You are on page 1of 13

LAPORAN KASUS

HIPERTENSI GRADE II
Mardla Annisa1, Anwar Bet2
1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Alamat: Jl.
Diponegoro V no. 5, Pekanbaru. mardla23annisa@gmail.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau

ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi menyerang lebih dari 1 milyar orang di seluruh dunia dan
merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dikontrol dengan
baik. Dari seluruh populasi penderita hipertensi, 70% tergolong ke dalam hipertensi ringan,
20% hipertensi sedang, 10% merupakan hipertensi berat, dan 1% dari setiap jenis hipertensi
mengalami krisis hipertensi. Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder
yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan
gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan
darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi.
Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah
secara berkala.
Laporan kasus: Ny. HR, umur 43 tahun, seorang penjuan nasi, datang ke Poli Penyakit
Dalam RSUD Arifin Achmad dengan keluhan nyeri kepala bagian belakang, nyeri dirasakan
hilang timbul, dalam sehari dapat timbl >3 kali, lebih berat jika pasien kelelahan atau stress.
Keluhan ini membuat kepala pasien terasa berat dan menjalar hingga keleher. Nyeri
dirasakan menjalar dari bahu menuju kepala bagian belakang. Nyeri hilang timbul, semakin
lama semakin nyeri. Nyeri memberat jika pasien kelelahan. Keluhan ini membuat kepala
pasien terasa berat, menjalar hingga keleher, terasa kaku pada leher dan pandangannya
menjadi kabur. Didapatkan tekanan darah pasien 165/100 mmHg, Nadi 80 kali permenit,
nafas 20 kali permenit, dan suhu 36,2% dan IMT 26.66 kg/m2, dengan masalah hipertensi
derajat II disertai pre-obesitas . Pasien kemudian diberikan Captopril 125 mg 2x1,
Amlodipine 10 mg 1x1.

Kata kunci: hipertensi, faktor terjadinya hipertensi , JNC 7, JNC 8

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 1


LAPORAN KASUS

PENDAHULUAN seringkali tidak menimbulkan gejala,


sementara tekanan darah yang terus-
Hipertensi menyerang lebih dari 1 menerus tinggi dalam jangka waktu lama
milyar orang di seluruh dunia dan dapat menimbulkan komplikasi. Oleh
merupakan salah satu penyakit yang dapat karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini
menyebabkan kematian jika tidak yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah
dikontrol dengan baik. Dari seluruh secara berkala.2
populasi penderita hipertensi, 70%
TINJAUAN PUSTAKA
tergolong ke dalam hipertensi ringan, 20%
Hipertensi
hipertensi sedang, 10% merupakan
Hipertensi adalah penyakit yang
hipertensi berat, dan 1% dari setiap jenis
terjadi akibat peningkatan tekanan darah.
hipertensi mengalami krisis hipertensi.1
Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor
Hipertensi merupakan suatu keadaan
utama yaitu curah jantung dan resistensi
meningkatnya tekanan darah sistolik lebih perifer. Curah jantung adalah hasil kali
sama dengan 140 mmHg dan diastolik denyut jantung dan isi sekuncup. Besar isi
lebih sama dengan 90 mmHg setelah dua sekuncup ditentukan oleh kekuatan
2
kali pengukuran terpisah. kontraksi miokard dan alir balik vena.
Hipertensi dapat diklasifikasikan Resistensi perifer merupakan gabungan
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer resistensi pada pembuluh darah (arteri dan
atau esensial yang penyebabnya tidak arteriol) dan viskositas darah. Resistensi
diketahui dan hipertensi sekunder yang pembuluh darah ditentukan oleh tonus
dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, otot polos arteri dan arteriol dan elastisitas
penyakit endokrin, penyakit jantung, dan dinding pembuluh darah.1
gangguan anak ginjal. Hipertensi

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 2


LAPORAN KASUS

Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Berdasarkan penyebabnya sensitifitas terhadap natrium,


hipertensi dibedakan menjadi dua kepekaan terhadap stress, peningkatan
golongan yang terdiri dari :2 reaktivitas vaskuler (terhadap
a. Hipertensi Primer atau Esensial vasokonstriksi) dan resistensi insulin.
Hipertensi yang tidak atau belum
diketahui penyebabnya (terdapat b. Hipertensi sekunder atau Renal
sekitar 90% - 95% kasus). Penyebab Hipertensi yang disebabkan atau
hipertensi primer atau esensial adalah sebagai akibat dari adanya penyakit
multifaktor, terdiri dari faktor genetik lain (terdapat sekitar 5% - 10% kasus)
dan lingkungan. Faktor keturunan penyebabnya antara lain hipertensi
bersifat poligenik dan terlihat dari akibat penyakit ginjal (hipertensi
adanya riwayat penyakit renal), hipertensi endokrin, kelainan
kardiovaskuler dalam keluarga. Faktor saraf pusat, obat-obatan, dan lain-lain.
predisposisi genetik ini dapat berupa

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 3


LAPORAN KASUS

Gambar 2. Autoregulasi Tekanan Darah

Disamping etiologi terdapat faktor Diagnosis hipertensi ditegakkan


risiko hipertensi yang dibedakan dalam 2 berdasarkan manifestasi klinis dan
kelompok, yaitu kelompok yang dapat pemeriksaan fisik. Akan tetapi tidak
dimodifikasi dan yang tidak dapat semua hipertensi menujukkan gejala
dimodifikasi. Hal yang tidak dapat bahkan ada yang tanpa gejala. Adapun
dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, gejala hipertensi antara lain sakit/nyeri
riwayat hipertensi dan penyakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar,
kardiovaskular dalam keluarga. Adapun pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan
hal yang dapat dimodifikasi antara lain rasa sakit di dada. Sedangkan gejala tidak
riwayat pola makan (konsumsi garam spesifik antara lain tidak nyaman kepala,
berlebihan), konsumsi alkohol berlebihan, mudah lelah, dan impotensi. Diagnosis
aktivitas fisik kurang, kebiasaan merokok, tidak boleh ditegakkan hanya dalam sekali
obesitas, dislipidemia, diabetes mellitus, pemeriksaan terutama pada kasus baru
psikososial, dan stres.2,3,4 dan tanpa faktor risiko. Pengukuran

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 4


LAPORAN KASUS

pertama harus dikonfirmasi pada waktu satu sampai dua minggu tergantung
sedikitnya dua pengukuran ulang dalam dari tingginya tekanan darah tersebut.
Diagnosis hipertensi ditegakan bila diperoleh nilai rata-rata TDD ≥ 90 mmHg
dari pengukuran berulang-ulang tersebut dan atau TDS ≥ 140 mmHg.2,3
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut The Sevent Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC7)2
Klasifikasi TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi derajat II > 160 > 100

Penatalaksanaan hipertensi modifikasi gaya hidup dan obat anti


bertujuan menurunkan risiko penyakit hipertensi jika modifikasi gaya hidup
kardiovaskular dan mortalitas serta kurang berhasil. Modifikasi gaya hidup
morbiditas yang berkaitan. Target terapi cukup efektif dan dapat menurunkan
adalah mencapai dan mempertahankan risiko penyakit kardiovaskular dengan
tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan biaya relatif murah. Tata laksana ini tetap
tekanan diastolik dibawah 90 mmHg atau dianjurkan meski disertai obat anti
tekanan sistolik dibawah 130 mmHg dan hipertensi karena dapat menentukan
tekanan diastolik dibawah 80mmHg pada jumlah dan dosis obat untuk mencapai
individu dengan risiko tinggi serta target secara optimal.2,3
mengontrol faktor risiko melalui
Tabel 2. Modifikasi Gaya Hidup dalam Tata Laksana Hipertensi2
Modifikasi Rekomendasi Rerata Penurunan TDS
Penurunan berat Jaga berat badan ideal (IMT = 18,5 – 22,9 5-20 mmHg/ 10 kg
badan kg/m2)
Dietary Approach to Diet tinggi serat dan rendah lemak 8-14 mmHg
Stop Hypertension
(DASH)
Pembatasan intake Kurangi hingga < 100 mmol per hari ( 2,0 g 2-8 mmHg
natrium natrium atau 6,5 g natrium klorida atau 1
sendok teh garam per hari )
Aktivitas fisik aerobik Aktivitas fisik aerobik yang teratur selama 20- 4-9 mmHg
30 menit dengan frekuensi 2-3 kali seminggu
Pembatasan konsumsi Konsumsi alkohol maksimal 30 ml bagi laki 2-4 mmHg
alkohol laki dan maksimal 20 ml bagi perempuan atau
orang yang lebih kurus.
Pembatasan merokok

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 5


LAPORAN KASUS

Gambar 3. Algoritma Tata Laksana Hipertensi Menurut JNC 73

Pemberian obat anti hipertensi monoterapi pada kasus hipertensi derajat I


dilakukan jika dalam waktu 2 minggu atau dan kombinasi 2 obat hipertensi pada
1 bulan pasca modifikasi gaya hidup hipertensi derajat II serta sesuai indikasi
target tekanan darah belum tercapai yang pada pasien dengan indikasi khusus. Jenis-
dilakukan dengan cara pemberian jenis obat anti hipertensi untuk terapi

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 6


LAPORAN KASUS

farmakologis hipertensi yang dianjurkan b. Beta Blocker (BB)


oleh JNC 7 antara lain sebagai berikut2,3 c. Calcium Channel Blocker (CCB)
d. Angiotensin Converting Enzyme
a. Diuretika, terutama jenis Thiazide
Inhibitor (ACEI)
(Thiaz) atau Alelosterone Antagonist
e. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
(Aldo Ant)
Tabel 4. Obat-obat Anti Hipertensi yang Dianjurkan JNC 73
Diuretik Beta Blocker Calcium Channel Blocker
Thiazid Propanolol 10 mg 2 X I Verapamil 40, 80 mg 2 X I
- Hidroklortiazid 12,5mg 1 X I Atenolol 50 mg 2 X I Amlodipin 5, 10 mg 1 X I
Loop diuretik Bisoprolol 5 mg 1-2 X ½-1 Diltiazem 60 mg 2-3 X I
- Furosemid 40mg 2 X I Nifedipin 5, 10 mg 1-3 X I
Diuretik hemat kalium
- Amilorid 5 mg 1 X I
Antagonis aldosteron
- Spironolakton 100mg 1 X I
ACE Inhibitor Angiotensin II Receptor
Blocker
Kaptopril 12,5; 25mg 2 X I Losartan 50 mg 1 X I
Lisinopril 5; 10mg 2 X I Valsartan 80 mg 1 X I
Perindopril 4mg 2 X I Candesartan 8 mg 1 X I
Silazapril 2,5mg 2 X I Telmisartan 40 mg 1 X I
Ramipril 5mg 2 X I

Adapun kombinasi yang telah b. CCB dan BB


terbukti efektif dan dapat ditoleransi c. CCB dan ACEI atau ARB
pasien antara lain sebagai berikut3 d. CCB dan diuretika
a. Diuretika dan ACEI atau ARB e. ARB dan BB
Tabel 5. Pilihan Obat Antihipertensi untuk Kondisi Tertentu2,3
Indikasi yang Memaksa Pilihan Terapi Awal
Gagal Jantung Diuretik Thiaz, BB, ACEI, ARB. Aldo Ant
Pasca Infrak Miokard BB, ACEI, Aldo Ant
Risiko Penyakit Pembuluh Darah Koroner Diuretik Thiaz, BB, ACEI, CCB
Diabetes Diuretik Thiaz, BB, ACEI, ARB, CCB
Penyakit Ginjal Kronis ACEI, ARB
Pencegahan stroke berulang Diuretik Thiaz, ACEI

Dengan adanya klasifikasi hipertensi manajemen hipertensi meliputi ambang


terbaru dari JNC 8 sejak Desember 2013 pengobatan farmakologis, target terapi,
maka terdapat panduan baru pada

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 7


LAPORAN KASUS

dan pemilihan obat anti hipertensi sesuai


algoritma sebagai berikut
Gambar 4. Algoritma Tata Laksana Hipertensi Menurut JNC 84

Penegakan Diagnosis penyakit, serta respon terhadap


Evaluasi pasien hipertensi mempunyai pengobatan.
tiga tujuan yaitu: c. Mengidentifikasi adanya faktor risiko
a. Mengidentifikasi penyebab hipertensi. kardiovaskuler lain atau penyakit
b. Menilai adanya kerusakan organ target penyerta, yang ikut menentukan
dan penyakit kardiovaskuler, beratnya prognosis dan ikut menentukan
panduan pengobatan.

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 8


LAPORAN KASUS

Diagnosis hipertensi tidak dapat pengobatan antihipertensi sebelumnya,


ditegakkan dalam satu kali pengukuran, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang
dan hanya dapat ditetapkan setelah dua berkaitan seperti penyakit jantung
kali atau lebih pengukuran pada koroner, penyakit serebrovaskuler dan
kunjungan berbeda, kecuali terdapat lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit
kenaikkan tinggi atau gejala-gejala klinis dalam keluarga, gejala-gejala yang
yang menyertai. Pengukuran tekanan berkaitan dengan penyakit hipertensi,
darah dilakukan dalam keadaan pasien gejala kerusakan organ, perubahan
duduk, setelah beristirahat selama lima aktifitas atau kebiasaan sebagai faktor
menit. risiko hipertensi (seperti merokok,
konsumsi makanan, riwayat dan faktor
Anamnesis yang dilakukan meliputi
pribadi, keluarga, lingkungan, pekerjaan,
tingkat hipertensi dan lama menderitanya,
dan lain-lain).

LAPORAN KASUS Nyeri dirasa hilang timbul, semakin lama


Nama : Ny. Hr semakin nyeri. Nyeri memberat jika
Umur : 43 tahun pasien kelelahan. Keluhan ini membuat
Jenis kelamin : Perempuan kepala pasien terasa berat, menjalar
Pekerjaan : Penjual nasi hingga keleher, terasa kaku pada leher dan
Alamat : Pekanbaru pandangannya menjadi kabur. Keluhan ini
Anamnesis : Autoanamnesis sudah sering terjadi pad pasien sejak ± 5
Tanggal Masuk : 16 november tahu lalu dan membaik setelah
2018 mengkansumsi obat.

ANAMNESIS Riwayat Pengobatan :


Keluhan Utama Pasien mengalami hipertensi sejak ± 5
Sering nyeri kepala bagian belakang tahun yang lalu dan mengkonsumsi obat
sejak ± 1 minggu anti hipertensi jika ada keluhan sakit
Riwayat Penyakit Sekarang: kepala atau ketika tekanan darahnya naik.
Pasien datang dengan keluhan
nyeri kepala bagian belakang sejak 1 Riwayat Penyakit Dahulu :
minggu lalu. Nyeri dirasakan menjalar  Riwayat sakit gula (-)
dari bahu menuju kepala bagian belakang.  Riwayat hipertensi (-)

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 9


LAPORAN KASUS

 Riwayat penyakit jantung (-) Suhu : 36,5 oC (Aksila)


 Riwayat stroke (-) BB (sekarang) : 60 kg
 Riwayat trauma kepala (-) TB : 150 cm

 Riwayat sakit ginjal (-) IMT : 26,66 kg/ m2


Pemeriksaan Khusus
Riwayat Penyakit Keluarga:
Kepala
 Riwayat penyakit jantung (+), ayah
Mata : Konjungtiva pucat (-/-),
meninggal karena penyakit jantung.
sklera ikterik (-/-), pupil bulat,
 Riwayat hipertensi (+) pada ayah isokor dengan diameter
dan kakak kandungnya 2mm/2mm, reflek cahaya
 Riwayat sakit gula (-) langsung (+) dan tidak
 Riwayat stroke (-) langsung (+), edema palpebra
Riwayat pekerjaan, kebiasaan, dan (-), reflex pupil (+).
sosial ekonomi : Telinga : Tidak ada keluar cairan,
 Pasien penjual nasi dan membuka nyeri tekan (-)
usaha catering makanan Hidung : Pernafasan cuping hidung (-
 Pasien tidak merokok dan tidak ), deviasi septum (-), keluar
mengkonsumsi alcohol. cairan (-), epistaksis (-),
 Pasien jarang berolahraga rhinorrhea (-)
 Menyukai makanan yang asin, Mulut : Bibir pucat (-), mukosa bibir
berminyak, kolesterol, manis dan kering (-), sianosis (-), laring
sedikir mengkansumsi sayur dan hiperemis (-)
buah. Lidah : Lidah simetris (+)
Leher : KGB tidak membesar,
PEMERIKSAAN FISIK JVP 5-2 cm H2O, kaku kuduk
Pemeriksaan Fisik Umum (-), Brudzinki I (-)
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Toraks
Kesadaran : Composmentis Paru
kooperatif Inspeksi : Normochest, Dada simetris
TD : 165/100 mmHg. kiri dan kanan, otot bantu
Nadi : 80x /menit, reguler. nafas (-).
Pernafasan : 20x/menit

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 10


LAPORAN KASUS

Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan Superior : Akral hangat, edema (-/-),
kanan. sianosis (-), CRT < 2 detik
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan Inferior : Akral hangat, edema (+/+),
paru, batas paru hati SIK VI sianosis (-), CRT < 2 detik
Auskultasi :SP: Vesikuler (+/+), suara
tambahan: ronkhi (-/-), PEMERIKSAAN ANJURAN
wheezing (-) 1. pemeriksaan profil lipid
Jantung 2. Funduskopi
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Daftar Masalah
Palpasi : Ictus cordis teraba di linea Hipertensi derajat II
mid clavicularis sinistra ICS Pre- obesitas
V. Tatalaksana Penyakit
Perkusi : Batas kanan jantung linea Nonmedikamentosa
parasternalis dekstra SIK IV.  Mengurangi asupan garam.
Batas kiri jantung linea  Hindari stress.
micklavikula sinistra ICS V  Perbaiki gaya hidup dengan
Auskultasi :HR: 84 dpm, S1>S2, A1<A2, olahraga 30-45 menit sebanyak 3-
M1>M2, P1<P2, A2>P2, 4 kali dalam seminggu
gallop (-), murmur (-)
Abdomen Medikamentosa
Inspeksi : Perut datar, venektasi (-),  Tap. Captopril 125 mg 2x1
scar (-)  Tap. Amlodipine 10 mg 1x1
Auskultas : Bising usus (+), 7 x/menit
Palpasi : Perut supel, Nyeri tekan (-), PEMBAHASAN
massa (-), undulasi
Diagnosis hipertensi ditegakkan
(+),ballotement (-),
berdasarkan gajala klinis berupa nyeri
hepatomegali (-),
kepla, gelisah, diplopia, dan leher kaku.
splenomegali (-).
Riwayat penyakit terdahulu menunjukkan
Perkusi : Timpani, shifting dullness
bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi
(+)
tak terkontrol sejak + 5 tahun dan
Ekstremitas
riwayat penyakit keluaraga menunjukkan

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 11


LAPORAN KASUS

ada anggota keluarga pasien yang memilki atau kurang dari 1 sendok teh garam per
riwayat hipertensi. Pasien juga memiliki hari, sedangkan diet rendah lemak yang
faktor risiko hipertensi lain seperti dimaksud adalah mengkonsumsi makanan
obesitas, jarang melakukan aktivitas fisik, dengan jumlah lemak total dan lemak
dan diet tinggi lemak. Pada hasil jenuh rendah. Target tata laksana adalah
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan sampai dengan tekanan darah kurang dari
darah 165/ 100 mmHg dimana 140/ 90 mm Hg.
berdasarkan klasifikasi hipertensi menurut
JNC 7 termasuk ke dalam hipertensi KESIMPULAN
derajat II. Hipertensi dapat dikendalikan dengan
Diagnosis pre-obesitas didasarkan baik denagn pengobatan yang tepat.
pada penghitungan IMT = 26,66 kg/m2 Terapi dengan kombinasi perubahan gaya
yang menurut klasifikasi WHO tergolong hidup dan obat obatan antihipertensi dapat
ke dalam obesitas derajat I ditunjang menjaga tekanan darah pada tingkat yang
dengan gaya hidup yang jarang tidak akan menyebabkan kerusakan pada
berolahraga dan diet tinggi lemak.4 jantung dan organ lainnya.
Rencana tata laksana terdiri dari
pemberian kombinasi 2 obat anti
Daftar Pustaka
hipertensi dan modifikasi gaya hidup.
1. Wijaya I, Siregar P. Hypertensive
Obat anti hipertensi yang diberikan adalah
Crises in the Adolescent: Evaluation
amlodipine 1 X 10 mg (penghambat kanal
of Suspected Renovascular
kalsium) dan captopril 2 x 12,5 mg
Hypertension. Acta Medica
(penghambat ACE). Modifikikasi gaya
Indonesiana – The Indonesian Journal
hidup terdiri dari aktivitas fisik aerobik
of Internal Medicine. 2013;45(1).
dan diet rendah garam serta diet rendah
2. Shao PJ, Sawe HR, Murray BL,
lemak. Aktivitas fisik yang disarankan
Mfinanga JA, Mwafongo V, dan
terdiri dari salah satu antara jogging,
Runyon MS. Profile of patients with
bersepeda, atau berenang selama 20-30
hypertensive urgency and emergency
menit dengan frekuensi 2-3 kali
presenting to an urban emergency
seminggu. Diet rendah garam yang
department of a tertiary referral
dimaksudkan adalah pembatasan
hospital in Tanzania. BMC
konsumsi garam kurang dari 6,5 gram

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 12


LAPORAN KASUS

Cardiovascular Disorder.
2018;18:158.
3. Sherwood L, Fisiologi manusia dari
sel ke sistem.ed 6. Jakarta: EGC; 2011
4. U.S Department of Health and Human
Services. The seventh report of the
joint national committee on
prevention, detection, evaluation, and
treatment of high blood pressure.
2003.
5. Guyton, Arthur C., John E. Hall, alih
bahasa: Irawati dkk., editor bahasa
Indonesia: Luqman Yanuar Rachman,
2007, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran ed. 11, Jakarta: EGC

6. Kemenkes RI, 2013, Panduan Praktik


Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer ed 1,
Jakarta: Kemenkes RI 236-243.

7. JNC 7, 2003, The Seventh Joint


National Committee on Prevention
Detection Evaluation and Treatment
of High Blood Pressure diunduh
tanggal 10 Desember 2014

8. JNC 8, 2013, The Eighth Joint National


Committee on Prevention Detection
Evaluation and Treatment of High
Blood Pressure diunduh tanggal 10
Desember 2014

Ilmu Penyakit Dalam FK UNRI – RSUD Arifin Achmad Desember 2018 13

You might also like