You are on page 1of 229

i

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. J MASA HAMIL, PERSALINAN,


NIFAS, NEONATUS DAN KONTRASEPSI
DI BPM SRI BUDIATI,S.Tr.Keb.
PANDES WEDI KLATEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan


Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III
Kebidanan STIKES Duta Gama Klaten

Disusun Oleh :

SETYANA CAHYA PUTRI


NIM B.011.015.010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) DUTAGAMA KLATEN
2018

i
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan


Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III
Kebidanan STIKES Duta Gama Klaten

Disusun Oleh :
SETYANA CAHYA PUTRI
NIM B.011.015.010

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim


Penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKES Duta Gama Klaten

Telah Disetujui pada tanggal..................................


Pembimbing I Pembimbing II

Putri Kusumawati P.,S.ST.,M.Kes. Sri Budiati S.,S.Tr.,Keb.


NIPY. 02.002.014 NIP. 19651123 198912 2 001

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan


Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma III
Kebidanan STIKES Duta Gama Klaten

Laporan Tugas Akhir dipersiapkan dan disusun oleh :


SETYANA CAHYA PUTRI
NIM B.011.015.010

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


pada tanggal..................................

Susunan Dewan Penguji


Penguji I Penguji II

Dwi Hastuti, A.Md.Keb. Putri Kusumawati P, S.ST.,M.Kes.


NIP................................... NIPY. 02.002.014

Laporan Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
STIKES Duta Gama Klaten
Tanggal..........................................

Ketua STIKES Duta Gama Klaten Ketua Program Studi

Witriyani, S.Kep., Ns., M.Kep., CWCS. Happy Primariasari, S.ST.,M.Kes.


NIPY. 02.002.036 NIPY. 02.002.064

iii
iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Setyana Cahya Putri
NIM : B.011.015.010
Program Studi : Diploma III Kebidanan

Dengan Ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ny.J masa Hamil, Persalinan, Nifas, Neonatus dan Kontrasepsi
Di BPM Sri Budiati, S.Tr.Keb” merupakan Laporan Tugas Akhir sendiri dan
bukan merupakan Karya orang lain atau pendapat oranglain yang saya akui
sebagai pendapat saya sendiri, kecuali yang sudah tertulis dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti, pernyataan ini terbukti tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian surat
pernyataan ini saya buat, semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Klaten, Mei 2018

Materai
Rp. 6.000,-

SETYANA CAHYA PUTRI


NIM. B.011.015.010

iv
v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


LAPORAN TUGAS AKHIR DEMI PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Setyana Cahya Putri
NIM : B.011.015.010
Program Studi : Diploma III Kebidanan
Telepon : / setyanacahya96@gmail.com
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyerahkan Laporan Tugas Akhir
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.J masa Hamil, Persalinan, Nifas,
Neonatus dan Kontrasepsi Di BPM Sri Budiati,S.Tr.Keb”
Dan menyetujui memberikan kepada STIKES Duta Gama Klaten atas seluruh
isi/sebagian Laporan Tugas Akhir saya tersebut diatas.
Dengan ini STIKES Duta Gama Klaten berhak menyimpan, mengalih formatkan,
mengelolanya, menampilkan atau mempublikasikannya di Internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik Hak Cipta, dengan
menerapkan prinsip-prinsip, etika dan aturam hukum yang berlaku tentang
penggunaan informasi.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak STIKES
Duta Gama Klaten atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul Plagiatisme
dalam Laporan Tugas Akhir saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat,
semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Klaten, Mei 2018


Pembimbing
Materai
Rp. 6.000,-

1. Sri Budiati S., S.Tr.Keb.


Setyana Cahya Putri
2. Putri Kusumawati P, S.ST.,M.Kes.
NIM B.011.015.010

v
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat dan Kuasa-Nya kepada saya sehingga Laporan Asuhan Kebidanan masa
Hamil, Persalinan, Nifas, neonatus dan Kontrasepsi ini dapat selesai dalam jangka
waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi laporan tugas akhir sebagai syarat
dalam menyelesaikan program Studi Diploma-III Kebidanan STIKES Duta Gama
Klaten dimana materi yang diambil dari beberapa media pendidikan seperti buku,
jurnal dan media internet guna menunjang keakuratan materi. Dalam penyusunan
laporan ini saya menyadari bahwa betapa besar kontribusi para pembimbing
terhadap peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan saya. Oleh karena
itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak dr. H. Suhardjanto, M.Kes., selaku ketua Yayasan Mitra Insani


Kabupaten Klaten.
2. Ibu Witriyani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,CWCS., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Duta Gama Klaten.
3. Ibu Happy Primariasari,S.ST.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi D-III
KebidananSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Duta Gama Klaten.
4. Ibu Putri Kusumawati P,S.ST.,M.Kes. selaku dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dalam penyusunan Laporan ini.
5. Ibu Sri Budiati S, S.Tr.Keb. selaku Pembimbing Lahanyang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing hingga tersusunnya Laporan ini.
6. Orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya.
7. Teman–teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan bantuan.

Penyusun menyadari sepenuhanya bahwa Laporan Tugas Akhir ini jauh


dari sempurna. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saraan yang

vi
vii

bersifat membangun dari pembaca. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan
dan berguna bagi pembaca.

Klaten, Mei 2018

Penulis

vii
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tinjauan Penyusunan LTA ............................................................... 5
D. Manfaat ............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan ......................................................................................... 7
B. Persalinan .......................................................................................... 37
C. Bayi Baru Lahir ................................................................................. 57
D. Nifas .................................................................................................. 85
E. Keluarga Berencana .......................................................................... 96
F. Metode Studi Kasus .......................................................................... 121
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil ................................................... 123
B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin ............................................... 149
C. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir ......................................... 166
D. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas .................................................... 184
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 202
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN .................................................................................. 209

vii
i
ix

B. SARAN ............................................................................................. 210


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
LAMPIRAN

ix
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tinggi Fundus Uteri Menurut Pertambahan per Tiga Jari ........ 8

Tabel 2.2. Indeks Massa Tubuh ................................................................. 10

Tabel 2.3. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal ........................................... 19

Tabel 2.4. Riwayat Medis untuk dilengkapi pada kunjungan pertama ...... 20

Tabel 2.5. Pemberian Vaksin TT untuk ibu yang belum pernah


imunisasi (DPT/TT/Td) atau tidak tahu status imunisasinya.... 24

Tabel 2.6. Pemberian Vaksin Tetanus untuk ibu yang sudah pernah
diimunisasi (DPT/TT/Td) ......................................................... 24

Tabel 2.7. Penilaian Bayi dengan Metode APGAR SCORE ..................... 63

Tabel 2.8. Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Massa ......... 86

Tabel 2.9. ` 5 Imunisasi Dasar Lengkap Bayi .............................................. 95

Tabel 2.10. Efek Samping dan Penanganan Kontrasepsi Pil ....................... 105

Tabel 2.11. Tanda dan Gejala penggunaan kontrasepsi Pil ......................... 106

Tabel 2.12. Penanganan dan Efek Samping Masalah Kontrasepsi Suntik .. 109

Tabel 2.13. Efek Samping dan Penanganan Kontrasepsi Implan ................ 114

Tabel 2.14. Efek Samping dan Pengunaan Kontrasepsi AKDR .................. 118

xix
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-
ibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh
status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik
menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan
kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk
pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan
keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula. (Profil kesehatan
kabupaten klaten,2016)
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi menurut data
Kementerian Kesehatan tahun 2016 tercatat 305 ibu meninggal per 100.000
orang. Tingginya angka kematian pada ibu di pengaruhi status kesehatan dan
gizi rendah. Sekitar 28,8% ibu hamil menderita hipertensi, 32,9% obesitas,
dan 37,1% menderita anemia(Kementerian kesehatan,2016).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015
sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan
jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan
demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami
penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi
111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil kesehatan
Jateng,2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah tahun 2016 menurun dari
tahun sebelumnya. Jika tahun 2015 ada 619 kasus di tahun 2016 turun
menjadi 602 kasus. Upaya gerakan 5 NG yakni “Jateng Gayeng Nginceng
Wong Meteng’’ yang didukung pemerintah kabupaten dan kota, juga mampu
mendorong penurunan AKI dan AKB.

1
2

Program itu, lanjutnya, merupakan gerakan gotong royong yang


memanfaatkan seluruh potensi masyarakat, mulai dari hulu hingga hilir. Yaitu
menggerakkan bidan desa dan kader PKK untuk mengedukasi para
perempuan sejak pra kehamilan, masa kehamilan, persalinan, hingga
pascapersalinan (Profil Kesehatan Jateng,2015).
AKI di Kabupaten Klaten pada bulan Januari – Juni 2016 tercatat
sebanyak 10 kasus kematian ibu, sedangkan pada tahun 2015 di Kabupaten
Klaten tercatat sebanyak 15 kasus kematian ibu. Angka Kematian Bayi di
Kabupaten Klaten pada bulan Januari – Juni 2016 tercatat 103 kasus
sedangkan AKB di Kabupaten Klaten pada 2015 adalah 12,94/1.000
kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016).
Angka kematian bayi menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi,
tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan
program KIA dan KB serta kondisi lingkungan sosial ekonomi. Apabila
Angka Kematian Bayi di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di
wilayah tersebut rendah. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2015 sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan tetapi
tidak signifikan dibandingkan AKB tahun 2014 yaitu 10,08 per 1.000
kelahiran hidup kabupaten/kota dengan AKB terrendah adalah Jepara yaitu
6,35 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Cilacap 7,01 per 1.000 kelahiran
hidup, dan Demak 7,21 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota dengan
AKB tertinggi adalah Grobogan yaitu 17,38 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti
Temanggung 16,79 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kota Magelang 15,63 per
1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan Jateng,2016).
Sedangkan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik(BPS) mencatat
bahwa angka kematian bayi tahun 2016 mecapai 25,5 artinya ada sekitar 25,5
kematian setiap 1.000 bayi yang lahir. Provinsi dengan jumlah kematian bayi
(AKB) terbanyak di indonesia yaitu Sulawesi Barat yaitu 50 kematian bayi
per 1000 kelahiran hidup, selanjutnya Papua yaitu 46 kematian per kelahiran
3

hidup. Penyebab kematian bayi antara lain pneumonia, diare, malaria, campak
hingga kurang gizi (BPS,2016) .
Angka kematian bayi di Kabupaten Klaten pada tahun 2015 yaitu
12,94 per 1000 Kelahiran Hidup. Jumlah absolut kematian bayi adalah 220
dari 17.002 Kelahiran Hidup. Dari 220 kematian bayi di Kabupaten Klaten,
sebanyak 121 kematian bayi berada pada rentan umur 0 – 6 hari (perinatal),
34 kematian bayi berada pada rentan umur 7 – 28 hari (neonatal) dan 65
kematian bayi berada pada rentan 29 hari – 11 bulan. Angka Kematian Bayi
tertinggi ada di Kecamatan Ngawen yaitu sejumlah 15 bayi(Profil kesehatan
kabupaten klaten,2016).
Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak yaitu
dengan asuhan berkesinambungan atau continuity of care. Continuity of care
merupakan asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap klien mulai dari
masa Hamil, Persalinan, BBL, Nifas, Neonatus hingga KB. Kejadian AKI
dan AKB juga dapat ditekan dengan memberikan asuhan berkesinambungan
karena komplikasi selama hamil sampai nifas dapat terdeteksi sedini mungkin
(Kemenkes,2015).
Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah,
namun dalam prosesnya dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi
setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).
Salah satu persiapan menghadapi persalinan, ibu hamil perlu dilakukan
pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti yang tertuang di dalam
pilar kedua Safe Motherhood. Tujuan utama pelayanan antenatal adalah untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya, dengan
cara membina saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan
pendidikan, serta untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal
selama kehamilan (Marmi, 2011; 13).
Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar
kualitas, yaitu: penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
4

pengukuran tekanan darah, pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA),


pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri), penentuan status imunisasi
tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi,
pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan,
penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), pelaksanaan temu
wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk
keluarga berencana), pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes
hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan
darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), serta tatalaksana kasus
(Kemenkes RI, 2015:87).
Berdasarkan Fenomena Ibu Hamil Hingga Keluarga Berencana di
BPM Sri Budiati Pandes Wedi 3 Bulan terakhir (Oktober-Desember 2017)
adalah sebagai berikut hamil sejumlah 90 orang, bersalin sejumlah 8 orang,
nifas sejumlah 8 orang, Bayi Baru Lahir sejumlah 8 Orang, Balita Sakit
sejumlah 64 Anak, Balita Sehat (imunisasi) sejumlah 27 Anak, dan Keluarga
Berencana (semua jenis KB) Sejumlah 48 Orang.
Terkait dengan masih banyaknya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) yang terjadi di Kabupaten Klaten maka penulis
terdorong untuk memperoleh gambaran yang sesuai dan jelas tentang
pelayanan yang dilaksanakan dan mencoba menerapkan serta mendukung
program Pemerintah tentang ilmu Kebidanan secara komprehensif pada
seorang ibu dari mulai kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta
keluarga berencana (KB) yang telah diperoleh dalam studi kasus yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.J Masa Hamil, Persalinan, Nifas,
Neonatus dan Kontrasepsi di BPM Sri Budiati,S.Tr.Keb. Pandes Wedi
Klaten”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang dapat
dirumuskan adalah :
5

Bagaimanakah asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. J G1P0A0 di


BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten?

C. Tujuan Penyusunan LTA


1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan Asuhan Kebidanan berkesinambungan pada Ny. J
masa Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Neonatus, Nifas dan
Kontrasepsi Di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data subyektif dan objektif pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan pada bayinya di BPM Sri Budiati Pandes Wedi
Klaten.
b. Melakukan analisis data pada ibu hamil, bersalin, nifas dan pada
bayinya di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
c. Melakukan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan pada bayinya di BPM Sri Budiati Pandes Wedi
Klaten.
d. Melakukan perencanaan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan pada bayinya di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
e. Melakukan implementasi/pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan pada bayinya di BPM Sri Budiati Pandes
Wedi Klaten.
f. Melakukan evaluasi tindakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan pada bayinya di BPM Sri Budiati Pandes Wedi
Klaten.
g. Melakukan pencatatan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan pada bayinya di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
h. Melakukan dokumentasi Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan pada bayinya di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
6

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil Studi Kasus ini dapat sebagai pertimbangan referensi untuk
menambah wawasan serta masukan dalam pemberian Asuhan
Komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas BBL, Neonatus, dan
Kontrasepsi.
2. Manfaat Praktis
a. Institusi
Hasil Studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam
pemberian asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,
BBL, Neonatus dan Kontrasepsi.
b. Manfaat bagi profesi bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan
dalam pemberian asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL, Neonatus dan Kontrasepsi.
c. Manfaat bagi klien dan masyarakat
Agar Klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dini dari
penyulit yang mungkin timbul pada masa hamil, bersalin, nifas,
BBL, Neonatus dan Kontrasepsi.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN
1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Menurut Reece dan Hobbins dalam Mandriwati 2017
kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria yang mengakibatkan bertemunya sel
telur dengan sel mani (sperma) yang disebut pembuahan atau
fertilisasi.
Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin,2009).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Prawirohardjo,2010)
Menurut Federasi Obstetri Internasional dalamdalam Varney
2009 kehamilan merupakan proses merantai yang berkesinambungan
dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm(Manuaba, 2010). Masa Kehamilan dibagi menjadi 3
trimester, yaitu Trimester I minggu pertama hingga minggu ke 12,
Trimester II pada minggu ke 13 hingga ke 27, dan Trimester III
minggu ke 28 hingga 40 minggu.
b. Tanda Pasti Kehamilan
Manuaba (2010) menjelaskan tanda pasti kehamilan dapat
ditentukanmelalui:
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin

7
8

3) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat


kardiotokografi, alat Dopler. Dilihat dengan ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi.
c. Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan
Perubahan Fisiologis pada ibu Hamil Trimester 3 yaitu :
1) Uterus
Selama hamil berat uterus meningkat dan kapasitas nya pun
juga meningkat. Berat uterus ketika tidak hamil 70 g menjadi
1100 g dan Kapasitas 10 ml menjadi 5 liter bahkan 20 liter
(Prawirohardjo,2010). Otot rahim mengalami hiperplasia dan
hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti
pembesaran rahim karena pertumbuhan janin (Mochtar,2011).

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Menurut Penambahan per Tiga Jari
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat-prosessus xiphoideus (px)
36 minggu 3 jari di bawah prossesus xiphoideus (px)
40 minggu Pertengahan pusat-prossesus xiphoideus (px)
Sumber: Prawirohardjo (2010).

2) Serviks
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak dan
kebiruan. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan
banyak cairan mukus. Penambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid/kebiruan disebut dengan tanda
Chadwick (Mochtar,2011).
3) Vagina dan Vulva
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan. Warna livid pada
9

vagina dan porsio serviks disebut tanda Chadwick


(Mochtar,2011).
4) Kulit
Dinding perut mengalami striae gravidarum, yaitu
perubahan warna menjadi kemerahan dan kusam. Kulit di garis
pertengahan perut (linea alba) berubahan menjadi hitam
kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang-kadang pada wajah
muncu cloasma atau melasma gravidarum dalam ukuran yang
bervariasi. Areola dan daerah genetalia mengalami
hiperpigmentasi (Prawirohardjo,2010).
5) Payudara
Usia kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat
mengeluarkan cairan berwarna putih agak jernih disebut
kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bereaksi (Prawirohardjo,2010).
6) Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama Kehamilan Tekanan darah menurun 5-10 mmHg
yang disebabkan karena adanya vasodilatasi perifer akibat dari
perubahan hormonal. Sedangkan, curah jantung meningkat pada
minggu ke 32 gestasi sekitar 30-50% dan akan menurun pada
minggu ke 40 minggu sekitar 20%. Peningkatan pada curah
jantung ini disebabkan karena adanya peningkatan volume
sekuncup (stroke volume) dan sebagai respon terhadap adanya
peningkatan kebutuhan O2 jaringan (Manuaba,2010).
7) Perubahan sistem pernafasan
Semakin tuanya dari umur kehamilan, pernafasan perut
digantikan oleh pernafasan dada dan dengan penurunan
diafragma saat insprirasi menjadi semakin kuat. Kebutuhan O2
ibu akan meningkat sebagai respon terhadap laju metabolik dan
peningkatan dari kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara
(Manuaba,2010).
10

8) Sistem Muskuloskeletal
Selama Trimester akhir, rasa pegal, mati rasa dan lemah
dialami anggota badan atas dikarenakan lordosis yang besar dan
fleksi anterior pada leher serta merosotnya lingkar bahu yang
menimbulkan traksi pada nervus ulnarius dan medianus
(Kusmiyati,2009).
9) Sistem Perkemihan
Umur kehamilan akhir, kepala janin mulai turun ke Pintu
Atas Panggul (PAP) , Keluhan sering kencing dan timbul lagi
karena kandung kemih mulai tertekan kembali. Disamping itu,
terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan karena adanya
peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga
laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%
(Prawirohardjo,2011)
10) Kenaikan Berat Badan
Kenaika berat badan normal selama hamil sekitar 6-16 kg.
Terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai
organ atau cairan intrauterin (Sukarni dan Margaret, 2016).

Tabel 2.2
Indeks Massa Tubuh
Kategori IMT Rekomendasi
Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 >7
Gemeli 16-20,5
Sumber : Walyani,E. 2015

d. Perubahan Psikologis pada ibu hamil Trimester III


Perubahan Psikologis ibu hamil trimester III ( periode penantian
dengan penuh kewaspadaan) yaitu :
1) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
11

2) Rasa tidak nyaman muncul kembali, merasa dirinya jelek, aneh


dan tidak menarik.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada saat
melahirkan khawatuir akan keselamatannya.
4) Khawatir bayinya yang akan dilahirkannya dalam keadaan yang
tidak normal.
5) Merasa sedih akan berpisah dengan anaknya.
6) Merasa kehilangan perhatian.
7) Perasaan mudah terluka.
8) Libido menurun
( Sulistyawati, 2009).
e. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III dan Cara Mengatasinya
Menurut Wals (2010) terdapat beberapa ketidaknyamanan ibu
hamil pada trimester III dan cara untuk mengatasinya sebagai
berikut:
1) Sakit Punggung bagian bawah
Sakit punggung disebabkan karena peningkatan uterus
sehingga menarik tulang belakang keluar dari garis tubuh.Cara
meringankan : gunakan body mekanik untuk mengangkat
benda, hindari sepatu atau sandal berhak tinggi, gunakan kasur
keras untuk tidur, guanakan bantal untuk tidur, hindari posisi
tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan
sirkulasi darah terhambat
2) Leukorea (Keputihan)
Penyebabnya : terjadi peningkatan produksi kelenjar dan lendir
endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen.
Upaya untuk menanganinya adalah dengan memperhatikan
kebersihan tubuh pada area genetalia, membersihkan area
genetalia dari arah depan ke arah belakang, mengganti celana
dalam secara rutin, tidak menggunakan douch atau
menggunakan semprot untuk menjaga area genetalia.
12

3) Nocturia (sering berkemih)


Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga paling
sering dialami oleh wanita primigravida setelah lightening
terjadi. Lightening menyebabkan bagian prentasi (terendah)
janin akan menurun masuk ke dalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Upaya
untuk mengatasinya : menjelaskan tentang penyebab terjadinya
nocturia, segera megosongkan kandung kemih saat terasa ingin
berkemih, perbanyak minum pada siang hari, jangan
mengurangi porsi minum di malam hari, kecuali apabila
nocturia menganggu tidur sehingga menyebabkan keletihan,
membatasi minum yang mengandung bahan kafein (teh, kopi,
cola), bila tidur (khusus pada malam hari) posisi miring
dengan kedua kaki di tinggikan untuk meningkatkan diuresis.
4) Sesak Nafas
Sesak nafas disebabkan oleh perubahan pernafasan pernafasan
akibat progesteron dan peningkatan laju metabolik maternal
dan konsumsi oksigen janin yang menimbulkan ibu tidak dapat
mengambil nafas. Sehingga hal ini menimbulkan sesak
kehamilan, yaitu suatu tarikan nafas dalam yang disengaja
untuk mencoba meningkatkan cadangan pernafasan. Tekanan
dari pembesaran unterus pada diafragma semakin memperberat
sesak nafas. Cara mengatasi sesak nafas pada ibu hamil :
a) Peregangan lengan di atas kepala
b) Mengayun lengan dalam keadaan melingkar
5) Edema
Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal,
kongesti sirkulasi pada ekstermitas bawah, peningkatan kadar
permeabilitas kapiler, tekanan dari pembesaran uterus pada
vena pelvic ketika duduk atau pada vena inferior ketika
berbaring .
13

Cara meringankan atau mencegah : hindari posisi berbaring


terlentang, hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama,
istirahat dengan berbaring ke kiri, dengan kaki agak
ditinggikan, angkat kaki ketika duduk istirahat, hindari
memakai kaos yang ketat/pita yang ketat pada kaki, lakukan
senam secara teratur.
6) Konstipasi
Hal ini terjadi akibat penurunan peristaltik yang di sebabkan
relaksasi oto polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan
jumlah progesteron serta merupakan efek sampping dari
penggunaan zat besi. Cara yang dapat digunakan untuk
mengurangi keluhan konstipasi : asupan cairan yang adekuat
dengan minum air minimal 8 gelas perhari ukuran gelas
minum, istirahat cukup, minum air hangat , makan makanan
berserat dan mengandung serat alami, memiliki pola defekasi
yang baik dan teratur, konsumsi laksatif ringan, pelunak feses
dan supositoria gliserin jika ada indikasi.
7) Kram kaki
Diakibatkan karena kekurangan asupan kalsium,
ketidakseimbangan rasio kalsium fosfor, pembesaran uterus
sehingga memberikan tekanan pada pembuluh daerah pelvic
dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah ke tungkai
bawah. Cara meringankan : kurangi konsumsi susu (kandungan
fosfornya tinggi), berlatih dorsifleksi pada kaki untuk
meregangkan otot-otot (leher,bahu dan penegangan kepada
kepala) serta keletihan, tegangan mata sekunder terhadap
perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah.
8) Sakit kepala
Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu, dan penegangan
kepada kepala) serta keletihan, tegangan mata sekunder
terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang
14

berubah. Cara meringankan teknik relaksasi massase leher dan


otot bahu, penggunaan kompres panas/es pada leher, istirahat,
mandi air hangat, gunakan paracetamol dan hindari aspirin,
ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik.
9) Insomnia
Kesulitan tidur disebabkan oleh gangguan tidur yangdicetuskan
oleh stressor psikologis, frekuensi berkemi, ketidaknyamanan
fisik, kesulitan memilih posisi yang nyaman, gerakan janin dan
perasaan sesak nafas. Kebutuhan istirahat yang cukup saat
kehamilan yaitu minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam
disiang hari. Cara mengatasi :
a) Merencanakan waktu tenang untuk tidur.
b) Membatasi asupan cairan sebelum tidur.
c) Menggunakan bantal penyokong abdomen, punggung dan
tungkai.
d) Mandi air hangat.
f. Tanda Bahaya Kehamilan
1) Perdarahan
Perdarahan pada usia dibawah 20 minggu umumnya
disebabkan oleh keguguran. Namun jika terjadi perdarahan
diusia kehamilan muda dengan ukuran uterus yang diatas
normal umumnya disebabkan oleh molahidatidosa. Perdarahan
pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas,
pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia
kehamilan, dan adanya massa adneksa biasanya disebabkan
oleh kehamilan ektopik.
Perdarahan pada masa kehamilan lanjut dapat disebabkan
oleh plasenta previa. Plasenta previa menjadi penyebab dari
25% kasus perdarahan antepartum. Bila perdarahan mendekati
masa persalinan maka dapat disebabkan karena solusio plasenta
15

(40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan


antepartum.
2) Sakit Kepala Hebat
Sait kepala yang hebat dapat menunjukan adanya suatu tanda
preeklampsia.
3) Keluar ari ketuban sebelum waktunya
Keluarnya ketuban sebelum waktunya persalinan ini
dinamakan dengan KPD (Ketuban Pecah Dini) yang
disebabkan karena berkurangnya kekuatan dari membran atau
meningkatnya tekanan intra uterin.
4) Pembengkakan pada Wajah dan Tangan
Bengkak normal yang terjadi pada kaki biasanya muncul pada
sore hari dan hilang setelah beristirahat serta meletakkannya
pada posisi yang lebih tinggi dari kepala dan diganjal dengan
bantal/guling.
5) Nyeri Abdomen
Nyeri abdominal yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat, dari tanda tersebut dapat mengarah pada
appendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang
pelviks, persalinan preterm.
(Prawirohardjo,2009)
6) Janin tidak bergerak seperti biasanya
Ibu mulai dapat merasakan gerakan janinnya ketika usia
kehamilan 4-5 bulan atau (16-20 minggu) janin harus bergerak
paling sedikit selama 3 kali dalam periode 3 jam
(Sarwono,2011).

g. Kebutuhan Fisiologis ibu Hamil


1) Nutrisi
Ibu dalam masaa kehamilan dianjurkan makan makanan yang
mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan
16

janin. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau terlalu


kurang perlu mendapatkan perhatian khusus karena
kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan
ibu hamil sampai akhir kehamilan mencapai sekitar 10-14 kg
(Manuaba,2010).
2) Kebersihan tubuh dan pakaian
Selama hamil kebersihan tubuh tetap harus dijaga. Selain itu
daerah vital perlu dijaga kebersihannya karena pada saat hamil
terjadi pengeluaran sekret vagina yang berlebihan dengan
mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari. Selain itu,
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu memakai pakaian
longgar dan tidak ada ikatan ketat pada daerah perut, memakai
pakaian dalam yang bersih dan berbahan katun
(Cunningham,2009).
3) Eliminasi
Pada ibu hamil trimester III umumnya mengeluh sering buang
air kecil, hal tersebut adalah fisiologis. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar sehingga terjadi
sembelit. Untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk
meningkatkan gerak, banyak makanan berserat, bila dipandang
perlu dapat dibantu laksatif dosis ringan (Mochtar,2011;
Mauaba 2010).
4) Seksual
Menurut Manuaba (2010), ibu hamil bukan merupakan
halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan
seksual disarankan berhenti apabila :
a) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai
rasa nyeri.
b) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.
c) Terdapat pengeluaran cairan yang mendadak.
17

d) Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering


mengalami keguguran, persalinan sebelum waktunya, janin
mengalami kematian di dalam rahim Intra Uterine Fetal
Death(IUFD), sekitar 2 minggu menjelang persalinan.
5) Body Mekanik
Keluhan seperti pegal di punggung dan kram kaki ketika tidur
malam hari yang disebabkan tulang punggung bertambah
lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang
dibandingkan sebelum hamil. Untuk mengurangi keluhan dapat
dilakukan : saat mengambil sesuatu di bawah dilakukan dengan
berjongkok bukan menunduk, meletakkan bantal sebagai
sandaran punggung saat duduk, menghindari hak tinggi.
6) Aktivitas dan istirahat
Ibu hamil sebaiknya melakukan hal yang bisa dilakukan karena
dapat menghentikan kelelahan ringan dan latihan sebaiknya
jangan dilakukan secara berlebihan. Kehamilan bukan saat
untuk mempelajari jenis olahraga berat yang baru. Latihan
harian seperti jalan-jalan diluar rumah sangat baik bagi
kesehatan mental, relaksasi , pencernaan, dan pengondisian otot
(Varney, 2010).
h. Kebutuhan Psikologis (Bobak dkk,2012)
1) Dukungan Orang Tua
Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya menandakan
penerimaannya terhadap cucu dan anak perempuannya.
Apabila ibu mendukung, anak perempuannya bisa memiliki
kesempatan untuk membicarakan kehamilan dan persalinan
serta rasa sukacita atau rasa ambivalen dengan seorang wanita
yang memiliki pengetahuan dan menerima kehamilan. Jika ibu
seorang wanita hamil tidak bahagia dengan kehamilannya,
maka wanita tersebut akan mulai meragukan kelayakan dirinya
dan apakah anaknya akan diterima orang lain.
18

2) Dukungan Suami
Seorang ayah sangat berpengaruh mengenai perkembangan
bayi secara langsung maupun tidak. Pengaruh langsung
terbesar adalah melalui mendukung, melindungi serta upaya
untuk memfasilitasi ibu dan bayinya. Orang paling penting bagi
seorang wanita hamil biasanya adalah ayah sang anak (Bobak
dkk,2012).
3) Persiapan Sibling
Ibu memiliki anak harus menyediakan banyak waktu dan
tenaga untuk mengorganisasikan kembali hubungannya dengan
anak-anaknya. Ia perlu mempersiapkan anaknya untuk
mrnyambut sang bayi dan memulai proses perubahan peran
dalam keluarga dengan melibatkan anak-anaknya dalam
kehamilan dan bersikap simpatik terhadap anaknya yang lebih
besar karena mereka kehilangan tempat dan hierarki keluarga.
4) Dukungan Tenaga Kesehatan
Profesinal yang bertanggung jawab untuk kesejahteraan fisik
wanita dan banyinya (dokter, bidan, perawat) diharapkan
mampu menyediakan dukungan yang baik, bekerja di sebuah
sistem yang mana mereka harus memberi prioritas klinis lebih
pada wanita daripada kinerja tugas secara keseluruhan dan
kebutuhan pribadi untuk istirahat, tidur dan wktu istirahat
mereka.
i. Asuhan Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehaan obstetric untuk optimalisasi liaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan
(Sarwono,2014). Menurut Kemenkes RI (2013) untuk menghindari
resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap
ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komprehensif yang
berkualitas minimal 4 kali.
19

Tabel 2.3
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Trimester Jumlah Kunjungan Waktu kunjungan yang
Minimal dianjurkan
I 1x Sebelum minggu ke-16
II 1x Antara minggu ke 24-28
III 2x Antara minggu ke 30-38
Antara minggu ke 36-38
Sumber : Kemenkes RI (2013).

Menurut Saifuddin, dkk (2013) setiap kehamilan dapat


berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan jika terjadi komplikasi.
Data yang harus di lengkapi pada Kunjungan Pertama Antenatalcare
antara lain :
1) Melengkapi Riwayat Medis
Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterin, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Saifuddin, dkk, 2013). Pada kunjungan pertama riwayat medis
ibu yang harus dilengkapi adalah seperti tertera pada tabel
dibawah ini. Pada kunjungan berikutnya, selain memperhatikan
catatan pada kunjungan sebelumnya, tanyakan keluhan yang
20

dialami ibu selama kehamilan berlangsung (Kemenkes RI,


2013).
Tabel 2.4
Riwayat Medis untuk Dilengkapi pada Kunjungan Pertama
Identitas Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Nama 1. Hari Pertama Haid Terakhir
2. Usia 2. Tafsiran waktu persalinan
3. Nama suami (jika ada) 3. Perdarahan pervaginam
4. Alamat 4. Keputihan
5. No. Telepon 5. Mual dan muntah
6. Tahun menikah (jika 6. Masalah pada kehamilan
sudah) ini
7. Agama 7. Pemakaian obat dan jamu-
8. Suku jamuan
8. Keluhan lainnya
Riwayat Kontrasepi Riwayat Medis Lainnya
1. Riwayat kontrasepsi dahulu 1. Penyakit jantung
2. Riwayat kontrasepsi 2. Hipertensi
terakhir sebelum kehamilan 3. Diabetes melitus
ini 4. Hepatitis
5. HIV
6. IMS
7. Tuberkolusis
8. Alergi obat/makanan
9. Penyakit ginjal kronik
10. Talasemia dan gangguan
hematologi lainnya
11. Malaria
12. Asma
13. Epilepsi
14. Riwayat penyakit kejiwaan
15. Riwayat operasi
16. Status imunisasi TT
17. Riwayat transfusi darah
18. Golongan darah
19. Riwayat penyakit di
keluarga
20. Riwayat kecelakaan
(trauma)

Riwayat Obstetri Lalu Riwayat Sosial Ekonomi


1. Jumlah kehamilan 1. Usia ibu saat pertama kali
2. Jumlah persalinan menikah
3. Jumlah persalinan cukup 2. Status perkawinan, berapa
21

bulan kali menikah


4. Jumlah persalinan prematur 3. Respon ibu dan keluarga
5. Jumlah anak hidup, berat terhadap kehamilan dan
lahir serta jenis kelamin kesiapan persalinan
6. Cara persalinan 4. Siapa pembuat keputusan
7. Jumlah keguguran dalam keluarga
8. Jumlah aborsi 5. Kebiasaan atau pola makan
9. Perdarahan pada minum
kehamilan, persalinan dan 6. Kebiasaan merokok,
nifas yang terdahulu menggunakan obat-obatan
10. Adanya hipertensi dalam dan alkohol
kehamilan terdahulu 7. Pekerjaan dan aktivitas
11. Riwayat berat bayi < 2,5 kg sehari-hari
atau > 4 kg 8. Pekerjaan pasangan
12. Riwayat kehamilan sunsang 9. Pendidikan
13. Riwayat kehamilan ganda 10. Kehidupan seksual
14. Riwayat pertumbuhan janin 11. Pilihan tempat untuk
terhambat melahirkan
15. Riwayat penyakit dan
kematian perinatal,
neonatal dan kematian
janin
Sumber : Kemenkes RI. 2013.

2) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum


Menurut Kemenkes RI (2014) pemeriksaan fisik umum yang
harus dilakukan pada ibu hamil adalah sebagai berikut. :
a) Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama :
(1) Tanda vital : (tekanan darah, suhu badan, frekuensi
nadi, frekuensi napas)
(2) Berat badan
(3) Tinggi badan
(4) Lingkar Lengan Atas (LiLA)
(5) Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat
(6) Status generalis atau pemeriksaan umum lengkap,
meliputi kepala, mata, higiene mulut dan gigi, karies,
tiroid, jantung, paru, payudara (apakah terdapat
benjolan, bekas operasi didaerah aerola, bagaimana
22

kondisi putting), abdomen (terutama bekas operasi


terkait uterus), tulang belakang, ekstremitas (edema,
varises, refleks patella serta kebersihan kulit).
b) Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan berikutnya :
(1) Tanda vital : tekanan daah, suhu badan, frekuensi nadi,
frekuensi napas
(2) Berat badan
(3) Edema
(4) Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi
pada kunjungan sebelumnya
3) Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri Menurut Kemenkes RI
(2014) pemeriksaan fisik obstetri yang dilakukan pada ibu hamil
meliputi :
a) Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama :
(1) Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia
kehamilan >20 minggu).
(2) Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises,
kondiloma, edema, haemoroid atau kelainan lainnya.
4) Pemeriksaan fisik obstetri pada setiap kunjungan berikutnya :
a) Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi
fundus uteri.
b) Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold.
(1) Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian
janin yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak
awal trimester I).
(2) Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kanan
dan kiri ibu (dilakukan mulai akhir trimester II).
(3) Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di
bagian bawah uterus (dilakukan mulaiakhir trimester
II).
23

(4) Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin


ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan
>36 minggu).
c) Auskultasi denyut jantung janin menggunakan doppler (jika
usia kehamilan >16 minggu).
d) Melakukan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan
penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan
laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan
pemeriksaan ultrasonografi (Kemenkes RI, 2013).
Memberikan Suplemen dan Pencegahan Penyakit Menurut
Kemenkes RI (2014) pemberian suplemen dan pencegahan
penyakit pada ibu hamil adalah sebagai berikut :
(1) Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah
mual/muntah berkurang dan 400 µg asam folat 1x/hari
sesegera mungkin selama kehamilan.
Catatan : 60 mg besi elemental setara 320 mg sulfas
ferosus. Efek samping yang umum dari zat besi adalah
gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare,
konstipasi). Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum
bersama dengan teh atau kopi karena mengganggu
penyerapan. Jika memungkinkan, idealnya asam folat
sudah mulai diberikan sejak 2 bulan sebelum hamil
(saat perencanaan kehamilan).
(2) Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status
imunisasinya. Pemberian imunisasi pada wanita usia
subur atau ibu hamil harus didahului dengan skrinning
untuk mengetahui jumlah dosis (dan status) imunisasi
TT yang telah diperoleh selama hidupnya. Pemberian
imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang waktu)
maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis
TT. Jika ibu belum pernal imunisasi atau status
24

imunisasinya tidak diketahui, berikan dosis vaksin (0,5


ml IM di lengan atas) sesuai tabel berikut.

Tabel 2.5
Pemberian Vaksin TT untuk Ibu yang Belum Pernah
Imunisasi (DPT/TT/Td) atau Tidak Tahu Status
Imunisasinya

Pemberian Selang Waktu Minimal


TT 1 Saat kunjungan pertama (sedini
mungkin pada kehamilan)
TT 2 4 minggu setelah TT1
TT 3 6 bulan setelah TT2
TT 4 1 tahun setelah TT3
TT 5 1 tahun setelah TT4
Sumber : Kemenkes RI. 2013.

Dosis booster mungkin diperlukan pada ibu yang sudah


pernah diimunisasi. Pemberian dosis booster 0,5 ml IM
disesuaikan dengan jumlah vaksinasi yang
pernahditerima sebelumnya seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.6
Pemberian Vaksin Tetanus untuk Ibu yang Sudah
Pernah Diimunisasi (DPT/TT/Td)
Pemberian dan Selang Waktu
Pernah
Minimal
1 kali TT2, 4 minggu setelah TT1
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2
3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3
4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi
Sumber : Kemenkes RI. 2013.

e) Memberikan Materi Konseling, Informasi dan Edukasi


(KIE) Menurut Kemenkes RI (2013) buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap ibu hamil,
karena materi konseling dan edukasi yang perlu diberikan
25

tercantum di buku tersebut. Pastikan bahwa ibu hamil


memahami hal-hal berikut:
(1) Persiapan persalinan, termasuk:
i) Siapa yang akan menolong persalinan
ii) Dimana akan melahirkan
iii) Siapa yang akan menemani dalam persalinan
iv) Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul
permasalahan
v) Transportasi
vi) Dukungan biaya
(2) Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga
selama kehamilan dan persalinan.
(3) Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
i) Sakit kepala lebih dari biasa
ii) Perdarahan per vaginam
iii) Gangguan penglihatan
iv) Pembengkakan pada wajah/tangan
v) Nyeri abdomen (epigastrium)
vi) Mual muntah berlebihan
vii) Demam
viii) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
(4) Pemberian makanan bayi, ASI eksklusif dan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD).
(5) Penyakit yang mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
(6) Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi
kesehatan seperti merokok dan minum alkohol.
(7) Program KB terutama penggunaan kontrasepsi
pascasalin.
(8) Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas dan
nutrisi.
26

(9) Hubungan suami istri boleh dilanjutkan selama


kehamilan (kondom).
j. Tujuan Asuhan Antenatal
Adapun tujuan Asuhan Antenatal pada ibu hamil yaitu
(Saifuddin,2009) :
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibudan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
dan sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian asi eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
k. Fokus Asuhan Antenatal
Menurut Sunarsih (2011) fokus asuhan antenatal adalah sebagai
berikut:
1) Trimester I (sebelum 14 minggu) :
a) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum
membayakan jiwa.
b) Mencegah masalah, misal: tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang berbahaya.
c) Membangun hubungan saling percaya.
d) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi
komplikasi.
27

e) Mendorong prilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga,


istirahat, seks, dsb).
2) Trimester II (14-28 minggu) :
Sama dengan trimester I ditambah kewaspadaan khusus
terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia,
pantauTD, evaluasi edema, proteinuria).
3) Trimester III (28-36 minggu) :
Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu : Sama, ditambah : deteksi kelainan letak
atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
l. Standar Minimal Antenatal Care
Menurut Depkes RI (2014) dalam melaksanakan pelayanan
Antenatal Care, terdapat sepuluh Standar Minimal Asuhan
Kebidanan yang harus diberikan oleh Bidan atau tenaga kesehatan
yang dikenal dengan 10 T yaitu :
1) Timbang badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan dilakukan setiap kali kunjungan untuk mendeteksi
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pertambahan berat badan
yang kurang dari 9 kg atau kurang dari 1 kg setiap bulan
merupakan adanya gangguan pertumbuhan janin.
2) Pemeriksaan tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kunjung sebagai deteksi
dini adanya hipertensi (>140/90 mmHg) pada masa kehamilan
hipertensi merupaka gejala awal preeklampsi (hipertensi disertai
edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria).
3) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil beresiko kurang energi kronis (KEK) dimana
LiLA kurang dari 23,5 cm.
28

4) Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


Pengukuran Tinggi Fundus Uteri setiap kunjungan antenatal
digunakan sebagai deteksi dini pertumbuhan janin apakah sesuai
atau tidak dengan umur kehamilan.
5) Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Pemeriksaan presentasi janin berguna untuk menentukan letak
janin apakah presentasi kepala, bokong, sungsang atau lintang.
Jika pada trimester III Letak janin bukan kepala atau kepala
janin belum masuk pintu atas panggul berarti ada kelainan letak,
panggul sempit atau masalah lainnya. DJJ janin normal yaitu
120-160/menit, jika DJJ kurang dari 120/menit atau lebih dari
160/menit menunjukkan adanya kegawatdaruratan janin.
6) Skrinning status imunisasi tetanus toksoid dan memberikan
imunisasi Tetanus Toksoid(TT) bila perlu.
Untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus neonatorum, ibu
hamil mendapat imunisasi TT. Selama hamil ibu mendapat
imunisasi sebanyak 5 kali dalam waktu yang telah ditentukan.
7) Pemberian tablet tambah darah/ zat bezi (Fe)
Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan mulai sejak
pertama kali kontak (umur kehamilan 20 minggu).
8) Tes Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan
urin protein, urine reduksi, Hb, HIV/AIDS.
9) Tata Laksana Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal yang telah dilakukan
dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelaian yang
ditemukan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan harus ditangani
sesuai kewenangan dan standar pelayanan tenaga kesehatan.
10) Temu Wicara atau Konseling
Temu wicara yang di berikan dari masa kehamilan (tanda
bahaya kehamilan, ketidaknyamanan, tanda-tanda persalinan,
29

perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi(P4K),


perawatan bayi baru lahir, perawatan masa nifas hingga KB
pasca persalinan. (Depkes RI,2010).
m. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Menurut KEPMENKES Nomer 938/Menkes/SK/VIII/2007, Standar
Asuhan Kebidanan yaitu :
1) Standar I : Pengkajian
S = Data Subjektif
a) Identitas/biodata
Identitas istri dan suami meliputi :
(1) Nama : Untuk mengenal siapa nama pasien
beserta suaminya.
(2) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko, usia
reproduksi sehat wanita antara 20-35
tahun (Manuaba,2010).
(3) Agama : Untuk memberikan motivasi keyakinan
apa yang dianut oleh pasien dan
suaminya.
(4) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan
serta menyesuaikan dalam memberikan
pengetahuan kesehatan.
(5) Pekerjaan : Pekerjaan dapat mengidentifikasi
resiko cidera yang berhubungan dengan
pekerjaan dan mengetahui tingkat
ekonomi pasien.
(6) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal dan
mempermudah saat melakukan.
b) Keluhan Utama
Ibu mengatakan kelelahan, berat badan meningkat, sering
buang air kecil (BAK), sembelit/konstipasi, bengkak di
30

kaki, sesak nafas, kram pada kaki/tangan, dan libido seksual


(Walsh,2010).
c) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan usia pertama menstruasi (kurang
lebih 13-15 tahun), siklus haid yang normal antara 28-35
hari, banyaknya darah haid, jenis, warna, serta apakah ada
keluhan seperti nyeri saat menstruasi(Manuaba,2010).
d) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan pasien apakah sudah
menikah atau belum, pernikahan ke berapa, usia pertama
menikah, dan lama pernikahan (Manuaba,2010).
e) Riwayat Kehamilan Sekarang
Menurut Varney(2010) riwayat kehamilan sekarang
dirancang untuk deteksi awal komplikasi, beberapa
ketidaknyamanan dalam kehamilan, dan setiap keluhan
seputar kehamilan. Mengetahui Hari Pertama Haid
Terakhir(HPHT) berfungsi sebagai menentukan tafsiran
persalinan dengan menggunakan rumus Neagle.
f) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui gravidaatau jumlah kehamilan yang
pernah dialami ibu, tidak bergantung dari jumlah bayinya.
Para atau jumlah kehamilan yang terakhir dengan kelahiran
bayi hidup. Abortus adalah kehamilan yang berakhir pada
usia kehamilan < 24 minggu atau berat janin < 500 gr
(Varney,2010: Benson,2009).
g) Riwayat penyakit yang lalu
Menanyakan riwaya penyakit lalu, sedang dialami pasien
serta riwayat penyakit keluarga misalnya masalah
kardiovaskuler, hipertensi, diabetes, malaria dan
PMS(Varney, 2010)
31

h) Riwayat Kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah pasien pernah menggunakan KB
atau belum. Bila sudah tanyakan KB apa yang pernah
dipakai meliputi jenis, lama penggunaan, serta pengaruhnya
(Varney, 2010).
i) Riwayat seksual
Sebagian ibu takut berhubungan seksual dengan suaminya
karena takut akan menyakiti janinnya (Varney, 2010).
j) Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui apakah kegiatan ibadah ibu selama hamil
terganggu atau tidak.
k) Riwayat Dukungan Sosial
Untuk mengetahui apakah kehamilan ibu didukung oleh
anggota keluarganya atau tidak, apakah ibu senang terhadap
kehamilannya tidak, bagaimana peran ibu di masyarakat
karena semakin bertambahnya usia kehamilan akan mebuat
peran ibu di masyarakat berkurang (Varney, 2010).
l) Riwayat psikologis
Pada trimester III sebagian besar ibu merasa tidak sabar
menunggu kelahiran anaknya. Ibu merasa takut dengan rasa
sakit saat persalinan, ibu takut banyinya tidak akan lahir
secara normal dan memerlukan tindakan dan bahaya fisik
yang akan timbul selama atau setelah persalinan (Varney,
2010).
m) Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola makan dan minum dimana pada kehamilan trimester
III membutuhkan banyak energi 300 Kkal/hari dalam
makanan yang mengandung gizi seimbang dan minum air
yang cukup. Pola hygiene yang baik menjaga kebersihan
diri dengan mandi serta pola eliminasi (Saiffudin,
2009;Varney, 2010;Mochtar, 2011).
32

O = Data Objektif
a) Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis, dinilai dengan melakukan
anamnesa akan menunjukan baik jika dapat
menjawab semua pertanyaan
(Manuaba,2010).
c) Antropometri
(1) Berat Badan
Tujuannya adalah mengetahui berat badan ibu apakah
mengalami kenaikan atau penurunan. Kenaikan berat
badan ibu hamil sampai akhir kehamilan mencapai
sekitar 10-14 kg (Manuaba, 2010).
(2) Tinggi Badan
Tinggi badan normal 145 cm bila kurang dari itu
dicurigai resiko panggul sempit (Saiffudin, 2009).
(3) LiLA (lingkar lengan atas)
Mencerminkan tumbuh dan perkembangan jaringan
lemak serta otot, menentukan status gizi seorang ibu
hamil. Ukuran LiLA normal minimal 23,5 cm (Depkes
RI, 2010).
d) Tanda-tanda Vital
(1) Tekanan Darah : Tekanan darah normal yaitu
120/80 mmHg(Benson, 2009).
(2) Suhu : Suhu normal tubuh yaitu 36,5-
37,5 ˚C(Benson, 2009).
(3) Nadi : Frekuensi Nadi normal untuk
orang dewasa adalah 80-
90x/menit (Prawirohardjo, 2011).
33

(4) Pernafasan : Frekuensi pernafasan normal


orang dewasa adalah 18-
24x/menit (Prawirohardjo, 2011).
e) Pemeriksaan Fisik
(1) Muka
Pada wajah, pipi dan leher biasanya mengalami
hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng
kehamilan atau cloasma gravidarum (Prawirohardjo,
2011).
(2) Mata
Pada mata ibu hamil konjungtiva normal yaitu merah
muda , bila ditemukan konjungtiva pucat mengarah
pada anemia. Sklera normal berwarna putih tidak
kuning, bila ditemukan kuning mengarah pada ikterik
(Varney, 2010).
(3) Hidung
Rongga hidung bebas hambatan tidak ada sinusitis
maupun polip (Varney, 2010).
(4) Mulut
Bersih, tidak ada sekret, tidak ada stomatitis/sariawan
biasanya akan timbil epilips (Varney, 2010).
(5) Leher
Kelenjar typoid dan getah bening ada pembesaran
tidak.
(6) Payudara
Payudara mengalami pembesaran dan hiperpigmentasi
pada areola dan putting (Prawirohardjo, 2011).
(7) Abdomen
i) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, terdapat
striae tidak, terdapat linea nigra (Prawirohardjo,
2011).
34

ii) Pemeriksaan Leopold (Prawirohardjo, 2011)


(i) Leopold I : Tinggi fundus uteri untuk
usia kehamilan 28 minggu 3 jari diatas
pusat, 32 minggu di pertengahan pusat dan
prossesus xyphoideus(px), 36 minggu 3 jari
di bawah prossesus xyphoideus(px), 40
minggu pertengahan pusat dan prossesus
xyphoideus(px) dan teraba bulat , lunak
tidak melenting (bokong).
(ii) Leopold II : Sisi kanan dan kiri ibu
teraba keras, memanjang seperti papan atau
teraba bagian bagian kecil
(punggung/ekstermitas tangan dan kaki).
(iii) Leopold III : Bagian terendah janin sudah
masuk pintu atas panggul atau belum(bulat,
keras, melenting).
(iv) Leopold IV : Bagian terendah janin
apakah sudah masuk panggul (divergen)
atau belum masuk panggul (konvergen).
iii) Auskultasi
Normalnya denyut jantung janin (DJJ) yaitu 120-
160x/menit (Prawirohardjo, 2011).
(8) Ekstermitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedema dan
tidak ada varises (Prawirohardjo, 2011).
(9) Genetalia
Tidak ada varises, oedema, dan infeksi kelenjar
bartolini.
(10) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan
haemoglobin (Hb yang normal berkisar 10,5-14,0
35

gr%) ultrasonografi (USG), protein urine negatif,


glukosa urin negatif (Prawirohardjo, 2011).
2) Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
a) A = Analisis
Diagnosa ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar noemnklatur diagnosis
kebidanan. Contoh penulisan diagnosa misalnya Ny. J umur
22tahun G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu dengan hamil
normal.
b) Masalah dalam kehamilan trimester III biasanya ibu merasa
pegal-pegal , nyeri perut, kenceng-kenceng, bengkak di
kaki, sering buang air kecil (BAK), Konstipasi/sembelit,
sesak nafas, dan penurunan libido (Walsh, 2009).
c) Kebutuhan (Pendidikan Kesehatan dan Konseling)
Tanda bahaya dan penyulit dalam kehamilan, istirahat,
makanan/nutrisi ibu, vaksin TT dan perawatan payudara,
Promosi persalinan tentang program perencanaan
penanganan dan pencegahan komplikasi/P4K,perlengkapan
yang dibutuhkan ibu dan bayi, donor darah, keuangan,
transporatasi serta pendamping persalinan (Mochtar, 2011;
Manuaba, 2010; Depkes, 2010).

3) Standar III : Perencanaan


Perencanaan adalah rencana tindakan untuk menghilangkan
masalah klien. Standar pelaksanaan menurut KEPMENKES
938/MENKES/SK/VIII/2007 yaitu :
Rencana asuhan pada ibu hamil meliputi
a) Menjelaskan pada ibu tentang perubahan fisiologi ibu hamil
trimester III yaitu : penambahan berat badan, perut semakin
besar, ibu sering BAK, nafsu makan bertambah,payudara
membesar, keluar cairan kolostrum dari payudara,dll.
36

b) Menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan ibu hamil


trimester III yaitu : keputihan , bengkak di kaki, sesak nafas,
sering BAK di malam hari,dll.
c) Menjelaskan pada ibu tentang persalinan normal yaitu
seperti menjelaskan apakah itu persalinan normal,
bagaimana melewati persalinan agar lancar dan
memberikan support, dukungan mental serta motivasi
supaya ibu semangat menjelang persalinan.
d) Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti
nyeri perut yang melingkar, kontraksi semakin sering
dengan frekuensi dalam 10 menit 3-5 kali lamanya 30-
45detik, keluar cairan lendir bercampur darah (bloddy
show) dari jalan lahir, serta ketuban pecah.
e) Memberikan imunisasi TT
f) Memberikan terapi berupa tablet Fe diminum sehari sekali
pada malam hari sebelum tidur untuk menghindari mual
dengan menggunakan air jeruk atau air putih hindari kopi,
teh ataupun susu. Kalsium diminum sehari sekali pada pagi
hari untuk membantu pembentukan otak dan tulang janin.
g) Memberikan pendidikan kesehatan ibu hamil trimester III
meliputi : gizi ibu hamil pada minggu ke 28, tanda bahaya
trimeter III pada minggu ke 30, tanda-tanda persalinan serta
ASI Eksklusif pada minggu ke 36.
4) Standar IV : Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan perencanaan.
5) Standar V : Evaluasi
a) Penilaian setiap tindakan
b) Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasikan pada
klien atau keluarga.
c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
37

6) Standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan


Pencatatan dilakukan setelah melaksanakan asuhan pada lembar
yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status Pasien/Buku KIA).
a) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
b) O adalah data Objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
c) A adalah analisa, mencatat diagnosa, masalah dan
kebutuhan ibu hamil
d) P adalah pelaksanaan/planning, mencatat seluruh
perencanaan dan pelaksanaan yang sudah dilakukan
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi dan rujukan.

B. PERSALINAN
1. Konsep Dasar
a. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janindan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di
luarkandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
denganbantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,
2010).
Persalinan adalah suatu rangkaian proses yang berakhir
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu yang dimulai dengan
kontraksi persalinan sejati, ditandai oleh perubahan progesif pada
serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Varney,2010).
Persalinan dan Kelahiran merupakan kejadian fisiologis
yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa
sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika
persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya. Peran
petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi
38

dini adanya komplikasi disamping itu bersama keluarga memberikan


bantuan dan dukungan pada ibu bersalin(Saifuddin,2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Yanti (2009) proses berlangsungnya persalinan
dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Persalinan spontan, bila persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2) Persalinan buatan, bila persalinan dibantu dengan tenaga dari
luar misalnya ekstraksi forcep, atau dilakukan operasi SC.
3) Persalinan anjuran, persalinan yang tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian pitocin atau prostlagandin.
b. Perubahan Fisiologis Masa Persalinan
1) Perubahan Tekanan Darah
Selama Kontraksi tekanan darah rata-rata meningkat, sistolik
meningkat 10-20 mmHg dan diastolik meningkat 5-10 mmHg.
Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat meningkatkan tekanan
darah, untuk mengatasi nya dapat dengan cara mengubah posisi
tidur dari terlentang menjadi miring ke kiri, istirahat cukup,
hindari stress, dan perbanyak makan buah-buah dan sayuran.
2) Perubahan Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat meningkat dengan
kecepatan tetap. Peningkatan ini di sebabkan oleh aktivitas otot.
3) Perubahan Sistem Reproduksi
Selama Hamil kadar hormon esterogen dan progesteron
seimbang, namun di akhir kehamilan menurun kira-kira 1-2
minggu sebelum persalinan dimulai sehingga menimbulkan
kontraksi.
39

4) Perubahan Suhu
Perubahan suhu menungkat selama persalinan namun perlu
dijaga agar kenaikan tidak lebih dari 0,5-1 C dari suhu normal.
5) Perubahan Nadi
Frekuensi nadi di antara dua kontraksi lebih meningkat
dibandingkan sesaat sebelum persalinan. Perubahan tersebut
disebabkan oleh metabolisme yang meningkat.
6) Perubahan Pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan pemakaian oksigen terlihat dari
peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi dapat
menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia,
dan hipokapnea (CO2 menurun).
7) Perubahan Ginjal
Poliuri dapat terjadi selama persalinan. Hal ini dapat disebabkan
oleh peningkatan curah jantung selama persalinan dan filtrasi
glomerulus serta aliran plasma ginjal.
8) Perubahan Gastrointestinal
Pergerakan lambung dan absorbsi pada makanan padat sangat
berkurang saat persalian. Hal itu diperberat dengan penurunan
produksi asam lambung yang menyebabkan aktivitas
pencernaan hampir berhenti, dan pengosongan lambung menjadi
sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan
perut dengan tempo yang biasa. Mual dan muntah biasa terjadi
sampai akhir kala I.
9) Perubahan Hematologik
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 g/100 ml selama persalinan
dan akan kembali pada tingkat sebelum persalinan sehari setelah
pasca bersalin, kecuali ada perdarahan pascapartum.
c. Tanda-tanda permulaan persalinan
Menurut Manuaba (2010) kala pendahuluan memberikan tanda-
tandasebagai berikut:
40

1) Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun


memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Padamultipara, hal tersebut tidak begitu jelas.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (dysuria)
karenakandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4) Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah uterus , kadang-kadang disebut “false labor
pains”.
5) Serviks menjadi lembek; mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah, mungkin bercampur darah (bloody show)
d. Tanda-tanda Persalinan
Tanda-tanda Inpartu menurut Mochtar (2011) dapat diketahui
dengan:
1) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering
danteratur.
2) Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya
4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah
adapembukaan.

e. Penyebab persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui secara pasti.
Banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga
terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan Mochtar (2012)
sebagai penyebab persalinan adalah :
1) Teori Penurunan Hormon
Mulai terjadi penurunan kadar hormon esterogen dan
progesteron pada 1-2 minggu sebelum persalinan. Progesteron
sebagai penegang otot-otot rahim, oleh sebab itu akan terjadi
41

kejang pembuluh darah yang menimbulkan hois jika progesteron


turun.
2) Teori Plasenta Tua
Plasenta menua menyebabkan turunnya esterogen dan
progesteron sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah,
karena itu menyebabkan kontraksi rahim.
3) Teori distensi rahim
Teori yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasma.
4) Teori iritasi mekanik
Terletak ganglion servikale (Pleksus frankenhauser) di belakang
serviks. Apabila ganglion tersebut tertekan maka akan terjadi
kontraksi.
5) Induksi inpartu (induction of labour).
Partus dapat pula ditimbulkan dengan :
a) Ganggang laminaria : Laminaria dimasukkan dalam kanalis
servisis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
b) Amniotomi : Lemecah ketuban
c) Tetesan Oksitosin : Lemberian oksitosin melalui tetesan per
infus.

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


Menurut Bobak (2012) faktor-faktor yang memperngaruhi persalinan
antara lain :
1) Power (HIS atau kontraksi otot rahim)
Kontraksi otot dinding dan ketegangan dalam kontraksi
ligamentum rotundum menandai mulainya persalinan serta
terdapat usaha untuk mendorong.
2) Passage (Jalan Lahir)
Passage atau jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian
tulang yang padat, dasar panggul, dan introitus vagina.
42

3) Passenger (Janin dan Plasenta)


Janin yang bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor yaitu : ukuran kepala janin, presentasi,
letak, posisi dan sikap janin.
4) Posisi ibu
Mengubat posisi membuat rasa lelah hilang , membuat nyaman
dan meperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi meliputi
posisi berjalan, berdiri, duduk, dan jongkok.
5) Psikis ibu
Dapat berupa cemas, khawatir, tidak percaya diri bahwa
persalinan dapat berlangsung lancar.
g. Mekanisme Persalinan
1) Sinklistismus
Apabila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang
pintu atas panggul.
2) Asinklistismus anterior
Apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan
dengan pintu atas panggul.
3) Asinklistismus posterior
Keadaan sebaliknya dari asinklistismus anterior.
4) Fleksi
Kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul atau
dasar panggul dalam keadaan normal flexi terjadi dan
didekatkan ke arah dulu janin.
5) Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina
iskiadika ketika oksiput berputar ke arah anterior wajahberputar
ke arah poterior. Akhirnya oksiput berada di garis tengan bawah
lengkung pubis.
43

6) Ekstensi
Kepala janin mencapai perineum kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum mula-mula oksiput melewati permukaan
bawah simfisis pubis kemudian kepala muncul keluar akibat
ekstensi adalah pertama oksiput, wajah, dan dagu.
7) Putaran paksi luar
Bahu dan tubuh bayi biasanya meluncur keluar dengan kesulitan
yang relatif sedikit karena kepala telah membuka jalan untuk
bagian tubuh yang lebih kecil.
8) Kelahiran bahu depan, kemudian bahu belakang

h. Menurut Sofian (2011) proses persalinan normal adalah


sebagaiberikut:
1) Kala 1(Kala Pembukaan)
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka
(dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler di sekitar kanalis sevisis
akibat pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.
Lamanya kala ini pada primi berlangsung selama 13 jam dan
pada multi adalah 7 jam. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase.
1) Fase Laten : Pembukaan serviks yag berlangsung lambat
sampaipembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam.
2) Fase Aktif : Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3
subfase.
a) Periode Akselerasi: Berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi4 cm
b) Periode Dilatasi Maksimal (steady) : Selama 2
jam,pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
c) Periode Deselerasi : Berlangsung lambat, dalam waktu
2 jampembukaan menjadi 10 cm (lengkap)
44

2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan
lebihlama, kira-kira 2-3 menit sekali.Kepala janin telah turun
dan masuk keruang panggul sehingga tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau
buang air besar, dengan tanda anus terbuka.Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum
merenggang. Dengan his dan mengeden yang terpimpin, akan
lahir kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi
berlangsung selama ½ - 1 jam jam, pada multi ½ jam.
3) Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar.Uterus
terabakeras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya.
Beberapa saat kemudian,timbul his pelepasan dan pengeluaran
uri. Dalam waktu 5-10 menit,seluruh plasenta terlepas,
terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundusuteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayilahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-
kira100-200 cc. Lamanya kala III pada primi adalah ½ jam dan
pada multi¼ jam.
4) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir
danuri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap
bahaya perdarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi
adalah 14 ½jam dan pada multi adalah 7 ½ jam.
45

i. Pertolongan persalinan dengan 58 langkah Asuhan Persalinan


Normal (APN)
Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada
persalinan normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi.
Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
1) Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II Yang
dilakukan adalah: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan
tanda-tanda :
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vaginanya.
c. Perineum menonjol .
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2) Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi → tempat
datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih
dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
a. Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi.
b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali
pakai di dalam partus set.
3) Pakai celemek plastik yang bersih.
4) Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai,
mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi
yang kering dan bersih.
46

5) Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril


untuk pemeriksaan dalam.
6) Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan disinfeksi tinggkat tinggi
atau steril.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi
tinja, bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % →
langkah 9.
8) Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi.
9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan korin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik
serta merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
10) Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses
pimpinan meneran
11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya.
47

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk


meneran.
(pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk
dan pastikan dia merasa nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran.
14) Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan
bayi.
16) Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
Lahirnya kepala
19) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu
untuk meneran perlahan-lahan saat kepala lahir.
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika terjadi lilitan tali pusat.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua
tempat dan potong diantara kedua klem tersebut.
48

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar


secara spontan.Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut
menariknya kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu
anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk melahirkan
bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati
perineum, gunakan tangan bagian bawah saat menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas)
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi
keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
di atas( anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangga saat punggung dan kaki lahir memegang kedua mata
kaki bayi dan dengan hati – hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas
perut ibu di posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi di tempat yang
memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan
bayi diatas perut ibu.
49

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10
unit IM (Intara muskuler) 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat
mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke dua 2 cm
dari klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan tali pusat
diantara dua klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah
disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan
bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara
ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III.
Oksitosin
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
50

35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat
diatas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang –
atas ( dorso – kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio
uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas.Jika uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik
tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,
mengikuti poros jalan lahir, (tetap lakukan tekanan dorso-
kranial)
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh.
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4. Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan
plasenta manual.
51

38. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta


dengan menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
a. Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
b. Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
Masase uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (Fundus menjadi keras). Lakukan
tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik masase.
Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plesenta
kedalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera
lakukan penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama
52

biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup


menyusu dari satu payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri
antibiotika salep mata pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha
kiri anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral. Letakan bayi didalam
jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan. Letakan
kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu 1
jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama paska persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua paska persalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2
jam pertama paska persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
53

50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan
bahwa bayi bernapas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu
tubuh normal (36,5-37,5 0C).
a. Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi
dan segera merujuk kerumah sakit.
b. Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan
bayi kulit kekulit dengan ibunya dan selimuti ibu dan bayi
dengan satu selimut.
Kebersihan Dan keamanan
51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit), mencuci dan membilas peralatan
setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk
memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI,
menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
56. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%
membalikan bagian sarung tangan dalam ke luar dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.

Pendokumentasian
58. Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa tanda
vital dan asuhan kala IV) (APN,2016).
54

j. Perubahan Fisiologis Masa Persalinan


Menurut Varney (2010) perubahan fisiologis maternal pada
persalinan meliputi :
1) Tekanan Darah
Selama kontraksi, sistolik meningkat rata-rata 10-20 mmHg dan
tekanan diastolik meningkat rata-rata 5-10 mmHg.
2) Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerobik terus mengalami peningkatan
karena kecemasan yang dialami ibu dan aktivitas otot rangka,
ditandai dengan peningkatan suhu, nadi, pernapasan, curah
jantung dan kehilangan kehilangan cairan tubuh.
3) Suhu
Sedikit meningkat sepanjang proses persalinan, palimg tinggi
selama dan setelah kelahiran bayi.
4) Nadi
Meningkat saat kontraksi, menurun pada saat puncak kontraksi
dan meningkat lagi saat penurunan kontraksi.
5) Pernapasan
Pernapasan frekuensinya sedikit meningkat selama persalinan.
6) Perubahan pada ginjal
Sering terjadi selama persalinan akibat peningkatan curah
jantung, laju glomerulus, dan aliran plasma darah.
7) Perubahan pada gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat sangat menurun
selama persalinan, ditambah dengan penurunan sekresi getah
lambung, membuat pencernaan berhenti.

k. Partograf
1) Pengertian
Partograf adalah alat yang digunakan untuk mencatat informasi
hasil observasi, anamnesa dan pemeriksaan fisik ibu dalam
55

persalinan. Serta digunakan untuk mengambil keputusan selama


kala 1 masa persalinan (Prawirohardjo,2010).
2) Penggunaan Partograf
a) Semua ibu bersalin pada fase kala aktif (pembukaan 4cm)
sampai dengan keluarnya bayi.
b) Semua tempat pelayanan bersalin seperti puskesmas, Bidan
Praktik Mandiri (BPM), Rumah Sakit, Rumah Bersalin,
Klinik Utama,dll.
Semua tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran bayi (Bidan, Dokter Obsgyn,
Dokter Umum, Residen, dan Mahasiswa Kedokteran)
(Prawirohardjo,2010).
3) Pencatatan Partograf
Menurut Prawirohardjo 2010 pada partograf petugas harus
mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan setiap 30 menit. Skala angka di
sebelah kolom paling kiri menunjukan jumlah DJJ. Catat
DJJ dengan memberi tanda titik pada garis dengan angka
yang sesuai kemudian dihubungkan dengan garis yang tidak
terputus.
b) Warna dan adanya air ketuban
U : Ketuban utuh
J : Selaput Ketuban Pecah
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D : Ketuban sudah pecah dan bercampur darah
K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada ketuban (kering)

c) Molase (penyusupan kepala)


56

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah , sutura mudah


di palpasi.
1 : Tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan.
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
dan masih tetap bisa dipisahkan.
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih, dan
tidak dapat dipisahkan.
d) Pembukaan mulut serviks/ Vagina Toucher(VT), dimulai
setiap 4 jam dan diberi tanda silang.
e) Penurunan
Mengacu pada bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian yang
teraba (pemeriksaan bimanual) diatas simpisis, catat dengan
tanda lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan dalam. Pada
posisi 5/5 belum terjadi penurunan bagian terendah
(kepala).
f) Waktu
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah
pasien datang.
g) Jam
Catat jam pemeriksaan sesungguhnya.
h) Kontraksi
Catat setiap setengah jam, lakukan palpasi untuk
menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dihitung detik :
1) Kurang dari 20 detik : Kotak diberi titik-titik.
2) Antara 20-40 detik : Kotak diberi garis-garis
3) Lebih dari 40 detik : Kotak diisi penuh (blok)
i) Oksitosin
Jika menggunakan oksitosin, catat banyak nya oksitosin per
volume cairan infus dalam tetesan permenit.
j) Catat semua obat yang di berikan
57

k) Nadi
Catatlah setiap 30-60 menit dan ditandai dengan sebuah
titik besar.
l) Tekanan Darah
Catat tekanan darah setiap 4 jam dan ditandai dengan anak
panah.
m) Suhu Tubuh
Catat suhu tubuh setiap 2 jam.
n) Protein, aseton dan volume urin
Catatlah setiap kali ibu berkemih. Jika ditemukan temuan-
temuan diatas melintas kearah kanan dari garis waspada,
petugas kesehatan melakukan penilain terhadap kondisi ibu
dan janin serta segera rujuk.

C. BAYI BARU LAHIR


1. Pengertian
Asuhan pada bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500
gram sampai dengan 4.000 gram (Sudarti, 2010).Yang dimaksud dengan
bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu dengan nilai Apgar > 7 dan tanpa
cacat bawaan (Rukiyah, 2013).
Menurut Kosim tahun 2007 bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan kongenintal (cacat bawaan) yang berat
(Saputra 2014). Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah
asuhanyang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran
bayi. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai dengan
4.000 gram (Sudarti, 2010).
58

2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir


Menurut Sudarti (2010) ciri-ciri bayi normal dapat diketahui sebagai
berikut:
1) Berat badan 2500-4000 gram
2) Panjang badan lahir 48-52 cm
3) Lingkar dada 30-38 cm
4) Lingkar kepala 33-35 cm
5) Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun sampai 120-140 x/menit.
6) Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
8) Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9) Kuku telah agak panjang dan lemas.
10) Genetalia: Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun pada laki-laki.
11) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperhatikan
gerakan seperti memeluk.
13) Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggenggam/ adanya gerakan reflek.
14) Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium bewarna hitam kecoklatan.
3. Adaptasi fisiologi Bayi Baru Lahir
Menurut Saputra (2014) adaptasi fisiologis bayi baru lahir yaitu :
1) Sistem pernafasan / respirasi Perubahan yang terjadi pada sistem
pernafasan adalah selama dalam kandungan, janin mendapatkan
oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah pelepasan
plasenta yang tiba – tiba pada saat kelahiran, adaptasi yang sangat
59

cepat terjadi untuk memastikan kelangsungan hidup. Bayi harus


bernapas dengan menggunakan paru – paru. Sebelum lahir janin
melakukan pematangan paru – paru, menghasilkan surfaktan, dan
mempunyai alveolus yang memadai untuk pertukaran gas.
2) Perlindungan termal (Termoregulasi) Ketika bayi baru lahir, ia
berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari pada suhu di
dalam kandungan ibu. Agar tetap hangat, bayi baru lahir dapat
menghasilkan panas melalui gerakan tungkai dan dengan stimulasi
lemak cokelat. Hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke
lingkungannya dapat terjadi dalam beberapa mekanisme, yaitu
sebagai berikut :
(a) Konduksi Konduksi adalah pemindahan panas dari suatu objek
lain melalui kontak langsung.
(b) Konveksi Hilangnya panas melalui konveksi terjadi ketika panas
dari tubuh bayi berpindah ke udara sekitar yang lebih dingin.
(c) Radiasi Radiasi adalah berpindahnya panas antara dua obyek
dengan suhu berbeda tanpa saling bersentuhan.
(d) Evaporasi Evaporasi adalah proses perpindahan panas dengan
cara mengubah cairan menjadi uap. Evaporasi merupakan jalan
utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi
karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri, karena setelah lahir, tubuh bayi tidak
segera dikeringkan.
3) Metabolisme karbohidrat Didalam kandungan, janin mendapatkan
kebutuhan akan glukosa dari plasenta. Tindakan penjepitan tali pusat
dengan klem pada saat lahir menyebabkan seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi
baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu yang cepat (1
sampai 2 jam). Untuk memperbaiki penurunan kadar gula darah
tersebut, dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : melalui penggunaan
60

ASI, melalui penggunaan cadangan glikogen, dan melalui


pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
4) Sistem peredaran darah
a) Sistem peredaran darah pada janin Janin menerima oksigen dan
sari – sari makanan dari plasenta. Selain itu, plasenta juga
menjalankan funsi paru – paru sehingga tidak ada sirkulasi
pulmonal seperti orang dewasa. Darah yang mengalir melalui
arteri paru – paru hanya cukup untuk makan dan pertumbuhan
paru – paru itu sendiri.
b) Adaptasi sistem peredaran darah pada bayi baru lahir Pada bayi
baru lahir terjadi perubahan fisiologis pada sistem peredaran
darah karena paru – paru mulai berfungsi sehingga proses
pengantaran oksigen ke seluruh jaringan tubuh berubah. Ketika
tali pusat diklem dan bayi menarik nafas untuk pertama kalinya,
sirkulasi pada bayi berubah. Pada saat tali pusat dipotong
resistensi pembuluh sistemik meningkat. Darah yang melalui
duktus venosus berkurang secara tiba – tiba. Hal ini
menyebabkan penutupan duktus venosus secara pasif dalam
waktu 3 – 7 hari dan dengan segera mengurangi aliran darah
yang melalui vena kava inferior.
5) Sistem gastrointestinal Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai
menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk sudah
terbentuk dengan baik pada saat lahir.
6) Sistem kekebalan tubuh Dalam perkembangannya, sistem kekebalan
tubuh akan memberikan kekebalan alami dan kekebalan yang
didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi.
7) Keseimbangan cairan dan fungsi ginjal Bayi baru lahir harus buang
air kecil dalam 24 jam pertama. Jumlah urine sekitar 20 – 30 ml/jam
dan meningkat menjadi 100- 200 mL/jam pada akhir minggu
pertama. Frekuensi buang air kecil (BAK) pada bayi baru lahir
61

berbeda – beda tergantung pada asupan cairan. Umumnya BBL akan


BAK sekali dalam 24 jam pertama, dua kali dalam 24 jam kedua,
dan tiga kali dalam 24 jam ketiga. Setelah hari keempat, BBL
seharusnya sudah BAK setidaknya 6 – 8 kali setiap 24 jam.
8) Sistem hepatik Segera setelah lahir, pada hati terjadi perubahan
kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan
kadar lemak dan glikogen. Enzim hati belum aktif benar pada bayi
baru lahir dan umumnya baru benar – benar aktif sekitar 3 bulan
setelah kelahiran. Daya detoksifikasi hati pada bayi baru lahir juga
belum sempurna sehingga pemberian obat – obatan harus sangat
diperhatikan.
9) Sistem saraf Pada saat lahir, sistem saraf belum terintegrasi
sempurna, tetapi sudah cukup berkembang untuk bertahan dalam
kehidupan ekstrauterin. Sebagian besar fungsi neurologi berupa
refleks primitive, misalnya refleks moro, refleks rooting (mencari
puting susu), refleks menghisap dan menelan, refleks batuk dan
bersin, refleks grasping (menggenggam), refleks stepping
(melangkah), refleks tonus leher, dan refleks babinski. Sistem saraf
autonom sangat penting selama transisi karena merangsang
respirasi awal, membantu mempertahankan keseimbangan asam –
basa, dan mengatur sebagian kontrol suhu.
4. Adaptasi Psikologi
Menurut Saputra 2014 adaptasi psikologis bayi baru lahir yaitu:
1) Periode pertama reaktivitas
Periode pertama dimulai sejak bayi lahir dan berlangsung selama 30
menit.
2) Fase tidur Fase tidur dimulai dari 30 – 120 menit awal setelah bayi
dilahirkan dan berlangsung selama 2 – 4 jam.
3) Periode kedua reaktif Periode kedua reaktivitas berlangsung sejak
bayi terbangun dan menunjukkan ketertarikan terhadap rangsangan
dari lingkungan.
62

5. Reflek Bayi Baru Lahir


a. Refleks menghisap (sucking reflex)
Reflek ini ditandai dengan bayi menoleh kearah stimulus, membuka
mulutnya, memasukan putting dan menghisap.
b. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)
Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan
mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi
syafar berkembang normal – hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan
otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk
kepadanya.
c. Refleks leher (tonic neck reflex)
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan
tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
d. Refleks mencari (rooting reflex)
Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh
bagian pinggir mulutnya.
e. Refleks moro (moro reflex)
Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi baru lahir yang
terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.
f. Babinski Reflex
Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram
ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan
normal. Hilang di usia 4 bulan.
6. Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut Patricia, bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang
dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil.
Tujuan asuhan kebidanan yang lebih luas selama masa ini adalah
memberikan perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat ia
dalam ruang rawat, untuk mengajarkan orang tua bagaimana merawat
bayi mereka dan untuk memberi motivasi terhadap upaya pasangan
63

menjadi orang tua, sehingga orang tua percaya diri dan mantap (Marmi
dan Rahardjo, 2015).
a. Asuhan Bayi Segera Lahir
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek
penting asuhan segera bayi baru lahir :
1. Memantau pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit sekali
(Marmi dan Rahardjo, 2015).
Evaluasi nilai APGAR, yaitu Apperance (Warna kulit), Pulse
(denyut nadi), Grimace (respon refleks), Activity (tonus otot)
dan Respiratory (pernafasan) dilakukan mulai dari menit
pertama sampai 5 menit.Hasil pengamatan masing-masing aspek
dituliskan dalam skala skor 0-2.

Tabel 2.7
Penilaian Bayi dengan Metode APGAR

Aspek Pengamatan Skor


Bayi Baru Lahir 0 1 2
Warna kulit
tubuh
Seluruh Warna kulit
normal,
Appearance/warna tubuh bayi seluruh
tetapi tangan
kulit berwarna tubuh
dan kaki
kebiruan normal
berwarna
kebiruan
Denyut nadi, Denyut nadi
Denyut nadi
Pulse/denyut nadi 100 > 100
tidak ada
kali/menit kali/menit
Meringis,
Tidak ada
Wajah menarik,
Grimace/ respon respon
meringis saat batuk atau
refleks terhadap
distimulasi bersin saat
stimulasi
distimulasi
Lengan dan
Lemah, Bergerak
kaki dalam
Activity/ tonus otot tidak ada aktif dan
posisi fleksi
gerakan spontan
dengan
64

Aspek Pengamatan Skor


Bayi Baru Lahir 0 1 2
sedikit
gerakan

Tidak Menangis Menangis


bernafas, lemah, kuat,
Respiratory/pernafasa
pernafasan terdengar pernafasan
n
lambat dan seperti baik dan
tidak teratur merintih teratur
Sumber : Tandon, N.M. 2016.

2. Membersihkan Jalan Nafas


Bayi Normal akan menangis spontan segera setelah lahir.
Apabila bayi lahir tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan dengan cara :
a. Meletakkan bayi pada posisi ditempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga
leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi
kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. Lakukan
rangsangan supaya bayi menangis dengan menepuk kedua
telapak kaki bayi 2-3kali atau menggosok kulit bayi dengan
kain kering (Saifuddin,2009).
d. Membersihkan jalan nafas berguna agar tidak menyebabkan
aspirasi lendir ke dalam paru-paru.
e. Alat penghisap lendir (DeLee) atau alat penghisap lainnya
yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah
siap ditempat.
f. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
65

g. Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang


pertama.
h. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung
atau mulut harus diperlukan.
3. Jaga agar bayi tetap kering dan hangat dengan cara ganti handuk
atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut serta
pastikan kepala bayi telah terlindung baik.
4. Memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit:
a. Jika telapak bayi dingin periksa suhu aksila bayi.
b. Jika suhu kurang dari 36,5 derajat C segera hangatkan bayi.
5. Kontak dini dengan bayi
Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk :
a. Kehangatan yaitu untuk mempertahankan panas.
b. Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
Jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi bersama
ibunya paling sedikit 1 jam setelah persalinan (Marmi dan
Kukuh, 2016). Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat,
kenakan topi pada bayi dan bayi diletakkan secara tengkurap di
dada ibu, kontaklangsung antara kulit dada bayi dan kulit dada
ibu. Bayi akan merangkak mencari puting susu ibu dan
menyusu.
6. Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual). Obat mata perlu dibrikan pada jam
pertama setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah larutan
Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata
bayi segera setelah bayi lahir. (Saifuddin, 2014).
b. Asuhan 24 Jam Bayi Baru Lahir
Menurut Marmi dan Kukuh (2016) dalam waktu 24 jam, bila bayi
tidak mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :
66

1. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitas bayi.


2. Pertahankan suhu tubuh bayi
a. Hindarkan memandikan bayi minimal 6 jam dan hanya
setelah itu jika tidak terdapat masalah medis serta suhunya
36,5°C atau lebih.
b. Bungkus bayi dengan kain yang kering/hangat.
c. Kepala bayi harus tertutup.
3. Pemeriksaan fisik bayi
Butir-butir penting pada saat memeriksa bayi baru lahir:
a. Gunakan tempat yang hangat dan bersih.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa, gunakan
sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani
bayi.
c. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah mulai dari kepala
sampai jari-jari kaki.
d. Jika ada faktor resiko dan masalah minta bantuan lebih
lanjut jika diperlukan.
e. Rekam hasil pengamatan.
4. Berikan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan
karena defisiensi vitamin K pada BBL.
5. Identifikasi bayi.
6. Perawatan lain :
a. Lakukan perawatan tali pusat.
b. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi pulang ke
rumah beri imunisai BCG, Polio Oral dan Hepatitis B.
c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua.
d. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi.
e. Beri ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam.
f. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau
infeksi.
67

g. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusui


kurang baik.
h. Penyuluhan sebelum bayi pulang.
1. Perawatan tali pusat
2. Pemberian ASI
3. Jaga kehangatan bayi
4. Tanda-tanda bahaya
5. Imunisasi
6. Perawatan harian atau rutin
7. Pencegahan infeksi

c. Asuhan 2-6 Hari Bayi Baru Lahir


Pada hari ke 2-6 setelah persalinan ada hal-hal yang perlu
diperhatikan pada bayi, yaitu:
1. Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (jika
payudara penuh) dan tentu saja lebih berarti menyusui sesuai
kehendak bayi atau kebutuhan bayi setip 2-3 jam (paling sedikit
setiap 4 jam), bergantian pada payudara kiri dan kanan.
Pemberian ASI saja cukup pada periode usia 0-6 bulan ,
kebutuhan gizi bayi baik kualitas dan kuantitas terpenuhi dari
ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya. Pemberian
makananlain akan mengganggu produksi ASI dan mengurangi
kemampuan bayi menghisap.
2. Buang Air Besar
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan
biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan
ini berasal dari perncernaan bayi yang dibawa dari kandungan.
Menurut Dr. Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna
feses bayi dapat dibedakan menjadi kuning, coklat, hijau, merah
dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem
68

pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses


tersebut.
a. Feses kuning : normal (ASI penuh yaitu foremilk/ASI
depan dan hindmilk / ASI belakang).
b. Feses hijau : normal (tidak boleh terus-menerus karena bayi
hanya mendapat foremilk saja).
c. Feses merah : disebabkan adanya tetesan darah yang
menyertai.
d. Feses keabu-abuan : waspada (disebabkan gangguan pada
hati)
3. Buang Air Kecil
Bayi baru lahir cenderung sering BAK 7-10 x sehari. Jika urine
pucat, kondisi ini menunjukkan masukan cairan yang cukup.
4. Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama
16 jam sehari.
5. Kebersihan Kulit
Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur.
Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
6. Keamanan
Jangan sekali-sekali meninggalkan bayi tanpa ada yang
menunggu. Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI.
7. Kunjungan Neonatal
Setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada
3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah
kerja pada satu tahun (Kemenkes, 2014).
Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah
pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI
69

eksklusif dan perawatan tali pusat.Kunjungan neonatal pertama


(KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(umur 6-48 jam). Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi
baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi
hepatitis B (HB0) bila belum diberikan pada saat lahir
(Kemenkes, 2014).
8. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Tanggal/jam masuk : Untuk mengetahui tanggal dan waktu
melakukan pengkajian
1) Data Subjektif
a) Identitas
(1) Nama Bayi : Untuk menghindari kekeliruan
(2) Tanggal Lahir : Untuk mengetahui usia
neonatus
(3) Jenis Kelamin : Untuk mengetahui jenis
kelamin bayi dan memberikan
informasi pada ibu dan keluarga
serta memfokuskan saat
pemeriksaan genetalia.
(4) Alamat : Untuk memudahkan saat
kunjungan rumah
b) Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal
dan jam berapa. Keadaan ibu dan bayi sehat.
c) Riwayat Persalinan
(1) Penolong : Untuk mengetahui siapa
penolong persalinan.
(2) Tempat : Untuk mengetahui tempat
pesalinan ibu.
70

(3) Jenis : Untuk mengetahui apakah bayi


lahir secara spontan, sectio
caessarea, vakum atau forsep.
(4) Komplikasi : Untuk mengetahui adakah
komplikasi atau tidak.

2) Data Objektif
a) Pemeriksaan APGAR score
Dilakukan pada menit pertama setelah lahir dengan
penilaian sebagai berikut : 7-10 (beradaptasi baik), 4-6
(asfiksia ringan hingga sedang), dan 0-3 (asfiksia
berat), kemudian penilaian selanjutnya dilakukan
setelah 5 menit dan dapat diulang jika skor masih
rendah.
b) Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum dan kesadaran bayi
baru lahir.
c) Pemeriksaan tanda-tanda vital
(1) Suhu
Normalnya 36,5-37˚C. Untuk menilai metabolisme
di dalam tubuh bayi, dimana tubuh menghasilkan
panas secara kimiawi melalui metabolisme darah
dan mengetahui adanya hipotermi.
(2) Pernafasan
Normalnya 40-60x/menit. Untuk menilainya
adanya retraksi dada dan suara merintih saat
ekspirasi, serta untuk menilai proses pengambilan
oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
71

(3) Denyut Jantung


Normalnya 120-160x/menit. Untuk menentukan
apakah bayi mengalami gangguan pada jantung
atau tidak.
c) Antropometri
(1) Berat Badan
Untuk mengetahui apakah berat badan bayi cukup,
kurang atau lebih. Normalnya 2500 gram-
4000gram (Bobak,2009).
(2) Panjang Badan
Normalnya panjang badan bayi 45-
55cm(Bobak,2009). Bayi dengan panjang badam
kurang bisa disebabkan karena BBLR, IUGR, lain-
lain.
(3) Lingkar Kepala
Normalnya lingkar kepala bayi 30-33 cm
(Bobak,2009). Lingkar kepala melebihi lingkar
abdomen sampai usia kehamilan 32-36 minggu,
kemudian akan lebih kecil. Kepala yang berukuran
sangat besar bisa mengindikasikan hidrocephalus.
(4) Lingkar Dada
Ukuran lingkar dada normal yaitu 32-36
cm(Bobak,2009). Lingkar dada lebih kecil dari
lingkar kepala.
d) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
Memeriksa kontur tulang tengkorak dan merasakan
untuk ubun-ubun dan sutura, normalnya teraba
berdenyut, tidak ada molase.
72

(2) Muka
Simetris, tidak pucat, tampak kuning, tidak ada
odema dan kemerahan.
(3) Mata
Periksa mata untuk mengetahui kelainan
kongenital pada bayi, mata yang terpisah jauh
dapat dihubungkan dengan kelainan kongenital.
Pemeriksaan sklera pada kondisi putih dan
kekuningan pada kondisi ikterik, hemorargik akibat
trauma lahir, konjungtiva normalnya berwarna
merah muda, periksa tanda-tanda infeksi yaitu
keluarnya pus pada mata.
(4) Mulut
Bibir dan langit – langit simetris/tidak, ada/tidak
celah bibir, langit – langit (untuk memeriksa
apakah ada kelainan pada mulut dan bibir/tidak,
seperti bibir sumbing), refleks hisap dinilai saat
bayi mulai menyusu
(5) Hidung
Simetris / tidak (menilai apakah ada kelainan
bentuk) pola pernafasan (bila bayi bernafas lewat
mulut kemungkinan bayi mengalami obstruksi
jalan nafas), ada / tidak pernafasan cuping hidung
(menunjukan gangguan paru – paru), ada/tidak
sekret (menunjukkan kelainan kongenital). Mulut
tidak ada labiokiziz/labiopalatokiziz, bibir
berwarna merah, lembab, lidah berwarna merah
muda (Saifuddin,2009).
(6) Telinga
Hubungan dalam letak dengan mata dan kepala
(jika telinga tidak sejajar dengan mata, maka
73

kemungkinan ini merupakan tanda dari sindrom


down), adakah sekret air ketuban.
(7) Dada
Apakah ada kelainan, ada atau tidak retraksi
dinding dada, apakah putting susu jelas
(Benson,2009).
(8) Abdomen
Periksa bentuk perut, normalnya menonjol. Bentuk
dapat berhubungan dengan hernia diafragmatika.
Tali pusat segar/tidak, bersih/tidak, ada
perdarahan/tidak (Benson,2009). Menurut teori
Saifuddin (2009), perawatan tali pusat dilakukan
dengan mengganti kassa kering steril setiap pagi
dan sore setelah mandi. Tujuan dari mengganti
kassa agar tali pusat tetap bersih sehingga terhindar
dari infeksi.
(9) Kulit
Warna kemerahan, turgor kulit baik atau tidak , ada
atau tidak lanugo di sekitar kulit, apakah terdapat
vernik caseosa atau tidak.
(10) Genetalia
Apa jenis kelainan bayi dan bagaimana keadaan
labia mayora dan minora , apakah labia mayora
menutupi labia minora apakah testis sudah turun
atau belum, berlubang atau tidak (Benson,2009).
(11) Refleks
Mengetahui apakah bayi tanggap terhadap refleks
yang di rangsang.
e) Eliminasi
(1) Miksi : Apakah bayi sudah BAK belum
(2) Mekonium : Apakah bayi sudah BAB belum
74

3) Standar II: Perumusan Diagnosa Analisa


Merumuskan diagnosa dan atau masalah dari pengkajian
yang suda dilakuka. Bayi baru lahir normal/cukup bulan
sesuai masa kehamialan, dan hasil dari pemeriksaan fisik
yang dilakukan juga normal, dan tidak asa masalah yang
menyertai.
4) Standar III : Perencanaan
Perencanaan pada bayi baru lahr menurut saifuddin(2009)
dan Prawirohardjo (2010) antara lain :
(1) Bersihkan jalan nafas bayi jika tidak langsung
menangis spontan.
(2) Potong dan rawat tali pusat dengan klem steril.
(3) Pertahankan suhu tubuh bayi dengan kontak langsung
kulit ibu melalui IMD.
(4) Berikan vitamin K untuk mencegah perdarajhan dan
salep mata untuk mencegah infeksi mata.
(5) Berikan suntikan Hb0 pada kanan bayi bagiab
anterolateral.
(6) Lakukan identifikasi pada bayi dan pemeriksaan
antopometri.
(7) Memandikan bayi 6 jam setelah lahir.
d) Standar IV : Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan perencanaan.
e) Standar V : Evaluasi
Evaluasi pada bayi baru lahir antara lain :
(1) Jalan nafas pada bayi telah dibersihkan dan bayi dapat
menangis kuat.
(2) Tali pusat telah dipotong dan diklem dengan klem
steril.
75

(3) Bayi tidak mengalami hipotermi karena dijaga


kehangatannya dengan kontak langsung kulit ibu
melalui IMD.
(4) Telah diberikan vitamin K 1 mg IM untuk mencegah
perdarahan dan salep mata eritromicyn 0,5% untuk
mencegah infeksi mata.
(5) Bayi sudah diberikan suntikan Hb0 pada paha kanan
bagian anterolateral.
(6) Bayi baru lahir telah dilakukan pemeriksaan
antropometri.

9. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


a. Pengertian
Berat Bayi Lahir Rendah adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan (Proverawati,2010). Berat
Bayi Lahir Rendah/BBLR adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram, BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan
Intra Uterine Growth Retardation(IUGR) (Pudjiadi
dkk,2010). Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga
terdapat pada Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) gizi. Dalam pedoman tersebut bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500 gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke
tujuh setelah lahir (Putra, 2012).
World Health Organization (WHO) mengganti
istilah bayi prematur dengan BBLR, karena tidak semua
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu
lahir bukan bayi prematur(Sudarti dan Afroh,2013). Dari
pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
76

BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat


kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa
memandang masa kehamilan.
b. Klasifikasi BBLR
Klasifikasi BBLR dapat dibagi berdasarkan derajatnya dan
masa gestasinya. Berdasarkan derajatnya, BBLR
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, antara lain :
1. Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight
(LBW) dengan berat lahir 1500 – 2499 gram.
2. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low
birth weight (VLBW) dengan berat badan lahir 1000 –
1499 gram.
3. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau
extremely low birth weight (ELBW) dengan berat
badan lahir < 1000 gram.
Berdasarkan masa gestasinya, BBLR dapat dibagi menjadi
dua golongan, yaitu :
1. Prematuritas murni/Sesuai Masa Kehamilan (SMK)
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia
kehamilan. Kepala relatif lebih besar dari badannya,
kulit tipis, transparan, lemak subkutan kurang,
tangisnya lemah dan jarang,.
2. Dismaturitas/Kecil Masa Kehamilan (KMK) Bayi
dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk usia kehamilan, hal tersebut
menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin ( Syafrudin & Hamidah, 2009; Rukmono,
2013).
77

c. Manifestasi Klinis BBLR


Secara umum menurut Proverawati (2010), Gambaran
Klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
1) Berat Bayi kurang dari 2500 gram
2) Panjang Bayi kurang dari 45 cm
3) Umur Kehamilan kurang dari 37 minggu
4) Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kurang.
5) Kepala lebih besar
6) Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea
7) Lingkar dada kurang dari 30 cm
8) Lingkar Kepala kurang dari 33 cm
9) Pernafasan 40-50 kali/menit
10) Nadi 100-140 kali/menit
d. Faktor-faktor penyebab BBLR
I. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti
anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi
berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi
menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS,
TORCH, penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi
alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah
kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari
35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek
(kurang dari 1 tahun).
78

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.


3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial
ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan
gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah
II. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi
janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat
janin, dan kehamilan kembar.
III. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar
(sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
IV. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat
tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar
zat beracun.
e. Permasalahan pada BBLR
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai
permasalahan yang banyak sekali pada sistem tubuhnya
disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil (Surasmi, dkk.,
2002).
1) Ketidakstabilan suhu tubuh
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu
lingkungan 36°C- 37°C dan segera setelah lahir bayi
dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih
rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada
kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi
karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
79

kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas


karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup
memadai, ketidakmampuan untuk menggigil,
sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang
akibat lemak coklat yang tidak memadai, belum
matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas
permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat
badan sehingga mudah kehilangan panas.
2) Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks
yang lunak dan otot respirasi yang lemah sehingga
mudah terjadi periodik apneu. Disamping itu lemahnya
reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan
resiko terjadinya aspirasi.
3) Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami
transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester
ketiga kehamilan karena pemindahan substansi
kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir
masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan
pembentukan antibodi menjadi terganggu. Selain itu
kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki
perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi
mudah menderita infeksi.
BBLR sangat rentan terhadap infeksi, karena daya
tahan tubuh BBLR yang masih rendah. Selain itu, keadaan
organ-organ BBLR yang belum matang merupakan faktor
resiko terjadinya necrotizing enterocolitis (NEC) pada
BBLR. Kejadian NEC tertinggi pada bayi berat lahir < 1500
gram (Girsang, 2009). Bayi yang lahir dengan kisaran berat
badan antara 2000 – 2500 gram memiliki resiko kematian
80

neonatal 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang


lahir dengan kisaran berat badan 2500 – 3000 gram dan 10
kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir
dengan kisaran berat badan 3000 – 3500 gram (Yusrin,
2012).
f. Penatalaksanaan BBLR
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum
matang menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami
masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan
dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan yang
dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun
psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi
(Wong, 2008; Pillitteri, 2003) :
1) Dukungan respirasi Tujuan primer dalam asuhan bayi
resiko tinggi adalah mencapai dan mempertahankan
respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen
dan bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa
penanganan suportif ini diposisikan untuk
memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR
beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik
apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan
pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan,
diposisikan miring untuk mencegah aspirasi, posisikan
tertelungkup jika mungkin karena posisi ini
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi
oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit
bayi. Pemberian oksigen 100% dapat memberikan efek
edema paru dan retinopathy of prematurity.
2) Termoregulasi Kebutuhan yang paling krusial pada
BBLR setelah tercapainya respirasi adalah pemberian
kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas
81

pada bayi distress sangat dibutuhkan karena produksi


panas merupakan proses kompleks yang melibatkan
sistem kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi
harus dirawat dalam suhu lingkungan yang netral yaitu
suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan
pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994)
suhu aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C –
37,5°C, sedangkan menurut Sauer dan Visser (1984)
suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C – 37,3°C.
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi
dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (Kosim
Sholeh, 2005) :
a) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan
kulit antara bayi dengan ibunya. Jika ibu tidak ada
dapat dilakukan oleh orang lain sebagai
penggantinya.
b) Pemancar pemanas
c) Ruangan yang hangat
d) Inkubator
3) Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan terhadap infeksi merupakan
bagian integral asuhan semua bayi baru lahir terutama
pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi BBLR imunitas
seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat
rentan denan penyakit. Beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk mencegah infeksi antara lain :
a) Semua orang yang akan mengadakan kontak
dengan bayi harus melakukan cuci tangan terlebih
dahulu.
82

b) Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus


dibersihkan secara teratur. Ruang perawatan bayi
juga harus dijaga kebersihannya.
c) Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi
tidak boleh memasuki ruang perawatan bayi
sampai mereka dinyatakan sembuh atau
disyaratkan untuk memakai alat pelindung seperti
masker ataupun sarung tangan untuk mencegah
penularan.
4) Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan
parenteral untuk asupan tambahan kalori, elektrolit, dan
air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada bayi
preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih
tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90%
pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan
tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis
terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum
berkembang sempurna sehingga bayi tersebut sangat
peka terhadap kehilangan cairan.
5) Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam
manajemen bayi BBLR tetapi terdapat kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai
mekanisme ingesti dan digesti makanan belum
sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode
pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi
bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral
ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya.
Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama
dan kesabaran dalam pemberian makan dibandingkan
83

bayi cukup bulan. Mekanisme oral-faring dapat


terganggu oleh usaha memberi makan yang terlalu
cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau
melebihi kapasitas mereka dalam menerima makanan.
Toleransi yang berhubungan dengan kemampuan bayi
menyusu harus didasarkan pada evaluasi status
respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi
dari kondisi normal dapat menunjukkan stress dan
keletihan.
Bayi akan mengalami kesulitan dalam
koordinasi mengisap, menelan, dan bernapas sehingga
berakibat apnea, bradikardi, dan penurunan saturasi
oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui
sonde ke lambung. Kapasitas lambung bayi prematur
sangat terbatas dan mudah mengalami distensi
abdomen yang dapat mempengaruhipernafasan.
Kapasitas lambung berdasarkan umur dapat diukur
sebagai berikut (Jones, dkk., 2005)
6) Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko
tinggi adalah menghemat energi, Oleh karena itu BBLR
ditangani seminimal mungkin. Bayi yang dirawat di
dalam inkubator tidak membutuhkan pakaian, tetapi
hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan demikian
kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu
dilakukan. Selain itu, observasi dapat dilakukan tanpa
harus membuka pakaian.
Bayi yang tidak menggunakan energi tambahan
untuk aktivitas bernafas, minum, dan pengaturan suhu
tubuh, energi tersebut dapat digunakan untuk
84

pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi tingkat


kebisingan lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu
terang meningkatkan kenyamanan dan ketenangan
sehingga bayi dapat beristirahat lebih banyak.
Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi
bayi preterm dan menghasilkan oksigenasi yang lebih
baik, lebih menoleransi makanan, pola tidur-
istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan
aktivitas fisik dan penggunaan energi lebih sedikit bila
diposisikan telungkup.
PMK akan memberikan rasa nyaman pada bayi
sehingga waktu tidur bayi akan lebih lama dan
mengurangi stress pada bayi sehingga mengurangi
penggunaan energi oleh bayi.
7) Stimulasi Sensori
Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori
yang khusus. Mainan gantung yang dapat bergerak dan
mainan- mainan yang diletakkan dalam unit perawatan
dapat memberikan stimulasi visual. Suara radio dengan
volume rendah, suara kaset, atau mainan yang bersuara
dapat memberikan stimulasi pendengaran. Rangsangan
suara yang paling baik adalah suara dari orang tua atau
keluarga, suara dokter, perawat yang berbicara atau
bernyanyi. Memandikan, menggendong, atau membelai
memberikan rangsang sentuhan.
Rangsangan suara dan sentuhan juga dapat diberikan
selama PMK karena selama pelaksanaan PMK ibu
dianjurkan untuk mengusap dengan lembut punggung
bayi dan mengajak bayi berbicara atau dengan
memperdengarkan suara musik untuk memberikan
85

stimulasi sensori motorik, pendengaran, dan mencegah


periodik apnea.

D. NIFAS
1. Pengertian
Masa nifas disebut juga masa postpartum adalah masa atau waktu
sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dalam rahim, sampai 6
minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organorgan yang
berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2008)
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2009).
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yaitu:
1) Perubahan fisik
2) Involusi uterus dan pengeluaran lokhea
3) Laktasi atau pengeluaran air susu ibu
4) Perubahan sistem tubuh lainnya
5) Perubahan psikologi

2. Tahapan Masa Nifas


Adapun tahapan masa nifas adalah :
1) Puerperium dini : Masa pemulihan, yakni saat-saat ibudiperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial : Masa pemulihan menyeluruh dari organ -
organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
3) Remote puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehatsempurna terutama apabila ibu selama hamil atau
bersalinmempunyai komplikasi.
86

Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bilakondisi sehat
prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkantahunan, bila
ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya (Suherni, 2008)

3. Perubahan fisiologis dalam masa nifas


Perubahan perubahan masa nifas antara lain :
1) Involusi alat alat kandungan
Dalam masa nifas, alat alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan perubahan alat genetal ini dalam keseluruhanya disebut
involusi (Wiknjosastro, 2009)
2) Uterus
Isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara
reflektoris mengakibatkan oksitosin dikelurkan oleh hipofise.
Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi
uteri akan lebih sempurna(Mochtar,2010).

Tabel 2.8
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa

Involusi Tinggi fundus uterus Berat uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
I minggu Pertengahan pusat 500 gram
simpisis
2 minggu Tidak teraba diatas 350 gram
simfisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber : Mochtar,2010.

3) Lokhea
Menurut Mochtar,2010 lokhea adalah cairan sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
87

a) Lokhea Rubra
Berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, sel sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca
peralinan.
b) Lokhea sanguinolenta
Berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir, hari ke 3-7
pasca persalinan.
c) Lokhea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
d) Lokhea alba
Berwarna putih, setelah 2 minggu.
e) Lokhea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk
4) Servik
Serviks mengalami involusi bersama sama dengan uterus. Warna
serviks sendiri merah kehitam hitaman, karena penuh pembuluh
darah. Konsistensinya lunak, kadang kadang terdapat laserasi atau
perlukaan kecil. Bentuknya seperti corong karena disebabkan oleh
korpus uteri yang mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi sehingga pada perbatasan antara korpus uteri dan
serviks terbentuk cincin. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada
waktu persalinan, menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir,
tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat
dimasukkan 2-3 jari, pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup
(Ambarwati, 2009).
5) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara
bertahap dalam 6 sampai 8 minggu postpartum. Penurunan hormon
88

estrogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa


vagina (Ambarwati, 2009).
4. Adaptasi psikologi ibu masa nifas
Menurut Suherni, 2008 proses adaptasi psikologi pada seorang
ibu sudah dimulai sejak hamil. Wanita hamil akan mengalami perubahan
psikologis yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood
seperti sering menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah
menjadi senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil. Proses
adaptasi berbeda-beda antara satu ibu dengan ibu yang lain.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus
dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru
lahir. Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan
dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah
melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :
1) Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.
Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu
akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya
dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri.
Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti rasa
mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu
cukup istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin
dialami, seperti mudah tersinggung, menangis. Hal ini membuat ibu
cenderung menjadi pasif. Pada fase ini petugas kesehatan harus
menggunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati
fase ini dengan baik.
2) Fase taking hold
Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan
89

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.


Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif sehingga mudah tersinggung
dan gampang marah. Kita perlu berhati-hati menjaga komunikasi
dengan ibu. Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan
kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini
merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai
penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas.
Tugas kita adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusu
yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas, memberikan
pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat,
kebersihan diridan lain-lain.
3) Fase letting go
Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan
peran barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan.
Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan
bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri
dalam menjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang kita
berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu
lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.
Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan oleh ibu.
Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan
urusan rumah tangga sehingga ibu tidak telalu terbebani. Ibu
memerlukan istirahat yang cukup, sehingga mendapatkan kondisi
fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya.
5. Menyusui
a. Pengertian
Menyusui adalah cara yang optimal dalam
memberikannutrisi dan mengasuh bayi, dengan penambahan
makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan
90

nutrisi, imunologi, danpsikososial dapat terpenuhi hingga tahun


kedua dan tahun tahunberikutnya (Varney, 2011). Banyak ibu yang
beranggapan bahwa menyusui merupakan aktivitas alami, sehingga
tidak memerlukan persiapan atau perawatan khusus. Hal ini tidak
sepenuhnya benar, terutama bagi ibu yang menyadari bahwa air susu
sangat penting dan utama bagi bayi (Prasetyono, 2009).
b. Persiapan menyusui
Tubuh ibu bersiap untuk menyusui pada awal kehamilan, dan
payudara pun mulai berkembang. Tubuh ibu mengumpulkan
persediaan energi dan nutrisi lainya untuk membantu memproduksi
ASI. Kapan pun bayi lahir, ASI tetap mengandung kolostrum
(Prasetyono, 2009). Laktasi merupakan proses yang sangat efisien.
Selama laktasi, metabolisme ibu sedikit melambat untuk
menghasilkan energi yang diperoleh dari makanan. Persediaan ASI
tergantung pada kebutuhan bayi. Ketika bayi tumbuh dan
berkembang, maka ibu akan memproduksi lebih banyak ASI. Terkait
itu, ibu perlu menyadari bahwa bayi harus disusui sesuai
permintaanya, dan ibu memastikan bahwa ibu menyusu dengan
posisi yang tepat. Ibu tidak perlu mengkonsumsi makanan yang
khusus dalam jumlah besar agar bisa menyusui bayinya.
Ibu hanya memerlukan beberapa kalori tambahan. Bila ibu
tidak dapat makan dengan baik, ia harus tetap memproduksi ASI. Ibu
membutuhkan kalori kira kira 500 kalori tambahan setiap hari
(Prasetyono, 2009). Dalam menyusui, yang lebih penting daripada
menyiapkan payudara adalah menyiapkan hal-hal tentang menyusui.
Tidak ada perawatan khusus untuk puting atau payudara sebelum
menyusui.
c. Teknik dasar menyusui
Menurut penelitian, hampir semua masalah mulai dari puting
susu lecet sampai berkurangnya ASI, disebabkan karena kesalahan
pada saat menyusui. Mengingat hal itu akan lebih baik bila
91

mempelajari teknik dasar menyusui (Musbikin, 2008) Bayi


menghisap secara alamiah, akan tetapi pada awalnya mungkin dia
mengalami kesulitan menemukan puting susu ibunya.
Cara menolong paling mudah adalah dengan menempelkan
pipinya ke payudara. Lalu masukkan puting ke mulut bayi. Ibu dapat
melancarkan aliran air susu dengan cara menekan nekan areola.
Untuk menghentikan hisapan, masukkan sebuah jari di sudut
mulutnya atau dorong dagunya ke bawah perlahan lahan dengan ibu
jari dan jari telunjuk. Pindahkan bayi ke payudara yang satunya lagi
sampai selesai menyusui. Dengan demikian, bayi menerima air susu
dengan volume yang sama dari setiap payudara setiap hari. Ibu pun
terhindar dari pembekakan payudara akibat terlalu penuh dengan air
susu (Kristiyansari, 2009)
1) Ibu menyentuh mulut bayi pada payudara dengan lembut.
Sebaliknya, ibu menunggu bayi dalam beberapa waktu hingga ia
membuka lebar mulutnya, misalnya saat ia menguap.
2) Ketika mulut bayi membuka lebar, segera mengarahkan mulut
bayi ke payudara.
3) Bila bayi telah dapat menyusu dengan baik, ibu bisa
memindahkan bayi ke lengan sebelah (Prasetyono, 2009).
Posisi ibu tidur miring : Posisi ibu menyusui dengan tidur
miring dinilai kurangtepat karena posisi payudara diatas kepala bayi,
sehingga mulut bayi sukar mencapai puting payudara ibu. Jika ibu
menyukai posisi miring, hendaknya ibu mengusahakan agar puting
payudaranya sejajar mulut bayi, sehingga mulut bayi dapat lebih
mudah mencapai puting payudaranya, dan ia pun lebih leluasa
menghisapnya (Prasetyono, 2009).
d. Cara menyusui yang benar
Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada puting dan disekitar kelang payudara. Cara ini mempunyai
92

mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban


puting susu.
a) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
b) Ibu duduk dengan santai, bila duduk lebih baik gunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
c) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkuk siku ibu.
d) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan satunya
didepan.
e) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara.
f) Telinga dan lengan bayi teletak pada satu garis lurus.
g) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.
h) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang di bawah, jangan menekan puting susu.
i) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut.
j) Setelah bayi membuka mulut, segera kepala bayi di dekatkan ke
payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi
(Kristiyansari, 2009).
e. Manfaat menyusui
Menurut Saleha 2009 , manfaat menyusui antara lain :
1) Bagi bayi
a) Komposisi sesuai kebutuhan.
b) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia
enam bulan.
c) ASI merupakan zat pelindung.
d) Perkembangan psikomotorik lebih cepat.
e) Menunjang perkembangan kognitif.
f) Memperkuat ikatan batin ibu dan anak
93

2) Bagi ibu
a) Mencegah perdarahan pasca persalinan
b) Mencegah anemia defisiensi besi
c) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
d) Menunda kesuburan
e) Mengurangi kemungkinan kanker payudara
3) Bagi keluarga
a) Mudah dalam proses pemberianya
b) Mengurangi biaya rumah tangga
c) Bayi yang mendapatkan ASI jarang sakit, sehingga
dapatmenghemat biaya untuk berobat.

6. Standar Asuhan Nifas


Menurut Dewi 2013 kunjungan nifas dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kunjungan I (hari ke 1 sampai ke 7)
1) Pemberian ASI (ASI Ekslusif)
Bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara
ekslusif, memberitahu posisi menyusui yang benar,
memberitahu cara memerah ASI dengan tangam atau dengan
metode-metode untuk mencegah nyeri puting dan perawatan
putting.
2) Perdarahan
Bidan mengkaji warna dan banyaknya atau jumlah semestinya,
adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan pada ibu nifas
seperti ibu lemas, pusing, kesadaran menurun, nadi cepat dan
suhu naik, kontraksi lembek, TFU naik.
3) Involusi Uterus
Involusi adalah proses pengembalian uterus dalam keadaan
seperti sebelum hamil. Proses ini dimulai segera setelah plasenta
keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
94

4) Mengkaji perasaan ibu setelah kelahiran, apakah ada pertanyaan


tentang proses tersebut.
5) Bidan mendorong ibu memperkuat ikatan batin antara ibu dan
bayi.
6) Bidan memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya baik
untuk ibu maupun bayinya serta rencana mengenai keadaan
darurat.
7) Pemberian kapsul vitamin A.

b. Kunjungan II (hari ke-8 sampai hari ke-28)


1) Diet
Bidan memberikan informasi mengenai makan-makanan yang
beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein hewani,
protein nabati, sayur dan buah-buahan. Kebutuhan air minum
pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah 14 gelas/hari
dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas/hari (Buku KIA,2015).
2) Kebersihan diri
Bidan menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan diri,
terutama puting susu dan perineum.
3) Kebutuhan akan istirahat
Bidan menganjurkan untuk cukup tidur ketika bayi sedang tidur,
meminta bantuan anggota keluarga untuk mengurusi pekerjaan
rumah tangga.
4) Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues antara
lain reaksi depresi/sedih/disforia, sering menangis, mudah
tersinggung, cemas, labil, cenderung menyalahkan diri sendiri,
cepat marah, sedih, mood mudah berubah, cepat menjadi sedih,
dan cepat pula menjadi gembira, perasaan terjebak dan juga
marah terhadap pasangannya, serta bayinya, perasaan bersalah,
pelupa.
5) Tanda-tanda bahaya nifas
95

Bidan memberitahu kapan dan bagaimana menghubungi bidan


jika ada tanda-tanda bahaya : pandangan mata kabur, nyeri
epigastrum, kontraksi uterus lembek, perdarahan yang banyak,
lochea berbau busuk, demam lebih dari 38C.

c. Kunjungan III ( Hari ke-29 sampai ke-42)


1) Penapisan adanya kontradiksi terhadap metode keluarga
berencana yang belum dilakukan.
2) Riwayat tambahan tentang periode waktu sejak pertemua
terakhir.
3) Memberi informasi pada ibu untuk melakukan stimulasi
komunikasi dengan bayi sendiri mungkin bersama suami dan
keluarga.
4) Evaluasi fisik dan panggul spesifik tambahan yang berkaitan
dengan kembalinya saluran reproduksi dan tubuh pada status
tidak hamil. Secara ringkas, bidan menekankan topik-topik pada
hal-hal berikut :
a) Gizi : zat besi /asam folat kecukupan diet seperti yan
dianjurkan dan petunjuk untuk makan makanan yang
bergizi.
b) Keluarga Berencana
Pembicaraan awal tentang kembalinya masa subur dan
melanjutkan hubungan seksual setelah masa nifas dan
kebutuhan akan pengendalian kehamilan.
c) Senam : rencana senam yang lebih kuat dan menyeluruh
setelah otot abdomen kembali normal.
d) Keterampilan membesarkan dan membina anak.
e) Rencana untuk kontrol bay serta imunisasi.
96

Tabel 2.9
5 Imunisasi dasar lengkap Bayi (Buku KIA,2015)
Umur Bayi Jenis Imunisasi
< 7 hari Hb 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/Hb/Hib 1 , Polio 2
3 bulan DPT/Hb/Hib 2 , Polio 3
4 bulan DPT/Hb/Hib 3 , Polio 4
9 bulan Campak

E. KELUARGA BERENCANA
1. Pengertian
Keluarga Berencana Merupakan suatu usaha menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi (Sulistyowati,2010).
2. Macam-macam Metode Kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Sederhana.
Metode Kontrasepsi Sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat (MAL, Coitus Intereptus, metode
kalender, metode lendir serviks, metode suhu basal badan, dan
simptotermal) dan metode kontrasepsi dengan alat (kondom,
diafragma, cup serviks, dan spermisida).
1) Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air susu ibu (ASI) secara eksklusif,
artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apa pun lainnya. MAL dapat dipakai sebagai
kontrasepsi bila : menyusui secara penuh lebih efektif bila
pemberian 8x sehari, belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
97

Efektif sampai 6 bulan. Harus dilanjutkan dengan metode


kontrasepsi lainnya. Cara kerja dari metode amenore laktasi
(MAL) yaitu penundaan/penekaan ovulasi. (PPBI,2016).
Keuntungan Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL)
adalah Sangat Efektif,Tidak mengganggu senggama,Tidak ada
efek samping secara sistemik,Tidak perlu pengawasan
medis,Tidak perlu obat atau alat, Tanpa biaya. Selain memiki
keuntungan juga memiki Kerugian Kontrasepsi Metode
Amenore Laktasi (MAL) yaitu : Perlu persiapan sejak perawatan
kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan, mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial,
efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai
dengan 6 bulan, tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus
hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS(Saifuddin,2010).
2) Metode Suhu Basal Badan.
Metode suhu basal badan dilakukan dengan wanita mengukur
suhu tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh
basalnya. Setelah ovulasi,suhu tubuh basal akan sedikit turun
dan kemudian naik besar sebesar 0,2-0,4 dan menetap sampai
masa ovulasi berikutnya. Hal ini terjadi karena setelah ovulasi,
hormon prohormoneon di sekresi oleh korpus luteum yang
menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik. Metode suhu basal
badan memiliki keuntungan yaitu Menungkatkan Pengetahuan
dan kesadaran pasangan terhadap masa subur. Membantu wanita
yang mengalami siklus tidak teratur dengan mendeteksi ovulasi.
Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti
lendir serviks, berada dalam kendali wanita, dapat digunakan
mencegah atau meningkatkan kehamilan. Kerugian dari suhu
basal badan yaitu Membutuhkan motivasi, perlu diajarkan oleh
spesialis keluarga berencana alami, suhu tubuh basal
dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, stress, alkohol dan
98

obat obatan. Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu
yang sama setiap hari akan menyebabkan tidak akurat pada suhu
basal. Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga
mempersulit untuk mencapai kehamilan, membutuhkan masa
pantang yang lama,karena ini hanya mendeteksi pasca ovulasi
(Everett,Suzanne,2008).
3) Metode Lendir Serviks
Metode Lendir Serviks dilakukan dengan wanita mengamati
lendir serviksnya setiap hari. Lendir bervariasi selama siklus.
Setelah menstruasi, ada sedikit lendir serviks dan ini sering kali
disebut sebagai kering. Kadar hormone estrogen dan
progesterone rendah dan lendir tersebut dikenal lendir tidak
Keuntungan Metode Lendir Serviks yaitu Dalam kendali wanita,
memberi izin kepada pasangan menyentuh tubuhnya,
meningkatkan kesadaran terhadap perubahan suhu tubuh.
Memperkirakan lendir yang subur sehingga memingkinkan
kehamilan. Dapat digunakan mencegah kehamilan. Kerugian
dari metode lendir serviks yaitu Membutuhkan motivasi
komitmen, perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana
alami, dapat membutuhkan 2-3 hari siklus untuk mempelajari
metode, infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir
yang subur. Beberapa obat yang digunakan mengoabati flu,dsb.
Dapat menghambat produk lendir serviks. Melibatkan sentuhan
pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita, membutuhkan
pantang (Everett,Zusanne,2010).
4) Metode Kalender
Metode Kalender dilakukan dengan wanita mendeteksi masa
suburnya,yang biasanya 12-16 sebelum hari pertama masa
menstruasi berikunya. Metode ini didasarkan pada pada
perhitungan mundur siklus menstruasi wanita selama periode 6-
12 bulan siklus yang tercatat. Metode ini tidak lagi dikenal
99

sebagai metode yang dapat diandalkan jika, digunakan secara


tunggal, tetapi dapat diajarkan bersamaan dengan metode ini
seperti pada kombinasi metode. Keuntungan dari metode
kalender yaitu Dalam Kendali wanita, meningkatkan
pengetahuan mengenai kesuburan. Dapat dipadukan dengan
metode lain sedangkan Kerugian dari metode kalender adalah
Tidak dapat diandalkan karena tidak memperhitungkan siklus
yang tidak teratur, stress, penyakit, dan perjalanan dapat
mempengaruhi siklus menstruasi, membutuhkan motivasi,
membutuhkan catatan siklus menstruasi selama 6-12 bulan
sebelum digunakan (Everett,Suzanne,2008).
5) Sanggama Terputus
Sanggama terputus adalah metode keluarga berencana, dimana
pria mengeluarkan alat kelaminnya (Penis) dari vagina sebelum
pria mencapai ejakulasi, cara kerjanya yaitu alat kelamin (Penis)
di keluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk
kedalam vagina Dan kehamilan dapat dicegah. Keuntungan dari
sanggama terputus yaitu Efektif bila digunakan dengan benar,
tidak mengganggu produksi ASI, dapat digunakan sebagai
pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek samping, dapat
digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya,Tidak
memerlukan alat/murah, tidak menggunakan zat zat kimiawi
selalu tersedia setiap saat. Kerugian dari sanggama terputus
yaitu Efektivitas tergantung pada kesedian pasangan untuk
melakukan sanggama terputus setiap melaksanakannya (Angka
kegagalan 4-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun),
Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam
sejak ejakulasi masih melekat pada penis, memutus kenikmatan
dalam berhubungan seksual, sehingga dapat mempengaruhi
kehidupan perkawinan (Saifuddin,2010).
100

6) Metode Barier Pada Pria(Kondom)


Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat
terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic
(vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada
penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet
sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bila digunakan berbentuk rata atau
mempunyai bentuk seperti putting susu. Berbagai bahan telah
ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efektivitasnya. Cara kerja dari kondom yaitu kondom
menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan
cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalanm
saluran reproduksi perempuan. Keuntungan dari metode
kontrasepsi kondom yaitu Efektif bila digunakan dengan benar,
Tidak mengganggu produksi ASI. Tidak mengganggu kesehatan
ibu, tidak mempunyai pengaruh sistemik, murah dan dapat
dibeli secara umum, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan
khusus, metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi
lainnya harus ditunda, mencegah kehamilan, memberi
perlindungan terhadap penyakit akibat hubungan seks. Kerugian
dari metode kontrasepsi kondom yaitu Efektivitas tidak terlalu
tinggi, Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi, agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi
sentuhan langsung). Pada beberapa klien bisa menyebabkan
kesulitan untuk mempertahankan ereksi, harus selalu tersedia
setiap kali berhubungan seksual, beberapa klien malu untuk
membeli kondom di tempat umum, pembuangan kondom bekas
mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
(Saifuddin,2010).
101

b. Metode Barier Pada Wanita(Barier intra-vaginal)


Macam macam Barier Intra-vaginal yaitu :
1) Diafragma(Diaphragma)
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung,terbuat dari
lateks(karet) yang diinsersikan) kedalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks. Diafragma berbentuk
mangkok, berkubah dengan pinggir alas yang fleksibel. Metode
ini juga baik untuk wanita yang sedang menyusui, wanita yang
jarang bersanggama sehingga tidak memerlukan perlindungan
yang terus menerus (Everett,Suzanne,2008). Keuntungan dari
metode kontrasepsi diafragma yaitu Efektif bila digunakan
dengan benar, tidak mengganggu ASI, tidak mengganggu
seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya, tidak
mengganggu kesehatan ibu, tidak mempunyai pengaruh
sistemik, aman, diawasi sendiri oleh pemakai, hanya di pakai
bila diperlukan. Selain memiliki keuntungan metode konrasepsi
diafragma memiliki beberapa kerugian yatu Efektivitas sedang
(bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18
kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama). Keberhasilan
sebagai kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaan, motivasi diperlukan berkesinambungan dengan
menggunakannya setiap berhubungan seksual, pemeriksaan
perlvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk
memastikan ketepatan pasangan, pada beberapa pengguna
menjadi penyebab infeksi saluran uretra, pada 6 jam
pascahubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya
(Saifuddin,2010).
2) Kap Serviks
Kap Serviks adalah Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutup
serviks saja. Dibandingkan dengan kontrasepsi lain kap serviks
lebih dalam/tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil,
102

umumnya lebih kaku, menutupi serviks karena hisapan buka


karena pegas. Kap Serviks terbuat dari logam atau plastic,
sekarang yang banyak adalah dari bahan karet. Keuntungan dari
metode kontrasepsi dengan alat Serviks Cap yaitu Jarang
terlepas selama senggama, tidak terasa oleh suami pada saat
sanggama, dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan
anatomis/Fungsional pada vagina, kap serviks hanya menutupi
serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang
bilamana terjadi perubahan tonus otot vagina. Kerugian Serviks
Cap yaitu Pemasangan dan pengelurannya lebih sulit karena
letak serviks yang jauh di dalam vagina, Alergi terhadap karet,
Ketidakmampuan wanita untuk memasang dan mengeluarkan
serviks dengan benar, timbulnya sekret yang sangat berbau bila
kap serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina
(Hartanto,Hanafi.2008).
3) Spermisida
Spermisida adalah zat zat kimia yang kerjanya melumpuhkan
spermatozoa didalam vagina sebelum spermatozoa bergerak
kedalam traktus genetalia interna. Cara kerja dari spermisida
yaitu menyebabkan sel membrane sperma terpecah,
memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur (Hartanto,Hanafi.2008).
Keuntungan dari Spermisida yaitu Tidak mengganggu produksi
ASI, bisa digunakan sebagai pendukung metode lain, tidak
mengganggu kesehatan ibu, mudah digunakan, tidak perlu resep
dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus. Kerugian dari
metode kontrasepsi spermisida adalah Dapat menimbulkan
iritasi atau rasa panas/terbakar pada beberapa wanita. Harus
diberikan berulang-kali untuk senggama yang berturut turut,
angka kegagalan cukup tinggi umumnya kegagalan disebabkan
oleh pemakaian yang tidak konsisten, efektivitas aplikasi hanya
103

1-2 jam, pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi


sebelum melakukan hubungan seksual.
c. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode ini pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
(mengandung hormon progesterone dan estrogen sintetik seperti
pada pil dan suntik) dan yang hanya progesterone saja (pil,suntik dan
impant).
1) Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal
a) Mekanisme Kerja Estrogen
Mekanisme Kerja Estrogen adalah Menekan ovulasi,
mencegah implantasi, mempercepat transportasi gamet,
ovum (Handayani,2010).
b) Mekanisme kerja progesterone
Mekanisme kerja progesterone adalah menghambat ovulasi,
menghambat implantasi, mempercepat transport
gamet/ovum dan mengentalkan lendir serviks
(Handayani,2010).
2) Macam-macam Kontrasepsi Hormonal
a) Kontrasepsi Pil Kombinasi (POK)
(1) Pengertian
Kontrasepsi Pil Kombinasi adalah pil yang
mengandung hormone estrogen dan progesterone
dengan dosis tertentu. Hormon didalam pil ini,sangat
mirip dengan hormon estrogen dan progesterone yang
ada didalam tubuh perempuan. Mekanisme utama pil
kombinasi untuk mencegah terjadinya kehamilan
adalah dengan menghambat keluarnya sel telur (ovum)
dari indung telur (ovarium). Hormon yang digunakan
untuk pil kombinasi adalah estrogen (etinil
estadinol/EE) dan progesterone (19 nostestosteron) atau
17 alfa-hydroksiprogesteron) atau 17 alfa-
104

spironolakton). Dengan penggunaan yang benar,hanya


terjadi kurang dari 1 kehamilan per 100 perempuan atau
3 kehamilan per 1000 perempuan ditahun pertama
penggunaannya. Kontrasepsi pil kombinasi tidak akan
mengganggu kembalinya kesuburan karena apabila
penggunaan di hentikan, kehamilan dapat terjadi pada
bulan berikutnya (kecuali bila di temukan gangguan
lainya). Penggunaan kontrasepsi pil kombinasi tidak
dapat mencegah terjadinya infeksi menular seksual
(IMS) pada penggunanya (PPBI,2016).
(2) Jenis Kontrasepsi Pil Kombinasi
(a) Monofasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
(b) Bifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progestin
(E/P) dalam dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormone aktif.
(c) Trifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21
tablet mengandung hormone aktif estrogen /
progestin (E/P) dalam tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif (PPBI,2016).

Keuntungan Pil Kombinasi yaitu Memiliki efektifitas


yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi),
bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000
perempuan dalam tahun pertama penggunaan, resiko
terhadap kesehatan sangat kecil, tidak mengganggu
hubungan seksual, siklus haid menjadi teratur,
banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia)
tidak terjadi nyeri haid, dapat digunakan sejak usia
105

remaja hingga menopause, mudah dihentikan setiap


saat, kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil di
hentikan, dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Kerugian Pil Kombinasi dari mahal dan membosankan
karena harus menggunakannya setiap hari.
Mual,terutama pada 3 bulan pertama, perdarahan
bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama,
pusing, nyeri payudara, berat badan naik sedikit, tetapi
pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memiliki dampak postif, berhenti haid (Amenore),
jarang pada pil kombinasi, tidak boleh di berikan pada
perempuan menyusui (Mengurangi ASI), pada sebagian
kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan
perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk
melakukan hubungan seks berkurang. Dapat
meningkatkan tekanan darah dan retensi
cairan,sehingga resiko stroke, dan gangguan
pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat.
Pada perempuan usia >35 tahun dan merokok perlu hati
hati, tidak mencegah IMS(Infeksi Infeksi Seksual),
HBV, HIV/AIDS (Saifuddin,.2010).
(3) Penanganan efek samping

Tabel 2.10
Efek Samping dan Penanganan Kontrasepsi Pil

Efek samping atau


Penanganan
masalah
1. Amenore (tidak Periksa dalam atau tes kehamilan,bila tidak
ada perdarahan, hamil dank klien minum pil dengan benar,
atau spotting) tenangkan klen.Tidak dating haid
kemungkinan besar karena ade kuatnya
efek estrogen terhadap endometrium.Tidak
perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil
dengan dosis estrogen 50 µg,atau dosis
106

Efek samping atau


Penanganan
masalah
estrogen tetap, terapi dosis progesterone
dikurangi. Bila kilen hamil, hentikan pil
dan yakinkan klien, bahwa pil yang telah
diminum tidak mempunyai efek pada janin.
2. Mual, pusing Test kehamilan, atau pemeriksaan
atau muntah ginekologik. Bila tidak hamil, sarankan
(akibat reaksi minum pil saat makan malam, atau
anafilaktik) sebelum tidur.
3. Perdarahan Test kehamilan atau pemeriksaan
pervaginam/spott ginekologik, sarankan minum pil pada
ing waktu yang sama. Jelaskan bahwa
perdarahan spotting merupakan hal yang
biasa terjadi dalam 3 bulan pertama,dan
lambat laun akan berhenti sendiri. Ganti pil
dengan dosis estrogen lebih tinggi(50 µg)
sampai perdarahan teratasi, lalu kembali
pada kedosis awal. Bila perdarahan atau
spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan
dosis 50 µg atau ganti dengan metode
kontrasepsi lain.

(4) Keadaan yang perlu mendapat perhatian

Tabel 2.11
Tanda dan gejala penggunaan kontrasepsi pil

Masalah yang mungkin


Tanda dan gejala
terjadi
1. Nyeri dada hebat, batuk, Serangan jantung atau bekuan
nafas pendek darah di dalam paru
2. Sakit kepala yang hebat Stroke, hipertensi, migren
3. Nyeri tungkai hebat Sumbatan pembuluh darah
(Betis atau paha) tungkai
4. Nyeri abdomen berat Penyakit kandung empedu,
bekuan darah,pankreatitis
5. Kehilangan penglihatan Stroke, hipertensi atau problem
atau kabur vaskuler
6. Tidak terjadi Kemungkinan kehamilan
perdarahan/spotting
setelah selesai minum pil
(5) Efek samping dan penatalaksanaanya:
107

(a) Gangguan frekuensi dan lamanya haid


Perdarahan atau haid yang tidak teratur (ireguler)
seringkali terjadi pada pil pengguna progestin.
Lakukan pemeriksaan tambahan untuk mencari
penyebab perdarahan yang belum jelas sebabnya,
karena gejala seperti itu, dapat saja disebabkan
oleh infeksi, neoplasma, keganasan, obat-
obatan,atau kondisi abnormal lainya. Bila terjadi
amenore yang lama, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinana
adanya kehamilan. Gangguan haid dapat terjadi
pada klien yang diare atau muntah setelah minum
KOP, atau menggunakan antikonvulsan/rifampisin.
(b) Sefalgia
Penanganan selfagia menjadi lebih rumit apabila
klien mengangap bahwa hal tersebut di sebabkan
oleh pil progestin, karena sefalgia yang terkait
dengan progestin hanya terjadi pada kasus kasus
tertentu saja. Penggunaan pil progestin tidak
dianjurkan untuk klien yang mempunyai riwayat
migren atau sefalgia berat. Demikian pula halnya
apabila penggunaan pil progestin memperberat
migren yang telah ada sebelumnya. (PPBI,2016).
b) Mini Pil
Mini Pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung progestin
saja,tanpa estrogen. Keuntungan dari mini pil adalah sangat
efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu
hubungan seksual,tidak mempengaruhi ASI karena kadar
gestagen dalam ASI sangat rendah, kesuburan cepat
kembali, nyaman dan mudah digunakan, sedikit efek
108

samping, dapat dihentikan setiap saat, dan tidak


mengandung estrogen(Anggraini,2010).
Kerugian dari mini pil adalah menyebabkan perubahan
dalam perdarahan haid, sedikit pertambahan dan
pengurangan berat badan bisa terjadi, bergantung pada
pemakai (memerlukan motivasi terus menerus dan
pemakaian setiap hari), harus minum pada waktu yang sama
setiap hari, kebiasaan lupa akan menyebabkan kegagalan,
pasokan ulang harus selalu tersedia (Handayani,2010).
Selain keuntungan dari kerugian, mini pil juga memiliki
beberapa efek samping yang sering ditemukan yaitu
amenore dan perdarahan tidak teratur atau spotting
(Saifuddin,2010).
c) Kontrasepsi Suntikan
1) Pengertian
Kontrasepsi Suntikan adalah cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal (Anggraini,2012).
2) Kontrasepsi Suntikan dibagi dalam 2 jenis:
(a) Suntikan Kombinasi
(1) Pengertian
Kontrasepsi Suntik Kombinasi(KSK) terdiri
dari dua hormone yaitu progestin dan
estrogen seperti hormone alami pada tubuh
sesorang perempuan. Progestin yang di
gunakan adalah medroxy progesterone
acetate(MPA) dan estrogennya adalah
estradinol cypionate. Suntikan kombinasi,
dipasarkan dengan nama dagang ciclofemina,
cyclofem, cyclo-provera,dll.(PPBI,2016).
109

(2) Keuntungan Kontrasepsi Suntikan


Kombinasi yaitu Resiko terhadap kesehatan
kecil, tidak berpengaruh pada hubungan
suami istri, tidak di perlukan pemeriksaan
dalam, jangka panjang, efek samping sangat
kecil, ibu tidak perlu menyimpan obat suntik.
Kerugian Kontrasepsi Suntikan Kombinasi
adalah Terjadi perubahan pada pola haid,
seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spotting atau perdarahan sela sampai
10 hari, mual, sakit kepala, nyeri payudara
ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga,
ketergantungan ibu terhadap pelayanan
kesehatan. Ibu harus kembali setiap 30 hari
untuk mendapatkan suntikan, efektivitasnya
berkurang bila digunakan bersamaan dengan
obat obatan. Penambahan berat badan.
Kemungkinan terlambatanya pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian,
tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan infeksi menular seksual, hepatitis
B virus, atau infeksi virus HIV.Cara
Penggunaan Suntikan kombinasi diberikan
setiap bulan dengan suntikan intramuscular
dalam ibu diminta dating setiap 4 minggu.
Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih
awal,dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Dapat juga di berikan setelah 7
hari dari jadwal yang telah ditentukan,asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak
110

dibenarkan melakukan hubungan seksual


selama 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja
(Saifuddin,2010).
(3) Penanganan Efek Samping dan Masalah

Tabel 2.12
Penanganan Efek Samping dan Masalah kontrasepsi suntik

Efek Samping atau


Penanganan
Masalah
1. Amenore (Tidak a. Bila tidak terjadi kehamilan dan
ada perdarahan, tidak perlu diberikan pengobatan
atau spotting) khusus. Jelaskan bahwa darah tidak
berkumpul didalam rahim. Anjurkan
klien untuk kembali ke klinik bila
tidak datangnya haid menjadi
masalah.
b. Bila klien hamil, hentikan
penyuntikan, dan jelaskan bahwa
hormone estrogen dan progesterone
sedikit sekali pengaruhnya pada
janin.
2. Mual, pusing, a. Tes kehamilan, atau pemeriksaan
atau muntah ginekologik. Bila tidak hamil,
(akibat reaksi informasikan bahwa hal ini adalah
anafilaktik) hal biasa dan akan hilang dalam
waktu dekat.
b. Bila hamil, hentikan suntikan.
3. Perdarahan a. Tes kehamilan, atau pemeriksaan
pervaginam/Spott ginekologik
ing b. Bila tidak hamil, Jelaskan bahwa
perdarahan atau spotting merupakan
hal yang biasa terjadi dalam 3 bulan
pertama, dan lambat laun akan
berhenti sendiri.
c. Bila perdarahan berlanjut,ganti
dengan metode kontrasepsi lain.

(b) Suntik Progestin


Kontrasepsi suntik progestin yang umum di
gunakan adalah Depo medroxyprogesteron
111

acetate(DMPA) dan Norethisteron Enanthate(Net


En) yang merupakan derivate progesterone alamiah
yang ada di dalam tubuh seorang perempuan.
Kontrasepsi progestin, tidak mengandung estrogen
sehingga dapat digunakan pada masa laktasi dan
perempuan yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi yang mengandung estrogen
(PPBI,2016).
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu:
(1) Metode medroksiprogesteron asetat(DMPA),
mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan
setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular(didaerah bokong).
(2) Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat)
yang mengandung 200 mg noretindron
enantat. Diberikan setiap 2 bulan dengan
cara disuntik intramuskular
(Hartanto,Hanafi,2008).

Keuntungan dari suntikan progestin yaitu Sangat


efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang,
tidak berpengaruh pada hubungan suami istri,
tidak mengandung estrogen sehingga tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung,dan
gangguan pembekuan darah, tidak memiliki
pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien
tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat
digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan
kejadian penyakit jinak payudara, mencegah
112

beberapa penyebab penyakit radang panggul.


Kerugian dari suntikan progestin yaitu Tidak dapat
dihentikan sewaktu waktu sebelum suntikan
tersebut, permasalahan berat badan merupakan
efek samping tersering, terlambatnya kembali
kesuburan setelah penghentian pemakaian, pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, tidak menjamin
perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus HIV,
siklus haid yang memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan
tidak teratur atau perdarahan bercak(spotting)
(Saifuddin.2010).
Efek Samping dan Penatalaksanaanya:
(1) Amenore
Jelaskan pada klien bahwa sebagian besar
pengguna suntikan progestin mengalami hal
ini. Haid tidak harus ada setiap bulan dan hal
ini tidak menganggu kesehatan ibu. Klien
tidak menjadi infertile karena darah tidak
terkumpul didalam rahim. Beberapa pengguna
justru merasa senang tidak mendapat haid.
Bila kilen merasa terganggu dengan hali ini,
anjurkan menggunakan suntikan kombinasi.
(2) Perdarahan Ireguler
Jelaskan bahwa kondisi ini tidak menggangu
kesehatan klien dan gangguan ini akan
berkurang setelah beberapa bulan penggunaan
untuk penanganan jangka pendek, gunakan
ibuprofen 3x 500 mg setelah makan.
113

(3) Kenaikan Berat Badan


Lakukan kajian pola diet dan jika di temukan
masalah, rujuk klien ke ahli gizi.
(4) Perut Kembung dan Tidak Nyaman
Coba atasi dengan obat obatan local yang
tersedia.
(5) Perdarahan Banyak atau Berkepanjangan
Untuk Penanganan efek samping seperti ini
dapat menggunakan kontrasepsi oral
kombinasi 1 tablet sehari selama 21 hari yang
di mulai sejak timbulnya perdarahan atau 50µg
ethinyl estradiol per hari selama 21 hari yang
dimulai sejak timbulnya perdarahan.
(6) Sefalgia
Untuk sefalgia yang terkait dengan pemakaian
suntikan progestin dapat dicobakan aspirin
(325-650 mg). Ibuprofen (200-400mg),
paracetamol (325-1000 mg), atau penghilang
nyeri lainya. Jika sefalgia menjadi lebih berat
atau lebih sering timbul selama penggunaan
suntikan progestin maka lalukan evaluasi
tentang kemungkinan penyebab lainnya
(PPBI,2016).
d) Kontrasepsi Implan
1) Pengertian
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi
hormone, dipasang pada lengan atas (Handayani,2010).
Impan mengandung hormone progestin (levonogestrel/
etonogestrel) progestrin ditempatkan didalam kapsul
implant satu atau dua batang yang dipasang pada
114

lapisan bawah kulit (subdermal) dibagian medial lengan


diatas dengan jangka 3 tahun (PPBI.2016).
2) Implant ada beberapa jenis yaitu:
(a) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut
berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter
2,4 mm,yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun.
(b) Implanon terdiri dari satu batang putih lentur
dengan panjang kira kira 40 mm, dan diameter
2mm yang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogestrel
dan lama kerjanya 3 tahun.
(c) Jadena dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang
diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama
kerja 3 tahun (Saifuddin,2010).

Keuntungan dari kontrasepsi implant yaitu Daya guna


tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun),
pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam,
bebas dari pengaruh estrogen, tidak menggangu
kesehatan senggama, tidak menggangu ASI, klien
hanya perlu kembali klinik bila ada keluhan,dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Kerugian
dari implant adalah (Saifuddin,2010). Kerugian dari
implant adalah menimbulkan gangguan mestruasi dan
terjadi perdarahan yang tidak teratur, berat badan
bertambah, menimbulkan agne, ketegangan payudara,
liang senggama terasa kering (Manuaba,2010). Selain
memiliki kerugian, implant juga memiliki beberapa
efek samping yaitu amenorhoe, perubahan bercak
115

(spotting) ringan, pertambahan atau kehilangan berat


badan (perubahan nafsu makan) (Handayani,2010).
3) Efek Samping dan penanganannya

Tabel 2.13
Efek Samping dan penanganan kontrasepsi implant
Efek samping atau
Penanganan
masalah
1. Amenore (tidak a. Bila tidak terjadi kehamilan,dan
ada perdarahan, tidak perlu di berikan pengobatan
atau spotting) khusus. Jelaskan bahwa darah tidak
berkumpul didalam rahim.Anjurkan
klien untuk kembali ke klinik bila
tidak datangnya haid menjadi
masalah.
b. Bila klien tetap tidak bias
menerima, angkat implant dan
anjurkan menggunakan kontrasepsi
lain.
c. Bila klien hamil, cabut implant,
jelaskan bahwa hormone
progesterone tidak berbahaya bagi
janin
2. Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa
apakah kapsul yang lain masih di
tempat, dan apakah terdapat tanda tanda
infeksi daerah insersi. Bila tidak ada
infeksi dan kapsul lain masih berada
pada tempatnya, pasang kapsul baru 1
buah pada tempat insersi yang berbeda.
Bila pada tanda tanda infeksi,cabut
seluruh kapsul yang ada, dan pasang
kapsul baru pada lengan yang lain, atau
anjurkan klien menggunakan metode
pengganti.
3.Perdarahan a. Jelaskan bahwa perdarahan ringan
Pervaginam sering di temukan terutama pada
tahun pertama. Bila tidak ada
masalah dank klien tidak hamil,
116

Efek samping atau


Penanganan
masalah
tidak diperlukan tindakan apapun.
Bila klien tetap mengeluhkan
masalah tersebut, tapi tetap ingin
menggunakan implant, dapat
diberikan pil kombinasi satu siklus
atau ibuprofen 3x 800 mg selama 5
hari. Jelaskan pada klien
kemungkinan akan terjadi
perdarahan bila pil kombinasi habis.
b. Bila perdarahan berlanjut, ganti
dengan metode kontrasepsi lain.
4. Infeksi Pada a. Bila terdapat infeksi tanpa nanah,
Insersi bersihkan dengan sabun dan air atau
antiseptic. Berikan antibiotika yang
sesuai untuk 7 hari, implant jangan
di lepas dank klien di minta kembali
1 minggu kemudian.
b. Apabila tidak membaik,cabut
implant dan pasang yang baru pada
sisi lengan yang lain atau cari
metode pengganti yang lain. Apabila
ditemukan abses, bersihkan dengan
antiseptic.insisi dan alirkan pus
keluar, dan cabut impant. Lakukan
perawatan luka dan berikan
Antibiotika oral selama 7 hari.
5. Berat Badan Informasikan pada klien bahwa
Naik/turun perubahan berat badan 1-2 kg atau lebih
adalah normal. Kaji ulang diet klien
apabila terjadi perubahan berat badan 2
kg atau lebih. Apabila perubahan berat
badan ini tidak dapat diterima, bantu
klien mencari metode lain.
117

d. Metode kontrasepsi AKDR(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


1. Pengertian
AKDR merupakan salah satu metode jangka panjang yang
cukup efektif karena hanya terjadi kurang dari 1 kehamilan
diantara 100 pengguna AKDR (6-8 per 1000 pengguna) ditahun
pertama memakai AKDR. Efek kontraseptif kan menurun
apabila waktu penggunanya telah melampaui 10 tahun.
Perdarahan haid yang lebih lama serta kram atau nyeri di bawah
perut merupakan efek samping utama dalam waktu 3-6 bulan
penggunaan (PPBI,2016).
2. Jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahum(AKDR)
a) AKDR CuT-380 A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf
T diselebungi oleh kawat harus yang terbuat dari
tembaga(Cu).
b) AKDR yang mengandung hormone levonogestrel
(LNG,Mirena) (Saifuddin,2010).
c) Keuntungan dari alat kontrasepsi dalam rahim(AKDR)
yaitu Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi(6-8
kehamilan per 1000 perempuan dalam 1 tahun pertama),
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan, metode
jangka panjang(proteksi 10 tahun) untuk yang mengandung
tembaga, dan 5 tahun untuk yang mengandung hormone,
sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ngingat,Tidak
mempengaruhi hubungan seksual, meningkatkan
kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil,
AKDR Cu 380 A tidak mempengaruhi kualitas dan volume
ASI, Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau
sesudah keguguran(apabila tidak terjadi infeksi), bila tidak
ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu
kembali ke klinik jika tak ada masalah, dapat digunakan
118

sampai menopause(di cabut setelah kurang lebih 1 tahun


menopause. Tidak ada interaksi denga obat obat lain,
membantu mencegah kehamilan ektopik, dapat dipakai
sebagai kontrasepsi darurat(AKDR Cu 380 A). Kerugian
dari alat kontrasepsi dalam rahim adalah tidak Mencegah
infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, perdarahan
berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, Penyakit radang panggul
terjadi sesudah perempuan dengan infeksi menular seksual
(Saifuddin,2010).

d) Efek Samping dan Penggunaan.

Tabel 2.14
Efek Samping dan Penggunaan kontrasepsi AKDR

Perdarahan a. Lakukan evaluasi penyebab perdarahan


perdarahan lainnya dan lakukan
penanganan yang sesuai jika di
perlukan.
b. Jika tak ditemukan penyebab
lainnya,beri non steroidal anti-
inflamatori (NSAID), seperti ibu
profen) selama 5-7 hari.
Kram/nyeri a. Cari penyebab nyeri dan beri
penanganan yang sesuai jika
diperlukan.
b. Jika tidak ditemukan penyebab-
penyebab lainnya berikan asetaminofen
atau ibuprofen setiap hari pada
beberapa hari pertama menstruasi.
Keluhan Benang a. Gunting benang sehingga tidak
menonjol keluar dari mulut rahim
(muara serviks)
b. Jelaskan bahwa benang AKDR tidak
lagi keluar dari mulut rahim dan
pasangannya tidak merasa jaluran
119

benang tersebut.
c. Buat dalam catatan klien bahwa benang
telah dipotong rata setinggi permukaan
serviks (penting untuk teknik melepas
AKDR nantinya..

e. Metode Kontrasepsi Mantap.


Metode ini terdiri dari 2 macam yaitu MOP dan MOW.
1. MOP (Metode Operasi Pria) / Vasektomi
a) Pengertian
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens yang
merupakan saluran yang mengangkut sperma dari
epididimis di dalam testi ke vesikula seminalis. Pemotongan
vans deferens ini bertujuan agar sperma tidak mampu
diejakulasikan dan pria tidak subur (Everett,Suzanne.2008).
b) Tipe Metode
selama vasektomi, vas deferens akan dipotong dan akan
dilakukan kauteterisasi atau pengiatan. Sebagian vas
deferens yang diinsisi dapat dikirim ke bagian patologi
untuk memastikan bahwa saluran yang dipotong benar.
Masing-masing ujung vas deferens akan ditanam di bagian
lapisan jaringan yang berbeda untuk mencegah nya menyatu
kembali.
c) Keuntungan : metode permanen, efektivitas tinggi ,
menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang
tidak direncanakan , prosedur aman dan sederhana.
d) Kerugian : diperlukan kontrasepsi alternatif sampai di dapat
dua kali hitung sperma bersih secara berurutan, diperlukan
prosedur pembedahan, dibutuhkan anatesi lokal dan umum,
tidak bisa untuk kembali subur.
120

2. MOW (Metode Operasi Wanita) / Tubektomi


a) Pengertian
Metode Operasi Wanita adalah satu-satunya metode
kontrasepsi wanita yang permanen. Saat ini MOW
dilakukan melalui abdomen, baik dengan laparotomi-mini
dengan sterilisasi laparoskopik atau melalui vagina dengan
kuldoskopi. MOW dilakukan dengan cara eksisi atau
menghambat tuba fallopi yang membewa ovum dari
ovarium ke uterus. Tindakan ini mencegah ovum dibuahi
oleh sperma di tuba fallopi.
b) Tipe Metode
MOW adalah melakukan eksisi atau menghambat tuba
fallopi dengan :
1) Menjepitkan sebuah Hulka atau Klip Filshie, alat ini
meratakan dan menyumbat tuba fallopi.
2) Menarik sebuah tuba fallopi dan menjepitkan sebuah
cincin falope pada tuba.
3) Kauteterisasi dan diatermi.
4) Melakukan eksisi dan mengikat tuba fallopi.
c) Keuntungan : efektivitas tinggi, permanen, efektif segera.
d) Kerugian : melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi,
tidak bida subur kembali.
e) Kontraindikasi : masalah hubungan, ketidaksetujuan
terhadap operasi dari salah satu pasangan, keadaan sakit
atau disabilitas yang dapat meningkatkan resiko pada saat
operasi.
f. Metode Kontrasepsi Darurat.
Metote ini dipakai pada saat keadaan darurat ada 2 macam
yaitu pil dan AKDR.
121

F. METODE STUDI KASUS


1. Jenis Laporan Tugas Akhir
Jenis Laporan Tugas Akhir ini adalah studi kasus. Studi Kasus
merupakan satu metode untuk memahami seseorang yang dilakukan
secara komprehensif agar diperoleh pemahaman yang dalam tentang
seseorang tersebut serta masalah yang dihadapinya dengan tujuan
masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang
baik(Rahardjo dan Gudnanto, 2011).
2. Lokasi dan Waktu
Studi Kasus ini dilaksanakan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Sri Budiati
S.,S.Tr.,Keb. Ngendegan, Pandes, Wedi, Klaten.
3. Subyek Studi Kasus
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang ibu hamil
dengan usia kehamilan 28-32 minggu (Trimester III), Dimulai dari masa
kehamilan hingga nifas 42 hari.
4. Instrumen Studi Kasus
Instrumen pengumpulan data yaitu alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan di permudah(Arikunto, 2010).
Alat dan Bahan yang digunakan antara lain :
a. Alat dan Bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan
pemeriksaan fisik : stetoskop, sphygmomanometer, leanec,
timbangan berat badan ibu, timbangan berat badan bayi, senter,
hammer, metlin, thermometer, jam,handscoon, alat tulis, buku
catatan.
b. Alat dan Bahan yang digunakan dalam melakukan wawancara :
format Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, bersalin, BBL, Nifas dan
KB, alat tulis.
c. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi:
catatan medik, status pasien, buku KIA.
122

5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data


Jenis Data yang dikumpulkan dalam Studi Kasus ini adalah data primer
dan data sekunder.
a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari ibu secara langsung
maupun keluarga ibu. Data ini dapat diperoleh melalui :
1) Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai langsung responden yang diteliti. Metode ini
dapat dilakukan bila peneliti mengetahui hal-hal dari responde
secara mendalam serta jumlah responden sedikit(Hidayat, 2009).
2) Observasi
Metode ini mengobservasi secara langsung dengan cara
melakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan umum, tanda-tanda
vital, pemeriksaan fisik,kontraksi uterus, abdomen, dan keadaan
luka setiap kunjungan.
b. Data Sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari pasien secara
tidak langsung atau melalui perantara( Notoatmodjo, 2012). Data ini
untuk melengkapi data yang hubungannya dengan masalah yang
ditemukan maka peneliti mengambil data dengan studi dokumentasi.
123

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


(Kunjungan Antenatal I)
Hari/Tanggal : 04 Desember 2017
Pukul : 11.00 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : Rumah Pasien
I. Data Subjektif
a. Identitas
Nama istri : Ny.”J” Nama suami : Tn.”A”
Umur : 22 th Umur : 32 th
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Pandes RT.59/RW.17 , Wedi, Klaten.
b. Kunjungan saat ini : Kunjungan Ulang.
Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, ini adalah kehamilan pertamanya.
c. Keluhan : Ibu mengatakan sedikit seseg dan keputihan.
d. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan sebelumnya ia tidak pernah menderita penyakit
menular seperti (HIV/AIDS, Sipilis, TBC), penyakit menahun
seperti (Diabetes Mellitus, Hipertensi, Asma), serta menahun
seperti (Jantung, paru-paru, ginjal).
2. Riwayat Sekarang
Ibu mengatakan saat ini dia tidak sedang menderita penyakit
menular seperti (HIV/AIDS, Sipilis, TBC), penyakit menahun

123
124

seperti (Diabetes Mellitus, Hipertensi, Asma), serta menahun


seperti (Jantung, paru-paru, ginjal).
3. Priwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, Sipilis, TBC),
penyakit menahun seperti (Diabetes Mellitus, Hipertensi,
Asma), serta menahun seperti (Jantung, paru-paru, ginjal). Dan
keluarga tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, pada usia 21 tahun dengan suami usia 31 tahun,
lamanya 1 tahun.
f. Riwayat Obstetri
1. Riwayat Haid
a) Usia Menarche : 14 Tahun
b) Siklus haid : Teratur
c) Lama : 4-5 hari
d) Banyaknya : 20cc/hari
e) Sifat darah : encer
f) Disminorhea : tidak
g) HPHT : 01 – 04 - 2017
2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu (Tidak Ada).
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPL : 08 – 01 – 2018
b) BB sebelum hamil 59 kg
c) Periksa sebelumnya di BPM Sri Budiati dan Klinik Mulia.
IMUNISASI TT

Tanggal TT Keterangan
05 / 12 / 2016 I Telah Dilakukan
01 / 04 / 2017 II Telah Dilakukan
02 / 10 / 2017 III Telah Dilakukan
02 / 10 / 2018 IV Direncanakan
02 / 10 / 2019 V Direncanakan
125

d) Obat-obatan : Ibu mengatakan dia tidak pernah


mengkosumsi obat-obatan selain dari dokter maupun bidan.
e) Gerakan Janin I : 20 Minggu
Gerakan janin sekarang kuat, 12X dalam 12 jam.
f) Kebiasaan minum jamu, alkohol, merokok, dsb.
Ibu mengatakan ia tidak pernah minum alkohol, jamu,
merokok, dsb. Serta suami merupakan perokok aktif.
g. Riwayat Keluarga Berencana
1. Pernah KB ? cara apa ?
Ibu mengatakan belum pernah KB.
2. Bila berhenti alasan apa ?
Ibu mengatakan belum pernah.
3. Rencana KB setelah melahirkan ?
Ibu mengatakan belum tahu ingin menggunakan KB apa setelah
melahirkan.
h. Pola Kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil
a. Nutrisi
1) Makan 2 kali / hari 3 kali / hari
2) Jenis makanan Nasi , sayur, lauk Nasi, sayur, lauk, buah.
3) Makanan pantang Tidak ada Tidak ada
4) Alergi Makanan Tidak ada Tidak ada
b. Eliminasi
1) BAK 5 kali / hari 7 kali / hari
a) Warna Kuning Kuning jernih
b) Bau Khas Khas
c) Konsistensi Cair Cair
2) BAB 2-3 kali / hari 1 kali / hari
a) Warna Kuning Kecoklatan
b) Bau Khas Khas
c) Konsistensi Lunak Lunak
c. Aktivitas Menyapu, Menyapu, mengepel
mengepel, masak
d. Istirahat
1) Tidur siang 2 jam 1 jam
126

Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil


2) Tidur malam 10 jam 8 jam
3) Kebiasaan tidur Terlentang Miring kiri
4) Keluhan Tidak ada Tidak ada
e. Personal Hygiene
1) Mandi 2 kali / hari 3 kali / hari
2) Keramas 2 kali/ minggu 3 kali / minggu
3) Gosok gigi 1 kali / hari 2 kali / hari
4) Ganti baju dan 2 kali / hari 3 kali / hari
pakaian dalam
f. Pola Seksual
1) Frekuensi 3 kali / minggu 1 kali / minggu
2) Adakah masalah Tidak ada Tidak ada

i. Psiko Sosio Spiritual


1. Respon ibu terhadap kehamilannya
Ibu mengatakan senang terhadap kehamilan pertamanya.
2. Respon Keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat mendukung
terhadap kehamilannya.
3. Pengambilan keputusan
Ibu mengatakan yang mengambil keputusan pertama adalah
suami dan keputusan kedua oleh keluarga/saudara.
4. Ketaatan beribadah
Ibu mengatakan rajin sholat 5 waktu dan dilanjutkan dengan
berdoa.
5. Lingkungan yang berpengaruh
a) Tinggal bersama : suami dan orang tua
b) Hewan peliharaan : ayam dan burung
c) Mengolah daging dimasak > 30 menit
127

II. Data Objektif


a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 X / menit
Suhu : 36,3˚C
Respirasi : 20 X / menit
4. BB sebelum hamil : 59 kg
5. BB setelah hami : 65 kg
6. Tinggi Badan : 156 cm
7. LiLA : 29 cm

b. Status Present
1. Muka
a) Konjungtiva : Merah Muda, tidak anemis.
b) Sklera : Putih, tidak ikterik.
c) Mulut : Bersih, Tidak ada caries gigi, tidak ada
stomatitis, lembab, simetris.
2. Leher
a) Pembesaran Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran.
b) Pembesaran Kelenjar Lymfe : Tidak ada pembesaran.
3. Dada
a) Mamae : Tidak ada benjolan, tampak membesar.
b) Axilla : Tidak ada benjolan.
4. Abdomen
a) Membesar : Tampak membesar.
b) Bekas Luka : Tidak Ada.
5. Genetalia Luar
a) Kebersihan : Bersih.
128

b) Flour Albus : Ada, putih, tidak berbau.


c) Tanda Chadwich : Tidak ada.
d) Varises : Tidak ada.
e) Bekas Luka : Tidak ada.
6. Anus
a) Hemoroid : Tidak Ada.
7. Ekstermitas
a) Kelengkapan Jari (tangan dan kaki) : Lengkap, tidak ada
kelainan, simetris.
b) Oedema : Tidak Ada.
c) Varises : Tidak Ada.
d) Reflek Patella : Kanan (+) / kiri (+)

c. Status Obstetri
1. Muka : Cloasma Gravidarum.
2. Dada
a) Mamae : Membesar.
b) Puting susu : Verted, tidak ada kelainan.
c) Areola : Kehitaman.
d) Striae : Tidak Ada
e) Kelenjar Montgomery : Ada.
f) Kolostrum : Belum Keluar.
3. Abdomen
a) Striae : Tidak Ada.
b) Linea Nigra : Ada.
c) Palpasi
1) Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 26 cm, bagian
fundus teraba bulat, tidak melenting dan
lunak (bokong).
2) Leopold II : Bagian kanan teraba bagian yang datar,
keras dan memanjang seperti papan
129

(punggung), sedangkan dibagian kiri


teraba kecil-kecil (ekstermitas tangan
dan kaki).
3) Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat, melenting
dan keras (kepala).
4) Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk
panggul (divergen).
d) Auskultasi
DJJ Frekuensi : 140 X / menit
Punctum Maksimum : Pinggir kanan sebelah pusat.
e) Ukuran Panggul (Bila ada indikasi)
a. Distansia spinarum : 24,5 cm (Normalnya 23 – 26 cm)
b. Distansia cristarum : 28 cm (Normalnya 26 – 29 cm)
c. Conjugata eksterna : 22 cm (Normalnya 18 – 20 cm)
d. Lingkar Panggul : 93 cm (Normalnya 80 – 100 cm)
f) VT (apabila ada indikasi)
Tidak Dilakukan.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a) Darah : Tidak Dilakukan
b) Urine : Tidak Dilakukan
c) Albumin : Tidak Dilakukan
d) Reduksi : Tidak Dilakukan
III. Assesment
Ny. “J” usia 22 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu lebih 5 hari dengan
kehamilan normal.
IV. Planning
Hari / Tanggal
a. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan
sehat dan normal tidak ada kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
130

b. Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan ibu Trimester III yaitu


ketidaknyamanan merupakan perubahan kondisi tubuh ibu hamil
yang menyebabkan rasa tidak nyaman.
Contoh Ketidaknyamanan TM III dan cara mengatasinya :
1) Sesak Nafas : Pada kehamilan trimester III akan
merasakan susah bernafas dikarenakan
tekanan janin yang berada di bawah
diafragma ibu dan menekan paru-paru ibu.
Cara mengatasi : Tidak membawa barang berat, berjalan
tegak, menarik nafas yang dalam, tidur
miring kiri, dan berjalan-jalan.
2) Keputihan : Peningkatan cairan vagina selama hamil
adalah normal. Biasanya agak kental dan
mendekati persalinan lebih cair.
Cara mengatasi : Tetap menjaga kebersihan vagina, sering
membilas dan mengganti celana dalam
apabila lembab. Hubungi dokter apabila
cairan itu berbau, berwarna hijau, gatal,
panas, dan sakit.
3) Sakit Punggung : sakit pada punggung disebabkan karena
berat janin meningkat membuat tubuh
terdorong kedepan dan mengimbanginya
cenderung menegakkan bahu sehingga
memberatkan punggung.
Cara mengatasi : kompres dengan air hangat.
4) Sering Buang Air Kecil (BAK) : kapasitas kandung kemih
menurun akibat pembesaran
rahim dan tertekan.
Cara mengatasi : kosongkan kandung kemih, kencing teratur,
batasi minum pada malam hari, anjurkan
131

ibu banyak minum disiang hari agar tidak


dehidrasi.
Ibu mengatakan mengerti tentang ketidaknyamanan ibu hamil
trimester III.
c. Menjelaskan pada ibu tentang periubahan fisiologi ibu hamil
trimester III yaitu :
1. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
2. Rasa tidak nyaman muncul kembali, merasa dirinya jelek, aneh
dan tidak menarik.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya yang akan timbul pada saat
melahirkan khawatuir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayinya yang akan dilahirkannya dalam keadaan yang
tidak normal.
5. Merasa sedih akan berpisah dengan anaknya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka.
Ibu mengatakan mengerti tentang perubahan fisiologi ibu hamil
Trimester III.
d. Menjelaskan pada ibu pola nutrisi selama hamil trimester III yaitu :
Nutrisi merupakan pembentukan energi ibu hamil dan wanita tidak
hamil. Berbeda dengan ibu hamil disarankan makan 3-4 kali/hari.
Dengan menu makanan yang mengandung :
1) Karbohidrat : nasi, jagung, singkong.
2) Protein dan lemak : ikan laut, ayam, telur, susu, tahu,
3) Vitamin dan mineral : sayuran (bayam, brokoli, kangkung),
buah-buahan (pepaya, jeruk, apel, dll).
Perbanyak minum air putih, hindari minum beralkohol, berkafein,
bersoda, dll.
Ibu mengerti cara menjaga pola nutrisi selama hamil.
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang minimal 2
jam, malam 8 jam agar ibu tidak mudah lelah.
132

Ibu mengerti tentang istirahat yang cukup.


f. Memberikan terapi :
Tablet Fe 1 X 1 / Malam. Tablet Fe / Tambah darah berfungsi
sebagai penambah darah, karena ibu hamil mengalami pengenceran
darah, sehingga mencegah anemia. Sebaiknya ketika meminum
tablet Fe menggunakan air putih / jeruk, jangan menggunakan air
susu, teh maupun kopi.
Kalsium 1 X 1 / pagi. Kalsium berfungsi sebagai pembentuk tulang
dan pertumbuhan janin dalam kandungan.
Ibu telah mendapat terapi, dab bersedia minum obat sesuai aturan.
g. Menanyakan kembali kepada ibuntentang ketidaknyamanan ibu
hamil trimester III.
Ibu menjawab lengkap, dan ibu telah mengerti tentang
ketidaknyamanan ibu hamil trimester III.
h. Memberitahu ibu kunjungan ulang 1 minggu lagi , pada kunjungan
selanjut nya membahas tentang tanda-tanda bahaya ibu hamil
trimester III serta apabila ada keluhan lagi segera kembali.
Ibu mengatakan mengerti dan bersedia kunjungan ulang.

(Kunjungan Antenatal II)


Hari/Tanggal : 12 Desember 2017
Pukul : 19.30 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : BPM Sri Budiati
I. Data Subjektif
a. Ibu mengatakan merasakan pegal-pegal di punggung.
b. Ibu mengatakan mengurangi aktivitas berat.
c. Ibu mengatakan makan-makanan yang mengandung zat besi
seperti hati ayam dan sayuran.Ibu mengatakan gerakan bayinya
aktif >20 kali perhari dan aktif ketika ibu makan di malam hari.
133

d. Ibu mengatakan dapat menyebutkan kembali tentang


ketidaknyamanan ibu hamil trimester III meliputi : sesak nafas,
keputihan, sakit punggung, sering Buang Air Kecil, dll.

II. Data Objektif


Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 X / menit
Suhu : 36,7˚C
Respirasi : 20 X / menit
d. BB sebelum hamil : 59 kg
e. BB setelah hami : 65 kg
f. Tinggi Badan : 156 cm
g. LiLA : 29 cm
h. Umur Kehamilan : 36 minggu lebih 4 hari

Pemeriksaan Leopold
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 26 cm, bagian fundus teraba
bulat, tidak melenting dan lunak (bokong).
b. Leopold II : Bagian kanan teraba bagian yang datar, keras dan
memanjang seperti papan (punggung), sedangkan
dibagian kiri teraba kecil-kecil (ekstermitas
tangan dan kaki).
c. Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat, melenting dan
keras (kepala).
d. Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk panggul
(divergen).
134

III. Assesment
Ny. “J” usia 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu lebih 4 hari dengan
kehamilan normal.

IV. Planning
Hari/tanggal
a. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan
sehat dan normal tidak ada kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
b. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya ibu hamil trimester
III yaitu :
1. Perdarahan per vaginam
Perdarahan yang keluar pada ibu hamil setelah 28
minggu disebut perdarahan antepartum. Perdarahan ante
partum dapat berasal dari kelainan plasenta yaitu plasenta
plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal menutup jalan lahir,
abruptio plasenta adalah keadaan dimana plasenta terlepas
dari perlekatannya sebelum lahir. Perdarahan per vaginam
yang termasuk kriteria yang berbahaya adalah perdarahan
yang banyak, merah dan disertai nyeri.
2. Sakit Kepala yang hebat
Sakit kepala menunjukan suatu masalah yang serius
adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan
istirahat. Kadang-kadang ibu menemukan pengelihatan kabur
/ berbayang, itu merupakan gejala preeklampsia / keracunan
kehamilan.
3. Bengkak pada wajah dan ekstermitas
Bengkak menunjukan adanya masalah serius jika
muncul pada wajah dan muka serta tangan tidak hilang
135

setelah beristirahat disertai keluhan fisik lain. Ini gejala dari


anemia, gagal jantung atau preeklampsia.
4. Keluar cairan ketuban sebelum waktunya
Pecahnya ketuban dalam kehamilan sebelum
waktunya merupakan tanda bahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya infeksi pada janin. Kejadian ini
disebut Ketuban Pecah Dini (KPD).
5. Gerakan janin tidak terasa
Dalam12 jam ibu merasakan gerakan janinnya
minimal 10 kali. Yang termasuk tanda bahaya bila gerakan
janin berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Ini adalah
tanda kematian janin dalam rahim.
Apabila merasakan salah satu tanda bahaya segera
menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.
Ibu mengerti tentang tanda bahaya ibu hamil trimester
III dan bersedia menghubungi fasilitas kesesehatan terdekat
apabila merasakan salah satu tanda bahaya.
c. Memberitahu ibu tentang Body Mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan. Seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan, tubuh akan mengadakan penyesuaian fisik
dengan pertambahan ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling
jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuan
tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika
tidak hamil. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil :
1. Duduk
Duduk dengang posisi punggung tegak. Atur dagu ibu dan
tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu berdiri
2. Berdiri
Sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di
saat berat janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk
136

jangka waktu yang lama. Berdiri dengan menegakkan bahu


dan mengangkat pantat. Tegak lurus dari telinga sampai ke
tumit kaki.
3. Berjalan
Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu ber-hak tinggi
atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing karena
mudah menghilangkan keseimbangan. Bila memiliki anak
balita, usahakan supaya tinggi pegangan keretanya sesuai
untuk ibu.
4. Tidur
Ibu tidur dengan posisi miring ke kiri. Tujuannya agar suplai
oksigen mudah masuk ke dalam tubuh dan janin
mendapatkan oksigen dengan lancar.
5. Bangun dari berbaring
Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi
tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu
perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan
turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk
beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali ibu
bangun dari berbaring.
6. Membungkuk dan mengangkat
Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki untuk
tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat
punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang
ringan sekalipun.
Ibu mengatakan mengerti tentang body mekanik.
d. Memberitahu ibu tetap menjaga pola nutrisi selama hamil
trimester III yaitu :
Nutrisi merupakan pembentukan energi ibu hamil dan wanita
tidak hamil. Berbeda dengan ibu hamil disarankan makan 3-4
kali/hari. Dengan menu makanan yang mengandung :
137

1) Karbohidrat : nasi, jagung, singkong.


2) Protein dan lemak : ikan laut, ayam, telur, susu, tahu,
3) Vitamin dan mineral : sayuran (bayam, brokoli, kangkung),
buah-buahan (pepaya, jeruk, apel, dll).
Perbanyak minum air putih, hindari minum beralkohol, berkafein,
bersoda, dll.
Ibu mengerti cara menjaga pola nutrisi selama hamil.
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang minimal
2 jam, malam 8 jam agar ibu tidak mudah lelah.
Ibu mengerti tentang istirahat yang cukup.
f. Memberi terapi :
Tablet Fe 1 X 1 / hari (malam)
Kalsium 1 X 1 / hari (pagi)
Ibu telah mendapat terapi dan bersedia minum obat sesuai aturan.
g. Menanyakan kembali kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya ibu
hamil trimester III.
h. Ibu menjawab lengkap, dan ibu telah mengerti tentang tanda-
tanda bahaya ibu hamil trimester III.
i. Memberitahu ibu kunjungan ulang 1 minggu lagi , pada
kunjungan selanjut nya membahas tentang tanda-tanda persalinan
dan Inisiasi Menyusu Dini serta apabila ada keluhan lagi segera
kembali.
Ibu mengatakan mengerti dan bersedia kunjungan ulang.
138

(Kunjungan Antenatal III)


Hari/Tanggal : 15 Desember 2017
Pukul : 18.30 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : BPM Sri Budiati
I. Data Subjektif
a. Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan apapun.
b. Ibu mengatakan mengurangi aktivitas berat.
c. Ibu mengatakan tetap menjaga pola nutrisi.
d. Ibu mengatakan gerakan bayinya aktif >20 kali perhari dan aktif
ketika ibu makan di malam hari.
e. Ibu mengatakan istirahat nya agak berkurang, susah tidur di malam
hari.
f. Ibu mengatakan dapat menyebutkan kembali tentang tanda-tanda
persalinan seperti nyeri perut melingkar, keluar lendir darah,
kontraksi semakin sering.

II. Data Objektif


Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 X / menit
Suhu : 36,3˚C
Respirasi : 20 X / menit
d. BB sebelum hamil : 59 kg
e. BB setelah hami : 66 kg
f. Tinggi Badan : 156 cm
g. LiLA : 30 cm
h. Umur Kehamilan : 37 minggu lebih 1 hari
139

Pemeriksaan Leopold
1. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 26 cm, bagian fundus teraba
bulat, tidak melenting dan lunak (bokong).
2. Leopold II : Bagian kanan teraba bagian yang datar, keras dan
memanjang seperti papan (punggung), sedangkan
dibagian kiri teraba kecil-kecil (ekstermitas tangan
dan kaki).
3. Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat, melenting dan keras
(kepala).
4. Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk panggul
(divergen).

III. Assesment
Ny. “J” usia 22 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu lebih 1 hari dengan
kehamilan normal.

IV. Planning
Hari/tanggal
a. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan
sehat dan normal tidak ada kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
b. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan
makanan apapun kecuali obat, vitamin atau mineral yang dianjurkan
oleh bidan maupun dokter.
Manfaat menyusui antara lain :
1) Bagi bayi:
a) Komposisi sesuai kebutuhan.
b) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia
enam bulan.
c) ASI merupakan zat pelindung.
140

d) Perkembangan psikomotorik lebih cepat.


e) Menunjang perkembangan kognitif.
f) Memperkuat ikatan batin ibu dan anak.
2) Bagi ibu:
a) Mencegah perdarahan pasca persalinan.
b) Mencegah anemia defisiensi besi.
c) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
d) Menunda kesuburan.
e) Mengurangi kemungkinan kanker payudara.
3) Bagi keluarga:
a) Mudah dalam proses pemberianya.
b) Mengurangi biaya rumah tangga.
c) Bayi yang mendapatkan ASI jarang sakit, sehingga dapat
menghemat biaya untuk berobat.
Ibu mengatakan mengerti tentang ASI Ekslusif dan manfaatnya.
c. Menjelaskan pada ibu tentang posisi dan pelekatan menyusui
a) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
b) Ibu duduk dengan santai, bila duduk lebih baik gunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
c) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkuk siku ibu.
d) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan satunya
didepan.
e) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara.
f) Telinga dan lengan bayi teletak pada satu garis lurus.
g) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang.
h) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang di bawah, jangan menekan puting susu.
i) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut.
141

j) Setelah bayi membuka mulut, segera kepala bayi di dekatkan ke


payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
Ibu mengatakan mengerti tentang posisi dan pelekatan menyusui
yang benar.
d. Menganjurkan ibu tetap menjaga pola nutrisi selama hamil trimester
III
Ibu bersedia tetap menjaga pola nutrisi selama hamil.
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang minimal 2
jam, malam 8 jam agar ibu tidak mudah lelah.
Ibu mengerti tentang istirahat yang cukup.
f. Memberi terapi :
Tablet Fe 1 X 1 / hari (malam)
Kalsium 1 X 1 / hari (pagi)
Ibu telah mendapat terapi dan bersedia minum obat sesuai aturan.
g. Menanyakan kembali kepada ibu tentang ASI Eksklusif dan posisi
pelekatan menyusui yang benar..
Ibu menjawab lengkap, dan ibu telah mengerti tentang ASI Eksklusif
dan posisi pelekatan menyusui yang benar.
h. Memberitahu ibu kunjungan ulang 1 minggu lagi , pada kunjungan
selanjut nya membahas tentang Pemberian MP-ASI, Tanda-tanda
persalinan, dan teknik mengejan serta apabila ada keluhan lagi
segera kembali.
Ibu mengatakan mengerti dan bersedia kunjungan ulang.
142

(Kunjungan Antenatal IV)


Hari/Tanggal : 23 Desember 2017
Pukul : 19.00 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : BPM Sri Budiati
I. Data Subjektif
a. Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan apapun.
b. Ibu mengatakan mengurangi aktivitas berat.
c. Ibu mengatakan tetap menjaga pola nutrisi.
d. Ibu mengatakan gerakan bayinya aktif >20 kali perhari dan aktif
ketika ibu makan di malam hari.
e. Ibu mengatakan istirahat nya agak berkurang, susah tidur di malam
hari.
f. Ibu mengatakan dapat menyebutkan kembali tentang tanda-tanda
persalinan seperti nyeri perut melingkar, keluar lendir darah,
kontraksi semakin sering.

II. Data Objektif


Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 X / menit
Suhu : 36,3˚C
Respirasi : 20 X / menit
d. BB sebelum hamil : 59 kg
e. BB setelah hami : 67 kg
f. Tinggi Badan : 156 cm
g. LiLA : 30 cm
h. Umur Kehamilan : 38 minggu lebih 1 hari
143

Pemeriksaan Leopold
1. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 27 cm, bagian fundus teraba
bulat, tidak melenting dan lunak (bokong).
2. Leopold II : Bagian kanan teraba bagian yang datar, keras dan
memanjang seperti papan (punggung), sedangkan
dibagian kiri teraba kecil-kecil (ekstermitas
tangan dan kaki).
3. Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat, melenting dan
keras (kepala).
4. Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk panggul
(divergen).

III. Assesment
Ny. “J” usia 22 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu lebih 1 hari dengan
kehamilan normal.

IV. Planning
Hari/tanggal
a. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan
sehat dan normal tidak ada kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
b. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu :
1. Nyeri pada perut melingkar hingga ke tulang belakang. Rasa
sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang
mulaai menekan tulang belakang.
2. Keluar lendir darah
Cairan darah pada ibu merupakan tanda persalinan biasanya
pada ibu yang baru pertama kali hamil lendir ini merupakan
lendir menggumpal yang lengket pada rahim.
144

3. Kontraksi
Kontraksi/his yang merupakan tanda melahirkan biasanya
teratur dan sering. Kontraksi akan muncul setiap 10 menit
sekali dengan frekuensi 3-5 kali.
Ibu mengerti tentang tanda-tanda persalinan.
c. Memberitahu ibu tentang teknik pernafasan saat persalinan yaitu
Teknik bernapas selama persalinan sebagai berikut:
Inspirasi dan ekspirasi seimbang, bernapas dalam sebelum
mengedan, bernapas melalui hidung (bukan melalui mulut)
menghindari kekeringan pada mulut, bernapas pendek dan cepat
setelah mengedan. Ibu dibimbing bernapas untuk menghindari
terjadinya hyperventilasi (ditandai dengan ibu pusing) agar janin
tidak kekurangan oksigen.
Teknik bernapas ini harus digunakan selama persalinan
(mengedan). Tujuan mempelajari tehnik pernapasan menjaga agar
oksigenisasi ibu dan janin seimbang. meningkatkan relaksasi,
menurunkan rasa cemas dan gelisah, meningkatkan konsentrasi
pada proses persalinan
1. Segera setelah kontraksi dimulai, ambil nafas yang banyak dan
hembuskan nafas dengan kuat. Lepaskan semua ketegangan
sewaktu mengeluarkan nafas, dan kendurkan semua otot dari
kepala sampai ujung kaki.
2. Pusatkan perhatian.
3. Dengan perlahan hirup nafas melalui hidung dan keluarkan
melalui mulut, dengan membiarkan semua udara mengalir
keluar, setelah itu berhenti sejenak. Bernafaslah enam sampai
sepuluh kali tarikan per menit (kira-kira separuh dari kecepatan
nafas normal.
4. Tarik nafas dengan cepat, tetapi keluarkan nafas dengan sedikit
suara. Bunyi yang terdengar sewaktu mengeluarkan nafas
adalah seperti desah lega.
145

5. Jaga bahu dalam posisi rileks. Rilekskan dada dan perut


sehingga keduanya menggembung waktu menarik nafas dan
kembali normal waktu mengeluarkan nafas.
Ibu mengerti tentang teknik pernafasan saat persalinan.
d. Menganjurkan ibu tetap menjaga pola nutrisi selama hamil
trimester III
Ibu bersedia tetap menjaga pola nutrisi selama hamil.
e. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang minimal 2
jam, malam 8 jam agar ibu tidak mudah lelah.
Ibu mengerti tentang istirahat yang cukup.
f. Memberi terapi :
Tablet Fe 1 X 1 / hari (malam)
Kalsium 1 X 1 / hari (pagi)
Ibu telah mendapat terapi dan bersedia minum obat sesuai aturan.
g. Menanyakan kembali kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan.
Ibu menjawab lengkap, dan ibu telah mengerti tentang tanda-
persalinan.
h. Memberitahu ibu kunjungan ulang 1 minggu lagi , pada kunjungan
selanjut nya membahas tentang persiapan persalinan serta apabila
ada keluhan lagi segera kembali.
Ibu mengatakan mengerti dan bersedia kunjungan ulang.
146

(Kunjungan Antenatal V)
Hari/Tanggal : 2 Januari 2017
Pukul : 09.00 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : BPM Sri Budiati
I. Data Subjektif
a. Ibu mengatakan tidak merasakan keluhan apapun.
b. Ibu mengatakan mengurangi aktivitas berat.
c. Ibu mengatakan tetap menjaga pola nutrisi.
d. Ibu mengatakan gerakan bayinya aktif >20 kali perhari dan aktif
ketika ibu makan di malam hari.
e. Ibu mengatakan dapat menyebutkan kembali tentang MP-ASI ,
tanda-tanda persalinan dan teknik pernafasan dan mengejan.

II. Data Objektif


Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 X / menit
Suhu : 36,3˚C
Respirasi : 20 X / menit
d. BB sebelum hamil : 59 kg
e. BB setelah hamil : 66 kg
f. Tinggi Badan : 156 cm
g. LiLA : 30 cm
h. Umur Kehamilan : 39 minggu lebih 2 hari
147

Pemeriksaan Leopold
a. Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 27 cm, bagian fundus teraba
bulat, tidak melenting dan lunak (bokong).
b. Leopold II : Bagian kanan teraba bagian yang datar, keras dan
memanjang seperti papan (punggung), sedangkan
dibagian kiri teraba kecil-kecil (ekstermitas tangan
dan kaki).
c. Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat, melenting dan keras
(kepala).
d. Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk panggul
(divergen).

III. Assesment
Ny. “J” usia 22 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu lebih 2 hari dengan
kehamilan normal.

IV. Planning
Hari/tanggal
a. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan
sehat dan normal tidak ada kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan.
b. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu :
1. Menanyakan keluhan klien ada atau tidak
2. Menjelaskan maksud dan tujuan klien : mempersiapkan apa saja
yang dilakukan saat persalinan.
3. Menanyakan kepada klien apa saja yang diketahui tentang
persiapan persalinan.
4. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan antara
lain : kenceng-kenceng semakin teratur, nyeri yang menjalar
sampai ke pinggang, keluar lendir darah.
148

5. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya persalinan :


perdarahan, sakit kepala yang hebat, pandangan kabur, keluar
cairan ketuban sebelum waktunya, nyeri perut hebat, bayi tidak
lahir dalam 12 jam.
6. Menjelaskan tempat persalinan yang aman yaitu PKD,
Puskesmas, BPM, RS, atau RB.
7. Menjelaskan alat transportasi yang bisa digunakan ke tempat
persalinan : ambulan, mobil.
8. Menjelaskan tenaga kesehatan penolong persalinan antara lain :
bidan, dokter SpOg.
9. Menjelaskan siapa saja yang mendampingi saat persalinan :
suami, keluarga, saudara,tetangga.
10. Menjelaskan biaya persalinan : mandiri, BPJS, ASKES, serta
asuransi lain.
11. Menyiapkan kemungkinan kegawatdaruratan seperti uang dan
donor darah.
12. Menjelaskan siapa saja yang akan mengambil keputusan :
suami, keluarga, diri sendiri.
Ibu mengerti tentang persiapan persalinan.
c. Menganjurkan ibu tetap menjaga pola nutrisi selama hamil trimester
III
Ibu bersedia tetap menjaga pola nutrisi selama hamil.
d. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang minimal 2
jam, malam 8 jam agar ibu tidak mudah lelah.
Ibu mengerti tentang istirahat yang cukup.
e. Memberi terapi :
Tablet Fe 1 X 1 / hari (malam)
Kalsium 1 X 1 / hari (pagi)
Ibu telah mendapat terapi dan bersedia minum obat sesuai aturan.
149

f. Menanyakan kembali kepada ibu tentang persiapan persalinan.


Ibu menjawab lengkap, dan ibu telah mengerti tentang persiapan
persalinan.
g. Memberitahu ibu kunjungan ulang 1 minggu lagi , apabila ada
keluhan lagi segera kembali.
Ibu mengatakan mengerti dan bersedia kunjungan ulang.
150

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Hari/Tanggal : 08 Januari 2018
Pukul : 00.00 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : BPM Sri Budiati
I. Data Subjektif
a. Keluhan saat ini : Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-
kenceng sejak pukul 00.00 WIB. Ibu mengatakan sudah
mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir.
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Mulai periksa sejak : 25 mei 2017
2. Umur kehamilan : 7 minggu lebih 5 hari
3. ANC di Bidan 8 kali , obat yang diberikan Fe dan Kalsium.
4. ANC terakhir : 02 januari 2018
5. TT 1 : 05 / 12 / 2016
TT 2 : 01 / 04 / 2017
TT 3 : 02 / 10 / 2017
6. Obat yang diminum : Tablet Fe dan Kalsium
c. Tanda-tanda persalinan
1. Kontraksi Sejak : 00.00 WIB
2. Frekuensi : 2 X dalam 10 menit
3. Lama : 20 detik
4. intensitas : ringan

d. Pengeluaran Pervaginam
1. Darah : Tidak Ada
2. Lendir dan darah : Ada, sedikit, merah
3. Ketuban : Utuh.
e. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : 20 kali, kuat
f. Makan terakhir pukul : 22.00 WIB
g. Minum terakhir pukul : 23.00 WIB
151

h. BAK terakhir : 19.00 WIB


i. BAB terakhir : 06.00 WIB
j. Tidur : 2 jam
k. Riwayat Psikososial
1. Respon ibu terhadap kehamilannya : Ibu mengatakan sangat
senang atas kehamilannya saat ini.
2. Respon orangtua dan persiapan menjadi orang tua : Ibu
mengatakan bahwa ia dan suami siap menjadi orang tua.
3. Pengambilan Keputusan : Ibu mengatakan pengambilan
keputusan pertama yaitu suami dan yang kedua
keluarga/saudara.

II. Data Objektif


a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 X / menit
Suhu : 36,3 ˚C
Respirasi : 20 X / menit
4. Tinggi Badan : 156 cm
5. Berat Badan : 67 kg
6. LiLA : 29 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan Leher
a) Edema Wajah : Tidak Odema
b) Cloasma Gravidarum : Ada
c) Mata : Bulat, simetris, tidak ada sekret.
d) Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis,
lembab, simetris.
152

e) Leher : Tidak ada pembengkakan


kelenjar tyroid.
2. Payudara
a) Bentuk : Simetris.
b) Puting Susu : Menonjol, kehitaman.
c) Kolostrum : Sudah keluar.
3. Abdomen
a) Pembesaran : Membesar sesuai umur kehamilan.
b) Benjolan : Tidak ada benjolan.
c) Bekas Luka : Tidak ada bekas luka.
d) Striae Gravidarum : Ada
e) Palpasi Leopold
1) Leopold I : Tinggi Fundus Uteri 28 cm, bagian
fundus teraba bulat, tidak melenting
dan lunak (bokong).
2) Leopold II : Bagian kanan teraba bagian yang
datar, keras dan memanjang seperti
papan (punggung), sedangkan
dibagian kiri teraba kecil-kecil
(ekstermitas tangan dan kaki).
3) Leopold III : Bagian sympisis teraba bulat,
melenting dan keras (kepala).
4) Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk
panggul (divergen).
TBJ : (28-11) X 155 cm = 2630 gram.
f) Auskultasi DJJ : Punctum Maksimum di sebelah
kanan pusat
Frekuensi : 140 X/menit.
HIS Frekuensi : 2X dalam 10 menit.
Lama : 20 detik.
Kekuatan : Lemah.
153

4. Pinggang : Nyeri.
5. Ekstermitas
a. Edema : Tidak Ada.
b. Varises : Tidak Ada.
c. Reflek Patella : Kanan (+) / kiri (+)
6. Ukuran Panggul
a. Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
b. Distansia Kristarum : Tidak dilakukan
c. Konjugata Eksterna : Tidak dilakukan
d. Lingkaran Panggul : Tidak dilakukan
7. Ukuran Panggul Dalam (jika perlu)
a. Pemeriksaan dalam
VT tgl : 08 januari 2018 jam : 00.00 WIBoleh : Bidan
b. Pembukaan : 1 cm
c. Ketuban : utuh
d. Penurunan : 4/5
e. Presentasi : Kepala
f. Molage : Tidak ada
c. Pemeriksaan Pemeriksaan
1. Hb : Tidak Dilakukan
2. WR / VDRL : Tidak Dilakukan
3. Protein Urin : Tidak Dilakukan
4. Urine Reduksi : Tidak Dilakukan
5. Sekret Vagina : Tidak Dilakukan
III. Assesment
Ny. J usia 22 tahun G1P0A0 inpartu kala I fase laten

IV. Planning
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam
keadaan sehat dan sudah memasuki masa persalinan kala I fase
laten.
154

Ibu mengatakan mengerti tentang hasil pemeriksaan.


b. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan disekitar tempat tidur
tujuannya agar mempercepat pembukaan dan penurunan kepala
bayi.
Ibu bersedia jalan-jalan.
c. Memberitahu ibu tentang proses persalinan pervaginam / normal
yaitu persalinan dengan kekuatan sendiri dan ibu mampu
melahirkan bayi melalui jalan lahir secara normal.
Ibu mengerti tentang proses persalinan pervaginam.
d. Memberikan Asuhan Sayang Ibu pada kala I yaitu :
1. Memberikan rasa empati kepada ibu.
2. Menganjurkan suami untuk menemani ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk berdoa sesuai keyakinan.
4. Menganjurkan ibu membicarakan atau bertanya tentang
kekhawatiran yang ditakutkan saat bersalin, dan berikan
motivasi.
5. Menghargai privasi ibu.
6. Memberikan kebebasan mobilisasi pada ibu ke kamar kecil
untuk BAK tanpa menggunakan kateter agar bisa
mengosongkan kandung kemih hal ini guna memfasilitasi
kemajuan persalinan karena jika kandung kemih penuh akan
menggaganggu proses penurunan kepala bayi.
Ibu telah mendapatkan asuhan sayang ibu.
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi apabila ada
his / perutnya nyeri yaitu dengan cara menarik nafas panjang
melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-
lahan. Teknik relaksasi berguna agar ibu lebih nyaman dalam
menghadapi persalinan.
Ibu mengatakan bersedia melakukan teknik relaksasi.
f. Memberikan massase dan sentuhan kepada ibu ketika perut ibu
nyeri sampai ke pinggang dan tulang belakang. Sentuhan diberikan
155

pada perut dengan cara mengelus-elus dan pijatan menggunakan


kedua tangan untuk menekan kedua sisi punggung. Lakukan
gerakan naik turun dan berirama.
Ibu telah mendapat massase dan sentuhan untuk mengurangi nyeri.
g. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan
cairan seperti makanan dan minuman saat tidak ada his, gunanya
sebagai sumber kekuatan saat mengejan.
Ibu bersedia tetap memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi.
h. Mengobservasi kemajuan persalinan dan KU ibu setiap 30 menit
untuk HIS, DJJ, nadi dan setiap 4 jam untuk tekanan darah, suhu
dan VT.

JAM HIS DJJ TD N S R VT


00.00 2X30’ 120X/mnt 120/80 80X/mnt 36˚C 20X/mnt 1 cm
00.30 2X30’ 120X/mnt 80X/mnt 20X/mnt
01.00 2X30’ 125X/mnt 82X/mnt 22X/mnt
01.30 2X30’ 130X/mnt 80X/mnt 23X/mnt
02.00 2X35’ 140X/mnt 80X/mnt 20X/mnt
02.30 2X35’ 130X/mnt 84X/mnt 20X/mnt
03.00 2X35’ 135X/mnt 86X/mnt 19X/mnt
03.30 2X35’ 135X/mnt 80X/mnt 20X/mnt
04.00 2X35’ 135X/mnt 110/70 84X/mnt 36˚C 20X/mnt
04.30 2X35’ 140X/mnt 86X/mnt 22X/mnt
05.00 3X30’ 120X/mnt 80X/mnt 21X/mnt
05.30 3X30’ 130X/mnt 80X/mnt 20X/mnt
06.00 3X30’ 135X/mnt 82X/mnt 21X/mnt
06.30 3X30’ 130X/mnt 80X/mnt 22X/mnt 4 cm
07.00 3X35’ 130X/mnt 83X/mnt 22X/mnt
07.30 4X40’ 138X/mnt 80X/mnt 24X/mnt 6 cm
08.00 4X40’ 140X/mnt 120/80 88X/mnt 36˚C 26X/mnt
08.30 4X45’ 130X/mnt 85X/mnt 20X/mnt 8 cm
09.00 4X45’ 138X/mnt 80X/mnt 26X/mnt
09.30 5X40’ 130X/mnt 83X/mnt 26X/mnt 10 cm

i. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada lembar observasi dan


partograf (terlampir)
156

CATATAN PERKEMBANGAN PADA IBU BERSALIN (KALA II)

Hari / Tanggal : Selasa 09 Januari 2018


Pukul : 09.40 WIB

1) Subjektif
a. Ibu mengatakan ingin meneran seperti BAB.
b. Ibu mengatakan mengeluarkan cairan berwarna jernih.
2) Objektif
157

a. Inspeksi : Dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol,


vulva membuka.
b. VT : Pembukaan 10 cm, K = pecah.
c. Tanda Vital
TD = 120/80 mmHg S = (tidak dilakukan)
N = 20X/menit R = 20X/menit
3) Assesment
Ny. J umur 22 tahun G1P0A0 UK 40 minggu lebih 1 hari dalam persalinan
kala II.
4) Planning
a. Mengenal tanda-tanda persalinan dorongan meneran, tekanan anus,
perineum menonjol, vulva membuka.
b. Melakukan pertolongan persalinan dengan langkah APN :
1. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan
bayi baru lahir. Untuk resusitasi → tempat datar, rata, bersih, kering
dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
a) Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta
ganjal bahu bayi.
b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai
di dalam partus set.
2. Memakai celemek plastik yang bersih.
3. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang kering dan
bersih.
4. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk
pemeriksaan dalam.
5. Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan disinfeksi tinggkat tinggi atau steril.
158

Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi


6. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang
sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a) Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan kasa dari arah depan ke belakang.
b) Membuang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia.
c) Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah 9.
7. Melakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
8. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan korin 0,5%
dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya selama 10 menit. Mencuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
9. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses pimpinan
meneran
10. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
11. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran.
(pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan dia merasa nyaman ).
12. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
13. Mengajarkan ibu untuk posisi persalinan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
159

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
16 Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
Lahirnya kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,
meletakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan-lahan saat kepala lahir.
19. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
terjadi lilitan tali pusat.
20. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar secara
spontan.Lahirnya Bahu
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, menempatkan ke dua
tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut menariknya
kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah
atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior. Lahirnya
badan dan tungkai
22. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
tangan bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat
dilahirkan.Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi keduanya lahir.
160

23. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangga saat
punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dan
dengan hati – hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
26. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut
ibu di posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
pusat terlalu pendek, meletakan bayi di tempat yang
memungkinkan).
APGAR SCORE = 7
27. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian
tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks.
Mengganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan
bayi diatas perut ibu.
28. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal).
29. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik..
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, menjepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat
mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke dua 2 cm dari
klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a) Dengan satu tangan, memegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan penguntungan tali pusat
diantara dua klem tersebut.
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c) Melepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah
disediakan.
161

32. Melakukan Pembersihan jalan nafas bayi dengan penghisap lendir


a) Mengatur posisi bayi, baringkan bayi terlantang dengan kepala
di dekat penolong.
b) Mengganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi.
c) Mengisap lendir dengan alat pengisap delee , pertama hisap
lendir didalam mulut kemudian baru isap lendir di hidung.
d) Menghisap lendir sambil menarik keluar penghisap (bukan saat
memasukkan).
e) Jangan memasukkan ujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5
cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm dalam hidung) karena
dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti
napas bayi.
f) Mengeringkan dan rangsang bayi.
g) Melakukan rangsangan taktil berupa : menepuk telapak kaki,
menggosok punggung/perut.
h) Mengatur kembali posisi bayi, ganti kain yang telah basah
dengan kain bersih dan kering yang baru.
i) Menilai bayi : bayi bernapas dengan normal.
j) Berikan bayi kepada ibu.
33. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan
bayi tengkurap didada ibu. ,meluruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi nya selama 1 jam dan
mendekap bayinya.
34. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala
bayi.
Bayi Lahir Spontan menangis pukul 10.55 WIB.
Jenis Kelamin = perempuan
Berat Badan = 2400 gram
Panjang Badan = 46 cm
162

Nilai APGAR SCORE


ASPEK 1 menit 5 menit 10 menit
Warna Kulit 2 2 2
DJJ 2 2 2
Respon Refleks 1 1 1
Tonus Otot 1 1 2
Pernafasan 1 2 2

Menilai dan mengobservasai ibu serta bayi.

CATATAN PERKEMBANGAN PADA IBU BERSALIN (KALA III)

Hari / Tanggal : Selasa 09 Januari 2018 Pukul : 10.57 WIB

1) Subjektif
a. Ibu mengatakan perutnya mules.
b. Ibu mengatakan darah keluar banyak.
2) Objektif
a. Bayi telah lahir, dan tidak teraba adanya janin kedua
163

b. Keadaan ibu tampak kelelahan


c. Abdomen
TFU : Setinggi pusat
Kandung kemih : Kosong
Fundus : Keras
d. Genitalia
Adanya tanda pelepasan palsenta seperti, semburan darah, tali pusat
memanjang, uterus membundar atau globuler.
e. Plasenta belum lahir.
3) Assesment
Ny. J umur 22 tahun P1A0 dalam persalinan kala III.
4) Planning
1. Memberitahu kepada ibu tindakan yang akan dilakukan selanjutnya yaitu
ibu akan disuntikan oksitosin serta memberithu manfaatnya. Ibu
mengizinkan
2. Menyuntikan oksitosin10 IU secara IM pada 1/3 paha bagian atas paha
kanan bagian luar. Oksitosin telah disuntikan
3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
a. Memindahkan klem yang telah dijepit sewaktu persalinan kala II pada
tali pusat sekitar 5-6 cm dari vulva
b. Meletakan tangan yang lain pada abdomen ibu yang beralaskan kain
tepat diatas tulang pubis, gunakan tangan kiri untuk meraba kontraksi
uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali
pusat, berikan tekanan menahan yang berlawanan arah pada bagian
bawah bodi uterus secara mendorong uterus kearah atas dan belakang
(dorso cranial) dengan hati-hati saat terjadi kontraksi yang kuat, untuk
menghindari terjadinya inversion uteri.
c. Tunggu hingga ada kontraksi uterus mungkin sekitar dua atau tiga
menit.
164

d. Pada saat kontraksi mulai (uterus menjadi bulat atau tali pusat
memanjang) tegangkan tali pusat kearah bawah dengan hati-hati untuk
melahirkan plasenta
e. Setelah plasenta terlepas, menganjurkan ibu untuk meneran sehingga
plasenta akan terdorong ke introitus vagina, lalu dipegang dengan
kedua tangan putar searah jarum jam.
f. Melakukan masase fundus segera setelah plasenta keluar untuk
mengecek kontraksi uterus, selama 15 detik
g. Mengecek kelengkapan plasenta. Plasenta lahir jam 11.05, lahir tidak
lengkap, ada selaput yang tertinggal.
Berat Plasenta : 500 gram
Panjang : 48 cm
Diameter : 18 cm
Kotiledon : 17
h. Mengevaluasi laserasi jalan lahir, terdapat laserasi derajat 2.
i. Mengevaluasi perdarahan
Perdarahan 75 cc
Laserasi derajat 2
Kontraksi uterus kuat
j. Melakukan eksplorasi untuk membersihkan sisa plasenta.
k. Melakukan penjahitan jalan lahir dengan anestesi.
l. Mencatat hasil observasi pada lembar catatan perkembangan dan
partograf.

CATATAN PERKEMBANGAN IBU BERSALIN (KALA IV)

Hari / Tanggal : Selasa 09 Januari 2018 Pukul : 11.10 WIB

1) Subjektif
a. Ibu mengatakan merasa lega atas kelahiran bayinya
b. Ibu mengatakan perutnya masih mules.
165

2) Objektif
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80X/ menit
S : 36,5˚c
R : 20X/menit
d. Perdarahan : 40 cc
e. TFU : 2 jari di bawah pusat
f. Kontraksi : Keras
3) Assesment
Ny. J umur 22 tahun P1A0 dalam persalinan kala IV
4) Planning
a. Memastikan kontraksi uterus baik, menganjurkan ibu untuk memassase
uterus agar kontraksi tetap baik.
b. Mengajarkan kepada ibu cara menilai kontraksi yang baik dengan cara
meraba uterus yang keras dan bundar dan ibu dianjurkan untuk segera
memanggil bidan jika uterus lembek karena kemungkinan akan terjadi
perdarahan.
Ibu mau melakukannya dan terlihat mengerti.
c. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan cara : membersihkan ibu dan
mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan kering.
d. Membereskan alat-alat dan membuang barang-barang yang sudah digunakan
dan tidak dipakai
e. Membersihkan tempat dan merendam semua alat-alat dalam cairan clorin
0,5 % selama 10 menit yang kemudian dibersihkan, dibilas, dikeringkan dan
kemudian disterilkan kembali.
f. Penolong membersihkan diri dengan mencuci tangan di air yang
mengalir.Semua kegiatan telah dilakukan, dan ibu terlihat lebih nyaman
g. Menganjurkan kepada ibu untuk mulai mencoba istirahat.
166

h. Melakukan bounding attachment/ kontak dini dengan membiarkan ibu dan


bayi dalam satu ruangan. bayi dan ibu berada dalam satu ruangan.
i. Menganjurkan ibu untuk ambulasi dini dengan cara melakukan gerakan
gerakan ringan seperti miring kiri atau miring kanan dan bila ibu tidak
pusing boleh turun dari tempat tidur dan tidak menahan BAK atau BAB.ibu
mengetakan akan melakukannya
j. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang disajikan dan
meminta keluarga untuk membantu memberikannya. ibu mau makan.
k. Melakukan observasi kala IV meliputi TD, Nadi, Suhu, TFU, kontraksi,
Kandung kemih dan Perdarahan. Hasil observasi tertulis di dalam patograf.
l. Mendokumentasikan asuhan yang sudah dilakukan pada catatan SOAP dan
patograf.

Waktu TD N S TFU Kontraksi k.kemih Darah


11.10 110/70mmHg 80X/mnt 36,5˚C 2 jari keras kosong 40cc
bwh pst
11.25 110/70mmHg 82X/mnt 2 jari Keras Kosong 60cc
bwh pst
11.40 120/70mmHg 80X/mnt 2 jari Keras Kosong 80cc
bwh pst
11.55 120/70mmHg 82X/mnt 2 jari Keras Kosong 95 cc
bwh pst
12.25 110/70mmHg 80X/mnt 36,7˚C 2 jari Keras Kosong 115cc
bwh pst
12.55 110/70mmHg 80X/mnt 2 jari Keras Kosong 130cc
bwh pst
167

C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Hari/Tanggal : 09 Januari 2018
Pukul : 13.05 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : BPM Sri Budiati

A) Subjektif
1. Biodata
a) Nama : Bayi Ny.J
b) Jenis Kelamin : Perempuan
c) Tanggal / jam lahir : 09-01-2018 / 10.05 WIB
d) Anak Ke :1
e) Penolong : Bidan
f) Alamat : Pandes, Wedi, Klaten.
2. Keluhan Utama pada bayi ( data subjektif dari ibu)
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan.
3. Riwayat Kehamilan
a) G1P0A0 ; UK 40minggu
b) ANC : 8X di bidan
c) TT : 3X
d) Kenaikan BB : 6Kg
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa ia, suami dan keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, Sipilis),
menuru (DM, Hipertensi, Asma) dan menahun ( jantung, ginjal,
paru-paru) serta tidak ada yang memiliki riwayat keturuan kembar.
5. Riwayat Persalinan
a) Kala I : 10 jam
b) Kala II : 1 Jam
Mulai jam 09.00 sampai 10.05
1) DJJ = 140X/menit
168

2) TBJ : (26-11)X155 =2325 gram


3) Warna Ketuban = Jernih
4) Caput = tidak ada
5) Cephal hematoma = tidak ada
6) Anak lahir seluruhnya = 10.05 WIB
7) APGAR SCORE
Tanda 1 menit 5 menit 10 menit 2 jam
Warna 2 2 2 2
DJJ 2 2 2 2
Rangsang 1 1 2 2
Tonus Otot 1 1 1 2
Nafas 1 2 2 2

6. Nutrisi
a) Minum : ASI
b) Jenis : ASI ibu sendiri
c) Dosis : on demand
d) Cara pemberian : langsung
7. Eliminasi
a) BAK Pertama kali : 10.20 WIB
1) Selanjutnya : belum
2) Warna : kuning jernih
3) Bau : khas
4) Konsistensi : cair
b) BAB pertama kali : (bayi belum BAB)
c) Selanjutnya : belum
d) Warna : belum
e) Bau : belum
f) Konsistensi : belum
8. Istirahat / Tidur
a) Tidur : bayi belum tidur
b) Sering bangun / gelisah : belum
169

B) Objektif
1. Pemeriksaan Umum
WAKTU LAHIR
1. BB 2400 gr
2. PB 46 cm
3. LK 34 cm
4. LD 33 cm
5. LiLA 10,5 cm
6. Tonus Otot Baik
7. Warna Kulit Kemerahan
8. Warna Kuku Kemerahan
9. Tangis Bayi Kuat

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital


a) Respirasi : 35X/ menit
b) DJJ : 143X/menit
c) Suhu : 36,2˚C
3. Pemeriksaan Fisik secara sistematik
a) Kepala
1) Rambut : bersih , tidak ada lesi.
2) Warna : hitam
3) Jenis : lurus
4) Molage : saling terpisah
5) UUB : ada, lunak.
6) Cephal Hematoma : tidak ada
7) Caput Succedaneum : tidak ada
8) Kelainan : tidak ada
b) Muka
1) Bentuk : bulat, simetris
2) Kelainan : tidak ada
c) Mata
1) Bentuk : normal, bulat, simetris.
2) Kotoran/ sekret : tidak ada
3) Konjungtiva : merah muda tidak anemis
170

4) Sklera : putih tidak ikterik


5) Tanda-tanda infeksi : tidak ada
6) Kelainan : tidak ada
d) Hidung
1) Bentuk : normal, simetris
2) Sekret : tidak ada
3) Kelainan : tidak ada
e) Mulut
1) Bibir : normal , bersih , tidak ada stomatitis.
2) Lidah : Ada, merah muda.
3) Gusi : Ada, merah muda.
4) Saliva : ada
5) Kelainan Bibir Sumbing : Tidak ada
Labiopalatokizis : Tidak ada
Labioskizis : Tidak ada.
f) Telinga
1) Letak : simetris
2) Daun Telinga : ada, lengkap, tida ada kelainan.
3) Sekret : Tidak ada
4) Kelainan : Tidak ada
g) Leher
1) Bentuk : Simetris
2) Gerakan : normal
3) Pembesaran otot
Sternum klerdomastoideus : Tidak ada
h) Dada
1) Bentuk : Simetris
2) Payudara
Bentuk : simetris, normal.
Jarak : 10 cm, normal.
Puting : menonjol.
171

3) Kelainan : tidak ada


4) Bunyi nafas : teratur, tidak ada ronki.
5) Bunyi jantung : pelan, teratur.
i) Bahu, lengan dan tangan
1) Gerakan : Aktif.
2) Kelainan : Tidak ada.
j) Sistem syaraf
1) Reflek Moro : ada (seperti memeluk)
2) Reflek Rooting : ada (mencari puting)
3) Reflek Walking : ada (seperti menepakan kaki)
4) Reflek Grasping : ada (menggenggam)
5) Reflek Sucking : ada (menghisap kuat)
6) Reflek Tonick Neck : ada (memiringkan kepala kesalah
satu sisi).
k) Perut
1) Bentuk : Simetris.
2) Kembung : Tidak kembung.
3) Bising usus : Tidak ada bising usus.
4) Penonjolan sekitar tali pusat : Tidak ada.
5) Perdarahan tali pusat : Tidak ada.
l) Punggung
1) Spina Bifida ( tulang punggung bercelah pada suatu tempat,
sehingga tulang belakang punggung menonjol keluar) :
tidak ada.
2) Bentuk : Simetris.
3) Bercak Mongol : Tidak ada.
4) Kelainan : Tidak ada.
m) Ekstermitas
1) Tangan
Bentuk Jari : Simetris
Kelengkapan : lengkap (normal)
172

Kuku : panjang
Warna : merah muda
Kelainan : tidak ada
2) Kaki
Bentuk : Simetris
Jari
Kelengkapan : lengkap (normal)
Kuku : panjang
Warna : merah muda
Kelainan : tidak ada
3) Telapak Kaki
Festalus : Tidak ada
Fesvalgus : Tidak ada
4) Keaktifan Gerak : aktif.
5) Kelainan : Tidak ada.
n) Kulit
1) Warna : kemerahan
2) Lanugo : Ada
3) Verniks caseosa : Ada
4) Pustul : tidak ada
5) Maserasi : tidak ada
o) Genetalia
1) Labia mayora dan minora : labia mayora menutupi labia
minora dan vagina tidak menonjol
2) Vagina : kemerahan, tidak ada sekret, berlubang.
3) Uretra : berlubang , tidak ada kelainan.
p) Anus: berlubang, tidak ada kelainan.
q) Pemeriksaan laboratorium
(Tidak dilakukan)
173

C) Assesment
Bayi Ny. J umur 2 jam sesuai masa kehamilan normal dengan BBLR

D) Planning
1) Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan bayinya normal dan tidak
ada kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bayinya.
2) Memberitahu ibu tentang cara menjaga kehangatan bayinya dengan
cara :
a) Menempatkan ibu dan bayi dalam 1 ruangan dan melakukan
kontak langsung dengan bayinya.
b) Selimuti dan tutup kepala bayi dengan kain dan topi yang
kering, bersih dan hangat.
c) Hindari memandikan bayi minimal 6 jam setelah lahir.
d) Ganti pakaian bayi setiap kali basah.
e) Jangan terlalu lama membiarkan bayi tanpa baju.
Ibu mengerti tentang cara menjaga kehangatan bayi.
3) Memberitahu ibu tentang cara pencegahan infeksi pada bayi yaitu :
a) Jika bayi BAK maupun BAB segera bersihkan.
b) Menggunakan alat-alat steril jika bersentuhan dengan bayi.
c) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui, sebelum dan
sesudah membersihkan bayi.
d) Pastikan semua pakaian, handuk dan selimut dalam keadaan
bersih.
e) Pisahkan bayi dan yang menderita infeksi untuk mencegah
infeksi nosokomial.
f) Menjaga Kebersihan tali pusat.
Ibu mengerti tentang pencegahan infeksi.
4) Memberitahu ibu tentang ASI Eksklusif yaitu bayi hanya
memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan apapun sampai umur
6 bulan kecuali obat, vitamin, mineral dari Bidan/Dokter.
174

Tanda-tanda bayi cukup ASI :


a) Bayi tertidur pulas.
b) Berat badan bayi naik 160 gram pada minggu-minggu pertama,
berikutnya 300 gram.
c) Buang air kecil minimal 6X/hari.
d) Buang air besar bayi berubah dari hitam menjadi terang/kuning
setelah 3 hari.
Ibu mengerti tentang tentang ASI Eksklusif.
5) Memberitahu ibu, bayi akan disuntik 1gr vitamin K sebesar 0,5 ml
pada paha kiri setelah kelahiran untuk mencegah perdarahan dan
memberi salep gentamicin 0,5% untuk mencegah infeksi pada mata.
Bayi telah mendapat suntikan vitamin K dan salep mata.
6) Memberitahu ibu apabila ada keluhan segera hubungi Bidan.
175

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI I

Hari/Tanggal : Rabu 10 Januari 2018


Pukul : 09.00 WIB
Tempat : BPM Sri Budiati

A) Subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan baik.
2. Ibu mengatakan bayinya menangis kuat, sudah BAB dan BAK.

B) Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a. Nadi : 156X/menit
b. Respirasi : 40X/menit
c. Suhu : 36,5 ˚C
Berat badan bayi : 2400 gram
4. Warna Kulit : Kemerahan
5. Gerak : Aktif
6. Tonus Otot : Baik
7. Tali pusat : masih basah, putih, belum terlepas

C) Assesment
Bayi Ny. J umur 1 hari dengan BBLR

D) Planning
1) Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan bayinya normal dan tidak ada
kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bayinya.
176

2) Memberitahu ibu untuk memandikan dan mengganti pakaian bayi dengan


pakaian bersih dan kering. Jika bai BAB maupun BAK segera basuh dan
ganti popoknya.
Ibu bersedia melakukannya.
3) Memberitahu ibu tentang cara perawatan tali pusat yaitu :
a) Pegang bagian ujung tali, basahi dengan waslap.
b) Lepaskan kassa lalu sabuni batang tali pusat hingga pangkal tali
pusat, kemudian bersihkan sampai sabun hilang.
c) Keringkan tali pusat hingga kering, lalu bungkus tali pusat dengan
kassa steril.
d) Jangan bersihkan tali pusat dengan salep atau jenis obat tanpa
anjuran dokter/bidan.
e) Jangan menutup tali pusat dengan gurita atau plester yang hanya
akan menimbulkan iritasi.
Ibu mengatakan mengerti tentang cara perawatan tali pusat.
4) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif yaitu bayi
hanya memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan apapun sampai
umur 6 bulan kecuali obat, vitamin, mineral dari Bidan/Dokter.
Anjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand / semau bayinyaa
sesering mungkin karena berat bayi ibu kurang dari 2400 gram supaya
menambah berat badannya.
Ibu bersedia menyusui bayinya.
5) Memberitahu ibu mengulang kembali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir:
a. Kejang
b. Kuning (dalam 24 jam pertama)
c. Tali pusat merah, bengkak, bernanah, bau.
d. Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak.
e. Bayi menggigil, merintih, lemas, menangis terus.
f. Ada retraksi dada.
Ibu telah mengerti tanda-tanda Bahaya bayi baru lahir.
177

6) Memberitahu ibu apabila ada keluhan segera kembali, jadwal kunjungan


ulang ibu dan bayi 3 hari lagi pada tangga 12 januari 2018.
Ibu bersedia kunjungan ulang.
178

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI II

Hari/Tanggal : Jumat 12 Januari 2018


Pukul : 13.00 WIB
Tempat : BPM Sri Budiati

A) Subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya belum di jemur selama 3 hari karena tidak ada
sinar matahari
2. Ibu mengatakan bayinya berwarna kekuningan sejak pagi di bagian
muka.
3. Ibu mengatakan bayinya BAB 2-4 kali/hari, BAK 6-7 kali/hari.

B) Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a. Nadi : 130X/menit
b. Respirasi : 42X/menit
c. Suhu : 36,7 ˚C
Berat Bada bayi : 2400 gram
4. Warna Kulit : Kemerahan
5. Gerak : Aktif
6. Tonus Otot : Baik
7. Tali pusat : sudah kering dan terlepas
8. Konjungtiva : merah muda, tidak anemis
9. Sklera : kuning, ikterik
10. Kuning di bagian kepala (derajat I)
11. Tidak ada nafas cuping hidung, nafas teratur.
12. Tidak ada tarikan retraksi di dinding dada saat bayi aspirasi.
13. Tidak ada bercak di sekitar mulut
179

C) Assesment
Bayi Ny. J umur 3 hari dengan ikterik fisiologis.

D) Planning
1. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan bayinya normal dan tidak ada
kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bayinya.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang ikterus/ kuning pada bayinya yaitu :
a. Ikterus / kuning adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera
dan kulit bayi yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Bilirubin
aalah hasil pemecahan sel darah merah.
b. Macam-macam ikterus
1) Ikterus Fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari ke 2 atau
3 yang tidak memiliki dasar patologis.
2) Ikterus patologis adalah ikterus yang timbul dalam 24 jam
pertama dan memiliki dasar patologis atau kadar bilirubin
berlebihan.
c. Derajat ikterus
1) Derajat 1 : Kepala, leher (kadar bilirubin 5 mg%)
2) Derajat 2 : Kepala, badan sampai umbilikus (kadar
bilirubin 9mg%)
3) Derajat 3 : Kepala, badan, ekstermitas, sampai lutut (kadar
bilirubin 11,4mg%)
4) Derajat 4 : Kepala, badan, ekstermitas, sampai pergelangan
kaki dan tangan (kadar bilirubin 12,4mg%)
5) Derajat 5 : Kepala, badan, ekstermitas, sampai ujung jari
(kadar bilirubin 16mg%).
Ibu mengerti tentang ikterus.
3. Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanya
pukul 7-8 pagi selama 15-30 menit dengan posisi mata dan kelamin
180

tertutup dan dibolak-balik. Ini berguna untuk menurunkan kadar bilirubin


yang berlebihan pada tubuh bayi.
Ibu bersedia menjemur bayinya di bawah sinar matahari.
4. Menganjurkan ibu tetap menyusui bayinya secara on demand/semau
bayinya, supaya nutrisi bayi terpenuhi dan membantu menurunkan kadar
bilirubin bayi.
Ibu bersedia tetap menyusui bayinya.
5. Menganjurkan ibu memelihara kesehatan dan kebersihan lingkungan
tempat tidur bayi dan sekitarnya, guna mencegah terjadinya infeksi atau
penyakit.
Ibu bersedia menjaga kebersihan lingkungan.
6. Memberitahu ibu penanganan ikterus jika dalam 7 hari tetap kuning :
a. Lakukan penilaian lengkap
b. Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus, amati BAK bayi dalam
sehari semalam atau apakah sering BAB.
c. Apabila disertai kencing 6 kali/hari semalam atau BAB, ajari ibu
cara menyadari dan kunjungan dalam 14hari.
d. Apabila disertai kencing 6 kali/hari semalam atau BAB lakukan
penilaian ulang pemberian ASI. Jika kuning hilang pujilah ibu.
Ibu mengerti tentang penanganan ikterus.
7. Memberitahu ibu tentang imunisasi yaitu :
a. Pengertian imunisasi : imunisasi adalah proses membuat sistem
pertahanan tubuh agar kebal terhadap bakteri maupun virus. Dengan
imunisasi, tubuh akan terlindung dari infeksi.
b. Tujuan imunisasi : diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit, menurunkan angka kesakitan pada anak, mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.
c. Macam- macam vaksin imunisasi beserta fungsinya
181

No Vaksin Fungsi Jadwal


1 Hb0/Hepatitis B Mencegah penyakit 0 bulan
kelainan hati (hepatitis B) (diberikan 1X)
2 BCG Mencegah penyakit 1 bulan
TBC(Tuberkulosis) (diberikan 1X)
3 Pentavalen Mencegah 5 penyakit 2 bulan
(DPT-Hb-Hib) (Dipteri, Pertusis, (diberikan 3 kali
Tetanus, Hepatitis dan dengan interval 4
Meningitis. minggu)
4 Polio Mencegah penyakit 1 bulan
Poliomeilitis (lumpuh) (diberikan 4 kali
dengan interval 4
minggu)
5 Campak/MR Mencegah penyakit 9 bulan
campak/cacar air. (diberikan 1X)

d. Cara pemberian vaksin dan efek sampingnya


Cara pemberian
No Vaksin Efek Samping
dan dosis
1 Hb0/Hepatitis B Disuntikan secara Tidak ada efek
intramuskular pada samping.
1/3 paha luar kanan. Kemungkinan hanya
Dosis 0,5 ml. bengkak/kemerahan
pada bekas suntikan.
2 BCG Disuntikan secara Akan timbul bisulan
Intracutan pada dan akan pecah,
lengan kanan atas. setelah itu akan
Dosis 0,05 ml. timbul jaringan luka
parut.
3 Pentavalen Disuntikan secara Akan timbul demam
(DPT-Hb-Hib) intramuskular pada 2-3 hari.
1/3 paha luar
kanan/kiri. Dosis 0,5
ml.
4 Polio Di berikan secara Tidak ada efek
tetes dengan dosis 2 samping. Tidak boleh
tetes. disusui 5-10 menit
setelah ditetesi vaksin.
182

5 Campak/MR Diberikan secara Akan timbul demam


subcutan pada lengan bahkan diare. Ada
kanan atas. Dosis 0,5 juga timbul
ml. kemerahan spada kulit
seperti campak.
Ibu mengerti tentang imunisasi.

8. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika bayi masih


kuning dan ada keluhan-keluhan lain. Ibu bersedia kunjungan ulang pada
hari ke-14.
Ibu bersedia kunjungan ulang.
183

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI IIİ

Hari/Tanggal : 26 Januari 2018


Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny.J.

A) Subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan.
2. Ibu mengatakan bayinya telah diberikan vaksin BCG pada tanggal 23
januari 2018.
3. Ibu mengatakan bayinya BAB 3 kali/hari, BAK 6 kali/hari.
4. Ibu mengatakan senang menyusui bayinya, bayinya menyusu kuat.
5. Ibu mengatakan bayinya tidak kuning lagi, dan telah dijemur setiap pagi.

B) Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
a. Nadi : 120 X/menit
b. Respirasi : 35 X/menit
c. Suhu : 36,5 ˚C
4. BB = 2900 gram
5. Warna Kulit : Kemerahan
6. Gerak : Aktif
7. Tonus Otot : Baik
8. Tali pusat : sudah terlepas, tidak ada tanda-tanda infeksi
9. Konjungtiva : merah muda, tidak anemis
10. Sklera : putih, tidak ikterik.

C) Assesment
Bayi Ny.J umur 14 hari normal.
184

D) Planning
1. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan bayinya normal dan tidak ada
kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan bayinya.
2. Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah mengalami kenaikan berat badan
500gram. Kenaikan tersebut termasuk normal. Anjurkan ibu tetap
memberikan ASI saja kepada bayinya hingga umur 6 bulan tanpa
tambahan makanan apapun. Menganjurkan ibu menyusui bayinya
sesering mungkin.
Ibu mengerti.
3. Mengingatkan ibu tetap menjaga kebersihan sekitar bayi agar mencegah
infeksi.
Ibu bersedia.
4. Mengingatkan ibu tetap menjaga kehangatan bayi agar nayi tidak
kedinginan atau hipotermi.
Ibu melakukan nya setiap saat.
5. Mengingatkan ibu imunisasi untuk bayinya selanjutnya adalah imunisasi
Pentavalen I dan Polio II pada usia bayi 2 bulan tanggal 09 Maret 2018.
Ibu bersedia.
185

D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


Hari/Tanggal : 08 Januari 2018
Pukul : 17.00 WIB
Pengkaji : Setyana Cahya Putri
Tempat : BPM Sri Budiati

I. Data Subjektif
a. Keluhan saat ini : Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah dari
jalan lahir, nyeri pada jahitan dan perutnya mules.
b. Riwayat persalinan dan nifas sekarang
1) Tempat melahirkan : BPM Sri Budiati
2) Penolong : Bidan
3) Jenis Persalinan : Normal
4) Lama persalinan Kala I : 10 jam
Kala II : 1 Jam
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
c. Keadaan Plasenta
insersi : sentralis
panjang tali pusat : 50 cm
berat : 500 gram
ukuran : 20 cm
keadaan : tidak lengkap ada selaput yang tertinggal.
d. Keadaan Bayi
1) Tanggal lahir : 09 januari 2018.
Pukul : 10.55 WIB
2) BB/PB : 2400gram/46 cm.
3) Nilai APGAR
1 menit :7
5 menit :8
10 menit :9
186

4) Cacat bawaan : tidak ada


5) Masa gestasi : 40 minggu lebih 1 hari
6) Komplikasi Kala I : Tidak ada
Kala II : Tidak ada
Kala III: Tidak ada
Kala IV : Tidak ada
e. Data Kebiasaan Sehari-hari selama nifas
Kebiasaan Sebelum nifas Selama nifas

1) Nutrisi
Makan 3X/hari 1X/6 jam
Minum 6 gelas/hari 3 gelas/6 jam
Menu Nasi,sayur, lauk Nasi,sayur, lauk, buah
Porsi makan 1 piring 1 piring
Porsi minum 1 gelas 1 gelas

2) Eliminasi
BAK 7X/ hari 2X/ 6 jam
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
BAB 1X/hari belum
Bau Khas belum
Warna Kecoklatan belum
Konsistensi Lunak belum
Keluhan Tidak ada belum

3) Istirahat
Tidur Siang 1-2 jam Belum
Tidur Malam 10 jam Belum
Keluhan Tidak ada Belum

4) Personal Hygiene
Mandi 3X/hari 1X/6 jam
Gosok gigi 3X/hari 1X/6 jam
Keramas 3X/minggu 1X/6 jam
Ganti pembalut 3X/hari 2X/6 jam
dan pakaian dalam
187

f. Data Psiko Sosial dan Budaya


1. Hubungan dengan keluarga : Ibu mengatakan hubungan
dengan keluarganya baik.
2. Hubungan dengan masyarakat : Ibu mengatakan hubungan
dengan masyarakat baik.
3. Kegiatan Ibadah : Ibu mengatakan rajin sholat dan berdoa.
4. Life Style : Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
minuman beralkohol, merokok, maupun obat-obatan terlarang ,
suaminya juga.

B) Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
d. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
e. Nadi : 80 X / menit
f. Suhu : 36,5˚C
g. Respirasi : 20 X / menit
h. BB selama hamil : 65 kg
i. BB setelah melahirkan : 60 kg
j. Tinggi Badan : 156 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Hitam, bersih, tidak ada lesi, lurus.
2) Muka : Simetris, tidak oedema, tidak
hyperpigmentasi
3) Mata : Simetris, tidak ada sekret.
4) Sklera : Putih, tidak ikterik.
5) Konjungtiva : Merah muda, tidak ikterik.
6) Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
188

7) Telinga : Simetris, tidak ada serumen, bersih.


8) Mulut : Simetris, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries gigi, bibir lembab.
b. Leher
1) Kelenjar tyroid dan getah bening: tidak ada pembesaran.
c. Dada dan axilla
1) Mamae
a) Areola : kehitaman
b) Puting Susu : verted
c) Kolostrum : keluar
2) Axilla : tidak oedema, tidak ada benjolan abnormal.
d. Ekstermitas
1) Tangan : lengkap, simetris, jari lengkap, tidak ada kelainan.
2) Kaki : lengkap, simetris, jari lengkap, tidak ada kelainan.
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri
a. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra,
ada striae.
2) Palpasi : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi keras.
b. Genetalia
1) Inspeksi : lochea rubra, bekas jahitan perineum,
perdarahan 10cc.
2) Inspekulo : tidak dilakukan.
3) Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan.
c. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium : tidak dilakukan.

C) Assesment
Ny.J umur 22 tahun P1A0 6 jam post partum dengan nifas normal.
189

D) Planning
1. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaannya normal dan tidak ada
kelainan.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya.
2. Telah dilakukan observasi
a. Pengeluaran vagina : 20 cc
b. Kontraksi uterus : Baik, keras.
c. Luka pada perineum : Basah, tidak ada infeksi.
d. Laktasi : ASI lancar, kolostrum keluar.
3. Memberitahu ibu tentang darah yang keluar dari jalan lahir ibu
merupakan lochea rubra yaitu cairan yang keluar selama nifas
berwarna merah segar berisi gumpalan darah, sisa ketuban, sisa
vernik caseosa, dan lanugo. Lochea ini akan keluar 1-2 hari pasca
persalinan.
Ibu mengerti tentang lochea yang keluar dari jalan lahirnya.
4. Memberitahu ibu untuk tetap melakukan massase fundus uteri
supaya kontraksi abdomen baik dan cepat mengecil. Apabila
kontraksi lembek akan terjadi perdarahan, dengan memassase fundus
uteri berguna agar tidak terjadi perdarahan ibu post partum,
mengurangi angka kematian ibu akibat kesakitan. Cara memassase
fundus yaitu tangan ibu memegang pertu, raba bagian yang keras,
lalu putar perut searah jarum jam secara perlahan.
Ibu bersedia melakukan massase fundus uteri.
5. Memberutahu ibu tentang personal hygiene selama nifas yaitu :
a. ibu boleh BAK maupun BAB, tidak perlu takut dengan jahitan
perineum.
b. setelah BAK basuh genetalia dari arah depan ke belakang anus
dengan air bersih.
c. Ganti pembalut apabila merasa sudah penuh atau lembab.
Memberitahu ibu tetap mandi sehari minimal 2X/hari.
Ibu bersedia menjaga personal hygiene selama nifas.
190

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum setelah persalinan.


Makan makanan bergizi seperti nasi, sayur, buah, lauk, dll. Makan
makanan yag mengandung tinggi protein seperti ikan, telur, supaya
mempercepat penyembuhan luka perineum. Perbanyak minum air
putih.
Ibu bersedia menjaga pola nutrisi selama nifas.
7. Mmeberitahu ibu posisi menyusui bayinya yang benar yaitu :
a. Mengajari ibu cara menyangga payudara
1) Jari-jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan puting.
2) Jari-jari diletakkan pada dinding dada dibawah payudara.
3) Ibu jari dan telunjuk nmembentuk huruf C dimana ibu jari
diatas payudara, jari telunjuk menyangga payudara.
b. Memposisikan ibu memeluk bayi, kepala dan tubuh bayi tegak
lurus agar muka bayi menghadap ke payudara ibu. Dengan
puting didepan mulut bayi, perut bayi menghadap perut ibu dan
ibu harus menopang seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan
bahunya.
c. Dekatkan bayi ke payudara jika tampak siap untuk menghisap
puting susu.
d. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting
susu ibu :
1) Dagu menyentuh payudara ibu.
2) Mulut terbuka lebar.
3) Mulut bayi menutup sampai ke areola.
4) Bibir bawah melengkung keluar (dower)
5) Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-
kadang berhenti.
e. Menganjurkan ibu menyusui bayinya setiap 2 jam sekali/ semau
bayi.
f. Setelah bayi kenyang / melepaskan sendiri hisapannya.
Sendawakan bayi agar tidak gumoh dengan cara : menempelkan
191

badan dan kepala bayi di bahu ibu dan menepuk-tepuk


punggung bayi hingga sendawa.
Ibu telah diberutahu tentang posisi menyusui yang benar dan bisa
sendiri menyusui.
8. Memberitahu ibu tentang pola istirahat yang cukup tidur siang
minimal 2 jam dan tidur malam minimal 8 jam. Jika bayi nya tidur,
ibu juga ikut beristirahat.
Ibu bersedia istirahat yang cukup.
9. Memberikan terapi obat :
Amoxicilin : 3 X 1 / hari berguna untuk mencegah infeksi.
A. Mefenamat : 3 X 1 / hari berguna untuk mengurangi nyeri
Tablet Fe : 1 X 1 / hari
Vitamin A : 1 X 1 / hari
Ibu bersedia minum obat yang diberikan bidan.
10. Memberitahu ibu apabila ada keluhan baik ibu maupun bayi
diharapkan segera menghubungi bidan di ruang jaga.
Ibu dan keluarga bersedia.
192

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS I

Hari/Tanggal : Rabu 10 Januari 2018


Pukul : 09.00 WIB
Tempat : BPM Sri Budiati

A) Subjektif
a. Keluhan
Ibu mengatakan perutnya masih sedikit mules, nyeri pada jahitan dan
keluar darah banyak dari jalan lahir.
b. Data kebiasaan sehari-hari dalam 1 hari post partum :
1. Ibu mengatakan sudah makan 3X/hari, dengan porsi 1 piring nasi,
sayur, dan sudah minum air putih.
2. Ibu sudah berjalan-jalan dari tempat tidur ke kamar mandi.
3. Ibu sudah BAK sebanyak 5 kali dan belum BAB.
4. Ibu mengatakan tadi malam tidur 5 jam.
5. Ibu mengatakan sudah mandi, gosok gigi, ganti celana dalam dan
pembalut dan sudah keramas.
c. Evaluasi Informasi yang diberikan :
1. Ibu sudah menerapkan teknik menyusui yang dianjurkan.
2. Ibu minum terapi obat yang di berikan.
3. Ibu memahami nutrisi yang penting bagi ibu nifas dan dalam
memenuhi kebutuhan nutrisinya, ibu tidak pantang makan.
4. Ibu mengatakan sudah menerapkan cara perawatan luka perineum.

B) Objektif
a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
193

N : 88 X/ menit
S : 36,7˚ C
R : 18X/ menit
b. Pemeriksaan Fisik
1. Payudara : ada pengeluaran ASI (kolostrum sudah keluar)
2. Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi keras.
3. Genetalia : ada pengeluaran lochea warna merah 10 cc, ada jahitan
perineum, tidak oedema.

C) Assesment
Ny.J usia 22 tahun P1A0 24 jam post partum dengan nifas normal.

D) Planning
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya dalam keadaan sehat dan
normal.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya.
2. Telah dilakukan observasi :
a. Pengeluaran pervaginam : 10 cc
b. Kontraksi uterus : keras, baik.
c. Luka pada perineum : baik
d. Laktasi : lancar.
3. Memberitahu ibu tetap memperhatikan kontraksi uterus agar tetap keras
dan tidak lembek. Lakukan terus massase fundus uteri dan kontraksi yang
baik merupakan proses alami pengecilan rahim ke bentuk semula.
Ibu bersedia tetap memperhatikan kontraksi uterus.
4. Memperhatikan ketepatan posisi menyusui ibu, meminta ibu mengulang
kembali cara menyusui yang benar dengan memperhatikan posisi
pelekatan payudara : AMUBIDAPI
a. Areola payudara masuk seluruhnya pada mulut bayi
b. Mulut bayi terbuka lebar.
c. Bibir bayi terbuka lebar ke bawah.
194

d. Dagu menempel pada payudara.


e. Pipi tampak menggelembung.
Ibu telah mengerti dan paham posisi menyusui yang benar.
5. Memberitahu ibu tentang perawatan luka perineum yaitu menganjurkan
ibu untuk menjaga kekeringan luka jangan sampai lembab, apabila
setelah cebok basuh dengan kain agar kering. Setelah itu apabila masih
nyeri berikan salep antibiotik sekitar luka perineum agar mempercepat
penyembuhan luka.
Ibu mengerti tentang perawatan luka perineum.
6. Memberitahu ibu tetap menjaga pola nutrisi selama masa nifas dan
menyusui makan makanan bergizi seperti nasi, sayur, lauk, buah dan
perbanyak minum air putih. Makan makanan berprotein tinggi seperti
telur, ayam dan tahu tempe.
Ibu bersedia tetap menjaga pola nutrisi.
7. Menganjurkan ibu tetap menjaga pola istirahat apabila bayi tidur, ibu
juga tidur. Tidur siang minimal 2 jam dan malam minimal 8 jam, agar ibu
tidak mudah lelah.
Ibu bersedia tetap menjaga pola istirahat.
8. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas :
a. Perdarahan
Perdarahan masa nifas disebabkan karena oleh banyak hal seperti
selaput ketuban tertahan, pelepasan jariangan setelah persalinan
macet, kontraksi uterus yang kurang baik, terbukanya luka pada
uterus, dll.
b. Pengeluaran cairan dari jalan lahir dengan bau busuk dan berwarna
kecoklatan.
c. Sakit kepala terus menerus tidak hilang dengan istirahat.
d. Pembengkakan di bagian wajah dan ekstermitas tangan serta kaki.
e. Payudara memerah, panas dan sakit.
f. Depresi pasca persalinan
Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
195

9. Memastikan ibu dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan serta dapat
pulang hari ini. Memberitahu ibu kunjungan ulang dalam 3 hari lagi
dengan materi konseling selanjutnya adalah perawatan payudara. Apabila
ada keluhan segera kembali.
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
196

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS II

Hari/Tanggal : Rabu 12 Januari 2018


Pukul : 11.00 WIB
Tempat : BPM Sri Budiati

A) Subjektif
a. Keluhan
1. Ibu mengatakan masih nyeri pada luka jahitan perineum
2. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah dari jalan lahir berwarna
kecoklatan.
b. Data kebiasaan sehari-hari dalam 3 hari post partum :
1. Ibu mengatakan makan 3-4X/hari, dengan porsi 1 piring nasi,
sayur,lauk, buah dan banyak minum air putih.
2. Ibu mengatakan senang dan nyaman menyusui bayinya, tidak ada
keluhan.
3. Ibu sudah BAK sebanyak 5-7 kali/hari dan BAB 1X/hari.
4. Ibu mengatakan siang tidur jika bayinya tidur dan malam tidur 7-8
jam.
5. Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti celana dalam dan pembalut
3 kali sehari.

B) Objektif
a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 X/ menit
S : 36,5˚ C
R : 20X/ menit
197

b. Pemeriksaan Fisik
1. Payudara : ada pengeluaran ASI (kolostrum sudah keluar)
2. Abdomen : TFU pertengahan sympisis - pusat, kontraksi keras.
3. Genetalia : ada pengeluaran lochea warna coklat (sanguinolenta)
10 cc, tidak berbau, ada jahitan perineum, tidak
oedema.
C) Assesment
Ny.J usia 22 tahun P1A0 3 hari post partum dengan nifas normal.

D) Planning
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya dalam keadaan sehat dan
normal.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya.
b. Telah dilakukan observasi :
1. Pengeluaran pervaginam : 10 cc, lochea sanguinolenta
2. Kontraksi uterus : keras, baik.
3. Luka pada perineum : basah, sedikit terbuka.
4. Laktasi : lancar.
c. Memberitahu ibu tentang perawatan payudara :
1. Pilih Bra khusus
Memilih bra yang dapat menyerap keringat, selain itu memilih
ukuran yang pas agar tidak terlalu sempit / besar guna menyangga
payudara.
2. Rutin membersihkan puting payudara
Membersihkan puting payudara dengan air hangat setiap selesai
mandi. Hindari penggunaan sabun terhadap puting larena akan
membuat kering dan terkelupas. Terkelupasnya lapisan puting akan
menimbulkan rasa nyeri saat menyusui.
3. Pemijatan payudara
Memijat payudara secara ruti untuk mendeteksi benjolan akibat
bendungan / penumpukan ASI, melancarkan aliran darah disekitar
198

payudara. Pijatan dilakukann dengan 2 jari, jari telunjuk dan jari


tengah yang saling menempel lalu menggerakkan jari sambil
memutar dan tekan sedikit mengelilingi payudara.
Ibu mengerti cara perawatan payudara.
d. Memberitahu ibu tentang perawatan luka perineum yang terbuka
Luka perineum yang terbuka yang terbuka biasanya terjadi karena infeksi
pada luka, peregangan berlebihan misalnya terlalu banyak
bergerak/mengedan terlalu kuat.
1. Cuci daerah genetalia dengan air hangat setelah BAB/BAK.
2. Ganti pembalut minimal 2X/hari.
3. Berikan salep antibiotik pada luka perineum supaya tidak infeksi dan
membantu penyembuhan luka.
4. Perbanyak Makan makanan yang mengandung protein tinggi ayam,
telur, tahu, tempe.
c. Mennganjurkan ibu tetap menjaga pola nutrisi selama menyusui.
Ibu bersedia tetap menjaga pola nutrisi.
d. Mengingatkan ibu tetap menjaga pola istirahat agar mencegah kelelahan
yang berlebihan.
Ibu bersedia tetap menjaga pola istirahat.
e. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang pada tanggal 26 januari 2018.
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
199

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS III

Hari/Tanggal : 26 Januari 2018


Pukul : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Pasien

A) Subjektif
a. Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
b. Data kebiasaan sehari-hari dalam 3 hari post partum :
1. Ibu mengatakan makan 3X/hari, dengan porsi 1 piring nasi,
sayur,lauk, buah dan banyak minum air putih.
2. Ibu mengatakan senang dan nyaman menyusui bayinya, tidak ada
keluhan.
3. Ibu sudah BAK sebanyak 5-7 kali/hari dan BAB 1X/hari.
4. Ibu mengatakan siang tidur jika bayinya tidur dan malam tidur 7-8
jam.
5. Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti celana dalam dan pembalut
3 kali sehari.
6. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah nifas warna kuning
kecoklatan (serosa).

B) Objektif
a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 80 X/ menit
S : 35,8˚ C
R : 20X/ menit
200

b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Muka tidak pucat, tidak oedema, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembuluh
limfe.
3. Payudara : ada pengeluaran ASI (kolostrum sudah keluar)
4. Abdomen : T FU tidak teraba, kontraksi keras.
5. Genetalia : ada pengeluaran lochea warna coklat (sanguinolenta)
10 cc, tidak berbau, ada jahitan perineum, tidak
oedema.
C) Assesment
Ny.J usia 22 tahun P1A0 14 hari post partum dengan nifas normal.

D) Planning
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaannya normal, sehat dan tidak
ada kelainan.
Ibu mengerti hasil pemeriksaannya.
b. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi selama nifas dan
menyusui.
Ibu bersedia menjaga pola nutrisi selama nifas dan menyusui.
c. Menanyakan kepada ibu adakah kesulian-kesulitan selama menyusui.
Ibu mengatakan tidak ada kesulitan selama menyusui.
d. Mengingatkan ibu kembali untuk istirahat yang cukup dengan
memanfaatkan waktu untuk istirahat atau tidur disaat bayinya sedang
tidur.
e. Menganjurkan ibu untuk kembali ke pekerjaan sehari-hari secara
bertahap supaya ibu tidak mudah lelah.
Ibu bersedia.
f. Memberitahu ibu jadwal kunjungan masa nifas selanjutnya yaitu pada
akhir nifas 42 hari.
Ibu bersedia kunjungan ulang.
201

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS IV

Hari/Tanggal : 21 Februari 2018


Pukul : 11.00 WIB
Tempat : BPM Sri Budiati

A) Subjektif
a. Keluhan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
c. Data kebiasaan sehari-hari dalam 3 hari post partum :
1. Ibu mengatakan makan 4X/hari, dengan porsi 1 piring nasi,
sayur,lauk, buah dan banyak minum air putih.
2. Ibu mengatakan senang dan nyaman menyusui bayinya, tidak ada
keluhan.
3. Ibu sudah BAK sebanyak 5-7 kali/hari dan BAB 1X/hari.
4. Ibu mengatakan siang tidur jika bayinya tidur dan malam tidur 7-8
jam.
5. Ibu mengatakan mandi, gosok gigi, ganti celana dalam dan pembalut
3 kali sehari.
6. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah nifas warna putih (alba).
7. Ibu mengatakan sudah kembali melakukan pekerjaan sehari-hari
secara bertahap.

B) Objektif
a. Pemeriksaan umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 80 X/ menit
S : 36,6˚ C
R : 20X/ menit
202

b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Muka tidak pucat, tidak oedema, konjungtiva
merah muda, sklera putih.
2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
pembuluh limfe.
3. Payudara : Ada pengeluaran ASI (kolostrum sudah keluar)
4. Abdomen : TFU tidak teraba, kontraksi keras.
5. Genetalia : Ada pengeluaran lochea warna coklat
(sanguinolenta) 10 cc, tidak berbau, ada jahitan
perineum, tidak oedema.
6. Ekstermitas : Tidak oedema pada ekstermitas atas maupun
bawah, tidak ada kelainan.

C) Assesment
Ny.J usia 22 tahun P1A0 42 hari post partum dengan nifas normal.

D) Planning
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan sehat dan
normal.
Ibu mengatakan mengerti tentang hasil pemeriksaan.
b. Memberikan informasi tentang masa subur dan senggama. Ibu
dinyatakan siap melakukan senggama apabila darah berhenti dan ibu
dapat memasukkan satu atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri,
serta kapan saja ibu siap.
Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan.
c. Memberikan konseling tentang KB :
1. Pengerti KB : Salah satu usaha merencanakan kehidupan
berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga yang
berkualitas.
2. Manfaat : Membantu ibu dalam memilih alat kontrasepsi, mengatur
jarak kehamilan.
203

3. Macam-macam metode kontrasepsi : MAL, kalender, pil kombinasi,


kondom, suntik, implan, IUD.
Ibu mengerti tentang macam – macam metode kontrasepsi.
d. Memastikan tidak ada penyulit yang dialami ibu maupun bayi.
Telah dilakukan dan tidak ditemukan penyulit.
e. Memberitahukan pujian dan semangat pada ibu untuk meneruskan pola
hidup yang sehat pada dirinya demi kesehatan bayinya pula.
Ibu sehat diakhir nifas.
202

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada laporan tugas akhir ini penulis akan menyajikan pembahasan yang
membandingkan teori dengan Asuhan Kebidanan Berkesinambungan yang
diberikan pada Ny.J G1P0A0 dimulai saat umur kehamilan 35+5minggu,
persalinan, Bayi Baru Lahir, dan Nifas sampai dengan 6 minggu post partum di
Bidan Praktik Mandiri Sri Budiati S.,S.Tr.Keb Pandes Wedi Klaten.
1. Asuhan Kehamilan
Asuhan Kebidanan pada masa Kehamilan pada Ny.J dari umur
kehamilan 35+5 minggu dilakukan 6 kali kunjungan bertujuan untuk
membantu ibu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiologis maupun
psikologis Trimester III, deteksi dini faktor resiko dan pencegahan dan
penanganan dini komplikasi dalam kehamilan. Asuhan yan diberikan pada
Ny.J telah sesuai dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes (2014),
yaitu menimbang berat badan, mengukur tingi badan, mengukur LiLA,
mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, menghitung denyut
jantung janin(DJJ), menentukan presentasi janin, memeriksa status imunisasi
TT, pemeriksaan laboratorium, memberikan tablet tambah darah (Fe) dan
memberikan konseling pada setiap kunjungan ANC.
Kenaikan berat badan ibu hamil sampai akhir kehamilan mencapai
sekitar 10-14 kg (Manuaba, 2010). Pada Ny.J kenaikan berat badannya
selama hamil kurang, tidak sesuai dengan teori. Kurangnya kenaikan berat
badan Ny.J disebabkan oleh frekuensi makan yang kurang. Dampak yang
akan terjadi apabila ibu tidak mencukupi asupan nutrisinya yaitu bisa terjadi
keguguran, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin, bayi BBLR,
bayi cacat dan persalinan lama. Ibu diberikan konseling tentang nutrisi bagi
ibu hamil dan janinnya.
Tinggi Badan Ny.J normal, Tinggi badan normal ibu hamil adalah 145
cm bila kurang dari itu dicurigai resiko panggul sempit (Saiffudin, 2009).

202
203

Namun Ny.J tidak mempunyai resiko panggul sempit. Panggul sempit juga
dapat diketahui dari pemeriksaan luar panggul menggunakan jangka panggul.
LiLA normal setiap wanita hamil yaitu 23,5 cm hingga 30 cm.
Pengukuran LiLA merupakan deteksi dini untuk mengetahui apakah ibu
hamil beresiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) atau tidak. Tetapi untuk
mengetahui apakah nutrisi ibu hamil tercukupi atau tidak , tidak hanya dari
ukuran LiLA saja tetapi dari kenaikan berat badan ibu selama hamil juga.
Pengukuran Lingkar Lengan Atas Ny.J dilakukan saat kunjungan pertama
ANC. Hasil pengukuran LiLA Ny.J normal yang dilakukan pada tanggal 04
Desember 2017.
Tekanan darah normal bagi wanita hamil yaitu 120/80 mmHg(Benson,
2009). Pada saat kunjungan ANC pertama hingga keenam tekanan darah Ny.J
berkisar 110/70 mmHg hingga 120/80 mmHg. Hal tersebut menunjukan
bahwa tekanan darah Ny.J dalam batas normal dan tidak mengalami
Hipertensi maupun Hipotensi.
Sesuai Standar ANC, pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara
rutin dengan tujuan deteksi dini terhadap berat badan janin, pertumbuhan
janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan(Kemenkes, 2014). Pada usia
kehamilan 28 minggu TFU ibu seharusnya 25 cm, usia kehamilan 32 minggu
TFU mencapai 27 cm, usia kehamilan 36 minggu TFU mencapai 30 cm dan
pada usia 40 minggu TFU mencapai 33 cm. Sedangkan ukuran tinggu fundus
uteri Ny.J selalu lebih kecil dari ukuran yang seharusnya sejak kunjungan
pertama. Usia kehamilan 35+ 5 minggu adalah 26 cm, usia kehamilan 36+4
minggu adalah 26 cm, usia kehamilan 37+1 minggu adalah 26 cm, usia
kehamilan 38+1 adalah 27 cm dan usia kehamilan 39+2 adalah 27 cm.
Ukuran TFU ibu tidak sesuai dengan umur kehamilan karena faktor status
gizi ibu yang kurang terpenuhi. Selain status gizi ada beberapa faktor yang
mungkin bisa mempengaruhi TFU ibu hamil tidak sesuai umur kehamilan
antara lain perhitungan usia kehamilan yang kurang tepat, pengukuran TFU
yang kurang tepat dan presentasi letak janin.
204

Pemeriksaan DJJ janin Ny.J normal, setiap pemeriksaan berkisar


antara 130-140X/menit. Normalnya denyut jantung janin (DJJ) yaitu 120-
160x/menit(Prawirohardjo, 2011). Pemeriksaan status imunisasi TT Ny. J
Sudah mendapatkan imunisasi sebanyak 3 kali dan sudah sesuai jadwal.
Imunisasi TT bertujuan agar memberikan perlindungan untuk ibu maupun
bayi dari infeksi tetanus (Kemenkes RI, 2013).
Pada umur kehamilan 35+5 minggu ibu mengeluh keputihan dan sesak
nafas. Hal tersebut merupakan kondisi yang fisiologis selama kehamilan
menurut Walsh (2010) Penyebabnya keputihan pada kehamilan trimester III
karena terjadi peningkatan produksi kelenjar dan lendir endoservikal sebagai
akibat dari peningkatan kadar esterogen. Ibu diberikan konseling tentang
personal hygiene, memperhatikan kebersihan tubuh pada area genetalia,
membersihkan area genetalia dari arah depan ke arah belakang, mengganti
celana dalam secara rutin, tidak menggunakan douch atau menggunakan
semprot untuk menjaga area genetalia. Sesak Sesak nafas disebabkan oleh
perubahan pernafasan pernafasan akibat progesteron dan peningkatan laju
metabolik maternal dan konsumsi oksigen janin yang menimbulkan ibu tidak
dapat mengambil nafas. Sehingga hal ini menimbulkan sesak kehamilan,
yaitu suatu tarikan nafas dalam yang disengaja untuk mencoba meningkatkan
cadangan pernafasan. Tekanan dari pembesaran unterus pada diafragma
semakin memperberat sesak nafas. Cara mengatasi sesak nafas pada ibu
hamil: Peregangan lengan di atas kepala, Mengayun lengan dalam keadaan
melingkar.
Pada umur kehamilan 36+4 minggu ibu mengeluhkan pegal-pegal di
punggung, ini merupakan kondisi yang fisiologis karena terjadinya perubahan
posisi tulang belakang. Ibu diberikan konseling tentang body mekanik, Ibu
hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu
melelahkan. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan
mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin. Perubahan
tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena
tumpuan tubuh bergeser lebih ke belakang dibandingkan sikap tubuh ketika
205

tidak hamil. Penggunaan mekanika tubuh yang benar dapat mengurangi


terjadinya cidera muskulokeletal pada ibu hamil, sebaliknya penggunaan
mekanika tubuh tidak tepat akan meningkatkan resiko cidera termasuk di
daerah vertebrata yang akan menyebabkan nyeri punggung atau nyeri tulang
belakang sesuai dengan teori menurut Walsh (2010). Pemberian tablet Fe
pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah anemia juga berfungsi sebagai
sistem pertahanan tubuh. Ny.J mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan bidan
secara rutin setiap kunjungan Antenatal Care.
Perencanaan yang dilakukan pada Ny. J disesuaikan dengan
kebutuhan atau masalah yang dialami Ny.J. Pada Kunjungan pertama 35+5
minggu ibu diberikan KIE tentang ketidaknyamanan trimester III dan Nutrisi
selama hamil. Kunjungan kedua 36+4 minggu ibu diberikan KIE tentang
Tanda bahaya trimester III dan Body Mekanik. Kunjungan ketiga 37+1
minggu ibu diberikan KIE tentang ASI Eksklusif dan posisi pelekatan.
Kunjungan keempat 38+1 minggu ibu diberikan KIE tentang Tanda-tanda
persalinan dan teknik persafasan saat persalinan. Kunjungan kelima 39+2
minggu ibu diberikan KIE tentang persiapan persalinan.
Selama melaksanakan asuhan Antenatal Care semua asuhan yang
diberikan kepada Ny.J dapat terlaksana dengan baik sesuai teori, suami
beserta keluarga bersifat kooperatif.

2. Asuhan Persalinan
Asuhan persalinan yang diberikan pada Ny.J dari kala I-IV bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan ibu selama proses persalinan.
Pada Kasus ini Ny.J persalinan berlangsung saat dilakukan
pemeriksaan dalam, diketahui bahwa pembukaan serviks Ny.J pada tanggal 8
januari 2018 pukul 00.00 WIB yaitu 1 cm. Dan pada tanggal 9 januari 2018
pukul 09.30 WIB pembukaan serviks Ny.J yaitu 10 cm. Menurut sofian
(2011) dimana fase laten pembukaan serviks berlangsung lambat sampai 3
cm, lamanya 7-8 jam sedangkan fase aktif berlangsung 6 jam. Apabila ditotal
206

kala I dapat berlangsung 13 jam pada primi gravida, tetapi multi gravida
memiliki jangka waktu yang lebih pendek yaitu 8 jam.
Menurut sofian (2011) Asuhan yang diberikan saat kala I sudah
memenuhi kebutuhan dasar ibu selama bersalin dengan tujuan memberikan
rasa nyaman dan mengurangi kecemasan yang dialami oleh ibu selama
persalinan.
Pada Kala II Ny.J persalinan berlangsung selama 50 menit tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik. Asuhan yang diberikan sesuai dengan
58 langkah Asuhan Persalinan Normal(APN,2016).
Pada Kala III Ny.J persalinan berlangsung selama 10 menit, sesuai
sofian (2011). Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayilahir.Kala III persalinan dimulai dari setelah bayi keluar hingga berakhir
dengan keluarnya plasenta dan selaput ketuban. Dilakukan eksplorasi karena
selaput ketuban ada yang tertinggal dan ada perdarahan. Serta dilakukan
penjahitan perineum karena ada robekan perineum derajat II.
Pada Kala IV Ny.J persalinan berlangsung selama 2 jam. Dilakukan
observasi terhadap ibu dan bayi untuk mengamati keadaan ibu, terutama
terhadap bahaya perdarahan postpartum. Jumlah darah yang keluar 130 cc,
hal ini merupakan hal yang normal karena rata-rata jumlah perdarahan yang
keluar normalnya antara 100-300 cc(Sondakh,2013).

3. Asuhan Bayi Baru Lahir


Bayi Ny.J lahir pada tanggal 09 Januari 2018 pukul 10.55 WIB
berjenis kelamin perempuan, menangis dan bergerak aktif. Nilai apgar score
bayi pada 1 menit pertama yaitu 7. Sesuai dengan teori (Saifuddin,2009)
Dilakukan tindakan membersihkan jalan nafas dengan penghisap lendir untuk
membersihkan lendir di dalam mulut dan hidung bayi.
Pemeriksaan umum Bayi mengalami BBLR karena berat badan bayi
kurang dari 2500 gram. Sesuai teori menurut Sudarti (2010) yang
menyebutkan bahwa berat badan bayi normal antara 2500-3500 gram
207

Faktor yang mempengaruhi bayi BBLR yaitu keadaan gizi ibu hamil.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, cacat
bawaan, anemia pada bayi, mati dalam kandungan dan lahir dengan BBLR.
Oleh karena itu, supaya dapat melahirkan bayi yang normal, ibu perlu
mendapatkan asupan gizi yang cukup (Latief, 2007) sedangkan Ny.J di awal-
awal kehamilan mengalami mual muntah berlebihan sehingga asupan gizinya
kurang dan bayinya BBLR.
Pada hari ketiga bayi mengalami ikterik fisiologis karena warna
kuning akan timbul pada hari kedua atau ketiga setelah bayi lahir dan tampak
jelas pada hari kelima sampai keenam dan menghilang sampai hari kesepuluh
(Ridha,2014). Daerah kulit bayi yang berwarna kuning dengan penerapan
rumus Kremer kekuningan di bagian mata dan wajah (kepala) adalah ikterik
derajat 1 sesuai dengan teori (Saiffudin 2009).
Penanganan ikterik derajat 1 menurut Marmi dan Rahardjo (2012)
caranya bisa di jemur selama setengah jam dengan posisi yang berbeda.
Lakukan pada jam 07.00-09.00 WIB karena inilah waktu di manasinar
ultraviolet belum cukup efektif mengurangi kadar bilirubin. Hindari posisi
yang membuat bayi melihat langsung ke arah matahari karena dapat merusak
matanya.

4. Asuhan pada ibu nifas


Pada tanggal 09 januari 2018 Ny.J 22 tahun P1A0 post partum 6 jam
diberikan vitaminA 2 x 200.000 IU oleh Bidan. Pemberian vitamin A
bermanfaatpenting bagi ibu dan bayi, khususnya pada ibu untuk mencegah
terjadinyarabun senja. Hal ini sesuai dengan PERMENKES
NO1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan
praktikbidan, yaitu pasal 9 tentang kewenangan bidan dalam memberikan
asuhanpelayanan kepada ibu dan pasal 10 ayat (1) huruf (e) dan ayat (2) huruf
(e) tentang pelayanan persalinan normal dan pemberian vitamin A dosis
tinggi pada ibu nifas.
208

Hasil pengkajian dan pemeriksaan pada masa nifas selama 4 kali


kunjungan , yang terjadi pada Ny. M, proses involusi berjalan normal hingga
akhir masa nifas, proses menyusui baik sesuai dengan pelekatan, ASI lancar ,
lochea (pengeluaran cairan vagina) normal namun ditemukan penyulit berupa
jahitan perineum terbuka 1 jahitan pada hari ketiga diberikan salep antibiotik
dan bioplasenton agar luka menutup. Hingga seminggu setelah melahirkan
luka perineum ibu masih terlihat terbuka dan agak sedikit amis dikarenakan
ibu tidak diperbolehkan memakan telur karena adat / kepercayaan masyarakat
setempat dan tidak ada yang membantu ibu memberi salep pada luka nya. Ibu
di beri konseling tentang gizi ibu selama nifas.
Kebutuhan protein pada ibu nifas sangat penting sesuai dengan teori
(Kozier, 2005), kandungan protein tertinggi ada pada telur. Protein
merupakan zat makanan yang sangat penting untuk membentuk jaringan baru,
sehingga sangat baik dikonsumsi oleh ibu nifas sehingga penyembuhan luka
lebih cepat. Namun jika makanan berprotein ini dipantang maka proses
penyembuhan luka perineum akan berjalan lambat, dan ini dapat memicu
terjadinya infeksi jalan lahir (Mochtar, 2008).
Berdasarkan hasil pengkajian pada kunjungan nifas 6
minggudidapatkan data subjektif bahwa Ny.J masih bingung ingin
menggunakan Kontrasepsi apa. Ibu diberikan konseling tentang macam-
macam Kontrasepsi, Jenis-jenis Kontrasepsi, Kelebihan dan kekurangan
masing-masing metode Kontrasepsi sesuai pada buku Midwifery Update
(2016).
209

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. J di
Wilayah Kerja BPM Sri Budiati S.,Str.,Keb Pandes Wedi Klaten maka
penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut :
a. Pengumpulan data subyektif dan objektif pada Ny.J pada masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB telah dilakukan sesuai dengan
Standar Asuhan Kebidanan di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
b. Analisis data Ny.J pada masa hamil, bersalin, nifas, Bayi baru lahir, dan
KB telah dikaji sesuai rencana di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
c. Melakukan diagnosa masalah kebidanan Ny.J pada masa hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan KB telah sesuai dengan kebutuhan dan
penemuan masalah klien di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
d. Perencanaan Asuhan KebidananNy.J pada masa hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB telah dilaksanakan sesuai rencana di BPM Sri
Budiati Pandes Wedi Klaten.
e. Implementasi/pelaksanaan Asuhan Kebidanan Ny.J pada masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB telah dilaksanakan sesuai rencana
dan Standar Asuhan Kebidanan di BPM Sri Budiati Pandes Wedi
Klaten.
f. Mengevaluasi tindakan Asuhan Kebidanan Ny.J pada masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dilaksanakan sesuai rencana di
BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
g. Pencatatan Asuhan Kebidanan Ny.J pada masa hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB secara keseluruhan telah sesuai Standar Asuhan
Kebidanan di BPM Sri Budiati Pandes Wedi Klaten.
h. Telah dilakukan dokumentasi Asuhan Kebidanan Ny.J pada masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB sesuai ketentuan di BPM Sri
Budiati Pandes Wedi Klaten.

209
210

B. Saran
1. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan maupun ketrampilan dalam pemberian
asuhan komprehensif pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, Neonatus
dan Kontrasepsi.
2. Bagi Lahan
1) Bidan
Memberikan Asuhan Komprehensif pada ibu Hamil, Bersalin, nifas
BBL, Neonatus, dan Kontrasepsi pada klien yang lain sesuai Standar
Pelayanan Kebidanan.
2) Klien
Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi selama Ny.J masa Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, Neonatus
dan Kontrasepsi.
3. Bagi Institusi
Institusi mendapat masukan dalam pemberian asuhan komprehensif pada
ibu Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, Neonatus dan Kontrasepsi.
211

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R dan Diah W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra
Cendekia Press.

Amru,Sofian. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri operatif, obstetri sosial. Jakarta:


EGC.

Anggraini Y, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka


Rihama.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Asuhan Persalinan Normal, (2014). Buku Acuan Persalinan Normal. JNPK-KR:


Jakarta.

______________________,(2016). Buku Acuan Midwifery. JNPK-KR: Jakarta.

Benson, Ralph C Pernoll & Martin L Pernoll. 2009. Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC.

Bobak dkk,2012. Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC


Everett, Suzanne. 2008. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:
EGC.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Hartanto, Hanafi. 2008. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar
Harapan.
Kemenkes RI. 2015a. Profil Kesehatan Indonesia 2015. www.depkes.go.id
(diakses 01 Januari 2018)

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia, 2014.
Kristiyansari, Weni. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari.Yogjakarta: NUHA
MEDIKA.
Kusmiyati, Yuni. 2008. Perawatan ibu hamil. Yogyakarta : fitramaya.
Lockhart Anita dan Saputra Lyndon. 2014. Asuhan Kebidanan Fisiologis dan
Patologis. Tanggerang: BINARUPA AKSARA Publisher.

211
212

M. Sholeh kosim , dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Ikatan Dokter
Anak Indonesia.

Mandriwati, A.G., dkk. 2017.Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis


Kompetensi. Edisi Revisi III. Jakarta : EGC.

Manuaba,I.B.G. 2010. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC.

Marmi, & Rahardjo, K. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak.
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetric Patologi.


Jakarta: EGC.
Musbikin, I. 2008. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta: Mitra
Pustaka
Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyono, 2009. Buku Pintar ASI eksklusif. Jogjakarta : Diva Pres
Prawirorahardjo, 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirorahardjo.
Proverawati A, Rahmawati E. 2010. Kapita selekta ASI dan menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudjiadi, dkk. (2010). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta: IDAI.
Rahardjo, Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Tekhnik Non Tes. Kudus: Nora
Media Enterprise.
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yuliati,2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Media.

Rukmono P. 2013. Neonatologi praktis. Bandar Lampung: AURA


Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirorahardjo.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sarwono,2014. Ilmu Kebidanan.jakarta:yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo.
Sudarti, Afroh. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika
213

Sudarti,2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta:


Nuha Medika.
Suherni, dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sukarni, L. Dan Margaret, 2016. Kehamilan, Persalinan dan Nifas dilengkapi
dengan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, Ari 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta :
salemba Medika.
Sunarsih T, dan Dewi, VNL. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta.
Salemba medika
Surasmi, Handayani. 2008. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC
Syafrudin & Hamidah . 2009 . Kebidanan Komunitas . Jakarta : EGC
Tandon N.M. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Jakarta:EGC.
Varney, H., Jan.,M. Kriebs, Carolyn, L.G. 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Walsh, 2010. Buku ajaran komunitas. Jakarta: EGC
Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Wong, D, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta
214

Lampiran 1 (Informed Consent)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Telpon :

Setelah mendapatkan penjelasan maksud dan tujuan serta memahami pelaksanaan


studi kasus Asuhan Kebidanan secara Continuity of Care pada masa Hamil,
Bersalin, Nifas, Neonatus serta Keluarga Berencana oleh Mahasiswa Program
Studi Diploma–III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Dutagama Klaten, Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi Klien selama
pelaksanaan Asuhan Kebidanan Continuity of Care tersebut.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya. Tanpa ada paksaan
dari siapapun, agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Klaten, 2017

( )
215

Lampiran 3 (Jadwal Pemberian Asuhan)

JADWAL PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU DAN BAYI NY.J
DI BPM SRI BUDIATI PANDES WEDI TAHUN 2017/2018

Nama Kunjungan Asuhan / Konseling yang


No Media Lampiran
Asuhan I II diberikan
1 Kehamilan 1)Tanggal 4)Tanggal 23 Kunjungan I (dilaksanakan di Leaflet Form
04 Des Des 2017 Rumah Ny.J) Lembar Pengkajian
2017 UK 38+1 mg Asuhan yang diberikan : balik SOAP
+5
UK 35 1. Perubahan Fisiologi TM SAP
mg 5)Tanggal 02 III Dok.Foto
Jan 2018 2. Ketidaknyamanan TM III
2)Tanggal UK 39+2 mg 3. Nutrisi Ibu TM III
12 Des
2017 Kunjungan II (dilaksanakan di
UK 36+4 BPM Sri Budiati)
mg Memberikan konseling :
1. Tanda Bahaya TM III
3)Tanggal 2. Body Mekanik
15 Des
2017 Kunjungan III (dilaksanakan di
UK 37+1 BPM Sri Budiati)
mg Memberikan Konseling :
1. ASI Eksklusif
2. Posisi Pelekatan Menyusui

Kunjungan IV (dilaksanakan di
BPM Sri Budiati)
Memberikan Konseling :
1. Tanda-tanda Persalinan
2. Teknik Pernafasan saat
persalinan

Kunjungan V (dilaksanakan di
BPM Sri Budiati)
Memberikan Konseling :
1. Persiapan Persalinan
2 Persalinan Tgl 08 Jan Tgl 09 Jan Pemantauan kemajuan Form Form pengkajian
2018 2018 persalinan dgn memberikan partograf Partograf
asuhan sayang ibu dan bayi Dok.foto
UK 40+1 mg (Kala I,II,III,IV)
3 BBL 1)Tanggal 3)Tanggal 12 Kunjungan I (dilaksanakan di Leaflet Form.pengkajian
09 Jan 2018 Jan 2018 BPM Sri Budiati) Lembar SOAP
Memberikan asuhan tentang : balik Dok.foto
2)Tanggal 4)Tanggal 26 1. Pemeriksaan BBL
10 Jan 2018 Jan 2018 2. Penghisapan Lendir
3. Memandikan Bayi setelah
6 jam
216

Nama Kunjungan Asuhan / Konseling yang


No Media Lampiran
Asuhan I II diberikan
4. Suntik Vit K
5. Kehangatan Bayi
6. Pencegahan Infeksi

Kunjungan II (dilaksanakan di
BPM Sri Budiati)
Memberikan Asuhan Tentang
1. Perawatan Tali Pusat
2. Suntik Hb.0

Kunjungan III(dilaksanakan di
BPM Sri Budiati)
Memberikan Asuhan tentang
1. Menjelaskan Tentang
Ikterus
2. Penanganan Ikterus
3. Tetap Menyusui Bayi
Secara on Demand
4. Imunisasi

Kunjungan IV(dilaksanakan di
Rumah Ny.J)
Memberikan Asuhan tentang
1. Memeriksa apakah ada
tanda-tanda bahaya
maupun infeksi
2. Menjaga Kesehatan
Lingkungan
3. Pemantauan Berat Badan
Bayi
4. Imunisasi Selanjutnya

4 Nifas 1)Tanggal 3)Tanggal 12 Kunjungan I Leaflet Form.pengkajian


08 Jan 2018 Jan 2018 Memberikan asuhan : Lembar SOAP
1. Memberitahu tentang balik Dok.foto
2)Tanggal 4)Tanggal 26 Lochea
10 Jan 2018 Jan 2018 2. Massase Fundus
3. Konseling Personal
Hygiene
4. Konseling Nutrisi
5. Konseling Posisi Menyusui
6. Konseling Istirahat Cukup

Kunjungan II
Memberikan Asuhan :
1. Memperhatikan Kontraksi
dan Perdarahan
2. Pelekatan (AMUBIDAPI)
3. Perawatan Luka Perineum
4. Tanda Bahaya Nifas
217

Nama Kunjungan Asuhan / Konseling yang


No Media Lampiran
Asuhan I II diberikan
Kunjungan III
Memberikan Asuhan :
1. Perawatan Payudara
2. Perawatan luka perineum
yang terbuka

Kunjungan IV
Memberikan Asuhan :
1. Penyulit-penyulit
Menyusui
2. Kontraksi dan perdarahan
3. Istirahat
4. Nutrisi

5 Masa 1)Tanggal Memberikan asuhan KB Leaflet Form.pengkajian


Antara 21 Feb 2018 Lembar SOAP
balik Dok.foto

You might also like