You are on page 1of 3

BISA MAIN MATA

Oleh: Prof.Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag


Khutbah Jum’at di Masjid Bulog Jatim Surabaya 16/11/2018
‫ا كوكبكرككاهتهه‬‫سكلهم كعكلحيهكحم كوكرححكمهة ا‬ ‫كال س‬
‫صل ل كعكلى‬ ‫هس ك‬‫م‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ك‬
‫ال‬ ‫ن‬
‫ك‬ ‫ي‬ ‫م‬
‫ا‬
‫ك ح‬ ‫ك‬
‫ل‬ ‫عا‬ ‫ح‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ة‬
‫ة‬ ‫م‬
‫ث ك ح ك‬
‫ح‬ ‫ر‬ ‫سحولههه احلكمحبهعحو ه‬‫شكههد اكسن همكحسمةدا كعحبهدهه كوكر ه‬ ‫ك احلكحقق احلهمابحيهن كواك ح‬ ‫شكههداكحن لكااكلكه االس اه احلكملا ه‬
‫ب احلكعاكلامحين اك ح‬
‫ل كر ل‬‫اكحلكححمهد ا س ا‬
‫ك‬ ‫ه‬
‫ا فقحد فاكز احلهمستقحوكن قال ك اه كتكعاكلى كيآاكقيكها اسلاذحيكن اككمهنحوا‬ ‫ك‬ ‫ك‬ ‫ك‬ ‫ح‬
‫ي ابكتقكوى ا‬ ‫صحيهكحم كوااسيا ك‬‫ا ا هحو ا‬ ‫ك‬
‫صححاباه اكحجكماعحيكن اكسماكبحعهد فكيا اعكباكد ا‬‫سليادكنا همكحسمدد كوكعكلى اكلااه كو ك‬ ‫ك‬
‫ا كحسق هتكقااتاه كولك كتهمحوهتسن ااسل كواكحنهتحم همحسلاهمحوكن‬ ‫ك‬ ‫قوا‬ ‫ه‬ ‫س‬
‫ت‬ ‫ا‬
Para hadirin yang terhormat.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 74:
‫ر‬
‫ج امننهه‬ ‫حكجاكراة كلكما كيكتكفسجهر امننهه ٱنلكننهكهرهر كوإاسن امننكها كلكما كي س‬
‫شسقهق كفكينخهر ه‬ ‫شقد كقنسكوةة كوإاسن امكن ٱنل ا‬ ‫سنت قههلوهبهكم لمنن كبنعاد هكذلاكك كفاهكي ككٱنل ا‬
‫حكجاكراة أكنو أك ك‬ ‫هثسم كق ك‬
‫ه‬
٧٤ ‫ل كوكما ٱسله ابكغفادل كعسما كتنعكمهلوكن‬ ‫ر‬
‫ٱنلكمآهء كوإاسن امننكها كلكما كينهابهط امنن كخنشكياة ٱ س ل ا‬
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras
lagi. Dan sungguh di antara batu-batu itu ada sungai-sungai yang mengalir
darinya, dan di antara batu-batu itu, benar-benar ada yang terbelah, lalu
keluarlah mata air dari padanya, dan di antara batu-batu itu pula, benar-benar
ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali
tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Baqarah [02]: 74).
Ayat di atas menjelaskan adanya hati yang mati dan mengeras bagaikan batu,
sehingga tidak dapat tertembus cahaya Allah. Bandingkan dengan hati yang
lunak dan siap manerima cahaya Allah, sebagaiman dijelaskan dalam Al
Qur’an, “Sungguh orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama
Allah, hati mereka bergetar, apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, iman mereka
bertambah, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal” (QS. Al Anfal [08]:
02).
Para hadirin yang terhormat.
Lama Anda mencari jawaban, mengapa pasangan hidup Anda, anak-anak
Anda, atau bahkan Anda sendiri susah dinasihati orang. Sekarang Syekh Abdul
Aziz bin Abdullah Adh-Dhabi’i, penulis buku Sanaabilul Khair menjawabnya,
bahwa ada beberapa sebab mengapa hati seseorang membatu. Pertama,
bicara lebih dari yang diperlukan, apalagi tentang hal yang tidak penting,
bohong dan menimbulkan konflik di antara manusia, baik secra langsung
ataupun melalui media sosial. Hanya orang bodoh dan tak beriman yang
melakukan hal ini, sebab Nabi SAW sudah mengingatkan, “Berbicaralah yang
baik. Jika tidak, maka diamlah.” Nabi SAW juga berpesan bahwa tanda
kesempurnaan iman adalah selektif kata dan tindakan. Kita diperintah untuk
mengucapkan atau melakukan hal yang benar-benar bernilai. Jika kebiasaan
buruk itu tidak dihentikan, kata Adh-Dhabi’i, jangan heran lambat laun, hati
Anda membatu, sulit menerima nasihat dari siapapun, termasuk sabda Allah
Rasul-Nya.
Kedua, shalat yang sering ditunda-tunda, kecuali jika ada alasan yang darurat
dan rasional. “Hatimu akan membatu, jika engkau melanjutkan tidurmu di saat
azan dikumandangkan,” kata Adh-Dhabi’i. Anda berharap Allah selalu
merespon doa Anda, tapi Anda tidak merespon panggilan-Nya. Nilai Anda di
depan Allah, ditentukan bagaimana nilai Allah di hati Anda.

Ketiga, makan dan minum yang melebihi kebutuhan tubuh. Rosyadi Achmad
memberi nasihat, “Makan Anda yang pertama ketika lapar adalah kebutuhan,
sedangkan makan kedua adalah nafsu yang akan membuat Anda bodoh, malas
dan berpenyakit, sebab akan menghasilkan lemak yang tersimpan di bawah
permukaan kulit.” Jangan seperti hewan yang hanya berhenti mengunyah
makanan ketika tidur. Kata Umar bin Khattab r.a, “Jika engkau tidak berlatih
menahan hawa nafsu mulai dari makanan, apakah mungkin engkau bisa
melawan hawa nafsu yang lebih membahayakan.” Makanan halal yang berlebih
bisa mengeraskan hati, maka tentu akan lebih dahsyat dampak negatifnya,
jika makanan itu bersumber dari korupsi, atau cara-cara yang haram lainnya.
Makanlah secukupnya dan belanjakan uang secara hemat, agar Anda memiliki
sisa dana untuk membantu lebih banyak orang yang membutuhkan. Kata nabi
SAW, “Engkau tidak berhak menyebut diri sebagai orang beriman, jika engkau
kenyang di tengah orang-orang yang lapar.”
Keempat, introspeksi yang diabaikan. Setiap muslim harus menyediakan
waktu untuk introspeksi secara rutin. Rukuk dan sujudlah yang lebih lama
untuk bertasbih dan memohon pertolongan Allah untuk berhenti dari
kebiasaan-kebiasaan buruk. I’tikaf di masjid antara lain dimaksudkan untuk
introspeksi atas dosa-dosa kita. Semakin jarang introspeksi dilakukan,
semakin cepat hati Anda mengeras dan membatu.
Kelima, mainan atau game, musik dan video yang tidak mendidik. Kita diajari
Nabi SAW untuk berdoa, “Wahai Allah, berikan cahaya-Mu pada pendengaran
dan penglihatanku.” Artinya, kita meminta Allah untuk dijauhkan dari
pendengaran dan penglihatan yang negatif. Untuk hiburan sejenak tidaklah
dilarang, asal tidak berlebihan dan tidak merusak akhlak. Sering terjadi
kriminalitas dan kejahatan seksual yang dilakukan akibat video-video yang
tidak edukatif. Allah SWT mengingatkan, “Sungguh, pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya harus dipertanggungjawabkan” (QS.Al Isra [17]: 36).
Keenam, tawa atau bergurau yang berlebihan, bahkan terbahak-bahak persis
gelak-tawa setan. Anas r.a bercerita, “Rasulullah SAW pernah berkhutbah
dengan berapi-api, cara yang belum pernah saya saksikan sebelumnya. Beliau
berkhutbah, “Lau ta’lamuna ma a’lam ladlahiktum qalilan walabakaitum
katsira” (andaikan kalian mengetahui apa yang telah saya ketahui, niscaya
kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para sahabat langsung
menutup muka sambil sesenggukan menangis” (HR. Bukhari Muslim). Imam
Hasan Al Bashri menegur pemuda yang terbahak-bahak, ”Wahai anak muda,
bagaimana kalian bisa tertawa seperti itu, padahal tidak ada jaminan bahwa
engkau masuk surga dan selamat dari siksa?” Sejak itu, pemuda tersebut
bertaubat dan menjadi orang yang saleh.
Para hadirin Yth.
Sekali lagi, marilah kita menjauhi enam sebab kebekuan hati, yang saya
singkat BISA MAIN MATA, yaitu (1) bicara yang berlebihan, (2) shalat yang
ditunda-tunda, (3) makan yang berlebihan, (4) introspeksi yang diabaikan, (5)
mainan yang tidak mendidik, dan (6) tawa yang berlebihan. Kita memohon
kepada Allah semoga Allah menyinari hati kita, sehingga mudah tersentuh
dengan firman Allah dan sabda rasul-Nya. Lunakkan hati, nyalakan pelita di
dada dengan cahaya Nabi tercinta.
‫ا الى كوكلهكحم ااسنهه ههكواحلكغفهحوهر السر ا‬
‫ححيهم‬ ‫اكقهحول ه كقحوالى كهكذا كواكحسكتحغفاهر ك‬
Referensi: (1) Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Al
Jumanatul ‘Ali, Bandung, 2005; (2) Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Adh Dhabi’i,
Sanabilul Khair, Investasi Akhirat, terjemah: Tsaniananda Fidyatul Ch,
Penerbit: Tinta Medina, Creative Imprint of Tiga Serangkai, Solo, Cet. I, 2016,
hlm. 72-73; (3) Rosyadi Achmad, Terapi Sapu Jagad, Penerbit: Sapu Jagad
Corp, Sidoarjo, cet.1.2015; (4) As Samarqandy, Syekh Nashr bin Muhammad bin
Ibrahim, Tanbighul Ghafilin, Maktabah wa Mathba’ah Al Hidayah, Surabaya, t.t.
hlm. 70; (5) Khalid Muhammad Khalid, Ma’a Umar (Umar Ibnul Khattab Mukmin
Perkasa), terj. Abu Syauqi Baya’syud dan Mustafa Mahdami, Penerbit Media
Idaman, Surabaya, 1989, cet. II (6) Hamka, Tafsir Al Azhar, Pustaka Panjimas,
Jakarta, 1985

You might also like