You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah,

berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati

dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol termasuk golongan lipid

yang tidak terhidrolisis dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh

manusia. Kolesterol mempunyai makna penting karena merupakan unsur

utama dalam lipoprotein plasma dan membran plasma serta menjadi

prekursor sejumlah besar senyawa steroid (Noni, 2013).

Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia,

kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh

dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon

seks, hormon korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam

empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak. Jadi, bila

takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan

penting dalam tubuh (Sri Nilawati dkk, 2008).

Kolesterol diangkut ke berbagai jaringan dalam tubuh dengan

bantuan senyawa yang tersusun atas lemak dan protein, yakni lipoprotein

(Jonathan Morrel, 2010). Kolesterol yang diproduksi oleh tubuh terdiri dari

2 jenis, yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang biasa disebut

dengan kolesterol baik dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

disebut dengan kolesterol jahat. Kolesterol LDL akan menumpuk pada

1
2

dinding pembuluh darah arteri koroner yang menyebabkan penyumbatan,

karena itu LDL disebut sebagai kolesterol jahat (Kowalski, 2010).

Hiperkolesterolmia adalah keadaan dimana kadar kolesterol dalam

tubuh melebihi keadaan normal Hiperkolesteromia. Saat ini masalah

kesehatan telah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif.

Penyebab di duga akibat perubahan gaya hidup, pola makan, faktor

lingkungan, kurangnya aktifitas fisik dan faktor stres. Gaya hidup kurang

aktifitas fisik, terlalu bnyak konsumsi makanan mengandung lemak dan

kolesterol serta kurangnya asupan serat dapat memicu penyakit

degeneratif. Penyakit degeneratif yang cukup banyak mempengaruhi

angka kesakitan adalah penyakit kardiovaskular. Penyakit jantung dan

pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian di dunia, dan di

perkirakan pada tahun 2015 angka kematian penyakit jantung dan

pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta. Berdasarkan World Healt

Orgnization (WHO), angka kematian di Indonesia yang di akibatkan oleh

penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu pada tahun 2002 sebesar 28%

dan mengalami peningkatan pada tahun 2008 sebesar 30%. Berdasarkan

propil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah penyakit jantung dan pembuluh

darah merupakan kasus tertinggi yaitu sebesar 880.193 (62,43%) dari

total 1.409.857 kasus penyakit tidak menular. Kejadian penyakit jantung

dan pembuluh darah di pengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya

disebabkan oleh hiperkolesterolmia, yaitu kondisi dimana kadar kolesterol

dalam darah meningkat di atas batas normal. Hal ini di tunjukkan pada

penelitian yang dilakukan di Semarang pada tahun 2007-2008, kadar


3

kolesterol dalam darah >200 mg/dl. Kematian di usia muda, laporan

Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta

kematian akibat hiperkolesterolmia atau sebanyak 7,9% dari jumlah total

kematian di usia muda. Hiperkolesterolmia dapat meningkatkan resiko

terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner, pankreatitis (peradangan

pada organ pankreas) faktor penyebab hiperkolesteromia diantaranya

faktor keturunan, konsumsi tinggi lemak, kurang olahraga dan kebiasaan

merokok (Setiati, 2009)

Hiperkolesterolemia dapat diklasifikasikan berdasarkan

penyebabnya yaitu hiperkolesterolemia primer terutama disebabkan oleh

faktor genetik, usia, jenis kelamin dan hiperkolesterolemia sekunder yang

disebabkan oleh kebiasaan diet lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik,

obesitas serta sindrom nefrotik Penyakit tidak menular (PTM) merupakan

salah satu masalah kesehatan yang telah menjadi perhatian nasional

maupun global. Morbiditas dan Mortalitas PTM semakin meningkat di

Indonesia Data kematian menurut world Healt Organization (WHO)

menunjukan bahwa dari 57 juta ke matian di dunia pada tahun 2008,

sebanyak 36 juta di sebabkan oleh PTM. Penyakit kardiovaskular

merupakan PTM penyebab kematian terbesar yaitu sebesar 39%.

Kematian akibat PTM akan terus meningkat di seluruh dunia. Peningkatan

terbesar akan terjadi di negara menengah dan miskin. Sebesar 70% dari

populasi global akan meningggal akibat PTM seperti jantung,stroke, dan

diabetes militus, Prevalensi hiperkolesterolmia di Indonesia menurut survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 pada kelompok usia 25-34
4

tahun adalah 9,3% dan meningkat seiring bertambahnya usia pada

kelompok usia 53-64 tahun sebesar 15,5%. Untuk prevalensi

hiperkolestermia di Indonesia terbesar 1,5% pada laki-laki dan 2,2% pada

perempuan. Hasil Riskesdas tahun 2013 proporsi di atas normal lebih

tinggi pada perempuan yaitu sebesar 39,6% jika di bandingkan dengan

laki-laki sebesar 30%. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar

kolesterol total adalah pola makan tinggi serat,pola makan tinggi lemak,

kebiasan merokok, jenis kelamin, obesitas dan aktifitas fisik. (Harian

Rakyat Merdeka, 2013).

Dalam pencegahan sekunder, ada dua cara pengobatan masalah

kolesterol yang dapat dilakukan yaitu dengan pengobatan secara

farmakolgis (dengan pemberian obat penurun kadar kolesterol) dan non-

farmakologis (dengan pengendalian berat badan, aktivitas fisik yang

teratur, meninggalkan kebiasaan merokok, mengurangi asupan lemak

jenuh, serta peningkatan asupan serat). Salah satu terapi nonfarmakologis

yang dapat di gunakan oleh penderita kolestrol tinggi adalah dengan Air

Alkali. Air alkali adalah air dengan kandungan mineral yang sangat tinggi

di dalamnya terdapat kandungan antioksidan yang di duga dapat

menurunkan lemak darah dan mampu melindungi dari kerusakan oksidatif

dan mengacu metabolisme (Ignacio kang 2013).

Pemeriksaan kadar kolesterol yang menggunakan metode test

strip dapat di lakukan menggunakan alat Easy Touch Uric Acid. Prinsip

pemeriksaan adalah pengukuran berdasarkan pada penentuan arus

perubahan akibat reaksi kolesterol dengan reagen pada elektroda strip.


5

Ketika sempel darah menyentuh area target sampel strip darah secara

otomatis di tarik kedalam zona reaksi strip. Intensitas dari elektron yang

detik. Nilai rujukan dengan menggunakan metode strip untuk laki-laki dan

perempuan terbentuk di ukur oleh sensor dari alat dan sebanding dengan

konsentrasi kolesterol. Hasil tes akan ditampilkan di layar dalam 20 < 200

mg/dl (Easy touch kolesterol). Prinsip pemeriksaan kolesterol metode

enzimatik adalah Uricase . (Easy touch GCU, 2010)

Cara memperoleh air alkali dengan menggunakan alat ionisasi

dengan pemanfaatan peroses elektrolisis atau dapat juga dengan

penambahan air dengan bahan tertentu seperti baking soda, jeruk nipis,

lemon dll. Alasan memilih air Alkali dalam penelitian ini dikarenakan air

alkali adalah air dengan kandungan mineral yang sangat tinggi di

dalamnya terdapat kandungan antioksidan, yang di duga mampu

menurunkan lipid darah dan cenderung memiliki ph tinggi yaitu di atas 8,

semakin tinggi pH tubuh (basa) makan akan semakin baik untuk tubuh

kita, Sehingga di harapakan dengan mengkonsumsi air yang bersifat alkali

dalam jangka waktu tertentu dapat menurunkan kadar kolesterol.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Septiandu indriansyah pada

tahun 2017dengan judul Pengaruh Pemberian Air Alkali Terhadap Kadar

Kolesterol Total Pada Tikus Putih Jantan. Hiperlipidemia adalah

peningkatan kadar lemak dalam darah karena konsumsi lemak secara

berlebihan, sehingga asupan dan perombakan lemak tidak seimbang. Air

alkali adalah air dengan kandungan mineral yang sangat tinggi di

dalamnya terdapat kandungan antioksidan yang diduga mempunyai efek


6

menurunkan lipid darah ,sehingga asupan dan prombakan lemak tidak

seimbang.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa air alkali dapat

menurunkan kadar kolestrol sehingga peneliti tertarik untuk meneliti

tentang pengaruh konsumsi air alkali terhadap penurunan kadar kolestrol

metode stik pada lansia.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Adakah pengaruh

minum air alkali terhadap penurunan kadar kolesterol”.?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh minum air alkali terhadap penurunan

kadar kolesterol.

2. Tujuan Khusus

a. Mengukur kadar kolesterol sebelum di berikan terapi minum

air alkali selama 7 hari

b. Mengukur kadar kolesterol sesudah di berikan terapi minum

air alkali sebanyak 7 hari

c. Menganalisis pengaruh minum air alkali terhadap penurunan

kadar kolesterol

D. Manfaat Penelitian

Dapat membantu penderita kolesterol tinggi pengobatan alternatif

untuk menurunkan kadar kolsterol tinggi.

a. Institusi
7

Menerapkan dan mengembangkan teori praktik yang diterima

dalam perkuliahan di Program Studi Analis Kesehatan Mataram.

b. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada penderita

Kolesterol khususnya dan masyarakat agar lebih memperhatikan

pola konsumsi yang baik bagi tubuh

c. Bagi Peneliti

Menambah wawasan pengetahuan, pengalaman dan

keterampilan dalam melaksanakan penelitian khususnya dalam

bidang Urinalisa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritas

1. Kolesterol

Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa

lemak tetapi mempunyai gugus steroid. Kolesterol merupakan

bahan bangun esensial bagi tubuh untuk sintesis zat-zat penting,

seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu

pula hormon kelamin dan anak ginjal, vitamin D, serta asam

empedu (Ingrid 2018).

Kolesterol di angkut sebagai bagian dari struktur bernama

lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein, tetapi ada dua jenis

lipoprotein utama yang perlu kita perhatikan adalah lipoprotein yang

berdensits rendah atau Law Densiti lipoprotein (LDL) kolesterrol

jahat dan lipoprotein yang berdensitas tinggi Haig Density

lipoprotein (HDL) kolesterol baik (Anggraeni, 2016).

a. Law Density Lipoprotein (LDL)

Law Density lipoprotein (LDL) atau biasa di kenal dengan

kolesterol jahat merupakan jenis kolesterol yang memiliki dampak

yang cukup buruk bagi tubuh jika kadarnya terlalu tinggi. Hal ini di

karenakan LDL bersifat aterogenik (mudah melekat pada dinding

sebelah dalam pembuluh darah dan mengurangi pembentukan

reseptor LDL). protein utama pembentuk LDL adalah

7
8

apolipoprotein-B. Kandungan lemak jenuh tinggi membuat LDL

mengambang di dalam darah. LDL dapat menyebakan

menyebabkan kolesterol di dinding pembuluh darah. LDL berfungsi

mebawa kolesterol dari hati menuju jaringan.Manfaat Law Density

lipoprotein ( LDL) mempunyai fungsi bagi tubuh yaitu sebagai

penagkut kolesterol ke jaringan perifer dan berguna untuk

pemecahan membran dan hormon steroid. LDL mengandung 10 %

trigliserida serta 50% kolesterol. Kadar ini di pengaruhi oleh banyak

faktor seperti kadar kolesterol dan kandungan lemak jenuh dalam

makanan yang di konsumsi (Yoeantafara.)

b. High Density lipoprotein (HDL)

High Density lipoprotein (HDL) sering disebut kolesterol baik

karena merupakan lipoprotein yang mengakut lemak dari perifer

menuju hepar untuk di buang sehingga mencegah penembalan

dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya peroses

aterosklerosis. Kolesterol HDL mengandung konsentrasi yang tinggi

kira-kira 50% protein, tetapi konsentarsi kolesterol dan popsolipid

lebih kecil.Manfaat Haig density liporotein ( HDL) memiliki

kemampuan memindahkan kolesterol dari ateroma dalam arteri dan

mentrasfortasikannya kembali ke hepar untuk eksresi dan pemakin

ulang. Hal ini menyabakan peningkatam kadar HDL darah dapat

melindungi seseorang dari penyakit kardiopakuler dan HDL yang

rendah akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan hipertensi

(Satria, dkk 2016).


9

2. Kadar Kolesterol

Kadar kolesterol total normal dalam plasma orang dewasa

adlah sabesar 120-200 mg/dl. Semakin tinggi kadar kolesterol

dalam darah, semakin besar pula resiko terjadinya aterosklerosis.

Aterosklerosis adalah penebalan dinding pembuluh darah arteri,

sehingga lubang pembuluh darah menyempit yang akan

menyabkan aliran darah menjadi lambat bahkan dapt tersumbat

sehingga aliran darah papa pembuluh darah koroner yang fungsi

membri oksigen ( O2) kejantung menjadi berkurang sehingga otot

jantung menjadi lemah, sakit dada, serangan jantung bahkan

kematian (Ditrisia & Fibrianto, 2017).

3. Air

Air merupakan suatuzat air yang tidak mempunyai rasa, bau

dan warna dan terdiri dari hydrogen dan oksigen dengan rumus

kimia H2O. karna air mempunyai sifat yang hampirbisa di gunakan

untuk apa saja, maka air merupakan zat yang paling penting bagi

semua bentuk kehidupan (tumbuhan,hewan,danmanusia) (Pada,

Perokok, Pesisir, & Pangemanan, 2015). Persyaratan Air sebagai

berikut :

a) Karakterstik Kimia

PH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan

intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan. Sebagai suatu

factor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan atau

kehidupan mikroorganis medalam air. Secara empirik pH yang


10

optimum untuk tiap spesifik harus ditentukan. Kebanyakan

mikroorganisme tumbuh terbaik pada pH 6.0-8.0 meskipun

beberapa bentuk mempunyai pH optimum rendah 2,0

danlainnyapunya pH optimum 8,5. Pengetahuan pH ini sangat

diperlukan dalam penentuan range pH yang akan diterapkan pada

usaha pengelolaan air bekas yang menggunakan proses-proses

biologis. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari

penyimpan standar kualitas air minum dalam pH ini yaitu bahwa pH

yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat

menyebabkan korosi pada pipa-pipa air dan menyebabkan bebera

senyawa menjadi racun. Sehingga menggangu kesehatan

(Sutrisno.2004).

Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi

total elektrolit didalam air. Kandungan elektrolik yang pada

prinsipnya merupakan garam-garam yang terlarut dalam air,

berkaitan dengan kemampuan air didalam menghantarkan

aruslistrik. Semakin banyak garam-garam yang terlarut semakin

baik daya hantar listrik air tersebut. Air suling yang tidak

mengandung garam-garam terlarut dengan demikian bukan

merupakan penghan tarlistrik yang baik. Selain dipengaruhi oleh

jumlah garam-garam terlarut, konduktivitas juga dipengaruhi oleh

nilai temperatur (Zurkanain.2015).

Persyaratan air minum dapat ditinjau dari beberapa

parameter seperti: Parameter fisik menurut Peraturan Menteri


11

Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/lV/2010

umumnya dapat diidentifikasi dari kondisifisik air tersebut.

Parameter fisik meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan

jumlah zat padat terlarut (TDS). Alat ukur yang digunakan adalah

Spektrofotometer. Air yang baiki dealnya tidak berbau, tidak

berwarna, tidak memiliki rasa/tawar dan suhu untuk air minum

idealnya kurang lebih 30 C. Padat antarlarut total (TDS) dengan

bahan terlarut diameter < 10 -6 dankoloid (diameter 10 -6 10 -3

mm) yang berupa senyawa kimia dan bahan-bahan lain Parameter

kimia dikelompokkan menjadi kimia an organik dan kimia organik.

Dalam standar air minum di Indonesia zat kimia anorganik dapat

berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta beracun serta

derajat keasaman (PH). (Effendi,2003)

4. Air Alkali

Air alkali merupakan air sifat halus, energi, pembersihan

yang memiliki kombinasi karakteristik air yang unik. Air ini juga

bersifat mikro yang memili kemampuan penyerapan oleh tubuh

yang tak tertandingi. Kaya akan mineral alkali, membantu dalam

buffering kondisi asam dalam tubuh. Dengan kelimpahan electron

yang tersedia. Air alkali terionisasi dapat menghilangkan oksigen

aktif atau radikal bebas yang di anggap menyebabkan kerusakan

oksidatif yang luas untuk makromulekul boilogis, yang membawa

berbagai penyakit serta penuaan. Senyawa ideal untuk

menghilangkan oksigen aktif adalah hydrogen aktif. Hidrogen aktif


12

dapat di produksi dekat katoda selama elektrololisis air. (Marliando

2016).

5. Lansia

Menurut World Health organisation (WHO),lansia adalah

seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia

merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki

tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang di

kategorikan lansia ini akan terjadi suatu peroses di sebut Aging

proces atau peroses penuaan. Peroses penuaan adalah siklus

kehidupan yang di tandai dengan tahapan tahapan menurunnya

berbagai fungsi organ tubuh,yang di tandai dengan semakin

rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan

pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin, dan lain

sebagainya. Batasan batasan usia lanjut Menurut world Health

organation (WHO) batasan umur pada usia lnjut atau lansia dari

waktu ke waktu berbeda meliputi,Usia pertengahan (middle age)

anatara usisa 45 sampai 59 tahun,Lanjut usia (eldery) antara usia

60 sampai 74 tahun, Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90

tahun, Usia sangat tua ( very old) di atas usia 90 tahun. Berbeda

dengan WHOmenurut Departemen Kesehatan RI (2006),batasan

umur pada usia lnjut atau lansia dari waktu ke waktu

meliputi,Virilitas (prasenium), yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun),Usia lanjut dini


13

(senescen) yaitu kelompok yang memulai memasuki usia lanjut dini

(usia 60-64 tahun), Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai

penyakit degeneratif (usia > 65 tahun). (Oenzil 2012)

6. Analisis Kadar Kolesterol

Pemeriksaan kadar kolesterol di laboratrium bisa

menggunakan 2 metode yaitu metode test strip dan metode

enzimatik. Pemeriksaan kadar kolesterol yang menggunakan

metode test strip dapat di lakukan menggunakan alat Easy Touch

Uric Acid. Prinsip pemeriksaan adalah pengukuran berdasarkan

pada penentuan arus perubahan akibat reaksi kolesterol dengan

reagen pada elektroda strip. Ketika sempel darah menyentuh area

target sampel strip darah secara otomatis di tarik kedalam zona

reaksi strip. Intensitas dari elektron yang terbentuk di ukur oleh

sensor dari alat dan sebanding dengan konsentrasi kolesterol. Hasil

tes akan ditampilkan di layar dalam 20 detik. Nilai rujukan dengan

menggunakan metode strip untuk laki-laki dan perempuan < 200

mg/dl (Easy touch kolesterol) Prinsip pemeriksaan kolesterol

metode enzimatik adalah Uricase. (Easy touch kolesterol 2010)


14

B. Kerangka Konsep

Produksi kolesterol Pengeluaran kolesterol


Kolesterol dari dalam tubuh kurang
dalam tubuh berlebih

- Konsumsi air alkali


Faktor lain :
- Usia
- Jenis kelamin - Penyakit komplikasi
- Obesitas
- Konsumsi obat
- Konsumsi alkohol dan
rokok - Aktivitas fisik
- Suku bangsa dan ras

Keterangan:

: Variabel Diteliti

: Variabel Tidak Diteliti

: Mempengaruhi

: Bagian
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan di lakukan pada bulan Mei-Juni 2019

2. Tempat penelitian

Penelitian akan di laksankan di wilayah lombok Timur Desa

Dasan Lekong

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang di gunakan adalah pra-

eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan kegiatan

percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh

yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu. Metode rancangan

penelitian yang di gunakan adalah one group pretest – posttes

design. Rancangan ini dilakuksan dengan cara membandingkan

hasil pretest dengan postest (Notoatmodjo, 2012)..

C. Unit Eksperimen

Besar sampel dalam penelitian ini, di tentukan berdasarkan

pendapat menurut Roscoe (1982) dalam sugiono (2010), untuk

penelitian eksperimen sederhana jumlah sampel adalah antara 10-

20 orang.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non

Random Perposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang

15
16

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,2012). Adapun kriteria dari

sampel penelitian ini sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Penderita Kolesterol.

b. Usia Lansia (umur 60 tahun ke atas).

c. Mengkonsumsi air pristine 550 ml perhari.

d. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

a. Sedang dalam kondisi sakit berat atau kondisi kegawatan.

b. Memiliki riwayat penyakit gagal ginjal atau gagal jantung.

c. Tidak bersedia menjadi responden.

E. Variabel Penelitian

1. Variable Bebas (Independent Variabel) : konsumsi air Alkali.

2. Variable Terikat (Dependent Variabel) : kadar kolesterol.

F. Definisi Operasional

1. Kadar kolesterol adalah peningkatan kadar lemak dalam darah

karena konsumsi lemak secara berlebihan, sehingga asupan dan

perombakan lemak tidak seimbang.

2. Air Alkali adalah air dengan kandungan mineral yang sangat tinggi

di dalamnya terdapat kandungan antioksidan yang di duga

mempunyai efek menurunkan lipid darah.


17

3. Lansia adalahseseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke

atas yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.

4. Alur Kerja

Tahap Persiapan :
1. Alat dan Bahan
2. Sampel
Penelitian

Pemeriksaan
Kadar Kolesterol

Perlakuan dengan
Pemeberian 400 ml
Air alkali

Pemeriksaan Kadar
Kolesterol Setelah
Perlakuan

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan

5. Cara Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini adalah data

nilai hasil pemeriksaan kadar kolesterol pada usia lansia di wilayah

Lombok Timur Desa Dasan Lekong.


18

6. Cara Pengambilan Data

1. Prinsip kerja

Test strip diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada zona

reaksi tes strip, katalisator kolesterol akan bereaksi. Intensitas dari

elektron yang terbentuk dalam alat strip setara dengan konsentrasi

pemeriksaan tersebut.

2. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Blood lancet

2) Autoclick

3) Alat Easy Touch GCU

4) Strip test kolesterol

b. Bahan

1) Darah kapiler

2) Kapas + alkohol 70%

3. Cara Kerja

a. Pemeriksaan Kadar kolesterol

1) Persiapan : Pasang lancet pada alat autoclick. Atur sesuai

kedalaman yang diinginkan. Dipasang strip test kolesterol

pada alat Easy Touch GCU.

2) Kemudian dilakukan pengambilan darah kapiler

a) Dipilih lokasi jari yang akan diambil darah kapiler (jari

tengah/jari manis).
19

b) Bagian kulit yang akan ditusuk harus didesinfeksi terlebih

dahulu dengan alkohol 70%.

c) Kulit setempat ditenggangan dengan memijatnya antara

dua jari.

d) Dilakukan penususkan dengangerakan yang cepat

dengan memakai lancet steril. Tusukan dilakukan dengan

arah tegak lurus pada garis sidik jari.

e) Tetesan darah pertama kali keluar dihapus dengan

menggunakan kapas atau tissue dan tetesan berikutnya

baru boleh digunakan untuk pemeriksaan.

f) Sentuhkan ujung jari yang ditusuk pada zona reaksi pada

strip.

g) Ditunggu ±20 detik hingga hasil akan muncul pada

monitor alat.

b. Perlakuan Terhadap Responden

1) Sebanyak responden diberikan air putih masing-masing

sebanyak 550 ml per hari selama 7 hari.

2) Dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah dengan

metode test strip setelah 7 hari.

7. Cara Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar

kolesterolsebelum dan setelah pemberian air pristine sebanyak

550ml per hari selama 7 hari terhadap penderita kolesterol dapat di

masukkan dalam tabel berikut :


20

Tabel 3.2 Data Hasil Pemeriksaan Kadar kolesterol Sebelum

dan Setelah Pemberian Air Pristine

Kadar Kolesterol
No.
Sebelum Pemberian Air Setelah Pemberian Air
Responden
Alkali Alkali
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Total

8. Analisis Data

Menurut Hermawanto (2010),skala nominal mebedakan obyek atas

kelompok Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data statistik infrensial dengan mengkunakan bantuan SPSS.

Analis data yang digunakan adalah analisis bivariate merupakan

analisia data yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Jenis data yang digunakan adalah data

primer yang di dapat dari pengamatan langsung di lapangan oleh

peneliti dan skala data yang di gunakan untuk variabel bebas adalah

skala nominal dan untuk variabel terikat menggunakan skala data rasio.

atau kategori yang tidak tumpang tindih atau overlapping. Jadi hasil

variabel penelitian di kelompokan menjadi kategori-kategori tertentu.

Skala data rasio dapat mengelompokkan obyek, terdapat tingkata

kelompok,dapat juga di tentukan jarak/beda antar kelompok. Sehingga

analisa yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji pariet simple t
21

test. Ada tidaknya perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah di

lakukan inteverensi dapat di ketahui dengan menggunakan nilai

probabilitas berdasarkan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).

Hipotesa pada uji statistik yaitu :

Ho : Tidak ada pengaruh minum air pritine terhadap penurunan

kadar kolestrol.

Ha :Ada pengaruh minum air pristine terhadap kadar penurunan pada

kolestrol.

Kriteria pembacaan hasil uji statistik adalah apabila probabilitas <α

0,05 maka Ho di tolak Ha diterima, artinya ada pengaruh minum air

pristine terhadap penurunan kadar kolestrol. Apabila probabilitas >α

0,05 Ho diterima dan Ha di tolak, artinya tidak ada pengaruh minum air

pristine terhadap penurunan kadar kolestrol.


22

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. (2016). Skripsi Kandungan Low Density Lipoprotein ( LDL )


dan High Density Lipoprotein ( HDL ) Pada Kerang Darah ( Anadara
granosa ) Yang Tertangkap Nelayan Sedati , Sidoarjo DIAN Angereni
Sidioarjo – Jawa Timur Falkultasa Perikanan dan Kelautan, (Ldl).

Ditrisia, A., & Fibrianto, K. (2017). Tinjuan Pustaka : Air Alkali Dan Air
Teroksigenasi sebagai penyeduh kopi Literature Review : The
Alkalinated and Oxygenated water as Coffee Brewing Water, 5(3), 1–
5.

Ingrid, D., & Fathrah, L. (2018). Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Activity
Test of Suji Leaf Extract ( Dracaena angustifolia Roxb .) on in vitro
cholesterol lowering, 21(2), 54–58.

No Title. (2010).

Pada, L. D. L., Perokok, M., Pesisir, D. I., & Pangemanan, D. H. C. (2015).


GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN,
3(April).

Satria, M. M., Catur, P., Sukohar, A., Kedokteran, F., & Lampung, U.
(2016). Air Alkali Terionisasi Pencegahan Termutakhir Timbulnya
Kanker Ionized Alkaline Water as the Latest Prevention of Cancer
Emergence, 5(April).

Suwandi, D., Sugiarto, C., Prof, J., Suria, D., No, S., Suwandi, D., &
Sugiarto, C. (2008). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar
Kolesterol Total Metode Electrode-Based Biosensor Dengan Metode
Spektrofotometri Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
The Comparison of Total Cholesterol Level Between Electrode-
Based Biosensor Method and Spectrophotometry Method Faculty of
Medicine - Maranatha Christian University.

Yoeantafara, A., Martini, S., Fakultas, M., Masyarakat, K., Airlangga, U.,
Epidemiologi, D., … Universitas, M. (n.d.). PENGARUH POLA
MAKAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL, 304–309.
Oenzil, F. 2012 meningkatkan kualitas manula. Jakarta penerbit buku

kedokteran EGC.

You might also like