdasarkan hasil penelitian di atas,
professional development); kesempatan kepuasan kerja perawat di RSUD Pambalah
mengembangankan karir (career Batung Amuntai dengan kategori kurang
development opportunities); pembayaran puas. Ketidakpuasan perawat pada aspek
pelatihan dan program pembayaran ulang promosi yaitu perawat menilai sangat tidak
uang kuliah (paid training and tuition puas dalam kesempatan untuk meningkatkan
reimbursement programs); dan jaringan kemampuan kerja melalui pelatihan atau
(networking). pendidikan tambahan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perawat sangat
Hasil penelitian di atas sejalan dengan memerlukan pelatihan atau pendidikan yang
penelitian yang dilakukan Rahmadwitya berkaitan dengan pekerjaan sebagai perawat.
(2016) tentang tingkat kepuasan kerja Hal ini akan berdampak pada kinerja perawat
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap yang tidak berkembang, perawat memelukan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi, ilmu atau pengetahuan yang terbaru agar
hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat dapat diaplikasikan untuk proses perawatan
kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang khususnya dalam meningkatkan pemberian
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien
Pirngadi masih rendah (60,7%). agar lama rawat pasien dapat diminimalkan.
Berdasarkan analisis dari peneliti terhadap Efek kepuasan kerja terhadap perilaku
hasil penelitian, sebagian responden dengan perawat adalah produktivitas, tingkat absensi
kepuasan kerja perawat pada kategori kurang dan kedisiplinan. Kepuasan kerja perawat
puas. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh sangat berkaitan dengan kinerja dari perawat
kurangnya kesempatan yang diberikan itu sendiri dalam melaksanakan pemberian
kepada perawat untuk mendapatkan pelatihan pelayanan keperawatan yang professional.
untuk mengembangkan keterampilannya Semakin tinggi kepuasan kerja yang
dalam bekerja. Kepuasan kerja berkontribusi dirasakan oleh perawat maka akan semakin
terhadap prestasi kerja, ketika seorang baik kinerja perawat, dan sebaliknya semakin
perawat merasakan puas terhadap rendah kepuasan kerja perawat makan kinerja
pekerjaannya, maka dia akan berupaya perawat akan kurang.
semaksimal mungkin dengan segenap
kemampuan yang dimiliki untuk Menurut Simamora (2012), yang
menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya akan menyebutkan bahwa beberapa faktor yang
menghasilkan kinerja dan pencapaian yang dapat memicu ketidakpuasan perawat
baik bagi pelayanan di rumah sakit. Dan terhadap pekerjaannya berupa kebutuhan-
sebaliknya, apabila perawat tidak memiliki kebutuhan dasar perawat yang belum
kepuasan kerja, maka akan terwujud kinerja terpenuhi berhubungan dengan kondisi kerja,
yang kurang baik dalam memberikan pengawasan atasan yang kurang, kerja sama
pelayanan di rumah sakit. dari teman bekerja yang kurang baik,
keamanan yang tidak terjamin, tidak ada
Menurut Robbins, (2008), kepuasan kerja kesempatan untuk maju, fasilitas kerja yang
adalah suatu keadaan emosi seseorang yang

7
tidak memadai, gaji yang tidak sesuai dengan implementasi, evaluasi keperawatan dan
kebutuhan relatif dan faktor lainnya catatan asuhan keperawatan. Hal tersebut
dapat dipengaruhi oleh jumlah perawat yang
4.2 Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan tidak sebanding dengan pekerjaannya seperti
Keperawatan di RSUD Pambalah Batung 2-3 perawat dengan 20-30 pasien dalam satu
Amuntai ruangan (1 : 10). Jumlah perawat yang sedikit
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD dengan beban kerja yang banyak, sehingga
Pambalah Batung Amuntai didapatkan data untuk melakukan pendokumentasian asuhan
bahwa sebagian besar pelaksanaan keperawatan terbengkalai atau tertunda-
dokumentasi asuhan keperawatan pada tunda. Selain itu kurangnya pengawasan dari
kategori kurang baik sebanyak 23 orang seorang pimpinan dan tidak adanya sanksi
(54,8%). Berdasarkan penilaian terhadap bagi perawat yang tidak lengkap dalam
pelaksanaan dokumentasi asuhan mengisi dokumentasi asuhan keperawatan,
keperawatan pada responden dapat diketahui sehingga perawat merasa bahwa hal tersebut
melalui observasi langsung terhadap perawat biasa saja. Kondisi seperti ini yang dapat
dalam kegiatan melaksanakan dokumentasi mempengaruhi hasil penelitian atau sebagian
asuhan keperawatan yaitu 24 item penilaian. besar pelaksanaan dokumentasi asuhan
Dari seluruh item penilaian, yang terbanyak keperawatan masuk pada kategori kurang
dilakukan perawat adalah pada tahap baik.
diagnose keperawatan yang mencerminkan
PE/PES, pada tahap perencanaan berdasarkan Pelaksanaan dokumentasi asuhan
diagnosa keperawatan dan pada tahap keperawatan merupakan penulisan dan
implementasi (Tindakan) yaitu tindakan pencatatan yang dilakukan oleh perawat
dilaksanakan mengacu pada rencana tentang informasi kesehatan klien termasuk
keperawatan dan perawat mengobservasi data pengkajian, diagnosa, perencanaan,
respon pasien terhadap tindakan keperawatan implementasi dan evaluasi keperawatan.
dengan jumlah masing-masing sama Dalam pelaksanaan pendokumentasian
besarnya sebanyak 71,4%. Sedangkan asuhan keperawatan, perawat harus memiliki
pelaksanaan dokumentasi asuhan pengetahuan tentang dokumentasi
keperawatan yang terbanyak tidak dilakukan keperawatan. Dokumentasi keperawatan
perawat adalah pada tahap pengkajian data merupakan bukti otentik tentang respon klien
dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual) dan perubahan yang terjadi dari tindakan
sebanyak 66,7%. Hal tersebut menunjukkan yang dilakukan oleh perawat baik secara
bahwa perawat masih banyak yang kurang mandiri maupun kolaborasi yang merupakan
lengkap dalam mengisi data bio-psiko-sosial- bagian permanen dari rekam medik klien.
spiritual setiap pasien, kebiasaan perawat Dokumentasi menjadi bagian dari
melakukan pengkajian hanya sampai pada keseluruhan tanggung jawab perawat untuk
bio dan psiko saja sehingga data yang diisi perawatan klien. Catatan klinis memfasilitasi
kurang lengkap. pemberian perawatan, meningkatkan
kontinuitas perawatan, dan membantu
Hasil penelitian di atas sejalan dengan mengoordinasikan pengobatan dan evaluasi
penelitian dari Ibnu Dwi Nurseto (2014) yang klien
menyebutkan bahwa kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan di ruang Proses keperawatan merupakan cara yang
Rawat inap RSUD Ambarawa sebagian besar sistematis yang dilakukan oleh perawat
pada kategori tidak lengkap atau pelaksanaan bersama klien dalam menentukan kebutuhan
dokumentasi asuhan keperawatannya kurang asuhan keperawatan dengan melakukan
baik sebanyak 53,8%. pengkajian, menentukan diagnosa,
merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
Berdasarkan analisis dari peneliti terhadap melaksanakan tindakan atau implementasi,
hasil penelitian di atas, perawat sudah serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah
melaksanakan dokumentasi keperawatan diberikan dengan berfokus pada klien. Hasil
karena hal tersebut merupakan tugas utama akhir dalam proses ini adalah menuliskan
dari seorang perawat, namun sebagian besar proses asuhan keperawatan tersebut yaitu
tidak melaksanakan keseluruhan dari seluruh pendokumentasian (Hidayat, 2009).
tahap asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan,

8
Menurut Nursalam (2009), dokumentasi keperawatan, malas, dan beban kerja yang
keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan diterima kurang sesuai dengan insentif
keperawatan merupakan salah satu alat (Nursalam, 2009).
pembuktian atas perbuatan perawat selama
menjalankan tugas pelayanan keperawatan. 4.3 Hubungan Kepuasan Kerja Perawat Dengan
Dokumentasi asuhan keperawatan menjadi Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan
hal yang penting sebagai alat bukti tanggung Keperawatan di RSUD Pambalah Batung
jawab dan tanggung gugat dari perawat Amuntai
dalam menjalankan tugasnya. Perawat Berdasarkan hasil uji statistik Chi square,
profesional dihadapkan pada suatu tuntutan didapatkan nilai  = 0,012, nilai p lebih kecil
tanggung jawab yang lebih tinggi dan dari nilai alpha () 0,05 yang berarti
tanggung gugat setiap tindakan yang Hipotesis diterima atau ada hubungan yang
dilaksanakan. Artinya intervensi keperawatan signifikan hubungan antara kepuasan kerja
yang diberikan kepada klien harus perawat dengan pelaksanaan dokumentasi
dihindarkan terjadinya kesalahan-kesalahan asuhan keperawatan di RSUD Pambalah
(negligence) dengan melakukan pendekatan Batung Amuntai.
proses keperawatan dan pendokumentasian
yang akurat dan benar. Pendokumentasian Hasil penelitian di atas sejalan dengan
keperawatan merupakan bagian tidak penelitian Ibnu Dwi Nurseto (2014) yang
terpisahkan dari perkembangan menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
profesionalisme tenaga keperawatan di bermakna antara kepuasan kerja perawat
berbagai tatanan pelayanan. dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
Pendokumentasian juga merupakan cermin keperawatan di ruang Rawat inap RSUD
fisik kemampuan tenaga keperawatan yang Ambarawa dengan nilai p = 0,050. Selain itu
bekerja di suatu sistem pelayanan kesehatan. dari penelitian Kurnia (2015) menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
Berdasarkan hasil penelitian di atas, sebagian antara kepuasan kerja perawat dengan
besar pelaksanaan dokumentasi asuhan pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan pada kategori kurang baik. keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Pelaksanaan dokumentasi asuhan Sunan Kalijaga Demak dengan nilai p =
keperawatan dapat diketahui melalui 0,009.
observasi langsung terhadap melalui 24 item
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa
penilaian. Dari 24 item penilian tersebut,
terdapat hubungan antara kepuasan kerja
pelaksanaan dokumentasi asuhan
perawat dengan pelaksanaan dokumentasi
keperawatan yang terbanyak tidak dilakukan
asuhan keperawatan, hal tersebut
perawat adalah pada tahap pengkajian data
dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual). membuktikan pelaksanaan dokumentasi
asuhan keperawatan sangat dipengaruhi
Hal ini akan berdampak pada kurangnya
olehkepuasan kerja perawat. Berdasarkan
perhatian perawat terhadap aspek spiritual
pasien, dan akan memperlambat proses analisis dari peneliti terhadap hasil penelitian,
pelaksanaan dokumentasi asuhan
penyembuhan pasien. Aspek spiritual dapat
menjadi faktor pendukung dalam keperawatan yang baik dilakukan oleh
perawat yang memperoleh kepuasan dalam
memberikan terapi pada pasien. Keyakinan
pekerjaannya. Aspek kepuasan kerja akan
spiritual sangat penting karena dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan. muncul ketika perawat membandingkan apa
yang telah dikerjakan, apakah sebanding
Walaupun dokumentasi asuhan keperawatan dengan apa yang didapatkan. Bila perawat
merasa puas dengan apa yang didapatkannya,
sangat diperlukan untuk kepentingan pasien
maka perasaan itu akan tercemin atau
maupun perawat, akan tetapi pada
kenyataannya perlengkapan pengisian tergambar pada sikap dan perilakunya dalam
bekerja. Kepuasan kerja bagi perawat sebagai
dokumen masih kurang perhatian sehingga
masih banyak dokumen asuhan keperawatan pemberi pelayanan keperawatan diperlukan
untuk meningkatkan kinerjanya yang
yang isinya belum lengkap. Hal ini
berdampak pada prestasi kerja, disiplin, dan
kemungkinan disebabkan oleh beberapa
kualitas kerja.
faktor yaitu manajemen keperawatan yang
kurang baik, kurangnya memahami Perawat yang memiliki kepuasan terhadap
pentingnya fungsi pendokumentasian pekerjaannya, maka perasaan puas tersebut

9
diaktualisasikan dalam bentuk prestasi 5. Kesimpulan
terhadap pekerjaannya. Kepuasan seorang Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
perawat terhadap pekerjaannya pada akhirnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
akan berdampak pada peningkatan kinerja 5.1 Kepuasan kerja perawat di RSUD
perawat. Kepuasan kerja perawat dapat Pambalah Batung Amuntai terbanyak
mempengaruhi Pelaksanaan dokumentasi dengan kategori cukup puas yakni
asuhan keperawatan. Pelaksanaan 47,6%
dokumentasi asuhan keperawatan menjadi 5.2 Pelaksanaan dokumentasi asuhan
salah satu faktor dalam menentukan keperawatan di RSUD Pambalah Batung
keberhasilan pelayanan di rumah sakit. Amuntai terbanyak dengan kategori
Manajemen rumah sakit perlu kurang baik yakni 54,8%
mengembangkan keterampilan perawat untuk 5.3 Ada hubungan antara kepuasan kerja
melaksanakan dokumentasi asuhan perawat dengan pelaksanaan
keperawatan secara efektif, akurat, dan dokumentasi asuhan keperawatan di
konsisten. RSUD Pambalah Batung Amuntai

Hasil penelitian di atas sesuai dengan teori 6. Saran


yang dikemukakan oleh Robins (2008) ketika Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat
data produktivitas dan kepuasan secara disarankan sebagai berikut:
keseluruhan dikumpulkan untuk organisasi, 6.1 Bagi Perawat
ditentukan bahwa organisasi yang mampu Perawat yang memiliki kepuasan kerja
mempunyai karyawan yang lebih puas pada kategori kurang puas diharapkan
cenderung lebih efektif bila dibandingkan tetap harus memberikan kontribusi untuk
organisasi dengan karyawan yang kurang meningkatkan profesionalisme dengan
puas. Kepuasan kerja perawat akan memiliki loyalitas yang tinggi serta dapat
mencerminkan perasaan seseorang terhadap menunjukkan prestasi yang optimal dalam
pekerjaannya. Jika kepuasan kerja baik maka bekerja, menjaga nama baik rumah sakit
akan nampak pada sikap positif individu pada dengan memberikan pelayanan yang
pekerjaannya, dalam hal ini adalah memuaskan pada pasien, karena
pendokumentasian asuhan keperawatan. pelayanan keperawatan merupakan
indikator yang menentukan baik buruknya
Kepuasan kerja mengacu pada sikap umum kualitas rumah sakit. Selain itu bagi
perawat terhadap pekerjaannya. Orang yang perawat dengan pelaksanaan dokumentasi
kepuasan kerjanya tinggi akan bersikap asuhan keperawatan pada kategori kurang
positif terhadap pekerjaannya, sedangkan baik, disarankan untuk mengikuti
orang yang kecewa terhadap pekerjaannya pelatihan khusus tentang pengisian
akan bersikap negatif. Efek kepuasan kerja dokumentasi asuhan keperawatan agar
terhadap perilaku karyawan adalah dalam kegiatan pelaksanaan dokumentasi
produktivitas, tingkat absensi dan asuhan keperawatan dapat tersisi secara
kedisiplinan. Adapun beberapa penelitian, lengkap dan benar sehingga dapat
menyatakan ada hubungan antara kepuasan dijadikan sebagai bahan pertimbangan
kerja perawat dengan kinerja dari perawat itu untuk meningkatkan kualitas dokumentasi
sendiri dalam melaksanakan pemberian asuhan kepererawatan di rumah sakit.
pelayanan keperawatan yang professional.
Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa 6.2 Bagi RSUD Pambalah Batung Amuntai
semakin tinggi kepuasan kerja yang Sebagai pembuat keputusan di rumah
dirasakan oleh perawat maka akan semakin sakit, maka pihak manajemen dapat
baik kinerja perawat (Wahono, 2012). mengambil kebijakan mengatasi masalah-
masalah yang menjadi kendala atau
Dihubungkan dengan teori yang ada diatas penentu ketidakpuasan kerja perawat
tampaknya sesuai dan relevan dengan fakta yaitu kurangnya kesempatan yang
yang ada bahwa terdapat hubungan antara diberikan untuk meningkatkan
kepuasan kerja perawat dengan pelaksanaan kemampuan kerja melalui pelatihan atau
dokumentasi asuhan keperawatan di RSUD pendidikan tambahan sehingga dapat
Pambalah Batung Amuntai, dimana nilai  < mempengaruhi pelaksanaan
0,05 ( = 0,012) pendokumentasian asuhan keperawatan
yang belum lengkap. Hal tersebut dapat

10
dilakukan dengan memberikan dukungan Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan.
dalam peningkatan SDM seperti Jakarta: EGC
pengadaan anggaran untuk memberikan
pelatihan-pelatihan atau inhouse training Claudio (2010). Determinants of nurses’ job
yang berkaitan dengan dokumentasi satisfaction: the role of work–family conflict,
asuhan keperawatan serta memberikan job demand, emotional charge and social
kemudahan bagi perawat dalam proses support. Journal. Dipartimento di Psicologia
ijin atau tugas belajar sehingga dapat Universita degli Studi. Turino
meningkatkan motivasi kerja dan tingkat
pendidikan perawat. Selain itu pihak Depkes. (2012). Undang-undang RI nomor 44
rumah sakit agar memperhatikan tentang rumah sakit. Jakarta, Tim Depkes
kepuasan kerja perawat terutama dalam RI.
pemberian intensif atau jasa pelayanan
asuhan keperawatan sesuai dengan beban Dinarti. (2009). Dokumentasi keperawatan.
kerja/sistem remunerasi dan kebutuhan Jakarta: TIM
relatif perawat, pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan, keilmuan serta Gerson, R. F. (2004). Mengukur kepuasan
keterampilan yang dimiliki, sikap atasan pelanggan. Jakarta: PPM
yang menghargai bawahan, rekan kerja
yang baik dan suka tolong menolong, Handayaningsih. (2009). Dokumentasi
serta pemberian reward dan promosi atas Keperawatan “DAR”. Yogyakarta: Mitra
prestasi kerja perawat. Cendikia Press

6.3 Bagi Institusi Pendidikan Universitas Hidayat, A.A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan
Muhammadiyah Banjarmasin Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
sebagai referensi atau bahan pustaka,
menambah wawasan dan menjadi . (2009), Metode Penelitian
tambahan informasi yang baik bagi Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
mahasiswa keperawatan agar dapat saling Jakarta: Salemba Medika.
berbagi pengetahuan dan pengalaman
tentang kepuasan kerja perawat dan . (2010), Metode Penelitian
pelaksanaan pendokumentasian asuhan Kesehatan, Paradigma Kuantitatif, Health
keperawatan di rumah sakit Books Publishing, Surabaya
6.4 Bagi Peneliti yang akan datang
Hutahean Serri. (2010). Konsep dan
Adanya penelitian yang lebih mendalam,
Pendokumentasian Proses Keperawatan.
lebih luas dan menyeluruh dalam mencari
Jakarta : Trans Info Media
faktor-faktor yang paling dominan
terhadap pelaksanaan pendokumentasian
Ibnu, Dwi (2014). Pengaruh Kepuasan Perawat
asuhan keperawatan di rumah sakit
Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan
dengan jumlah sampel yang lebih banyak
Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD
dan waktu yang lebih lama.
Ambarawa. Jurnal. STIKES Telogorejo
Semarang.
Daftar Rujukan
Ali, Z.,(2010). Dasar-Dasar Dokumentasi
Idah, Sih (2016), Hubungan Antara Self Efficacy
Keperawatan, EGC, Jakarta.
Dengan Kinerja Perawat Dalam
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Di IGD
Arikunto. (2010), Prosedur Penelitian Suatu
Dan ICU-ICCU RSUD Dr. Soehadi
Pendekatan Praktik, Ed. Revisi, Cetakan 14,
Prijonegoro Sragen. Jurnal. STIKES
Jakarta, Rineka Cipta
Kusuma Husada. Surakarta.
Arisman. P. (2013). Pengaruh Beban Kerja
Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen
Perawat Terhadap Pendokumentasian
Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Kardiovaskuler RSUP H. Adam Malik.
Iyer, PW & Camp, NN. (2005). Dokumentasi
Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan
Keperawatan Suatu Pendekatan Proses
Fakultas Keperawatan. USU. Medan

11
Keperawatan (Edisi 3). Terjemahan. Jakarta: Roziqin, M. Z. (2010). Kepuasan Kerja. Malang:
EGC. Averroes Press Simamora, R. H. (2012).
Buku ajar manajemen keperawatan. Jakarta:
Mangku Prawira, T. S. (2009). Visi, Misi, Tujuan EGC.
dan SDM Perusahaan.
Setiadi (2012), Konsep dan Penulisan
Maryanto, Pujiyanto, T. I., Setyono, S. (2013). Dokumentasi Proses Keperawatan Teori dan
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ruang Dengan Kepuasan Kerja Perawat di
Rumah Sakit Swasta di Demak. Jurnal Siboro E.D.S. (2012). Pengaruh Motivasi
Manajemen Keperawatan Program Studi S1 Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di
Keperawatan STIKES Karya Husada, RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun.
Semarang. Jurnal. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Mutia (2014), Pengaruh Supervisi Kepala Simamora, Raymond H. (2012). Buku ajar
Ruangan Terhadap Kelengkapan Manajemen Keperawatan. Jakarta.EGC.
Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Teungku Peukan Society for Human Resource Management
Kabupaten Aceh Barat Daya. Jurnal. S1 Ilmu (SHRM). (2013). Employee Job Satisfaction
Keperawatan Ekstensi. USU. Medan. And Engagement: The Road To Economic
Recovery
Notoatmojo, Soekidjo. (2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Suarli, S., & Bahtiar. (2009). Manajemen
Keperawatan Dengan Pendekatan Praktik.
Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan Jakarta: Erlangga
Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional, (2 th ed) Jakarta: Salemba Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif,
Medika Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

,(2008), Metodelogi Penelitian Sumirat (2013), Hubungan Motivasi Kerja


Keperawatan, Jakarta : Penerbit Salemba Perawat Dengan Mutu Pendokumentasian
Medika Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam di RSUD Panembahan
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku ajar Senopati Bantul Yogyakarta Tahun 2013.
fundamental keperawatan: konsep proses dan Jurnal. STIKES Aisyiyah. Yogyakarta.
praktek (Volume I Edisi 4). Jakarta : EGC
Ubaydillah, A. 2009. Jurnal Manajemen,
Rahmadwitya, Y. (2016). Tingkat Kepuasan Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan
Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Kuliah.
Inap RSUD dr. Pirngadi. Jurnal. Fakultas
Keperawatan. USU. Medan Wijaya, Ganda. 2012. Penerapan Manajemen
Kinerja Klinik Berbasis Tri Hita Karana
Ramdhani, (2014). Hubungan Motivasi Kerja Dan pada Komitmen Kerja, Kepuasan Kerja
Tingkat Pendidikan Dengan Pelaksanaan Locus of Control terhadap Peningkatan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Kinerja Perawat dan Bidan di RSU Bangli.
Ruang Rawat Inap RSUD Datu Sanggul Jurnal. Program Magister Program Studi
Rantau. Jurnali. STIKES Cahaya bangsa. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Program
Banjarmasin. Pascasarjana. Universitas Udayana Denpasar

Robbins, S. P., et. al. (2006). Perilaku Organisasi


edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. * Muhammad Azam Fikri. Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
. (2007). Perilaku Organisasi.
** Yustan Azidin, Ns, M.Kep. Dosen
Jakarta: Salemba Empat.
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
. (2008). Perilaku Organisasi *** Drs. Abu Hanafie, M.Kes. Dosen Universitas
buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Muhammadiyah Banjarmasin

12

You might also like