You are on page 1of 5

1.

fungsi tiap komponen Motor Starter konvensional


a. Magnetic Switch: untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear
ke/dari flywheel, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada
sirkuit motor starter melalui terminal utama.
b. Field Coil: membangkitkan medan magnet.
c. Armature: mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam
bentuk gerak putar.
d. Brush: meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil lalu ke
massa melalui komutator
e. Brake Spring: untuk pengereman putaran armature setelah lepas dari
perkaitan dengan flywheel.
f. Through Bolt:untuk mengikat end frame, yoke, dan drive housing
g. Yoke: sebagai tempat terpasangnya field coil dan pole core
h. Drive Housing: sebagai tempat terpasangnya drive lever dan ujung
armature shaft beserta pinion gear dan starter clutch
i. Armature Shaft: sebagai poros putar unit armature
j. Pinion Gear: untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft ke
flywheel.
k. Starter Clutch: sebagai pengaman dari armature coil bilamana flywheel
cenderung memutarkan pinion gear
l. Drive Lever: untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan
dengan flywheel dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan
flywheel.
2. cara kerja sistem starter konvensional
a. Pada saat Starter Switch ON: apabila starter switch diputar ke posisi
ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan di
lain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada
saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang
sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan
tersebut sama. Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak ke
arah menutup main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser
starter clutch ke arah posisi berkaitan dangan ring gear. Aliran arusnya,
baterai > terminal 50 > hold in coil > massa, dan baterai > terminal 50
> pull in coil > armature > massa. Oleh karena arus yang mengalir ke
field coil pada saat itu, relatif kecil maka armature berputar lambat dan
memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada
keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.
b. Pada saat Pinion Berkaitan Penuh: bila pinion gear sudah berkatian
penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup main switch.
Aliran arusnya, baterai > terminal 50 > hold in coil > massa, dan
baterai > main switch terminal c > field coil > armature > massa.
Terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil tidak dapat mengalir,
akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja.
Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field
coil > armature > massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat
menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutarkan
ring gear. Bilamana mesin sudah hidup, ring gear akan memutarkan
armature melalui pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter
akibat hal tersebut maka kopling starter akan membebaskan dan
melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
c. Pada Saat Starter Switch OFF: sesudah starter switch dihidupkan ke
posisi OFF, dan main switch dalam keadaan belum membuka (belum
bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya, baterai > terminal 30 >
main switch > terminal C, field coil > armature > massa. Oleh karena
starter switch OFF maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat
arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C. Sehingga aliran
arusnya, baterai > terminal 30 > main switch > terminal C, pull in coil
> hold in coil > massa. Karena arus pull in coil dan hold in coil
berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan
sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan
kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi
semula. Dengan demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion
gear terlepas dari perkaitan.
3. cara kerja tiap komponen Motor Starter konvensional
a. Magnetic Switch: pluger akan bergerak ke dalam pada saat hold in coil
dan pull in coil dialiri arus listrik, dan sebailknya.
b. Field Coil: akan membangkitkan medan magnet saat dialiri arus listrik.
c. Armature: armature coil akan membangkitkan medan magnet saat dialiri
arus listrik, dan gaya tolak menolak antar kutub magnet sejenis (dengan
field coil) serta gaya tarik menarik antar kutub magnet berlawanan jenis
akan menghasilkan momen puntir pada armature shaft
d. Brush: meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil lalu ke
massa melalui kontak dengan komutator
e. Brake Spring: menghambat putaran putaran armature shaft setelah lepas
dari perkaitan dengan flywheel dengan gaya dorong pegas.
f. Through Bolt: mengikat end frame, yoke, dan drive housing
g. Yoke: tempat terpasangnya field coil dan pole core membangkitkan
medan magnet
h. Drive Housing: menahan drive lever dan ujung armature shaft beserta
pinion gear dan starter clutch
i. Armature Shaft: momen puntir unit armature diteruskan oleh armature
shaft ke starter clutch dan pinion gear
j. Pinion Gear: momen puntir dari armature shaft diteruskan ke flywheel
setelah bertautan.
k. Starter Clutch: starter clutch hanya mengunci pada saat daya diteruskan
dari armature menuju flywheel, dan starter clutch tidak akan mengunci
saat daya diteruskan dari flywheel menuju armature
l. Drive Lever: meneruskan daya dorong/tarik dari magnetic switch,
mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan flywheel dan
melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan flywheel.
5. cara melakukan pengetesan kemampuan kerja Motor Starter
a. Pengetesan kerja tanpa beban

b. Pengetesan magnetic switch


6. langkah pembongkaran (disassembly) Motor Starter
1) Melepas Magnetic Switch
2) Melepas Bearing Cap
3) Melepas Plat Pengunci, Pegas, dan Karet
4) Melepas Through Bolt
5) Melepas Rear Cover
6) Melepas Yoke dan Brush Holder
7) Melepas Plat dan Karet
8) Melepas Drive Lever Bolt
9) Melepas Armature
10) Melepas Drive Lever
11) Melepas Snap Ring
12) Melepas Holder Ring
13) Melepas Pinion Gear dan Starter Clutch
14) Melepas Brush Holder

You might also like