Professional Documents
Culture Documents
Proses menua diartikan sebagai proses biologi yang dicirikan dengan ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh tersebut menjadi lemah, Sebagai contoh tambahan kelenjar timus yang ada
pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah AutoImune (Goldteris,
1989). Proses menua yang terjadi pada lanjut usia secara linier dapat digambarkan
melalui empat tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional
(functional limitation), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan
(handicap) yang akan dialami secara bersamaan dengan proses kemunduran
(Bondan, 2005).Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas makamasalah
yang teridentifikasi adalah:”Apakah senam lansia dapat meningkatkan tekanan
darah sistol pada lansia panti sosial Werdah di Pematangsiantar”?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu atau Quasi Eksperiment DesignPopulasi dalam penelitian ini adalah para
lansia yang ada di panti werdah Pematang SiantarPengambilan sample yang
digunakan peneliti adalah Non Random (Non Probability) Sampling dengan teknik
Accidental Random. Pembahasan Senam lansia dapat meningkatkan tekanan darah
sistol dengan rata-rata peningkatan tekanan darah sistol 9,7 mmHg, dan
menunjukkan perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan dengan
nilai signifikansi 0,019 (p<0,05) menurut Mann Whitney Test dan tingkat
keyakinanya 95%. kesimpulan sebagai berikut: Senam lansia dapat meningkatkan
tekanan darah sistol dengan rata-rata peningkatan tekanan darah sistol 9,7 mmHg,
dan menunjukkan perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah perlakuan dengan
nilai signifikansi 0,019 (p<0,05) menurut Mann Whitney Test dan tingkat
keyakinanya 95%.
tekanan darah dan semua hal yang mengeluarkan enzim renin ke dalam
meningkatkan darah seperti komsumsi darah. Renin ini akan memicu serial
garam yang berlebihan akan reaksi enzimatika yang akan menyebabkan penahanan
air yang memproduksi angiotensin II, suatu selanjutnya meningkatkan arteri rata-
hormon yang mempercepat absorpsi rata. Dengan proses yang sama, garam dan air
yang akan meningkatkan penurunan volume cairan akan tekanan darah. Mekanisme
pengaruh menurunkan tekanan darah. Peningkatan ginjal secara tidak langsung
melibatakan volume darah juga merangsang ginjal mekanisme renin-angiotensin
(Ball, untuk mengeluarkan cairan (Price, 1996).
1996).
Ginjal bekerja secara langsung Klasifikasi Tekanan Darah
maupun tidak Langsung dalam Klasifikasi Tekanan Tekanan
meregulasi tekanan arteri dan bekerja
untuk mekanisme jangka panjang dalam sistolik diastolik
mengontrol tekanan darah. Mekanisme
pengaruh langsung menggambarkan Normal <120 <80 mmHg
kemampuan ginjal untuk mempengaruhi
volume darah. Saat volume darah atau mmHg
tekanan darah meningkat, kecepatan
filtrasi cairan di ginjal di percepat. Pada Prehipertensi 120-139 80-89
keadaan demikian, ginjal tidak mampu mmHg mmHg
untuk memproses lebih cepat hasil
filtrasi, dengan demikian akan lebih
banyak cairan yang meninggalkan tubuh Hipertensi 140-159 90-99
lewat urine, akibatnya volume darah tahap 1 mmHg mmHg
akan menurun yang diikuti dengan
penurunan tekanan darah. Sebaliknya,
saat tekanan darah atau volume darah Hipertensi >160 >100mmHg
menurun, maka air akan ditahan dan tahap 2 mmHg
kembali ke sistem aliran darah (Guyton,
1999). Tabel 1: Tabel klasifikasi tekanan darah
Pada saat tekanan darah arteri (sumber:the seventh report of the joint
menurun, sel khusus pada ginjal National Comitte of prevention,
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia
Vol 1, No 5, Januari 2013
Merupaka
Pengaruh Latihan Isometrik Terhadap n Variabel yang paling
Tekanan Darah dominan berhubungan dengan
Penelitian pendahuluan peningkatan tekanan darah (Hasurungan,
hasurungan tahun 2002 yang bertujuan 2002).
untuk melihat faktor-faktor yang METODOLOGI PENELITIAN
berhubungan peningkatan darah pada Menurut Soekidjo, N. (2010:
lansia di Kota Depok pada tahun 2002 24-25)menjelaskan metodologi adalah
dengan mengambil Sampel dalam pembahasan yang membantu untuk
penelitian sebanyak 310 orang lansia memutuskan bagaimana Penelitian
(181 perempuan dan 129 laki-laki) dilakukan, dari mana Gambaran
berumur 53-93 tahun didapatkan Rancangan yang menyeluruh Dan
proporsi tekanan darah sebesar 50%, dan Kemudian memperhatikan dari Dekat
berdasarkan pada jenis kelamin laki-laki setiap bagian.
sebesar 41,9%, Sedangkan pada Metode yang digunakan dalam
perempuan 57,4%, dan angka ini jauh penelitian ini adalah metode eksperimen
lebih besar dari prevalensi peningkatan semu atau Quasi Eksperiment Design.
tekanan darah yang telah ditetapkan oleh Menurut Soekidjo Notoatmojo (2010:
Depkes RI (20-30%) untuk lansia di 60) menjelaskan metode Eksperimen
tahun 2000. Responden dengan derajat semu adalah metode yang tidak
stress tinggi berpeluang mendapatkan mempunyai pembatasan yang Ketat
tekanan darah 3,02 kali dibandingkan terhadap randomisasi, dan pada saat
yang derajat stress rendah, dan yang sama dapat mengontrol ancaman-
responden dengan derajat stress sedang ancaman validitas. Rancangan Yang
berpeluang mendapat Tekanan darah digunakan dalam penelitian ini adalah
2,74 kali dibandingkan dengan derajat rancangan one-group pretest-posttest
stress rendah. Responden dengan latihan design yang memungkinkan Dapat
isometriik berpeluang mendapat membandingkan hasil intervensi Yang
peningkatan tekanan darah 2,73 kali diberikan. Rancangan ini juga tidak ada
dibandingkan dengan yang tidak senam. kelompok pembanding (kontrol), tetapi
Responden yang tidak kawin berpeluang paling tidak sudah dilakukan observasi
mendapat peningkatan tekanan darah pertama (Pretest) yang memungkinkan
2,07 kali dibandingkan dengan yang menguji perubahan-perubahan yang
kawin. Selanjutnya disimpulkan dari 5 terjadi setelah adanya Eksperimen
variabel tersebut, derajat stress tinggi
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia
Vol 1, No 5, Januari 2013
analisis data menggunakan Mann Whitney U yang berdampak pada penurunan tekanan
Test dengan tingkat kepercayaan 95% (p darah.
≤0,05). jadi menurut hasil perhitungan diatas
yakni p= 0,019, dengan arti sudah memenuhi DAFTAR PUSTAKA
nilai yang ditentukan oleh Mann Whitney U Brunner dan Suddarth. (1997). Keperawatan
Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Medikal Bedah. Volume 2.
Dengan demikian didapatlag suatu kesimpulan Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
sebagai berikut: Senam lansia dapat EGC.
meningkatkan tekanan darah sistol dengan rata- Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan
rata peningkatan tekanan darah sistol 9,7 Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
mmHg, dan menunjukkan perbedaan yang Penerbit Nuha Medika.
bermakna sebelum dan setelah perlakuan Dempsey, P., dan Arthur D. Dempsey. (1997).
dengan nilai signifikansi 0,019 (p<0,05) Riset Keperawatan: Buku Ajar Dan
menurut Mann Whitney Test dan tingkat Latihan (Edisi 4). Trans.Palupi
keyakinanya 95%. Wudyastuti. Jakarta:EGC
Muttaqin, A. (2009). Pengkajian
Pengaruh Latihan otot terhadap tekanan Keperawatan.Banjarmasin: Penerbit
darah: Salemba Medika.
Ketika dilakukan kontraksi, arteri dan arteriol Nugroho, W.(2000). Keperawatan Gerontik
yang ada di sekitar otot akan mengalami (Edisi 2). Jakarta: EGC.
konstriksi akibat tekanan dari otot, sehingga Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
aliran darah pada pembuluh darah tertahan. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Ketika otot direlaksasikan, akan terjadi Rineka Cipta.
Stanley, M., dan Patricia G. Bare. (2006). Buku
mekanisme hiperemia reaktif yang Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
menyebabkan terjadinya aktivasi semua faktor Trans.
vasodilator pada pembuluh darah setempat, Netty Juniarty Dan Sari Kurnianingsih. Jakarta:
sehingga terjadi vasodilatasi dan peningkatan EGC.
aliran darah empat sampai tujuh kali keadaan
normal yang diakibatkan oleh terjadinya
pengaturan aliran darah metabolik lokal.
Hiperemia reaktif meningkatkan kecepatan
aliran darah dan menginduksi mekanisme
“shear stress” pada sel endotel pembuluh
darah akibat tarikan viskositas darah terhadap
dinding vaskuler. Stres ini akan mengubah
bentuk sel-sel endotel sesuai dengan aliran
darah dan selanjutnya meningkatkan pelepasan
endothelium-derived relaxing factor (EDRF)
yang pada dasarnya tersusun atas nitrit oxide
(NO). NO akan merelaksasikan pembuluh
darah dan meningkatkan diameter pembuluh
darah sehingga resistensi perifer menurun,
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia
Vol 1, No 5, Januari 2013