You are on page 1of 30

LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA / ASPAL

BAB I
ANALISA SARINGAN

DI SUSUN OLEH :
ARYA PANCA SETIA 112016086
THEO KHOIRON 112016105
JIMMY INDO MARTIN 112016117
M. ANGGI PRATAMA 112016084

FAKULTAS TEKNIK JURASAN TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT, karena

atas berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas

“PEMINDAHAN TANAH MEKANIS ALAT BERAT LOADER “ untuk memenuhi

salah satu persyaratan menyelesaikan mata kuliah PTM / Alat Berat di Fakultas

Teknik Jurusan Sipil Universitas Muhammadiyah Palembang.

Dalam penulisan penelitian ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan yang

terlepas dari pengamatan penulis, hal ini tak lain di karenakan oleh keterbatasan penulis.

Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih terutama Dosen

pengajar Mata Kuliah PTM / Alat Berat, dan semua pihak yang membantu.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas segala dukungannya semoga

apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT dan berguna bagi

kita semua, Aaminnn.

Palembang, November 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………

Daftar isi…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang…………………………………………………………..

1.2.Rumusan Masalah………………………………………………………..

1.3.Tujuan Penelitian………………………………………………………....

BAB II STUDI LITERATUR

2.1.Berbagai Jenis Alat Dan Fungsi Alat Berat Untuk Proyek Bangunan…….

2.2.Dozer (Loader) ………………………………………………...................

2.3.Excavator………………………………………………………………….

2.4.Alat Pengangkut (Truk)…………………………………………………..

2.5.Crane…………………………………………………………………….

2.6.Motor Grader……………………………………………………………

2.7.Compactor……………………………………………………………….

BAB III PEMBAHASAN

3.1.Pengertian Loader………………...…………………………………………

3.2.Aplikasi Loader………………………..……………………………………
3.3.Jenis-Jenis……………………….………………………………………….

3.4.Produktivitas Loader..………………………………………………………

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan………………………………………………………………….

4.2 Saran…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan pekerjaan pada pertambangan dengan skala menengah sampai besar


hampir selalu melibatkan alat berat dalam pelaksanaannya, sehingga estimasi produktivitas alat
berat harus dihitung sebaik mungkin agar dapat mendekati kenyataan di lapangan. Produktivitas
alat berat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kapasitas alat, waktu siklus dan faktor
koreksi. Faktor koreksi atau faktor efisiensi terdiri dari berbagai hal, diantaranya adalah kondisi
medan tempat alat bekerja, kondisi mesin, dan tingkat keahlian operator. Tingkat keahlian
operator akan sangat mempengaruhi produktivitas alat berat. Pengkategorian operator alat berat
yang selama ini dilakukan dibedakan menjadi 3, yaitu sangat baik, rata-rata baik dan kurang
yang berlaku umum untuk semua jenis alat berat Alat berat memiliki tingkat kesukaran atau
kerumitan yang berbeda pula dalam pengoperasiannya.
Loader memiliki bentuk yang hampir mirip dengan bulldozer namun bucket loader
dapat diangkat dengan ketinggian tertentu dan digunakan sebagai alat pemuat. Loader dapat
digunakan untuk material tanah yang telah terurai atau tidak keras
Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan adalah sebagai alat pemuat, terutama
untuk memuat material ke dalam dumptruck. Alat ini juga sering digunakan di stock pile untuk
memindahkan material hasil pemecahan dari stone crusher.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa kelebihan dan kekurangan loader ?
2. Bagaimana mendeskripsikan loader sebagai suatu alat yang mampu meringankan
pekerjaan manusia ?
3. Apa pengaruh loader terhadap efisiensi pekerjaan manusia ?
4. Cycle time dan produktifitas loader

1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan loader
2. Mendeskripsikan loader sebagai alat bantu untuk memudahkan pekerjaan.
3. Mengetahui dampak dari penggunaan loader dipekerjaan.
4. Menentukan cycle time dan produktifitas alat Loader.
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 Berbagai Jenis dan Fungsi Alat Berat untuk Proyek Bangunan

Dalam bidang konstruksi, yang disebut alat berat adalah alat yang digunakan untuk
memudahkan manusia mengerjakan pekerjaan konstruksi sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai lebih mudah dan dalam waktu yang relatif lebih singkat.

Namun, penggunaan alat berat yang kurang tepat dan sesuai dengan kondisi dan situasi
di lapangan akan mengakibatkan rendahnya produksi, tidak tercapainya target sesuai
jadwal yang telah ditentukan, atau kerugian akibat perbaikan yang tidak semestinya
terjadi. Oleh sebab itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan yang hendak
digunakan, kita perlu memahami jenis alat berat dan fungsinya untuk proyek konstruksi.

Jenis-Jenis Alat Berat dan Fungsinya


2.2 Dozer (Loder)

Dozer atau Loder ialah alat yang umum dipakai pada proyek konstruksi untuk
menangani material hasil penggalian atau untuk membuat timbunan material. Pada
bagian dozer terdapat bucket sehingga alat ini juga disebut front end dozer. Ada 2 jenis
tipe dozer antara lain, menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan
Buldozer yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer).
2.3 Excavator

Pemilihan excavator haruslah mempertimbangkan kemampuan alat tersebut pada


kondisi lapangan tertentu. Perbedaan utama berbagai jenis excavator terletak pada
penggalinya yang berada di bagian depan, tetapi semuanya memiliki alat penggerak
yaitu roda ban atau crawler. Excavator yang menggunakan crawler umumnya dipilih
jika alat tersebut akan digunakan pada permukaan kasar atau kurang padat. Selain itu
juga karena alat tersebut dalam pengoperasiannya tidak perlu melakukan banyak
perpindahan tempat.
2.4 Alat Pengangkut (Truk)

Fungsi dari alat pengangkut adalah untuk mengangkut material seperti tanah, pasir,
batuan untuk proyek konstruksi. Pemilihan truk tergantung pada kondisi lapangan,
volume material, waktu dan biaya. Besarnya kapasitas truk bergantung pada waktu yang
dibutuhkan untuk memuat material ke dalam truk berbanding waktu angkut truk. Pada
umumnya besar kapasitas truk yang dipilih adalah empat sampai lima kali kapasitas alat
gali yang memasukkan material ke dalam truk. Penggunaan truk yang terlalu besar
sangat tidak ekonomis, kecuali jika sebanding dengan volume material yang akan
diangkut.

2.5 Crane
Alat pengangkut yang juga biasa digunakan di dalam proyek konstruksi ialah crane.
Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan,
memindahkan secara vertikal/horizontal, kemudian menurunkan material di tempat
yang diinginkan. Crane mempunyai beberapa tipe yang dalam pengoperasiannya, dipilih
sesuai dengan kondisi suatu proyek.

2.6 Motor Grader

Motor grader merupakan alat yang digunakan untuk meratakan tanah dan permukaan
yang dikehendaki. Selain itu kegunaan motor grader juga adalah sebagai berikut :

 Grading (perataan permukaan tanah)


 Shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk/profil tanah)
 Bank shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk/ profil tanah)
 Scarifiying (pengerukan untuk pembuatan saluran)
 Ditching (pemotongan untuk pembuatan saluran)
 Mixing and spreading (mencampur dan menghampar material di lapangan)

2.7 Compactor
Compactor sering disebut sebagai alat pemadat. Compactor adalah alat digunakan untuk
memadatkan tanah yang sebenarnya merupakan upaya mengatur kembali susunan
butiran tanah agar menjadi lebih rapat dan lebih padat.

Adapun jenis-jenis alat pemadat mekanis sebagai berikut:

 Three wheel roller (mesin gilas tiga roda)


 Tandem roller (mesin gilas roda dua atau tandem)
 Sheepfoot type roller (mesin gilas tiga roda besi dengan permukaan seperti kaki
kambing)
 Pneumatic tire roller (mesin gilas dengan roda ban karet bertekanan angin)
 Soil compactor (pemadat aspal)
 Landfill compactor

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Loader


Loader adalah alat pemuat hasil galian/gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser,
Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut
material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat
digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran,
menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain.
Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat
pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan
menggunakan Loader tak ada material yang tercecer.
Alat penggerak loader dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler atau ban. Loader
beroda crawler atau crawler-tractor-mounted mempunyai roda yang mirip dengan dozer hanya
dipasang lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat pada saat mengangkut material. Loader
beroda ban atau wheel-tractor-mounted terdiri atas 4-wheel-drive dan rear-wheel drive. Rear-
wheel-drive biasanya dipakai untuk menggali 4-wheel-drive cocok untuk membawa bucket
bermuatan penuh.
Bucket digunakan untuk mmenggali, memuat tanah atau material yang granular,
mengangkatnya dan kemudian di angkut untuk dibuang (dumping) pada suatu ketinggian pada
dump truck dan sebagainya. Bucket yang dipasangkan pada loader dapat berupa general purpose
bucket, rock bucket, side dump bucket, dan multi purpose bucket. Ukuran bucket berkisar antara
0,15 m3 sampai 15 m3. Ukuran yang paling sering digunakan adalah 6 m3.
Penggunaan loader yang lain adalah untuk menggali pondasi basement, dengan syarat
ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya loader. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
memuat material yang telah diledakkan, misalnya pada pembuatan terowongan, pada daerah
pengambilan batu (quarrying). Loader juga dapat digunakan untuk menggali butiran-butiran
lepas bebatuan untuk dibongkar “grizly hopper” pada crusher plant.

3.2 Aplikasi Loader


Fungsi loader yang paling umum adalah untuk memuat material kedalam alat
pengangkut. Pada area yang datar alat pengangkut dapat diletakkan didekat loader sehingga
gerakan loader akan lebih mudah.
Terdapat 3 metode pemuatan material dari kedalam truck yaitu
 I shape loading
Pada metode ini truck bergerak maju pada saat loader mengambil material dari
timbunan kemudian mundur pada saat loader telah siap memindahkan material
ke dalam truck.
 V shape loading
Pada metode ini truck tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan loader
menggunakan gerakan V dari timbunan ke arah truck.
 Pass loading
Pada metode Pass Loading truck bergerak menuju beberapa loader yang
bucketnya telah terisi penuh. Truck bergerak dari satu loader ke loader lainnya
sampai bak terisi penuh.
Awalnya pemuatan material kedalam alat pengangkut dilakukan oleh power shovel atau
front shovel, namun karena kapasitas loader makin besar maka penggunaan loader menjadi
lebih sering. Fungsi lain dari loader adalah untuk menggali basement dan fondasi dengan lebar
yang sama dengan lebar bucket. Loader juga digunakan untuk memuat material hasil peledakan
ke dalam alat pengangkut. Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut material
ke dalam hopper yang selanjutnya diangkut ke crusher paint. Pada proses pembersihan lahan
loader juga digunakan untuk memindahkan semak, akar pohon dll.

3.3 Jenis-jenis Loader


3.3.1 Wheel Loader
a. Pengertian wheel loader
Wheel loader menggunakan ban karet sehingga memiliki mobilitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan crawler loader. Wheel loader menggunakan ban karet yang dipompa dan
penggunaannya dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan yang lebih besar dari Crawler
loader, tetapi Wheel loader memiliki daya tarik yang lebih kecil dari Crawler loader.
Tipe Wheel loader ada dua yaitu, Wheel loader roda dua dan Wheel loader roda empat.
Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat Wheel loader roda dua mempunyak
kemungkinan selip yang lebih besar, tetapi sebaliknya Wheel loader ruda dua memiliki
kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh beratnya dilimpahkan pada dua roda saja.
Selain itu pemeliharaan Wheel loader dengan roda dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih
sedikit; tetapi karena rodanya lebih sedikit itulah maka Wheel loader mempunyai ketahanan
gelinding yang lebih kecil. Wheel loader roda empat lebih nyaman dikemudikan; pada kondisi
kerja jalan yang sangat jelek lebih stabil sehingga kemungkinan berjalan pada kecepatan yang
lebih tinggi lebih besar. Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri.

Wheel loader mempunyai bucket container yang dipasang dibagian depan. Loader
dibuat kebanyakan dengan kendali hidrolis yang dilengkapi dengan tangan-tangan (arms) yang
kaku untuk mengoperasikan bucketnya. Ukuran dari bucket bervariasi antara ¼ cuyd sampai
dengan 25 cuyd kapasitas munjung terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak adalah
loader dengan ukuran bucket sampai dengan 5 cuyd. Bucket loader direncanakan untuk
membongkar muatan yang mempunyai ketinggian 8 sampai 15 ft dengan ketinggian tersebut
cukup untuk membongkar muatan keatas dump truck.
Sesuai dengan namanya wheel loader menggunakan roda yang terbuat dari karet sebagai
penggerak. Pemilihan pekerjaan dengan wheel loader harus memperhatikan :
• Jenis landasan untuk beroperasinya
• Jenis pekerjaan : mendorong, menarik
• Kekerasan jalan yang akan dilalui.
• Kemiringan jalan (tanjakan/turunan)
• Panjang lintasan pengangkutan

b. Cara Kerja Wheel Loader


Wheel loader adalah Alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan dimuat
kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket
didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket diangkat
ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.
Wheel loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan
untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah
menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat /menggusur),
mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke
alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan ialah:
a. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
b. L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak
lurus,
c. Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,
d. Overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas
kabin opeator.
Pada prakteknya, wheel loader diperoleh dengan menambahkan bucket container yang
dipasang di bagian depan konstruksinya. Bucket digunakan menggali, memuat tanah atau
material yang granular, menganakatnya dan diangkut untuk kemudian dibuang (dumping) pada
suatuketinggian pada dump truck dan sebagainya. Loader ini sangat kaku, untuk menggerakkan
bucket dapat dengan cable atau hydraulic. Tenaga gali pada keadaan horizontal (bucket tidak
diangkat) didapat dari gerakan prime movernya, sehingga menggerakkan bucket ke atas dan ke
bawah. Untuk menggali, bucket harus didorong pada material, jika telah penuh, tracktor mundur
dan bucket di angkat ke atas untuk selanjutnya material dibongkar di tempat yang sudah
ditentukan. Untuk saat ini umumnya loader dibuat dngan kendali hydraulic tang dilengkapi
dengan “tamgam-tamgam (arms)” yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya.
Ukuran bucket bervareasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd kualitas munjung
terbesar. Yang biasa terpakai dan tersedia adalh loader dengan ukuran bucker sampai dengan
ukuran 5 cuyd. Dengan blade bulldozer dengan memperhatikan perbandingan ukuran bucket
dengan ukuran tracktor, sehingga pada waktu loader bekerja dengan bucket penuh pada keadaan
pada keadaan extrime tidak terjungkel ke depan (terjungkal). Produsen alat berat biasanya
memberikan angka keamanan 2 untuk mengimbangi “terjungkalnya“ loader ke depan, artinya
berat tractor imbang dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan extrime adalah dua
kali. Untuk memperbesar angka keamanan terhadap bahaya terguling-guling, maka berat
biasanya diperbesat 40% & 60% lebih besar dari kapasitas muatan terguling (tipping load
capacity) dengan demikian ukuran bucker dan tractor harus benar-benar proporsional.

c. Komponen wheel loader

Keterangan :
1. Bucket 8. Turn signal lamp
2. Lift arm 9. Head lamp
3. Tilt lever 10. Lift cylinder
4. Bucket cylinder 11. Front wheel
5. Front working lamp 12. Rear working lamp
6. ROPS 13. Rear combination lamp
7. Rear wheel

d. Spesifikasi wheel loader


 986 H / Large Wheel Loader (Caterpillar)

OPERATING SPESIFICATIONS
Operating weight 43717.0 kg
Bucket Capacitiy Range 5 – 10.3 m3
Cat Truck Match – Standard 770
Cat Truck Match – High Lift 772

HYDRAULIC CYCLE TIME

Dump 3.5 Seconds


Lower 5.2 Seconds
Rackback 4.5 Seconds

Raise 9.0 Seconds

 994 H / Large Wheel Loader (Caterpillar)


OPERATING SPESIFICATIONS

Operating weight 195343.0 kg

Bucket Capacitiy Range 14 – 36 m3


Cat Truck Match – Standard 785, 789
Cat Truck Match – High Lift 789, 793

HYDRAULIC CYCLE TIME

Dump 3.3 Seconds

Lower 4.4 Seconds


Rackback 5.5 Seconds
Raise 12.2 Seconds

3.3.2 Power shovel


a. Pengertian power shovel
Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang sering digunakana
berupa skop mekanasi yang amat besar. Alat ini digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin,
mesin diesel,atau dapat juga motor listrik. Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang
dapat digerakkan, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil
berkisar ½ sampai 2 yard3 (1 yard = 3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran
sedang berkisar 2 sampai 8 yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 – 35 yard3 (18,2 – 25,5
m3).
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang
disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat
lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk
membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh
keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di
lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat
kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel
(cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).
b. Cara kerja power shovel
Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
1. Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing.
2. Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
3. Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
4. Swing (memutar) untuk membuang (dump).
5. Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
6. Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan
Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar 45o,
pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya alat muat. Yaitu
dengan cara “dipper” (mangkuk) dikerukkan dari bawah menengadah keatas pada kaki jenjang
(power shovelnya sebagai alat gali -- excavator); atau pada kaki timbunan hasil bongkaran (hasil
peledakan) – utamanya sebagai alat muat.
Setelah “dipper” (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin beserta boom)
berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi dipper keatas/kedalam bak truck,
dengan membuka “dasar dipper” dengan cara menarik “latch” (grendel) sehingga isi “dipper”
tertumpah.
Bila “power shovel” sebagai alat gali maka berat “counter weight”nya lebih besar
dibanding, apabila “power shovel” sebagai alat muat, pada ukuran “dipper” yang sama.
Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam, tergantung
dari kondisi topografi lapangan dan tujuan pekerjaan tersebut, antara lain :
- Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah merupakan
lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan jalan masuk dan tempat kerja awal.
- Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka perlu dibuat
dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng landai.
Pembuatantersebut dapat dilakukan nmenggunakan alat itu sendiri, atau menggunakan
Buldoser; kemudian kalau udah di tempat kerjanya, harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat untuk alat-alat angkut yang mendekat ke
situ.
Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil ukuran skop
yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari baja mangan
(manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara menggerakkan lengan
sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari :
 Keadaan material (keras, lunak)
 Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
 Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
 Pengalaman operator yang menanganinya.
Sebagai Alat Muat penggunaan “power shovel” sebagai alat muat adalah :
 Memuat ke alat angkut (loading haul units)
 Membuang material ke samping (side casting)
 Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks)
 Menimbun ke dalam “hopper” (dumping into hoppers)

c. Komponen power shovel


A. Dipper
B. Dipper Door
C. Dipper Stick (handle)
D. Point Sheave
E. Boom
F. Shopper Shaft
G. Saddle Block
H. Suspension Cabl

I. Cab
J. A-Frammy
K. Machinary House
L. Revolving Frame
M. Swing Circle
N. Lower Works
O. Ballast Box
P. Crowler Side Frame
d. Spesifikasi power shovel
 PC2000LC-10 (Komatsu)

 PC3000LC-10 (Komatsu)
Boom Length 6000 mm

Stick Length 4300 mm

Max. cutting height 15100 mm

Max. dumping height 10200 mm

Max. digging depth 3300 mm

Max. digging reach 13300 mm

Level Crowd at ground level 4700 mm

Bucket opening width 2330 mm

3.3.3 Excavator Backhoe


a. Pengertian backhoe
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang khusus
dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan
alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk fondasi bangunan, lubang
galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dragline dan clamshell
ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena
kekauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat
dan memuatkan hasil galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain
dari alat kendali dan undercarriagenya.
Menurut alat kendali:
 Dengan kendali kabel (cable controlled).
 Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
Menurut undercarriage nya:
 Roda rantai (crawler mounted).
 Roda karet (wheel mounted)

b. Cara kerja backhoe


Sebelum mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih dahulu
kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama mengenai jarak
jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian yang mampu dicapai, karena
kemampuan angkat alat ini tidak banyak berpengaruh terhadap kemampuan standar alatnya.
Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket dijulurkan ke depan ke tempat galian, bila bucket
sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian
lengan bucket diputar ke arah alatnya sehingga lintasannya seperti terlihat pada gambar di
bawah. Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing,
dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.

c. Komponen backhoe
d. Spesifikasi backhoe
 R9350 (Liebherr)
 R9800 (Liebherr)
e. Produktifitas backhoe
Jenis material berpengaruh dalam perhitungan produktivitas backhoe. Penentuan
waktu siklus backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket. Rumus yang dipakai untuk
menghitung produktivitas backhoe adalah (Rostiyanti, 2008):

60
Produktivitas = V x 𝐶𝑇
x S x BFF x efisiensi

Keterangan:
- Produktivitas dihitung dalam m3/jam.
- CT = waktu siklus
- S = faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar
- BFF = Faktor koreksi untuk alat gali.

Tabel 2.1 Cycle time backhoe crawler (menit)

Ukuran alat
Jenis materi
< 0,76 m 3 0,94 – 1,72 m3 > 1,72 m3

Kerikil, pasir, tanah organik 0,24 0,30 0,40


Tanah, lempung lunak 0,30 0,375 0,50

Batuan, lempung lunak 0,375 0,462 0,60

Tabel 2.2 Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar

Kedalaman Sudut Putar (◦)


Penggalian
45 60 75 90 120 180
(% dari Maks)

30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95

50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91

70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83

90 1,04 1,00 0.95 0,90 0,85 0,75

Tabel 2.3 Faktor Koreksi (BFF) untuk Alat Gali

Material BFF(%)

Tanah dan tanah organik 80-100

Pasir dan kerikil 90-100

Lempung keras 65-95

Lempung basah 50-90

Batuan dengan peledakan buruk 40-70

Batuan dengan peledakan baik 70-90

3.4 Produktivitas Loader


Faktor-faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan produktivitas loader adalah
sebagai berikut:
a. Kondisi material,
b. Tipe bucket dan kapasitasnya,
c. Area untuk pergerakan loader,
d. Waktu siklus loader ,
e. Waktu efisien loader.

3.4.1 Cycle time alat muat.


Cycle time alat muat berbeda dengan cycle time alat angkut, karena cara kerja 2 alat
tersebut juga berbeda. Cycle time alat muat bisa diartikan waktu yang dibutuhkan alat tersebut
untuk menyelesaikan 1 putaran kerja atau 1 trip. Semakin sedikit cycle time alat tersebut, maka
semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan.
Untuk menghitung berapa 1 cycle time (Ct) yang dibutuhkan suatu alat muat ditambang dalam 1
menit, anda bisa menggunakan persamaan:

𝐵𝑡 + 𝑆𝑡𝑓 + 𝐿𝑡 + 𝑆𝑡𝑒
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60

Keterangan:
- Bt (satuan detik) = Bucket time. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
mengisi bucket.
- Stf (satuan detik) = Swing time full. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
swing atau berputar sebelum pemuatan (kondisi bucket penuh
muatan).
- Lt (satuan detik) = Loading time. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
mengisi muatan.
- Ste (satuan detik) = Swing time empty. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
swing sebelum mengambil material (kondisi bucket kosong).
- Angka 60 dari persamaan diatas adalah untuk mengubah 1 cycle time alat dari satuan
detik menjadi menit. 1 menit sama dengan 60 detik.
Jika ada faktor tambahan lain yang mempengaruhi cycle time alat muat, bisa di tambahkan saja
ke persamaan diatas. Misalnya ada faktor tambahan yaitu waktu yang digunakan alat untuk
menunggu unit angkut bergerak dan memposisikan unit, maka tambahkan waktu ini dalam
persamaan di atas.

3.4.2 Faktor pengisian atau fill factor suatu alat muat.


Selain cyle time diatas, produktifitas alat muat juga dipengaruhi oleh berapa banyak
material yang bisa di ambil dalam 1 bucket alat muat berbanding dengan berapa kapasitas muat
standard bucket alat muat tersebut.

Untuk mengetahui berapa nilai Faktor pengisian (Fp) alat, gunakan persamaan berikut
ini:
𝑉𝑟
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
𝑉𝑠

Keterangan:
- Vr (satuan persen) = Volume real bucket yang bisa dihasil suatu alat.
- Vs (satuan persen) = Volume standard bucket alat.
Untuk mengetahui berapa volume standard bucket suatu alat muat, bisa dengan
melihat buku pedoman alat yang dikeluarkan oleh produsen yang membuat alat muat tersebut.
Misalnya Excavator Komatsu PC-400 mempunyai kapasitas standard bucket 3,2 m3 dilihat dari
buku pedoman yang dikeluarkan oleh pabrikannya yaitu Komatsu.
Setelah anda memahami 2 faktor yang mempengaruhi productivity alat (cycle time dan
fill factor)diatas, sekarang saatnya untuk mengetahui dan menghitung produktivitas suatu alat
muat saat beroperasi di pertambangan.
Berikut rumus atau persamaan menghitung produktivitas alat muat di tambang.

60
𝑃= 𝑥 𝑉𝑟 𝑥 𝐹𝑝 𝑥 𝑀𝑎 𝑥 𝐸𝑢 𝑥 1 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑡
Keterangan:
- P = Produktivitas alat muat dalam 1 jam (m3/jam).
- Ct = Cycle time alat muat (menit).
- Vr = Volume real bucket alat saat menggali (m3).
- Fp = Faktor pengisian alat muat (%).
- Ma = Mechanical availability alat muat (%).
- Eu = Effective utility alat muat (%).
Contoh kasus
Coba hitung berapa produktivitas alat muat Excavator PC-400 Komatsu berdasarkan
hasil observasi pengawas di bawah ini saat alat muat beroperasi di tambang.

Hasil observasi pengawas:


Mechanical availability (Ma) PC-400 Komatsu = 95%
Effective utility (Eu) PC-400 Komatsu = 92%
Cycle time (Ct) PC-400 Komatsu :
Bucket time (Bt) PC-400 Komatsu = 6 detik
Swing time full (Stf) PC-400 Komatsu = 7 detik
Loading time (Lt) PC-400 Komatsu = 4 detik
Swing time empty (Ste) PC-400 Komatsu = 5 detik

Fill factor (Ff) PC-400 Komatsu:


Volume real bucket (Vr) PC-400 Komatsu = 3 m3
Volume standard bucket (Vs) PC-400 Komatsu = 3,2 m3
Jawaban contoh kasus di atas.

Pertama, cari hasil cycle time PC-400 Komatsu dari data yang ada di atas menggunakan rumus
hitungan cycle time alat.
𝐵𝑡 + 𝑆𝑡𝑓 + 𝐿𝑡 + 𝑆𝑡𝑒
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60
6+7+4+5
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60
𝐶𝑡 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 0,37 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kedua, cari hasil Fill Factor PC-400 Komatsu dengan menggunakan rumus Faktor pengisian
alat muat
𝑉𝑟
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
𝑉𝑠
3
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
3,2
𝐹𝑝 = 93,75 %

Ketiga, barulah cari produktivitas PC-400 Komatsu dengan menggunakan rumus productivity
alat muat.
60
𝑃= 𝑥 𝑉𝑟 𝑥 𝐹𝑝 𝑥 𝑀𝑎 𝑥 𝐸𝑢 𝑥 1 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑡
𝑃 = 398,6 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Loader adalah alat yang umum digunakan di dalam proyek konstruksi untuk pekerjaan
pemuatan material hasil penggalian ke dalam truck atau langsung di timbunkan pada tanah yang
rendah.
Untuk produktifitas loader :
- Semakin rendah mechanical availability alat muat di tambang (alat sering rusak,
perbaikan), semakin sedikit juga produktivitasnya.
- Semakin tinggi Effective utility alat di tambang (alat tidak sering rusak, tidak banyak
standby,), maka semakin tinggi juga produktivitas alat tersebut. Begitu juga sebaliknya.
- Semakin lama cycle time yang dibutuhkan alat muat di tambang (operator masih baru,
skill rendah), semakin rendah juga tingkat produktivitasnya.
- Semakin rendah fill factor suatu alat (operator kurang trampil, kondisi alat muat tidak
fit), semakin rendah juga produktivitas nya.

4.2 Saran
Berdasarkan dari proses dan presentasi dari kelompok 1 pada tanggal 07 Oktober 2015
Dengan judul materi “alat berat Loader” ditemukan hasil diskusi yang cukup baik, dengan peran
audience yang aktif dalam diskusi serta anggota kelompok presentasi yang cukup aktif dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh audience. Diharapkan agar kelompok-
kelompok pemateri selanjutnya lebih baik dalam menyampaikan materinya dan peran audience
yang aktif sehingga diskusi dapat berjalan lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Febrianda.2012.Alat berat yang umum digunakan.http://febrian-


tekniksipil.blogspot.co.id/2012/02/makalah-alat-berat-yang-umum-digunakan_02.html

Hety.2010.Loader dan alat peengangkutan.http://jazztea.blogspot.co.id/2010/04/loader-dan-alat-


pengangkutan.html

http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/wheel-loader.html

Muhlis, Ermanto.2013.Alat gali dan alat angkut


pertambangan.http://ermantomuchlis.blogspot.co.id/2013/05/alat-gali-dan-alat-muat.html

Indra.2011.Artikel alat berat loader.https://indrachieez.wordpress.com/2011/04/06/altikel-alat-


berat-loader/
http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/tentang-power-shovel.html

You might also like