Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya
pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat objek wisata itu
berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Berkembangnya sektor
pariwisata di suatu negara akan menarik sektor lain untuk berkembang pula karena produk-
produknya diperlukan untuk menunjang industri pariwisata seperti sektor pertanian,
peternakan, perkebunan, kerajinan rakyat, peningkatan kesempatan kerja, danlain sebagainya.
LOKASI PENELITIAN
Objek wisata Coban Talun menjadi lokasi penelitian yang terletak di Dusun Wonorejo
Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Objek wisata Coban Talun pada ketinggian
1.500 m dpl dengan luas wilayah 40 Ha. Rata-rata curah hujan di objek wisata ini 239
mm/bulan, sedangkan rata-rata hari hujan sebanyak 3 hari atau tercatat sebanyak 14 hari
terjadi hujan di setiap bulannya (BPS Kota Batu, 2016). Suhu udara berkisar 15⁰-19⁰C dan
suhu maksimal pada musim panas yakni 28⁰C. Coban Talun merupakan objek wisata alam di
Kota Batu dan terletak pada kawasan hutan yang dikelola Perhutani.Objek wisata Coban
Talun yang berada di Desa Tulungrejo ini memiliki batas: Desa Sumberbrantas (sebelah
utara); Desa Punten (sebelah selatan); Desa Sumbergondo (sebelah timur); sebelah barat
yakni kawasan hutan Perhutani dan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Suryo.
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan beberapa metode yang penggunaannya
disesuaikan dengan jenis dan sifat yang diperoleh sehingga, data yang diperoleh nantinya
akan benar-benar objektif. Teknik pengumpulan data pada penelitian terbagi dengan
melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta pengumpulan berbagai pustaka
sebagai penunjang sumber data sekunder.
1) Peta wilayah administrasi kabupaten, kecamatan, data primer dan data sekunder yang
berkaitan dengan lokasi penelitian.
2) Hasil wawancara penelitian yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian.
3) Laporan dan tesis hasil penelitian (individu dan lembaga) terdahulu dan berbagai
pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder untuk membantu melengkapi
pengamatan langsung di lapangan.
4) Kamera untuk dokumentasi lahan dan panorama yang disajikan obyek wisata.
1. ANALISA SWOT
Analisa SWOT digunakan untuk menentukan strategi optimalisasi Kekuatan dan
Peluang serta untuk meminimalisir Kelemahan dan Ancaman. Masing-masing strategi
dibuat berdasarkan indikator-indikator yang ada. Kelemahan maupun Ancaman tidak
hanya bertindak sebagai faktor penghambat, namun juga sebagai faktor pendukung.
Dengan adanya Kelemahan dan Ancaman tersebut, maka pemanfaatan Kekuatan dan
Peluang dapat dioptimalkan.
STRENGTH (KEKUATAN)
NO KEKUATAN BOBOT RATING SKOR
1 Panorama alam yang indah 0,1 +3 0,3
2 Lokasi wisata yang nyaman 0,1 +3 0,3
dan asri
3 Terdapat tempat 0,05 +2 0,1
penginapan
4 Masyarakat sekitar yang 0,1 +3 0,3
ramah
5 Memiliki banyak objek 0,2 +4 0,8
wisata
6 Terdapat lokasi 0,1 +3 0,3
perkemahan
7 Kondisi jalan menuju 0,1 +3 0,3
tempat wisata baik
8 Penataan yang baik 0,1 +3 0,3
9 Fasilitas memadai 0,1 +3 0,3
(mushola, kamar mandi,
parkiran, tempat makan)
10 Mudah dalam memperoleh 0,05 +2 0,1
informasi dan pemsaran
yang sudah baik
JUMLAH 2,6
WEAKNESS (KELEMAHAN)
NO KELEMAHAN B R S
1 Menuju coban harus 0,3 -3 -0,9
melewati jalan curam dan
licin saat hujan, berdebu
saat kemarau
2 Jarak wisata dari pusat kota 0,3 -2 -0,6
Batu cukup jauh
3 Adanya sampah yang 0,2 -1 -0,2
masih berserakan
4 Pada hari biasa (weekdays) 0,2 -1 -0,2
di beberapa objek wisata
tidak ada petugas dan
tempat makan banyak yang
tutup
JUMLAH -1,9
OPPORTUNITIES (PELUANG)
NO PELUANG B R S
1 Lokasi dapat terus 0,1 +3 0,3
dikembangkan karena
cukup luas
2 Minat wisata 0,3 +4 0,12
lokal/nonlokal sangat
tinggi
3 Masyarakat setempat ikut 0,3 +3 0,9
antusias dalam
pengembangan wisata
4 Berpeluang untuk 0,2 +2 0,4
dikembangkan sebagai
wisata keluarga
JUMLAH 2,9
ANCAMAN (THREATH)
NO ANCAMAN B R S
1 Kemungkinan terjadi 0,4 -4 -1,6
longsor
2 Adanya beberapa tempat 0,3 -3 -0,9
wisata yang lebih menarik
yang mulai berkembang di
Batu
3 Dampak aktivitas wisata 0,3 -1 -0,3
(sampah dan kerusakan
lingkungan) dapat merusak
ekosistem
JUMLAH -2,8
b. Aksesbilitas
1 Kondisi dan Nilai
jarak jalan jalan
darat dari Baik Cukup Sedang Buruk menuju
ibukota Coban
provinsi Talun
<44 km 80 60 40 20
45 – 66,5 km 60 40 25 15
5
67,5 – 90 km 40 20 15 5
>90 km 20 10 5 1
2 Waktu tempuh 30” – 1 1 – 1,5” 1,5” – 2 2 – 2,5” >2,5” 30
dari ibukota
Kota 30 25 20 15 10
Kabupaten
JUMLAH 35
e. Akomodasi
N Nilai Nilai
O Unsur / sub unsur Coban
>100 75 – 100 50 – 75 30 – 50 s/d 30 Talun
1 Jumlah kamar 30 25 20 15 10
(buah) 10
JUMLAH
f. Sarana Penunjang
N Banyaknya Macam
Nilai
O Tidak
Unsur / sub unsur Nilai >4 3 2 1 Coban
ada
Talun
Nilai
1 Sarana
Rumah makan/minum 20
Sarana wisata tirta 30
MCK 15
30 25 20 15 10 135
Rest area 10
Kios cenderamata 15
Sarana angkutan umum 20
Tempat ibadah 25
Hasil dari penilaian setiap unsur masing-masing kriteria objek wisata dirata-
ratakan sehingga diperoleh hasil akhir penilaian pengembangan objek wisata dan
dilakukan perbandingan dengan klasifikasi unsur pengembangan berdasarkan nilai
bobot.
Klasifikasi Unsur Pengembangan Berdasarkan Nilai Bobot (Classification of
Development Element Based on Weight Value)
No Nilai Total Penilaian Potensi Unsur
1 660 – 879 Potensial dikembangkan (A)
2 480 – 659 Cukup potensial dikembangkan (B)
3 281 – 479 Tidak potensial dikembangkan (C)
Jumlah
No Jumlah Nilai
1 Daya tarik objek wisata yang berbentuk darat 140
2 Aksesbilitas 35
3 Kondisi sekitar kawasan 135
4 Pengelolaan dan pelayanan 60
5 Akomodasi 10
6 Sarana penunjang 135
Nilai Total 515
Dengan skor total yang dimiliki wisata coban talun pada analisis ini yaitu 515 dapat
dikategorikan pada kelas B atau dapat diartikan penilaian potensi unsur cukup potensial untuk
dkembangkan
PCC (Physical Carrying Capacity) = daya dukung fisik yaitu jumlah maksimum wisatawan yang
dapat diterima di areal wisata tersebut. Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut:
1
𝑃𝐶𝐶 = 𝐴 × × 𝑅𝑓
𝐵
Keterangan:
A = luas area berwisata
B= luas area yang dibutuhkan oleh seorang wisatawan untuk berwisata dengan tetap memperoleh
kepuasan.
Rf = faktor rotasi atau pengulangan kunjungan per hari.
ECC (Efective Carrying Capacity) = daya dukung efektif yaitu jumlah optimum daya tampung
wisatawan berdasarkan pertimbangan pengelola
𝐸𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 × 𝑀𝐶
No Data yang diperoleh Jumlah
1 PCC 19.076
2 MC 0,75
𝐸𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 × 𝑀𝐶 14.307 wisatawan/hari
RCC (Real Carrying Capacity) = daya dukung riil yaitu jumlah maksimum pengunjung yang dapat
mengunjungi situs lokasi wisata tertentu dengan memperhatikan faktor koreksi fisik . Faktor koreksi
fisik yaitu: Cf1 (indeks kelerengan); Cf2 (Indeks Potensi Lanskap); Cf3 (Indeks Curah Hujan); Cf4
(Indeks Erosivitas).
𝑅𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 × 𝐶𝑓1 × 𝐶𝑓2 × 𝐶𝑓3 × 𝐶𝑓4
No Data yang diperoleh Jumlah
1 PCC 19.076
2 𝐶𝑓1 (Indeks Kelerengan) 0,6
3 𝐶𝑓2 (Indeks Potensi Lanskap) 0,93
4 𝐶𝑓3 (Indeks Curah Hujan) 0,17
5 𝐶𝑓4 ( Indeks Erosivitas) 0,6
𝑅𝐶𝐶 = 𝑃𝐶𝐶 × 𝐶𝑓1 × 𝐶𝑓2 × 𝐶𝑓3 × 𝐶𝑓4 1.085 wisatawan/hari
ECC Terkoreksi
No Data yang diperoleh Jumlah
1 RCC 1.085
2 MC 0,75
𝐸𝐶𝐶 = 𝑅𝐶𝐶 × 𝑀𝐶 813 wisatawan/hari
Berdasarkan perhitungan faktor koreksi fisik dan kapasitas manajemen, maka nilai Effective
Carrying Capacity (ECC) wisata coban talun sebesar 813 wisatawan/hari.
ANALISA CBT
CBT berkaitan erat dengan adanya partisipasi dari masyarakat local. Menurut Timothy (1999)
partisipasi masyarakat dalam pariwisata terdiri dari dua perspektif yaitu dalam partisipasi
local dalam proses pengambilan keputusan dan partisipasi local berkaitan dengan keuntungan
yang diterima masyarakat dari pembangunan pariwisata.
No Variable Indikator Nilai
1 Ekonomi Adanya dana untuk 1
penggembangan wisata berbasis
masyarakat
Berikut ini adalah hasil analisi
Terciptanya lapangan pekerjaan 1 CBT pada Wisata Coban Talun :
Timbulnya pendapatan 1
masyarakat lokal
2 Sosial Peningkatan kualitas hidup 1
Peningkatan kebanggaan 1
komunitas
Kesediaan dan kesiapan 1
masyarakat
3 Budaya Membantu berkembangnya 0
pertukaran budaya
Mendorong masyarakat untuk 1
menghormati budaya yang
berbeda
Mengenalkan budaya lokal 0
ANALISA DDK
NO Kegiatan Wisatawan Lt Lp Wp Wt DKK
(m²) (m²) (jam) (jam)
1 Pagupon 85 16 11.990 3 11 235.678
2 Objek wisata 69 20 21.132 2 11 400.979
coban talun
3 Kebun bunga 73 15 2.134 3.5 11 32.286
4 Camp 56 12 24.748 12 24 230.991
5 Alas pinus 80 18 6.873 3 11 113.021
ANALISA ESL
Evaluasi sumberdaya lahan diartikan sebagai rangkaian proses penilaian atau keragaan lahan
jika untuk tujuan tertentu yang meliputi pelaksanaan dan interpretasi survey dan studi
bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek lahan lainnya agar dapat mengidentifikasi dan
membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan. (FAO, 1976).
Brinkman dan Smyth (1973) mendifinisikan evaluasi lahan sebagai proses penelaahan dan
interpretasi data dasar tanah, vegetasi, iklim dan komponen lainnya agar dapat mengidentifikasi
dan membuat perbandingan pertama antara berbagai alternatif penggunaan lahan dalam term
sosial-ekonomi yang sederhana.
Kategori Kategori
No Parameter Skor Kategori S2 Skor Kategori S3 Skor Skor Kategori S5 Skor
S1 S4
Kedalaman
2 perairan 0–3 5 >3–6 4 > 6 -10 3 > 10 2 > 20 1
(m)
Material
Pasir
3 dasar Pasir 5 Pasir Batu 4 Batu 3 2 Lumpur 1
Lumpur
perairan
Lebar air
4 >15m 5 10-15m 4 7-10m 3 5-7m 2 <5 1
terjun (m)
Kemiringan agak
5 Landai 5 agak Landai 4 sedang 3 2 curam 1
Lahan curam
agak
6 keamanan aman 5 agak aman 4 sedang 3 2 berbahaya 1
berbahaya
Lebah, Lebah,
Biota Lebah,
7 Tidak ada 5 Lebah 4 3 Monyet, 2 Monyet,Ular, 1
berbahaya Monyet
Ular Kalajengking
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kota Batu 2017
Amazida, D.L. 2016. Strategi Perum Perhutani KPH Malang Dalam Mengembangkan Objek Wisata
Coban Talun Kota Batu. (Online: diakses 12 November 2018,
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/15073/19079).