You are on page 1of 11

AGRADASI DAN DEGRADASI

Agradasi

Degradasi

Degradasi dasar sungai umumnya merupakan akibat adanya erosi dan


sebagai perantara utama adalah air yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran. Sungai
adalah suatu aliran drainase yang terbentuk secara alamiah, akan tetapi disamping
fungsinya tersebut dengan adanya air yang mengalir didalamnya, sungai
menggerus tanah dasarnya secara terus menerus (degradasi) sepanjang waktu.
Volume sedimen yang sangat besar yang dihasilkan di daerah pegunungan dari
dasar sungai tersebut terangkat ke hilir oleh aliran sungai. Karena di daerah
pegunungan atau pada daerah dengan kemiringan dasar sungai yang curam, maka
dengan kecepatan aliran cukup besar, gaya tarik aliran airnya cukup besar, tetapi
setelah aliran sungai mencapai daerah dataran, maka gaya tariknya menurun,
karena itu ukuran butir sedimen yang terangkut dan mengendap di bagian hulu
sungai lebih besar daripada dibagian hilirnya.
Tindak pengatasan terjadinya penurunan dasar sungai (degradasi) dapat
dibangun bendung / ambang (ground sill), dan usahakan penempatannya di
sebelah hilir dari ruas sungai. Apabila ruas sungai tersebut cukup panjang, maka
diperlukan beberapa buah ground sill yang dibangun secara berurutan membentuk
terap-terap, sehingga bendung yang lebih hulu tertimbun oleh tumpukan sedimen
yang tertahan oleh bendung di hilirnya. Tujuan pembangunan ground sill ini
adalah pelandaian dasar sungai yang semula curam dengan kecepatan aliran cukup
besar menjadi kecepatan yang lebih kecil (aliran super kritik menjadi aliran sub
kritik).
Degradasi dasar sungai dapat terjadi apabila :
- Debit solid (pasokan sedimen) yang datang lebih kecil daripada
kemampuan transpor sedimen
- Dasar sungai tererosi
- Dasar sungai turun
Beberapa contoh degradasi :
- Pasokan sedimen (solid discharge) dari hulu berhenti atau berkurang,
missal akibat dibangunnya bendungan (dam) maka dibagian hilir terjadi
degradasi.
- Debit aliran air bertambah, misal saat terjadi banjir maka kedalaman air
bertambah yang berimplikasi kecepatan aliran lebih besar.
- Penurunan dasar sungai di suatu titik di hilir, misalnya pada kemiringan
dasar sungai yang curam atau pada aliran yang super kritik.

Gambar 1. Degradasi Dasar Sungai


Proses terjadi degradasi
- Merupakan proses jangka panjang evolusi dasar sungai, Z (x,t)
- Aliran sungai pada awal dan akhir proses berupa aliran permanen dan
seragam (steady and uniform flow)
- Selama proses, aliran sungai berupa aliran permanen semu (quasi
unsteady) dan tak seragam (non uniform).

Metode Analisis Degradasi


Asumsi untuk penyederhanaan
ϑu
- Aliran dianggap seragam (quasi unform) =0
𝜗
- Sehingga dapat dipakai model parabolik, yang memungkinkan
dilakukannya penyelesaian analitik.
Persamaan Saint – Venant – Exner

Gambar 2. Kemiringan Garis Energi


𝛿ℎ 𝛿𝑢 𝛿ℎ
+ℎ +𝑢 =0 (1)
𝛿𝑡 𝛿𝑥 𝛿𝑥
𝛿𝑢 𝛿𝑢 𝛿ℎ 𝛿𝑧
+𝑢 +𝑔 +𝑔 = −𝑔. 𝑆𝑒 (2)
𝛿𝑡 𝛿𝑥 𝛿𝑥 𝛿𝑥

𝑆𝑒 = 𝑓(𝑓, 𝑢, ℎ) (3)
𝛿𝑧 1 𝛿𝑞𝑠
+ =0 (4)
𝛿𝑡 1−𝑝 𝛿𝑥

Qs = f (u,h, Sedimen) (5)


Dimana:
u (x, t) = kecepatan rata-rata aliran campuran air + sedimen
h (x, t) = kedalaman aliran campuran
z (x, t) = elevasi dasar sungai
Se = kemiringan garis energy (persamaan empiric)
qs = debit solid / bagian padat persatuan

Variabel bebas (IndependenT Variables)


- x = jarak, posisi
- t = waktu
Dengan
- g = percepatan gravitasi = 9,81 m/d²
- p = porositas, rasio antara volume rongga udara yang terisi air dengan volume
total

Penyelesaian Analitik Model Parabolik


Berdasarkan persamaan Saint-Venant-Exner, metode penyelesaian
Penyelesaian
- Cara analitik = kasus sederhana
- Cara numerik = kasus kompleks
Kenyataannya dalam bentuk aslinya, penyelesaian analitik persamaan tersebut
sulit dilakukan, sehingga persamaan perlu disederhanakan :
- aliran dengan angka Froude (=Fr) kecil
- aliran permanen/tetap (quasi steady)
- pembenaran (justifikasi)
 variasi debit aliran; fenomena jangka pendek
 variasi dasar sungai : fenomena jangka panjang
 sehingga dalam tinjauan variasi dasar sungai ∂z/∂t, dan aliran
dianggap konstan ∂uh/∂t = 0.
Persamaan model parabolik variasi dasar sungai

Dengan:
K = koefisien difusi :dianggap konstan (= qs konstan)
indek 0 : menunjukkan aliran seragam (uniform)
bs = B = lebar dasar sungai
qs = debit bagian padat (debit solid = transpor sedimen total)
Syarat model Parabolik :
 aliran quasi steady
 aliran quasi uniform
 Fr < 0,60
 x > 3 h/Se
𝑅ℎ2
 t > (40/30) (𝑆𝑒.𝑞𝑠)

Gambar 3. Penurunan Muka Air Saluran


Model degradasi dasar sungai (parabolik)
a. Penurunan muka air di titik kontrol (reservoir) sebesar Δhw
- dasar sungai di titik kontrol turun Δh
- dalam jangka panjang, dasar dan muka air sungai di sepanjang sungai akan
turun.
b. Aliran dianggap permanen dan seragam (beraturan)
- model parabolik dapat dipakai
- karena debit konstan, maka koefisien K konstan
c. Diskripsi matematis
- sumbu x : sepanjang dasar sungai awal, positip ke arah hulu
- sumbu z : variasi dasar sungai relatif terhadap kemiringan dasar
sampai awal S0.
- Syarat awal dan syarat batas z (x,o) = 0; z (o,t) = Δh; lim z (x,t) = 0

Penyelesaian Analitik

erfc (error function) = dapat dihitung dengan bantuan tabel matematik, dan
tersedia pula dalam Ms Excel.
Debit solid (transpor sedimen) dapat dihitung persamaan menurut Graf (total
load).

Dengan
Cs = konsentrasi, rasio antara volume bagian padat (solid) dengan volume total
campuran (mixture)
Ss = rapat masa relative
𝜌𝑠
= 𝜌

Se = kemiringan garis energy


Rh = radius hidrolik
U = kecepatan (u~ U0) rata-rata
d50 = diamater rata-rata
g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/s²
h = kedalaman air
Prosedur Penyelesaian Hitungan
- Tetapkan diskripsi matematis
- Hitung parameter aliran : Fr, U dan sebagainya
- Hitung debit solid total qs
- Hitung koefisien difusi K
- Pakai model parabolik dan penyelesaian analitik untuk mencari
 Waktu yang dibutuhkan t, untuk mencapai nilai degradasi yang
ditetapkan di titik tinjauan (kontrol)
 Besar degradasi dasar sungai di sepanjang ruas sungai pada waktu
ttersebut untuk menggambarkan profil dasar sungai.
 Variasi dasar sungai terhadap waktu z (x,t)
 Estimasi elevasi dasar sungai dengan syarat batas baru

Contoh Soal Dan Penyelesainya


1. Suatu sungai mengalirkan debit q = 1.5 m2/s. Kemiringan dasar sungai
adalah So = 0.0005. Material dasar sungai terdiri dari butir seragam
berdiameter d50 = 0.32 mm, dengan rapat massa relatif ss = 2.6 dan
porositas p = 0.4. Di sungai tersebut dijumpai transpor sedimen dalam
jumlah yang tidak besar. Di suatu seksi/tampang, terjadi penambahan
sedimen sejumlah ∆qs = 0.0001 m2/s selama kurun ∆t = 50 jam.
Perkirakanlah agradasi yang akan terjadi?
Penyelesaian:
DISKRIPSI MATEMATIS
Seperti degradasi (Soal A), perkiraan tebal agradasi dasar sungai dapat
dihitung dengan model parabolik apabila aliran dianggap permanen dan
seragam (semu); dengan demikian, berlaku persamaan:

Dalam permasalahan agradasi seperti soal di atas, sumbu x mengikuti


dasar sungai awal dan positif ke arah hilir, sedang sumbu z menunjukkan
variasi dasar sungai dan positif ke arah atas. Perlu diingat bahwa model
parabolik berlaku untuk Angka Froude Fr < 0.6 dan jarak x > 3Rh/Se.
Gambar 4 Agradasi Dasar Sungai Akibat Penambahan Debit Sedimen
Syarat awal dan syarat batas pada Pers. (1) di atas adalah:
Z(x.0)=0 lim z(x,t) = 0, z(0,t) = ∆ℎ(𝑡)
Penyelesaian Pers. (1) dengan syarat awal dan syarat batas menurut Pers.
(2) adalah:
𝑥
𝑧(𝑥, 𝑡) = ∆ℎ(𝑡)𝑒𝑟𝑓𝑐 ( )
2√𝑘𝑡
Hitungan Aliran
Dengan anggapan aliran seragam, maka Persamaan Manning-Strickler
berikut dapat dipakai untuk menghitung kemiringan garis energi.
𝑞
𝑈 = = 𝐾𝑠ℎ2/3 𝑆𝑒 1/2

Dalam hal ini:
Ks = 21.1/d501/6 = 80.7 m1/3/s,
Se = So = 0.0005,
q = 1.5 m2/s.
Dengan demikian, kedalaman aliran adalah h = 0.895 m, kecepatan adalah
U = 1.676 m/s, dan Angka Froude Fr = 0.565 (< 0.6, sehingga memenuhi
syarat berlaku model parabolik).
Hitungan Transpor Sedimen
Debit sedimen, qs = Cs U h, dihitung dengan Persamaan Graf
Dalam Hal ini
𝜌𝑠 − 𝜌
= 𝑆𝑠 − 1 = 16
𝜌
D50=1mm
Rh= h= 0.895 m
Dengan demikian, debit sedimen adalah
Qs= Cs U h = 1.7 x 10 -4 m2/s
Debit sedimen dapat pula dihitung dengan persamaan-persamaan empirik
yang lain. Di bawah ini ditunjukkan beberapa contoh persamaan empirik
untuk menghitung debit sedimen.
a. Persamaan Sckhoklitch

Dalam hal ini d40 = d50 = 0.32 mm (butir seragam), sehingga qsb =
1.588x10-5 m2/s
b. Persamaan Meyer-Peter

Dalam persamaan di atas Rhb’ = Rh = h = 0.985 m, sehingga qsb =


3.122x10-5 m2/s.
Koefisisen Difusi

Dalam persamaan di atas:


Se0 = So0 = 0.0005
(1 - p) = 0.6,
bs = 2 x 2.52 =5 𝛽= 2.52).
Dengan demikian koefisien difusi adalah K = 0.933 m2/s.
Tebal Agradasi Akibat Penambahan Transpor Sedimen
Penambahan transpor sedimen adalah qs = 0.0001 m2/s selama rentang waktu ∆t
= 50 jam. Volume penambahan sedimen adalah ∆qs.∆t dan tebal agradasi pada
saat t = ∆t = 50 jam adalah:

Agradasi tersebut tersebar di sungai sepanjang lebih kurang La, yaitu jarak dari
titik awal (x = 0) sampai dengan tempat dengan tebal agradasi 0.01∆h. Nilai La
dapat dicari dengan persamaan berikut.

Dengan memakai fasilitas perintah “ERFC(…)” dan “Goal Seek” yang ada
didalam MSExcel, diperoleh Y = 1.846. Panjang agradasi, dengan demikian,
adalah:

Profil Dasar Sungai


Untuk menggambarkan profil dasar sungai pada saat t = ∆t = 50 jam, perlu
dihitung elevasi dasar sungai di beberapa titik di sepanjang ruas sungai, z(x,t = 50
jam). Dalam hal ini x < La = 1513 m. Sekilas tampak bahwa panjang ruas sungai
tersebut pendek, sedangkan syarat berlaku model parabolik adalah jarak yang
panjang, x > 3Rh/Se. Dengan nilai Rh = h = 0.985 m dan Se = So = 0.0005, maka
model parabolik berlaku untuk jarak x > 5371 m. Dengan demikian, model
parabolik sebenarnya tidak dapat dipakai untuk menghitung profil dasar sungai
pada saat t = 50 jam. Oleh karena itu, hasil hitungan profil dasar sungai dengan
model parabolik di bawah ini.hanya merupakan indikasi awal profil agradasi.
Tabel 1 Hitungan Profil Dasar Sungai Pada Waktu 50 Jam

X [m] x.Se / Rh [-] Y = x / {2 (K z / ∆h = z [m]


t)1/2} erfc(Y) [-]
10 0.00559 0.01220 0.98623 0.064
50 0.02793 0.06101 0.93124 0.060
100 0.05585 0.12202 0.86300 0.056
200 0.11171 0.24404 0.73000 0.047
400 0.22342 0.48807 0.49004 0.032
600 0.33513 0.73211 0.30050 0.019
800 0.44684 0.97615 0.16744 0.011
1000 0.55855 1.22018 0.08442 0.005
1200 0.67026 1.46422 0.03839 0.002
1400 0.78197 1.70826 0.01570 0.001
1600 0.89368 1.95229 0.00576 0.000

Gambar 5 Profil Dasar Sungai Pada Waktu 50 Jam

You might also like