Professional Documents
Culture Documents
1. RUANG LINGKUP
Standar ini meliputi cara mempersiapkan contoh sedemikian rupa sehingga cotntoh siap
untuk dianalsisi. Dari preparasi contoh ini dapat dihitung kadar air sisa.
2. STANDARD ACUAN
3. DEFENISI
Air total contoh batubara adalah jumlah air bebas dan air sisa dari contoh batubara tersebut. Air
bebas adalah air yang dibebaskan pada contoh yang dikeringkan pada suhu kamar. Air sisa
adalah air yang masih terkandung didalam contoh yang telah dikeringkan pada suhu kamar.
4. PRINSIP
Kadar Air Bebas (free Moisture) contoh dapat ditentukan dari selisih berat contoh sebelum
pengeringan dengan contoh yang telah dikeringkan pada suhu kamar.
Kadar Air Total dapat dihitung dengan menjumlahkan kadar air bebas dan kadar air sisa pada
kondisi contoh asal.
- Alat :
1. Cawan
2. Neraca Analitik
3. Oven / Desikator
4. Spatula
- Bahan :
1. Sampel Batubara 60 mesh
4. DASAR TEORI
Batubara merupakan mineral bahan bakar yang terbentuk sebagai suatu cebakan
sedimenter yang berasal dari penentuan dan pengendapan hancuran bahan berselulosa yang
berasal dari tumbuh tumbuhan. Pada dasarnya batubara memiliki tiga buah komponen yaitu
batubara murni, zat mineral, dan lengas total. Pada dasarnya air yang terdapat di dalam
batubara maupun yang terurai dari batubara apabila dipanaskan sampai kondisi tertentu,
terbagi dalam bentuk-bentuk yang menggambarkan ikatan serta asal mula air tersebut di
dalam batubara.
Ada dua bentuk/wujud moisture pada batubara yakni air yang terdapat di dalam
batubara dalam bentuk H2O dan air hasil penguraian zat organik yang ada dalam batubara
karena adanya oksidasi terhadap batubara tersebut.
Air yang terdapat dalam batubara dalam bentuk H2O dibagi dalam 3 bentuk yakni.
1. Inherent moisture ialah air yang secara fisik terikat di dalam rongga-rongga kapiler serta pori2
batubara yang relatif kecil, serta mempunyai tekan uap air yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan tekanan uap air yang terdapat pada permukaan batubara.
2. Adherent moisture ialah air yang terdapat permukaan batubaraatau di dalam pori2 batubara
yang relatif besar. Air dalam bentuk ini mudah menguap pada suhu ruangan.
3. Air kristal ialah air yang terikat secara kimia pada mineral-mineral dalam batubara. Bentuk ini
menguap pada suhu yang cukup tinggi, tergantung dari jenis mineral yang mengikatnya,
penguapan pada umumnya mulai terjadi pada suhu diatas 450 derajat celcius. Beberapa badan
standarisasi international membuat metode untuk penetapan air kristal ini, namun jarang orang
mempergunakannya, amerika menetapkan bahwa air kristal yang terdapat di dalam batubara
ialah 8% dari kadar abu batubara, sedangkan negara-negara eropa menetapkan sebesar 9% dari
kadar abu batubara.
Moisture pada batubara bukanlah seluruh air yang terdapat dalam pori-pori batubara baik
besar maupun kecil dan yang terbentuk dari penguraian batubara selama pemanasan. Moisture
batubara ialah air yang menguap dari batubara apabila dipanaskan sampai pada suhu 105 – 110
derajat celcius.
Berdasarkan pengertian diatas, serta melihat kembali kepada bentuk2 air yang terdapat di
dalam batubara, maka hanya air dalam bentuk inherent dan bentuk adherent sajalah yang dapat
dikategorikan sebagai moisture batubara, sedangkan 2 bentuk lainnya, yaitu air kristal mineral
dan air hasil penguaraian zat organik karena oksidasi, tidak termasuk sebagai air batubara.
Berdasarkan bentuk-bentuk air yang dianggap sebagai air batubara, kemudian muncullah
bermacam istilah yang dipergunakan, istilah-istilah tersebut antara lain :
Kondisi 1 : Inherent moisture (moisture holding capacity : bed moisture, equilibrium moisture)
dan Adherent moisture (surface moisture, free moisture).
Kondisi 2 : Total moisture terdiri dari 2 yakni Free moisture (air dry loss, extraneous moisture)
dan Residual moisture.
Kondisi 3 : Free moisture dan moisture (air dried moisture, moisture in the analysis sample)
selain istilah-istilah tersebut masih banyak istilah lainnya yang dipergunakan orang, seperti
natural moisture, internal moisture, critical moisture, chemically combined moisture, as received
moisture dan lain sebagainya.
5. Langkah Kerja.
Tabel Data
a. Sampel A
b. Sampel B
(a). Sampel A
Kadar Air Total
Kadar Air Bebas (ADL)
Dari praktikum sebelumnya (R(100 −ADL))
R=[ ]+ ADL
100
diperoleh = 16 %
Kadar Air Sisa. R= [
(17,93(100 − 16)
]+ 16 %
100
(w−H)
R= [ ] 𝑥 100 % R = 31,0612 %
w
(b). Sampel B