Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru yang kurang
menentukan dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai, sehingga pembelajaran yang
dilakukan di Kelas VII-A SMPN 23 Tangerang dalam menulis sebuah puisi bebas kurang efektif.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti mencoba melakukan suatu tindakan pembaharuan
dengan menggunakan suatu media pembelajaran yaitu media Teknik Permainan Bahasa.
Diharapkan dengan adanya media pembelajaran seperti ini dapat meningkatkan kemampuan atau
hasil belajar siswa dalam menulis puisi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah
media Teknik Permainan Bahasa dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus, dimana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan rincian kegiatan setiap pertemuan
sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik permainan bahasa dapat meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa di Kelas VII-A SMPN 23 Tangerang pada sub pokok bahasan
menulis puisi bebas. Hal ini dapat dilihat dari data berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan
kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan
perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat
baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik
berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa
memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya
dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu
menulis puisi.
Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan pada siswa di Sekolah Menengah Pertama, sehingga
mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan
sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan
mempertajam kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan.
Dalam pembelajaran menulis puisi di Sekolah Menengah Pertama masih ditemukan berbagai
kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model atau media
dalam pembelajaran sastra dalam menulis puisi. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul
dalam proses pembelajaran menulis puisi di kelas VII-A Sekolah Menengah Pertama Negeri
Siderejo Lor 05, selama ini kurang menunjukan kemampuan yang sesungguhnya dimiliki siswa.
Penulis menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari guru maupun murid. Hal ini
diperoleh melalui pengalaman penulis saat melakukan kegiatan PPL di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 23 Tangerang
Dalam pembelajaran menulis puisi ini guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket,
menjelaskan cara tentang menulis puisi, dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu
guru menugaskan siswa untuk membuat sebuah puisi serta membacakannya di depan kelas.
Sedangkan siswa tidak diberi rangsangan atau motivasi yang mampu membangkitkan imajinasi
siswa dalam memperoleh kata-kata yang tepat. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang
menggembirakan bagi siswa, di sini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam
menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata
atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya
sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran Bahasa Indonesia sebelumnya mereka
tidak pernah memperhatikan bahasa yang sesuai dan tepat dalam menuliskan puisi.
Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide untuk memperbaiki pembelajaran
tersebut dengan menggunakan Teknik Permainan Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi di
kelas VII-A, karena bermain bagi anak-anak tak ubahnya seperti berkerja bagi orang dewasa.
Bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan kenikmatan yang akan menjadi rangsangan bagi
perilaku lainnya. Waktu untuk anak – anak bermain tidak jauh berbeda dengan waktu untuk
bekerja orang dewasa. Usia siswa SMP merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia.
Anak-anak merupakan makhluk yang unik sehingga dalam pembelajaran mereka tidak harus
merasa terpenjara.
Bidang kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai media pembelajaran, dengan
fokus yang berkaitan pada Penggunaan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa di Kelas VII-A Sekolah Menengah Pertama. Adapun identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat
siswa dalam belajar membuat puisi kurang diterapkan sehingga siswa kurang aktif, tidak kreatif
dan kurang termotivasi.
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan atau hasil belajar siswa dalam menulis puisi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pertemuan kedua
Siswa mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Siswa aktif dalam diskusi kelompok.
Refleksi
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, diketahui bahwa selama guru mengajar
pada pertemuan pertama siswa belum mampu memahami konsep pembelajaran secara maksimal,
akan tetapi ada beberapa siswa yang tingkat kemampuannya sudah cukup baik. berdasarkan
prosentase ketuntasan seluruh siswa dikelas, terdapat 68% siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajar dan 32% siswa yang masih tergolong belum tuntas. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru
dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, masih terdapat beberapa anak
yang saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru serta masih
kurang memahami konsep pembelajaran. Pada pertemuan kedua telah terjadi peningkatan
kemampuan siswa dalam mencermati pelajaran. Terbukti siswa mampu membuat puisi bebas
dengan kata – kata mereka sendiri yang ditunjukan oleh prosentase ketuntasan nilai seluruh siswa
telah mencapai 86% dan hanya 14% siswa yang belum tuntas. Berarti pada siklus I pertemuan
kedua telah terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam belajar menulis puisi.
Berdasarkan analisis hasil tugas evaluasi pada siklus I terdapat 86% dari keseluruhan siswa yang
tuntas dan 14% siswa belum tuntas dalam proses belajar menulis puisi. Hal ini telah menunjukan
bahwa telah terjadi peningkatan. Namun demikian masih belum semua siswa bisa mencapai KKM
(60), Sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Maka peneliti akan memperbaikinya agar
hasil belajar siswa yang dicapai secara optimal dapat berhasil pada siklus II.
Perbaikan yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk memperbaiki pembelajaran pada
siklus sebelumnya, antara lain dengan cara :
Dalam menyampaikan materi menggunaan media teknik permainan bahasa sama pada saat
pelakasanaan pembelajaran pada siklus I, tujuannya untuk membuktikan bahwa media
pembelajaran yang digunakan peneliti mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa. Namun
cara penggunaannya dalam menyampaikan pembelajaran yang akan berbeda dari siklus I dan
setiap pertemuan.
Lebih mengutamakan interaksi siswa dengan guru dalam pembelajaran, ini dilakukan untuk
melatih keberanian siswa dalam menyampaikan pertanyaan atau menyampaikan pendapatnya.
Prosentase ketuntasan pada pertemuan pertama adalah 68% dan pertemuan kedua meningkat
menjadi 86%. Hasil tersebut juga telah menunjukan bahwa pembelajaran pada siklus I sudah
mencapai porsentase ketuntasan minimal (75%) dan telah terjadi peningkatan kemampuan atau
hasil belajar siswa dalam menulis puisi, dengan rata – rata nilai prosentase ketuntasan siswa pada
pertemuan pertama dan kedua mencapai 77%.
4.1.3 Siklus II
Praktek pembelajaran dilaksanakan masih dengan pokok bahasan menulis puisi, karena tujuan
dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis puisi. Dalam siklus II ini dilakukan
melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:
Perencanaan
Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan praktek pembelajaran dalam siklus II ini
adalah mempersiapkan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan berdasarakan
identifikasi masalah yang timbul pada siklus I, RPP, instrumen, alat dan bahan untuk penelitian
agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I.
Tindakan
(1) Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 23 April 2012 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan awal
Untuk mengawali proses pembelajaran ini guru mengucapkan salam pada siswa, kemudian guru
bertanya kepada siswa: ”apakah kalian masih ingat tentang materi yang kita pelajari pada
pertemuan sebelumnya?”.
Kegiatan inti
Beberapa siswa diminta menyebutkan apa pentingnya menulis, kemudian beberapa sisiwa
menanggapi pendapat temannya. Guru menjelaskan tentang cara menulis puisi (menentukan ide
pokok, memilih kata, dan menulis puisi atau merangkai kata), kemudian guru memberikan
kesempatan untuk setiap siswa yang ingin bertanya mengenai materi yang disampaikan. Guru
meminta siswa membentuk kelompok kecil dengan teman semejanya, kemudian guru meminta
siswa untuk memperhatikan gambar pemandangan laut yang akan siswa jadikan sebagai ide pokok
dalam membuat puisi setelah itu guru mengarahkan setiap kelompok pada teknik permainan
bahasa (Mencocokan Kata) dalam pemilihan kata-kata dan kata kiasan: Dalam satu kelompok,
siswa masing-masing membuat tulisan yang menceritakan kejadian pada gambar. Guru
memberikan pilihan-pilihan kata kiasan yang akan siswa rangkai menjadi sebuah puisi. Contoh;
Daun kelapa melambai-lambai, Ombak yang berguling-guling, Hembusan angin laut sangat
menyegarkan jiwa, dan lain-lain sebagainya. Guru menugaskan siswa untuk mencocokan kata-
kata yang telah ditulis berdasakan kejadian pada gambar dengan kata kiasan yang telah diberikan
guru dan mendiskusikannya dalam kelompok, selanjutnya guru menugaskan siswa merangkai
kata-kata yang telah dicocokan menjadi sebuah puisi. Guru mengawasi sambil memberikan
bimbingan kepada siswa yang kurang memahami.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan bahwa Penggunaan media teknik permainan bahasa dapat meningkatkan
kemampuan atau hasil belajar siswa dalam menulis puisi, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
DAFTAR PUSTAKA