You are on page 1of 3

Pada hari Jum’at 17 November 2017 pukul 8.

00 WIB, di desa Sukamaju yang terletak


di Provinsi Sumatera Barat telah terjadi bencana gempa bumi berkekuatan 7,5 skala richter.
Bencana tersebut mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan banyak menelan korban
jiwa. Tidak berselang lama setelah bencana terjadi, perawat pun datang dan langsung
melakukan evakuasi terhadap korban, serta memilah korban berdasarkan prioritas
pertolongan (TRIAGE). Tim perawat yang datang ke lokasi melakukan pemeriksaan dan
memberikan label hijau, kuning, merah, dan hitam sesuai dengan kondisi korban.
Perawat 1 :”(telah selesai melakukan pemeriksaan pernafasan, CRT, dan nadi ) Ibu, bisa
angkat tangan kanannya bu ? (memeriksa status mental dengan perintah sederhana)”
Warga :”aaaaaa (bingung dan tidak dapat mengikuti perintah untuk mengangkat
tangan kanan)”
Perawat 1 :” Saya telah melakukan pemeriksaan terhadap korban ini, korban mengalami
fraktur femur, hasil pemeriksaan respirasi 26x/menit, pengisian kapiler kurang dari 2 detik,
nadi radialis teraba, tetapi status mental korban buruk karena tidak dapat mengikuti perintah
saya untuk mengangkat tangan kanannya, sehingga saya beri label merah”
Perawat 2 :”Disini ada korban yang mengalami fraktur ekstrimitas bawah bagian kanan,
dengan hasil pemeriksaan respirasi 25x/menit, pengisian kapiler kurang dari 2 detik, nadi
radialis teraba, status mental korban normal, sehingga saya beri label kuning”
Perawat 3 :” Disini ada korban yang mengalami fraktur iga, dengan hasil pemeriksaan
respirasi 39x/menit, pengisian kapiler lebih dari 2 detik, nadi radialis tidak teraba, korban
telah mengalami penurunan kesadaran, sehingga saya beri label merah”
Perawat telah selesai memberikan label pada korban sesuai dengan kondisi korban.
Korban dengan label hijau sebanyak 4 orang. Korban dengan label kuning sebanyak 5 orang,
Korban dengan label merah sebanyak 6 orang, dan korban dengan label hitam sebanyak 10
orang. Perawat yang telah melakukan triage melihat banyak korban yang mengalami patah
tulang dan cedera berat sehingga perawat pun menghubungi rumah sakit untuk segera
mengirimkan ambulance serta dokter orthopedi, dokter ahli bedah umum, dokter ahli bedah
saraf, dan tenaga medis lainnya ke posko bencana.
Perawat 4 :”Halo Assalamualaikum, di desa Sukamaju telah terjadi gempa bumi yang
mengakibatkan banyak korban mengalami patah tulang dan cedera berat. Segera kirimkan
dokter orthopedi,dokter ahli bedah umum, dokter ahli bedah saraf serta tenaga medis lainnya
ke posko bencana”
Beberapa saat kemudian datanglah 2 buah ambulance di lokasi kejadian, perawat
ambulance memprioritaskan korban yang diberi label merah terlebih dahulu.
(perawat ambulance mengevakuasi semua korban)
Di dalam perjalanan menuju posko bencana, perawat ambulance memberikan
pertolongan kepada korban. Sesampainya di posko bencana, korban segera mendapatkan
penangananyang lebih lanjut. Beberapa saat kemudian dokter orthopedi, dokter ahli bedah
umum, dokter ahli bedah saraf, dan tenaga medis lainnya dari berbagai rumah sakit pun
datang. Berdasarkan koordinasi yang telah disampaikan, dokter yang datang menggunakan
baju berwarna hijau dan perawat menggunakan baju berwarna abu-abu. Hal tersebut
dilakukan untuk memudahkan mengenali profesi masing-masing di tempat terjadinya
bencana.
Dokter orthopedi 1 : “saya Denty Puji Septia Parman, saya dokter orthopedi dari rumah
sakit mawar”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur iga” (mengarahkan ke
tempat korban)
Dokter orthopedi 1 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 2 : “saya Barokhatul Nourjana, saya dokter orthopedi dari rumah sakit
hasan basri”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur ekstremitas bawah di
sebelah kiri” (mengarahkan ke tempat korban)
Dokter orthopedi 2 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 3 : “permisi, nama saya Noor Azizah, saya dokter orthopedi dari rumah
sakit hasan sadikin”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur ekstrimitas atas
bagian kanan” (mengarahkan ke tempat korban)
Dokter orthopedi 3 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 4 : “permisi, nama saya Citrawati Kharisma, saya dokter orthopedi dari
rumah sakit atmajaya”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur iga” (mengarahkan ke
tempat korban)
Dokter orthopedi 4 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 5 : “nama saya Dewi Anjarwati, saya dokter orthopedi dari rumah sakit
permata indah”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur pada kedua
ekstrimitas bawah” (mengarahkan ke tempat korban)
Dokter orthopedi 5 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 6 : “nama saya Nur rezeki, saya dokter orthopedi dari rumah sakit
pondok gede”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur femur” (mengarahkan
ke tempat korban)
Dokter orthopedi 6 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 7 : “nama saya Bunga Indryan Noor Rindu Lestari, saya dokter orthopedi
dari rumah sakit adam malik”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur femur” (mengarahkan
ke tempat korban)
Dokter orthopedi 7 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 8 : “nama saya Rinda Medianita, saya dokter orthopedi dari rumah sakit
ali sadikin”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur ekstrimitas bawah
bagian kanan” (mengarahkan ke tempat korban)
Dokter orthopedi 8 :”baik terima kasih”
Dokter orthopedi 9 : “nama saya Dyna aulia, saya dokter orthopedi dari rumah sakit
damanhuri”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami fraktur iga” (mengarahkan ke
tempat korban)
Dokter orthopedi 9 :”baik terima kasih”
Dokter ahli bedah saraf : “nama saya Muhammad Aulia Rahman, saya dokter ahli bedah saraf
dari rumah sakit hasan sadikin”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami cedera berat di bagian
kepala” (mengarahkan ke tempat korban)
Dokter ahli bedah saraf :”baik terima kasih”
Dokter ahli bedah umum : “nama saya Kartina Isa Bela, saya dokter ahli bedah umum dari
rumah sakit hasan basri”
Koordinator :”oh iya dok, ini korban yang mengalami cedera pada kaki dan
tangan” (mengarahkan ke tempat korban)
Dokter ahli bedah umum :”baik terima kasih”
(Setelah itu, semua pasien pun ditangani oleh dokter dan perawat).
Setelah semua pasien selesai diberikan penanganan, ada salah satu korban cedera
berat dibagian kepalayang harus segera dirujuk ke rumah sakit dikarenakan keterbatasan alat
dan kondisinya semakin kritis. Korban tersebut pun segera dibawa menggunakan helikopter
menuju rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Alat transportasi
udara berupa helikopter tersebut digunakan karena lebih cepat dan jalur darat pasca terjadinya
gempa bumi tidak memungkinkan untuk ditempuh.

You might also like