Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI GRADE II
Mardla Annisa1, Anwar Bet2
1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Alamat: Jl.
Diponegoro V no. 5, Pekanbaru. mardla23annisa@gmail.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau
ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi menyerang lebih dari 1 milyar orang di seluruh dunia dan
merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dikontrol dengan
baik. Dari seluruh populasi penderita hipertensi, 70% tergolong ke dalam hipertensi ringan,
20% hipertensi sedang, 10% merupakan hipertensi berat, dan 1% dari setiap jenis hipertensi
mengalami krisis hipertensi. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder
yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan
gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan
darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi.
Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah
secara berkala.
Laporan kasus: Ny. HR, umur 43 tahun, seorang penjuan nasi, datang ke Poli Penyakit
Dalam RSUD Arifin Achmad dengan keluhan nyeri kepala bagian belakang, nyeri dirasakan
hilang timbul, dalam sehari dapat timbl >3 kali, lebih berat jika pasien kelelahan atau stress.
Keluhan ini membuat kepala pasien terasa berat dan menjalar hingga keleher. Nyeri
dirasakan menjalar dari bahu menuju kepala bagian belakang. Nyeri hilang timbul, semakin
lama semakin nyeri. Nyeri memberat jika pasien kelelahan. Keluhan ini membuat kepala
pasien terasa berat, menjalar hingga keleher, terasa kaku pada leher dan pandangannya
menjadi kabur. Didapatkan tekanan darah pasien 165/100 mmHg, Nadi 80 kali permenit,
nafas 20 kali permenit, dan suhu 36,2% dan IMT 26.66 kg/m2, dengan masalah hipertensi
derajat II disertai pre-obesitas . Pasien kemudian diberikan Captopril 125 mg 2x1,
Amlodipine 10 mg 1x1.
pertama harus dikonfirmasi pada waktu satu sampai dua minggu tergantung
sedikitnya dua pengukuran ulang dalam dari tingginya tekanan darah tersebut.
Diagnosis hipertensi ditegakan bila diperoleh nilai rata-rata TDD ≥ 90 mmHg
dari pengukuran berulang-ulang tersebut dan atau TDS ≥ 140 mmHg.2,3
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut The Sevent Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC7)2
Klasifikasi TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat II > 160 > 100
Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan Superior : Akral hangat, edema (-/-),
kanan. sianosis (-), CRT < 2 detik
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan Inferior : Akral hangat, edema (+/+),
paru, batas paru hati SIK VI sianosis (-), CRT < 2 detik
Auskultasi :SP: Vesikuler (+/+), suara
tambahan: ronkhi (-/-), PEMERIKSAAN ANJURAN
wheezing (-) 1. pemeriksaan profil lipid
Jantung 2. Funduskopi
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Daftar Masalah
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea Hipertensi derajat II
mid clavicularis sinistra ICS Pre- obesitas
V. Tatalaksana Penyakit
Perkusi : Batas kanan jantung linea Nonmedikamentosa
parasternalis dekstra SIK IV. Mengurangi asupan garam.
Batas kiri jantung linea Hindari stress.
micklavikula sinistra ICS V Perbaiki gaya hidup dengan
Auskultasi :HR: 84 dpm, S1>S2, A1<A2, olahraga 30-45 menit sebanyak 3-
M1>M2, P1<P2, A2>P2, 4 kali dalam seminggu
gallop (-), murmur (-)
Abdomen Medikamentosa
Inspeksi : Perut datar, venektasi (-), Tap. Captopril 125 mg 2x1
scar (-) Tap. Amlodipine 10 mg 1x1
Auskultas : Bising usus (+), 7 x/menit
Palpasi : Perut supel, Nyeri tekan (-), PEMBAHASAN
massa (-), undulasi
Diagnosis hipertensi ditegakkan
(+),ballotement (-),
berdasarkan gajala klinis berupa nyeri
hepatomegali (-),
kepla, gelisah, diplopia, dan leher kaku.
splenomegali (-).
Riwayat penyakit terdahulu menunjukkan
Perkusi : Timpani, shifting dullness
bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi
(+)
tak terkontrol sejak + 5 tahun dan
Ekstremitas
riwayat penyakit keluaraga menunjukkan
ada anggota keluarga pasien yang memilki atau kurang dari 1 sendok teh garam per
riwayat hipertensi. Pasien juga memiliki hari, sedangkan diet rendah lemak yang
faktor risiko hipertensi lain seperti dimaksud adalah mengkonsumsi makanan
obesitas, jarang melakukan aktivitas fisik, dengan jumlah lemak total dan lemak
dan diet tinggi lemak. Pada hasil jenuh rendah. Target tata laksana adalah
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan sampai dengan tekanan darah kurang dari
darah 165/ 100 mmHg dimana 140/ 90 mm Hg.
berdasarkan klasifikasi hipertensi menurut
JNC 7 termasuk ke dalam hipertensi KESIMPULAN
derajat II. Hipertensi dapat dikendalikan dengan
Diagnosis pre-obesitas didasarkan baik denagn pengobatan yang tepat.
pada penghitungan IMT = 26,66 kg/m2 Terapi dengan kombinasi perubahan gaya
yang menurut klasifikasi WHO tergolong hidup dan obat obatan antihipertensi dapat
ke dalam obesitas derajat I ditunjang menjaga tekanan darah pada tingkat yang
dengan gaya hidup yang jarang tidak akan menyebabkan kerusakan pada
berolahraga dan diet tinggi lemak.4 jantung dan organ lainnya.
Rencana tata laksana terdiri dari
pemberian kombinasi 2 obat anti
Daftar Pustaka
hipertensi dan modifikasi gaya hidup.
1. Wijaya I, Siregar P. Hypertensive
Obat anti hipertensi yang diberikan adalah
Crises in the Adolescent: Evaluation
amlodipine 1 X 10 mg (penghambat kanal
of Suspected Renovascular
kalsium) dan captopril 2 x 12,5 mg
Hypertension. Acta Medica
(penghambat ACE). Modifikikasi gaya
Indonesiana – The Indonesian Journal
hidup terdiri dari aktivitas fisik aerobik
of Internal Medicine. 2013;45(1).
dan diet rendah garam serta diet rendah
2. Shao PJ, Sawe HR, Murray BL,
lemak. Aktivitas fisik yang disarankan
Mfinanga JA, Mwafongo V, dan
terdiri dari salah satu antara jogging,
Runyon MS. Profile of patients with
bersepeda, atau berenang selama 20-30
hypertensive urgency and emergency
menit dengan frekuensi 2-3 kali
presenting to an urban emergency
seminggu. Diet rendah garam yang
department of a tertiary referral
dimaksudkan adalah pembatasan
hospital in Tanzania. BMC
konsumsi garam kurang dari 6,5 gram
Cardiovascular Disorder.
2018;18:158.
3. Sherwood L, Fisiologi manusia dari
sel ke sistem.ed 6. Jakarta: EGC; 2011
4. U.S Department of Health and Human
Services. The seventh report of the
joint national committee on
prevention, detection, evaluation, and
treatment of high blood pressure.
2003.
5. Guyton, Arthur C., John E. Hall, alih
bahasa: Irawati dkk., editor bahasa
Indonesia: Luqman Yanuar Rachman,
2007, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran ed. 11, Jakarta: EGC