You are on page 1of 9

P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93

e-ISSN: 2503-023X DOI: 10.24042/jipf%20al-biruni.v6i1.592


April 2017

PRAKTIKALITAS MEDIA VIDEO DAN ANIMASI


DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Zakirman1, Hidayati2
1
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang; e-mail: Zakirman.fis08@gmail.com
2Universitas Negeri Padang

Diterima: 3 Februari 2017. Disetujui: 11 April 2017. Dipublikasikan: 29 April 2017

Abstract: The lack of audio-visual teaching materials to improve students’ understanding of the heat
material is the background of this research. The purpose of this research is to produce audio-visual
teaching materials that are valid, practical and can improve students understanding about the matter of
heat. This type of research is research and development with 4D stages (Define, Design, Development and
Dessiminate). The existance of time and cost constraints dessiminate stage is not done. The sampling
technique in this research is Cluster Random Sampling. The sample of this research is the students of class
SMP N 1 Pariaman. There are two instruments used to collect data in this research: validation sheet
related expert assessment of Physics to linguistic, material substance, display of teaching materials, design
of learning, as well as making software, and sheets of practicality of teachers and students related to
assessment of product usage in learning activities in exploration, elaboration and confirmation. Based on
the result of product validity test the lecture of Physics got the average appraisal of 85,9 with very valid
category. The product is also practically used in the learning activities according to the teacher with the
average assessment 85,6 and practical according to the students with the average appraisal 85. Based on
the result of statical tests for the initial test and the final test of students obtained t-test higher than t-table,
so it can be concluded that the use of video and animation teaching materials can improve students
understanding of the heat matter.

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya bahan ajar audio-visual untuk dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi kalor. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar audio-
visual yang valid, praktis serta dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kalor. Jenis
penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan tahapan 4D (Define, Design, Develop,
Dessiminate). Tahap Dessiminate tidak dilakukan karena adanya keterbatasan waktu dan biaya. Teknik
sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas
SMP N 1 Pariaman. Terdapat dua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini yaitu: lembar validasi terkait dengan penilaian ahli dalam bidang fisika terhadap kebahasaan,
substansi materi, tampilan bahan ajar, desain pembelajaran serta software dan lembar praktikalitas guru
serta siswa terkait dengan penilaian keterpakaian produk dalam kegiatan pembelajaran pada tahap
pendahuluan, inti dan penutup. Berdasarkan hasil uji validitas produk kepada dosen ahli fisika didapatkan
rata-rata penilaian sebesar 85,9 dengan kategori sangat valid. Produk yang dikembangkan juga praktis
digunakan dalam kegiatan pembelajaran menurut guru dengan rata-rata penilaian 85,6 dan praktis menurut
siswa dengan rata-rata penilaian 85. Berdasarkan hasil uji statistik untuk tes awal dan tes akhir siswa
didapatkan nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar
video dan animasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi kalor.

© 2017 Pendidikan Fisika FTK UIN Raden Intan Lampung

Kata kunci: bahan ajar, video dan animasi, praktikalitas, pembelajaran fisika

PENDAHULUAN menggabungkan antara teori serta praktek


Fisika merupakan salah satu bagian yang dikemas secara bersamaan. Teori
dari rumpun ilmu pengetahuan alam yang yang ada dalam ilmu Fisika dapat
membahas mengenai gejala-gejala yang dijelaskan dengan metode ceramah serta
terjadi di alam. Dalam kegiatan adapula yang menuntut dikembangkannya
pembelajarannya, materi Fisika bahan ajar yang bersifat visualisasi untuk
86 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93

memperkuat pemahaman siswa tentang kegiatan pembelajaran telah diteliti


materi yang bersifat abstrak. Hal ini sebelumnya oleh (Kasih, 2011) dengan
sesuai dengan pendapat Suzbilir dalam judul “Pengembangan Film Animasi
(Khristiani, 2013) yang menyatakan dalam Pembelajaran Fisika pada Materi
bahwa “Kalor adalah salah satu konsep Keseimbangan Benda Tegar di SMA”.
yang sukar dipelajari karena konsepnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bersifat abstrak dan memunculkan penggunaan film animasi dapat
berbagai makna berbeda saat dipelajari meningkatkan pemahaman serta hasil
oleh siswa”. Kalor merupakan salah satu belajar secara signifikan pada siswa kelas
materi yang bersifat abstrak, sukar untuk XI SMA N 1 Lubuk Alung. Animasi yang
dipahami oleh siswa serta melibatkan dibuat dan digunakan dalam kegiatan
beberapa percobaan untuk mendukung penelitian terbukti dapat menumbuhkan
pemahaman siswa. minat dan keantusiasan siswa dalam
Fakta menunjukkan hampir 48% siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.
mendapatkan hasil ujian yang tidak Dengan melihat permasalahan pada
memuaskan pada materi kalor. materi kalor, dapat dikemukakan solusi
Berdasarkan hasil wawancara dengan berupa penggunaan bahan ajar audio-
beberapa orang guru yang telah bertahun- visual pada kegiatan pembelajaran. Ada
tahun mengajarkan materi tentang kalor, beberapa kelebihan bahan ajar audio-
dapat disimpulkan bahwa guru tersebut visual yang akan digunakan dalam
hanya menggunakan gambar sebagai alat kegiatan pembelajaran diantaranya:
bantu mengajar. Tentu hal ini cukup penggunaan animasi yang bercerita
memberikan pengaruh yang besar dalam tentang hal-hal yang sering ditemui dalam
pemahaman siswa terhadap materi kalor kehidupan sehari-hari berkaitan dengan
tersebut. Pada kondisi ini guru belum materi kalor, penggunaan video
mampu memberikan visualisasi yang baik pendukung yang dapat dijadikan siswa
dalam mengajarkan materi seperti untuk melaksanakan kegiatan praktikum
pemuaian, perpindahan kalor, penguapan, serta adanya evaluasi akhir untuk melihat
serta melengkapinya dengan video hasil belajar siswa. Selain itu penggunaan
percobaan mengenai kalor yang dapat bahan ajar dengan audio-visual dapat
menuntun siswa belajar secara mandiri. memungkinkan visualisasi konsep yang
Untuk itu dalam tahap persiapan konkret serta memotivasi siswa dalam
pembelajaran guru harus mampu memilih mempelajari dan memahaminya (Reny,
dan merancang bahan ajar yang dapat 2013).
membantu siswa dalam mencapai tujuan Berdasarkan uraian masalah diatas,
pembelajaran. maka peneliti tertarik untuk merancang
Terdapat beberapa jenis bahan ajar dan membuat bahan ajar berupa video dan
yang dapat digunakan dalam kegiatan animasi dalam pembelajaran Fisika pada
pembelajaran seperti bahan ajar cetak, materi kalor untuk siswa kelas VII SMP.
audio, visual, animasi dan audio-visual.
Bahan ajar cetak dapat berupa modul, LANDASAN TEORI
handout, LKS dan buku ajar. Sedangkan Video dan animasi adalah salah satu
bahan ajar audio-visual dapat meliputi jenis bahan ajar audivisual yang dapat
penggunaan video dilengkapi suara yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
dapat menuntun siswa dalam belajar, Bahan ajar audio-visual adalah bahan ajar
pengunaan animasi yang dikemas menarik yang menggabungkan kemampuan audio
sehingga menimbulkan minat dan dan dilengkapi sajian berupa visual
motivasi siswa dalam belajar. Keunggulan (gambar bergerak). Penggunaan bahan
tentang penggunaan animasi dalam ajar audio-visual ini tentunya akan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93 87

memberikan dampak positif dalam sebelumnya oleh guru serta dapat


kegiatan pembelajaran. Menurut memperkecil kesalahan yang terjadi saat
(Anggraeni, 2013) “Sajian audio-visual demonstrasi langsung didepan kelas.
akan menjadikan visualisasi menjadi lebih Video juga dapat dimanfaatkan oleh guru
menarik”. Secara umum bahan ajar audio- untuk menampilkan masalah yang
visual didesain penuh warna dan autentik dan dapat meningkatkan taraf
dilengkapi dengan instrumen suara yang kefektifan belajar (Wanda, 2014).
dapat memfokuskan dan menarik minat
siswa dalam belajar. METODE PENELITIAN
Bahan ajar video dan animasi dapat Jenis dari penelitian ini adalah
digunakan untuk memaparkan materi penelitian dan pengembangan. Metode
yang bersifat abstrak. Hal ini dapat penelitian dan pengembangan adalah
meminimalisir keterbatasan guru dalam metode penelitian yang digunakan untuk
memvisualisasikan materi. Konsep- mengembangkan sebuah produk yang
konsep yang bersifat abstrak dapat bersifat baru atau merevisi produk yang
divisualisasikan sehingga mudah telah ada, dan menguji kepraktisan produk
ditangkap oleh pancaindra (Viajayani, tersebut (Sugiyono, 2008).
2013). Pada penelitian ini terdapat dua hal
Video dan animasi yang digunakan yang menjadi objek penelitian. Objek
dalam kegiatan pembelajaran merupakan penelitian pertama adalah video dan
kumpulan gambar bergerak (animasi) dan animasi dalam pembelajaran Fisika pada
kumpulan video eksperimen yang dapat materi kalor. Video dan animasi dalam
mempermudah penggunanya dalam pembelajaran Fisika divalidasi oleh 5
memahami materi. Menurut (Wibowo, orang Dosen Fisika Universitas Negeri
2014) “Penerapan animasi dapat Padang dengan keahlian meliputi ahli
menghilangkan rasa malas siswa dalam yang menilai tentang bahasa, substansi
belajar”. Penggunaan animasi juga dapat materi, tampilan komunikasi visual
meningkatkan pengalaman belajar siswa. produk, desain pembelajaran serta
Selain itu animasi dapat mempermudah pemanfaatan software. Objek kedua
penggambaran dari suatu materi adalah siswa kelas VII SMPN 1
(Rabindranath, 2013). Pariaman. Sampel dari penelitian ini
Animasi dapat dikonsep sesuai adalah siswa kelas VII³ SMP N 1
keinginan pembuatnya. Hal-hal yang Pariaman. Teknik sampling yang
sukar untuk dikondisikan langsung di digunakan adalah Cluster Random
depan siswa dapat digantikan Sampling, dimana setiap variabel dalam
penjabarannya menggunakan animasi. populasi mendapatkan kesempatan yang
Menurut (Dina, 2013) “Animasi dapat sama untuk dipilih secara acak serta
membentuk sebuah gerakan dan sangat pemilihan sampel bersifat objektif
membantu dalam menjelaskan urutan dan (Nurhayati, 2008).
sistematika kejadian”. Animasi dapat Prosedur yang dilakukan dalam
dibuat dengan bantuan software pengembangan video dan animasi dalam
Macromedia Flash. Macromedia Flash pembelajaran Fisika adalah sebagai
memungkinkan pembuat animasi untuk berikut: (1) Tahap Pendefinisian (define)
merancang tombol interaktif serta dapat yang terdiri dari mengenal potensi dan
dipublikasikan dalam bentuk swf, html, masalah(observasi) (2) Tahap
gif, jpg (Hartiti, 2013). Perencanaan pembuatan video dan
Video dapat membantu guru dalam animasi dalam pembelajaran Fisika
mempersingkat waktu pemaparan materi. (design), (3) Tahap Pengembangan
Penggunaan video dapat diatur (develop) yang terdiri atas tahap validasi,
88 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93

praktikalitas video dan animasi dalam melihat perbedaan hasil belajar sebelum
pembelajaran Fisika, (4) Untuk tahap dan sesudah menggunakan bahan ajar
Dessiminate tidak dilakukan mengingat video dan animasi digunakan uji statistik
keterbatasan waktu dan biaya dalam dengan persamaan sebagai berikut:
penelitian. X1  X 2
Instumen pengumpulan data dalam t
S12 S2  S  S 2 
penelitian ini adalah lembar validitas  2  2r  1  
n1 n2  n  n 
untuk ahli/pakar yang khusus menilai  1  (2)2 
dalam bidang substansi materi, tampilan Sebuah kesimpulan dapat ditarik dengan
komunikasi visual produk, bahasa, desain membandingkan antara nilai t-hitung
pembelajaran serta pemanfaatan software dengan t-tabel. Terdapat perbedaan hasil
dan lembar kepraktisan untuk guru dan belajar yang signifikan jika nilai t-hitung
siswa yang berisikan penilaian mengenai lebih besar dari pada t-tabel.
keterpakaian produk dalam pembelajaran
pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kegiatan penutup. Pemberian nilai Data yang diperoleh dari penelitian ini
validitas dan praktikalitas dengan cara adalah hasil analisis angket validitas oleh
menggunakan rumus: tenaga ahli serta angket uji kepraktisan
(1) oleh guru dan siswa. Angket uji validitas
Dimana: disebarkan kepada lima orang tenaga ahli
p adalah nilai akhir meliputi 1 orang ahli bahasa dan 4 orang
f adalah perolehan skor ahli yang berasal dari disiplin ilmu Fisika.
N adalah skor maksimum Ringkasan hasil uji validitas dan
Kategori validitas dan praktikalitas dapat praktikalitas dapat dilihat pada tabel
dilihat pada tabel berikut ini. dibawah ini.
Tabel 2. Ringkasan Data Hasil Uji Validitas dan
Tabel 1. Kategori Validitas dan Praktikalitas
Praktikalitas
No Nilai Kriteria Kategori Nilai Kriteria
1 80% < x ≤ 100% Sangat Baik Validitas Ahli 85,9 Sangat Baik
2 60% < x ≤ 80% Baik Praktikalitas Guru 85,6 Sangat Baik
3 40% < x ≤ 60% Cukup Praktikalitas siswa 85 Sangat Baik
4 20% < x ≤ 40% Kurang
5 0% ≤ x ≤ 20% Tidak Layak
Berdasarkan tabel dapat dilihat
Dimodifikasi dari Riduwan (2010) bahwa validitas dari bahan ajar video dan
animasi yang dikembangkan berada pada
Perbaikan/revisi kualitas produk kriteria sangat valid, artinya produk ini
perlu dilakukan apabila tingkat validitas dapat diujicobakan pada tahap
ataupun praktikalitas berada pada kriteria selanjutnya. Setelah dilakukan validasi,
kurang ataupun tidak layak. Revisi selanjutnya dilaksanakan kegiatan uji
dilakukan mengacu kepada saran-saran praktikalitas. Mengacu kepada ringkasan
yang diberikan oleh validator serta guru data pada Tabel 2, dapat ditarik
saat dilaksanakannya kegiatan uji kesimpulan bahwa bahan ajar video dan
praktikalitas. Setelah produk yang berada animasi dinyatakan praktis oleh guru dan
pada kategori kurang atau tidak layak tadi praktis untuk digunakan siswa dalam
direvisi, kemudian dilakukan validasi kegiatan pembelajaran.
ulang ataupun uji praktikalitas ulang Produk yang dihasilkan pada
untuk menguji kualitas produk sehingga penelitian ini adalah video dan animasi
menghasilkan bahan ajar yang benar- dalam pembelajaran Fisika pada materi
benar layak pakai dan teruji tingkat kalor. Bahan ajar video dan animasi
validitas serta praktikalitasnya. Untuk dalam pembelajaran Fisika dikembangkan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93 89

dengan menggunakan software Adobe kondisi panas kedalam sebuah gelas.


Flash CS4, Cyberlink Power Director, Nantinya Sila datang dan menyentuh
Format Factory, Audacity, dan balabolka. gelas tersebut. Dari kejadian ini Fina
Produk ini dapat digunakan dalam dapat menjelaskan defenisi kalor kepada
pembelajaran Fisika pada kelas VII. Sila. Selain animasi terdapat pula video
Selain penggunaan didalam kelas bahan yang membantu siswa melaksanakan
ajar video dan animasi ini juga dapat kegiatan eksperimen.
digunakan diluar kelas secara mandiri
baik oleh siswa maupun guru. Cuplikan
isi dari bahan ajar video dan animasi
dalam pembelajaran Fisika pada materi
kalor dapat dilihat pada beberapa gambar
yang disajikan berurutan dibawah ini:

Gambar 3. Sampel Video Eksperimen

Tujuan dari penambahan video


kedalam bahan ajar ini adalah untuk
membantu siswa dalam melaksanakan
kegiatan eksperimen. Guru tidak perlu
Gambar 1. Pengenalan Tokoh “Fi Si Ka”
lagi mendikte cara dan prosedur kegiatan
eksperimen, cukup dengan mengikuti
Dalam bahan ajar video dan animasi
langkah-langkah yang ada pada video
ini ada tiga tokoh yang akan memandu
yang telah disajikan. Hal ini dapat
pengguna dalam memamahi materi
menumbuhkan sikap mandiri serta
pelajaran Fisika pada pokok bahasan
kepraktisan bagi guru dalam
kalor. Tokoh tersebut Fina anak
mendemosntrasikan kegiatan sebelum
perempuan dengan karakter baju kuning,
ekperimen sesungguhnya dilakukan oleh
Sila anak perempuan dengan baju merah
siswa. Sampel pemaparan materi yang
dan Kaka satu-satunya anak laki-laki.
bersifat abstrak dapat dilihat pada
Masing-masing anak akan menjelaskan
pemaparan mengenai perpindahan kalor
bagian-bagian materi mulai dari defenisi
secara konduksi.
kalor sampai kepada perpindahan kalor.
Cuplikan salah satu scene untuk Fina
diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 4. Animasi Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor secara konduksi


Gambar 2. Kegiatan Fina pada Tahap Awal dipaparkan secara animasi dan
divisualisasikan dalam bentuk partikel
Dari gambar terlihat Fina sedang yang bergetar. Secara konsep perpindahan
beraktivitas menuangkan teh dalam kalor secara konduksi adalah perpindahan
90 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93

kalor yang tidak diikuti oleh perpindahan 5 orang ahli disajikan pada Tabel 3
partikelnya. Secara kasat mata tentu dibawah ini,
perpindahan ini tidak akan terlihat namun Tabel 3. Data Hasil Uji Validitas Produk Video dan
dapat dirasakan seperti ujung benda yang Animasi
terasa panas. Dalam animasi diperlihatkan Nama Bidang Instansi Nilai
bahwa adanya pergetaran partikel yang Dra. Substansi UNP 86
menunjukkan perpindahan kalor secara Syakbaniah, Materi
konduksi. Semua animasi dan video yang M.si
ada pada bahan ajar yang dikembangkan Drs. Masril, Pemanfaatan UNP 82
telah layak dari segi bahasa, substansi M.Si Software
materi, dan komponen lain yang menjadi Fatni Tampilan UNP 85
penilaian pada tahap validasi. Mufid, Komunikasi
S.Pd., M.Si Visual
Hasil analisis data lembaran validasi
video dan animasi dalam pembelajaran Drs. Desain UNP 86
Mahrizal, Pembelajaran
Fisika yang dinilai oleh ahli mencakup M.Si
lima kategori. Kelima kategori yang
Lila Rahma Bahasa UNP 90
digunakan adalah kebahasaan, substansi Dona, M.Pd
materi, tampilan komunikasi visual,
Nilai Rata-rata 85,9
desain pembelajaran serta pemanfaatan
software. Video dan animasi dalam
Dari hasil validasi dan saran-saran pembelajaran Fisika dikatakan valid
pada lembaran validasi perlu dilakukan berdasarkan analisis lembar validasi dari
revisi terhadap desain produk yang pakar. Hal ini bukan berarti video dan
dihasilkan. Revisi yang dilakukan animasi dalam pembelajaran Fisika ini
menyangkut perbaikan dalam segi bahasa, sempurna, karena video dan animasi
kualitas dan tempo video, kelengkapan tersebut harus dilakukan revisi. Revisi
tombol navigasi serta penulisan yang dilakukan didasarkan pada saran-
persamaan yang terdapat pada produk saran dan masukan yang diberikan
video dan animasi dalam pembelajaran pakar/validator pada lembar validasi.
Fisika. Video setelah revisi memberikan Lembar uji validasi ini disusun
penjelasan yang lebih lengkap serta berdasarkan kriteria yang telah
diikuti oleh kesimpulan dari percobaan dikemukakan oleh Depdiknas.
yang dilakukan sehingga siswa dapat Berdasarkan hasil analisis angket uji
memahami percobaan dengan baik. validasi, video dan animasi dalam
Kelengkapan tombol navigasi dapat pembelajaran Fisika yang dibuat sudah
mempermudah siswa dalam valid dari kategori kebahasaan, substansi
menggunakan video dan animasi sebagai materi, tampilan komunikasi visual,
sumber belajar untuk materi Fisika. desain pembelajaran, dan pemanfaatan
Berdasarkan nilai rata-rata validasi software.
oleh pakar yaitu 85,9, video dan animasi Penilaian kepraktisan video dan
dalam pembelajaran Fisika memiliki nilai animasi dalam pembelajaran Fisika
validitas dengan kriteria sangat valid. dilakukan oleh guru Fisika dan siswa
Artinya, substansi materi, tampilan kelas VII SMP N 1 Pariaman dengan
komunikasi visual, desain pembelajaran mengisi angket kepraktisan video dan
dan pemanfaatan software dan bahasa animasi. Kepraktisan oleh guru dapat
sudah valid dan siap untuk digunakan diketahui apakah isi video dan animasi
dalam kegiatan pembelajaran. Data hasil dalam pembelajaran Fisika sudah sesuai
penilaian produk pada tahap validasi oleh dengan karakteristik materi, dapat
digunakan pada kegiatan pendahuluan,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93 91

kegiatan inti, dan kegiatan penutup.


Indikator dan hasil uji keparktisan bahan Tabel 5. Indikator dan Hasil Penilaian Uji Praktikalitas
ajar video dan animasi oleh guru disajikan Bahan Ajar Video dan Animasi oleh Siswa
pada tabel 4 dibawah ini, Kegiatan Indikator Nilai
Pembelajaran
Tabel 4. Indikator dan Hasil Penilaian Uji Praktikalitas
Pendahuluan Membantu siswa: 90
Bahan Ajar Video dan Animasi oleh Guru
• Memahami cakupan
Kegiatan Indikator Nilai
materi
Pembelajaran
• Memahami tujuan
Pendahuluan Membantu guru: 86,5
pembelajaran
• Pada tahap apersepsi
Inti Membantu siswa dalam 85
• Menjelaskan tujuan mendapatkan informasi
pembelajaran materi yang lebih jelas,
melibatkan siswa lebih
• Menjelaskan cakupan aktif dalam
materi pembelajaran, membantu
Inti Membantu guru dalam 80,5 siswa dalam
memberikan informasi mengerjakan tugas dan
yang luas, menjelaskan berdiskusi, memotivasi
materi lebih baik, siswa serta menjadi
mengaktifkan siswa, sumber belajar yang baik
memberikan tugas, dalam pemaparan materi
menumbuhkan percaya Penutup Membantu siswa dalam: 80
diri, menjadi fasilitator
• Mengukur kemampuan
Penutup Membantu guru dalam: 90,5 belajar
• Mengukur kemampuan • Menyimpulkan
siswa pelajaran
• Membimbing siswa Rata-rata Nilai 85
menyimpulkan
pelajaran Tanggapan Siswa:

Rata-rata Nilai 85,9 Pembelajaran menjadi lebih praktis dan


menyenangkan
Tanggapan Guru:
Penggunaan bahan ajar video dan animasi dapat Hasil analisis data angket menyatakan
meningkatkan minat dan ketertarikan siswa bahwa nilai rata-rata dari kepraktisan
dalam belajar. Untuk kedepannya agar latihan
soal diperbanyak lagi video dan animasi dalam pembelajaran
Fisika oleh siswa adalah 85 dengan
Hasil analisis data angket kepraktisan kriteria sangat praktis, artinya video dan
oleh guru Fisika menyatakan bahwa nilai animasi dalam pembelajaran Fisika sudah
rata-rata untuk setiap indikator adalah praktis digunakan oleh siswa. Jika
85,6 dengan kriteria sangat praktis, dilakukan perbandingan dengan uji
artinya video dan animasi dalam kepraktisan bahan ajar audio-visual yang
pembelajaran Fisika yang dibuat sudah dikembangkan oleh (Reny, 2013)
praktis digunakan oleh guru dalam menggunakan Macromedia Pro 8, hasil
pembelajaran. uji kepraktisan siswa untuk bahan ajar
Kepraktisan oleh siswa diketahui video dan animasi yang dikembangkan
dengan penilaian siswa terhadap kategori peneliti memiliki nilai yang lebih tinggi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan dengan nilai perbandingan 85:83,62.
kegiatan penutup. Indikator dan hasil uji Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
keparktisan bahan ajar video dan animasi audio-visual berupa video dan animasi
oleh guru disajikan pada tabel 5 dibawah yang dikembangkan lebih praktis menurut
ini, pendapat siswa jika dibandingkan dengan
92 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93

bahan ajar pada materi serupa yang telah ataupun software khusus dalam
dikembangkan sebelumnya. pengoperasian dan penggunaannya.
Untuk melihat peningkatan Keterbatasan dari segi materi
pemahaman siswa terhadap materi kalor pembelajaran maka sebagai tindak lanjut
dilakukan uji statistik untuk kegiatan adalah mengembangkan video
membandingkan hasil belajar sebelum dan animasi dalam pembelajaran Fisika
dan sesudah menggunakan bahan ajar untuk semua materi Fisika kelas VII, VIII,
video dan animasi dalam pembelajaran dan IX.
Fisika. Berdasarkan perhitungan yang Kendala kurangnya sarana pendukung
telah dilakukan didapatkan nilai t-hitung seperti komputer dalam pelaksanaan
sebesar 6,91 dan t-tabel sebesar 2,04. Ini pembelajaran dapat diatasi dengan
berarti bahwa nilai t-tabel lebih besar pendistribusian waktu penggunaan labor
daripada t-hitung dan dapat disimpulkan komputer di sekolah dengan baik.
terdapat perbedaan yang signifikan antara Penggunaan labor komputer dapat diatur
hasil belajar sebelum menggunakan video dengan manajemen yang baik, sehingga
dan animasi dalam pembelajaran Fisika masing-masing siswa dapat menggunakan
dengan hasil belajar setelah menggunakan komputer. Dengan demikian penerapan
video dan animasi dalam pembelajaran pembelajaran menggunakan video dan
Fisika. Hal ini berarti terdapat pengaruh animasi dalam pembelajaran Fisika
yang berarti terhadap hasil belajar setelah menjadi lebih maksimal.
penggunaan video dan animasi dalam
pembelajaran Fisika. SIMPULAN DAN SARAN
Dalam penelitian ini masih terdapat Berdasarkan hasil uji validitas produk
keterbatasan dan kendala. Keterbatasan kepada dosen ahli fisika didapatkan rata-
dalam melaksanakan penelitian hanya rata penilaian sebesar 85,9 dengan
sampai tahapan Develop serta kategori sangat valid. Produk yang
keterbatasan dari segi desain produk dikembangkan juga praktis digunakan
video dan animasi yaitu: video dan dalam kegiatan pembelajaran menurut
animasi dalam pembelajaran Fisika masih guru dengan rata-rata penilaian 85,6 dan
berbentuk DVD, dan materi hanya praktis menurut siswa dengan rata-rata
terbatas pada kalor. Disisi lain, kendala penilaian 85. Berdasarkan hasil uji
yang ditemukan pada saat pembelajaran statistik untuk tes awal dan tes akhir siswa
di kelas adalah kurangnya sarana didapatkan nilai t-hitung sebesar 6,91
pendukung seperti komputer, sehingga lebih besar dari t-tabel sebesar 2,04,
siswa harus membawa laptop dari rumah. sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dari kendala, permasalahan, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara
keterbatasan yang ada dapat dikemukakan hasil belajar sebelum dengan hasil belajar
beberapa solusi dan alternatif sebagai setelah menggunakan video dan animasi
jalan keluar. Keterbatasan video dan dalam pembelajaran Fisika.
animasi dalam pembelajaran Fisika yang
masih dalam bentuk DVD dapat DAFTAR PUSTAKA
ditindaklanjuti dengan menjadikan video Wibowo, A. A. (2014). Pengembangan
dan animasi dalam pembelajaran Fisika Media Audiovisual Interaktif
berbasis web. Video dan animasi dalam Mencatat Transaksi Berdasarkan
pembelajaran Fisika yang berbasis web Mekanisme Debet/Kredit Kelas XI
dapat meningkatkan kemandirian siswa Sman 13 Surabaya. Jurnal
dalam belajar. Siswa dapat mengakses Pendidikan Akuntansi
bahan ajar video dan animasi berbasis (JPAK), 2(2).
web ini tanpa perlu menggunakan DVD
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 06 (1) (2017) 85-93 93

Dina, U. (2011). Animasi dalam android. Jurnal Penelitian Fisika


Pembelajaran. Majalah Ilmiah dan Aplikasinya (JPFA), 3(1).
Pembelajaran, 44-52. Riduwan. (2010). Belajar Mudah
Viajayani, E. R., Radiyono, Y., & Penelitian untuk Guru,
Rahardjo, D. T. (2013). Karyawan, dan Peneliti Pemula.
Pengembangan media Bandung: Alfabeta.
pembelajaran fisika menggunakan Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
macromedia flash pro 8 pada Pendidikan. Bandung: Alfabeta
pokok bahasan suhu dan Wanda, Ari. (2014). Pengembangan
kalor. Jurnal Pendidikan Media Video Pembelajaran
Fisika, 1(1). Berbasis Masalah Materi Pecahan
Khristiani, Y. (2013). Analisis Ragam dan Pada Siswa Kelas IV Sekolah
Perubahan Konsepsi Kalor Siswa Dasar. Pelangi Pendidikan, 94-
SMA Negeri 5 Malang. Universitas 105.
Negeri Malang. (Online) Tersedia
di http://jurnalonline. um. ac.
id/data/artikel/artikel75B88633504
64B43D60C1A0BB9 799C26. pdf
(diakses pada 1 April 2016).
Rabindranath, A. P. 2013. Perancangan
Animasi sebagai Media
Pembelajaran tentang Pencegahan
Osteoporosis Sejak Usia Remaja
(Bachelor Thesis). Diperoleh dari
google.
Nurhayati. (2008). Studi Perbandingan
Metode Sampling antara Simple
Random dengan Stratified
Random. Jurnal Basis, Vol 3, pp.
1-15
Hartiti, R. (2013). Penerapan Media
Animasi Flash dalam Pembelajaran
Motif Batik Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Menganti. Jurnal
Pendidikan Seni Rupa, 1(1).
Kasih, R. (2011). Pengembangan Film
Animasi dalam Pembelajaran
Fisika pada Materi Keseimbangan
Benda Tegar di SMA (Unpublished
Bachelor Thesis). Program Studi
Pendidikan Fisika UNP, Padang.
Anggraeni, R. D., & Kustijono, R. (2013).
Pengembangan media animasi
fisika pada materi cahaya dengan
aplikasi flash berbasis

You might also like