Professional Documents
Culture Documents
TENAGA KESEHATAN
Ekstensi Fakultas kesehatan masyarakat
Universitas Indonesia
2014
Disusun oleh
LATAR BELAKANG
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan
maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), tenaga
kesehatan merupakan pokok dari subsistem SDM kesehatan, yaitu tatanan yang
menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan, serta
pendayagunaan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Unsur utama
dari subsistem ini adalah perencanaan, pendidikan dan pelatihan, dan
pendayagunaa tenaga kesehatan.
Perencanaan tenaga kesehatan diatur melalui PP No.32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah ini dinyatakan antar lain bahwa
pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat. Perencanaan nasional
tenaga kesehatan disusun dengan memperhatikan jenis pelayanan yang
dibutuhkan, sarana kesehatan, serta jenis dan jumlah yang sesuai. Perencanaan
nasional tenaga kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Sebagai turunan dari PP tersebut, telah diterbitkan beberapa Keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes). Kepmenkes No.850/Menkes/SK/XII/2000
Tahun 2000 (Depkes 2004) antara lain mengatur tentang kebijakan perencanaan
tenaga kesehatan untuk meningkatkan kemampuan para perencanan pemerintah,
masyarakat dan semua profesi disemua tingkatan. Kepmenkes No.
81/Menkes/SK/I/2004 Tahun 2004 (Depkes, 2004) antara lain mengatur tentang
pedoman penyusunan perencanaan sumberdaya kesehatan di tingkat provinsi,
kabupaten/kota, serta rumah sakit. Pada Kepmenkes tersebut disediakan pula
menu tentang metode perencanaan tenaga kesehatan untuk dipilih sesuai dengan
kemauan dan kemampuan.
Jumlah Institusi pendidikan tenaga kesehatan seluruhnya 846 terdiri atas 199
Politeknik Kesehatan (Poltekes) dan 647 non Poltekes. Menurut kepemilikannya,
32 institusi milik pemerintah pusat, 102 milik pemerintah daerah, 34 milik TNI,
dan bagian terbesar (511) adalah milik swasta. jumlah peserta didik seluruhnya
sebanyak 146.220 orang terdiri dari 36.387 peserta didik poltekes, dan 109.833
non Poltekes.
Masa bakti untuk PNS Inpres selama 5 tahun di Jawa, dan 3 tahun di luar
Jawa. Pada periode ini berhasil diangkat sekitar 8.300 tenaga dokter dan dokter
gigi dengan menggunakan formasi Inpres dan hampir semua Puskesmas terisi
oleh tenaga dokter.
Periode 1992-2002 ditetapkan kebijakan zero growth personel. Dengan
demikian hampir tidak ada pengangkatan tenaga dokter baru. Sebagai gantinya
pengangkatan tenaga medis dilakukan melalui program pegawai tidak tetap (PTT)
yang didasarkan atas Permenkes No. 1170.A/Menkes/Per/SK/VIII/1999. Masa
bakti dokter PTT selama 2 sampai 3 tahun. Dalam periode ini telah diangkat
sebanyak 30.653 dokter dan 7.866 dokter gigi yang tersebar di seluruh tanah air.
Sampai dengan bulan April 2005 keberadaan Bidan PTT di seluruh tanah air
sebanyak 32.470 orang, berarti kurang dari 50 % dari jumlah desa. Beberapa
permasalahan yangberkaitan dengan Bidan PTT antara lain pada umumnya
mereka berharap dapat diangkat sebagai PNS (peningkatan status), kompensasi
gaji relatif tidak memadai, dan besaran gaji antara daerah terpencil dengan sangat
terpencil relatif kecil sehingga tidak menarik. (Ruswendi, 2005)
BAB II
PROFESI DOKTER
A. PENGERTIAN
B. KELEBIHAN/KEKURANGAN
Berbicara mengenai profesi, secara umum dikenal adanya beberapa ciri atau
identitas tentang profesi yang membedakannya dengan kelompok masyarakat
umum, adapun ciri-ciri profesi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Kelebihan
Kekurangan
C. PEMBAHASAN
Pada akhirnya, lambat namun pasti, profesi kedokteran seakan menjadi ilmu
pengetahuan utama (master of science), dimana setiap dokter dipandang sebagai
seorang jenius dan tahu segalanya dan semua orang akan berusaha menjadi dan
memegang peran besar dalam pekerjaan terhormat ini.
f. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS.
g. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter
Spesialis atau dirawat di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk
atau di konsultasikan.
D. KESIMPULAN
Dalam kaitannya dengan hal ini Van der Mijn (1989 : 57) mengemukakan
adanya sembilan alasan tentang perlunya pengaturan hukum yang mengatur
hubungan antara pasien dengan dokter.
BAB III
PROFESI PERAWAT
A. PENGERTIAN PERAWAT
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik didalam maupun
diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang- undangan (Permenkes, 2010)
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang
ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya
keperawatan nasional, 1983)
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan baik di
dalam dan di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (UU Keperawatan No 38 tahun 2014)
Jadi perawat merupakan seseorang yang telah lulus pendidikan perawat dan
memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan kerpawatan
berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan
secara holistic dan professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat
berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio - psiko-sosio dan spiritual
tanpa harus mengeluh.
C. PEMBAHASAN
Tugas Perawat
1. Care Giver
Perawat harus :
a) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan significant dari klien.
b) Perawat menggunakan Nursing Process untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah-nasalah
psikologis
c) Peran utamanya adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi mulai
dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks.
2. Client Advocate
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk membantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien.
Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, leh karena itu perawat harus
membela hak-hak klien.
3. Conselor
a) Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya.
b) Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “Dasar” dalam merencanakan
metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c) Konseling diberikan kepada idividu/keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
d) Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi)
4. Educator
a) Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team kesehatan lain, baik
secara spontan (sat interaksi) maupun formal (disiapkan).
b) Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam
upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang
spesifik.
c) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.
5. Coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan, merencanakan, mengorganisasikan
pelayanan dari semua anggota team kesehatan. Karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesioanl, misal; pemenuhan nutrisi. Aspek yang harus
diperhatikan adalah; jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara
memberikan, monitoring, motivasi, dedukasi dan sebagainya.
6. Collaborator
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar
pendapat terhadap pelayanan yang dipelukan klien, pemberian dukungan, paduan
keahlian dan keterampilan dari bebagai profesional pemberi pelayanan kesehatan.
7. Consultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini
dapat dikatakan perawatan adalah sumber informasi ang berkaitan dengan kondisi
spesifik klien.
8. Change Agent
Element ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dalam berhubungan denan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.
Menurut Lokakarya Nasional tentang keperawatan tahun 1983, peran perawat
untuk di Indonesia disepakati sebagai :
a) Pelaksana Keperawatan
Perawat bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari
yang sederhana sampai yang kompleks kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat. Ini adalah merupakan peran utama dari perawat, dimana perawat
dapat memberikan asuha keperawatan yang profesional, menerapkan ilmu/teori,
prinsip, konsep dan menguji kebenarannya dalam situasi yang nyata, apakah
krieria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa
keperawatan.
b) Pengelola (Administrator)
Sebagai administrator bukan berarti perawat harus berperan dalam kegiatan
administratif secara umum. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik
dalam sistem pelayanan kesekatan tetap bersatu dengan profesi lain dalam
pelayanan kesehatan. Setiap tenaga kesehatan adalah anggota potensial dalam
kelompoknya dan dapat mengatur, merancanankan,melaksanakan dan menilai
tindakan yang diberikan , mengingat perawat merupakan anggota profesional
yang paling lama bertemu dengan klien, maka perawat harus merencanakan,
melaksanakan, dan mengatur berbagai alternatif terapi yang harus diterima oleh
klien. Tugas ini menuntut adanya kemampuan managerial yang handal dari
perawat.
c) Pendidik
Perawat bertanggungjawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan. Perawt harus bisa berperan sebagai pendidik bagi
individu, keluarga, kelompo dan masyarakat.
d) Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (inovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreatifitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
ragsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh melalui penelitian.
Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan,
menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah
diberikan.
Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakkan orang lain untuk
berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut
untuk selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan media massa atau media
informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka; mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan.
Fungsi Perawat
Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanaan perannya, yaitu;
1) Fungsi Independent
Dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak tergantung
pada orang lain.
Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap aanya penyimpangan
atau tidak terpenuhinya kebutuahn dasar manusia (bio-psiko-sosial/kultural dan
spiritual), mulai dari tingkat indiovidu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan,
sampai pada tingkat masyarakat, yang jua tercermin pada tidak terpenuhinya
kebutuhan daar p[ada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler.
Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat
bertangungjawab serta beranggung gugat ats rencana dan keputusan tindakannya.
2) Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilaksanakan atas pesan atau intruksi dari orang lain.
3) Fungsi Interdependent
Fungsi ini berupa “kerja tim”, sifatnya saling ketergantungan baik dalam
keperawatan maupun kesehatan.
Etika Perawat
Etika Perawat Indonesia tersebut terdiri dari 5 bab dan 16 pasal.
1) Bab 1, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
2) Bab 2, terdiri dari lima pasal menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap tugasnya.
3) Bab 3, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap
sesama perawat dan profesi kesehatan lain.
4) Bab 4, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap profesi keperawatan.
5) Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air.
Dengan penjabarannya sebagai berikut:
1) Tanggung jawab Perawat terhadap klein untuk memelihara dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat
dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut :
2) Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada
tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap keperawatan
individu, keluarga, dan masyarakat.
3) Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan, memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
4) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan
tradisi luhur keperawatan.
5) Perawat, menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya
kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas
dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
Tanggung jawab Perawat terhadap tugas;
1) Perawat, memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
2) Perawat, wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali diperlukan oleh pihak yang
berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Perawat, tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
yang dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
4) Perawat, dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan
kedudukan sosial.
5) Perawat, mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam
melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.
Tanggung jawab Perawat terhadap Sejawat Tanggung jawab perawat terhadap
sesama perawat dan profesi kesehatan lain sebagai berikut :
1) Perawat, memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasiaan suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2) Perawat, menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya
kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari
profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
Tanggung jawab Perawat terhadap Profesi;
1) Perawat, berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
2) Perawat, menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3) Perawat, berperan dalammenentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan, serta menerapkannya dalam kagiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
4) Perawat, secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
Tanggung jawab Perawat terhadap Negara;
1) Perawat, melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijsanaan yang telah
digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
2) Perawat, berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.
Hak Perawat
1) Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
2) Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi
sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
3) Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan serta standard dan kode etik profesi
4) Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau
keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan
yang diberikan.
5) Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan atau
kesehatan secara terus menerus.
6) Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi
pelayanan maupun klien.
7) Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang
dapat menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional
8) Perawat berhak di ikut sertakan dalam penyusunan dan penetapan
kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
9) Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
10) Perawat berhak untuk menolak di pindahkan ketempat tugas yang lain,
baik melalui anjuran maupun pengumuman tertulis karna diperlukan, untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik
keperawatan atau aturan perundang-undangan lainnya.
11) Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang
layak atas jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan
yang berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan.
12) Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan untuk mengembangkan
klien sesuai dengan bidang profesinya.
Hak Perawat menurut clare fagin (1975)
1) Hak untuk memperoleh martabat dalam rangka mengekspresikan dan
meningkatkan dirinya melalui penggunaan kemampuan khusus dan latar belakang
pendidikannya.
2) Hak untuk memperoleh pengakuan sehubungan dengan kontribusinya melalui
ketetapan yang diberikan lingkungan untuk praktik yang dijalankan, serta imbalan
ekonomi sehubungan dengan profesinya.
3) Hak untuk mendapatkan lingkungan kerja dengan stres fisik dan emosional,
serta resiko kerja yang seminimal mungkin.
4) Hak untuk praktek profesi dalam batas-batas hokum yang berlaku.
5) Hak untuk menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang
dilakukan.
6) Hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh
terhadap keperawatan.
7) Hak berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat
dalam meningkatkan asuhan kesehatan.
Kewajiban Perawat
1) Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2) Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan
standar profesi dan batas kegunaannya.
3) Perawat wajib menghormati hak klien.
4) Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain
yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang
bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
5) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan
dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar
profesi yang ada.
6) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak
mengganggu klien yang lainnya.
7) Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan
terkait lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
klien.
8) Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas
kemampuannya.
9) Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
bersinambungan.
10) Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan atau kesehatan secara terus-menerus
11) Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan kemanusiaan
sesuai dengan batas kewenangannya.
12) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien,
kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
13) Perawat wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang
telah dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.
D. KESIMPULAN
Perawat adalah salah satu tenaga medis yang paling banyak berinteraksi
dengan pasien secara langsung walaupun secara tidak langsung hingga saat ini
masih banyak pasien atau bahkan keluarga pasien yang mengesampingkan atau
bahkan memandang rendah profesi perawat ini. Padahal sebagai profesi yang
paling banyak berhubungan dengan pasien, perawat memegang kunci penting
dalam memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan pasien kepada dokter
untuk diambil langkah penanganan yang lebih lanjut.
E. SARAN
Saran untuk perawat:
a. Uji kompetensi untuk perawat
b. Lebih memperhatikan 5S
c. Pemerintah harus lebih memperhatikan lagi kesejahteraan perawat, terutama
yang bekerja di daerah terpencil
BAB IV
PROFESI BIDAN
A. PENGERTIAN
A midwife is a person who, having been regularly admitted to a midwifery
educational programme, duly recognised in the country in which it is located, has
successfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has
acquired the requisite qualifications to be registered and/or legally licensed to
practise midwifery. (International Confederation of Midwives, 2005)
Kelebihan
1. Profesinya berguna di bidang kemanusiaan yaitu menolong orang
banyak, terutama melahirkan seorang anak yang ankan menjadi
penerus bangsa.
2. Dihargai banyak orang karena profesinya.
3. Memiliki jiwa sosial yang tinggi dan keterlampilan konseling yang
bagus.
4. Penghasilan dapat mencukupi kebutuhan hidup
5. Kesempatan untuk mengembangkan karirnya mudah
Kekurangan
1. Pekerjaannya beresiko terhadap nyawa seseorang.
2. Beresiko tinggi.
C. PEMBAHASAN
D. RUU KEBIDANAN
Saat ini profesi kebidanan belum memiliki payung hukum yang kuat, oleh
karena itu profesi kebidanan tengah meminta bantuan komisi IX DPR untuk
merealisasikan RUU Kebidanan untuk segera disahkan. (Kompas.com, 2014)
Dia daerah pedesaan di Indonesia, 50% pesalinan masih ditangani dukun
yang mayoritas masih banyak menimbulkan berbagai masalah, hal ini merupakan
penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu. Karena itu,
persebaran bidan yang merata dianggap salah satu solusi menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, sedangkan agar setiap desa punya bidan, perlu sebuah
undang-undang (UU) yang mangaturnya. Wakil Ketua Komite III Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris mengatakan, keberadaan bidan saat ini
masih belum merata karena kebanyakan terkonsentrasi di kota. Sementara di
daerah terpencil, terluar, dan di daerah perbatasan terutama di kawasan Indonesia
Timur, masih sangat minim bahkan tidak ada sama sekali. Akibatnya, Indonesia
masih menjadi negara dengan tingkat kematian ibu dan bayi yang masih tinggi.
Mengingat peran bidan yang begitu vital di masyarakat, namun sekarang masih
ada 20 persen desa di Indonesia yang tidak punya bidan. Oleh karena itu Dewan
Perwakilan Daerah meminta pemerintah segera menyusun RUU Kebidanan.
(Dakwatuna.com, 2014)
E. KESIMPULAN
SARAN
RUU Kebidanan segera dibahas dalam rapat anggota DPR, agar tenaga bidan
merata di seluruh daerah di Indonesia, dan diharapkan angka kematian Ibu dan
Anak menurun.
BAB V
A. PENGERTIAN
Pelayanan kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien (Menkes RI, 2004). Pekerjaan kefarmasian diatur dalam PP
no 51 tahun 2009.
Menurut PP 51 tahun 2009 pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian berupa:
a) Apotek
b) Instalasi farmasi rumah sakit
c) Puskesmas
d) Klinik
e) Toko obat atau
f) Praktek bersama
C. SARAN
Agar pemerintah dapat melakukan pendistribusian yang merata khususnya
bagi tenaga kefarmasian di seluruh indonesia
Adanya pembaharuan Standar kefarmasian guna untuk mempersiapkan
persaingan global.
BAB VI
A. PENGERTIAN
Kelebihan
Kekurangan
1. Kelelahan yang meningkat akibat adanya beban kerja operasi 8-24 jam sehari
sehingga menuntut pola kerja bergilir termasuk tugas jaga malam yang berubah-
ubah
2. Rentan akan kecelakaan medis (pasien yang menjadi korban) dan kecelakaan
kerja dari;
a. Kondisi berbahaya
b. Perbuatan berbahaya
c. Pemaparan bahan kimia medis melalui pernafasan, kulit, dan percernaan
C. PEMBAHASAN
Tugas pokok & Kewajiban
1. Hematologi
2. Kimia Klinik
3. Mikrobiologi
4. Imunologi-Serologi
5. Toksikologi
6. Kimia Lingkungan
7. Patologi Anatomi (Hispatologi, Sitopatologi, Histokimia,
Imunopatologi, Patologi Molekuler)
8. Biologi Fisika
Ahli Laboratorium Kesehatan memiliki kode etik umum & khusus, yaitu;
D. KESIMPULAN
Analis kesehatan merupakan profesi yang bekerja pada sarana kesehatan
yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau yang bukan berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan
atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat. Di indonesia sebutan analis kesehatan mempunyai pengertian pada
berbagai profesi salah satu yang paling terkenal adalah Ahli Laboratorium
Kesehatan.
Analis kesehatan dalam hal ini adalah ahli tenaga laboratorium kesehatan
termasuk petugas yang bekerja di dalam ruang spesialisasi laboratorium dan di
dalamnya rentan terpajan masalah kesehatan. Selain pekerjaannya menggunakan
alat-alat kesehtan, berionisasi radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase
yang mematikan dan melakukan percobaan dengan penyakit.
LEMBAR PERNYATAAN