You are on page 1of 4

NAMA : SYAVITA WIRARTI

NIM : 12103173001

KELAS : HTN 4A

TUGAS : ANALISA PASAL UNDANG – UNDANG MENGENAI HAM

“HAK ASASI MANUSIA”

(1) “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lian dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”
(2) “ Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang – undang dengan
maksud semata – mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai – nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrasi .”
A. Analisa Pasal 28J ayat 1

Bunyi Pasal 28 J ayat 1 :

“ Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”

Berdasarkan analisis mendalam dalam pasal 28 J ayat 1 ini, tercantum :

Hak, berupa :

Hak yang dimiliki oleh setiap orang yang pasti mempunyai Hak Asasi Manusia,
dimana setiap orang ini berhak untuk di hormati Hak Asasinya oleh orang lain
yang juga memiliki HAM.

Kewajiban, berupa :

Kewajiban berada di tangan seluruh pemilik HAM tanpa terkecuali, untuk


menghormati HAM orang lain. Dalam hal ini, sangan berkaitan dan saat erat
dengan kehidupan sehari-hari. Semua orang memegang kewajiban ini, dan agar
terciptanya keharmonisan social dalam kehidupan masyarakat ini sangat di
butuhkan. Kewajiban dapat dilakukan dengan cara, tidak hanya memikirkan
kepentingan sendiri atau bisa disebut dengan egoisme. Dalam hal ini pelaksanaan
kawajiban dapat ditunjukan dengan berbagai cara.

Toleransi Sebagai Bentuk dari Perwujudan Kewajiban Berdasarkan Pasal 28


J ayat 1
Indonesia yang kita tahu terdiri dari barbagai suku, bahasa, agama,
budaya, dan perbedaan paham lain yang membuat negeri ini kaya. Kita
mempunyai tantangan besar dalam integrasi nasional, karena keterbukaan dari
masyarakat kita. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan sebagian besar
masyarakat kita, tentang bagaimana cara penerimaan baru tanpa menghilangkan
nilai-nilai budaya setempat. Yang salah di kita, justru terlalu tertutup dan terlalu
terbuka dengan budaya baru. Dalam tubuh masyarakat Indonesia sendiri, masih
banyak terjadi konflik yang berbau unsur SARA dan paham serta ideology. Hal
ini terjadi karena, kurangnya pemahaman mereka dan pengetahuan mereka
sehingga berpengaruh pada tingkat rasa toleransi yang dimiliki. Ketertutupan di
sini dapat terjadi karena mereka terlalu menganggap budayanya lebih tinggi dan
merendahkan budaya orang lain (sifat etnosentrisme). Sifat ini jelas sekali
bertentangan dengan pasal 28 J ayat 1. Dimana budaya merupakan salah satu
HAM yang di berikan Negara kepada masyarakat tradisional (lihat pasal 32).
Tetapi kita perlu berhati-hati dalam menarima budaya asing, hal ini bisa membuat
budaya kita sendiri memudar dan ahirnyapun musnah. Hal ini saling berkaitan
sebernarnya, jika kikta kaji lebih lanjut mengenai budaya. Namun pada intinya,
untuk mewujudkan suatu bangsa yang kuat harus di dukung oleh seluruh
masyarakat dan instansi-instansi pemerintah. Kita lihat kalimat pada pasal 28 J
ayat 1, “ dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.” Pada
kalimat ini menunjukan bahwa kewajiban menghargai harus ditegakkan agar
kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara dapat berjalan dengan baik dan tertib.
Walaupun kita bangsa yang masih dikatakan berkembang dari mulai tahun 45
sampai saat ini, namun jika rasa saling menghargai dan rasa saling bertoleransi
kita jalankan sebagai bentuk dari pelaksanaan kewajiban maka kita akan menjadi
bangsa yang kuat. Kita bukan di suruh untuk memudarkan nilai budaya tradisional
kita dengan mempelajari budaya orang lain. Namun kita justru dapat mengerti
perbedaan-perbedaan yang terjadi dari berbagai daerah, suku bangsa, agama dan
kita akan memaklumi hal itu. Satu hal yang harus di garis bawah,i kita harus
berkembang tanpa memudarkan nilai budaya kita. Lalu, dengan adanya rasa
toleransi kita akan bisa meminimalisir konflik SARA yang masih banyak terjadi
di Indonesia. Budaya merupakan salah satu contoh dari HAM orang lain yang
wajib kita hargai, masih banyak hal lain seperti kebebasan berbicara, bekerja,
agama dan ideology kitapun harus menerapkan toleransi.

Dasar Hukum dari Pasal 28 J ayat 1

- UU mengenai Hak Asasi Manusia yaitu UU no 39 tahun 1999

Bukti Pelaksanaan Pasal 28 J ayat 1 di lingkungan SMA PGRI 1 JOMBANG


Toleransi sebagai bentuk penghargaan atau perwujudan dari tanggung
jawab atas kewajiban yang kita miliki untuk menghargai HAM orang lain. Di
lingkungan SMA PGRI 1 JOMBANG sendiri terdapat siswa yang beragama dan
berkeyakinan yang berbeda. Namun yang bisa kita lihat, di antara mereka tidak
terdapat konflik yang saling menghina atau mencemooh keyakinan orang lain.
Tak jarang dari mereka berhubungan baik dan sampai berteman dekat hal ini
membuktikan rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan keyakinan. Dalam
beribadah, mereka tidak saling mengganggu dan menghina justru mereka saling
terbuka dan bisa saling mengerti. Hal ini membuktikan, terdapat kewajiban
berdasarkan pasal 28 J ayat 1.

B. ANALISA PASAL 28 J AYAT 2

Bunyi Pasal 28 J ayat 2 :

“ Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan Undang – undang dengan maksud semata –
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai – nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokrasi .”

Berdasarkan analisis mendalam pada Pasal 28 J ayat 2 ini tercantum :


Hak berupa : Hak yang dimiliki oleh setiap orang yang pasti mempunyai Hak
Asasi Manusia, dimana setiap orang ini berhak untuk di hormati Hak Asasinya
oleh orang lain yang juga memiliki HAM.

Kebebasan berupa : Kebebasan untuk menuntut Hak keadilan yang dimiliki


namun tanpa mengurangi rasa tetap saling menghormati kebebasan Hak dari
orang lain. Untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai – nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum.

Makna yang dimaksud dari Pasal 28 J ayat 2 :

Setiap orang diharuskan untuk selalu mematuhi peraturan yang telah diberlakukan
undang-undang. Dimana bagi siapa yang tidak mematuhi peraturan atau
melanggar peraturan undang-undang harus dikenakan saksi yang lebih berat dari
sebelumnya. Agar tidak terjadi pelanggaran perundang-undangan.

Dasar Hukum dari Pasal 28 J ayat 2 :

- UU mengenai Hak Asasi Manusia yaitu UU no 39 tahun 1999

You might also like