You are on page 1of 26

Brother

Pengetahuan

Jumat, 18 Maret 2016

Akuntansi Keuangan 2 (Liabilitas Jangka Panjang)

BAB 12

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Karakteristik Liabilitas

Defenisi

Dalam laporan keuangan posisi keuangan(neraca) yang diklasifikasikan(classified statement of financial


position), liabilitas dibedakan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang

Liabilitas Jangka Pendek Versus Jangka Panjang

Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai

liabilitas jangka pendek jika :

1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya

2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan

3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah
periode pelaporan atau

4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-
kurangnya dua belas bulan setelah periode palaporan

Defenisi liabilitas keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2014) instrument Keuangan Penyajian adalah
setiap liabilitas yang berupa :

1. Kewajiban Kontraktual

a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitias lain dengan kondisi
yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut

2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang
diterbitkan entitas dan merupakan suatu ;

a. Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang
bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau

b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas
atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.

Contoh 12.1 Kondisi yang Berpotensi Tidak Menguntungkan

PT. Alam menjual opsi yang memberikan hak kepada pembeli opsi tersebut untuk menjual kepada PT
Alam saham PT Brilian dengan harga Rp.1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari PT Alam
mempunyai kewajiban kontraktual untuk membeli saham PT Brilian Rp.1.000 per lembar jik pemegang
saham memegang opsi meng-exercise opsinya. Hal ini menimbulkan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan PT Alam karena pemegang opsi akan meng-exercise opsi tersebut jika harga pasar
saham PT Brilian lebih rendah dari Rp.1.000 per lembar, oleh karena PT Alam dalam kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan maka opsi tersebut adalah liabilitas keuangan derivative sejak PT Alam
menjadi pihak yang terlibat dalam kontrak opsi. Disisi lain, jika PT Alam memiliki opsi untuk membeli
saham PT Brilian dengan harga Rp.1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari. Dengan adanya opsi
tersebut memberikan PT Alam hak kontraktual untuk membeli saham PT Brilian dengan harga Rp.1.000
dan hak tersebut akan di- exercise PT Alam jika harga saham lebih tinggi dari Rp.1.000 pada akhir
periode 120 hari, Karena kondisi tersebut adalah kondisi yang menguntungkan bagi PT Alam. PT Alam
mempunyai potensi untuk mendapatkan keuangan jika entitas meng-exercise opsi tersebut, sehingga
opsi tersebut merupakan aset keuangan derivative sejak PT Alam menjadi pihak yang terlibat dalam
kontrak opsi.

Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas

PSAK 50 (Revisi 2014) juga menjelaskan prinsip untuk membedakan antara liabilitas keuangan dan
intrumen ekuitas. Defenisi instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas
aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Untuk menentukan apakah intrumen
keuangan merupakan liabilitas keuangan atas instrumen ekuitas, maka instrument tersebut merupakan
instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi berikut terpenuhi.

1. Insturmen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :

a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi
yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.

2. Jika intrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrument ekuitas yang diterbitkan
entitas, instrumen tesebut merupakan:

a. Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu
jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau

b. Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini,
instrumen ekuits yang diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instruments dan kewajiban yang
timbul pada saat likuidasi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas atau instrumen yang merupakan kontrak
untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas di masa yang akan
datang.

Berikut adalah beberapa contoh sebagai ilustrasi.

1. Saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali saham tersebut dengan
harga yang telah ditetapkan (mandatorily redeemable preferred stock) dan mempunyai pembayaran
dividen tetap.

2. Saham preferen dengan pembayaran dividen terkait dengan saham biasa

Pembayaran dividen saham preferen hanya akan dilakukan jika perusahaan membayar dividen untuk
saham biasa. Oleh karena tidak ada kewajiban kontraktual untuk membayar dividen maupun kewajiban
kontraktual untuk melunasi pokok, maka saham preferen tersebut adalah ekuitas.

3. Obligasi tanpa bunga (zero coupon band)

Walaupun tidak terdapat kewajiban untuk membayar bunga secara berskala, namun obligasi tanpa
bunga tersebut mengharuskan penerbitnya untuk melakukan pembayaran pokok utang pada saat jatuh
tempo.

Sebagai pengecualian atas definisi liabilitas keuangan, instrumen yang mencakup kewajiban tersebut
dikategorikan sebagai instrument ekuitas jika memiliki semua fitur berikut.

1. Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset bersih entitas pada saat likuiditas
entitas. Aset bersih entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi semua klaim atas aset tersebut.
Bagian prorate ditentukan oleh :

a. Membagi aset bersih entitas pada saat likuidasi ke dalam unit-unit dengan jumlah yang sama dan

b. Mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan.

2. Instrument berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok
instrumen lainnya. Untuk berada dalam tingkat tersebut instrumen
a. Tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat likuiditas dan

b. Tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok instrumen yang
merupakan subordinat dari seluruh kelompok instrumen lain

3. Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua
kelompok instrumen lainnya memiliki fitur yang identik misalnya : instrumen tersebut harus dapat dijual
kembali dan rumus atau metode lain yang digunakan menghitung harga pembelian kembali

4. Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen dan
menerima kas atau aset keuangan lain

5. Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen selama umur instrumen didasarkan
secara substansial pada laba rugi

Suatu instrumen mencakup kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan kepada
entitas lain bagian prorate aset bersih hanya pada saat likuidasi dikategorikan sebagai instrumen ekuitas
jika memiliki seluruh fitur berikut:

1. Entitas memberikan hak kepada pemegang instrumen untuk bagian prorate aset bersih entitas
dalam hal likuidasi entitas. Suatu bagian prorate ditentukan dengan:

a. Membagi aset bersih entitas pada saat likuidasi dalam unit jumlah yang sama dan

b. Mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan

2. Berada pada kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen
lainnya. Untuk berada dalam kelompok tersebut instrumen :

a. Tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat likuidasi dan

b. Tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok instrumen yang
merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lain.

3. Instrumen merupakan subordinat dari kelompok lain harus memiliki kewajiban kontraktual.

PENGAKUAN AWAL DAN PENGUKURAN

Terdapat 2 (dua) klasifikasi liabilitas keuangan yaitu :

1. Liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

2. Liabilitas lainnya

Liabilitas diukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan awalnya. Liabilitas yang diakui pada nilai
wajar melalui laba rugi merupakan liabilitas jangka pendek sedangkan liabilitas lainnya dapat merupakan
liabilitas jangka pendek atau liabilitas jangka panjang. Untuk menghitung nilai kini digunakan tingkat
suku bunga pasar (market interest rate/effective interest rate) sedangkan untuk mrnghitung bunga
digunakan tingkat bunga kupon (coupon rate/stated interest rate).

PENERBITAN OBLIGASI

Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Apabila harga jual lebih tinggi dari
nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga premium sedangkan apabila harga jual lebih rendah dari
nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif
berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.

Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga premium

Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga nominal

Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga diskon

Contoh 12.2 Penerbitan Obligasi

Pada tanggal 1 januari 2015 PT Seruni menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp.100.000.000 dan
ringkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal 1 januari dan 1 juli. Tingkat bunga efektif
adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo pada tanggal 1 januari 2020. PVIF anuitas = 8.1109 dan PVIF
single sum = 0.6756

Harga obligasi

Nilai sekarang dari pokok utang :

Rp.100.000.000 x 0.6756 = Rp.67.500.000

Nilai sekarang dari bunga :

(Rp. 100.000.000 x 10% x 6/12) x 8.1109 = Rp. 40.554.000

Total Rp. 108.114.000

Obligasi djual pada harga premium,

Keterangan

Debit

Kredit

Kas

Rp.108.114.000

-
Utang Obligasi

Rp. 100.000.000

Premium Obligasi

Rp. 8.114.000

PENERBITAN WESEL BAYAR

Perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar relatif sama yaitu wesel bayar dinilai sebesar
nilai kini dari arus kas pembayaran di masa depan (baik pokok maupun bunga)

Penerbit Secara Tunai

Tingkat bunga yang akan digunakan untuk perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang
menyebabkan nilai kini dari pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat ini.

Contoh 12.3 Penerbitas Wesel Bayar – Tunai

PT. Doha menerbitkan wesel bayar dengan nilai nominal Rp.100.000.000 yang akan jatuh tempo 3 tahun
yang akan datang PT Doha menerima Rp.86.383.760.

Rp.100.000.000 / (1 + i)3 = Rp.86.383.760.

i= 5% , tingkat bunga sebesar 5% akan digunakan untuk mengamortisasi diskonto yang timbul.

Penerbitan Secara Non- tunai

Wesel bayar dicatat sebesar nilai wajar barang/ jasa tersebut atau nilai kini dari wesel bayar
menggunakan tingkat bunga pasar. Jika nilai tersebut berbeda dengan nilai nominal wesel bayar, maka
entitas mencatat diskonto atau premium.

Contoh 12.4 Penerbitan Wesel Bayar – Non Tunai

PT Milu membeli mesin yang mempunyai nilai pasar Rp..126.000.000. dan menerbitkan wesel bayar atas
pembelian tersebut, wesel bayar tersebut mempunyai nilai nominal Rp.150.000.000. tanpa bunga dan
jangka wakltu 3 tahun

Keterangan

Debit
Kredit

Mesin

Rp.126.000.000

Diskon Wesel Bayar

Rp.24.000.000

Wesel Bayar

Rp. 150.000.000

Penerbitan Secara Tunai dan Hak Tertentu

Sebagai kompensasidari tingkat bunga tersebut entitas memberikan hak tertentu kepada pembeli wesel
bayar misalnya entitas setuju menjual barang dagangan ke pembeli dengan harga yang lebih murah dari
harga jual normal barang tersebut. Entitas harus mengakui selisih (diskonto) antara kas yang diterima
dan nilai kini dari wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar sebagai pendapatan diterima di muka.

Contoh 12.5 Penerbitan Wesel Bayar – Tunai dan Hak Tertentu

PT Kapuas menerbitkan wesel bayar tidak berbunga jangka waktu 3 tahun dengan nilai nominal
Rp.200.000.000 kepada PT. Banjar. Entitas menerima kas sebesar Rp.200.000.000. dari penerbitan
tersebut tingkat bunga pasar untuk wesel yang sejenis adalah 8%. Entitas setuju untuk menjual barang
dagangan senilai Rp.750.000.000. dengan harga jual normal barang tersebut.

Nilai kini wesel bayar = Rp.200.000.000 / (i + 8%)3 = Rp. 158.766.448.

Diskonto wesel bayar = Rp.200.000.000. – Rp.158.766.448 = Rp.41.233.552.

Keterangan

Debit

Kredit

Kas

Rp.200.000.000
-

Diskonto Wesel Bayar

Rp.41.233.552

Wesel Bayar

Rp. 200.000.000

Pendapatan DDM

Rp.41.233.552

Diskonto diamortisasi menggunakan tingkat bunga 8% sedangakan pendapatan dibayar dimuka


diamortisasi proposional berdasarkan penjualan barang dagang. Jika pada tahun pertama PT. Banjar
membeli barang dagangan dari PT.Kapuas senilai Rp.250.000.000. maka penjualan yang diakui di tahun
pertama sebesar Rp.13.744.517 (Rp..41233.552 x 250/750) dan amortisasi diskonto sebesar
Rp.3.298.684 (Rp.41.233.552 x 8%)

Ayat jurnal pada akhir tahun pertama adalah :

Keterangan

Debit

Kredit

Pendapatan DDM

Rp.13.744.517

Penjualan

Rp.13.744.517

Beban bunga
Rp. 3.298.684

Diskonto Wesel Bayar

Rp. 3.298.684

Instrumen Keuangan Majemuk

Instrumen Keuangan Majemuk adalah instrumen keuangan yang mempunyai komponen liabilitas dan
komponen ekuitas. Contoh : dari instrumen keuangan majemuk adalah obligasi konversi. Menerbitkan
obligasi konversi secara substansi sama dengan menerbitkan obligasi nonkonversi dan opsi untuk
membeli saham.

Contoh 12.6 Obligasi Konversi

Pada tanggal 1 Maret 2015 PT Kartika menerbitkan 5.000 lembar olbigasi konversi dengan nilai nominal
Rp.100.000/ lembar. Jangka waktu jatuh tempo obligasi tersebut adalah 5 tahun dan tingkat bunga
sebesar 8 % . nilai wajar dari obligasi yang serupa tanpa elemen konversi adalah Rp.460.000.000. pada
tanggal 1 Maret 2015. PT Kartika harus memisahkan nilai obligasi konversi menjadi komponen liabilitas
dan komponen ekuitas sebagai berikut :

Nilai obligasi koversi (5.000 x Rp.100.000) Rp.500.000.000

Nilai wajar komponen liabilitas Rp.460.000.000

Nilai komponen ekuitas Rp.40.000.000

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL

Pengukuran liabilitas jangka panjang setelah pengakuan awal adalah menggunakan biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Premium yang timbul pada saat
pengakuan awal diamortisasi selama jangka waktu liabilitas jangak panjang menurunkan (meningkatkan)
beban bunga yang diakui sehingga total beban bunga mencerminkan suku bunga efektif

Contoh 12.7 Perhitungan Amortisasi

Melanjutkan pada contoh 12.2 untuk menentukan biaya perolehan diamortisasi, serta beban bunga dan
jumlah amortisasi premium tiap preiode, maka perlu dibuat table amortisasi sebagai berikut:
Tabel 12.1 Tabel Amortisasi

Periode

(1)

(2)

(3)

(4)

Nilai tercatat

Bunga Dibayar

Beban bunga

Amortisasi premium

Premium Belum Diamortisasi

10% x 6/12 x Rp.100.000.000

8% x 6/12 x Nilai Tercatat

(1)- (2)

(4) – (3)

(nilai nominal + (4))

1 jan2015
8.114.000

108.114.000

1 juli2015

5.000.000

4.324.560

657.440

7.438.560

107.438.560

1 jan2016

5.000.000

4.297.542

702.458

6.736.102

106.36.102

1 juli2016

5.000.000

4.269.444

730.556

6.005.546

106.005.546

1 jan2017

5.000.000

4.240.222
759.778

5.245.768

105.245.768

1 juli2017

5.000.000

4.209.831

790.169

4.455.599

104.455.599

1 jan2018

5.000.000

4.178.224

821.776

3.633.823

103.633.823

1 juli2018

5.000.000

4.145.353

854.647

2.779.176

102.779.176

1 jan2019

5.000.000

4.111.167

888.833
1.890343

101.890.343

1 juli2019

5.000.000

4.075.614

924.386

965.957

100.965.957

1 jan2020

5.000.000

4.034.043

965.957

100.000.000

Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

1 juli 2015

Beban Bunga

4.324.560

Premium Utang Obligasi


675.440

kas

5.000.000

31 Des 2015

Beban Bunga

4.297.542

Premium Utang Obligasi

702.458

utang Bunga

5.000.000

Liabilitas jangka panjang diatas dapat diterbitkan di antara tanggal pembayaran bunga. Pada
pembayaran bunga berikutnya pembeli akan menerima pembayaran bunga penuh.

Contoh 12.8 Penerbitan Obligasi – di Antara Tanggal Pembayaran Bunga

Pada tanggal 1 april 2015 PT Rinjani menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp.500.000.000 obligasi
tersebut tertanggal 1 januari 2015 dan jatuh tempo 1 januari 2025. Tingkat suku bunga kupon obligasi
adalah 6% dengan bunga terutang tiap tanggal 1 januari dan 1 juli. Tingkat suku bunga efektif adalah 6%
(sama dengan tingkat bunga kupon). Bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai
dengan tanggal penerbitan liabilitas adalah sebesr Rp.7.500.000 (6% x Rp.500.000.000 x 3/12 ).

Tanggal
Keterangan

Debit

Kredit

1 april 2015

Kas

507.500.000

Utang Obligasi

500.000.000

Beban Bunga

7.500.000

Beban bunga yang diakui pada tanggal 1 juli 2015 adalah sebesar Rp.15.000.000 (6% x Rp.500.000.000 x
6/12 )

Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

1 juli 2012

Beban Bunga

15.000.000

-
Kas

15.000.000

PENGEHENTIAN PENGAKUAN

Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi keuangan) jika kewajiban yang
ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan kedaluwarsa

Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika debitur melepaskan liabilitas tersebut dengan
membayar kreditur (baik menggunakan kas, aset keuangan, barang, atau jasa lainnya)

Contoh 12.9 Penghentian Pengakuan

PT Kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp.1.000.000.000 kesulitan keuangan yang dihadapi
perusahaan membuat perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban terkait pinjaman bank tersebut.
Perusahaan memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan bank dan berhasil memperoleh
kesepakatan pelunasan pinjaman dengan menyerahkan proporti milik perusahaan dengan nilai pasar
Rp.900.000.000 untuk melunasi seluruh pinjaman. Nilai tercatat property tersebut di pembukuan
perusahaan sebesar Rp.940.000.000

Keuntungan yang diakui perusahaan dari pelunasan tersebut sebesar Rp.1.000.000.000 dikurangi
nilai wajar property Rp.900.000.000 yaitu Rp.100.000.000. Perusahaan juga mencatat kerugian dari
pelepasan properti sebesar selisih nilai wajar dan nilai tercatat properti yaitu rugi sebesar Rp.40.000.000.

Keterangan

Debit

Kredit

Utang Bank

1.000.000.000

Kerugian Pelepasan Properti

40.000.000
-

Properti

940.000.000

Keuntungan Pelunasan Utang Bank

100.000.000

Jika entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari liabilitas keuangan, maka entitias
mengalokasikan nilai tercatat dari liabilitas keuangan berdasarkan nilai relatifnya pada bagian yang tetap
diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya.

Contoh 12.10 Penghentian Pengakuan – Sebagian Liabilitas Kuangan

PT Medan menerbitkan obligasi pada tanggal 1 januari 2015 dengan nilai par Rp.500.000.000. tingkat
bunga 10% dan jangka waktu 5 tahun. Bunga terutang semesteran tiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember.
Obligasi tersebut dijual pada nilai par-nya. Perusahaan mengeluarkan biaya penerbitan sebesar
Rp.10.000.000.

Tabel 12.2 Tabel Amortisasi – Penghentian Pengakuan Sebagian

Tanggal

Pembayaran bunga

Beban Bunga

Nilai Tercatat

1 Januari 2015

490.000.000

30 Juni 2015

25.000.000
23.761.973

491.238.027

31 Desember 2015

25.000.000

23.822.009

492.416.018

30 Juni 2016

25.000.000

23.879.135

493.536.883

31 Desember 2016

25.000.000

23.933.490

494.603.393

30 Juni 2017

25.000.000

23.985.209

495.618.184

31 Desember 2017

25.000.000

24.034.420

496.583.764

30 Juni 2018

25.000.000

24.081.245
497.502.520

31 Desember 2018

25.000.000

24.125.799

498.376.721

30 Juni 2019

25.000.000

24.168.192

499.208.529

31 Desember 2019

25.000.000

24.208.530

500.000.000

Pada tanggal 1 Januari 2018 perusahaan membeli 50% dari obligasi tersebut yang beredar pasar dengan
harga Rp.246.000.000. nilai tercatat bagian dari obligasi tersebut pada tanggal penarikan adalah
Rp.248.291.882. (50% x Rp.496.583.764). keuntungan yang timbul dari pelunasan tersebut adalah
Rp.248.291.882 – Rp.246.000.000 = Rp.2.291.882

Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang

Apabila pertukaran tersebut terjadi dengan persyaratan yang berbeda secara substansial maka
pertukaran dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan
baru. Apabila nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan syarat-syarat baru, termasuk tiap fee yang
dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima dan didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal,
berbeda paling tidak 10% dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari liabilitas keuangan
semula.

Contoh 12.11 Modifikasi Persyaratan Ulang – Substansial

PT Siprus sedang mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian operasi selama beberapa tahun terakhir
PT Siprus mempunyai utang dari Bank Independen sebesar Rp.2000.000.000. dengan tingkat bunga 6%
dengan jangka waktu jatuh tempo 5 tahun. Tidak terdapat diskonto atau premium terkait uang tersebut
PT Siprus juga mempunyai utang bunga sebesar Rp.120.000.000 ke Bank Independen setuju untuk
merestrukturisasi utang PT Siprus untuk membantu perusahaan agar tidak mengalami kebangkrutan
modifikasi utang yang disetujui dari restrukrisasi tersebut adalah tingkat bunga diturunkan menjadi 5%
pokok pinjaman dikurangi menjadi Rp.1.800.000.000. dan utang bunga yang ada dihapuskan

Nilai kini utang lama adalah :

Nilai pokok utang awal Rp. 2.000.000.000.

Utang bunga yang ada Rp. . 120.000.000

Total Rp. 2.120.000.000

Nilai kini utang berdasarkan modifikasi utang (tingkat bunga awal 6% dan jangka waktu 5 tahun)

Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF 6%.5 ) Rp. 1.345.064.711

Bunga (Rp.1.800.000.000. x 5% x PVIF 6%.5 ) Rp. 379.112.741

Total Rp.1.724.177.452

Perbedaan antara nilai kini utang lama dan utang baru = Rp.2.120.000.000 –Rp.1.724.177.452 =
Rp.395.822.548 atau 18,67% lebih rendah dibandingkan nilai kini utang lama. Karena perbedaannya
lebih dari 10% maka restrukturisasi utang tersebut memenuhi kriteria untuk diakui sebagai penghapusan
utang lama dan mengakui utang baru. Nilai utang baru, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014). Harus
diakui sebesar nilai wajar. Nilai wajar dari utang tersebut dihitung dengan mengacu ke tingkat bunga
pasar pada tanggal restrukturisasi. Apabila pada saat restrukturisasi tingkat bunga yang berlaku adalah
10% maka nilai kini dari utang baru adalah :

Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF10%.5 ) Rp.1.117.658.382

Bunga ( Rp.1.800.000.000 x 5% x PVIF10%.5 ) Rp. 341.170.809

Total Rp.1.458.829.191

Diskonto dari utang baru berarti sebesar Rp.341.170.809 (Rp.1.800.000.000 – Rp.1.458.829.191) dan
keuntungan dari restrukturisasi utang sebesar Rp.66.170.809 (Rp.2.120.000.000 utang lama –
Rp.1.458.829.191 utang baru).

Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan utang lama dan pengakuan utang baru tersebut adalah

Keterangan

Debit

Kredit

Utang Bank (lama)


2.000.000.000

Utang Bunga

120.000.000

Diskonto Utang Bank(baru)

341.170.809

Utang Bank (baru)

1.800.000.000

Keuntungan dari restrukturisasi

66.170.809

Contoh 12.12 Mofikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial

PT Fista meminjamkan Rp.2.000.000.000 dari Bank Bersahabat pada tanggal 1 Januari 2015. Tingkat
bunga pinjaman adalah 10% dengan jangka waktu 8 tahun. Perusahaan menanggung biaya terkait
pinjaman tersebut sebesar Rp.100.000.000 pada tanggal perusahaan memperoleh pinjaman tersebut,
perusahaan mencatat utang sebesar nilai kas bersih yang diterima yaitu Rp.1.900.000.000. tingkat bunga
efektif dari pinjaman tersebut adalah 10,9706% sebagaimana ditunjukkan dalam table berikut.

Tabel 12.3 Tabel Amortisasi Memodifikasi Persyaratan Utang – Substansial

Tanggal

Pembayaran bunga

Beban Bunga

Nilai Tercatat

1 Januari 2015
1.900.000.000

31 Desember 2015

200.000.000

208.441.140

1.908.441.140

31 Desember 2016

200.000.000

209.367.183

1.917.808.323

31 Desember 2017

200.000.000

210.394.818

1.928.203.141

31 Desember 2018

200.000.000

211.535.190

1.939.738.332

31 Desember 2019

200.000.000

212.800.668

1.952.539.000

31 Desember 2020

200.000.000
214.204.977

1.966.743.977

31 Desember 2021

200.000.000

215.763.346

1.982.507.323

31 Desember 2022

200.000.000

217.492.677

2.000.000.000

Oleh karena kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan, pada tahun 2019 perusahaan mengajukan
restrukturisasi utangnya. Bank Bersahabat menyetujui beberapa modifikasi utang yang mulai berlaku
efektif tanggal 1 Januari 2020 yaitu tingkat bunga diturunkan menjadi 9% pokok utang berkurang
menjadi Rp.1.900.000.000 jatuh tempo diperpanjang menjadi 31 Desember 2016. Terkait restrukturisasi
tersebut perusahaan harus membayar biaya renegoisasi sebesar Rp.25.000.000. pada tanggal
restrukturisasi nilai kini dari utang perusahaan adalah Rp.1.952.539.000, sedangkan nilai kini dari utang
berdasarkan restrukturisasi adalah sebagai berikut.

Fee Rp.25.000.000.

Pokok pinjaman (Rp.1.900.000.000 x PVIF10,9706%.5 ) Rp.1.129.052.657

Bunga (Rp.1.900.000.000 x 9% x PVIF10,9706%.5 ) Rp.632.466.294

Total Rp.1.786.518.951

Berikut adalah perhitungan penyesuian tersebut yang berdasarkan penyesuaian tersebut tingkat bunga
efektif menjadi 8,4433%

Tabel 12.4 Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial

Tanggal

Pembayaran bunga dari Pokok

Beban Bunga

Nilai Kini
Nilai kini utang lama

1.966.743.977

Fee

(25.000.000)

1 Januari 2020

1.941.743.977

31 Desember 2020

171.000.000

163.947.078

1.934.691.055

31 Desember 2021

171.000.000

163.351.580

1.927.042.635

31 Desember 2022

171.000.000

162.705.801

1.918.748.436

31 Desember 2023
171.000.000

162.005.498

1.909.753.934

31 Desember 2024

2.071.000.000

161.246.066

Pengungkapan

PSAK 60 Instrumen keuangan: pengungkapan mengatur dengan rinci persyaratan pengungkapan untuk
instrumen keuangan. Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang
adalah :

1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap bris pos
liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.

2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan

4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang menunjukkan sisa jatuh tempo

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang :

Debt to equity ratio = Total Utang

Total Ekuitas

Debt to equity ratio = = Total Utang

Total Aset

Total utang mencakup utang jangka pendek dan utang jangka panjang.

Rasio keuangan lain terkait utang jangka panjang adalah Times Interest Earned :

Times Interest Earned = Laba Sebelum Bunga dan Pajak

Beban Bunga
Rasio ini mengukur sejauhmana laba tersedia untuk menutupi beban bunga, yang mencerminkan
perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi perlindungan bagi kreditur
terkait pembayaran bunga.

fransiskus anwar di 03.29

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

fransiskus anwar

ketika anda dalam bertindak ataupun melakukan hal terlebih dahulu anda memikirkan hal kedepan dari
tindakan yang akan anda lakukan tersebut.

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like