Professional Documents
Culture Documents
No. 001/Doc-Akad/UNAS/XVII/2016
UNIVERSITAS NASIONAL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRAKTIK
PELAKSANAAN
Memperagakan secara life pemberian imunisasi polio pada bayi
PROSEDUR PELAKSANAAN
No Langkah-langkah Key Point
1. Menjelaskan kepada ibu mengenai tujuan ” Gunakan bahasa yang
pemberian imunisasi polio pada bayi nya dan mudah di mengerti ibu”
prosedur yang akan dilakukan
3
2. Persiapan alat ”Susunan alat sesuai urutan
pemakaian dan mudah di
jangkau”
4. Membuka tutup metal dan tutup karet pada ”Pastikan vaksin belum
flakon vaksin polio kadaluarsa”
4
6. Menekan kedua pipi bayi dengan ”Menekan kedua pipi bayi
menggunakan kedua jari tangan kiri, sehingga dengan menggunakan kedua
bayi membuka mulutnya jari tangan kiri, sehingga
bayi membuka mulutnya”
5
APLIKASI
1. Mahasiswa mempraktekkan keterampilan pemberian imunisasi polio mulai dari
persiapan sampai pelaksanaan dibawah bimbingan dosen dan job sheet.
2. Meminta mahasiswa lain yang melakukan penilaian dengan menggunakan daftar
tilik.
3. Dosen memonitor jalannya peragaan pemberian imunisasi polio yang dilakukan
mahasiswa.
EVALUASI
Setiap mahasiswa melakukan imunisasi polio dengan berpedoman pada job sheet
Setiap langkah pekerjaan dilakukan secara urut, sesuai job sheet
Pembimbing menguji dan mengamati cara kerja mahasiswa dengan menggunakan daftar
tilik.
6
DOKUMEN JOB SHEET (JS)
No. 001/Doc-Akad/UNAS/XI/2016
UNIVERSITAS NASIONAL
JOB SHEET
Tujuan Imunisasi polio adalah suatu imunisasi yang memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit poliomielitis. Polio adalah suatu penyakit radang yang menyerang
syaraf yang menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua
lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan
dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Penularan penyakit polio
ini melalui tinja orang yang terinfeksi, percikan ludah penderita, ataupun makanan
dan minuman yang dicemari.
PERSIAPAN
PROSEDUR PELAKSANAAN
PROSEDUR TINDAKAN
NO LANGKAH PEKERJAAN ILUSTRASI GAMBAR
dan KEY POINT
1. Menjelaskan kepada ibu
mengenai tujuan pemberian
imunisasi polio pada bayi nya
dan prosedur yang akan
dilakukan
Key Point :
” Gunakan bahasa yang
mudah di mengerti ibu”
2. Mempersiapkan alat
Key Point :
”Susunan alat sesuai urutan
pemakaian dan mudah di
jangkau”
9
3. Mencuci tangan
Key point :
”Lakukan cuci tangan sesuai
dengan prosedur 7 langkah”
`
4. Membuka tutup metal dan tutup
karet pada flakon vaksin polio
Key point :
”Pastikan vaksin belum
kadaluarsa”
Key point :
“Mengatur posisi bayi dengan
senyaman mungkin untuk
mempermudah pemberian
vaksin”
Key point :
”Lakukan dengan lembut dan
hati-hati jangan sampai
melukai bayi”
10
7. Tangan kanan memegang
flakon vaksin polio, lalu
meneteskan 2 tetes vaksin ke
mulut bayi
Key point :
”Vaksin diteteskan 2 tetes ke
mulut bayi”
Key point :
”Alat-alat yang digunakan
dirapihkan dengan baik dan
benar”
9. Mencuci tangan
Key point :
”Lakukan cuci tangan sesuai
dengan prosedur 7 langkah”
Key Point :
" Pencatatan tindakan yang
dilakukan "
EVALUASI
Setiap mahasiswa melakukan imunisasi polio dengan berpedoman pada job sheet
Setiap langkah pekerjaan dilakukan secara urut, sesuai job sheet
Pembimbing menguji dan mengamati cara kerja mahasiswa dengan menggunakan daftar
tilik.
11
DAFTAR TILIK
Pemberian Imunisasi Polio
TANGGAL PENILAIAN :
NAMA MAHASISWA :
NAMA DOSEN PENILAI :
PETUNJUK PENILAIAN
Nilailah setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
Beri tanda (√) dalam kolom yang tersedia disebelah kanan sesuai dengan tindakan yang
dilakukan oleh mahasiswa.
12
SKALA
NO LANGKAH KERJA
0 1 2 3 4
1 SOFT SKILL
1. Memperkenalkan diri kepada klien
2. Merespon terhadap reaksi klien
3. Percaya diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan
5. Menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti
2 HARD SKILL
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan ruangan
3. Persiapan pasien
4. Persiapan petugas
Petugas mencuci tangan dengan sabun di
bawah air mengalir
Mengeringkan tangan dengan handuk bersih
3 PROSEDUR
Pemberian imunisasi polio
5. Memposisikan bayi
6. Menekan kedua pipi bayi dengan menggunakan kedua
jari tangan kiri, sehingga bayi membuka mulutnya
7. Tangan kanan memegang flakon vaksin polio, lalu
meneteskan 2 tetes vaksin ke mulut bayi
8. Merapihkan alat-alat
9. Mencuci tangan
10. Pendokumentasian
Total Nilai
Nilai : ∑ x 100=
30
Jakarta,………………….
Pembimbing Praktik
(…………….…………….....)
HAND OUT
MATERI
B. Imunisasi Polio
1. Pengertian Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan
terhadap penyakit poliomielitis yaitu penyakit radang yang menyerang syaraf dan dapat
mengakibatkan lumpuh kaki (Anik Maryunani,2010).
2. Jadwal Pemberian
Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang
dari satu bulan. Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan
pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu
dibarengi dengan vaksin DPT.
3. Cara Pemberian
Cara pemberian imunisasi polio bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis
Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di Indonesia yang
digunakan adalah OPV, karena lebih aman. OPV diberikan dengan meneteskan vaksin
polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan
sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi polio diberikan 4 x dengan jarak
minimal 4 minggu.
4. Efek Samping
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan,
dan sakit otot.
14
5. Tingkat Kekebalan
Dapat mencapail hingga 90%. Pemberian imunisasi polio untuk memutus rantai
penularan virus polio.
6. Kontra Indikasi
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas
380C), muntah atau diare, penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang
menjalani pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan
terganggu.
7. Vaksin Polio
a. Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV)
IPV dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan,
kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena
IPV tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan
penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini berisi tipe 1, 2, dan 3 dibiakkan pada
sel-sel VERO ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid. Selain itu dalam
jumlah sedikit terdapat neomisin, streptomisin dan polimiksin. IPV harus disimpan
pada suhu 2 – 8 C dan tidak boleh dibekukan. Pemberian vaksin tersebut dengan cara
suntikan subkutan dengan dosis 0,5 ml diberikan dalam 4 kali berturut-turut dalam jarak
2 bulan.
Orang yang mempunyai kontraindikasi atau tidak diperbolehkan mendapatkan
OPV maka dapat menggunakan IPV. Demikian pula bila ada seorang kontak yang
mempunyai daya tahan tubuh yang lemah maka bayi dianjurkan untuk menggunakan
IPV.
b. Oral Polio Vaccine (OPV)
Vaksin OPV pemberiannya dengan cara meneteskan cairan melalui mulut.
Vaksin ini terbuat dari virus liar (wild) hidup yang dilemahkan. Komposisi vaksin
tersebut terdiri dari virus Polio tipe 1, 2, dan 3 adalah suku Sabin yang masih hidup
tetapi sudah dilemahkan (attenuated). Vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal
kera dan distabilkan dalam sucrosa. Tiap dosis sebanyak 2 tetes mengandung virus tipe
15
1, tipe 2, dan tipe 3 serta antibiotika eritromisin tidak lebih dari 2 mcg dan kanamisin
tidak lebih dari 10 mcg.
Virus dalam vaksin ini setelah diberikan 2 tetes akan menempatkan diri di usus
dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun dalam dinding luar
lapisan usus yang mengakibatkan pertahan lokal terhadap virus polio liar yang akan
masuk. Pemberian air susu ibu tidak berpengaruh pada respon antibodi terhadap OPV
dan imunisasi tidak boleh ditunda karena hal ini. Setelah diberikan dosis pertama dapat
terlindungi secara cepat, sedangkan pada dosis berikutnya akan memberikan
perlindungan jangka panjang. Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir 2, 4, 6, 18 bulan,
dan 5 tahun.
Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak
lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2
jenis vaksin yang beredar dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin sabin
(kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Dibeberapa negara
dikenal pula tetravaccine yaitu kombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan
sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari atau selanjutnya diberikan setiap 4-6
minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin
hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulang diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang
DPT, pmberian imunisasi polio dapat menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit
poliomyelitis. Imunisasi polio.
Imunisasi ulang dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6 tahun) dan
saat meninggalkan sekolah dasar (12 thun). Cara memberikan imunisasi polio adalah
dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung ke dalam mulut anak.
Imunisasi ini jangan diberika pada anak yang sedang diare berat, efek samping yang
terjadi sangat minimal dapat berupa kejang.
Vaksin dari virus polio (tipe 1,2,dan 3) Virus polio terdiri atas tiga strain, yaitu
strain 1 (brunhilde), strain 2 (lanzig), dan strain 3 (leon) yang dilemahkan, dibuat dalam
biakkan sel-vero : asam amino, antibiotic, calf serum dalam magnesium clorida, dan
fenol merah. Vaksin yang berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam
16
flacon, pipet. Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml). Vaksin polio diberikan 4
kali, interval 4 minggu. Penyimpana pada suhu 2-8ºC.
1. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio
oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari
transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
2. Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1, yaitu pada umur lebih dari 6
minggu.
3. Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2, yaitu pada umur 16 minggu
4. Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3, yaitu pada umur 6 bulan
5. Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4, yaitu pada umur 18 bulan
6. Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5, yaitu pada umur 5 tahun.
17
F. Teknik Pemberian
Pemberian imunisasi polio bisa dilakukan dengan cara menyuntikannya secara
subkutan atau dengan cara meneteskan vaksin polio ke dalam mulut, mulut (Oral
Poliomyelitis Vaccine/OPV). Untuk saat ini cara yang paling banyak digunakan adalah
dengan cara tetes ke mulut. Selain lebih murah dan mudah, cara ini juga merupakan
cara yang paling mendekati rute penyakit polio di dalam tubuh. Di Indonesia vaksin
yang digunakan dalam imunisasi polio biasanya berupa vaksin sabin.
18