You are on page 1of 12

JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA ISSN 2338-3402

Vol 6, No 3, Halaman 71-82 E-ISSN 2623-226X


November 2018
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI
SISTEM PERIODIK UNSUR BERBASIS KEARIFAN LOKAL PAPUA
PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 4 JAYAPURA

Subiyanto1) dan Tiurlina Siregar2)

1)
SMA Negeri 4 Jayapura
2)
Program studi Magister Pendidikan IPA UNCEN

Abstract.
This research is a research and development with the aim of knowing how to develop
chemistry learning modules in the material of periodic system elements based on Papuan
local wisdom students of class X SMA 4 Jayapura. The number of samples in this study 41
students of class X MIPA-4 SMA Negeri 4 Jayapura with representative descriptive data
analysis techniques to determine the feasibility of the module. The results showed that: (1)
Development of modules with stages of information gathering, planning, development,
validation and testing; (2) Feasibility of the learning module compiled, based on the
validation of the material validator obtained an average of 91.3% with a very feasible
category, the validation of the media validator obtained a mean of 94.75% with a very
feasible category while the results of the teacher response 100% strongly agree with the
module learners' learning and responses of students with an average of 84.2% with
interesting categories (3) This learning module is very useful for students, teachers, schools
and government, (4) There is an increase in learning outcomes of class X students by using
chemical modules material of periodic system elements based on local wisdom with n-Gain
RPP-1 value of 0.59, RPP-2 of 0.60 and RPP-3 of 0.67 with an average n-Gain value of 0.62
medium category, (5) the advantages of learning modules based on Papuan local wisdom are
the first module based on local wisdom, easy to understand, contextual Papuans, language is
easy to understand and improve learning achievement chemistry.
Keywords: Development of learning modules, local Papuan wisdom, elemental periodic
system

PENDAHULUAN peradaban dunia dengan menjamin


kebebasan masyarakat dalam memelihara
Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang
dan mengembangkan nilai – nilai
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
budayanya. Artinya semua pemerintah
1945 mengamanatkan bahwa pemerintah
daerah dan semua stakeholder harus
mengusahakan dan menyelenggarakan satu
mengambil peran dalam upaya kemajuan
sistem pendidikan nasional, yang
kebudayaan daerah berdasarkan kearifan
meningkatkan keimanan dan ketakwaan
lokalnya. Dalam dunia pendidikan
serta akhlak mulia dalam rangka
misalnya dalam proses pembelajarannya.
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
Proses pembelajaran pada satuan
diatur dengan undang-undang. Pasal 32
pendidikan diselenggarakan secara
ayat (1) menyatakan bahwa negara
interaktif, inspiratif, menyenangkan,
memajukan kebudayaan nasional di tengah
72 JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA 6 (3): 71- 82

menantang, memotivasi peserta didik untuk setempat, sedangkan wisdom (kearifan)


berpartisipasi aktif, serta memberikan sama dengan kebijaksanaan. Secara umum
ruang yang cukup bagi prakarsa, maka local wisdom (kearifan lokal) adalah
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan gagasan-gagasan setempat (local) yang
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap baik, yang tertanam dan diikuti oleh
satuan pendidikan melakukan perencanaan anggota masyarakatnya. Dalam
pembelajaran, pelaksanaan proses disiplin antropologi dikenal istilah local
pembelajaran serta penilaian proses genius. Secara konseptual, kearifan lokal
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan keunggulan lokal merupakan
dan efektivitas ketercapaian kompetensi kebijaksanaan manusia yang bersandar
lulusan (Lampiran Permendikbud Nomor pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan
22 tahun 2016). perilaku yang melembaga secara
Fungsi dan peranan pendidikan di tradisional. Menurut Antariksa (2009),
dalam kehidupan suatu bangsa tidak bisa kearifan lokal merupakan unsur bagian dari
terlepas dari kehidupan politik, ekonomi, tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa,
hukum, dan kebudayaan. Perluasan yang muncul menjadi bagian-bagian yang
otonomi daerah menyebabkan perubahan ditempatkan pada tatanan fisik bangunan
kebijakan di dalam dunia pendidikan, (arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam
dimana daerah memiliki porsi yang lebih geografi kenusantaraan sebuah bangsa.
besar dalam menentukan kebijakan Kearifan lokal merupakan langkah
pendidikan. Sehingga daerah dan sekolah penerapan dari tradisi yang diterjemahkan
diberi kewenangan untuk menentukan dalam artefak fisik. Hal terpenting dari
sistem yang akan digunakan dalam kearifan lokal adalah proses sebelum
melaksanakan proses pembelajaran, dan implementasi tradisi pada artefak fisik,
strategi pembelajaran. Hal ini merupakan yaitu nilai-nilai dari alam untuk
peluang bagi daerah untuk mengajarkan tentang bagaimana
mengembangkan kearifan lokal dalam „membaca‟ potensi alam dan
kaitannya dengan pembelajaran. menuliskannya kembali sebagai tradisi
Kearifan lokal (local wisdom) yang diterima secara universal oleh
dalam kamus terdiri dari dua kata: kearifan masyarakat, khususnya dalam berarsitektur
(wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus misalnya kearifan lokal di Provinsi Papua.
Inggris Indonesia John M. Echols Papua merupakan propinsi yang
dan Hassan Syadily (2014), local berarti sebagian besar penduduknya tinggal di
Subiyanto, et al... Pengembangan Modul 73

daerah pedesaan, yang hidup secara berbasis kearifan lokal sehingga dapat
berkelompok – kelompok dan memiliki meningkatkan pengetahuan peserta didik
hutan yang luas. Kondisi inilah yang dalam melaksanakan pembelajaran pada
menyebabkan Papua juga kaya akan materi yang diajarkan sesuai lingkungan
budaya seperti tarian, lagu daerah, ukir – belajar peserta didik.
ukiran, batik, bahasa, flora maupun fauna. Menurut Andi Prastowo (2012),
Studi tentang kearifan lokal pada modul merupakan bahan ajar yang disusun
masyarakat Papua mungkin sudah banyak secara sistematis dengan bahasa yang
dilakukan, tetapi pemanfaatan kearifan mudah dipahami oleh peserta didik, sesuai
lokal sebagai sumber belajar di sekolah usia dan tingkat pengetahuan peserta didik
dapat diakui belum mendapat perhatian agar dapat belajar secara mandiri dengan
pendidik, praktisi pendidikan, dan bimbingan minimal dari pendidik. Salah
pemerintah daerah Papua. satu karakteristik modul menurut Lestari
Visi kota Jayapura “Terwujudnya (2013) modul hendaknya bersahabat
Kota Jayapura yang Beriman, Bersatu, dengan pemakainya. Artinya setiap
Sejahtera, Mandiri, dan Modern berbasis instruksi dan paparan informasi yang
kearifan lokal“. Implementasikan visi kota tampil bersifat membantu dan bersahabat
Jayapura sebagai ibu kota provinsi Papua dengan pemakainya, termasuk kemudahan
dapat diterapkan/ dilaksanakan ke dalam pemakai dalam merespon, mengakses
proses pembelajaran di sekolah melalui sesuai dengan keinginan. Penggunaan
mata pelajaran yang terintegrasi kearifan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti
lokal. Kearifan lokal akan lebih bermakna serta menggunakan istilah yang umum
jika mampu diajarkan secara sistematis digunakan merupakan salah satu bentuk
kepada peserta didik di sekolah, sehingga user friendly, hal inilah yang menjadi dasar
peserta didik akan merasa tidak asing mengapa perlu mengembangkan modul
karena berada pada lingkungannya sendiri. berbasis kearifan lokal setempat.
Peserta didik perlu dilibatkan secara fisik Di lingkungan SMA Negeri 4
dan emosional dalam proses pembelajaran Jayapura pengembangan modul berbasis
kearifan lokal dengan menggunakan segala kearifan lokal pada mata pelajaran belum
sumber yang tersedia baik di sekolah ada, kenyataan menunjukkan bahwa
maupun di lingkungan luar sekolah. banyak dijumpai para peserta didik sebagai
Pembelajaran kearifan lokal dengan sumber generasi muda tidak mengenal lagi kearifan
belajar yang bervariasi dapat lokal Papua seperti: bahasa, ritual adat,
diimplementasikan seperti modul yang tarian lokal, seni ukir tradisional, makanan
74 JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA 6 (3): 71- 82

tradisional, flora, fauna dan para pejuang untuk meningkatkan keimanan terhadap
Papua, karena peserta didik lebih memilih Tuhan Yang Maha Esa (silabus mata
kearifan lokal dari luar Papua sebagai pelajaran kimia:2016). Integrasi mata
akibat dari maraknya peserta didik pelajaran kimia untuk kearifan lokal Papua
menggunakan media sosial, ataupun media dapat dicantumkan dalam materi tentang
televisi yang dianggap lebih menarik. sistem periodik unsur, dimana dalam
Kondisi seperti ini akan berdampak pada pembelajaran kimia pada materi sistem
terkikisnya kearifan lokal oleh budaya atau periodik unsur. Penggambaran pada
kearifan dari luar. masing – masing unsur dapat berupa flora,
Kearifan lokal dapat diintegrasikan fauna, seni budaya, batik, makanan khas,
ke dalam pelbagai mata pelajaran seperti pahlawan dan lainnya yang ada di Papua
sosiologi, antropologi, kimia, muatan lokal, untuk menghubungkan materi pelajaran
seni budaya, bahasa Indonesia ataupun dengan kondisi nyata agar terciptanya
pelajaran yang lainnya. Pelajaran kimia proses pembelajaran yang bermakna. Selain
sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan meningkatkan prestasi belajar peserta didik
Alam diperoleh dan dikembangkan pada pelajaran kimia juga diharapkan untuk
berdasarkan percobaan untuk mencari penguatan pendidikan karakter berbasis
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan keunggulan lokal, mengenalkan dan
bagaimana tentang gejala-gejala alam melestarikan kearifan lokal Papua kepada
khususnya yang berkaitan dengan peserta didik yang ada di SMA Negeri 4
komposisi, struktur, sifat, transformasi, Jayapura pada umumnya dan seluruh
dinamika dan energetika zat. Dalam rangka peserta didik di kota Jayapura serta
penguasaan kecakapan abad 21 maka Provinsi Papua pada umumnya.
pembelajaran kimia di SMA dipandang Berdasarkan paparan tersebut maka
bukan hanya untuk pengalihan pengetahuan penulis telah melakukan suatu penelitian.
dan keterampilan (transfer of knowledge Judul penelitian “Pengembangan Modul
and skills) saja kepada peserta didik, tetapi Pembelajaran Kimia Pada Materi Sistem
juga untuk membangun kemampuan Periodik Unsur Berbasis Kearifan Lokal
berpikir tingkat tinggi (analitis, sintesis, Papua Peserta Didik Kelas X SMA Negeri
kritis, kreatif, dan inovatif) melalui 4 Jayapura”.
pengalaman kerja ilmiah. Selain itu
METODOLOGI PENELITIAN
pembelajaran kimia dapat digunakan
Dalam Penelitian ini merupakan penelitian
sebagai wahana untuk memahami alam,
pengembangan (R & D), peneliti
untuk membangun sikap dan nilai, serta
Subiyanto, et al... Pengembangan Modul 75

mengambil materi sistem periodik unsur Dengan langkah-langkah sebagai berikut :


kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu
pengetahuan Alam (MIPA) dengan Potensi Peru Penge Desain
dan musa mbang Produk
pendekatan pengembangan menggunakan
Masalah n an alat
kelas uji coba skala kecil dan kelas ujicoba Tujua Evalua
n si
skala luas. Desain eksperimen yang
Tujuan
digunakan pada uji lapangan maupun pada Uji Pengembang
Vali Prod
uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil Coba an
dasi uksi
Produk Instrumen
dan uji coba kelas adalah One-Group Validasi
Pretest-Posttest Design, yang terdiri dari
satu kelompok eksperimen tanpa ada Revisi Desiminasi
kontrol, (Sugiyono, 2015 ) ditunjukkan Produk dan
Implementas
tabel 1 sebagai berikut : i
Ujicoba Produk
Tabel 1 Model Penelitian dan
pengembangan Uji coba produk dilaksanakan pada
peserta didik SMA Negeri 4 Jayapura kelas
Perla Pre Post
Uji coba X peminatan Matematika dan Ilmu
kuan test test
Pengetahuan Alam (MIPA)
Skala Kecil/ Desain Uji Coba
- - -
terbatas Produk yang dihasilkan berupa modul
perlu dilakukan pengujian agar dapat
Skala Besar/
X O1 O2 mengetahui kualitas dan kelayakannya. Uji
luas
produk merupakan bagian rangkaian dari tahap
validasi dan evaluasi.

Keterangan:
Subjek Uji Coba
X = pembelajaran dengan modul kimia Populasi dalam penelitian ini adalah
berbasis kearifan lokal Papua peserta didik kelas X peminatan
O1= pretest pada kelas ujicoba skala besar/ matematika dan ilmu pengetahuan alam
luas (MIPA) sebanyak 8 kelas tahun pelajaran
O2 = posttest pada kelas ujicoba skala 2017/2018. Subyek dalam penelitian ini
besar/ luas meliputi pakar/ahli , pendidik mata
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri pelajaran kimia, dan satu kelas peminatan
4 Jayapura kelas X Peminatan Matematika MIPA peserta didik di SMA Negeri 4
dan Ilmu Pengetahuan Alam Jayapura.
76 JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA 6 (3): 71- 82

Variabel Penelitian (kuesioner/angket), instrumen tes, diskusi


dan wawancara.
Dalam penelitian ini menggunakan
Teknik analisa data
variabel bebas dan variabel terikat.
Hasil nilai pretest dan posttest
1. Variabel bebas
sebagai data kuantitatif dianalisis dengan
Variabel bebas dalam penelitian ini
uji n-Gain ternormalisasi yang dirumuskan
adalah pembelajaran mandiri dengan
sebagai berikut :
menggunakan modul kimia pada materi (𝑆𝑓)−(𝑆𝑖)
(g) =𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑆𝑖 Elice , 2012
kimia unsur berbasis kearifan lokal
Dimana :
Papua.
(g) = gain ternormalisasi
2. Variabel terikat
(Sf) = Nilai posttest
Variabel terikat pada penelitian ini
(Si) = Nilai pretest
adalah hasil belajar peserta didik kelas
Smaks = Nilai maksimum
X dengan menggunakan modul Si = Nilai Minimum
pembelajaran kimia unsur berbasis
HASIL DAN PEMBAHASAN
kearifan lokal Papua.
1. Cara pengembangan isi modul
Jenis Data
pembelajaran kimia pada materi
Terdapat dua jenis data dalam
Sistem Periodik Unsur berbasis
penelitian pengembangan ini yaitu data
kearifan lokal Papua peserta didik
primer dan data sekunder. Data primer
kelas X SMA Negeri 4 Jayapura.
diperoleh dari hasil wawancara terhadap
Modul pembelajaran kimia pada
guru kimia di sekolah serta saran, kritik
materi sistem periodik unsur berbasis
dan tanggapan dari para validator, data
kearifan lokal Papua kelas X terdiri dari 3
tersebut berupa skor penilaian dari
(tiga) komponen yaitu sebagai berikut :
aspek kelayakan isi modul, bahasa, dan
1. Bagian pendahuluan yang terdiri dari
penyajian. Data sekunder diperoleh dari
halaman judul, latar belakang, tujuan,
nilai post test dan penyebaran angket
peta kompetensi, ruang lingkup dan
respon peserta didik. Setelah kedua jenis
cara penggunaan modul.
data terkumpul, kemudian akan
2. Bagian isi yang terdiri dari tujuan
dianalisis.
Instrumen Pengumpulan Data pembelajaran, indikator pencapaian
Instrumen pengumpulan data pada kompetensi, uraian materi, aktivitas
penelitian ini berupa instrumen non tes pembejaran tes sumatif dan kunci
jawaban.
3. Bagian penutup yang terdiri dari
Subiyanto, et al... Pengembangan Modul 77

glosarium dan daftar pustaka. Validasi Media (gambar 2) :


Tahapan dalam pengembagan modul
Validasi Media
pembelajaran kimia pada materi sistem
105
100
periodik unsur berbasis kearifan lokal 95
90

persentase
85
adalah sebagai berikut a) pengumpulan 80
75
Ukur Desai
informasi;b) perencanaan;c) pengembangan an n Desai Rata-
Σ

(%)
rata-
produk;d) validasi; e ) uji coba. Mod Sam n Isi rata
rata
ul pul
2. Kelayakan modul pembelajaran Validator 1 100 89,29 97,22 95,4 94,75

kimia pada materi Sistem Periodik Validator 2 100 96,43 94,44 95,4
Validator 3 100 85,71 95,83 93,5
Unsur berbasis kearifan lokal Papua
rata-rata 100 90,48 95,83
Kelayakan modul pembelajaran sistem
Validator 1 Validator 2
periodik unsur berbasis kearifan lokal Validator 3 rata-rata
Papua ini dapat dilihat dari validasi
validator materi, validator media, respon Berdasarkan gambar 2 hasil validasi

guru mata pelajaran dan peserta didik. validator media diperoleh rerata sebesar

Validasi Materi (gambar 1) : 94,75% dengan kategori sangat baik. Yang


berarti bahwa modul ditnjau dari segi
Validasi Materi ukuran sudah baik sesuai dengan standar
120
100 yaitu ukuran A4, desain cover sudah
80
60 mencerminkan kearifan lokal Papua, dan
40
20 desain isi menggambarkan kearifan lokal
0
Kelay
akan Penil
Papua yang dituangkan ke dalam lambang-
Kelay Σ
Peny aian Rata- lambang unsur kimia dengan gambar-
akan rata-
ajian Baha rata
Isi rata
Mod sa gambar khas Papua. berdasarkan hasil
ul
Validator 1 76,19 91,17 80,77 82,71 validasi tersebut maka modul sangat layak
Validator 2 92,86 97,06 88,46 92,79 digunakan dalam pembelajaran.
Validator 3 95,24 100 100 98,41
Tanggapan Guru (gambar 3) :
rata-rata 88,09 96,08 89,74 91,3

Validator 1 Validator 2 Validator 3 rata-rata


Tanggapan Guru
0 0
Berdasarkan gambar 1 hasil validasi 100 100

dari validator materi diperoleh rerata Guru 1 guru 2

validasi adalah 91,3% dengan kategori


modul sangat baik. Berdasarkan gambar 3 angket yang
diisi guru mata pelajaran kimia sebanyak 2
78 JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA 6 (3): 71- 82

(dua) guru yang mengampu kelas X SMA Negeri 4 Jayapura kelas X MIPA 4,
peminatan matematika dan ilmu Ujicoba skala luas dilakukan dengan cara
pengetahuan alam, keduanya memberikan melakukan proses pembelajaran dengan
respon 100% sangat setuju dengan adanya media modul yang telah disusun sebanyak
modul pembelajaran kimia pada materi 3 (tiga) kali pertemuan, setiap pertemuan
sistem periodik unsur berbasis kearifan diawali dengan pretest dan diakhri dengan
lokal Papua dapat menciptakan post test. Hasil ujicoba skala luas berupa
pembelajaran yang menyenangkan dan nilai pretest dan post test di analisis dengan
dapat mengenalkan kaearifan lokal Papua n-Gain.
Respon Peserta Didik ( gambar 4) 3. Manfaat modul pembelajaran kimia
pada materi Sistem Periodik Unsur
Respon Peserta Didik
150 berbasis kearifan lokal Papua
80 75 100 87,592,582,5 80 80 70 95 84,25
100
50
Manfaat teoritis adalah dapat
0
memberikan sumbangsih pada ilmu
Res_3
Res_1
Res_2

Res_4
Res_5
Res_6
Res_7
Res_8
Res_9
Res_10
rata-rata

pengetahuan khususnya mata pelajaran


kimia agar dapat tercipta pembelajaran
Series 1 rata-rata Series 3
yang mampu mendorong peserta didik

Hasil yang didapat dari pengisian untuk berfikir kritis, kreatif, kolaboratif dan

angket respon peserta didik (gambar 4) komunikatif dan dapat meningkatkan

adalah dengan rerata persentase 84,25% motivasi belajar peserta didik serta

dengan kategori sangat baik, sehingga mengenal kearifan lokal Papua, sedangkan

modul pembelajaran kimia pada materi manfaat praktis adalah :

sistem periodik unsur berbasis kearifan a. Peserta didik

lokal Papua layak digunakan dalam proses 1. Memiliki bahan ajar mandiri
pembelajaran. 2. Sebagai alat evaluasi
Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 21 Modul pembejaran kimia ini
nilai alpha cronbach‟s adalah 0,846 dan dilengkapi dengan latihan soal dan
nilai pada kolom cronbach’s alpha if item tes sumatif sehingga dapat
deleted pada masing-masing pertanyaan digunakan untuk alat evaluasi
semua > 0,60 sehingga semua pertanyaan mandiri.
reliabel. 3. Sebagai bahan rujukan
1. Uji coba skala luas 4. Memudahkan peserta didik dalam

Ujicoba skala luas dilaksanakan di belajar


Subiyanto, et al... Pengembangan Modul 79

b. Pendidik/guru 41 orang. Uji n-Gain digunakan untuk


melihat peningkatan hasil belajar peserta
Modul pembelajaran kimia pada
didik berdasarkan nilai pretest dan post test
materi sistem periodik unsur barbasis
yang diberikan selama proses pembelajaran
kaearifan lokal Papua dapat memotivasi
dengan modul.
pendidik/guru untuk berinovasi dalam
menciptakan pembelajaran yang Hasil pretest dan post test
menarik berbasis kearifan lokal Papua.
Hasil pretest dan post test dianalisis dengan
c. Satuan pendidikan/sekolah
menggunakan n-Gain dengan tujuan untuk
Modul pembelajaran kimia pada mengetahui peningkatan pemahaman atau
materi sistem periodik unsur berbasis penguasaan konsep peserta didik setelah
kearifan lokal Papua untuk pembelajaran dilakukan oleh guru.
pengembangan kurikulum tingkat Nilai Rata-rata Pre Test dan Post Test RPP
satuan pendidikan. 1 s/d RPP 3 (gambar 5) :
d. Bagi pemerintah 100
80
Modul pembelajaran kimia pada 60
40
materi sistem periodik unsur berbasis 20
kearifan lokal Papua mendukung misi 0
rata-
RPP 1 RPP 2 RPP 3
rata
pemerintah kota Jayapura yaitu
Rerata Pretest 58 69,3 50 59,1
terwujudnya kota Jayapura yang Rerata Posttest 82,7 87,07 82,2 83,99
beriman, bersatu, sejahtera, mandiri,
Rerata Pretest Rerata Posttest
dan modern berbasis kearifan lokal.
Selain itu pula mendukung program n – Gain rata-rata RPP 1 s/d RPP 3
(gambar 6) :
pemerintah provinsi Papua dalam hal
ini bidang guru dan tenaga
kependidikan (GTK) untuk membuat 0,68
0,66
buku berbasis kearifan lokal 0,64
0,62
0,6
0,58
(kontekstual Papua). 0,56
0,54
Rata-
4. Peningkatan hasil belajar kimia n -Gain
rata
menggunakan modul pembelajaran RPP I 0,59 0,62
RPP II 0,6
sistem periodik unsur berbasis
RPP III 0,67
kearifan lokal Papua
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga RPP I RPP II RPP III

kali pertemuan dengan jumlah peserta didik


80 JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA 6 (3): 71- 82

Berdasarkan Gambar 5 dan 6 hasil uji d. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas
n-Gain menunjukan adanya peningkatan pembelajaran, rangkuman,latihan soal
pada setiap pertemuan, dengan nilai n-Gain dan refleksi, sehingga lebih efektif dan
rata-rata untuk RPP-1 adalah 0,59 dengan efisien.
kategori sedang, pada RPP-2 diperoleh n- e. Penggunaan bahasa yang sederhana
Gain sebesar 0,60 dengan kategori sedang, dalam modul ini menjadikan modul ini
pada RPP-3 diperoleh n-Gain sebesar 0,67 mudah untuk dipahami.
dengan kategori sedang. Dari data tersebut f. Prestasi belajar kimia akan meningkat
rata-rata n-Gain rata-rata adalah sebesar dan pengetahuan akan Papua semakin
0,62 yang termasuk dalam kategori sedang baik dengan mengenal kearifan lokal
dan tingkat efektifitas cukup efektif. Papua.
5. Kelebihan modul pembelajaran SIMPULAN DAN SARAN
kimia pada materi Sistem Periodik A. SIMPULAN
Unsur berbasis kearifan lokal Papua Berdasarkan penelitian
di SMA Negeri 4 Jayapura pengembangan dengan menganalisis data
Modul ini memiliki kelebihan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
antara lain : disimpulkan bahwa :
a. Modul pertama di SMA Negeri 4 1. Cara pengembangan isi modul
Jayapura yang berbasis kearifan lokal pembelajaran kimia pada materi sistem
Papua. periodik unsur berbasis kearifan lokal
b. Belajar dengan menggunakan modul ini Papua peserta didik kelas X SMA
lebih menarik, karena materi kimia Negeri 4 Jayapura dilakukan dengan
yang berupa lambang-lambang unsur tahapan pengumpulan informasi,
kimia dikaitkan dengan gambar-gambar perencanaan, pengembangan, validasi
seperti pahlawan Papua, nama tempat di dan uji coba.
Papua, nama tarian, rumah adat, 2. Modul pembelajaran kimia pada materi
makanan, flora, fauna, nama gunung, sistem periodik unsur berbasis kearifan
nama sungai yang semuanya ada di lokal Papua layak digunakan sebagai
Papua (kontekstual Papua). modul pembelajaran sesuai data hasil
c. Modul ini dilengkapi dengan panduan validasi validator materi dengan rerata
penggunaan modul sehingga 91,3%, validasi validator media dengan
memudahkan peserta didik untuk rerata 94,75% , respon pendidik 100%
belajar mandiri. sangat setuju dan uji terbatas 84,25%.
Subiyanto, et al... Pengembangan Modul 81

3. Modul pembelajaran kimia pada materi penggunaan modul diperoleh rerata


sistem periodik unsur berbasis kearifan 84,25% dengan kategori menarik.
lokal Papua kelas X memiliki manfaat B. SARAN
bagi peserta didik, pendidik, sekolah Dalam penelitian pengembangan
maupun pemerintah untuk dengan produk media pembelajaran ini
meningkatkan kualitas pendidikan peneliti mempunyai saran sebagai berikut :
berbasis kearifan lokal Papua. 1. Media modul pembelajaran kimia pada
4. Ada peningkatan hasil belajar kimia materi sistem periodik unsur berbasis
menggunakan modul pembelajaran kearifan lokal Papua, memang telah
sistem periodik unsur berbasis kearifan divalidasi oleh validator materi,
lokal Papua, RPP-1 dengan n-Gain rata- validator media, guru dan peserta didik,
rata sebesar 0,59 dengan kategori namun tidak menutup kemungkinan
sedang, RPP-2 dengan n-Gain rata-rata masih terdapat kekeliruan, sehingga
sebesar 0,60 dengan kategori sedang revisi dari pengembangan modul
dan RPP-3 dengan n-Gain rata-rata pembejaran ini dapat terus dilakukan
sebesar 0,67 dengan kategori sedang agar terwujudnya modul pembelajan
dan nilai n-Gain rata-rata total adalah yang lebih baik.
0,62 dengan kategori sedang. 2. Media modul pembejaran berbasis
5. Kelebihan modul pembelajaran kimia kearifan lokal Papua ini belum
pada materi sistem periodik unsur diaplikasikan dalam semua mata
berbasis kearifan lokal Papua di SMA pelajaran, dan dalam modul ini untuk
Negeri 4 Jayapura adalah merupakan deret lantanida dan aktinida perlu
modul pertama yang berbasis kearifan dilanjutkan dengan penelitian
lokal Papua, modul ini menarik karena berikutnya.
pembelajaran kimia dikaitkan dengan 3. Pengembangan modul ini diharapkan
kearifan lokal Papua dengan menjadi cikal bakal untuk para guru
menggunakan gambar nama-nama yang mata pelajaran lain menyusun modul
ada di Papua seperti nama tempat, nama berdasarkan kearifan lokal Papua.
tarian, nama gunung, nama rumah adat, 4. Modul pembelajaran kimia berbasis
nama flora dan fauna, nama pahlawan kearifan lokal ini dapat digunakan
dan makanan. Berdasarkan hasil angket untuk peningkatan belajar kimia dan
respon peserta didik dari aspek pengetahuan akan kearifan lokal Papua.
kemenarikan dan kemudahan dalam
82 JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA 6 (3): 71- 82

DAFTAR PUSTAKA

Antariksa.2009. Kearifan Lokal Dalam


Arsitektur Perkotaan Dan
Lingkungan Binaan. On line.
Elice, Deti. 2012. Pengembangan Desain
Bahan Ajar Keterampilan Aritmatika
Menggunakan Media Sempoa Untuk
Guru Sekolah Dasar. Tesis. FKIP
Unila PPSJ Teknologi Pendidikan.
Bandar Lampung
Ika Lestari. 2013. Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:
Akademia Permata.
John M. Echols dan Hassan Shadily, 2014.
Kamus Inggris – Indonesia,
Granmedia Pustaka Utama.
Permendikbud Nomor 22 , 2016. Standar
Proses, Jakarta : Kemendikbud
Prastowo, Andi , 2012. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Silabus Mata pelajaran Kimia revisi tahun
2016, Jakarta : Kemendikdub
Sugiyono. 2015. Metode penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D). Bandung :
Alfabeta
Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945

You might also like