You are on page 1of 4

Standar Lokal

KMS (Kartu Menuju Sehat) adalah alat monitor pertumbuhan dan gizi masyarakat di
Negara Indonesia. Kartu ini merupakan modifikasi dari WHO-NCHS yaitu berat badan
terhadap umur balita, dilengkapi gambar perkembangan motorik kasar, halus dan berbahasa.
Alat monitor ini membantu dapat membantu orang tua terutama ibu dan petugas untuk
memantau tumbuh kembang anak. Sehingga, dapat menentukan tindakan-tindakan pelayanan
gizi (Moersintowati, 2004). KMS sudah lama beredar di Indonesia, akan tetapi
penggunaannya sebagai home based record masih mengalami beberapa kendala, seperti
ketika ibu-ibu berkunjung ke Posyandu, kartu ini tidak dibawa. Pada pelatihan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), penekanan KMS dengan konseling yang baik perlu
dibudayakan oleh setiap petugas kesehatan bila menghadapi anak balita sakit.

Terdapat buku panduan penggunaan KMS bagi petugas kesehatan yang diterbitkan
oleh Depkes RI tahun 1997, dalam buku tersebut disebutkan bahwa grafik pertumbuhan KMS
dibuat berdasarkan baku WHO/NCHS yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.

Gambar 1: Kartu Menuju Sehat Negara Indonesia


Kurva garis merah dibentuk dengan menghubungkan angka-angka 70% median,
grafik berwarna kuning diatas merah pada batas 75-80% median, daerah hijau muda adalah
85-90% median, daerah hijau tua 95-100% median yang merupakan standard WHO dengan
status giziburuk-kurang-baik-lebih. Selain itu, juga menggunakan NCHS yang
direkomendasikan oleh WHO untuk standard internasional.

Menurut konsensus nasional tentang status gizi:

a. Gizi kurang : -1 SD
b. Gizi buruk : -2 SD

Di masa lalu, rujukan pertumbuhan yang dikembangkan menggunakan dari satu


negara dengan mengukur sampel anak-anak yang dianggap sehat, tanpa memperhatikan cara
hidup dan lingkungan mereka. Mengingat hal tersebut WHO telah mengembangkan standart
pertumbuhan yang berasal dari sampel anak-anak dari enam negara yaitu Brazil, Ghana,
India, Norwegia, Oman dan Amerika Serikat (WHO dan Depkes RI, 2008).

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti bayi normal dari lahir hingga usia 2 tahun,
dengan pengukuran sering pada minggu pertama. Kelompok anak-anak lain umur 18-71
bulan, diukur satu kali. Data dari kedua kelompok umur tersebut disatukan untuk
menciptakan standard pertumbuhan anak umur 0-5 tahun. Disamping standar untuk
pertumbuhan fisik, standard baru WHO 2005 menghasilkan enam tahapan perkembangan
motoric kasar (duduk tanpa bantuan, merangkak, berdiri dengan bantuan, berdiri tanpa
bantuan, berjalan dengan bantuan, dan berjalan tanpa bantuan). Yang diharapkan dapat
dicapai oleh anak-anak sehat pada umur antara 4-18 bulan.

Gambar 2: 6 Motorik Kasar dalam KMS


Manfaat lain dari standard pertumbuhan WHO 2005 sebagai berikut:

a. Standar baru menetapkan bayi yang disusui sebagai model pertumbuhan dan
perkembangan bayi normal. Hasil kebijakan kesehatan dan dukungan public untuk
menyusui semakin diperketat.
b. Standar baru lebih dini dan sensitiv untuk mengidentifikasikan anak pendek dan anak
gemuk/sangat gemuk.
c. Standard baru seperti IMT sangat berguna untuk mengukur kegemukan.
d. Grafik yang menunjukkan pola laju pertumbuhan yang diharapkan dari waktu ke
waktu memungkinkan petugas kesehatan mengidentifikasikan anak-anak yang
berisiko menjadi kurang gizi atau gemuk secara dini, tanpa menunggu sampai anak
menderita masalah gizi.

You might also like