Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas : 3 EGB
Instruktur : Ir. Hj. Sutini Pujiastuti Lestari,M.T
I. RUANG LINGKUP
Standar ini meliputi analisa nilai kalor kotor (gross calorific value) dari
batubara dengan menggunakan adiabatic bom kalorimeter Parr 6400.
III. PRINSIP
Kapasitas panas bom kalorimeter ditentukan dengan membakar sejumlah
berat asam benzoat dengan oksigen dan nilainya akan dibandingkan dengan
sampel yang akan dianalisa pada kondisi yang sama. Nilai panas dari sampel
yang dihitung dengan mengalikan kenaikan suhu koreaksi dengan kapasitas
panas dan membaginya denga berat sampel.
Bom kalorimeter adalah salah satu alat yang dipakai untuk menentukan
atau mengukur nilai kalor kotor pada volume konstan, sedangkan nilai kalor
yang lain selanjutnya akan dapat dihitung jika komposisi bahan bakar telah
diketahui.
Metode penentuan nilai kalor batubara menggunakan bom kalorimeter
dengan membakar sejumlah kecil sampel batubara dalam oksigen di dalam
sebuah cawan yang ditempatkan dalam bejana kalorimeter. Selanjutnya
bejana beserta isinya ditempatkan di dalam bejana berongga yang lebih besar
dimana di dalam rongga dinding bejana diisi dengan air untuk membentuk
jacket, hal ini bertujuan untuk memperkecil transfer panas antara bejana
kalorimeter dengan lingkungan. Kemudian sampel batubara tersebut dibakar
dengan bantuan pemantik listrik, dan panas yang dilepaskan dari proses
pembakaran sampel tersebut kemudian diukur dengan cara mengukur
temperatur air dalam kalorimeter sebelum dan naiknya suhu dikalikan dengan
panas jenis air.
Kata gross (kotor) pada penilaian kalor batubara mengandunng
pengertian bahwa panas laten penguapan dari air yang terdapat dalam
batubara ditambah panas laten dari air yang terbentuk selama pemanasan
boiler.
Kata net (bersih) menandakan bahwa panas laten untuk membentuk uap
air tidak diperhitungkan dalam harga nilai kalor karena panas laten ini
terbuang dalam bentuk uap air. Secara aktual panas laten dan uap air ini tidak
bisa diperoleh kembali dalam kondisi operasi boiler, sehingga pabrik-pabrik
pembuat boiler harus menyatakan harga efisiensi boiler berdasarkan nilai
kalor bersih (Net Calorific Value), dan efisiensi ini sekitar 4% lebih tinggi
dari harga efisiensi yang dihitung berdasarkan nilai kalor kotor (Gross
Calorific Value). Hal ini harus diperhitungkan bila akan membandingkan
harga efisiensi boiler yang satu dengan boiler yang lain.
Proses pembakaran batubara dalam sebuah kalorimeter berbeda dengan
proses pembakaran batubara dalam boiler. Proses pembakaran dalam bom
kalorimeter berlangsung padda volume konstan, sedangkan proses
pembakaran pada boiler berlangsung pada tekanan konstan. Bila proses
pembakaran berlangsung pada tekanan konstan, maka gas hasil pembakaran
harus bebas memuai sehingga melakukan kerja, dengan demikian nilai kalor
pada tekanan konstan akan lebih tinggi dari pada nilai kalor yang diperoleh
dari bom kalorimeter bila panas ekivalen dengan kerja diperhitungkan. Selain
itu ada beberapa rumus yang dipakai untuk menghitung nilai kalor bahan
bakar, tetapi hal ini perlu dilakukann analisa dengan metode ultimat.
Ada dua cara untuk penentuan nilai kalor menggunakan bom kalorimeter
1. Nilai Kalor Atas (High Heating Value)
Nilai kalor atas yang diperoleh dimana hasil pembakaran bahan
bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar uap air
yanng terbentuk akan mengembun dan melepaskan panas latennya. Hasil
pengujian bom kalorimeter adalah temperatur air pendingin sebelum dan
sesudah penyalaan, dapat dihitung :
HHV = (T2-T1-TKp) x CV
Dimana,
HHV = Nilai Kalor Atas (KJ/Kg)
T1 = T air dingin sebelum penyalaan (oC)
TKp = Kenaikan temperatur
T2` = T air dingin sesudah penyalaan (oC)
CV = Panas jenis bom kalorimeter
VI. KALIBRASI
Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan control chart sample yang
dipilih diukur secara periodik dan hasilnya dibuat grafik. Batas harga yang
diterima ditentukan dan sistem pengukuran diasumsikan terkendali.
Air yang telah bercampur abu inilah yang akan dilakukan titrasi, yang
dimana titrasi ini digunakan untuk menentukan nilai akhir pada batubara
selanjutnya alat akan memberikan pretiminary report yang di print out
melalui computer. Sehingga diketahui nilai kalor yang didapatkan sebesar
5959,5742 cal/gr.
IX. KESIMPULAN