Professional Documents
Culture Documents
Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Kadar protein pada kacang tanah
No. Kadar praktis protein Kadar teoritis
1. 0,533% 19,10% (Andri Hartono, 2016)
4.2. Alasan Mengapa Kadar Praktis Protein Lebih Kecil dari Kadar Teoritis
a. Tidak Sempurnanya Proses Destruksi
Destruksi merupakan suatu pemecahan senyawa menjadi unsur-unsurnya
sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan, yaitu dari
bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik. Pada dasarnya
ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi basah dan
destruksi kering (Kristianingrum, 2012). Unsur-unsur yang dapat terurai pada
proses destilasi di-antaranya adalah C, H, O, N, P, dan juga S. Dalam praktikum
ini, kami menggunakan metode destruksi metode basah dengan Asam sulfat
sebagai zat oksidatornya. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya
larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen
yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah
berjalan dengan baik (Kristianingrum, 2012). Berubahnya larutan yang
didestruksi ini dari hitam menjadi jernih sendiri karena hasil akhir dari destruksi
ini merupakan CO2, H2O, dan juga SO2 yang merupakan larutan jernih. Namun,
proses destruksi yang kami lakukan dihentikan sebelum larutan menjadi jernih
karena keterbatasan waktu. Sedangkan, optimalnya proses destruksi berlangsung
minimal selama 4 jam dan semakin banyak sampel yang didestruksi maka cairan
asam pendestruksi harus semakin banyak dan waktu yang dibutuhkan semakin
lama. (Wulandari, 2013)
Seharusnya titran yang dibutuhkan dalam titrasi yang kami lakukan adalah
63,78 ml. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya TAT lebih awal dari
seharusnya
c. Denaturisasi Protein
Denaturasi protein merupakan suatu keadaan dimana protein mengalami
perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dan kuartenernya. (Zulfikar,
2008 dalam Novia, dkk, 2011) Protein yang ada dalam kacang tanah dapat
terdenaturisasi karena beberapa faktor diantaranya pemanasan, suasana asam atau
basa yang ekstrim, kation logam berat dan penambahan garam jenuh. (Novia, dkk,
2011)
Protein dapat terdenaturisasi pada suhu 55C-75C. (Desy, 2013). Penurunan ini
diduga disebabkan oleh denaturasi protein yang disebabkan oleh suhu pemanasan
tinggi. Menurut Sethiyarini (2008), penurunan kadar protein diakibatkan adanya
flokuasi yaitu penggunpalan dari partikel yang tidak stabil menjadi partikel yang
diendapkan. Flokuasi merupakan tahap awal denaturasi. Denaturasi merupakan
suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan kuartener
pada protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan kovalenPada praktikum suhu
yang digunakan pada saat destruksi cukup tinggi yang dapat menyebabkan
protein terdenaturisasi.