You are on page 1of 29

SPESIFIKASI TEKNIS/SYARAT-SYARAT TEKNIS

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah PEMBANGUNAN


GEDUNG PENDIDIKAN
1.2. Lokasi Pekerjaan : Kota Denpasar
1.3. Satuan Kerja : POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan lapangan meliputi :


2.1. Pekerjaan pengukuran dan pasangan bouwplank.
2.2. Pekerjaan pembersihan.
2.3. Shop drawing dan as built drawing.
2.4. Pembuatan direksikeet dan gudang bahan.
2.5. Penyediaan peralatan keselamatan kerja seperti : helm kerja, tali pengaman,
sepatu proyek, dan obat-obatan (P3K).

3. PEKERJAAN PONDASI, TANAH, DAN PASIR

3.1 Menggali/mengurug tanah dalam site dikerjakan sesuai dengan kebutuhan


yang ditentukan dalam gambar. Mengurug dilakukan lapis demi lapis
dengan tebal urugan setiap lapis adalah 25 cm yang dipadatkan dengan
mesin pemadat sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dan bahan
urugan harus bebas dari kotoran dan humus.Sebelum pengurugan
dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pembersihan lapangan terhadap
benda-benda yang dapat mengurangi kepadatan tanah dikemudian hari.
3.2 Ukuran galian pondasi disesuaikan dengan gambar, bila keadaan tanah
mudah longsor pinggiran lobang galian dibuat miring, sehingga galian
tidak tertimbun sebelum pekerjaan pondasi selesai.
3.3 Mengurug kembali pada bekas galian pondasi dan urugan peninggian
lantai bangunan dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis,
disiram dengan air sampai padat. Bila dianggap perlu pemadatan
menggunakan alat / mesin pemadat.
Bahan urugan ini harus bebas dari segala kotoran-kotoran humus.
3.4 Tebal urugan pasir dibawah pondasi adalah 5 cm dan dibawah lantai
adalah 10 cm. Urugan pasir pada tempat-tempat lain disesuaikan dengan
gambar rencana.
3.5 Urugan pasir disiram dengan air sampai padat.

4. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG


A. UMUM
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan Tiang dan kelengkapannya,
menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk pemancangan seperti crane
untuk mengangkat tiang dan mesin pancang, lokasi penimbunan bahan,
penempatan peralatan serta lokasi titik pancang, serta serta hal-hal lain
yang dibutuhkan sesuai dengan gambar-gambar denah serta potongan.

B. PERSYARATAN
Tempat yang akan dipancang harus dipersiapkan dengan teliti dengan
menggunakan alat teodolith menentukan posisi titik pancang yang tepat,
sebelum memulai pemancangan, seyogyanya Kontraktor harus
memberitahukan dulu kepada Konsultan Pengawas akan tindakannya.

C. MATERIAL
Bahan yang harus disediakan antara lain :
Tiang pancang dari beton mutu K.500 ukuran 20 x 20 cm persegi dengan
panjang 4 meter, alat penyambung tiang.

D. PELAKSANAAN
~ Material tiang pancang dari bahan beton precast prestress segi empat
dengan mutu beton K.500 dengan ukuran 20 cm x 20 cm panjang 4 m.
~ Pemancangan tiang dengan sistem pembebanan dengan mesin Hydraulic
Jack In kapasitas 60 – 80 ton.
~ Penyambungan tiang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dengan
pengelasan (joint welding).

5. PEKERJAAN PONDASI PLAT BETON (PILE CAP)

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana sampai
kedalaman yang ditentukan. Setelah lapisan tanah dasar memenuhi
persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 5-10 cm padat dan
diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan campuran 1
pc : 3 pasir : 5 kerikil.

B. PEKERJAAN BEKISTING
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, maka pekerjaan dapat dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting
harus disesuaikan dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur
atas.

C. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari
Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40
>Ø12 mm dan BJTP 24 < Ø12 mm.

D. PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus
dicantumkam berbagai hal yang akan berpengaruh terhadap konstruksi.
Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke
lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak
adalah K-250

6. PEKERJAAN SLOOF/TIE BEAM

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Tanah dibawah areal sloof harus diperbaiki sehingga memenuhi
persyaratan kepadatan tanah dasar. Setelah lapisan tanah dasar memenuhi
persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 5-10 cm padat dan
diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan campuran 1
pc : 3 pasir : 5 kerikil.

B. PEKERJAAN BEKISTING
Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu
mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik, maka pekerjaan dapat dilanjutkan.Persyaratan pekerjaan bekisting
harus disesuaikan dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur
atas.

C. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari
Konsultan Pengawas.Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 >
Ø12 mm dan BJTP 24 <Ø12 mm.

D. PEKERJAAN BETON
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus
dicantumkam berbagai hal yang akan berpengaruh terhadap konstruksi.
Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke
lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak
adalah K-250.

7. PEKERJAAN BETON

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja,
bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk
semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua
pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu,
lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana
diperlukan.

7.7. PERATURAN-PERATURAN
Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :
- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-7.
- ACI 1983 (Association Concrete International)
- SII (Standar Industri Indonesia)
- SKBI-7.8.58.1987.
- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972
- PPKI 1961 (NI-5)
- Petunjuk Perencanaan Beton 1987
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987
- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84
- Standar Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1989

7.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa
seluruh perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana.
Jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor
diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana.
Sebelum ada keputusan mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak
diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut. Sebelum
melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk
mendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya
3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix
Design untuk mutu beton K 250 dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Industri Bahan dan Barang Teknik atau Direktorat Penyelidikan masalah
bangunan yang tentunya sebelumnya menyerahkan contoh bahan yang akan
dipergunakan. Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas
untuk pengecekan bahan pada waktu pengecoran.Kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan
ketentuanketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak
langsung di atas tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan
campuran semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5. Semua pekerjaan yang dihasilkan
harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar umum yang
berlaku.Apabila Pemberi Tugas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta
nasehatnasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas atas beban
Kontraktor.

7.4. JENIS KETEGUHAN BETON


Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah sesuai analisa
bahan beton dalam BQ. Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton
bertulang konstruksi atas, kecuali disebut lain.

7.5. BAHAN-BAHAN
Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan
untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk
Gedung 1988. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat
memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap bahan yang akan
digunakan, dan harus dilaksanakan pada lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui serta yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan pengujian
tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.Jika karena keadaan
pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan, maka
jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-
syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991.Dalam hal ini harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
1. Portland Cement
Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia atau setara, berdasarkan
kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8. Merk yang dipilih tidak dapat
ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari
Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas
Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu
semen penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian/pengetesan laboratorium,
dari kualitas semen yang akan digunakan dan Kontraktor wajib
memberikan hasil pengujian tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk
mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak ada penambahan biaya.
Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-
robek atau setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.
PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh
untuk dipergunakan.
Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang
ditinggikan 40 cm dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan
kering.

2. Agregat
Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar
harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang
baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur
dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 40% berat. Dimensi maksimum
dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.Pasir harus terdiri dari butir-
butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna,
kekerasan, tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur
yang telah mengeras. 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai, Kontraktor harus sudah mengambil sampelnya dengan ukuran
tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai dengan percobaan-percobaan
yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini Kontraktor mengambil 2
(dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading analisisnya.
Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman
sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh
Direksi lapangan. Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber
untuk setiap agregate yang telah disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini
dimaksudkan untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading selama masa
pelaksanaan.

3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang
disyaratkan PBI.
Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus
memberikan hasil tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi
Pelaksana untuk diteliti.Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan
biaya pemeriksaan di laboratorium menjadi tanggungan Kontraktor.

4. Besi Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24
(polos) untuk besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter
13 mm ke atas memakai U39 (ulir).
Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak
boleh cacat / terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-
tanda yang menunjukkan kelemahan dari material tersebut.Pada percobaan
lengkung 180° tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.Besi beton
harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat
mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.Kawat beton/ikat harus
berkualitas besi lunak yang telah dipijarkan berdiameter 1 mm dan tidak
disepuh seng.
Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan
sesuai persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971. Untuk
mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari
laboratorium apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-
masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk
setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan untuk laboratorium-laboratorium
yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.
Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjang sampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan
dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5. Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu dengan
mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain.Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi mengenai
hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan,
data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya,
cara-cara pemakaiannya, resikoresiko dan keterangan lain yang dianggap
perlu. Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture,
Kontraktor harus memberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat
dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21
dan 28 hari dari beton yang mempergunakan bahan-bahan admixture itu.

9. Penyimpanan
Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaannya. Semen harus didatangkan
dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa
yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi
secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam
keadaan fresf/belum mulai mengeras, bagian tersebut masih dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10%.
Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas,
maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut
diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan
catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin. Besi beton
harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan
besi beton melebihi waktu yang lama, maximum 1 minggu, lebih dari
jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk dipergunakan. Agregat harus
ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya

7.9. ADUKAN
Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus
mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu
beton harus sesuai dengan standar dalam PBI-1991.Pekerjaan tidak boleh
dimulai sebelum diperiksa dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik mengenai kekuatan/ kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut
menjadi beban Kontraktor

7.7. PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON


Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji
Cylinder sesuai standar dalam PBI 1991 Bab 4 Pasal 4.1.7.Pengujian sylinder
percobaan harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan ,memperhatikan data-data pelaksanaan di
tempat atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya.Laporan harus disertai sertifikat dari laboratorium yang
bersangkutan. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI - 1971
Bab 4 Pasal 4.4. Jumlah kubus beton dan slam akan ditentukan kemudian tebal
penutup beton minimal bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus
sesuai dengan persyaratan PBI - 1991 Bab 7 Pasal 7.7. Perhatian khusus perlu
dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak untuk
keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang
yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi
cetakan.Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan harus dapat
berfungsi dengan tepat. Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian
slump, minimum 7 cm dana maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah
mengikuti cara-cara slump test sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(bekisting).
Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.Kemudian adukan tersebut
ditusuk - tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan
ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu
lapisan yang di bawahnya.Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat
perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada
pekerjaan fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat,
satu dan lain hal harus memenuhi prosedur dalam PBI 1971.
Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara
terbuka. Satu dan lain hal harus memenuhi prosedur perawatan khusus
berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat.
Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 7 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65%
kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak
memberikan angka kekuatan yangdiminta, maka harus dilakukan pengujian
beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan dalam PBI 1971
dengan tidak menambah biaya bagi Pemberi Tugas.

7.8. PERAWATAN BETON


Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI - 1991, NI -2 pasal 9.9.
Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan
untuk proses hidrasi semen serta pengerasan beton.
Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika
tidak ditentukan lain.
Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi
30oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah.
Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka
selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan
membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan
karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.
Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari berturut-turut setelah pengecoran
dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.

7.9. PENGECORAN BETON


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa
seluruh perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana,
jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor
diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum
ada keputusan mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan
untuk mulai melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan
pengecoran beton, Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke
Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran beton baru dapat
dilaksanakan.Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang
dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik
atas biaya Kontraktor sendiri. Sebelum pengecoran dimulai, maka semua tempat
- tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran
(misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah, dll) dan dibasahi dengan air
semen. Pada pengecoran baru (sambungan, antara beton lama dan beton baru)
maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air
semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik. Tinggi jatuh dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan
lain atau disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

7.9. PEMADATAN BETON


Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat
pengecoran berlangsung.Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa
vibrator cadangan yang siap pakai.Vibrator yang dipakai harus dari type rotary
out of balance dengan frekwensi tidak kurang dari 6000 cycles permenit dan
kemampuan memberikan percepatan 6 g pada beton setelah kontak dengan
beton.Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga
menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

7.11. LAIN-LAIN
Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan
diagonal seluas tulangan yang dipotong. Semua anchor yang ada, bila tidak
terpasang harus diganti dengan anchor bolt dengan tanpa penambahan biaya.
Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih
dari 7.00 m. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
terpasang, selubungselubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum
dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran
dalam garis besar.Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya
ditetapkan dalam gambar gambar struktur konstruksi beton bertulang.Jika
terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran
yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.

7.17. BEKISTING
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan
gambar rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.Dalam gambar-gambar tersebut harus
secara jelas terlihat Konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta
kedudukan dari sistem rangkanya.Bekisting harus menghasilkan konstruksi
akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan
yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana.Bekisting harus kokoh dan
rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan.Bekisting harus diberi
perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya
yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah
meresap air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat
dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.
Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus
mempergunakan plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja
ketebalan minimal 1 mm, balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan
lain yang disetujui oleh Direksi.
Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-
potongan kawat pengikat dll.
Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-7.
Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus
mengatasi bentang bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan
gambar-gambar kerja khusus.
Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :
Kecepatan dan cara pengecoran.
Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan
beban kejut.
Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu
diperhitungkan dengan baik.
Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh
dan harus mudah dapat disetel dengan baji.Tiang-tiang bekisting tersebut harus
tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah
samping.Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.Bekisting hanya
boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut dengan sistim bekisting yang
masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya.Kekuatan ini harus
ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji yang disebut dalam PBI-71 pasal 4.7
ayat (5) dan dengan perhitungan-perhitungan. Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik akan memberikan persetujuan pembongkaran bekisting
setelah ia memeriksa hasilhasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-
perhitungan tersebut. Apabila untuk menentukan saat pembongkaran bekisting
tidak dibuat benda-benda uji, maka bila tidak ditentukan lain, bekisting baru
boleh dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.
Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 x 24 jam.

7.18. PEKERJAAN PERANCAH

1. Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum
mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Pemberi Tugas.Segala biaya yang
perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

7. Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang akan
mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-
langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akib.

7.14. BETON KOLOM

1. Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom, Kontraktor harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.Setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian kolom baru dapat
dimulai.Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti gambar rencana
atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi
teknik.Sambungan-sambungan las tidak diperkenankan.Pembengkokan
pada daerah yang mengalami pengecilan harus linear mulai dari
permukaan bawah balok bersangkutan hingga permukaan atasnya.Mutu
besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40 >Ø 12 mm dan BJTP 24
>Ø12 mm.

7. Bekisting
Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan dimensi-
dimensinya dan juga posisi vertikalnya.Unting-unting harus selalu dipasang
pada dua sisinya dan harus mudah dicek oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.Pada as-as kolom harus
diberi tanda untuk memudahkan pengecekan terhadap pengukuran
horizontal maupun vertikal.Tanda-tanda dapat dibuat dari cat dengan
warna yang kontras.
Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah adalah sesuai
dengan analisa bahan pekerjaan pembetonan.

8. Pengecoran
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan
pembesian kolom.Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor
harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.

7.15. BETON BALOK

1. Pembesian
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian balok, Kontraktor harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik.Setelah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian balok baru dapat
dimulai.Sambungan-sambungan balok harus mengikuti gambar rencana
atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas.Sambungansambungan las
tidak diperkenankan.Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40
>Ø12 mm dan BJTP 24 >Ø12 mm.

7. Bekisting
Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan dimensi-
dimensinya dan juga posisi horizontalnya.
Mutu beton.
Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah sesuai dengan
analisa bahan pekerjaan pembetonan.

8. Pengecoran.
Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan
pembesian balok.Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas
lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor
harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.

7.19. CACAT-CACAT PEKERJAAN


Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata
seperti direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi
beton yang berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan
yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis,
maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan,
misalnya susunan yang tidak teratur, pecah, retak, ada gelembung udara,
keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian
harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.Seluruh pembongkaran dan
pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang
timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

7.17. SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN


Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak
ditentukan lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan9.4. dari PBI 1971.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai.Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi
Pelaksana.

7.18 . PENGGANTIAN BESI


Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar. Dalam hal dimana berdasarkan
pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan
yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan pembesian yang ada, maka :
Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertara dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana
Konstruksi untuk sekedar informasi. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan
oleh Kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya
dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana
Konstruksi.Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan
juga keharusan dari Kontraktor. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan
diameter yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dan lebih
besar, dengan catatan :
Harus ada persetujuan dari Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi jarak Variasi dalam Toleransi diameter


antara dua permukaan yang berat yang
berlawanan) diperbolehkan
Di bawah 10 mm +/- 7% +/- 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm (tapi +/- 5% +/- 0,4 mm
tidak termasuk Ø 16 mm)
16 mm sampai 28 mm tidak +/- 4% +/- 0,5 mm
termasuk Ø 28 mm)

7.19. KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton mengacu pada analisa
yang digunakan dengan didahului mix design. Evaluasi penentuan karakteristik
ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.
Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan
mengadakan trialmixed di laboratorium yang ditunjuk.Selama pelaksanaan
harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam
pasal 4.7.dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang sesuai di
sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan
benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan
penggetar. Pada masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji
tiap 3 m3 beton.Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.Kontraktor harus membuat laporan
tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disyahkan oleh Direksi
dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.Laporan
tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus dengan
persetujuan Direksi Pelaksana.

7.20. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
b. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Lapangan, maka
harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor.
c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-
lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

7.21.PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANGAKAN


TERTANAM DI DALAM BETON
Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 –
Bab 5.7
Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di
dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak
dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang,
maka Kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.
Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja
tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-
pipa saluran tersebut tanpa izin tertulis dari Direksi.

7.27. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON


Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton
harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya
dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.
Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi Kontraktor
Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain
untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.

7.28. PEMBERSIHAN
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.

7.24. CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material
: koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan.
Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui di bangsal Direksi Pelaksana.

8. PEKERJAAN PASANGAN.

8.1 Lingkup pekerjaan :


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang bermutu baik.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan dinding sesuai dengan
yang ditunjukkan didalam gambar.

8.2 Bahan dan Standard :


a. Semen, sesuai NI - 8.
b. Pasir NI - 33 Pasal 14 ayat 7.
c. Air sesuai NI - 3 pasal 9.
d. Batu kali / alam sesuai NI - 3 Pasal 19.
e. Batu bata merah dengan campuran 1pc : 5 psr.
f. Perekat menggunakan semen Portland.
Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan
dipakai dan menyatakan sumber bahannya untuk persetujuan Direksi.

8.3 Adukan Pasangan :


Bahan dan adukan diukur dengan takaran volume dengan komposisi
campuran Semen dan pasir sebagai berikut :
a. Pasangan adukan kuat ( trasram ) 1 Pc : 2 Psr digunakan :
- Untuk semua pasangan diatas sloof sampai ketinggian 20 cm
diatas lantai.
- Dan pasangan-pasangan lain yang harus kedap air
b. Pasangan batu bata menggunakan campuran 1 pc : 5 psr.
c. Untuk pasangan style bali pada kolom menggunakan pasangan bata
press keramas, pasangan paras blayu dan pasangan batu candi yang
dipasang sesuai gambar.
Adukan harus betul-betul homogen dengan menggunakan beton molen dan
pemakaian air secukupnya.

8.4 Pelaksanaan pemasangan batu bata merah :


a. Bata yang akan dipasang harus bersih dari kotoran dan kering.
b. Bata yang dipakai harus batu bata utuh yang tanpa cacat, kecuali pada
sudut-sudut pertemuan dapat dipakai bata potongan dengan ukuran
yang semestinya.
c. Bila dalam pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas
beban pelaksana.
d. Semua sambungan antar bata harus terisi penuh oleh adukan perekat.
e. Tebal perekat bata rata-rata 3 cm.
f. Pengakhiran pasangan itu harus dibuat bertangga menurun dan tidak
bergigi untuk untuk menghindari retak kemudian hari.
g. Baik tertera dalam gambar atau tidak, tembok bata harus diperkuat
dengan kolom atau ring beton praktis pada luas paling besar 12 m2
atau paling jauh setiap jarak 4 m’.
h. Pada tempat yang akan terdapat rangka Kusen, pasangan bata dibuat
menyesuaikan dengan bentuk kusen yang akan dipasang. Untuk
pasangan bata diatas pasangan kusen dilengkapi dengan pembuatan
beton balok latei.
i. Semua angker-angker kusen dan lain-lain harus ditunjukkan dulu
kepada Direksi sebelum pekerjaan dilanjutkan. Alur-alur tersebut
harus diisi penuh dengan adukan dan angker-angker ditanam dengan
beton campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk didalam tembok.
j. Semua pasangan harus rapi, rata, baik horisontal maupun vertikal.
Penjepitan dengan benang harus dilakukan tiap-tiap jarak tidak lebih
dari 30 cm. Semua pertemuan agak lurus harus benar-benar bersudut
90 derajat.
9. PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN LANTAI

9.1 Pekerjaan Plesteran Dinding

9.1.1. Lingkup Pekerjaan.


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
7. Pekerjaan plesteran dinding dan beton dikerjakan pada
permukaan dindingdan beton bagian luar dan dalam sesuai
dengan petunjuk didalam gambar.

9.1.2. Bahan dan Standard :


a. Semen sesuai Ni - 8.
b. Pasir sesuai NI - 3 Pasal 14 ayat 7.
c. Air sesuai NI - Pasal 9.
Pelaksana harus memberikan contoh-contoh bahan terlebih dahulu
kepada Direksi.

9.1.3. Komposisi Campuran :


Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada
pasangan batu batanya. :
a. Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Psr.
b. Plesteran Kolom, beton dengan campuran 1 Pc : 3 Psr dan diaci
dengan campuran 1 Pc : 1 Psr ( Diayak halus ).
c. Plesteran dinding 1 Pc : 5 Psr dan diaci dengan campuran 1 Pc
: 2 Mil (yang halus/Super).
d. Pasangan dinding sejauh menempel pada tanah dan pondasi
batu kali yang diatas tanah harus diplester 1Pc : 5 Psr dan diaci
dengan 1 Pc : 1 Psr (Diayak halus).

9.1.4. Pelaksanaan :
a. Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan
peralatan yang semestinya dengan air secukupnya.
b. Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan
dibiarkan membeku lebih dari 1 jam.
c. Semua siar hendaknya dikerok sedalam mungkin lebih kurang
10 mm, sebelum diplester bata harus bersih dari bekas-bekas
perekat / kotoran-kotoran.
d. Semua dinding beton yang akan diplester harus di kerik agar
plesterannya dapat melekat dengan baik.
e. Semua bidang yang akan diplester harus disikat sampai bersih.
f. Pelaksana akan membuat contoh bidang plesteran terlebih
dahulu. Kemudian setelah di setujui oleh Direksi plesteran
harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
g. Semua sudut-sudut harus tegak dan tajam, dan bidang-bidang
plesteran harus rata.
h. Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu
plesteran yang baik, dimana diadakan pemeriksaan dengan
garisan yang panjang baik horisontal maupun vertikal.
I. Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diperbaiki secara keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki
hendaknya dibobok terlebih dahulu dengan baik, bobokan
dibuat dalam bidang segei empat, kemudian diplester rata
dengan sekitarnya.
j. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,50 cm dan tidak lebih dari
2,00 cm dengan toleransi 1mm setiap meter panjang, sebelum
benar-benar kering permukaannya digaris silang-silang untuk
mengikat lapisan berikutnya.
k. Permukaan plesteran harus dibasahi secara berkala dan
dilindungi dari terik matahari atau hujan.Pengacian tidak
dilakukan setelah lapisan plesteran mengeras dan tidak
berkerut lagi dimana tebal acian tidak kurang dari 1 mm.
l. Antara plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur yang
rapi.
m. Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus,
rata, tidak bergelombang dan retak-retak, alur-alur lurus
dengan ukuran yang sama dan sudut-sudut yang tajam dan
rapi.

9.2 Pekerjaan Pelapis Dinding Granit

9.2.1. Lingkup pekerjaan.


1. Pekerjaan meliputi tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan
alat-alat Bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
7. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi dinding toilet,
paintry dan pada tempat-tempat sesuai detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

9.2.2. Persyaratan Bahan Granit Dinding :


1. Jenis Granit.
7. Finishing permukaan berglazuur.
8. Produksi setara Granito.
4. Ketebalan minimum 0.5 cm.
5. Bahan pengisi siar digunakan semen nat (semen warna).
9. Bahan perekat dengan adukan 1 Pc : 3 Psr
7. Warna texture ditentukan kemudian
8. Granit 30 x 60 cm atau sesuai gambar untuk dinding KM/WC.
9. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-
19), PVBB 1970 dan PVBI 1987.
9. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipakai, sebelum dipasang
terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas/Perencana.

9.2.3. Syarat-syarat pelaksanaan.


1. Pada permukaan dinding beton/bata, Granit dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1 Pc : 3 Psr,
diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah
pemakainnya adalah 10 % dari berat semen yang dipakai
dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,6 cm atau bahan-bahan
perekat khusus, sehingga mendapatkan ketebalan dinding
seperti tertera pada gambar.
7. Granit yang dipasang adalah yang telah terseleksi dengan
warna, motip tiap keramik harus sama tidak boleh retak atau
cacat lainnya.
8. Pemotongan granit harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu sesuai dengan petunjuk pabrik.
4. Sebelum granit dipasang, granit harus terlebih dahulu
direndam air sampai jenuh.
5. Pola granit harus memperhatikan ukuran/letak dan semua
peralatan yang akan dipasang di dinding seperti : kran air,
shower tanam, wastafel dan lain-lain yang tertera dalam
gambar.
9. Ketinggian peil tepi atas pola granit disesuaikan dalam gambar.
7. Awal pemasangan granit pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan/harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan direksi pekerjaan/Konsultan pengawas sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
8. Pembersihan permukaan keramik atau granit dari sisa adukan
semen hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan
pembersih untuk keramik.
9. Nat-nat pada pemasangan granit harus diisi dengan bahan
semen nat (semen warna).

9.2.4. Hasil akhir yang diharapkan :


1. Bidang dinding granit harus benar-benar rata, garis siar harus
benar-benar lurus.
7. Siar arah horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil
lantainya harus merupakan garis lurus.

9.3 Pekerjaan Pelapis Lantai

9.3.1. Lingkup Pekerjaan


1. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan syarat
teknis serta gambar rencana.
7. Kontraktor wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan
dipasang khususnya untuk menentukan warna dan texture
dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Perencana/Direksi Pekerjaan (Pemberi Tugas), Konsultan
Pengawas.
8. Pekerjaan lantai ini meliputi seluruh ruang yang akan
ditunjukkan dalam gambar.

9.3.2. Bahan dan Standard :


Bahan yang dipakai harus memenuhi syarat uji menurut SII 0583-
81, produksi nomor 1 dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Untuk lantai II dan lantai III menggunakan lantai granit 60 x
60 cm polish dengan plint granit 10 x 60 cm.
2. Sedangkan untuk lantai KM/WC menggunakan Granit ukuran
60 cm x 60 cm unpolish setara Granito dengan border granit
hitam lebar 10 cm unpolish atau sesuai dengan yang
ditunjukkan didalam gambar.
3. Untuk tangga menggunakan Granit60 x 60 cm setara granito
yang dilengkapi dengan step nosing dengan ukuran sesuai
gambar.
4. Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang
umum dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu
yang mendadak.
5. Warna granit dan keramik ditentukan kemudian (minimal
dengan contoh kombinasi warna untuk ruang yang spesifik)
6. Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.

9.3.3. Pelaksanaan Pemasangan Granit :


a. Lantai yang akan dipasang granit/keramik harus dipersiapkan
dulu dengan teliti mengenai kepadatan, kerataan maupun
elevasi setiap lapisannya.
b. Sudut-sudut granit harus betul-betul siku dan susunan lapisan
berturut- turut :
- Spesi dengan campuran 1 Pc : 4 Psr tebal 3 cm.
- Granit 60 x 60 cm, Granito polish.
c. Pola pemasangan harus ditentukan terlebih dahulu dengan
memasang kepala granit atau keramik.
d. Siar dari pasangan granit/keramik harus benar-benar lurus,
siku-siku dan rapi dengan jarak siar max. 2 mm.
e. Siar diisi dengan adukan air + semen dimana sampai siar-siar
tadi tertutup rapat.
f. Granit/keramik yang baru dipasang minimal 3 hari tidak
boleh diganggu diinjak, ditempati steger atau beban yang lain.
g. Warna granit/keramik harus sama/merata.

9.3.4. Hasil Akhir yang dikehendaki :


a. Lantai tidak bergelombang dan tidak cacat.
b. Kerataan/kemiringan harus sama dengan rencana.
c. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat, atau
kotoran yanglain.

11. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA

11.1. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Dan Daun Jendela:

11.1.1. Lingkup pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan
dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
7. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu, Daun jendela, dan Partisi akan
dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang
ditunjukkan didalam gambar.

11.1.2. B a h a n :
1. Untuk kusen pintu dan jendela menggunakan kusen
aluminium 4" setara YKK dengan ukuran sesuai gambar dan
warna sesuai kesepakatan direksi.
2. Untuk pintu menggunakan pintu kaca dengan bingkai
aluminium setara YKK 4,5 x 7,5 cm dengan bingkai bawah
4,5 x 11,5 cm disertai penggantung dan kunci setara
Dekson.
4. Untuk daun jendela menggunakan Pasangan Daun Jendela
kaca bingkai Aluminium Casament 4 x 5,5 cm dengan
ukuran sesuai gambar.

11.1.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela :


Pintu :
- Kunci : Menggunakan kunci pintu setara Dekson untuk pintu
aluminium dengan type kunci sesuai dengan gambar. Untuk
kunci pintu kayu menggunakan kunci pintu dua slagg setara
Dekson.
- Engsel : Menggunakan engsel pintu setara Dekson.
Jendela :
- Engsel : Untuk engsel jendela menggunakan engsel setara
Dekson, dilengkapi dengan accessories pendukung lainnya
seperti grendel jendela dan kait angin.

11.1.4. Pelaksanaan :
a. Selama pekerjaan berlangsung kusen-kusen harus dilindungi
dari benturan-benturan benda keras dan kerusakan atau
cacat-cacat harus diganti oleh Pelaksana atas biaya sendiri.
b. Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar dan kalau
tidak disebutkan lain, maka tinggi pengangan kunci dari
lantai 1 m.
c. Pada proses pemasangan kusen, harus dibantu dengan kayu
agar didapatkan hasil pemasangan yang lurus (lot) dan satu
garis antara kusen satu dengan yang lainnya.

11.1.5. Hasil akhir yang dikehendaki:


a. Bentuk dan letak pintu disesuaikan dengan rencana gambar.
b. Tidak ada bagian atau sudut-sudut yang cacat.
c. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok atau beton.
d. Daun pintu tidak muntir atau meleot, dan dapat dibuka /
ditutup dengan lancar.
e. Kunci -kunci penggantung dengan kait dapat digerakkan
dengan lancar.

12. PEKERJAAN LANGIT – LANGIT DAN ATAP.

12.1. Pekerjaan langit - langit :


Pekerjaan langit-langit meliputi pengadaan, pengerjaan dan pemasangan
langit-langit atau plafond yang terbuat dari bahan :Rangka hollow kwalitas
baik dan penutup langit-langit adalah gypsum board 9 mm, sesuai ditunjuk
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan,
ongkos kerja dan peralatan yang diperlukan.

12.2. Pelaksanaan pekerjaan langit - langit

12.2.1. Lingkup pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan langit - langit akan dilaksanakan didalam bangunan
sesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.
12.2.2. B a h a n :
1. Struktur Rangka
Untuk bahan rangka primer menggunakan hollow 40/40,
sedangkan untuk rangka sekunder dan penggantung
menggunakan hollow 20/40.Untuk pertemuan rangka hollow
dengan tembok dilengkapi dengan pasangan siku
(angel).Untuk memasang siku ke beton menggunakan paku
beton, sedangkan untuk penggantung yang menempel pada
plat lantai menggunakan paku peluru.Untuk penggantung
plafond pada lantai II menggunalkan besi canal C
100x100x20x7.3 atau sesuai gambar.
2. Penutup Langit-langit
Penutup langit-langit (plafond) menggunakan gypsum board 9
mm. pemasangannya dilengkapi dengan skrew 6 x 1,
sambungan antar gypsum ditutup dengan rol textile tape,
kemudian diisi dengan cornice adhesive.Dan dilengkapi
dengan list gypsum dengan ukuran dan pemasangan sesuai
gambar. Untuk drop plafond menggunakan papan kualitas
baik yang dilengkapi ukiran dengan ukuran dan pemasangan
sesuai dengan gambar.
12.2.3. Pelaksanaan :
a. Rangka langit-langit dipasang setiap jarak maksimum 0,6 m dan
jarak-jarak profil hollow disesuaikan dengan pola pemasangan.
b. Rangka langit-langit harus digantung dengan baik dan kokoh
pada plat lantai atau kuda-kuda diatasnya dan jarak tiap
penggantung tidak lebih dari 1,20 m.
c. Sistem sambungan profil harus betul-betul kuat.
d. Gypsum boarddipasang dengan paku yang tahan karat, dimana
antar gypsum yang satu dengan yang lain diberi rol textile tape
dan cornice adhesive. Sedangkan pertemuan antara gypsum dan
tembok menggunakan list gypsum sesuai dengan gambar.

12.2.4. Hasil Akhir:


a. Bidang Plafond dan langit-langit rata, sambungan rapi dan
kokoh tergantung pada dudukannya.
b. Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
c. Hasil akhir pengecatan halus dan merata sesuai dengan
tatawarna yang dikehendaki.
d. Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima
oleh Direksi Pekerjaan.

12.3. Pekerjaan Kap Dan Penutup Atap:


Pekerjaan kap bahan rangka atap : Besi baja WF kualitas baik dan penutup
atap adalah genteng kodok setara good year sesuai ditunjuk dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk bahan, ongkos kerja dan
peralatan yang diperlukan.

12.4. Pelaksanaan pekerjaan atap :

12.4.1. Lingkup pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan atap akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai
dengan yang ditunjukkan didalam gambar.

12.4.2. B a h a n :
1. Struktur RangkaKap
Rangka Kap menggunakan Baja profile WF150.75.5.7dengan
jurai menggunakan Baja profile WF 150.75.5.7, gording dari
baja profil C150x65x20x3,2 atau sesuai dengan gambar
rencana, usuk dan reng dari bahan Rangka atap baja ringan
agar memakai yang produk baik, produksi lokasi lokal dalam
negeri disahkan oleh Balai Penelitian Bahan Industri.Yang
dilengkapi dengan baut dan alat penyambung dengan ukuran
dan dipasang sesuai gambar.
Berukuran homogen dengan ukuran yang sesuai dengan
gambar rencana, tidak cacat-cacat,
karat, dan menggunakan skew penyambung yang tepat.
Semua permukaan baja profile baik yang utuh maupunyang
dilobangi harus ditutup dengan cat anti karat sebelum
pemasangan usuk dan reng. Menghindari karat.
2.Penutup Atap
Penutup atap menggunakan genteng kodok good year.Dengan
bubungan menggunakan genteng kodok good year yang
dilengkapi dengan ikut celedu dan murdha paras.Pemasangan
harus sesuai dengan gmbar rencana. Untuk list plank
menggunakan list plank kayu kamper dengan ukuran sesuai
gambar.

12.4.3. Hasil Akhir:


Hasil pekerjaan rangka atap dan penutup atap harus terpasang
dengan kokoh dan terpasang sesuai dengan gambar.

13. PEKERJAAN PENGECATAN

13.1. Lingkup pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi semua dinding luar dan dalam,
plafondsesuai dengan yang ditunjukkan didalam gambar.

13.2. Pekerjaan Pengecatan

13.2.1. Bahan :
a. Penggunaan :
- Polituran Ultran digunakan pada list plank. Untuk tipe finish
bisa menggunakan glazur atau melamin sesuai dengan
petunjuk direksi.
- Cat setara Vinilexdigunakan untuk dinding dalam ruangan.
Dan untuk cat tembok diluar ruangan menggunakan cat
tembok setara dulux watershield, dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.
- Untuk cat plafond menggunakan cat tembok setara vinilex
dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
- Bila tidak disebutkan lain, disesuaikan dengan ketentuan
gambar rencana.
b. Warna / nomor cat yang akan dipakai harus mengikuti
petunjuk / daftar yang akan diberikan oleh Direksi.
c. Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang dimaksud
sebelum pengecatan dimulai.

13.2.2. Pemakaian :
a. Untuk semua kayu / tembok / plafon yang akan dicat memakai
1 lapis cat dasar dan 2 lapis cat finish untuk lapisan pertama
dipakai wall filler/plamir (khusus untuk dinding hanya bagian
dalam saja).
b. Semua pekerjaan kayu, yang bersinggungan dengan pekerjaan
beton dan atau pasangan harus dicat 2 lapis.
c. Sengkang - sengkang, baut-baut, angker-angker dll logam yang
kelihatan harus dimeni dan di cat dengan warna yang akan
ditentukan kemudian.

13.2.3. Pelaksanaan :
a. Pada prinsipnya semua pengecatan harus dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk dari pabriknya, sebelumnya pelaksana harus
memberikan brosurnya dan cara pengecatan tersebut kepada
Direksi.
b. Bidang-bidang yang akan dicat harus sudah disiapkan dalam
arti cukup kering, rata tidak ada cacat, bersih, tidak berminyak
dll dengan persyaratan dari pabrik.
c. Setiap lapisan harus dilaksanakan dengan baik dan rata
(digunakan rol), yang jangka waktu antara pengecatan lapisan
pertama dan lapisan selanjutnya harus cukup lama, sesuai
dengan persyaratan pabrik.
d. Bidang cat yang masih basah dilindungi dari debu, atau kotoran
lainnya.
e. Perbaikan-perbaikan dilaksanakan apabila retak-retak yang
terdapat pada bidang cat harus diperbaiki dengan
menggunakan plamir, amplas halus, kemudian dicat lagi
sampai baik.

13.2.4. Hasil akhir yang dikehendaki :


a. Warna sesuai dengan rencana/disetujui oleh Direksi.
b. Tebal lapisan cat harus merata dan sama warnanya (tidak
belang-belang).
c. Harus bersih dari kotoran-kotoran, tidak boleh ada bekas
goresan kuas atau cacat lainnya.
d. Tidak boleh ada kerusakan seperti : menjamur bidang
permukaan, terkelupas lapisan cat dan luntur warna aslinya.
14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

14.1. Ketentuan Umum


14.1.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga
kerja, peralatan kerja dan material serta melaksanakan seluruh
pekerjaan sistem listrik, telepon hingga beroperasi sempurna.
14.1.2. Gambar dan spesifikasi merupakan bagian yang saling melengkapi
dan bersifat mengikat.
14.1.3. Pekerjaan instalasi listrik, telepon harus dilaksanakan oleh (sub
kontraktor) yang mempunyai pekerja yang cukup dan
berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan memiliki SIKA
dan SPI dari PLN dan Telkom
14.1.4. Pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan pemakain
bahan adalah peraturan umum instalasi (PUIL 1987), peraturan
PLN, Standar PLN, SII dan peraturan yang berlaku di daerah
setempat.

14.2. Lingkup pekerjaan


14.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik penerangan dan kontak-
kontak serta fixtures, secara lengkap dan berfungsi didalam maupun
yang diluar bangunan dan telepon.
14.2.2. Pengadaan dan pemasangan kabel feeder untuk panel distribusi
maupun sub panelnya.
14.2.3. Hubungan pentanahan seluruh sistem instalasi listrik sesuai
peraturan yang berlaku.
14.2.4. Pengujian sistem instalasi listrik sesuai dengan peraturan, sampai
dinyatakan baik secara tertulis.

14.3. Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan harus diadakan dari seluruh bagian yang
terlibat dalam proyek.

14.4. Material
14.4.1. Material yang digunakan harus baru, bermutu baik dan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan.
14.4.2. Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan dipasang
untuk mendapatkan persetujuan dari : Pemberi
tugas/Pengawas/Direksi.

14.5. Shop Drawing


Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menyerahkan shop
drawing untuk disetujui Pengawas termasuk katalog / data dan literatur
serta uraian tentang sistim teknisnya.

14.6. Substitusi.
Bila material ditentukan mereknya pada penawaran maka kontraktor harus
memenuhi, hanya dapat diganti merk lain atas persetujuan Pemberi tugas.

14.7. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara sempurna sebelum,
selama dan sesudah pemasangan, Kontraktor bertanggung jawab atas
kerusakan akibat cara proteksi yang tidak sempurna.
14.8. As Installed Drawing
Kontraktor harus membuat secara lengkap secara gambar yang sebenarnya
dari seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk diserahkan kepada
Pemberi Tugas setelah disetujui oleh Pengawas, sebanyak 3 (tiga) set (As
Build Drawing).

14.9. Pengujian
14.9.1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian / pengetesan dan
percobaan seperti operasi sesungguhnya dari sistem instalasi listrik.
Peralatan yang mengalami kerusakan/cacat harus
diganti/diperbaiki dan percobaan ulang.
14.9.2. Sebelum instalasi diberikan beban arus, harus diadakan pengujian
tahanan isolasi di merger.
14.9.3. Seluruh instalasi harus balancing antara phase R,S dan T menjadi
seimbang.
14.9.4. Seluruh hasil pengujian harus secara tertulis dan disaksikan oleh
Pengawas serta diketahui oleh pemberi tugas.

14.10. Peraturan Hak Patent.


Pemilik proyek terbebas dari klaim/tuntutan biaya sehubungan dengan
merk dagang atau hak cipta material yang digunakan pada proyek ini. Hal
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

14.11. Gambar
Gambar perencanaan menunjukan kapasitas, jumlah dan perletakan serta
spesifikasi, kontraktor wajib memeriksa kemungkinan adanya
kesalahan/ketidakcocokan pada gambar dan bila terdapat hal tersebut,
Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Pemberi tugas.

15. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI

15.1. Panel
Menggunakan type plat. Spesifikasi yang harus diperhatikan dalam
pemasangan panel distribusi dan sub panelnya adalah sebagai berikut :
1. Input panel diambil dari panel utama dengan menggunakan kabel
feeder dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas panel. Jenis kabel
digunakan adalah setara Supreme.
2. Panel untuk outputnya menggunakan grounding. Kabel grounding
menggunakan kabel BC.
3. Setiap penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
4. MCB yang digunakan setara merk Schineder.

15.2. Instalasi Stop Kontak


Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pekerjaanya harus
memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
1. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK /
PLN . Ukuran kabel 3 x 2,5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah
NYM. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan
pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak
penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan
pipa conduit diameter minimum 5/8 ” setara merk Clipsal.
3. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
4. Stop kontak dinding (inbow) satu lobang setara merk Clipsal, warna
disesuaikan.
5. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan khusus, setiap group maksimal terdiri dari 5 stop
kontak.

15.3. Instalasi Penerangan


Instalasi yang diperuntukan bagi penerangan lampu pada ekterior maupun
interior dalam pemasangannya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut
:
1. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK /
PLN . Ukuran kabel 3c x 2,5 mm2 dan jenis kabel yang digunakan
adalah NYM. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak
penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan
pipa conduit diameter minimum 5/8 ” setara merk Clipsal.
3. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
4. Saklar dinding (inbow) satu lobang setara merk Clipsal, warna
disesuaikan.
5. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan khusus, setiap group maksimal terdiri dari 12 saklar.

15.4. Instalasi Power AC


Instalasi yang diperuntukan bagi power AC dalam pemasangannya harus
memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
1. Kabel yang digunakan setara Merk Supreme yang lulus satandar LMK /
PLN . Ukuran kabel 3c x 2,5 mm2 dan jenis kabel yang digunakan
adalah NYM. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik dan harus didalam kotak
penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
2. Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan
pipa conduit diameter minimum 5/8 ” setara merk Clipsal.
3. Semua pemasangan instalasi kabel ” inbow ” tertanam dalam dinding.
4. Saklar dinding (inbow) satu lobang setara merk Clipsal, warna
disesuaikan.
5. Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan khusus, setiap group maksimal terdiri dari 5 stop
kontak.

15.5. Armature Lampu


15.5.1. Armature lampu penerangan yang dipasang harus memenuhi
spesifikasi sebagai berikut :
a. Housing Lampu : Philips/Artolite
b. Armature lampu : Philips

16. PEKERJAAN SANITAIR

16.1. Lingkup pekerjaan


Meliputi penyediaan semua bahan yang diperlukan, tenaga kerja dan
perlengkapannya untuk pekerjaan pemasangan alat-alat sanitair pada
toilet, KM/WC.
16.2. Bahan-bahan yang dipakai antara lain :
a. Kloset Duduk setara Toto;
b. Wastafel setara Toto;
c. Urinal setara Toto;
d. Penyekat urinal setara Toto;
e. Kran tembok setara Toto
f. Floor drain setara Toto
g. Shower cebok Setara Toto
h. Tempat tisu setara Toto
i. Tempat sabun setara Toto
j. Standar pekerjaan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia dan uraian
ini.

16.3. Pelaksanaan Pemasangan


a. Tempat yang akan dipasang alat-alat tersebut diatas harus diukur /
diperiksa dulu dengan teliti, serta dipelajari kemungkinan -
kemungkinan sehubungan alat / bahan yang akan dipergunakan.
b. Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya,
serta foto copy brosur peralatan yang disampaikan kepada Direksi.

16.4. Hasil akhir yang dikehendaki :


a. Peralatan dapat berfungsi dengan baik.
b. Penempatan sesuai dengan gambar rencana.
c. Tidak ada kebocoran – kebocoran, baik pada peralatan maupun
sambungan-sambungan Pipa.
d. Terpasang rapi, bersih dan tanpa cacat.

17. PEKERJAAN INSTALASI SANITASI.

17.1. Instalasi Air Bersih


Instalasi air bersih yang peruntukannya pada KM/ WCbangunan yang
telah direncanakan.
1. Bahan :
a. Untuk air dingin Menggunakan Pipa PVC kwalitas AW dengan
diameter sesuai dengan gambar dengan persetujuan Direksi.
b. Semua bahan – bahan untuk sambungan, pencabangan,belokan
dan lain – lainnya harus memakai pipa sejenis dengan pipa
yang dipakai.
c. Penyambungan pipa PVC memakai perekat “Lem Pipa” atau
sejenis lainnya yang mendapatkan persetujuan Direksi.

2. Pelaksanaan.
a. Kedalaman untuk galian pipa diluar gedung minimal 50 Cm
dengan lebar galian 25 Cm.
b. Dasar galian harus padat, dengan kemiringan yang merata, dan
diberi lapisan pasir urug setebal 10 Cm.
c. Galian harus ditunjukkan kepada Direksi terlebih dahulu ,
sebelum ditempati pipa.

3. Sambungan.
a. Hubungan – hubungan pipa harus dikerjakan dengan teknik
yang baik.
b. Gunakan alat / bahan – bahan pembantu, yang semestinya
sehingga tidak terjadi kebocoran – kebocoran kecil maupun
besar.
c. Pipa yang ditanam harus terlebih dahulu diuji dan disetuji
Direksi sebelum ditimbun.

4. Pelindung Pipa.
a. Semua pipa – pipa yang berada didaerah umum (halaman)
harus dilindungi dengan penutup bata atau bahan lannya yang
disetujui.
b. Apabila kedudukan pipa dipandang kurang aman misalnya
dibawah jalan kendaraan, pemborong harus melindungi yang
disetujui oleh Direksi.
c. Pipa – pipa pada dinding atau lantai harus tertanam cukup
dalam, dan teratur sehingga tidak mengrangi kesempurnaan
permukaan dinding / lantai yang bersangkutan.
d. Route / jalur pipa harus diberi tanda – tanda yang cukup jelas
bila perlu digambar jaringan Isometriknya.

5. Pengujian Pipa Air Bersih.


a. Pengujian terhadap kebocoran dilakukan sebelum pipa
ditimbun.
b. Pelaksana wajib menyediakan alat untuk keperluan pengujian
tersebut.

17.2. Instalasi Air kotor.

1. Bahan.
a. Pipa saluran air kotor menggunakan Diameter 3 “ dan pipa
kotoran menggunakan Diameter 4 “ yang dipakai pipa PVC Klas
D merek Wavin atau sejenisnya yang mendapat persetujuan
Direksi
b. Semua bahan – bahan untuk pencabangan belokan, ventilasi
udara, clean out harus memakai pipa sejenis dengan pipa yang
dipakai.
c. Penyambungan pipa PVC dengan sambungan “Socet, T,
Elbouw” harus memakai perekat Lem PVC atau jenis lainnya
yang memndapatkan persetujuan Direksi.

2. Pelaksanaan Pempipaan Air Kotor.


a. Dalamnya galian untuk pipa pembuangan disesuaikan dengan
gambar dan petunjuk Direksi.
b. Pemasangan pipa mendatar harus mempunyai kemiringan
paling sedikit 2 %.
c. Pengetesan terhadap kebocoran dilakukan sebelum pipa
ditimbun.
d. Ujung Pipa ditutup dan diisi air sampai jenuh, setelah 24 jam,
pipa diisi kembali sampai jenuh dimana air tidak boleh turun
lagi setelah 24 jam.

3. Hasil akhir yang dikehendaki pada instalasi Air Bersih dan Instalasi
Air Kotor.
a. Sistim dapat berfungsi secara lancar, tidak ada bagian –bagian
yang buntu atau tersumbat.
b. Tidak terdapat kebocoran pada sistim baik sambungan, pipa –
pipa dan Valve – valve maupun alat – alat senitair lainnya.
c. Instalasi cukup aman dan kuat.
d. Jaringan mudah dikenali dan diperbaiki untuk itu diwajibkan
pemborong Instalasi Air :
 Memberikan tanda – tanda yang jelas pada route / jalur
pipa yang bersangkutan.
 Membuat As Built Drawing yang dengan jelas menunjukkan
letak – leak pipa / sambungan dengan ukuran yang tepat.
 Memberi cat pada pipa yang terlindung dengan warna
sebagai berikut; Pipa Air bersih dengan warna Biru, Pipa Air
Kotor dengan Warna Abu – Abu, dan Pipa Vent dengan
warna Putih.

17.3. Pekerjaan Septicktank dan peresapan

- Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan sesuai lokasi septicktank dengan lebar
dan kedalaman sesuai dengan gambar rencana, dan harus
mendapat persetujuan dari direksi sebelum melanjutkan ke
pekerjaan berikutnya.
- Setelah kedalaman dan ukuran sesuai, dilanjutkan dengan
pemasangan batu bata dinding septicktank. Pasangan disesuaikan
dengan gambar rencana.
- Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada dasar dan dinding
Septicktank setelah pekerjaan pasangan batu bata selesai.
- Penutup Septicktank dipakai plat beton dengan dilengkapi dengan
pipa pembuang gas Ø 2”.
- Pekerjaan peresapan dikerjakan dengan membuat lubang yang diisi
dengan koral ijuk sesuai dengan gambar rencana.

18. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN.


19.1. Perselisihan :
a. Bila terdapat perselisihan antara Pelaksana dengan Direksi atas suatu
bahan bangunan maka Direksi harus meminta pelaksana untuk
mengambil contoh bahan yang dipertentangkan untuk dikirim ke
laboratorium pemeriksaan bahan bangunan.
b. Semua biaya untuk pemeriksaan bahan - bahan bangunan menjadi
tanggungan pelaksana.
c. Contoh bahan yang sudah disetujui Direksi digunakan sebagai standar
bahan-bahan yang akan digunakan selanjutnya.

19.2. Hasil Pemeriksaan :


Sementara masih diadakan pemeriksaan bahan-bahan di laboratorium,
pekerjaan boleh berjalan terus dengan catatan, apabila ternyata bahan yang
dipermasalahkan tidak memenuhi persyaratan dimana pekerjaan harus
dibongkar kembali dan diganti dengan bahan yang disetujui oleh Direksi.
19. P E N U T U P.

20.1. Perbedaan Pengertian :


Hal - hal yang tidak tercantum dalam rencana kerja dan syarat - syarat ini,
pada uraian pekerjaan dan bahan - bahan tidak dinyatakan dengan kata -
kata “ Harus dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan oleh Pelaksana
( Dalam Hal ini Pemborong ) “ tetapi bila mana pekerjaan - pekerjaan
bahan-bahan tersebut nyata adalah menjadi bagian dari pekerjaan
pelaksana, maka pernyataan tersebut dianggap dimuat dalam Spesifikasi
Teknis/Syarat-syarat teknis ini, dan bukan sebagai pekerjaan lebih.

20.2. Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan :


a. Wajib mengadakan pembersihan dan perbaikan - perbaikan
dilapangan sampai mendapat persetujuan Direksi dan Pemimpin
Kegiatan.

Denpasar, 13 Pebruari 2018


Pejabat Pembuat Komitmen
Politeknik Kesehatan Denpasar

Drs. I WAYAN MUSTIKA, M.Kes


NIP. 19650811 198803 1 002

You might also like