Professional Documents
Culture Documents
A. TUJUAN
dan keton.
B. LANDASAN TEORI
oleh golongan senyawa aldehid, keton, asam karbosilat, ester dan turunan lainnya.
Senyawa ini penting dalam banyak proses biologi dan sering merupakan mata
niaga yang penting pula. Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen
yang melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen,
Katalis Ag
CH 2OH o
CH 2 O H 2
600 700 C
Formaldehid ini tidak bisa disimpan dalam bentuk bebasnya, karena mudahnya
yang melibatkan oksidasi selektif pada etilena dengan katalis paladium tembaga.
produksi tahunannya sebanyak 2 juta ton, dan dioksidasi menjadi asam asetat.
Sisanya digunakan untuk membuat 1-butanol dan bahan kimia lain. Aseton
merupakan keton yang paling sederhana. Metode yang paling umum digunakan
dalam industri adalah proses wecker terhadap propena, oksidasi isopropil alkohol,
senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah
digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Asetaldehid adalah bahan baku yang
penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida dan esternya yaitu etil asetat.
volatile (titik didih 56 0C) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik
lak dan plastik. Tidak seperti pada kebanyakan pelarut organik lain, aseton
bercampur dengan air dalam segala perbandingan sifat ini digabungkan dengan
Aldehid dan keton dapat dikelompokkan dan dibedakan satu dengan yang
lainnya, dengan menggunakan tes kelarutan. Sebagian besar aldehid dan keton
larut dalam eter. Senyawa-senyawa ini juga dapat larut dalam asam sulfat pekat
karbon kurang dari lima dapat larut dalam air. Sedangkan eter dengan ataom C
kurang dari empat dapat larut dalam air. Aldehid dan keton dapat dibedakan
dengan senyawa lain terhadap penambahan natrium bisulfat (Anwar, 1994: 23).
kisaran rentangan 1720,4 cm-1 yang merupakan rentangan karbonil C=O pada
daerah ini adalah daerah rentangan yang spesifik untuk senyawa-senyawa ester.
daerah ini merupakan serapan untuk aldehid (-CHO ). Berdasarkan hasil analisis
spektrum infra merah , H1NMR dan didukung hasil analisis gabungan GC-MS
yang menunjukkan massa relatif (m/z ) = 224 maka struktur senyawa 1-(3,4-
hasil reaksi hidrolisis senyawa ester format dengan dengan asam slfat 3.77 M
spektrum starting material. Gugus karbonil senyawa hasil sintesis muncul pada
bilangan gelombang lebih rendah (1580,3 cm-1) dibanding gugus karbonil starting
material (1597 cm-1). Menunjukkan bahwa karbonil senyawa hasil sintesis
cenderung lebih bersifat ikatan tunggal dari pada ikatan rangkap dua. Dari hasil
all., 2007:179).
1. Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Pipet ukur
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Labu semprot
2. Bahan
- Formalin - Aseton
- Pereaksi schiff
D. PROSEDUR KERJA
ditambahkan 1 mL 2,4-
dinitrofenilhidrazin
dikocok kuat-kuat
diamati perubahan yang terjadi
jika tidak terjadi endapan, panaskan
larutan di atas penangas air selama
5 menit
ditambahkan 5 tetes air
diamati perubahan yang terjadi
2. Uji Tollen
1 mL larutan 5 % perak nitrat
3. Uji Fehling
Pereaksi Fehling
E. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
2. Uji tollen
3. Uji Fehling
Perlakuan Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan
1. 1 ml pereaksi Larutan berwarna ungu
Larutan berwarna ungu
fehling + 5 tetes tua dengan endapan
keruh kebiruan
formalin berwarna merah muda
2. 1 ml pereaksi
fehling + 5 tetes
aseton
3. 1 ml pereaksi Larutan berwarna
fehling + 5 tetes Larutan ungu bening merah bata dengan
glukosa kebiruan endapan berwarna
merah bata
2. Reaksi- reaksi
a. Reaksi 2,4-dinitrofenilhidrasin
NO2
R
C O H2N N NO2
R H
NO2
R
CN NO2 H 2 O
R
H
b. Uji Tollen
AgNO3 NaOH
NaNO3 AgOH
Ag NH 3 2 OH
AgOH 2 NH 3
Formalin + Tollens
O O
H C 2 Ag NH 3 2 OH
H C 2 Ag 4 NH 3 H 2O
H OH
Glukosa + Tollen
O O
CH 2 OH CHOH 4 C 2 Ag NH 3 2 OH
CH 2 OH CHOH 4 C
H OH
2 Ag 4 NH 3 H 2O
Aseton + Tollen
O
CH 3 C 2 Ag NH 3 2 OH
CH 3
c. Uji fehling
Formalin + Fehling
O O
O CHOH C O CHOH C O
H C 2 Cu
2 O Cu 2 O H C
CH 3 CHOH C O CHOH C OH
O O
Fehling
Glukosa + fehling
O O
O CHOH C O CHOH C
CH 2 OH CHOH 4 C 2 Cu
2 O
H CHOH C O CHOH C
O O
O
CH 2 OH CHOH 2 C Cu 2O
Aseton + Fehling OH
O
CH 3 C Fehling
CH 3
F. PEMBAHASAN
Aldehid dan keton merupakan senyawa-senyawa yang mengandung salah
satu gugus penting dalam kimia organik, yakni gugus karbonil C = O semua
mendasar kedua senyawa ini jika pada gugus karbonil menempel gugus karbon,
maka senyawa tersebut adalah keton sedangkan jika yang menempel adalah gugus
Gugus karbonil adalah gugus yang paling menentukan sifat kimia aldehid
perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil akan menimbulkan sifat kimia
yang berbeda. Salah satu cara yang membedakan karakteristik senyawa aldehid
dan keton adalah melalui reaksi kimia. Kedua senyawa ini akan menunjukkan
tollen dan fehling. Pada raksi dengan reagen Tollens, ditambahkan AgNO3 serta
aldehid dan keton, dimana keton tidak mengalami reaksi oksidasi. Sebenarnya
keton dapat dioksidasi dengan keadaan yang lebih keras dari pada aldehid. Ikatan
antara karbon karbonil dan salah atu karbonnya putus, akan memberikan hasil
reaksi oksidasi dengan juumlah atom C yang lebih sedikit dibandingkan senyawa
keton asalnya. Hasil pengamatan di atas manunjukkan aldehid bereaksi dengan
aseton sebagai senyawa keton serta glukosa. Reaksi yang terjadi antara aldehid
dan keton dengan reagen fehling berupa reaksi oksidasi. Pada reaksi dengan
formalin, reagen fehling akan mengoksidasi formalin menjadi asam karbosilat dan
endapan Cu2O. Dalam percobaan ini formalin menunjukkan adanya reaksi dengan
reagen fehling, dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Secara umum,
senyawa aldehid akan membentuk endapan merah bata seperti yang terjadi juga
pada glukosa. Senyawa keton tidak bereaksi ketika ditambahkan reagen fehling
walaupun dipanaskan.
menjadi asam karbosilat dengan jumlah atom karbon yang sama. Tetapi tidak
sama halnya dengan keton, karena keton tidak memiliki atom hidrogen pada
antara aldehid dan keton juga dilihat dari kereaktifan terhadap adisi nukleofilik.
aldehid. Faktor pertama sebagai penyebab tersebut adalah alekon sterik. Atom
karbonil pada keton mempunyai ruang yang lebih sempit dibandingkan aldehid.
Pada adisi nukleofilik, kedua gugus ini merepet (perubahan hibridisasi dari sp 2
menjadi sp3 dan sudut ikatan menyempit dari 120 0 Sampai 109,50), sehingga
kontreksi sterik yang ditimbulkan pada adisi terhadap aldehid lebih kecil
dibandingkan keton.
G. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapt ditarik dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
2. Sifat Kimia Aldehid dan keton dapat dilihat pada perbedaan gugus yang
Anwar, Chairil dkk. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. UGM Press.
Yogyakarta.