You are on page 1of 21

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B
BLOK X : CARDIO-CEREBRO-VASKULAR (RINGKASAN)

Dosen Pembimbing :
Dr. Miranti Dwi Hartanti

Kelompok V:

Rahma Noora Firdayani (70 2014 014)


Desy Sholaika Wati (70 2014 015)
Dita Mutiara Irawan (70 2014 037)
Shelly Margaretha (70 2014 038)
Istiqomah Maximilliani (70 2014 057)
Rati Permata Sari (70 2014 058)
Roseline Natazsa Puri Gracia (70 2014 075)
Indah Ulfanov Pratiwi (70 2014 076)
Hafiz Rachmad Kartono (70 2014 081)
Muhammad Abdillah (70 2011 082)
Reza Tiara Putri (70 2010 058)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN
2015
Skenario kasus

Seorang pasien, Ny. Ida 47 tahun di antar oleh keluarganya ke IGD RSMP dengan keluhan dadanya terasa berdebar debar sejak 2
hari yang lalu. Selain itu Ny. Ida mengeluh kadang kadang badannya dirasakan melayang dan pusing. Tiga hari yang lalu Ny.Ida
mengeluh sakit perut di sertai BAB cair, dengan frekuensi lebih dari 10 kali perhari, BAB tidak disertai lender dan darah, Selain itu Ny.
Ida muntah hebat. Mual dan lemas. Deman tidak ada. BAK sepertibiasa. Riwayat penyakit darah tinggi dan kecing manis tidak ada.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis , tekanan darah 110/80, Nadi 125x/menit (reguler),frekuensi nafas 24x/menit ,dan suhu
36,80C
Keadaan spesifik:
Kepala : konjungtiva pucat (-) Sklera iktrik (-)
Leher JVP (5-2) H2O, Struma (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : Batas jantung dalam batas normal, HR 125x/menit, irama jantung reguler,Bunyi jantung I dan II normal, murmur(-), Gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler normal, Ronkhi (-), Wheezing (-)
Abdomen : Bising usus normal
Extremitas : Edema (-)
Pemeriksaan penunjang:
EKG : Irama sinus, axis normal, HR 125x/menit, , gelombang P normal, gelombang QRS normal, ST Depresi (-), T inverted (-), ST
Elevasi (-), Gelombang U (+), LVH (-)
Pemeriksaan radiologi : Rontgen Thorax : CTR <50%
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin : Hb 13,5 gr%, HT 40, Trombosit 300.000, Leukosit 8000, Diff Count 0/2/4/60/28/6
Elektrolit : Natrium 135 mmol/dL, Kalium 2,1 mmol/dL

I. Identifikasi Masalah

1. Seorang pasien, Ny. Ida 47 tahun di antar oleh keluarganya ke IGD RSMP dengan keluhan dadanya
terasa berdebar debar sejak 2 hari yang lalu.
2. Selain itu Ny. Ida mengeluh kadang kadang badannya dirasakan melayang dan pusing
3. Tiga hari yang lalu Ny.Ida mengeluh sakit perut di sertai BAB cair, dengan frekuensi lebih dari 10 kali
perhari, BAB tidak disertai lender dan darah, Selain itu Ny. Ida muntah hebat. Mual dan lemas.
4. Demam tidak ada. BAK sepertibiasa. Riwayat penyakit darah tinggi dan kecing manis tidak ada.
5. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis , tekanan darah 110/80, Nadi 125x/menit (reguler),frekuensi
nafas 24x/menit ,dan suhu 36,80C
6. Keadaan spesifik:
Kepala : konjungtiva pucat (-) Sklera iktrik (-)
Leher JVP (5-2) H2O, Struma (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)

Skenario B Blok X Kelompok V 1


Jantung : Batas jantung dalam batas normal, HR 125x/menit, irama jantung reguler,Bunyi jantung I dan
II normal, murmur(-), Gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler normal, Ronkhi (-), Wheezing (-)
Abdomen : Bising usus normal
Extremitas : Edema (-)
7. Pemeriksaan Penunjang, Pemeriksaan Radiologi, Pemeriksaan Laboratorium;
 Pemeriksaan penunjang:
EKG : Irama sinus, axis normal, HR 125x/menit, , gelombang P normal, gelombang QRS normal,
ST Depresi (-), T inverted (-), ST Elevasi (-), Gelombang U (+), LVH (-)
 Pemeriksaan radiologi : Rontgen Thorax : CTR <50%
 Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin : Hb 13,5 gr%, HT 40, Trombosit 300.000, Leukosit 8000, Diff Count 0/2/4/60/28/6
Elektrolit : Natrium 135 mmol/dL, Kalium 2,1 mmol/dL

II. Prioritas Masalah


III. Analisis Masalah

1. Seorang pasien, Ny. Ida 47 tahun di antar oleh keluarganya ke IGD RSMP dengan keluhan
dadanya terasa berdebar debar sejak 2 hari yang lalu.
a. Sistem apa saja yang terlibat dalam kasus?
Jawab:
Sistem organ yang terlibat pada kasus adalah ;
1. Sistem konduksi listrik jantung terkait keluhan utama pasien berupa jantung berdebar-debar
2. Sistem saraf pusat terkait dengan keluhan pusing dan perasaan melayang
3. Sistem pencernaan (gastrointestine track) terkait dengan sakit perut, diare, mual dan muntah
hebat yang dialami pasien.

b. Bagaimana anatomi, Fisiologi, dan vaskularisasi jantung?


Jawab:
Anatomi Jantung
o Jantung terletak di rongga dada tepatnya di mediastinum medialis sebelah kiri
o Dengan berat ± 250 – 360 gr
o Ukurannya ± sebesar kepalan tangan
o Ditutup oleh lapisan pericardium yang mengikat jantung ke rongga thoraks.
Batas Jantung terhadap organ yang ada disekitar :
1. Batas Kiri  Paru Kiri
Skenario B Blok X Kelompok V 2
2. Batas Kanan  Paru Kanan
3. Batas Depan  Sternum dan Thymus
4. Batas Belakang  Tulang Belakang (vertebrae), Esophagus, Aorta Descenden
5. Batas Atas  Arkus Aorta, Vena Cava Superior dan Trachea
6. Batas Bawah  Diagfragma

1. Bagian Jantung :
Jantung terdiri atas tiga bagian, yakni :
1. Perikardium
2. Miokardium
3. Endokardium

2. Ruang Jantung
Jantung memiliki 4 ruang :
 Atrium kanan
1) Memiliki dinding yang tipis
2) Berfungsi untuk menampung darah dari sirkulasi sistemik untuk dialirkan ke ventrikel kanan dan selanjutnya
dialirkan ke paru-paru
3) 80% darah dari atrium kanan mengalir secara pasif ke ventrikel kanan dan sisanya 20% mengalir akibat
adanya kontraksi dari atrium kanan.
 Atrium kiri
1) Berfungsi untuk menerima darah yang kaya akan oksigen (O 2) dari paru melalui vena pulmonalis.
2) Diantara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati, sehingga perubahan tekanan dalam atrium
kiri mudah menyebabkan kembalinya aliran darah dari atrium ke pembuluh darah paru
 Ventrikel Kanan
1) Memiliki dinding yang sedikit lebih tipis dibandingkan dengan ventrikel kiri.
2) Rongga pada ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang berfungsi untuk menghasilkan kontraksi yang
bertekanan rendah.
 Ventrikel Kiri
1) Memiliki otot yang tebal dan rongganya berbentuk “O”
2) Kontraksi dari ventrikel kiri menghasilkan tekanan tinggi yang mampu mengatasi tahanan sirkulasi sistemik
dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer. (Suprayogi, 2013).

Katup Jantung :
Berfungsi untuk mempertahankan aliran darah agar berjalan searah melalui bilik-bilik pada jantung.
Ada 2 jenis katup jantung :
Katup Atrioventrikularis
 Katup Trikuspidalis
 Katup Mitral

Skenario B Blok X Kelompok V 3


Katup Semilunaris
Berfungsi untuk memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan
dan mencegah kembalinya darah yang mengalir dari ventrikel.
 Katup Aorta
 Katup Pulmonal

Pembuluh Darah Besar Jantung


Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:

 Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
 Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
 Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung sendiri.
 Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
 Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-
paru.
 Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
 Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya
yang bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
 Arteri coronaria dextra, cabang :
o Ramus coni arteriosi
o Rami ventriculares anterior
o Rami ventricularis posterior (desendens)
o Rami atriales
 Arteri Coronaria sinistra
o Ramus interventricular (desendens) anterior
o Ramus circumflexus
 Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian
bawah. (Snell, 2006).

Fisiologi Jantung
Fungsi umum otot jantung yaitu:
 Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.
 Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan
berkontraksi maksimal.
 Tidak dapat berkontraksi tetanik.

 Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.

Metabolisme Otot Jantung


Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk berkontraksi. Energy
terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama
laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen.
Skenario B Blok X Kelompok V 4
Pengaruh Ion Pada Jantung
1) Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan frekuensi
lambat.
2) Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung berkontraksi spastis.
3) Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.

Elektrofisiologi Sel Otot jantung


Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas membrane sel. Seluruh proses
aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan
termis. Lima fase aksi potensial yaitu:
 Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian luar bermuatan positif.
 Fase depolarisasi (cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga
natrium mengalir dari luar ke dalam.
 Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel,
sehingga muatan positih dalam sel menjadi berkurang.
 Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama sesuai masa refraktor absolute
miokard.
 Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak mengalir dan permeabilitas terhadap
kalium sangat meningkat.

Sistem Konduksi Jantung


Sistem konduksi jantung meliputi:
 SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding atrium kanan di ujung Krista
terminalis.
 AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat muara sinus koronari.
 Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi bawah pars
membranasea septum interventrikulare.
 Serabut penghubung terminal (purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium menyebar pada kedua
ventrikel.

c. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan?


Jawab:
 Hubungan Usia
efek dari penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Dari sisi
anatomis pada jantung terjadi pengurangan jumlah sel pada nodus sinus atrial yang
menyebabkan terjadinya gangguan pada hantaran listrik jantung. Dari sisi lain terjadinya

Skenario B Blok X Kelompok V 5


perubahan fisiologis terjadinya gangguan konduksi dan irama jantung seperti sinus bradikardia,
AV block, ventricular extra systole, atrial fibrillation dan lain-lain.
Sebenarnya aritmia dapat terjadi pada segala umur. Pada kasusu ini ditunjang dengna proses
menua maka angka kejadian pun semakin meningkat.

 Hubungan Jenis Kelamin


Tidak ada hubungan
d. Apa penyebab dada terasa berdebar debar sejak 2 hari yang lalu?
Jawab:
Penyebab dada berdebar-debar (takikardia) dibagi menjadi dua berdasarkan penyebabnya yaitu
intrakardial dan ekstrakardial.
 Intrakardial : dipengaruhi oleh kontraktilitas jantung, isi sekuncup (stroke volume),
cardiac output, dan keadaan toksik pada jantung
 Ekstrakardial : peningkatan stress, peningkatan aktivitas fisik, dan peningkatan
metabolisme tubuh menyebabkan meningkatnya saraf simpatis lalu sekresi katekolamin,
epinefrin dan norepinefrin menyebabkan dada berdebar; peningkatan resistensi perifer pada
pembuluh darah; lifestyle seperti merokok dan minum-minuman beralkohol; diabetes melitus
dan gangguan keseimbangan ion terutama kalium akan menyebabkan aritmia takikardia pada
jantung.
Pada kasus Ny. Ida mengalami gangguan konduksi impuls jantung akibat hipokalemi sehingga
menyebabkan timbulnya manifestasi takikardi.

e. Apa makna dada terasa terasa berdebar- debar sejak 2 hari yang lalu?
Jawab:
Jantung berdebar-debar (palpitasi) yang timbul bersamaan dengan gejala lainnya (sesak nafas,
nyeri, kelelahan, kepenatan atau pingsan) kemungkinan merupakan akibat dari irama jantung yang
abnormal atau penyakit jantung yang serius (Lipi, 2009).

f. Bagaimana patofisiologi dada terasa berdebar – debar?


Jawab:
Adanya gangguan ekstrakardial -> dehidrasi hipokalemia -> hiperpolarisasi -> eksitasi secara terus-
menerus -> kontraksi jantung meningkat -> jantung berdenyut cepat dan tidak efektif -> cardiac
output meningkat denyut nadi dan HR pun meningkat (takikardia) -> dada berdebar-debar

Kadar kalium yang menurun akan mengaktifkan trigered sebagai salah satu mekanisme takikardia. Sehingga akan
menstimulasi saraf simpatis untuk sekresi norepinefrin. Cardiac output yang meningkat akan membuat heart rate yang

Skenario B Blok X Kelompok V 6


meningkat hal ini dikarenakan cardiac output dan heart rate berbanding lurus dalam persamaannya. Namun, akibat dari
kontraktilitas jantung yang terjadi terus-menerus akan membuat pompaan jantung tidak efektif sehingga cardiac output
akan menurun namun denyutan jantung tetap tinggi. Hal inilah yang akan membuat dada terasa berdebar.

2. Selain itu Ny. Ida mengeluh kadang kadang badannya dirasakan melayang dan pusing
a. Apa penyebab pusing dan badan terasa melayang?
Jawab:
Anemia
Dehidrasi
Inadekuat suplai O2 dan nutrisi ke jaringan tubuh (Arifah,2009).

b. Bagaimana patofisiologi pusing dan badan terasa melayang?


Jawab:

3. Tiga hari yang lalu Ny.Ida mengeluh sakit perut di sertai BAB cair, dengan frekuensi lebih dari 10
kali perhari, BAB tidak disertai lender dan darah, Selain itu Ny. Ida muntah hebat. Mual dan
lemas.
a. Apa penyebab Ny. Ida mengeluh sakit perut disertai BAB cair dengan Frekuensi lebih dari
10x/ hari, BAB tidak disertai lendir dan darah?
Jawab:
Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, etiologi diareakut dibagi atas empat penyebab:

Skenario B Blok X Kelompok V 7


- Bakteri :Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus,
Campylobacter aeromonas
- Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus
- Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli,Trichuris trichiura, Cryptosporidium
parvum, Strongyloides stercoralis
- Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.

b. Apa penyebab Ny. Ida muntah hebat, mual dan lemas?


Jawab:
 Muntah hebat dan mual
Secara umum dapat disebabkan oleh Infeksi virus, penderita alergi saluran cerna, obstruksi
usus, terlalu banyak makan, peritonitis, ileus, kolesistitis, keracunan makanan, gangguan
metabolik, morning sickness,
reaksi obat.
 Lemas
Secara umum;
 Dehidrasi
 Inadekuat O2 dan nutrisi ke jaringan
 Bahan kimia dan obat-obatan
Pada kasus;
Gangguan Keseimbangan cairan Lemas disebabkan oleh hipokalemi yang berdampak pada otot rangka
sehingga terjadi gangguan impuls listrik saraf motoric dan juga inadekuat suplai darah ke jaringan tubuh

c. Apa makna BAB cair, frekuensinya lebih dari 10 kali perhari ?


Jawab :
Maknanya yaitu diare akut.
Sintesis :
Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair
dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare Akut.
Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka digolongkan pada Diare Kronik. Frek. Normal bab 3x/ haari – 3x
dalam seminggu

d. Bagaimana hubungan BAB cair muntah hebat mual, & lemas dan dada terasa berdebar-
debar? (serta mekanisme)
Jawab:
- Pada keadaan diare dan muntah yang hebat menyebabkan pengeluaran elektrolit yang berlebihan
dalam kasus ini adalah kalium

Skenario B Blok X Kelompok V 8


- Karena Kalium berfungsi dalam potensial aksi jantung karena jika terjadi hipokalemi maka akan
terjadi hiperpolarisasi akibat terbukanya kanal kalium secara terus menerus.

Kalium dikeluarkan
Diar Diare
bersama feses dengan
e berkali-kali
persentase yang
cukup besar
Infeksi
bakteri Ekskresi K+
di GI besar-besaran
track

Hipokalemi

Dampak Dampak Dampak


pada pada otot pada otot

Efluks K+ Gangguan
influks Na+ impuls listrik Mortilitas
dan Ca+ di saraf motorik sal.

Mual dan
Gangguan Lemas muntah
repolarisasi jantung (paralysis) hebat
dan depolarisasi

Denyut K+ banyak
terdpt di
jantung
lambung,
bersamaan
Sinus
Otot muntah K+
takikardia
rangka

Depolarisasi Inadekuat
cepat, suply darah Ota Pusing
membuat ke jaringan k
Skenario B Blok X Kelompok V 9
4. Demam tidak ada. BAK sepertibiasa. Riwayat penyakit darah tinggi dan kecing manis tidak ada.
a. Apa makna tidak ada demam dan BAK normal?
Jawab:
 Tidak ada demam
Pada saat terjadinya demam maka frekuensi denyut jantung akan meningkat kira-kira 10 denyut permenit
untuk kenaikan setiap 1 derajat Fahrenheit(18 denyut per derajat celcius). Denyut jantung yang meningkat
akan menimbulkan dada atau jantung yang berdebar (palpitasi).
Jadi, makna demam tidak ada pada kasus ini ialah untuk menyingkirkan penyebab takikardia akibat
terjadinya demam dan infeksi pada sistem kardiovaskuler.
 BAK normal
dehidrasi yang dialami Ny. Ida masih dalam tingkat ringan karena BAK masih biasa pada kasus ini.
menyingkirkan penyebab dari gangguan elektrolit tubuh yang bisa hilang bersama dengan urine yang
dikeluarkan.
b. Apa makna riwayat darah tinggi dan kencing manis tidak ada?
Jawab:
 Riwayat darah Tinggi tidak ada
Pada pasien yang meminum obat antihipertensi golongan diuretic seperti furesemid. Maka akan
meningkatakan resiko kehilangan elektrolit tubuh melalui urine.
 Riwatar Kencing manis tidak ada
Pada orang yang kencing manis, biasanya sering BAK dan BAB, berarti menyingkirkan diagnosis
kekurangan elektrolit pada ny ida bukan disebabakan karena penyakit Diabetes Militus
Jadi makna riwayat penyakit darah tinggi dan DM tidak ada pada kasus ini untuk menyingkirkan
kemungkinan kehilangan elektrolit akibat konsumsi obat antihipertensi (diuretic) dan akibat DM .

5. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis , tekanan darah 110/80, Nadi 125x/menit
(reguler),frekuensi nafas 24x/menit ,dan suhu 36,80C
a. Bagaimana Interpretasi dari pemerikasaan fisik?
Jawab:

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi


Keadaan Umum Komposmentis Komposmentis Normal
Tekanan Darah 110/80 mmHg 110/70 -120/80 Normal
Nadi 125x/menit 60-100x/menit Takikardi
Frekuensi Nafas 24x/menit 16-24x/menit Normal
Suhu 36,8 ºC 36,5 – 37,2 ºC Normal

Skenario B Blok X Kelompok V 10


b. Bagaimana mekanisme keadaan abnormal pada pemeriksaan fisik?
Jawab:
 Takikardi
BAB cair + muntah hebat → output berlebih → dehidrasi → alkalosis metabolik → K + di CES akan masuk
ke CIS → hipokalemia → kalium di CES lebih sedikit dari pada CIS → keseimbangan ekektrolit terganggu
→ potensial listrik terganggu → K+ yang sedikit → repolarisasi lambat serabut purkinje → fase repolarisasi
memanjang → fase refrakter menjadi pendek → berkontraksi dengan cepat → irama jantung ↑ → sinus
takikardi

6. Keadaan spesifik:
Kepala : konjungtiva pucat (-) Sklera iktrik (-)
Leher JVP (5-2) H2O, Struma (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Jantung : Batas jantung dalam batas normal, HR 125x/menit, irama jantung reguler,Bunyi jantung
I dan II normal, murmur(-), Gallop (-)
Paru : Suara nafas vesikuler normal, Ronkhi (-), Wheezing (-)
Abdomen : Bising usus normal
Extremitas : Edema (-)
a. Bagaimana Interpretasi dari pemeriksaan Spesifik
Jawab:
Semuanya Normal. Kecuali, Hear Rate 125x/menit dimana nilai normalnya 60- 100x/menit
b. Bagaimana mekanisme keadaan abnormal pada pemeriksaan Spesifik?
Jawab:
 HR meningkat
Diare dan muntah hebat  pengeluaran cairan dan elektrolit berlebihan dari darah secara
berlebihan  Hipokalemi  HiperpolarisaiMuncul impuls listrik terus menerus ventrikel
kontraksi terus menerus  HR meningkat

7. Pemeriksaan Penunjang, Pemeriksaan Radiologi, Pemeriksaan Laboratorium;


 Pemeriksaan penunjang:
EKG : Irama sinus, axis normal, HR 125x/menit, , gelombang P normal, gelombang QRS normal, ST
Depresi (-), T inverted (-), ST Elevasi (-), Gelombang U (+), LVH (-)
 Pemeriksaan radiologi : Rontgen Thorax : CTR <50%
 Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin : Hb 13,5 gr%, HT 40, Trombosit 300.000, Leukosit 8000, Diff Count 0/2/4/60/28/6
Skenario B Blok X Kelompok V 11
Elektrolit : Natrium 135 mmol/dL, Kalium 2,1 mmol/dL
a. Bagaimana Interpretasi dari pemeriksaan penunjang, pem radiologi dan pemerikasaan
laboratorium?
Jawab:
a) Pem. Penunjang
Semuanya normal, Kecuali Gelombang U (+) yang menunjukan hipokalemi
b) Pem. Radiologi
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Interpretasi
Rontgen Thorax CTR < 50% 40%-50% Normal

c) Pem. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan
Hb 13,5% 12,0 – 14,0 gr/dL (P) Normal
13,0 – 16,0 gr/dL (L)
Ht 40% 40 - 52mg% (L) Normal
37 - 47%(P)
33-38% (anak- anak)
Trombosit 300.000 150.000-300.000/ µL Normal
Leukosit 8000 5.000-10.000/ µL Normal
Diff Count 0/2/4/60/28/6 Ba : 0-1 Normal
Eu : 1-3
NB : 2-6
NS : 50-70
Lim : 20-40
Mono : 2-6
Elektrolit Natrium:
135 mmol/L, 135-150 mmol/L Normal
Kalium:
2,1 mmol/L 3,5- 5,0 mmol/L Hipokalemia

b. Bagaimana mekanisme keadaan abnormal pada pemeriksaan penunjang, pem radiologi dan
pemerikasaan laboratorium?
Jawab:
a) Gelombang U(+)

Skenario B Blok X Kelompok V 12


Hipokalemia  diaktivasikannya pacemaker automatis (SA-node, AV node,serabut atrial
khusus dan serabut purkinje) di jantung dan peningkatan kecepatan depolarisasi fase diastolik
yaitu peningkatan percepatan fase 4  terjadinya peningkatan aktivasi dari pacemaker
automatis  + potensial aksi yang baru >terdapatnya gelombang U

Gelombang U (+) menandakan hipokalemia dimana gelombang ini muncul sesudah


gelombang T pada siklus jantung. Gelombang U sebenarnya adalah gelombang normal yang
tidak diketahui asalnya, namun biasanya gelombang ini kecil dan sering tidak terlihat. Pada
kasus terjadi perubahan gelombang U yang membesar, ini dapat mengindikasikan suatu kelainan
yaitu hipokalemia pada kasus ini.

b) Hipokalemia
BAB cair frek. 10x/hari + muntah hebat  Kalium di keluarkan melalui feses dengan
persentase yang besar + Lewat muntah Ekskresi Kalium besar besaran  Hipokalemia
c. Bagaimana Gambaran EKG normal ?
Jawab:

Keterangan;

1. Gelombang P (Depolarisasi Atrium) :


Normalnya:
 Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil
 Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil
 Positif kecuali di aVR
 Gelombang simetris

Kelainan Gelombang P:

 Pulmonal / Runcing: R
 Mitral / berlekuk lebar: LAH
2. PR interval (AV Node delay) :

Skenario B Blok X Kelompok V 13


 Normalnya 0,12-0,2 second.
 Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik jantung melewati berkas his.
3. Gelombang Q:
Normal:
 Lebar kurang dari 0,04 second
 Tinggi < 0,1 second

Patologis:

 Panjang gelombang Q > 1/3 R


 Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada.
 Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila gelombang ini belum ada (tetapi
sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum lama terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN diselamatkan.
4. Kompleks QRS (depolarisasi ventrikel) :
 Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas
 Normal R/S =1 di lead V3 dan V4
 Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang QRS menjadi berbalik. Yang tadinya
harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya.
5. Segmen ST:
Normalnya:
Isoelektrik
Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.

Patologis:
Elevasi: AMI atau pericarditis
Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin
6. Gelombang T (repolarisasi ventrikel):
Normalnya:
o Sama dengan gelombang P
o Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR

Patologis:

o Runcing: Hiperkalemia
o Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia
o Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau iskemia, infark, RVH dan LVH,
emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas.

d. Bagaimana cara/prosedur pemeriksaan EKG?


Jawab:
Prosedur Pemeriksaan Ekg :
 Sadapan bipolar (sadapan standar ditandai dengan angka romawi I,II,III

Skenario B Blok X Kelompok V 14


Sadapan 1 : elektrode yang positif dihubungkan dengan lengan kiri dan elektrode negative dengan lengan kanan
Sadapan II : elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan elektrode negative dengan lengan kanan
Sadapan III : elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan elektrode negative dengan lengan kanan
 Sadapan unipolar ekstremitas
 Sadapan unipolar prekordial
V1 : sela iga 4 pada garis sternalis dextra
V2 : sela iga 4 pada garis sternalis sinistra
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : sela iga 5 pada garis midclavikula sinistra
V5 : garis axila anterior sejajar dengan V4
V6 : garis axila tengah sejajar dengan V4
V7 : garis axila posterior sejajar dengan V4
V8 : garis scapulaposterior sejajar dengab V4V9 : batas kiri dari kolumna vertebra sejajar dengan V4
V3R : lokasi sama dengan V3 tapi sebelah kanan
Sumber:
Price, 2005
e. Bagaimana cara pembacaan EKG?
Jawab:

1) Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri sebagai berikut:

o Berasal dari SA node


o Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus bandingkan di dalam satu
lead harus mempunyai bentuk gel P yang sama.
o Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan satu gelombang T

2) Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya adalah memperhatikan gelombang R.
Jarak antar gelombang R atau R-R harus sama. Atau jarak gelombang P/P-P harus sama untuk sebuah EKG yang
normal.
3) Lihat HR. Cara ini tidak perlu dijabarkan tersendiri karena setiap anak kedokteran pasti tahu menghitung HR pada
sebuah EKG.
4) Lihat Axis.

Perhatikan Gambar berikut:

Skenario B Blok X Kelompok V 15


Untuk menentukan axis caranya adalah:

 Titik tengah merupakan titik 0.


 Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang S jika hasilnya positif letakkan
di lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan sebaliknya.
 Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF.
 Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis.
 Batas Normal sumbu jantung berada antara -300 sampai +900. Jika lebih besar dari -300 maka deviasi ke kiri,
dan jika lebih besar dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke kanan.

Interpretasi: axis ke kiri

 Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya apakah P mitral atau P
pulmonal. (kelainan akan dijabarkan tersendiri)
 Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika PR interval memanjang
curiga sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil bernilai 0,04 second). Tentang tipe dari blok jantung akan
dijabarkan tersendiri)

Skenario B Blok X Kelompok V 16


 Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS menunjukkan adanya kelainan pada
ventrikel (bisa suatu block saraf jantung atau kelainan lainnya) karena komplek ini dibentuk oleh aliran listrik
jantung di daerah ventrikel. (Beberapa kelainan akan dijabarkan tersendiri)
 Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya akan dijabarkan tersendiri)
 Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah kotak S yang ada di V1.
Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka bisa dianggap suatu LVH. Hati-hati, terkadang voltase
tidak mencapai 10mV. Maka harus dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada EKG tertulis 5 mV maka, untuk
menjadi 10 mV, kotak tersebut harus dikalikan 2)
 Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi dengan jumlah kotak S di V5
atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan konversi). Normalnya kurang dari 1. Jika lebih, maka
dicurigai suatu RVH.

8. Bagaimana Cara mendiagnosis pada kasus ini?


Jawab:
 Melakukan anamnesis
 Keluhan utama : jantung berdebar-debar, badan dirasakan melayang , dari pusing, 3 hari yang lalu
mengeluh sakit perut disertai BAB cair, dengan frekuensi lebih dari 10 kali perhari, BAB tidak disertai
lendir dan darah, muntah hebat, mual dan lemas.
 Melakukan pemeriksaan fisik

Keadaan umum didapatkan : nadi 125 kali/menit (reguler) yang digolongkan takikardi.
Keadaan spesifik didapatkan : HR 125 kali/menit
Pemeriksaan penunjang

Dialakukan pemeriksaan EKG, dimana pada kasus didapati irama sinus dan gelombang U (+)
Pemeriksaan Radiologi

 Rontgen Thorax : CTR < 50%


 Pemeriksaan laboratorium

Didapatkan kadar Kalium 2,1 mmol/L dan Natrium 135mmol/L.

9. Bagaimana Diferential Diagnosis pada kasus ini?


Jawab:

Skenario B Blok X Kelompok V 17


10. Bagaimna Pemeriksaan Penunjang pada kasus ini?
Jawab:
o EKG, menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek
ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
o Monitor Holter, Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala
khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
o Foto thoraks, Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup .
o Scan pencitraan miokardia, dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
o Tes stres latihan, dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
o Pemeriksaan Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan disritmia.
o Pemeriksaan Obat :Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh
digitalis, quinidin.
o Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
11. Bagaimana Working Diagnosis pada kasus ini?
Jawab:
Sinus Takikardi et causa hipokalemi
12. Bagaimana Tatalaksana pada kasus ini?
Jawab:
 Tatalaksa non- Farmakologi
Meningkatkan asupan makanan kaya akan kalium atau penambah garam kalium. Makanan yang
mengandung kalium seperti buah-buahan(pisang, kismis, jeruk) , daging, susu, tomat segar, kentang. Kalium
klorida adalah garam suplemen pilihan, terutama jikaopasien dalam keadaan alkalosis. Kalium intravena perlu
diberikan jika pasien tidak dapat menerima kalium secara peroral atau defisiensi kalium yang sangat berat.

Skenario B Blok X Kelompok V 18


 Tatalaksana Farmakologi
 Diberikan terapi cairan (infus) dengan RL untuk menggantikan kehilangan cairan yang dialaminya
disebabkan diare dan muntah.
 Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L, dengan cara bolus intravena karena dikhawatirkan
pasien ini mengalami muntah jika diberikan secara oral. Tujuan pemberian kalium ini adalah agar
Ny.Ida tidak mengalami hipokalemia berlanjut.
 Mengobati diare akut yang dialami Ny.Ida dengan memberikan obat antidiare yakni Loperamide
dengan dosis awal 4 mg diikuti 2 mg setelah tiap BAB, maksimal 16 mg/hari. (Kemenkes, 2014)
13. Bagaimana Komplikasi pada kasus ini?
Jawab:
a. Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel)
b. Ileus paralitik.
c. Congestive hearth failure
d. Kelemahan otot sampai kuadriplegia
e. Hipotensi ortostatik
f. Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal.
g. Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
h. pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.
i. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L
14. Bagaimana Prognosis pada kasus ini?
Jawab:
Dubia ad bonam
15. Bagaimana KDU pada kasus ini?
Jawab:
4A. Kompetensi yang dicapai saat lulus dokter

16. Bagaimana NNI pada kasus ini?


Jawab:

Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.(QS Al-Baqarah : 168)
Maksudnya kita semua sebagai manusia telah diperintahkan untuk memakan makanan yang tidak
hanya halal tetapi juga baik agar memanuhi nutrisi didalam tubuh seperti pada kasus diatas apabila Ny.

Skenario B Blok X Kelompok V 19


Ida menjaga pola makan dan kebersihan dari makanan tersebut Ny.Ida tidak mengalami diare dan
muntah-muntah.

IV. Kesimpulan

Ny. Ida, 47 th, mengalami Sinus Takikardi et causa hipokalemi


V. Kerangka Konsep

Bab cair frek 10x


sehari + muntah hebat

Hipokalemi Ekstrakardial

Otot rangka
Gangguan Repolarisasi
mengalami ganggguan
jantung
impuls listrik

Lemas Takikardi

Cardia Output
menurun

Inadekuat
suplai darah ke
otak

Pusing

Skenario B Blok X Kelompok V 20

You might also like