Professional Documents
Culture Documents
1 Penatalaksanaan
4.1 Prognosis
Pasien dengan mola hidatidosa akan membaik jika jaringannya telah
dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk mengetahui ganas
atau tidak. Tetapi, secara umum prognosis pasien dengan mola hidatidosa baik.
Prognosis buruk jika mengancam nyawa, seperti terjadi perdarahan, infeksi, payah
jantung, dan tirotoksikosis.3
5.1 Komplikasi
Perforasi uterus selama kuret hisap sering muncul karena uterus yang membesar.
Jika hal ini terjadi prosedur penanganannya harus dalam bimbingan laparaskopi.
Perdarahan sering pada evakuasi mola, karenanya oksitosin IV harus diberikan
sebelum prosedur dimulai. Methergin atau Hemabase dapat juga diberikan.
Penyakit trofoblastik ganas terjadi pada 20 % kehamilan mola, karenanya
pemeriksaan kuantitatif hCG serial dilakukan selama 1 tahun post evakuasi
sampai hasilnya negatif.
DIC, karena jaringan mola melepaskan faktor yang bersifat fibrinolitik. Semua
pasien harus diperiksa kemungkinan adanya koagulopati.
Emboli trofoblastik dapat menyebabkan insufisiensi pernafasan akut. Faktor
resiko terbesar ialah pada ukuran uterus yang lebih besar dari yang diharapkan
pada usia kehamilan 16 minggu. Kondisi ini dapat berakhir fatal.
kista lutein, baik unilateral maupun bilateral. Kista lutein dapat menyebabkan
pembesaran pada satu atau kedua ovarium dengan ukuran yang beragam, dari
diameter mikroskopik sampai ukuran 10 cm atau lebih. Hal ini terjadi pada 25-
60% penderita mola. Kista teka lutein multiple pada 15-30% penderita mola
menyebabkan pembesaran satu atau kedua ovarium dan menjadi sumber rasa
nyeri. Ruptur, perdarahan atau infeksi mudah terjadi. Kista lutein ini
diperkirakan terjadi akibat rangsangan elemen lutein yang berlebihan oleh
hormon korionik-gonadotropin dalam jumlah besar yang disekresi oleh trofoblas
yang berproliferasi dengan pemeriksaan klinis, insiden kista lutein + 10,2%,
tetapi bila menggunakan USG angkanya meningkat sampai 50%. Kasus mola
dengan kista lutein mempunyai resiko empat kali lebih besar untuk mendapat
degenerasi keganasan di kemudian hari daripada kasus-kasus tanpa kista.
Involusi dari kista terjadi setelah beberapa minggu yang biasanya seiring dengan
penurunan kadar B-hCG. Tindakan bedah hanya dilakukan bila ada ruptur dan
perdarahan atau ovarium yang membesar tadi mengalami infeksi. umumnya
ukuran kembali normal dalam 12 minggu.4
Anemia, karena perdarahan yang berulang-ulang
Perdarahan dan syok. Penyebab perdarahan ini mungkin disebabkan oleh
pelepasan jaringan mola tersebut dengan lapisan desidua, perforasi uterus oleh
karena keganasan, atonia uteri atau perlukaan pada uterus karena evakuasi
jaringan mola.
Infeksi sekunder.4
DAFTAR PUSTAKA