You are on page 1of 69

alat kontrasepsi

Kamis, 14 November 2013


Alat Kontrasepsi Paling Aman

Saat Anda baru menikah, Anda mungkin sudah merencanakan anak mempunyai anak
berapa, dengan jarak berapa tahun dari anak yang satu dengan yang lainnya. Lalu
begitu anda melahirkan anak pertama, anda mungkin berencana untuk mengikuti
program keluarga berencana (KB).
Dalam program KB ini ada 7 jenis alat kontrasepsi yang aman sebagai berikut :

1. Kondom
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk
tabung. Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar.
Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom secara tepat, yaitu
gunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan sesudah ejakulasi. Alat
kontrasepsi ini paling mudah didapat serta tidak merepotkan. Kegagalan biasanya
terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan pada saat
ejakulasi sehingga terjadi perembesan.

Perhatikan dengan seksama kualitas kondom sebelum digunakan, untuk memberikan


perlindungan yang maksimal terhadap penggunanya. Tips sebelum menggunakan
kondom. Periksalah tanggal kadaluwarsa pada bungkus kondom. Periksalah juga
kondisi bungkus kondom, jangan menerima atau membeli kondom yang bungkusnya
sudah rusak, atau ada gelembung udara di dalamnya dan berlubang. Gunakan kondom
yang baru setiap kali hendak berhubungan
2. Spermatisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai
membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau
aerosol.
Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan, setelah alat ini
dimasukkan ke dalam vagina Ketika memasukkan spermatisida kedalam vagina harus
menggunakan alat yang telah disediakan dalam kemasan. Sangat tidak diperbolehkan
menggunakan tangan!. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut belum yang cukup,
jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam
waktu kurang dari 6 jam usai senggama.

3. Vagina Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang
dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa
menurun bila terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama.
Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas lagi atau
tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini
sangat kecil kemungkinan terjadi bocor.

4. Pil KB
Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram atau
sakit saat menstruasi. Kesuburan Anda juga dapat kembali pulih dengan cara cukup
menghentikan pemakaian pil ini. Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi
efek samping, dan meminimalkan keluhan. Ada yang hanya mengandung hormon
progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara
meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus
tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan
sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk
mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid
(sekuensial).

5. Suntik KB
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil.
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali
dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan *(Depoprovera)*, setiap 10 minggu
*(Norigest)*, dan setiap bulan *(Cyclofem)*.
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

6. Susuk KB
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah
kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon
tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan.

Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon atau Levonorgestrel. konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi
dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun *(Norplant)* dan 3 tahun *(Implanon)*.
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.

Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak
haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara,
dan liang senggama terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit
dikeluarkan karena mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat
menimbulkan infeksi.

7. IUD (Spiral)
Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang seperti
spiral. Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari
tembaga kedalam rahim.
Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Alat kontrasepsi ini
dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam
rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang
telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun,
tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak
mengganggu produksi ASI, jika ibu sedang menyusui.
IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan
hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga,
ditambah dengan beberapa nilai plus:
1. Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil
2. Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih
singkat.
Inilah 7 jenis alat kontrasepsi yang aman dan apapun pilihan Anda, silahkan
konsultasikan dahulu dengan dokter kandungan Anda, dan bicarakan dengan pasangan
agar tercipta rasa nyaman selalu.
Diposkan oleh Dyah Dwi Djayanti Apriliani di 16.40 0 komentar

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


Keluarga yang berkualiatas adalah keluaraga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri dan memiliki
jumlah anak yang cukup ideal dan lain sebagainya. Terkadang ada beberapa pasangan yang
mengeluhkan adanya banyak anak karena seorang wanita atau istri tidak melakukan KB
(keluarga Berencana). Program BKKBN telah digalakkan untuk menekan jumlah angka
kelahiran yang semakin bertambah setiap tahunnya, berbagai penyuluhan pun dilakukan untuk
memiliki jumlah anak yang disesuaikan dengan kemampuan diri dan faktor ekonomi.
Kini banyak wanita telah melakukan KB dengan menggunakan alat kontrasepsi yang dinilai
aman dan ideal untuk digunakan. Salah satunya adalah IUD atau yang lebih dikenal alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Berikut ini penjelasan singkat mengenai alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) berupa
keuntungan, kekurangan dari AKDR atau IUD, yakni :

- IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif, reversibel dan
berjangka panjang dapat bertahan hingga 10 tahun
- Membuat haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
- Dilakukan oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan pengeluaran atau
pencabutan kembali.
- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktfi. Akan tetapi,
tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi menular pada organ
kewanitaannya.
Gambar model – model alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD

Cara Kerja AKDR atau IUD :

- IUD dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus masuk ke tuba fallopi
atau oviduk atau buluh rahim.
- Mempengaruhi fertilisasi (pembuahan) sebelum menuju ovum untuk mencapai kavum uteri.
- Fungsi utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur agar tidak
terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam organ intim wanita
dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (pembuahan).

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR sebagai alat kontrasepsi
pilihan :

1. AKDR dinilai cukup memiliki ke-efektivan dalam mencegah atau menggagalkan kehamilan
sekitar 0,6-0,8 dari 100 wanita dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
2. AKDR dapat bekerja optimal setelah dipasang.
3. Bertahan dalam waktu yang cukup lama kira-kira 10 tahun perlindungan dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti.
4. Tidak menganggu atau merusak hubungan seksual anda dengan pasangan.
5. Tidak menimbulkan efek samping pada fungsi hormonal seksual dengan CuT-380A.
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
7. AKDR atau IUD, dapat dipasang segera sesudah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause tiba.
9. Tidak mempengaruhi atau berinteraksi langsung terhadap obat-obatan.
10. Membantu mencegah kehamilan secara ektopik.

Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari kontrasepsi IUD :

1. Terjadi perubahan pada siklus menstruasi, membuat menstruasi menjadi lama dan banyak,
pendarahan antar menstruasi, nyeri dan sakit pada saat menstruasi datang.
2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang selama 3-5 hari.
3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat disertai
dengan anemia atau kekurangan darah.
4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi biasanya
disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).
5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang menular seperti
HIV/AIDS.
6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap kali berganti
pasangan dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat infeksi.
7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit seksual
menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat memicu infertilitas.
8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai pemasangan AKDR.
Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.
9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan oleh dokter ahli atau
bidan yang terlatih.
10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr dipasang
usai melahirkan.
11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk mencegah
kehamilan normal.
12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk memeriksa posisi dari
benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.

Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD ( Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya boleh digunakan oleh :

1. Wanita yang masih dalam usia produktif


2. Dalam keadaan nulipara
3. Seorang wanita yang menginginkan atau menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
4. Wanita yang sedang dalam masa menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Wanita yang pasca melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak diketahui atau terlihat adanya infeksi
7. Tidak memiliki resiko atau tidak memiliki dari infeksi meular secara seksual

Seseorang yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR atau IUD (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) :

1. Sedang dalam masa kehamilan


2. Terjadi pendarahan pada vagina yang tidak diketahui
3. Menderita infeksi pada organ vital ( misalnya vaginitis, servisitis)
4. Adanya kelainan uterus yang tidak normal atau tumor jinak pada rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
5. Terindeksi adanya penyakit trofoblas yang ganas
6. Diketahui terinfeksi penyakit TBC pelvik
7. Adanya kanker yang berada di organ kewanitaan
8. Ukuran rongga rahim yang kurang dari 5 cm.
Diposkan oleh Dyah Dwi Djayanti Apriliani di 16.37 0 komentar

Alat Kontrasepsi Untuk Wanita

Banyak kontrasepsi wanita yang tersedia. Berdasarkan masa kerjanya, kontrasepsi dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu sementara (reversible) dan permanen. Pilihan kontrasepsi untuk
menunda kehmailan pertama dan mengatur jarak kehamilan adalah kontrasepsi yang memiliki
masa kerja bersifat sementara, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pilihan kontrasepsi
rasional untuk memgakhiri kesuburan sangat dianjurkan menggunakan kontrasepsi yang
memiliki masa kerja permanen yaitu kontrasepsi mantap.

a. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya dipakai oleh akseptor yang terbagi
dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13% dan implant 4% atau jika ditotal sekitar 15,2 juta
perempuan usia reproduktif menggunakan kontrasepsi hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi
estrogen, progestin atau campuran keduanya.
Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam menggunakan kontrasepsi hormonal
selain suntik, pil yang diminum dan implan/susuk yaitu kontrasepsi hormonal dalam rahim
(dimasukkan dalam IUD), transdermal patch (seperti koyo), vaginal ring (kondom wanita),
kontrasepsi emergensi (pil KB darurat setelah berhubungan).

b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR atau yang lebih dikenal dengan IUD atau spiral yajuga banyak digemari. Beberapa
alasannya adalah penggunaannya yang jangka panjang, tidak mengganggu produksi ASI serta
tidak memerlukan upaya tertentu untuk mempertahankan AKDR ini bertahan di dalam rahim.
Banyak jenis AKDR yang pernah berkembang di Indonesia, diantaranya adalah bentuk spiral
tapal kuda, copper T. Saat ini telah dikembangkan metode terbaru dari AKDR yang dapat
mengeluarkan hormon progestin levonogestrol dari tangkainya. AKDR yang populer dengan
nama lenovogestrel intrauterine system (LNG-IUS) ini memberikan efek lokal pada daerah
rahim (uterus) dan sekitarnya. Manfaat kontrasepsinya sangat baik dengan indeks “pearl”
mencapai 0.09 dan bisa bertahan selama 5 tahun dengan efek samping cukup minimal.

c. Kontrasepsi mantap wanita (tubektomi)

Kontrasepsi mantap adalah pilihan untuk mengakhiri kehamilan, biasanya dianjurkan untuk ibu
yang sudah memiliki cukup anak dan usia di atas 35 tahun dan harus dipilih dengan sukarela oleh
akseptor. Pada tubektomi, dilakukan pemotongan tuba atau saluran yang berfungsi sebagai jalan
lewat sel telur dari ovarium ke dalam rahim.

d. Kontrasepsi mantap pria (vasektomi)

Vasektomi sebagai cara mantap kontrasepsi pria yang sangat efektif melindungi istri dari
kehamilan dengan tingkat kegagalan 0.1 per 100 perempuan dalam tahun pertama. Vasektomi
berarti pemotongan vas deferens (saluran tempat keluarnya sperma dari testis). Mengakhiri
kesuburan dan pilihan menjalani vasektomi harus secara sukarela, bahagia dan sehat. Untuk
menilai 3 syarat tersebut, maka setiap calon akseptor vasektomi harus menjalani konseling dan
seleksi kelayakan medik pratindakan.

INILAH.COM,Jakarta - Selain pil, suntik, dan implan, ada beberapa metode


kontrasepsi baru yang bisa menjadi alternatif kaum wanita. Apa saja?
Cincin 'organ intim'

Metode kontrasepsi ini adalah merupakan metode yang sangat fleksibel, berdiameter
sekitar lima centimeter dan mengandung hormon sintesis dosis rendah. Lantas,
bagaimana cara pasangnya?
Cincin ditempatkan di organ intim wanita selama tiga minggu dan dilepas selama satu
minggu berikutnya setiap bulan. Cincin akan melepaskan hormon yang langsung
diserap dinding organ intim, lalu didistribusikan ke dalam aliran darah.

Kontrasepsi spons

Metode kontrasepsi ini berupa spons sekali pakai yang sudah mengandung spermisida.
Spons ukuran kecik ditempatkan di atas leher rahim , sekali penempatan melindungi
selama 24 empat jam.Tak hanya itu, metode ini juga dapat melindungi dari penyakit
kelamin dan HIV.

Patch (koyo KB)

Alat kontrasepsi ini adalah berupa plastik elastis kecil dan tipis yang ditempelkan di kulit
untuk mencegah kehamilan. Koyo KB mengandung hormon yang sama dengan pil KB
kombinasi. [berbagai sumber/mor]
Diposkan oleh Dyah Dwi Djayanti Apriliani di 16.31 0 komentar

Alat Kontrasepsi Untuk Pria


Pria biasanya memakai kondom jika ingin mencegah kehamilan akibat bercinta. Namun tahukah
Anda, ternyata ada banyak pilihan alat kontrasepsi bagi pria yang bisa dipakai selain kondom.
Apa saja?
Salah satunya bahkan tak membutuhkan alat apa-apa. Simak selengkapnya berbagai pilihan alat
kontrasepsi untuk pria seperti yang dilansir dari Health Me Up berikut ini.

Kondom

Merdeka.com - Kondom adalah jenis alat kontrasepsi bagi pria yang paling umum digunakan.
Kondom memang praktis dan mudah ditemukan. Bahkan kondom bisa ditemukan dalam
berbagai bentuk sampai rasa yang berbeda.
Sayangnya, banyak pria malas pakai kondom karena merasa alat kontrasepsi ini menurunkan
kualitas aktivitas bercinta. Selain itu, beberapa pria kesulitan menemukan ukuran kondom yang
tepat, entah itu karena alasan terlalu kecil atau malah kebesaran.
Untuk urusan keefektifan, kondom memang tidak bisa menurunkan risiko kehamilan atau
penyakit menular seksual sampai 100 persen. Namun banyak ahli berpendapat memakai kondom
lebih baik daripada tidak sama sekali.

Pull out

Merdeka.com - Metode pull out cukup populer di kalangan para pria. Ketika mereka malas
memakai kondom, pria membujuk pasangan agar melakukan metode ini. Caranya adalah dengan
menarik Mr P sebelum berejakulasi.
Karena tak menggunakan alat apapun, tidak ada jaminan bahwa metode ini ampuh menunda
kehamilan. Meskipun bisa mencegah hamil, risiko penyakit menular seksual tetap muncul karena
ada kontak antar kelamin pria dan wanita.

Obat

Merdeka.com - Jika pil KB umumnya dikonsumsi oleh wanita, kini peneliti juga tengah
mengembangkan obat kontrasepsi untuk pria. Cara kerjanya adalah dengan cara menghambat
kecepatan sperma ketika mengejar sel telur, sehingga kecil kemungkinan wanita hamil ketika
bercinta.
Obat ini pun bisa ditemukan dalam bentuk suntikan atau pil. Sayang harganya cukup mahal dan
cukup sulit ditemukan.
Bukan cuma itu, kelemahan obat adalah pria harus mengonsumsinya tepat waktu. Jika tidak,
performa sperma tak mampu dikontrol dan pada akhirnya wanita tetap akan hamil ketika
bercinta.

Ultrasonografi

Merdeka.com - Usaha lain dari para peneliti untuk menciptakan alat kontrasepsi pada pria
adalah dengan metode perlakuan ultrasonografi. Dengan ini, sperma bisa diturunkan
kecepatannya ketika mengejar sel telur selama bercinta.
Meski demikian, penelitian tersebut baru diujicobakan pada hewan laboratorium. Belum ada
kepastian apakah metode ini cukup aman dilakukan pada manusia. Sebab jika tidak mampu
dikontrol, sperma bisa mati seluruhnya dan pria terancam mandul.

Vasektomi

Merdeka.com - Kontrasepsi yang paling aman dan efektif adalah vasektomi, demikian menurut
para ahli. Namun ini adalah metode kontrasepsi permanen yang membuat pria tak mampu
membuahi sel telur wanita untuk selamanya.
Selama proses vasektomi, saluran yang mengalirkan sperma dari testis ke alat kelamin diikat atau
diputus. Sehingga pria tak mampu menghasilkan sperma lagi dan membuahi sel telur.
Vasektomi pun biasanya dilakukan bagi pasangan yang memang benar-benar tak ingin punya
anak lagi namun masih tetap aktif bercinta.

Diposkan oleh Dyah Dwi Djayanti Apriliani di 16.23 1 komentar

Rabu, 13 November 2013


Hal yang Harus Wanita Ketahui Soal Alat Kontrasepsi
Untuk mengendalikan angka kelahiran, setiap pasangan,
terutama para istri, diminta untuk menggunakan atau
mengonsumsi alat kontrasepsi. Karena faktor kepraktisan,
tampaknya sejauh ini alat kontrasepsi yang paling sering
dipergunakan oleh wanita adalah yang berbentuk pil.

Hanya saja tak banyak yang mereka ketahui tentang pil


kontrasepsi itu sendiri dan mengapa mereka harus
mengonsumsinya setiap hari.

Agar tak salah kaprah, setiap wanita PERLU mengetahui hal-


hal tentang pil pengendali kelahiran ini, baik yang hormonal
maupun non-hormonal (non-permanen)
1. Pemakaian yang tak konsisten bisa jadi masalah besar

Guttmacher Institute melaporkan kehamilan yang tak diinginkan (unintended pregnancy) pada
dua-pertiga wanita yang menggunakan kontrasepsi secara konsisten dan dengan cara yang benar
hanya sebesar lima persen. Sedangkan 19 persen wanita yang tidak konsisten memakai
kontrasepsi mengakibatkan kehamilan tak diinginkan mencapai 43 persen.

Untuk pil KB misalnya, setiap tahunnya diperkirakan hanya 1 dari 100 wanita yang akan hamil
jika mereka minum pil itu setiap hari, tapi hanya 9 dari 100 wanita yang hamil jika mereka tak
meminumnya setiap hari. Para wanita biasanya benar-benar percaya jika pil KB itu efektif, tapi
itu tergantung konsistensi mereka sendiri dalam menggunakannya.

2. Efek sampingnya harus diperhatikan


Sebenarnya semua merk pil kontrasepsi sama efektifnya dalam mencegah kehamilan, tapi belum
tentu semuanya sesuai dengan tubuh Anda. Yang bisa membantu Anda dalam memilih hal ini
adalah dokter kandungan Anda.

Setidaknya ketahui hal-hal mendasar tentang pil pilihan Anda. Ada pil kombinasi yang
mengandung hormon estrogen sekaligus progestin, ada juga yang hanya mengandung progestin
bagi wanita yang tak bisa mengonsumsi estrogen. Namun pahami juga pilihan kontrasepsi lain
seperti IUD atau vaginal ring.Tapi jika Anda merasa terkena efek samping berkaitan dengan
pengendali kelahiran Anda, cobalah menemukan hal itu dengan memanfaatkan kalender dan
kemukakan informasi tersebut ketika menemui ginekolog Anda. Hal ini akan membantu dokter
atau perawat untuk memahami apa yang Anda alami dan menuntun Anda menemukan
kontrasepsi yang lebih baik.

Lagipula sejumlah efek samping bisa jadi akan menghilang setelah tubuh Anda menyesuaikan
diri, meski ada juga yang tidak demikian.

3. IUD adalah kontrasepsi yang paling efektif


Sebuah studi yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa
intrauterine devices atau IUD 20 kali lebih baik dalam mencegah kehamilan tak diinginkan
ketimbang pil, koyo (patch) atau vaginal ring.

Apa sebabnya? Karena IUD dapat menghilangkan faktor 'kesalahan manusia' (human error) yang
menyebabkan terjadinya kehamilan tak diinginkan. Selain efektif, sampai detik ini IUD masih
tercatat sebagai kontrasepsi yang aman dan tahan lama, meski selama ini IUD dianggap tidak
begitu.

4. Pil tidak menyebabkan berat badan naik


Versi lama pil pengendali kelahiran mengandung dosis hormon yang lebih tinggi dari yang
modern sehingga para wanita yang mengonsumsinya mengalami penambahan berat badan.

Lagipula banyak pakar yang tidak menemukan adanya keterkaitan antara pil kombinasi dengan
penambahan berat badan, walaupun American Congress of Obstetricians and Gynecologists
menyatakan bahwa pil KB yang berisi progestin dapat menyebabkan berat badan wanita yang
mengonsumsinya menjadi bertambah.

Ada dua alasan wanita bisa mengalami penambahan berat badan ketika mengonsumsi pil KB:
biasanya mereka mulai mengonsumsi pil KB saat masih remaja jadi penambahan berat badan itu
hanya karena mereka sedang tumbuh, tapi mereka mengira ini karena pilnya. Selain itu banyak
wanita yang mengonsumsi pil ini saat sudah menikah, dan beberapa studi menyatakan bahwa
berat badan wanita yang telah bersuami cenderung bertambah.

5. Konsumsi obat-obatan lain ikut pengaruhi efektivitas pil


Itulah mengapa dokter Anda kerap menanyakan apakah ada obat-obatan yang sedang Anda
konsumsi sebelum menuliskan resep pil kontrasepsi. Pasalnya sejumlah obat-obatan tertentu tak
dapat dicampur antara satu sama lain, salah satunya bagi pil pengendali kelahiran Anda.

Beberapa jenis obat yang tak boleh dikombinasikan dengan pil kontrasepsi diantaranya
antibiotik, obat anti-jamur, antidepresan tertentu serta sejumlah suplemen alami yang dapat
mengurangi kemampuan pil kontrasepsi (terutama yang mengandung estrogen) untuk
menghasilkan efek yang diinginkan.

6. Pil kontrasepsi dapat digunakan sampai kapanpun


"Bertahun-tahun yang lalu banyak yang mengira penggunakan pil pengendali kelahiran dalam
waktu lama akan menggangu kemampuan seorang wanita untuk hamil, tapi ternyata ini salah
besar," terang dokter kandungan dari Mayo Clinic, Dr. Mary M. Gallenberg.

"Para dokter dulunya juga kerap merekomendasikan agar pasiennya sesekali mengambil jeda
(dari konsumsi pil kontrasepsi), tapi nyatanya hal ini tak memberikan manfaat apapun, bahkan
justru meningkatkan risiko kehamilan tak diinginkan," tambahnya.
Tentu saja ada beberapa alternatif alat pengendali kelahiran yang permanen seperti sterilisasi,
terutama jika para wanita berikut pasangannya mempertimbangkan untuk tidak punya anak atau
berhenti punya anak.

7. Wanita bisa langsung hamil kalau berhenti minum pil


"Di masa lalu, para dokter khawatir jika Anda langsung hamil setelah berhenti minum pil, maka
risiko keguguran Anda akan tinggi. Tapi teori ini terbukti salah karena hormon dari pil
pengendali kelahiran tidaklah mengganggu sistem di dalam tubuh seorang wanita," tandas
peneliti dari Mayo Clinic.

Hal ini diamini Dr. Katharine O’Connell White, dokter kandungan dari Baystate Medical Center,
Springfield, Massachussets. "Para wanita tak perlu berhenti minum pil dalam kurun tiga hingga
enam bulan sebelum mencoba untuk hamil karena tubuhnya akan segera kembali normal,"
tambahnya.

Kondisi serupa juga terjadi pada IUD: American Congress of Obstetricians and Gynecologists
menyatakan bahwa para wanita dapat mencoba hamil sesegera setelah IUD-nya dilepas.

8. Pil dapat memberikan perlindungan lima hari pasca melakukan seks tak aman
Jenis obat tertentu seperti Plan B diketahui dapat mencegah kehamilan pada wanita lima hari
setelah orang yang bersangkutan melakukan seks tak aman alias tanpa perlindungan. Opsi
lainnya adalah memasukkan IUD lima hari setelah seks tak aman.

Intinya, meski Anda melakukan seks tak aman, ada sejumlah metode aman yang dapat
membantu mencegah kehamilan jika itulah yang Anda inginkan.

9. Pil KB untuk pria akan segera hadir


Bill and Melinda Gates Foundation baru-baru ini menggelar sayembara untuk menemukan alat
pengendali kelahiran yang diperuntukkan bagi pria, baik yang hormonal maupun non-hormonal.
Sejumlah peneliti pun menemukan adanya sebuah molekul yang dapat menurunkan jumlah
sperma pada tikus secara dramatis, yang suatu ketika diharapkan dapat digunakan pada manusia.

Diposkan oleh Dyah Dwi Djayanti Apriliani di 08.00 0 komentar

Jenis Jenis Alat Kontrasepsi


yuuk guys di simak, jenis-jenis alat kontrasepsi. apa aja..

1. PIL KB

Efektivitas pada alat kontrasepsi PIL KB


Contoh: Kemasan pil 28 hari terdiri dari 21 pil mengandung estrogen dan progestin, termasuk7
pil yang tidak mengandung hormon (pil pengingat).
Kelebihannya, memiliki efek samping rendah sehingga aman dikonsumsi. Selain menjaga
keteraturan haid dan kesehatan kulit, kandungan hormon rendah sehingga ketika Anda berhenti,
pengaruh ke siklus haid segera hilang. Angka kejadian kehamilan di luar rahim, kanker indung
telur, kanker rahim, kista dan kanker payudara lebih kecil pada mereka yang menggunakannya.
Kekurangannya, Pil KB dapat mencetus mual dan sakit kepala ringan. Selama 3 bulan pertama,
pil KB mungkin memicu timbulnya bercak darah di sela masa haid. Bila ada pil yang
terlewatkan, meningkatkan resiko hamil. Pil KB sangat tidak dianjurkan bagi Anda yang pelupa.

2. KB SUNTIK
Efetivitas KB suntik: 99,0-99,7%. KB suntik yang dilakukan setiap 1 atau 3 bulan ini,
mengandung hormon progesteron dan estradiol. Jika masa menyusui Anda selesai, Anda akan
dianjurkan untuk menggunakan paket suntik 1 bulan. Namun, bila Anda masih menyusui secara
eksklusif, maka Anda akan diberikan paket 3 bulan.
Kelebihan: KB suntik dapat disesuaikan dengan masa menyusui Anda dan dapat digunakan
sejak hari pertama haid. Angka kejadian kanker rahim dan kehamilan di luar rahim, menurut
penelitian, ada di angka rendah.
Kekurangan: KB suntik terkadang dapat menimbulkan flek. Haid pun dapat terhenti setelah
pemakaian lebih dari satu tahun. Berat badan cenderung meningkat dan Anda dapat mengalami
sakit kepala ringan, nyeri di dada dan suasana hati mudah berubah.

pil KB: 99,0-99,7%. Ada beberapa yang mengandung estrogen dan progestin (mikropil), namun
ada pula yang hanya mengandung progestin (minipil).

3. KONDOM

Efektivitas kondom: 99,0-99,7 %.


Kelebihan: Kondom dikategorikan praktis dan mudah dipakai. Berbeda dengan alat kontrasepsi
yang lain, kondom dapat Anda pasang sendiri. Selain itu, melindungi dari penyakit menular
seksual.
Kekurangan: pada kondom adalah memerlukan latihan pemakaian, agar posisinya pas dan tidak
akan mengalami kebocoran. Kekurangan lain adalah, sebagian orang, baik pria maupun wanita
merasa tidak nyaman berhubungan seksual menggunakan kondom.

4. Intra Uterine Device (IUD)


Efektivitas IUD: 98,0-99,4%. IUD atau sering disebut dengan spiral merupakan alat kontrasepsi
yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh dokter. Sebagai contoh, IUD TCu 380A berupa
batang plastil berbentuk T, dengan ukuran 3 cm berbalut tembaga.
Kelebihan: IUD hanya memerlukan satu kali pasang dan efektif hingga 10 tahun. Kontrasepsi
ini bahkan dapat diangkat setiap saat, serta aman bagi ibu menyusui karena tidak mempengaruhi
produksi ASI sekaligus mencegah kehamilan di luar rahim.
Kekurangan: IUD dapat mengubah siklus haid Anda pada 3 bulan pertama. Ada beberapa kasus
yang mengakibatkan radang panggul, namun hanya terjadi bila sebelumnya terinfeksi penyakit
kelamin.

5. SPIRAL TEMBAGA
Kelebihan alat kontrasepsi bebas hormon ini, dapat digunakan untuk 5 tahun masa pemakaian.
Kekurangannya, lebih berisiko terjadi perdarahan dan beberapa orang mengalami infeksi saluran
telur.

6. SPIRAL HORMON
Kelebihannya, membuat menstruasi berkurang dan dapat digunakan hingga 5 tahun masa
pemakaian. Kekurangannya, beberapa orang mengalami sakit kepala dan masalah kulit.

7. IMPLAN HORMON

Kelebihannya, alat kontrasepsi yang aman tanpa meletakkan benda asing ke dalam rahim, karena
diletakkan di bawah kulit lengan tangan. Implan yang bentuknya seperti serpihan kayu ini dapat
digunakan untuk 3 tahun. Kekurangannya, pemakai kadang mengalami sakit kepala, kulit
bermasalah dan payudara mengeras.
Diposkan oleh Dyah Dwi Djayanti Apriliani di 07.38 0 komentar
Kontrasepsi Temporer

Kontrasepsi yang bersifat sementara ini bertujuan menunda kehamilan atau mengatur jarak
antarkehamilan. Jenis kontrasepsi ini dapat digunakan jika Anda belum ingin memiliki anak
dalam jangka waktu tertentu, dan dilepas jika Anda telah siap memiliki anak kembali.

Metode ini dapat diterapkan dalam berbagai bentuk, yaitu:

Pil Keluarga Berencana (KB)

Kontrasepsi berbentuk pil ini bekerja menggunakan hormon progestin dengan atau tanpa hormon
estrogen, untuk mencegah ovulasi. Kontrasepsi ini berfungsi dengan efektif jika dikonsumsi
secara teratur. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan pil KB sama sekali tidak
berdampak buruk pada kesuburan wanita di masa yang akan datang.

Terdapat dua jenis pil KB:

Pil kombinasi:

 Merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.


 Pil ini 99% efektif jika dikonsumsi dengan tepat.
 Contoh pil kombinasi yaitu Diane 35, Yasmin dan Marvelon. Diane 35 umumnya
digunakan untuk mengobati jerawat, tapi juga berfungsi sebagai kontrasepsi.

Kelebihan:

 Mengurangi kram saat haid dan membuat haid lebih teratur.


 Tidak mengganggu hubungan seks itu sendiri.
 Mengurangi risiko kanker ovari, usus dan rahim.

Kekurangan:

 Dapat menyebabkan efek samping seperti tekanan darah tinggi, payudara nyeri, bercak
darah, dan kenaikan berat badan.
 Tidak melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).
 Perlu kecermatan dalam pemakaiannya yang mana per 28 hari, pil dikonsumsi setiap hari
untuk 21 hari dan tidak dikonsumsi untuk 7 hari.
 Sebaiknya dijauhi wanita di atas 35 tahun yang merokok karena berisiko mengalami
penggumpalan darah.

Pil progesteron:

 Hanya mengandung hormon progesteron.


 Dikonsumsi setiap hari tanpa jeda
 Pil ini juga 99% efektif jika dikonsumsi dengan tepat.
Kelebihan:

 Dapat dikonsumsi oleh wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi mengandung
estrogen karena mengidap tekanan darah tinggi atau kegemukan.
 Dapat dikonsumsi wanita perokok berusia lebih dari 35 tahun tanpa menyebabkan
penggumpalan darah.

Kekurangan:

 Harus dikonsumsi setiap hari pada jam yang sama.


 Dapat menyebabkan menstruasi berhenti, tidak teratur, atau lebih sedikit.
 Tidak melindungi dari IMS.

Koyo (patch) Ortho Evra

Koyo yang ditempelkan pada kulit ini melepaskan aliran estrogen dan progestin. Biasanya koyo
yang ditempelkan pada perut bagian bawah, bokong, atau lengan ini digunakan sepanjang satu
minggu selama 3 minggu.

Kelebihan:

 Tidak perlu rutin mengonsumsi pil dan membuat haid lebih teratur.
 Dapat digunakan di kolam renang, saat berolahraga, atau di kamar mandi.
 Mengurangi rasa sakit saat datang bulan.
 Metode ini 99% efektif jika digunakan dengan tepat.

Kekurangan:

 Dapat menyebabkan iritasi kulit atau efek samping lain yang serupa dengan dampak pil
KB.
 Dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan sakit kepala.
 Tidak tepat digunakan wanita perokok dan yang berusia lebih dari 35 tahun, atau yang
berat badannya lebih dari 90 kg.
 Tidak melindungi dari IMS.

Implan/susuk

Kontrasepsi ini berupa jarum kecil seukuran batang korek api (40 mm) yang dimasukkan ke
bagian bawah kulit, umumnya pada lengan bagian atas. Implan ini secara perlahan-lahan
mengeluarkan hormon progestin yang berfungsi mencegah kehamilan. Metode ini tepat untuk
wanita yang ingin menunda kehamilan dalam jangka pendek.

Kelebihan:

 Dapat bekerja efektif hingga jangka waktu 3 tahun.


 Tidak nampak di permukaan kulit.
 Cocok bagi mereka yang sering lupa minum pil KB.
 Tidak perlu menggunakan kondom.
 Aman digunakan ibu menyusui.
 Kontrasepsi ini juga berguna untuk wanita yang tidak bisa menggunakan kontrasepsi
yang mengandung estrogen.
 Dapat segera dilepas bila terjadi efek samping.
 99% efektif jika digunakan dengan tepat.
 Biaya implan (200.000-300.000 per 3 tahun) lebih murah dibandingkan pil KB (60.000-
80.000 per bulan).

Kekurangan:

 Pemakai implan tidak terlindungi dari penyakit seperti bagaimana kondom mencegah
penularan infeksi menular seksual (IMS).
 Berisiko menimbulkan efek samping seperti pendarahan yang tidak normal.
 Bagian kulit di sekitar implan terasa nyeri, bengkak, dan terbakar.
 Masa menstruasi berpotensi menjadi tidak teratur dalam setahun awal masa pemakaian.
 Tidak tepat digunakan oleh pengidap penyakit tertentu seperti: migrain, diabetes, sirosis,
osteoporosis, gangguan hati.

Cincin vagina

Cincin vagina ditempatkan di dalam vagina selama tiga minggu, di luar masa menstruasi. Alat ini
bekerja dengan melepaskan hormon progestin dan estrogen ke dinding vagina.

Kelebihan:

 Cara pemakaian mudah, ringan, dan bahkan Anda tidak akan merasa sedang
memakainya.
 Hanya diganti satu kali dalam sebulan dibanding pil KB yang perlu diminum setiap hari.
 Efektif lebih dari 99%.
 Tetap bekerja jika Anda mengalami diare atau muntah.
 Dapat meringankan nyeri haid.

Kekurangan:

 Dibanding dengan implan yang bertahan 3 tahun, alat kontrasepsi ini perlu diganti setiap
bulan.
 Tidak melindungi dari risiko IMS
 Berpotensi menyebabkan iritasi dan efek-efek samping lain yang serupa dengan dampak
penggunaan koyo atau pil.
 Harga alat ini rata-rata dua kali lebih mahal dibanding pil KB.
 Dapat berefek samping pada beberapa wanita, seperti menyebabkan sakit kepala,
gangguan pada vagina, dan nyeri payudara.

Suntikan (Depo Provera)


Hormon progestin disuntikkan umumnya pada bagian bokong atau lengan untuk mencegah
kehamilan dan efeknya bertahan hingga 3 bulan.

Kelebihan:

 Efektif dan cukup disuntikkan tiap 3 bulan sekali.


 Harga relatif terjangkau, kurang lebih Rp 25.000-Rp 30.000 per suntikan.
 Dapat digunakan oleh wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi mengandung
estrogen.
 Tidak terpengaruh oleh obat-obatan.
 Tidak perlu dikonsumsi tiap hari.

Kekurangan:

 Tidak melindungi pasien dari penyakit kelamin yang menular melalui seks.
 Mempunyai efek samping yang hampir sama dengan pil KB seperti mual, kenaikan berat
badan dan nyeri pada payudara.
 Dapat menurunkan keinginan untuk berhubungan intim.

Kontrasepsi spons

Kontrasepsi spons adalah spons sekali pakai yang mengandung spermisida. Spons ini diletakkan
jauh di dalam vagina, dekat leher rahim, 24 jam sebelum melakukan hubungan seksual.

Kelebihan:

 Dapat digunakan tanpa resep atau bantuan dokter.


 Pasangan pria tidak perlu memakai kondom.
 Tidak merepotkan seperti pil KB yang perlu diingat untuk dikonsumsi setiap hari.

Kekurangan:

 Di samping cukup sulit untuk digunakan dengan tepat, alat ini tidak dapat digunakan
pada masa menstruasi.
 Kontrasepsi spons juga tidak melindungi pemakainya dari IMS.

Intrauterine devices (IUDs)

IUD adalah plastik berbentuk huruf T yang diletakkan di dalam rahim yang berguna untuk
menghadang sperma agar tidak membuahi sel telur. Ada 2 jenis utama IUD:

 IUD yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, dapat bertahan lamanya hingga 10
tahun.
 IUD yang mengandung hormon, seperti Mirena, perlu diganti tiap 5 tahun sekali.

Kelebihan:
 Tidak memerlukan perawatan rumit.
 Waktu pemakaian sekali untuk jangka panjang.
 Risiko infeksi dalam 20 hari setelah pemakaian IUD sangat kecil.
 Anda dapat segera kembali subur setelah IUD dilepas oleh dokter.

Kekurangan:

 Berpotensi menyebabkan efek samping seperti kram.


 Memerlukan biaya untuk pemasangan awal.
 Letaknya dapat bergeser.
 ParaGard bisa mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur dan volume haid yang lebih
banyak.
 Ada risiko tubuh akan menolak IUD tersebut.
 Dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.

Spermisida

Spermisida dapat berbentuk busa, jeli, atau krim yang berfungsi membunuh sel sperma. Bahan
ini ditempatkan dalam vagina sebelum berhubungan seksual, beberapa di antaranya dilakukan 30
menit sebelumnya.

Kelebihan:

 Mudah digunakan dan harganya relatif terjangkau.


 Spermisida juga paling sering digunakan bersamaan dengan metode kontrasepsi lain.

Kekurangan:

 Dapat meningkatkan risiko IMS dan infeksi serta iritasi.

Kondom pria

Kontrasepsi yang terbuat dari karet ini mencegah sperma agar tidak masuk ke dalam tubuh
wanita.

Kelebihan:

 Dapat dibeli di banyak tempat.


 98% efektif mencegah kehamilan.
 Harga terjangkau.
 Melindungi pemakainya dari IMS.

Kekurangan:

 Hanya sekali pakai.


 Hanya efektif jika dipasang dengan tepat.
 Dapat lepas saat berhubungan seks.
 Produk berbahan dasar losion dapat membuat kondom menjadi tidak efektif.

Kondom wanita

Kondom wanita umumnya diletakkan pada mulut vagina delapan jam sebelum melakukan
hubungan seksual.

Kelebihan:

 Ada perlindungan untuk pemakainya dari penyakit kelamin yang menular.


 Jika digunakan dengan tepat, memberikan perlindungan efektif 95%.

Kekurangan:

 Lebih tidak umum dibanding kondom pria.


 Hanya dapat digunakan sekali.
 Sekitar 1 dari 5 pemakaian kondom wanita gagal sehingga menyebabkan kehamilan.
 Dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada organ kelamin wanita.

Diafragma

Diafragma adalah kontrasepsi menyerupai kubah yang diletakkan pada mulut rahim sebelum
berhubungan seksual. Kontrasepsi yang terbuat dari karet ini digunakan bersamaan dengan
spermisida. Alat ini harus tetap dipakai sampai setidaknya enam jam setelah berhubungan
seksual.

Kelebihan:

 Bebas hormon.
 Harganya relatif terjangkau
 Dapat dipakai ulang setelah dicuci.
 Efektif mencegah kehamilan hingga 92 – 96%.

Kekurangan:

 Spermisida yang digunakan bersamaan dengan diafragma dapat menimbulkan iritasi


jaringan vagina.
 Pengguna memerlukan waktu sebelum tahu cara menggunakan diafragma dengan efektif.
 Tidak melindungi penggunanya dari infeksi menular seksual (IMS).

Cervical cap

Cervical cap atau biasa dikenal dengan TheFemCap berbentuk lebih kecil, namun menyerupai
diafragma dan juga digunakan beserta dengan spermisida. Kontrasepsi ini diletakkan pada mulut
rahim sehingga menutup jalan menuju rahim.
Kelebihan:

 Hanya perlu digunakan saat berhubungan intim


 Jika digunakan dengan tepat, dapat mencegah kehamilan hingga 92-96%.
 Tidak berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius.

Kekurangan:

 Hanya bertahan selama 2 hari.


 Tidak melindungi penggunanya dari IMS 100 persen dan tidak dapat digunakan selama
masa menstruasi.
 Selain itu pemasangannya harus dilakukan oleh dokter.

Cara alami mencegah kehamilan: mendeteksi dan menghindari masa subur

Masa subur adalah masa ketika ovarium melepaskan sel telur sehingga berhubungan seks pada
masa ini berisiko besar untuk hamil. Anda dapat belajar memprediksi dan mendeteksi masa
subur Anda. Selama masa subur, Anda sebaiknya tidak berhubungan seks atau menggunakan
kondom pada saat berhubungan.

Berikut cara mendeteksi masa subur:

 Menghitung siklus haid


 Mengukur temperatur tubuh setiap hari
 Memerhatikan cairan yang keluar dari vagina

Pasangan yang memilih metode ini perlu membuat catatan masa subur mereka dengan tepat dan
cermat. Pada umumnya, ovulasi terjadi di tengah siklus haid yaitu sekitar 10-15 hari sebelum
hari pertama haid berikutnya. Catat dan perhatikanlah siklus menstruasi Anda selama beberapa
bulan sebelum menggunakan metode ini sebagai cara kontrasepsi Anda.

Temperatur tubuh juga bisa diperhatikan dengan mencatat temperatur tubuh setiap hari.
Tujuannya agar Anda bisa memprediksi kapan ovulasi terjadi. Pada saat sel telur dikeluarkan,
suhu tubuh menjadi 0,2-0,3 derajat Celsius lebih tinggi pada sekitar tiga hari, dibanding
seminggu sebelumnya.

Anda juga bisa memerhatikan cairan dengan memasukkan jari ke dalam vagina. Sebelum dan
setelah ovulasi, cairan akan lebih kental dan berwarna putih. Tapi dekat dan pada masa subur,
cairan akan lebih encer, jernih dan cair kurang lebih selama tiga hari.

Anda dapat memperkirakan masa subur Anda dengan menggunakan kalkulator ovulasi di sini.

Kelebihan:

 Tidak membutuhkan biaya dan obat-obatan.


 Tidak ada efek samping.
 Keefektivan metode mencapai 99% hanya jika dilakukan dengan benar.

Kekurangan:

 Tingkat efektivitasnya menurun secara drastis menjadi 75% jika tidak dijalani dengan
teliti.
 Bukan metode yang praktis; memerlukan ketelitian dan disiplin.
 Tidak melindungi dari IMS
 Pengguna metode ini tidak bisa melakukan hubungan seksual dengan spontan jika tidak
ingin hamil.

Kontrasepsi Permanen

Pilihan ini hanya tepat diambil jika Anda dan pasangan memilih tidak atau sudah tidak ingin
memiliki keturunan lagi. Sterilisasi dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

Tubektomi (tubal ligation)

Sterilisasi pada wanita dengan cara pemotongan dan pengikatan tuba falopi, sehingga sel telur
tidak keluar dari ovarium.

Kelebihan:

 Hampir 100 persen efektif dan bersifat permanen.


 Tidak memerlukan perawatan harian.
 Tidak mempengaruhi kadar hormon.
 Tidak mengganggu hubungan seksual Anda.
 Bisa berhubungan seks secara spontan.

Kekurangan:

 Memerlukan metode bedah dengan biaya relatif mahal.


 Tidak melindungi pasiennya dari IMS.
 Seperti semua operasi, tubektomi berisiko menyebabkan komplikasi seperti pendarahan
dalam dan infeksi.
 Terdapat risiko operasi tidak berhasil.

Implan tuba

Implan kecil yang terbuat dari silikon atau logam ditempatkan di dalam kedua tuba falopi.

Kelebihan:

 Prosedur hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit.


 Bisa dilakukan tanpa pembiusan total ataupun bedah.
 Hampir 100 persen efektif.
Kekurangan:

 Berbiaya mahal.
 Proses pemasangannya membawa risiko seperti infeksi panggul.

Vasektomi

Operasi sterilisasi pada pria yang dilakukan dengan menutup saluran vas deferens yang
membawa sperma dari testis ke sistem reproduksi.

Kelebihan:

 Biaya relatif terjangkau, lebih sederhana dan aman dibandingkan tubektomi.


 Tidak tergolong sebagai operasi yang besar.
 Hampir 100 persen efektif.
 Tidak memengaruhi gairah seks.

Kekurangan:

 Membutuhkan operasi.
 Tidak melindungi dari IMS.
 Kondisi yang telah diubah hampir tidak bisa dikembalikan seperti sebelumnya.

Manakah yang Tepat?


kebidanan
Saterdag, 04 Mei 2013
KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT

Kontrasepsi berasal dari kata : kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dengan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dapat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 905).
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut (BKKBN, 1996 : 21).
Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika
digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau
wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik,
patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi.
Jadi, yang dimaksud Kontrasepsi Sederhana dengan Alat adalah suatu upaya
mencegah /mengahalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma
dengan menggunakan metode-metode yang membutuhkan alat sederhana yang tidak
memerlukan obat-obatan.
1. Metode KB Sederhana dengan Alat

A. Metode Barier pada Pria (Kondom)


Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan di antaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produksi alami) yang
dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata
atau mempunyai bentuk seperti putting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada
kondom baik untuk menaikkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun
sebagai aksesoris aktivitas seksual. Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal: bentuk,
warana, pelumas, ketebalan, dan bahan.
Kondom tidak hanya menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus
genitalia interna wanita, tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/AIDS. Kira-kira 1 cm
dari ujung kondom dibiarkan kosong untuk menampung air mani yang keluar, kondom
mencegah agar air mani tidak masuk ke dalam rahim. Setelah mengalami ejakulasi tetapi
sebelum ereksi sama sekali hilang, pria yang memakainya harus menekan pinggir kondom
KB pada penisnya agar air mani yang tertampung tidak tumpah dari Kondom. Pada
setiap kali sanggama harus menggunakan kondom yang baru.
Keuntungan Kondom
1) Mencegah kehamilan
2) Memberi perlindungan terhadap penyakit hubungan seksual
3) Dapat diandalkan, relatif murah
4) Sederhana, ringan, disposable, reversible
5) Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow up
6) Tidak mengganggu produksi ASI
7) Tidak mengganggu kesehtan klien
Kerugian Kondom
1) Angka kegagalan realtif tinggi
2) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang
kondom
3) Perlu dipakai secara konsisten, hati – hati dan terus menerus setiap sanggama
Keuntungan-keuntungan kontraseptif tersebut akan diperoleh, jika kondom dipakai
secara benar dan konsisten pada setiap sanggama, karena umumnya kegagalan yang
timbul disebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak
hati-hati.

Kontra Indikasi Kondom


1. Absolut
a. Pria dengan ereksi yang tidak baik
b. Riwayat syok septic
c. Tidak bertanggung jawab secara sexual
d. Interupsi sexual foreplay menghalangi minat sexual
e. Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner sexual
2. Relatif
a. Interupsi foreplay yang mengganggu ekspresi sexual

Macam – Macam Kondom


1. Kulit
Dibuat dari membran usus biri biri (caecum), tidak meregang atau mengkerut,
menjalarkan panas tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama
sanggama namun lebih mahal
2. Lateks
Paling banyak dipakai, murah, elastis
3. Plastik
Sangat tipis, menghantarkan panas tubuh namun lebih mahal dari kondom lateks
Kemasan kondom harus kedap udara karena udara dapat merusak karet. Demikian pula
dengan panas dan cahaya, yang bila disertai adanya udara (O2) dapat mempercepat
kerusakan karet.

Efektivitas Kondom
Kondom cukup relative bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan
seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai
secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2
-12 kehamilan per 100 perempuan pertahun.
Efek Non – Kontraseptif
1. Perlindungan terhadap penyakit penyakit akibat hubungan seks termasuk HPV
2. Perlindungan terhadap PID / infeksi cairan amnion (pada wanita hamil)
3. Kadang kadang kondom dianjurkan untuk mengobati ejakulasi-prematur, karena
kondom mengurangi sensitivitas glans penis
4. Terapi infertilitas
Pada wanita tertentu ditemukan adanya antibodi terhadap spermatozoa. Dengan kondom
diharapkan kadar antibodi menurun. Setelah pemakaian jangka waktu tertentu, pada
sanggama biasa (tanpa kondom) yang diatur waktunyasekitar masa ovulasi, diharapkan
dapat terjadi fertilisasi. Dianjurkan untuk memakai kondom sedikitnya selama 3-6 bulan
atau sampai titer antibodi turun.

Efek Samping dan Komplikasi


1. Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas glans penis
2. Alergi terhadap karet
Cara Penggunaan Instruksi bagi Klien
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida dalam kondom.
3. Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam
lainnya pada saat membuka kemasan
4. Pasang kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis dan
tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya
dengan jalan menggeser gulungan tersebut kearah pangkal penis. Pemasangan ini harus
dilakukan penetrasi penis ke vagina.
5. Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya,
maka pada saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan
pada saat ejakulasi.
6. Kondom dilepas sebelum penis melembek
7. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut dan melepaskan kondom di luar
vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina
8. Gunakan kondom hanya satu kali pakai
9. Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman
10. Sediakan kondom dalam jumlah yang cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat
yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat
digunakan.
11. Jangan gunakan kondom appabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh atau
kusut.
12. Jangan gunakan minyak goring, minyak mineral, atau pelumas dari bahan petrolatum
karena akan segera merusak kondo

B. Wanita (Barier Intra-Vaginal)


Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita dan
immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.
Keuntungan Metode Barier Intra-vaginal :
1. Mencegah kehamilan
2. Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
Kerugian Metode Barier Intra-vaginal :
1. Angka kegagalan relatif tinggi
2. Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya
3. Perlu dipakai secara konsisten, hati hati, selalu pada setiap sanggama.

Macam-macam Barier Intra-Vaginal :


1. Diafragma (Diaphragma)
2. Kap Serviks (Cervical cap)
3. Spons (Sponge)
4. Kondom Wanita
Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi, metode Barier Intra-vaginal
harus dipakai bersama dengan spermisid. Faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas
metode ini, antara lain :
a. Paritas
b. Frekuensi sanggama
c. Kemampuan untuk memakainya dengan benar
d. Kebiasaan dan motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan
Ada satu hal sangat penting yang harus mendapat perhatian akseptor yang
menggunakan metode Barrier Intra-vaginal yaitu kemungkinan timbulnya Sindrom
SyokToksik (Toxic Shock Syndrom) (TSS) bila terjadi kelalaian dalam pemakaiannya.
Calon akseptor metode Barier Intra-vaginal harus diberi instruksi-instruksi untuk
mengurangi/mencegah risiko timbulnya Sindrom Syok Toksik :
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum memasang atau mengeluarkan alatnya
2. Jangan biarkan Barier Intra-vaginal insitu lebih lama dari 24 jam
3. Jangan menggunakan Barier Intra-vaginal pada saat haid, atau bila adaperdarahan per-
vaginam, tetapi menggunakan kondom
4. Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6 – 12 minggu sebelum menggunakanmetode
Barier Intra-vaginal, tetapi menggunakan kondom
5. Wanita harus diajari tanda-tanda bahaya TSS :
a. Demam, muntah
b. Diarrhoe
c. Nyeri otot tubuh, rash (sunburn/seperti tersengat sinar matahari)
6. Bila menduga TSS, keluarkan alat kontrasepsinya dan hubungi petugas medis
7. Bila pernah mengalami TSS, pilih metode kontrasepsi lain.
Sindrom Syok Toksik disebabkan oleh toxin yang dihasilkan bakteri
Staphylococcus aureus. Sindrom Syok Toksik sering terjadi pada wanita yang memakai
tampon (intra-vaginal) selama haid.

1. Diafragma (Diaphragma)
Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel
dengan bentuk seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma diletakkan posterior
dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan sanggama.
Bila sanggama dilakukan berulang kali pada saat yang sama, maka perlu ditambahkan
spermisid setiap sebelum sanggama berikutnya. Diafragma tidak boleh dikeluarkan
selama 6-8 jam setelah sanggama selesai, pembilasan (douching) tidak diperkenankan,
diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah sanggama selesai, lebih
lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi.
Cara Kerja sebagai berikut :
1. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba
falopi)
2. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
Manfaatnya ada 2 yaitu :
1. Manfaat kontrasepsi
a) Efektif bila digunakan dengan benar
b) Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien
c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya
d) Dapat dipakai selama haid
2. Manfaat non kontrasepsi
a) Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
b) Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid
c) Kemungkinan mempunyai efek perlindungan terhadap timbulnya displasia cervical
Kerugian Difragma
1. Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai
2. Wanita perlu memegang/manipulasi genitalia nya sendiri
3. Menjadi mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk spermisidnya
4. Insersi relatif sukar
5. Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
6. Beberapa wanita mengeluh kebasahan yang disebabkan oleh spermisidnya
Jenis diafragma antara lain :
a) Flat spring (flat metal band)
Pinggir alas diafragma mempunyai lempengan logam yang pipih, diafragma ini
dapat dipakai oleh wanita dengan : otot otot vagina yang kuat, ukuran dan kontur vagina
normal, arcus pubis yang dangkal dibelakang simpisis pubis, multigravida, uterus
anteflexi, serviks yang panjang yang mengarah ke belakang.
b) Coil spring (coiled wire)
Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral yang
bundar dan dilapisi karet, diafragma ini terutama berguna untuk wanita dengan : otot otot
vagina yang kuat, arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis tidak ada perubahan posisi
uterus, ukuran dan kontur vagina normal
c) Arching spring (kombinasi metal spring)
Pinggir alas diafragma mempunyai pegas logam rangkap, diafragma ini cocok
dengan wanita dengan : tonus otot otot vagina yang jelek, sistokel/rektokel sedang,
prolapsus uteri ringan, serviks yang panjang yang mengarah ke depan
Memilih Ukuran Diafragma
1. Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam vagina sampai ujung jari
tengah menyentuh dinding posterior vagina. Ibu jari digerakkan sampai titik
pertemuan jari telunjuk dengan os pubis.
2. Jarak antara ujung jari tengah dan bagian depan ibu jari adalah diameter
diafragma yang diperlukan
Insersi Diafragma
1. Diafragma ditekan dijepit/ditekan diantara ibu jari dan jari-jari tangan dan
didorong sejauh mungkin kedalam vagina
2. Dengan jari telunjuk diperiksa bahwa letak diafragma tepat dibelakang os
pubis dan menutupi servik
3. Diafragma yang dipasang dengan benar terletak diantara bagian posterior os
pubis dan fornix-posterior vagina serta menutupi serviks
4. Untuk memeriksa bahwa diafragma terpasang dengan tepat, jari telunjuk
meraba serviks melalui kubah diafragma
5. Untuk mengeluarkan diafragma, jari telunjuk dikaitkan dibawah lingkaran
depan diafragma (dibelakang os pubis)
Kontraindikasi
1. Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus :
Prolapsus uteri, cystocele/rectocele yang besar, retroversi atau anteflexi
uterus yang berlebihan, septum vagiina
2. Infeksi traktus urinarius yang berulang ulang
3. Alergi terhadap latex atau spermisid
4. Riwayat Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome)
5. Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara oleh sebab apapun (PID, Herpes,
baru mengalami episiotomi, introitus yang sangat sempit/ketat)
6. Postpartumn (bayi aterm) 6-12 minggu
7. Ketidakmampuan calon akseptor atau pasangannya untuk mempelajari dan
melaksanakan teknik insersi yang benar
Efek samping dan komplikasi
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai
sebagaimana semestinya. Kadang kadang reaksi alergi dan iritasi vagina, infeksi
Sebab sebab kegagalan :
1. Ketidaktauan cara pemasangan yang benar
2. Ukuran diafragma tidak tepat
3. Terjadinya perubahan letak diafragma selama sanggama
4. Adanya cacat/kerusakan pada diafragma
Perlu diperhatikan :
Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk segera pasien ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Apabila terjadi panas lebih dari 38
derajat Celcius maka berikan rehidrasi per oral dan analgesi.
Cara penggunaan/Intruksi bagi Klien
1. Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan seksual.
2. Pertama kosongkan kandung kemih dan cucitangan
3. Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diafragma dengan air atau
melihat menembus cahaya)
4. Oleskan sedikit spermisida krim atau jelly pada cap diafragma (untuk memudahkan
pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan dengan pinggirannya)
5. Posisi saat pemasangan diafragma:
Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet.
Sambil berbaring
Sambil jongkok
6. Lebarkan kedua bibir vagina
7. Masukkan diafragma kedalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran
ke atas di balik tulang pubis.
8. Masukkan jari kedalam vagina sampai menentuh serviks, sarungkan karetnya dan periksa
serviks telah telindungi.
9. Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum berhubungan seksual. Jika
hubungan seksual berlangsung diatas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida di
dalam vagina. Diafragma berada dalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksananya
hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafragma lebih dari 24 jam sebelum diangkat
10. Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
11. Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya.

2. Kap Serviks (cervical cap)


Suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan
dengan diafragma,kap serviks lebih dalam/tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil,
umumnya lebih kaku, menutupi serviks karena hisapan (suction), bukan karena pegas.
Zaman dahulu kap serviks terbuat dari logam/plastik, sekarang yang banyak adalah dari
karet.
Tingkat kegagalan
Pada 100 wanita yang menggunakan metode ini selama satu tahun, terdapat
sebanyak 7 orang yang hamil
Cara Kerja
Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan sperma
agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus&
tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida senjata sperma tambahan untuk
membunuh sperma-sperma yang tidak tertahan pada kaps serviks.
Syarat pemakaian kap serviks
1. Serviks harus dapat dicapai
2. Serviks cukup panjang untuk menahan kap
3. Serviks tidak luka
Macam – macam Kap serviks
Prentif Cavity Rim Cap
a. Paling sering dipakai
b. Tersedia dalam 4 ukuran, diameter dalam 22, 25, 28, dan 31 mm
Dumas atau Vault Cap
a. Relatif dangkal, berbentuk mangkuk dengan pinggir alas yang tebal dan
bagian tengah yang tipis
b. Tersedia dalam 5 ukuran, dari 50 – 75 mm
c. Cocok untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena
tonus otot vagina yang kurang baik atau wanita dengan seviks yang terlalu
pendek
Vimule Cap
a. Berbentuk lonceng panjang dengan pinggir yang menonjol (flanged) u tuk
memperkuat hubungan dengan sekitarnya
b. Cocok untuk wanita dengan :
 Tonus otot vagina kurang baik
 Cystocele
 Serviks yang lebih panjang dari rata-rata
c. Tersedia dalam ukuran 42 – 55 mm
Keuntungan
1. Dapat digunakan selama menyusui
2. Efektif, meskipun tanpa spermiside, bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24 jam,
pemberian spermiside sebelum bersenggama menambah efektifitasnya
3. Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama
4. Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina
misalnya sistokel, rektokel, prolapsus uteri, tonus otot vagina yang kurang baik
5. Jarang terlepas selama sanggama
Kerugian
1. Angka kegagalan tinggi
2. Peningkatan risiko infeksi (cervisitis, cystitis)
3. Membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan
4. Ketidaknyamanan ketika pemakaian, penggunaannya cukup sulit
5. Ukuran cervical caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah tergantung
pada kehamilan, abortus/keguguran, operasi pelvic atau perubahan berat badan
6. Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi
7. Beberapa wanita merasa nyeri dan pasangannya merasa tidak nyaman
8. Tidak dapat mencegah penyebaran IMS (infeksi menular seksual), HIV AIDS
Kontraindikasi :
1. Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi), pap smear abnormal
2. Postpartum 6-12 minggu
3. Radang serviks (cervicitis) yang kronis, infeksi adneksa atau neoplasma serviks
4. Otot vagina yang sensitive, erosi atau laserasi serviks
5. Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstrasi
6. Riwayat TSS, Riwayat PID, atau alergi dengan karet atau spermiside
Efek Samping dan Komplikasi
1. Timbulnya sekret yan sangat berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu lama
didalam vagina
2. Menyebabkan iritasi pada daerah vagina, serviks karen akontak yang terlalu lama dengan
karet (kap) dan spermiside nya
3. Menyebabkan infeksi pada saluran kemih
4. Berisiko terjadi Toxic Shock Syndrom (TSS). Hal ini terjadi jika pemakaian cervical caps
dilakukan pada saat menstruasi
5. Bertambahnya abnormalitas serviks yang berhubungan dengan HPV
Beberapa tips untuk memasukkan kap serviks :
1. Tahap pertama untuk memasukkan atau mengeluarkan kap serviks adalah mencuci
tangan. Pemakai memasukkan kap serviks saat seksualitasnya bangkit dan sebelum
melakukan hubungan seksual.
2. Sebelum memasukkan, isi sepertiga kubah kap serviks dengan spermisida. Pisahkan labia
dengan kedua tangan. Tangan yang lain menjangkau sekeliling pinggiran kap diantara ibu
jari dengan jari telunjuk
3. Masukkan kap ke dalam vagina dan dorong kap sepanjang dinding vagina sejauh kap itu
bisa masuk. Cara ini bisa dilakukan dengan cara berdiri, mengangkat satu kaki ke atas,
posisi jongkok, berbaring.
4. Gunakan jari untuk menempatkan kap di serviks, tekan pinggiran kap di sekitar serviks
sampai serviks sudah tertutup dengan kap tersebut. Periksa posisi kap
dengan cara mendorong kubah kap untuk memastikan bahwa serviks sudah tertutupi.
5. Usap dengan jari mengelilingi pinggiran kap.
6. Pemakai harus mempertahankan kap serviks selama 6 jam setelah ejakulasi intravagina
terakhir untuk memastikan bahwa sperma yang tertinggal di dalam
vagina tidak memasuki ke dalam rongga uterus.
7. Namun, untuk mengeluarkan kap serviks harus dilakukan dalam kurun waktu
48 jam. Setelah itu kap serviks dilepaskan, lalu bersihkan kap dengan sabun dan
air hangat dan diangin-anginkan, setelah itu disimpan dengan benar agar dapat
digunakan kembali.
8. Dengan perawatan yang tepat, kap dapat bertahan selama 2 tahun, tapi harus diperiksa
secara teratur untuk memastikan apakah ada lubang, atau bocor. Bila terjadi kerusakan
pada kap, maka pemakai diinstruksikan untuk segera menggantinya

3. Spons Kontrasepsi (contraceptive sponge)


Spons kontrasepsi adalah bentuk modifikasi dari agen spermisidal. Macamnya
seperti sponge kecil berbentuk bantal. Spons ini mengandung cakram poliuretan
nonoxynol-9 yang dipasng 24 jam sebelum senggama. Setelah dibasahi, spons ditempatkan
di serviks.
Spons ini dapat digunakan dalam beberapa kali senggama tanpa harus diganti. Spons
ini sebaiknya baru dilepas 6 jam setelah senggama. Walaupun lebih nyaman dibandingkan
diafragma atau kondom, namun efektifitas spons untuk kontrasepsi lebih rendah. Tidak
dianjurkan untuk melakukan pembilasan (douching)
Cara Kerja
1. Melepaskan spermiside yang terkandung didalamnya
2. Merupakan barrier antara spermatozoa dan spermiside
3. Menjebak/menangkap spermatozoa ke dalam spons
Efektifitas
Secara teori 5-8 kehamilan/100 wanita per tahun. Namun, dalam praktik nya
9-27/100 wanita per tahun
Insersi spons
1. Mula mula spons dibasahi dengan air ledeng sebanyak kira-kira 2 sendok
makan, lalu diperas secukupnya untuk menghilangkan air yang berlebihan
2. Sponge kemudian dimasukkan ke dalam vagina sampai mencapai serviks
Kontraindikasi
1. Riwayat TSS atau alergi terhadap polyurethane atau spermisidenya
2. Ketidakmampuan wanita untuk melakukan insersi dengan benar
3. Kelainan anatomis dari vagina seperti prolaps uteri, sistokel, rektokel, retrofleks
yang ekstrim, septum vagina
Efek samping dan komplikasi
1. Iritasi atau reaksi alergi yang umumnya disebabkan oleh spermisidenya
2. Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar
3. Kemungkinan timbulnya TSS
Efek non kontraseptif
Kemungkinan proteksi terhadap PHS

4. Kondom wanita (female condom)


Dasarnya : kombinasi antara Diafragma dan Kondom. Alat ini terdiri dari 2 cincin
polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing ujung
dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang, biasanya
ditambahkan spermisid pada alatnya.
Brand yang dipasarkan antara lain Femidom, Dominique, Protectiv, dan Care. Baru-
baru ini juga dipasarkan kondom wanita yang terbuat dari bahan lateks (seperti kondom
pria) sehingga tidak menimbulkan suara berisik saat dipakai. Dipasarkan dengan brand
Reddy, V Amour, dan Sutra. Pengujian secara in vitro menunjukkan kondom wanita
impermeabel terdapat HIV, sitomegalo virus dan hepatitis virus.
Alasan utama dari dikembangkannya kondom wanita adalah karena pada kondom
pria dan diafragma biasa, kedua alat tersebut tidak menutupi daerah perineum sehingga
masih ada kemungkinan penyebaran mikroorganisme penyebaran PHS.
Kondom wanita yang telah tersedia saat ini :
1. Reality Vaginal kondom
Berupa “tabung” polyuretnane, panjang 17 cm, dengan 2 cincin polyuretnane
lentur pada masing-masing ujungnya, insersi alat ini seperti insersi diafgrama.
2. Women’s Choice Female Condomme = Condomme
Bentuknya seperti kondom pria, dengan ujung-dalam yang lebih tebal yang berada
pada bagian atas vagina, dan suatu cincin-luar yang menutupi labia, condomme terbuat
dari lateks, dan 30% lebih tebal daripada kondom pria agar supaya lebih kuat, insersi
Condomme dilakukan dengan suatu aplikator plastik yang dapat dipakai ulang.
3. Kondom vagina ketiga
Yang masih dalam taraf uji-coba, berupa suatu celana-dalam lateks dengan suatu
kantong-tergulung yang “built-in” dan berada tepat pada mulut vagina, Sebelum
sanggama, wanita mendorong kantong tersebut kedalam vagina. Alat ini menutupi seluruh
perineum dan genitalia eksterna, sehingga dapat memberikan perlindungan maksimal
terhadap PHS.
Cara Pemakaian Kondom Wanita
Cincin yang terbuka berada di luar vagina, sedangkan cincin tertutup berada di
bawah simfisis. Cincin-dalam dipasang tinggi di dalam vagina, dan tidak perlu dipasang
tepat menutupi serviks karena akan terdorong keatas selama sanggama ; cincin-luar
menutupi labia dan dasar dari penis, keatas selama sanggama, cincin-luar menutupi labia
dan dasar dari penis.

5. Spermisida Vaginal
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung zat-zat kimia yang kerjanya
melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam
traktus genitalia interna. Secara mekanis untuk menghalangi spermatozoa dan secara
kimiawi untuk immobilisasi/mematikan spermatozoa.
Tiap spermisid vaginal memiliki dua komponen :
1. Zat pembawa/pengangkut (vehicle, carrier) yang inert
Jelly, krim, foam/busa, tablet busa, suppositoria yang akan meleleh, suppositoria busa,
soluble film.
2. Zat spermisid yang aktif
Surfactants (Surface acting, bakterisidal, derajat keasaman yang tinggi.
Cara Pemakaian Spermisid Vaginal yang benar :
1. Letakkan spermisid sedalam mungkin didalam vagina, sehingga menutupi serviks
2. Tunggulah waktu yang diperlukan sebelum mulai bersanggama, agar spermisid
nya telah tersebar denga baik di dalam vagina bagian atas dan sekeliling serviks.
3. Gunakan spermisid tambahan setiap kali mengulangi sanggama di saat yang
sama.
4. Jangan melakukan pembilasan vagina (douching) minimal 6-8 jam setelah
sanggama selesai. Pembilasan vagina (douching) tidak dianggap sebagai metode
kontrasepsi yang dapat dipercaya, karena spermatozoa dengan cepat masuk ke
canalis cervicalis, dan berada di dalam uterus dan tuba fallopii dalam waktu 15 –
90 detik setelah ejakulasi
Kontra-Indikasi :
1. Absolut
a) Kebutuhan akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena alasan kesehatan, pribadi
atau sosial
b) Penghentian sexual foreplay akan menghambat/menghalangi
c) Ketidak mampuan penerimaan estetik pada salah satu partner.
d) Alergi terhadap isi spermisid, alergi lokal kronis, kontak dermatitis genitalia,
eksema genitalia, psoriasis genitalia, dll
2. Relatif
a) Penghentian sexual foreplay akan mengganggu sanggama
b) Fertilitas tinggi
c) Dispareunia atau vaginismus
3. Temporer
a) Vaginitis akut/subakut oleh karena sebab apapun, termasuk pengobatan.
b) Penyakit menular aktif/tersangka.
c) Kondiloma akuminata, dermatitis simpleks, pruritus, herpes genitalia.
d) Urethritis, sistitis, disuria, pyuria.
Efektifitas
Angka kegagalan : 11 – 31 %
Cara Kerja
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut :
1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah
2. Memperlambat motilitas sperma
3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi), aerosol dianjurkan bila
spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain
tidak sesuai dengan kondisi klien
2. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya
dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi)
sebelum hubungan seksual
3. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma
Manfaat
Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun
non kontrasepsi
Manfaat kontrasepsi :
a) Efektif seketika (busa dan krim)
b) Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien
c) Sebagai pendukung metode lain
d) Mudah digunakan, tidak memerlukan resep atau pemeriksaan medik
e) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Manfaat non kontrasepsi
Memberikan perlindungan terhadap PMS termasuk HBV dan HIV/AIDS,
kemungkinan timbul PID lebih kecil.
Kerugian Spermisid Vaginal :
1. Angka kegagalan relatif tinggi (disebabkan oleh pemakaian yang tidak consisten)
2. Harus digunakan segera sebelum sanggama, bahkan ada sper misid vaginal yang perlu
waktu 5-30 menit agar spermisid-nya sudah bekerja.
3. Karena harus diletakkan dalam di vagina, ada wanita yang segan melakukannya.
4. Harus diberikan berulang-kali untuk sanggama yang berturut-turut.
5. Dapat menimbulkan iritasi atau rasa panas/terbakar pada beberapa wanita.
Efek Samping dan Komplikasi
1. Yang mungkin terjadi :
a) Reaksi alergi, baik pada wanita maupun pria.
b) Suppositoria tidak meleleh atau tidak membentuk busa di dalam vagina.
2. Yang masih menjadi kontroversi adalah kemungkinan terjadinya :
a) Kelainan kongenital janin (efek teratogenik).
b) Perubahan air susu ibu.
c) Efek sistemik (masuknya spermisid ke dalam aliran darah).
Tetapi sampai saat ini belum ditemukan bukti-bukti yang menyokong hal-hal
tersebut.
Keterbatasan
1. Efektifitas kurang
2. Spermisida jauh lebih efektif, bila bersama kontrasepsi lain (misal kondom).
3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
4. Tergantung motivasi dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkansebelum
melakukan hubungan seksual
6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
Petunjuk Umum
1. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar sebelum
melakukan hubungan seksual.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa
atau krim) dan insersi spermisida
3. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan
hubungan seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak memerlukan
waktu tunggu karena langsung larut dan bekerja aktif
4. Perhatikan petunjuk pemakaian spermisida, baik cara pemakaian maupun
penyimpanan dari setiap produk (misal : kocok terlebih dahulu sebelum diisi ke
dalam aplikator).
5. Ulangi pemberian spermisida, bila dalam 1-2 jam pasca insersi belum terjadi
senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama dilanjutkan berulang
kali.
6. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis tertutup
secara keseluruhan.
Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisida sesuai dengan
bentuknya :
1. Aerosol (busa)
Akan mengisi vagina dengan gelembung busa yang mengandung
spermisidnya. Ada juga yang berbentuk tablet busa. Cara kerjanya dengan adanya secret
vagina, tablet busa akan menghasilkan CO2 yang selanjutnya akan menyebarkan
spermisidnya, tablet busa yang terkenal : Tablet Neo Sampoon.
Cara pemakaian :
Sebelum digunakan, kocok tempat aerosol 20-30 menit. Tempatkan
kontainer dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk
mengisi busa. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks dengan posisi
berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan untuk tidak
menarik kembali pendorong karena busa dapat masuk kembali ke pendorong. Aplikator
segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan. Aplikator sebaiknya
digunakan untuk pribadi.
2. Krim dan Jeli
Krim terbuat dari lemak yang tidak larut dalam air, misalnya gliserin,
stearat. Setelah dimasukkan ke dalam vagina, cream tetap berada pada tempatnya dan
tidak menyebar lebih jauh. Sedangkan jeli terbuat dari bahan yang larut dalam air,
misalnya gelatin, mencair pada suhu badan dan dengan cepat menyebar di dalam vagina.
Cara pemakaian :
Krim dan jeli dapat dimasukkan ke dalam vagina dengan aplikator dan atau
mengoles di atas penis. Krim atau jeli biasanya digunakan dengan diafragma atau kap
serviks, atau dapat juga digunakan bersama kondom.
Masukkan spermisida 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual.
Isi aplikator dengan krim atau jeli. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati
serviks. Pegang aplikator dan dorong sampai krim atau jeli keluar. Kemudian tarik
aplikator keluar dari vagina. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air
kemudian keringkan.

3. Kontrasepsi Vagina Film/Tissue


Memakai polyvinyl alkohol dan gliserin atau bahan-bahan lainnya.
Berbentuk plastik menyerupai kertas, berukuran 2×2 inci, mengandung 72 mg nonoxynol-
9, dilipat sekali kemudian dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum mulai
bersanggama. Contohnya : C-film (di Eropa dan USA).
Cara pemakaian :
Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun dan
air mengalir. Spermisida bentuk film/ tissue ini berupa kotak-kotak tipis yang larut dalam
serviks. Untuk menggunakannya, lipat film menjadi dua dan kemudian letakkan di ujung
jari. Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film ke dalam vagina mendekati
serviks. Keadaan jari yang kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke dalam
vagina, akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket. Tunggu sekitar 15
menit agar film larut dan bekerja efektif.

3. Suppositoria
Terdapat 2 jenis :
a. Suppositoria yang akan meleleh (Melting suppositoria) : Dapat berbentuk
yang larut dalam air atau yang berbahan dasar Klin yang tidak larut dalam
air, akan meleleh pada suhu badan, perlu menunggu 5 – 30 menit sebelum
boleh bersanggama.
b. Suppositoria busa : Seperti tablet busa, dengan adanya sekret vagina akan menghasilkan
gelembung-gelembung CO2 yang akan menyebarkan spermisid-nya, memerlukan waktu 10
menit sebelum boleh bersanggama.
Cara pemakaian :
Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsul yang dapat larut
dalam vagina. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum membuka kemasan.
Lepaskan tablet vagina atau suppositoria dari kemasan. Sambil berbaring, masukkan
suppositoria jauh ke dalam vagina. Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan
seksual. Sediakan selalu tablet vagina atau suppositoria.
Penelitian untuk Menemukan Spermisid Baru
Penelitian-penelitian masih terus dilakukan untuk menemukan spermisid
baru yang lebih baik dan lebih efektif, mempunyai daya kerja lama di samping
kemudahan penggunaannya dan aman.
1. Gossypol
a) Berasal dari biji kapas, yang telah dipakai sebagai kon trasepsi oral untuk pria, dan
sedang diselidiki untuk diguna-kan sebagai kontrasepsi vagina
b) Enzim-enzim penghambat spermatozoa (Sperm enzyme inhi bitors).
c) Propranolol, suatu B-blocker, ternyata dapat menghambat per-gerakan dan metabolism
spermatozoa, dan sedang diteliti untuk dipakai sebagai spermisid vaginal.

Geplaas deur ari buana om 10:52 nm.


E-pos hierdieBlogDit!Deel op TwitterDeel op FacebookDeel op Pinterest

1 opmerking:

1.

Azam Shop13 April 2015 8:40 vm.

Macam – macam kontrasepsi

25 Thursday Oct 2012

Posted by Dwii Jong in Uncategorized

≈ 29 Comments

Hay semua apaa kabaaaarrr semuaaa moga pada sehad di tempat masing” ya. lama tak
posting nie gara – gara nyiapin ujian skripsi dan nyiapin wisudaa, akhirnya nama saya di
belakangnya udah ada embel” amd.keb akhirnya gelar bidan sudah di tangan #upscurcol
:D

ya kalii ini saya mau posting buat kalian para pasutri atau ibu” yang masi bingung untuk
memakai alat kontrasepsi, mungkin dengan mem posting ini saya bisa membantuu atau memberii
refrensi kontrasepsi yang aman dan nyaman .

marii kita bahas semua disini, selamat membaca kawan.

MACAM – MACAM JENIS KONTRASEPSI


A. KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT

1. SENGGAMA TERPUTUS

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi
pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan
di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan
spermanya keluar.

2. PANTANG BERKALA (SISTEM KALENDER)

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini
kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’.
Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

B. KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT

1. KONDOM

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori,
dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.
Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan
penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :

1. Efektif bila diginakan dengan benar


2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
5. Murah dan dapat dibeli secara umum
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda

1. DIAFRAGMA

Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di insersikan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

Jenis kontrasepsi diafragma :

1. Flat spring (flat metal band)


2. Coil spring (coiled wire)
3. Arching spring)

Cara kerja kontrasepsi diafragma :

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat kontrasepsi diafragma :

1. Efektif bila digunakan dengan benar


2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mengganggu kesehatan sistemik

 SPERMISIDA

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan atau
membunuh sperma.

Jenis kontrasepsi spermasida :

1. Aerosol
2. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
3. Krim

Cara kerja kontrasepsi spermisida :

Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan


menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Manfaat kontrasepsi spermisida :

1. Efektif seketika (busa dan krim)


2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6. Mudah digunakan
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

 Kb Suntik

 Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal

1. Kb Suntik 1 bulan (kombinasi)

adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang diberikan


injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan 5mg Estradional
Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali

Keuntungan menggunakan KB Suntik

– Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.

– Tidak membatasi umur

– Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan cocok
untuk ibu menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik

– Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara masa
haid, sakit kepala dan nyeri payudara

– Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

Indikasi:

– Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif

– Ibu hamil atau diduga hamil

– Pendarahan vaginal tanpa sebab

– Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis


– Sedang menyusui kurang dari 6 minggu

– Penderita kanker payudara

1. Kb Suntikan 3 bulan.

Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi


parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat
depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini
sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program
postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

Keuntungan kb suntik 3 bulan

– Resiko terhadap kesehatan kecil.

– Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

– Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

– Jangka panjang

– Efek samping sangat kecil

– Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

Kerugian kb suntik 3 bulan

1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
1. KB PIL

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan
sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera
sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu
yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil
ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan
menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain..

Jenis-jenis kontrasepsi Pil

1. Pil gabungan atau kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan
mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100%
efektif bila diminum secara teratur.

Jenis – jenis pil kombinasi:

1. monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
2. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai dosis
progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif
bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien
serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan
kehamilan yang setara

2. Pil khusus – Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan,
terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim)
sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

Kontra indikasi Pemakaian Pil

Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh
darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).

Efek Samping Pemakaian Pil

Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual,
bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis),
nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

1. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi
yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu
yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu
(ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang
seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Jenis-jenis AKDR :

1. Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.

1. Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Coper-T.

1. Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan
kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

1. Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain
dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

1. KONTRASEPSI IMPLANT

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat
kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya semacam
tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api.
Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan
dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon
sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun.

Jenis-jenis kontrasepsi implant

1. Norplant.

Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 5
tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut
terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik.

1. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita
tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu
vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak
diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena
kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan
sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan
kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima
sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah
jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus
3 atau lebih.

Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur

1. Umur ibu kurang dari 20 tahun:


1. Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
2. Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi
bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
3. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
4. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
5. Umur ibu antara 20–30 tahun
1. Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral
sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun
1. Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant.
Kondom bisa merupakan pilihan kedua.
2. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi
(sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan
dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah

1. Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak
terjadi.

Indikasi kontrasepsi vasektomi

Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi reproduksi


merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga.

Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi

1. Infeksi kulit pada daerah operasi


2. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
3. Hidrokel atau varikokel
4. Hernia inguinalis
5. Filarisasi(elephantiasis)
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskotalis
8. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoaglansia
Macam – macam kontrasepsi

25 Thursday Oct 2012

Posted by Dwii Jong in Uncategorized

≈ 29 Comments

Hay semua apaa kabaaaarrr semuaaa moga pada sehad di tempat masing” ya. lama tak
posting nie gara – gara nyiapin ujian skripsi dan nyiapin wisudaa, akhirnya nama saya di
belakangnya udah ada embel” amd.keb akhirnya gelar bidan sudah di tangan #upscurcol
:D

ya kalii ini saya mau posting buat kalian para pasutri atau ibu” yang masi bingung untuk
memakai alat kontrasepsi, mungkin dengan mem posting ini saya bisa membantuu atau memberii
refrensi kontrasepsi yang aman dan nyaman .

marii kita bahas semua disini, selamat membaca kawan.

MACAM – MACAM JENIS KONTRASEPSI

A. KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT

1. SENGGAMA TERPUTUS

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi
pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan
di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan
spermanya keluar.

2. PANTANG BERKALA (SISTEM KALENDER)

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini
kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’.
Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

B. KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT


1. KONDOM

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori,
dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.
Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan
penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :

1. Efektif bila diginakan dengan benar


2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
5. Murah dan dapat dibeli secara umum
6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda

1. DIAFRAGMA
Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di insersikan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

Jenis kontrasepsi diafragma :

1. Flat spring (flat metal band)


2. Coil spring (coiled wire)
3. Arching spring)

Cara kerja kontrasepsi diafragma :

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.

Manfaat kontrasepsi diafragma :

1. Efektif bila digunakan dengan benar


2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mengganggu kesehatan sistemik

 SPERMISIDA
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan atau
membunuh sperma.

Jenis kontrasepsi spermasida :

1. Aerosol
2. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
3. Krim

Cara kerja kontrasepsi spermisida :

Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan


menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Manfaat kontrasepsi spermisida :

1. Efektif seketika (busa dan krim)


2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6. Mudah digunakan
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

 Kb Suntik


 Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal

1. Kb Suntik 1 bulan (kombinasi)

adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang diberikan


injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan 5mg Estradional
Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali
Keuntungan menggunakan KB Suntik

– Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.

– Tidak membatasi umur

– Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan cocok
untuk ibu menyusui

Kerugian menggunakan KB Suntik

– Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara masa
haid, sakit kepala dan nyeri payudara

– Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS

Indikasi:

– Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif

– Ibu hamil atau diduga hamil

– Pendarahan vaginal tanpa sebab

– Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis

– Sedang menyusui kurang dari 6 minggu

– Penderita kanker payudara

1. Kb Suntikan 3 bulan.

Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi


parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat
depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini
sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program
postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

Keuntungan kb suntik 3 bulan


– Resiko terhadap kesehatan kecil.

– Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

– Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

– Jangka panjang

– Efek samping sangat kecil

– Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

Kerugian kb suntik 3 bulan

1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

1. KB PIL

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan
sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera
sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu
yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil
ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan
menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain..

Jenis-jenis kontrasepsi Pil

1. Pil gabungan atau kombinasi


Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan
mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100%
efektif bila diminum secara teratur.

Jenis – jenis pil kombinasi:

1. monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
2. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai dosis
progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif
bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien
serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan
kehamilan yang setara

2. Pil khusus – Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan,
terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim)
sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

Kontra indikasi Pemakaian Pil

Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh
darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).

Efek Samping Pemakaian Pil

Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual,
bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis),
nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
1. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi
yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu
yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu
(ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang
seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Jenis-jenis AKDR :

1. Copper-T

AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.

1. Copper-7

AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Coper-T.

1. Multi Load

AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan
kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

1. Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain
dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

1. KONTRASEPSI IMPLANT

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat
kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya semacam
tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api.
Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan
dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon
sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun.

Jenis-jenis kontrasepsi implant

1. Norplant.

Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 5
tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut
terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik.
1. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita
tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu
vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak
diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena
kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan
sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan
kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima
sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah
jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus
3 atau lebih.

Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur

1. Umur ibu kurang dari 20 tahun:


1. Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
2. Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi
bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
3. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
4. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
5. Umur ibu antara 20–30 tahun
1. Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral
sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun
1. Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant.
Kondom bisa merupakan pilihan kedua.
2. Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi
(sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan
dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah
1. Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak
terjadi.

Indikasi kontrasepsi vasektomi

Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi reproduksi


merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga.

Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi

1. Infeksi kulit pada daerah operasi


2. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
3. Hidrokel atau varikokel
4. Hernia inguinalis
5. Filarisasi(elephantiasis)
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskotalis
8. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoaglansia

You might also like