Professional Documents
Culture Documents
(Sudjana)
DOI: http://dx.doi.org/10.30641/kebijakan.2018.V12.331-348
Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang ketentuan yang mengatur penyelesaian
kredit bermasalah yang dihapusbukukan atau dihapus tagih oleh Bank Badan Usaha Milik Negara.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan undang-undang (statuta approach),
metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan teknik analisa data normatif kualitatif.
Hasil kajian menunjukan bahwa Ketentuan Penyelesaian kredit bermasalah yang dihapusbukukan
atau dihapus tagih oleh Bank Badan Usaha Milik Negara dari sisi substansi hukum kontradiksi atau
inkonsisten sehingga pemangku kepentingan ragu-ragu dalam melaksanakan hapus buku atau
hapus tagih tersebut.
Kata Kunci:Kebijakan, Kredit yang dihapusbukukan atau hapus tagih, Bank BUMN, Kepastian
Hukum
Abstract
This study is aimed to collect information concerning the provisions governing the settlement of
non-performing loans by means of loan write-off or loan waiver by a State-Owned Bank. The
employed research method is the law approach method (statute approach), in which data are
collected by means of literature studies and qualitative normative data analysis techniques. The
results of the study show that the provisions for the settlement of non-performing loans by means
of write-off or waiver by the State-Owned Bank from the legal substance point of view are
contradictive or inconsistent hence the stakeholders have been hesitant in writing off or waiving the
loan.
Keywords: Policies, Loans write-off or Loan Waiver, State-Owned Bank, Legal Certainty
apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada dari bank pemberi kredit sebelumnya adalah
apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan sangat penting. Untuk mengetahui dan
pada suatu masalah.4 memperoleh gambaran yang jelas tentang watak
Istilah “kredit” berasal dari bahasa Yunani calon debitur ini, dapat dilakukan usaha-usaha
“credere” yang berarti kepercayaan sehingga seperti: melakukan interview langsung terhadap
sesorang yang menerima kredit hakekatnya calon debitur; meneliti daftar riwayat hidupnya,
mendapatkan kepercayaan. Definisi kredit mengetahui reputasi calon debitur berdasarkan
perbankan adalah “penyediaan uang atau informasi dari ‘lingkungan’ usahanya, serta
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, meneliti kegiatan dan pengalaman-pengalaman
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan usahanya.
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak Kedua, capacity, mengandung arti
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk kemampuan calon debitur dalam mengelola
melunasi utangnya setelah jangka waktu usahanya. Dengan demikian, capacity
tertentu dengan pemberian bunga.”5 Bank berkaitan erat dengan kemampuan calon
adalah badan usaha yang menghimpun dana debitur dalam melunasi kreditnya.
dari masyarakat dalam bentuk simpanan Kemampuan keuangan calon nasabah sangat
dan menyalurkannya kepada masyarakat penting karena merupakan sumber utama
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk pembayaran. Semakin baik kemampuan
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf keuangan calon nasabah, maka akan semakin
hidup rakyat banyak.6 Sedangkan Perbankan baik kemungkinan kualitas pembayaran
adalah segala sesuatu yang menyangkut pembiayaan, artinya dapat dipastikan bahwa
tentang bank, mencakup kelembagaan, pembiayaan yang diberikan bank syariah
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu
melaksanakan kegiatan usahanya.7 yang diperjanjikan.9 Pengukuran capacity ini
Perbankan Indonesia dalam melakukan dapat dilakukan dengan : a) Pendekatan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi historis, yaitu menilai past performance,
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.8 apakah menunjukkan perkembangan dari
Dalam kaitan dengan kredit, Prinsip kehati- waktu ke waktu. b) Pendekatan finansial,
hatian dikenal dengan prinsip 5C + 1C. yaitu menilai latar belakang pendidikan para
Pertama, character atau watak debitur sangat pengurus. Hal ini untuk menjamin
menentukan kemauan untuk membayar profesionalitas kerja perusahaan. c)
kembali kredit yang telah diterimanya. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis
Namun demikian, untuk mengetahui apakah calon mudhorib mempunyai
character seseorang itu tidak mudah. Oleh kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk
karena itu, penilaian atas character debitur mengadakan perjanjian pembiayaan dengan
perlu dilakukan secara hati-hati dan secermat bank atau tidak. d) Pendekatan manajerial,
mungkin. Informasi dari keluarga dan teman- yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
teman dekat dari debitur, serta informasi keterampilan customer melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin
4 Taufiqurakhman, Kebijakan Publik Pendelegasian perusahaan. e) Pendekatan Teknis, yaitu
Tanggungjawab Negara Kepada Presiden Selaku
Penyelenggara Pemerintahan, Fakultas Ilmu
untuk menilai sejauh mana kemampuan
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo calon mudhorib mengelola faktor-faktor
Beragama (Pers), Jakarta, 2014, hlm 2. produksi, seperti tenaga kerja, sumber bahan
5 Pasal 1 Angka 11 UU Perbankan.
6 Ibid, Pasal 1 Angka 2 .
7 Ibid, Pasal 1 Angka 1. 9 Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana,
8 Ibid, Pasal 2. 2011, hlm 121.
333
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
334
Kebijakan Kredit yang Dihapusbukukan………. (Sudjana)
secara keseluruhan, kondusif atau tidak bagi nasabah tidak memiliki kemauan
dalam memenuhi kewajibannya;
perkembangan usaha debitur?; serta
2) Debitur melakukan ekspansi
pertanyaan-pertanyaan lain berkaitan
terlalu besar, sehingga dana yang
dengan prospek kredit yang telah disalurkan
dibutuhkan terlalu besar; 3)
oleh bank. Pertanyaan-pertanyaan ini penting Penyelewengan yang dilakukan
dijawab, dalam rangka mengantisipasi nasabah dengan menggunakan
kemungkinan tersendat atau macetnya kredit dana kredit tersebut tidak sesuai
yang telah disalurkan bank.12 dengan tujuan penggunaan.
Ismail menyatakan, banyak faktor yang b) Unsur ketidaksengajaan: 1)
menyebabkan kredit tersebut menjadi Debitur mau melaksanakan
bermasalah, yaitu : 13 kewajiban sesuai perjanjian, akan
1. Faktor Intern Bank tetapi kemampuan perusahaan
sangat terbatas, sehingga tidak
a) analisis kurang tepat,sehingga tidak
dapat membayar angsuran; 2)
dapat memprediksi apa yang akan
Perusahaannya tidak dapat
terjadi dalam kurun waktu selama
bersaing dengan pasar, sehingga
jangka waktu kredit. Misalnya, kredit
volume penjualan menurun dan
diberikan tidak sesuai kebutuhan,
perusahaan rugi; 3) Perubahan
sehingga nasabah tidak mampu
kebijakan dan peraturan pemerintah
membayar angsuran yang melebihi
yang berdampak pada usaha
kemampuan.
debitur; 4)Bencana alam yang dapat
b) Adanya kolusi antara pejabat bank menyebabkan kerugian debitur.
yang menangani kredit dan nasabah Pencegahan kredit macet haruslah
sehingga bank memutuskan kredit cepat dilakukan untuk meminimalisir
yang tidak seharusnya diberikan. resiko, sehingga diharapkan kredit
c) Keterbatasan pengetahuan pejabat yang telah berjalan dengan lancar.
bank terhadap jenis usaha debitur Mahmoeddin menyatakan, ada tindakan
sehingga tidak dapat melakukan
untuk mencegah terjadinya kredit macet
analisis yang tepat dan akurat.
yaitu:14
d) Campur tangan terlalu besar dari
a) Penyempurnaan presedur kredit
pihak terkait.
b) Memiliki prinsip kehati-hatian dalam
e) Kelemahan dalam melakukan
pemberian kredit
pembinaan dan monitoring kredit
debitur. c) Membawa nama baik bank
f) Adanya kebijakan Direksi Bank yang d) Melengkapi dokumen sebelum realisasi
hanya mengutamakan kejar target kredit
kredit tanpa mengindahkan aspek e) Mengawasi pencairan kredit
hukum dan Prinsip-Prinsip f) Melakukan pengawasan kredit
Perkreditan g) Melakukan pengawasan terhadap
2. Faktor Extern Bank petugas kredit
a) Unsur kesengajaan yang dilakukan h) Membuat kebijakan yang tepat
oleh nasabah: 1) Nasabah sengaja i) Memegang prinsip kredit dengan
untuk tidak melakukan pembayaran konsekuen
angsuran kepada bank, karena
j) Mengantisipasi terjadinya kepentingan
12 Ibid.
pribadi
13 http://repository. unair.ac.id/30124/3/3.%
2520BAB% 25202.pdf[diakses 7/8/2018] 14 Ibid.
335
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
Dalam hal debitur wanprestasi dalam konversi atas seluruh atau sebagian dari
melunasi kredit, maka bank melakukan kredit menjadi equity perusahaan.
penagihan secara intensif atau melakukan Restructuring (penataan kembali), yaitu
upaya lain agar kredit yang telah diberikan upaya berupa melakukan perubahan syarat-
dapat dilunasi sesuai dengan perjanjian yang syarat perjanjian kredit berupa pemberian
telah disepakati. Untuk menyelesaikan kredit tambahan kredit, atau melakukan konversi
bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) atas seluruh atau sebagian kredit menjadi
itu dapat ditempuh dua cara atau strategi perusahaan, yang dilakukan dengan atau
yaitu: 1)Penyelamatan kredit; 2)Penghapusan tanpa rescheduling atau reconditioning.
kredit. Upaya penyelamatan kredit dilakukan Bank hanya dapat melakukan
bank berpedoman pada Surat Edaran Bank Restrukturisasi Kredit terhadap debitur yang
Indonesia No. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei memenuhi kriteria sebagai berikut:15 a)debitur
1993. mengalami kesulitan pembayaran pokok
Bank melakukan upaya penyelamatan dan/atau bunga Kredit; dan b)debitur masih
kredit bermasalah dengan pertimbangan memiliki prospek usaha yang baik dan dinilai
sebagai berikut: a)Dengan penyelamatan mampu memenuhi kewajiban setelah Kredit
kredit, kondisi Bank/Lembaga Keuangan direstrukturisasi. Bank dilarang melakukan
menjadi lebih baik; b)Adanya itikad baik dari Restrukturisasi Kredit dengan tujuan hanya
debitur yang kooperatif; c)Penilaian usaha untuk:16
debitur yang menunjukkan prospek usaha a. memperbaiki kualitas Kredit; atau
yang baik; d)Penilaian harga barang jaminan
b. menghindari peningkatan
dapat digunakan untuk menutup kredit, jika
pembentukan PPA, tanpa memperhatikan
masih kurang nilai jaminannya maka debitur
kriteria debitur.
harus memberikan jaminan lagi.
Menurut Sudikno Mertokusumo,
Penyelamatan kredit menurut Surat
kepastian hukum merupakan sebuah jaminan
Edaran Bank Indonesia tersebut
bahwa hukum tersebut harus dijalankan
menggunakan tiga cara yaitu:
dengan cara yang baik.17
a. Penjadwalan kembali (rescheduling),
Ajaran kepastian hukum ini berasal dari
b. Persyaratan kembali (reconditioning), ajaran Yuridis-Dogmatik yang didasarkan
c. Penataan kembali (restructuring). pada aliran pemikiran positivistis di dunia
Rescheduling (penjadwalan kembali), hukum, yang cenderung melihat hukum
yaitu suatu upaya untuk melakukan sebagai sesuatu yang otonom, yang mandiri,
perubahan terhadap beberapa syarat karena bagi penganut pemikiran ini, hukum
perjanjian kredit yang berkenaan dengan tidak lain hanya kumpulan aturan.18 Untuk
jadwal pembayaran kembali/ jangka waktu
kredit termasuk tenggang (grace priod), dan 15 Pasal 52 Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/
perubahan jumlah angsuran, apabila perlu BPPP tanggal 29 Mei 1993.
16 Ibid, Pasal 53.
dengan penambahan kredit. Reconditioning 17 http://tesishukum.com/pengertian-asas-
(persyaratan kembali), yaitu melakukan kepastian-hukum-menurut-para-ahli/ [diakses
perubahan atas sebagian atau seluruh 18 /7/2018].
18 Bagi penganut aliran ini, tujuan hukum tidak lain
persyaratan perjanjian, yang tidak terbatas
dari sekedar menjamin terwujudnya kepastian
hanya kepada perubahan jadwal angsuran, hukum. Kepastian hukum itu diwujudkan oleh
atau jangka waktu kredit saja. Namun hukum dengan sifatnya yang hanya membuat
suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat
perubahan kredit tersebut tanpa memberikan umum dari aturan-aturan hukum membuktikan
tambahan kredit atau tanpa melakukan bahwa hukum tidak bertujuan untuk mewujudkan
336
Kebijakan Kredit yang Dihapusbukukan………. (Sudjana)
menjamin kepastian hukum, peraturan disebabkan oleh kelemahan dari sisi intern
perundang-undangan selain harus memenuhi debitur; kelemahan dari sisi intern bank; dan
syarat-syarat formal, harus memenuhi syarat- kelemahan dari sisi ekstern bank. 22
syarat lain, yaitu:19 jelas dalam perumusannya; Apabila upaya penyelamatan kredit
konsisten dalam perumusannya –baik secara dengan cara restrukturisasi tetap tidak
intern maupun ekstern–; menggunaan berhasil dan portofolio kredit tetap
bahasa yang tepat dan mudah dimengerti. macet, maka dapat menempuh cara
Kepastian hukum adalah “sicherkeit des penghapusan kredit macet (bad credit).
Rechts selbst” (kepastian tentang hukum itu Penghapusbukuan merupakan salah satu
sendiri). Hal yang berhubungan dengan cara untuk menyehatkan sistem perkreditan
makna kepastian hukum:20 dalan suatu bank dengan memindahkan
1. Bahwa hukum itu positif, artinya bahwa kredit-kredit bermasalah (macet) yang sulit
ia adalah perundang-undangan untuk ditangani dari neraca bank menjadi
(gesetzliches Recht). ekstrakomtable sehingga tidak membebani
2. Bahwa hukum itu didasarkan pada fakta kinerja bank lagi, namun tidak menghapus
(tatsachen), bukan suatu rumusan hak bank untuk menagih pelunasan kepada
tentang penilaian yang nanti akan debitur.23 Namun mekanisme hapus buku
dilakukan oleh hakim, seperti “kemauan pada umumnya kurang populer bagi para
baik”, ”kesopanan”. pemegang saham karena dapat mengurangi
3. Bahwa fakta itu harus dirumuskan dengan laba bank dan deviden bagi pemegang
cara yang jelas sehingga menghindari saham serta mencerminkan kekurang-hati-
kekeliruan dalam pemaknaan, di hatian manajemen bank dalam mengelola
samping juga mudah dijalankan. portofolio kreditnya.24
4. Hukum positif itu tidak boleh sering Di antara empat bank BUMN, Bank
diubah-ubah.
Mandiri tercatat melakukan hapus buku
Ketentuan Pasal 12 Ayat (3) Peraturan terbesar yaitu Rp 11,41 triliun. Jumlahnya
Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 naik hampir dua kali lipat dari tahun 2015
Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang sebesar Rp 5,99 triliun. Selain Bank
mengatakan ”berdasarkan penilaian, kualitas Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga
Kredit ditetapkan menjadi: a)Lancar; b) tercatat melakukan hapus buku dengan
Dalam Perhatian Khusus; c)Kurang Lancar; nominal besar yaitu Rp 8,47 triliun atau naik
d)Diragukan; atau e)Macet.”21 Kredit 8,42 persen dari tahun sebelumnya.25
bermasalah Non-Performing Loan (NPL)
adalah kredit yang dikategorikan kurang
lancar, diragukan, dan macet yang dapat
337
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
Tabel Bank yang Hapus Buku tagih (penghapusan mutlak). Hapus tagih
Bank BUMN 2015 2016 Perubahan pada umumnya baru dilakukan oleh pihak
bank jika portofolio kredit macet (bad credit)
Bank Mandiri 5,99 11,41 90,34 % tersebut sudah sulit untuk ditagih atau karena
BRI 7,81 8,47 8,42
biaya penagihannya sangat besar. Namun,
BNI 2,47 3,18 71,7%
BTN 1,25 1,71 36,82%
meskipun sudah dihapus buku, portofolio
total 17,53 24,78 41,37% kredit macet (bad credit) masih mungkin
Sumber : Laporan keuangan bank-bank BUMN untuk ditagih29 sehingga masih mungkin
tahun 2016 (Diolah)26 memberikan pemaskan uang kepada bank.
Hapus Buku adalah write off yaitu Pemasukan semacam ini tetap harus
pinjaman atau kredit macet yang tidak dapat dimasukkan ke dalam pembukuan bank yaitu
ditagih lagi dihapusbukukan dari neraca dalam pos penghasilan lain-lain, sehingga
(on-balance sheet) dan dicatat pada tidak boleh dijadikan sebagai penghasilan
rekening administratif (off-balance sheet). pribadi para pejabat bank. Berkaitan dengan
Penghapusbukuan pinjaman atau kredit hal itu, bank wajib memiliki kebijakan dan
macet tersebut dibebankan pada akun prosedur tertulis mengenai hapus buku dan
penyisihan penghapusan aktiva produktif; hapus tagih yang wajib disetujui oleh Dewan
meskipun pinjaman macet tersebut telah Komisaris paling rendah paling rendah oleh
dihapusbukukan, hal ini hanya bersifat Direksi. Dewan Komisaris wajib melakukan
administratif sehingga penagihan terhadap pengawasan secara aktif terhadap
debitur tetap dilakukan; hasil tagihan pokok pelaksanaan kebijakan yang merupakan
pinjaman dibukukan ke rekening penyisihan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan
penghapusan aktiva produktif, sedangkan manajemen risiko Bank sebagaimana diatur
tagihan bunga dibukukan sebagai dalam ketentuan Bank Indonesia yang
pendapatan lain. 27
Penghapusbukuan berlaku.
piutang adalah suatu tindakan administratif Hapus buku dan/atau hapus tagih hanya
yang dilakukan bank atas piutang-piutang dapat dilakukan terhadap penyediaan dana
bank yang belum/tidak dapat ditagih. yang telah didukung perhitungan Cadangan
Tindakan administratif tersebut adalah Penuruan Kerugian Nilai (CKPN) sebesar
penghapusan dari pembukuan secara 100% dan kualitasnya telah ditetapkan macet
intrakomtabel untuk kemudian dicatat secara serta hapus buku tidak dapat dilakukan
ekstrakomtabel.28 terhadap sebagian penyediaan dana (partial
Penghapusan kredit macet (bad credit) write off) tetapi hapus tagih dapat dilakukan
(write-off) sudah lazim dilakukan perbankan baik untuk sebagian yaitu dalam rangka
nasional sebagai salah satu cara untuk restrukturisasi kredit atau dalam rangka
menurunkan tingkat rasio kredit bermasalah penyelesaian kredit atau seluruh penyediaan
(rasio NPL) guna meningkatkan tingkat dana.
kesehatan bank. Penghapusan kredit macet
(bad credit) terdiri atas dua tahap yaitu: hapus
buku (penghapusan bersyarat) dan hapus
29 Pasal 1967 KUHPerdata “Semua tuntutan hukum,
baik yang bersifat kebendaan maupun yang
bersifat perorangan, hapus karena lewat waktu
26 Ibid. dengan lewatnya waktu tiga puluh tahun,
27 Kamus Bank Indonesia sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat
28 https://legalbanking. wordpress.com/ waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak,
2013/10/01/permasalahan-hapus-buku- dan terhadapnya tak dapat diajukan suatu
kredit-bank-pemerintah/ [diakses 26/7/ 2018]. tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk.”
338
Kebijakan Kredit yang Dihapusbukukan………. (Sudjana)
339
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
(2). Dapat mengurangi laba, karena apabila daerah. Dengan demikian, setiap
terjadi jumlah kredit yang dihapus-buku piutang negara yang mengalami macet
melebihi jumlah cadangan penghapusan harus diselesaikan serahkan oleh
kredit, maka selisih kekurangannya akan PUPN. PUPN mempunyai kewenangan
dibebankan kepada laba bank. “parate eksekusi”, yaitu keputusannya
(3). Setelah dilakukan hapus buku, biasanya bersifat mengikat dan memiliki kekuatan
bank enggan untuk menagih piutang eksekutorial tanpa melalui pengadilan.
kredit tersebut kepada debitur sehingga b. UU No 31 Tahun 1999 Tentang
pengembalian kerugian bank menjadi Pemberantasan Tindak Pidana
berlarut-larut. Korupsi
(4). Dalam hal tertentu dapat dimanfaaatkan Penjelasan Umum UU ini menjelaskan
bank untuk menyembunyikan “Keuangan negara yang dimaksud
portofolio kreditnya yang dalam proses adalah Seluruh kekayaan negara dalam
pemberiannya melanggar SOP/ hukum bentuk apapun, yang dipisahkan atau
yang berlaku. yang tidak dipisahkan, termasuk
(5). Masih terdapat pandangan dari BPK dan didalamnya segala bagian kekayaan
Kejaksaan Agung bahwa dasar hukum negara dan segala hak dan kewajiban
hapus-buku berupa Peraturan yang timbul karena: a. berada dalam
Pemerintah No.33 Tahun 2006 tentang penguasaan, pengurusan, dan
Tata Cara Penghapusan Piutang Negara pertanggungjawaban pejabat Negara,
dan Peraturan Bank Indonesia kurang baik di tingkat pusat maupun daerah; b.
kuat, karena dianggap kontradiksi berada dalam penguasaan, pengurusan
dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu dan pertanggungjawaban BUMN/BUMD,
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan yayasan, badan hukum, dan perusahaan
Negara terkait definisi Kekayaan Negara yang menyertakan modal negara, atau
dan Perpu No. 49 Prp Tahun 1960 perusahaan yang menyertakan modal
tentang Penyelesaian Urusan Piutang pihak ketiga berdasarkan perjanjian
Negara (PUPN). dengan Negara.
Pengertian piutang negara atau c. UU No 17 Tahun 2003 Tentang
kekayaan negara secara normatif dapat Keuangan Negara
dilihat dari berbagai peraturan, yaitu: “Keuangan negara adalah segala hak
dan kewajiban negara yang dapat dinilai
a. UU No 49/Prp/Tahun 1960 Tentang
dengan uang, serta segala sesuatu baik
Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
berupa uang maupun barang yang
“Yang dimaksud dengan piutang dapat dijadikan milik negara berhubung
Negara atau hutang kepada Negara dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
oleh Peraturan ini, ialah jumlah uang tersebut.
yang wajib dibayar kepada Negara atau
Badan-Badan yang baik secara langsung Keuangan Negara meliputi:32
atau tidak langsung dikuasai oleh Negara a. …………;
berdasarkan suatu Peraturan, perjanjian b. ………….;
atau sebab apapun.”31 c. ………….;
UU tersebut mengamanatkan bahwa d. ………….;
piutang negara antara lain meliputi
e. ………….;
piutang pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan negara atau f. ……………..;
340
Kebijakan Kredit yang Dihapusbukukan………. (Sudjana)
341
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
40 http://www.pbmkn.perbendaharaan.go.id/
subusers/gorontalo /public_html/ berita/fatwa_
ma. htm diakses[ 2 /8/2018].
342
Kebijakan Kredit yang Dihapusbukukan………. (Sudjana)
343
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
Kekayaan Negara yang salah satunya 4 Ayat (1)43, Pasal 4 ayat (4)44, Pasal 845, dan
adalah Direktorat Piutang dan Lelang Negara Pasal 12 Ayat (1).46 Selanjutnya dikemukakan
(DJPLN). DJPLN pada Subdit Piutang dengan dinyatakan inkonstitusional dan
Negara Perbankan dan Non Perbankan tidak mengikat frasa dalam beberapa pasal
yang harus diubah dalam struktur organisasi tersebut, maka ketentuan beberapa pasal
DJPKN karena pengurusan piutang BUMN tersebut harus dibaca lain. Misalkan Pasal 8
baik yang berasal dari perbankan maupun harus dibaca, “Yang dimaksud dengan piutang
non perbankan diserahkan ke masing-masing negara atau utang kepada negara oleh
bank BUMN yang bersangkutan. Perubahan peraturan ini, ialah jumlah uang yang wajib
ini juga akan berdampak terhadap perubahan dibayar kepada negara berdasarkan suatu
tata kerja khususnya menyangkut sumber peraturan, perjanjian atau sebab apapun.”
daya manusia yang menangani pengurusan Pasal ini, lanjut Akil, karena MK menyatakan
piutang negara. frasa “atau Badan-badan yang baik secara
Sinkronisasi terhadap aturan piutang langsung atau tidak langsung dikuasai oleh
negara ini juga sebagaimana diutarakan negara” dalam Pasal 8 UU PUPN adalah
oleh Himpunan Bank-Bank Milik Negara bertentangan dengan UUD 194547 dan tidak
(HIMBARA). Berkaitan dengan Putusan mempunyai kekuatan hukum mengikat.48
Mahkamah Konstitusi (MK) No. 77/PUU-
IX/2012 mengenai pembatalan sejumlah 43 Panitia Urusan Piutang Negara bertugas:
pasal yang terdapat di UU No. 49 Prp Mengurus piutang Negara yang berdasarkan
Peraturan ini telah diserahkan pengurusannya
Tahun 1960 tentang PUPN. Pertimbangan kepadanya oleh Pemerintah atau Badan-badan
penting putusan No. 77/PUU-IX/2012 yang dimaksudkan dalam pasal 8 Peraturan ini.
mengenai pengujian kewenangan PUPN 44 Panitia Urusan Piutang Negara bertugas:
Melakukan pengawasan terhadap piutang-
terkait mengurus piutang BUMN yang tidak piutang/kredit-kredit yang telah dikeluarkan oleh
dapat melakukan restrukturisasi utang atas Negara/Badan-badan Negara apakah kredit itu
benar-benar dipergunakan seuai dengan
piutang para debitur bank BUMN ini, menurut permohonan dan/atau syarat-syarat pemberian
penjelasan Akil Mochtar bahwa pertimbangan kredit dan menanyakan keterangan-keterangan
putusan MK, kedudukan PP yang merujuk dan yang berhubungan dengan itu Kepada Bank-bank
dengan menyimpang dari ketentuan-ketentuan
sebagai pelaksanaan dari UU PUPN tersebut dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
merupakan aturan yang bertentangan Undang No. 23 Tahun 1960 tentang Rahasia
Bank
dengan prinsip-prinsip konstitusi dan prinsip
45 Yang dimaksud dengan piutang Negara atau
hukum yang berlaku umum. Akil mengatakan, hutang kepada Negara oleh Peraturan ini, ialah
“Putusan ini memberikan kepastian hukum jumlah uang yang wajib dibayar kepada Negara
atau Badan- badan yang baik secara langsung
bagi para pihak sebagaimana dijamin oleh atau tidak langsung dikuasai oleh Negara
UUD 1945.” Akil juga menjelaskan, amar berdasarkan suatu Peraturan, perjanjian atau
putusan lembaga peradilan tata negara ini, sebab apapun.
46 Instansi-instansi Pemerintah dan Badan-badan
MK telah menyatakan inkonstitusional frasa Negara yang dimaksudkan dalam pasal 8
dalam beberapa pasal UU PUPN, yaitu Pasal Peraturan ini diwajibkan menyerahkan piutang-
piutangnya yang adanya dan besarnya telah
pasti menurut hukum akan tetapi penanggung
hutangnyatidak mau melunasi sebagaimana
mestinya kepada Panitia Urusan Piutang Negara.
47 Ada perlakuan yang berbeda antara Bank BUMN
dan Bank selain BUMN, sehingga tidak sesuai
dengan Pasal 28 D (1) Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum.
48 http://www.mahkamah konstitusi.go.id/ index.
344
Kebijakan Kredit yang Dihapusbukukan………. (Sudjana)
345
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
pandangan sistemik yang lebih luas dalam sebagai bentuk kerugian negara yang dapat
menerjemahkan perasaan keadilan hukum dikaitkan dengan tindak pidana korupsi.
masyarakat.50 Untuk memutuskan apakah kredit macet
Dalam kaitan dengan ketentuan baru masuk ranah hukum pidana dan korupsi atau
atau akan dibentuk tentang penyelesaian tidak, semestinya perlu dilihat bagaimana
kredit bermasalah tentang hapus buku dan prosesnya. Sepanjang keputusan kredit
hapus tagih bagi Bank BUMN, yang perlu yang akhirnya macet diambil berdasarkan
diprioritaskan adalah kepentingan umum business judgement, diputus tanpa adanya
atau aspek kegunaan atau kemanfaatan conflict of interest, dan telah accountable,
(utility) dalam hal ini kelancaran likuiditas semestinya hal itu tidak dapat dinyatakan
bank untuk memberikan kredit kepada salah secara pidana.51 Hal ini bertujuan
masyarakat yang memerlukannya dengan menjamin kepastian hukum sehingga
tetap memperhatikan aspek keadilan, dan menghilangkan keragu-raguan pihak bank
kepastian hukum dalam arti sejalan dengan karena merasa takut sanksi pidana karena
asas perundang-undangan dan persyaratan dapat dikategorikan tindakan korupsi dalam
lain yang telah ditentukan agar legalitas melakukan hapus buku atau hapus tagih.
substansi dari perundang-undangan
terpenuhi. PENUTUP
Berdasarkan hal itu, terdapat 2 (dua)
Kesimpulan
tujuan hukum yang tidak konsisten yaitu
kepastian hukum di satu pihak dan Ketentuan Penyelesaian kredit
kemanfaatan atau kegunaan di lain pihak bermasalah yang dihapusbukukan atau
padahal idealnya, tujuan hukum tersebut dihapus tagih oleh Bank Badan Usaha Milik
berjalan selaras dan serasi. Oleh karena itu, Negara dari sisi substansi hukum kontradiksi
urgen untuk membuat ketentuan baru untuk atau inkonsisten sehingga pemangku
melakukan amendemen terhadap Perpu No. kepentingan ragu-ragu dalam melaksanakan
49 Prp Tahun 1960 Tentang PUPN dengan hapus buku atau hapus tagih tersebut.
cara mengecualikan ketentuan hapus buku Saran
atau hapus tagih bagi bank BUMN sehingga
Untuk menjamin kepastian hukum, perlu
penyelesaian dapat dilakukan secara internal
melakukan kebijakan merevisi ketentuan
oleh bank BUMN yang bersangkutan tetapi
lama melalui amandemen terhadap Perpu
untuk menimalisir dampak penyalahgunaan
No. 49 Prp Tahun 1960 Tentang PUPN atau
(mismanagement) perlu pengawasan oleh
membuat ketentuan baru tentang
Bank Indonesia.
penyelesaian kredit bermasalah yang
Pelaku hapus buku dalam rangka dihapusbukukan atau dihapus tagih oleh
penyelamatan kredit masih dipandang oleh Bank Badan Usaha Milik Negara.
beberapa pihak termasuk BPK dan
Kejaksaan harus dihukum, apalagi seringkali
dikaitkan dengan masalah tindak pidana
korupsi yang salah satu unsurnya “merugikan
keuangan negara.” Dengan menyamakan
kekayaan BUMD sebagai kekayaan negara,
maka hapus buku sering diidentikkan
51 https://legalbanking. wordpress.com/ 2013/10/01/
50 http://artonang. blogspot.co.id/2016/06/ fungsi- permasalahan-hapus-buku-kredit-bank-
kepastian-hukum.html loc.cit. pemerintah/ loc.cit.
346
Kebijakan Kredit yang Dihapusbukukan………. (Sudjana)
347
JIKH Vol. 12 No. 3 November 2018 : 331 - 348
https://katadata.co.id/berita/2017/03/22/
melejit-41-persen-bank-bumn-hapus-
buku-kredit-macet-rp-248-triliun [diakses
24 /7/ 2018].
https://legalbanking. wordpress. com
/2013/10/01/ permasalahan-hapus-
buku-kredit-bank-pemerintah/ [diakses
26/7/ 2018].
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4042/3/
BAB% 20II.pdf [ diakses 4 /8/2018].
h t t p : / / r e p o s i t o r y. u n a i r.
ac.id/30124/3/3.%2520BAB% 25202.
pdf[diakses 7/8/2018].
https://teguhalkhawarizmi.wordpress.com/
tag/fatwa-ma-piutang-negara/, liku- liku
Penyempitan Terminologi Piutang
Negara: dari UUPUPN hingga RUU
Pengurusan Piutang Negara dan Piutang
Daerah. [diakses 29/7 2018].
http://tesishukum.com/pengertian-asas-
kepastian-hukum-menurut-para-ahli/
diakses 18/7/2018].
http://www.pbmkn.perbendaharaan.go.id/
subusers/gorontalo/public_html/berita/
fatwa_ma.htm [2 /8/2018].
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.
php?page=web.Berita&id=7750#.Wkrk-
FXiaUk [diakses 4 /8 2018].
Natasya, Yunus Husein dan Aad Rusyad
Nurdin, Analisis Terhadap Dampak
Penghapusbukuan dan
Penghapustagihan bagi Bank dan Debitur
sebagai salah satu upaya penyelesaian
Kredit Macet (Tinjauan Pada Bank X),
Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Indonesia tersedia dalam http://www.lib.
ui.ac.id/naskahringkas/2016-06/S56453-
Natasya [diakses 12 /8 2018].
348