Alergi sudah sejak lama menjadi persoalan yang merepotkan manusia.
Dahulu kala alergi
dianggap sebagai kutukan dewa yang dijatuh pada batok kepala orang. Karena sifatnya yang herediter, alergi dianggap kutukan yang turun temurun. Kini alergi memang tidak lagi dianggap sebagai kutukan, tapi sebegitu jauh ternyata belum banyak berhasil diungkapkan liku-likunya. Reaksi alergi bisa lokal, bisa juga menyeluruh. Alergi merupakan pertanda bahwa beberapa infiltran kecil telah masuk dan mencoba hendak mengacaukan keseimbangan tubuh kita. Reaksi ini bisa berwujud macam-macam, mulai dari yang paling ringan sampai yang berat. Reaksi lokal berupa urticria--kulit tampak merah-merah, gatal dan bengkak. Jika khusus menyerang mukosa hidung, maka pilek akan menetes berkepanjangan dan hidung terasa mampat. Ada orang yang bersin terus-menerus karena menghirup sari rumputan yang berserakan diterbangkan angin. Ada pula yang sesak napas karena asmanya kumat.