You are on page 1of 9

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN KETAHANAN PANGAN


Jl. Harsono RM No. 3 Telp. (021) 7805035 - 7805641
Ragunan Pasar Minggu Fax. (021) 7806708 - 7806938
Jakarta 12550

SAMBUTAN KEPALA BADAN


KETAHANAN PANGAN SUMATERA BARAT
PADA PEMBUKAAN
PELATIHAN PENYUSUNAN NERACA BAHAN MAKANAN
Padang, 7 – 8 Mei 2013

Yang kami hormati,


- Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementan RI;
- Ibu Kepala Bidang Ketersediaan dan
Kelembagaan Pangan Badan Ketahanan Pangan
Sumatera Barat;
- Bapak/Ibu Para Peserta Pelatihan
Penyusunan Neraca Bahan Makanan yang mewakili
Badan/Kantor Ketahanan Pangan Kab/Kota dan
Dinas Provinsi.
- Saudara Para Nara Sumber dan Fasilitator;
- Undangan dan hadirin yang berbahagia;

Assalamualaikum warakhmatullahi Wabarakatuh;


Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua,

1
Mengawali sambutan ini, marilah kita memanjatkan
Puji dan Syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas segala rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul
bersama mengikuti “Pelatihan Penyusunan Neraca
Bahan Makanan” di Daima Hotel Padang ini dalam
keadaan sehat wal-afiat, sehingga dapat berpartisipasi
pada acara ini.
Pada kesempatan yang baik ini, saya
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan
terima kasih kepada Saudara Kepala Bidang Ketersediaan
dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan
Kementan RI, DR. Drs. Nasfirman Yul NZ, MM beserta
anggota yang telah meluangkan waktu sebagai nara
sumber pada acara ini. Kepada Bapak/Ibu peserta latihan
saya harapkan agar manfaatkan pertemuan ini sebagai
momen yang saya anggap sangat strategis dalam rangka
penyegaran dan memperluas wawasan, melalui
pertukaran informasi mengenai berbagai cara dalam
rangka memahami situasi ketahanan pangan, khususnya
aspek ketersediaan pangan.
Saya sangat menghargai kehadiran Saudara-
saudara sekalian disini dan hal itu memberikan sinyal
kepada kami bahwa Saudara-saudara memiliki komitmen
yang kuat dalam mewujudkan ketahanan pangan di
wilayah Saudara-saudara. Upaya mewujudkan ketahanan
pangan melibatkan banyak pelaku, dari berbagai sektor

2
yang meliputi berbagai aspek, dan mencakup interaksi
antar wilayah. Oleh sebab itu, pemantapan ketahanan
pangan hanya dapat diwujudkan melalui suatu kerjasama
kolektif dari seluruh pemangku kepentingan.
Mengingat luasnya substansi dan banyaknya pelaku
yang berperan dalam pengembangan sistem ketahanan
pangan, maka kerjasama yang sinergis dan terarah antar
institusi dan komponen masyarakat sangat diperlukan.
Saudara-saudara peserta pelatihan sekalian yang kami
muliakan,
Kondisi ketahanan pangan di Sumatera Barat saat ini
telah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
Ketersediaan pangan selama lima tahun terakhir telah
menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Dari
analisa ketersediaan pangan berdasarkan NBM,
ketersediaan energi rata-rata untuk dikonsumsi penduduk
Sumatera Barat Tahun 2009 sebesar 4.380
Kkal/kapita/hari, dan protein 100,38 Gram/kapita/hari,
sedangkan Tahun 2012 energi 5.489 Kkal/kapita/hari.
untuk Protein 129,31 Gram/kapita/hari, dimana angka
tersebut telah melebihi Angka Kecukupan Gizi yang
direkomendasikan dalam Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi Tahun 2004 sebesar 2.200 kkal/kapita/hari untuk
energi 57 gram/kapita/hari untuk protein. Menurut hasil
rumusan sementara Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi X tahun 2012, Angka Kecukupan Gizi tingkat
3
ketersediaan untuk energi sebesar 2.400 kkal/kapita/hari
dan untuk protein 63 gram/kapita/hari.
Sementara itu, ketersediaan pangan yang berasal
dari produksi domestik juga menunjukkan peningkatan
terus selama lima tahun terakhir. Beras mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 3,25 persen, jagung
meningkat rata-rata sebesar 3,99 persen, kedelai
meningkat rata-rata sebesar 0,99 persen, daging sapi
meningkat rata-rata sebesar 6,57 persen, sedangkan gula
mengalami penurunan rata-rata sebesar 2,34 persen.
Saudara-saudara peserta latihan sekalian,
Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan
dalam jumlah yang cukup, aman dan terjangkau untuk
mempertahankan swasembada padi dan jagung serta
mencapai swasembada kedelai, gula dan daging sapi,
maka sasaran pembangunan ketahanan pangan yang kita
laksanakan pada tahun 2010-2014, yaitu: (1)
Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan
Beragam, Bergizi, Seimbang serta Aman (B2SA) berbasis
pangan lokal dan menurunkan konsumsi beras 1,5 persen
tiap tahun, (2) pengurangan jumlah penduduk rawan
pangan 1 persen tiap tahun dan antisipasi rawan pangan
transien dengan dinamisasi SKPG , (3) stabilisasi harga
pangan pokok di tingkat produsen dan penguatan
cadangan pangan Gapoktan dan cadangan pangan
masyarakat rawan pangan, (4) penguatan peran Dewan
4
Ketahanan Pangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
dalam penanganan ketahanan pangan secara terpadu dan
terkoordinasi.
Para Peserta Latihan yang saya hormati,
Pertemuan ini saya pandang sebagai proses yang
penting dalam kerangka peningkatan ketahanan pangan
baik tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota maupun sampai
ketingkat rumah tangga. Hal ini sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan akan sumber daya manusia
profesional yang mampu menjawab berbagai tantangan
pembangunan serta mampu mengantisipasi permasalahan
ketahanan pangan. Untuk itu perlu dilakukan latihan
sebagai salah satu langkah penunjang, untuk memberikan
wawasan kepada peserta dalam menerapkan dan
mengembangkan alat-alat analisis terkait dengan
ketersediaan pangan, baik provinsi maupun
kabupaten/kota.
Saudara-saudara peserta sekalian,
Pembangunan ketahanan pangan tidak begitu saja
dapat dilakukan dan kemudian memberikan hasil yang
menggembirakan, akan tetapi penuh dengan berbagai
tantangan. Pada kenyataannya masalah ketahanan
pangan sangat komplek, mulai dari aspek penyediaan
pangan yang secara kuantitas cukup untuk memenuhi
permintaan pangan yang meningkat karena pertumbuhan

5
penduduk dan perubahan komposisi penduduk; aspek
pemenuhan tuntutan kualitas dan keanekaragaman bahan
pangan untuk mengantisipasi perubahan preferensi
konsumen yang semakin peduli pada masalah kesehatan
dan kebugaran; aspek pendistribusian, serta aspek
keterjangkauan pangan (food accessibility).
Di lain pihak, meningkatnya permintaan pangan
juga meningkat sebagai dampak meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat serta
kesadaran masyarakat akan pangan yang berkualitas.
Peningkatan permintaan bahan pangan harus disertai
dengan upaya peningkatan kualitas dan luas lahan
pertanian agar dapat meningkatkan kemampuan produksi
domestik untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam
negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk
pangan dari impor. Kondisi ini akan berdampak pada
ketahanan pangan Indonesia yang cenderung semakin
rentan karena terus tergantung dari kebijakan negara lain.
Dengan mengacu pada keberhasilan yang telah
dicapai dan permasalahan yang masih dihadapi oleh
Indonesia, masih diperlukan adanya berbagai kebijakan
pemerintah yang kondusif dalam mewujudkan
pembangunan ketahanan pangan.
Saudara-saudara peserta apresiasi yang saya hormati,

6
Sebagai aparat yang menangani ketahanan
pangan, Saudara-sadara mempunyai tugas untuk
memantau kinerja penyediaan pangan, kecukupannya
secara kualitas dan kuantitas, mengenali hambatan yang
akan terjadi di wilayah, serta memfasilitasi upaya-upaya
untuk mengatasinya, sehingga pasokan pangan dapat
terdistribusi dengan lancar dari waktu ke waktu. Upaya-
upaya tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang
mendukung produksi, perdagangan, atau pengadaan dan
pengelolaan cadangan pangan.
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut,
Saudara-saudara harus mampu mengumpulkan informasi
dan menguasai berbagai metode analisis sehingga dapat
memperkirakan ada atau tidak adanya masalah dalam
penyediaan pangan untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat di wilayah masing-masing. Informasi yang
dihasilkan melalui analisis tersebut sangat diperlukan
sebagai basis perumusan kebijakan dan program, oleh
sebab itu, akurasi data dan kualitas hasil analisis sangat
menentukan efektifitas kebijakan dan program dimaksud.
Saudara-Saudara sekalian yang saya hormati;
Dengan memahami permasalahan dan tantangan
yang dihadapi, serta memahami bagaimana memperoleh
data yang akurat, menguasai metoda analisis yang tepat,
dan berbagai aspek yang terkait dengan ketersediaan
pangan, maka peranan sumber daya manusia merupakan
7
faktor yang sangat menentukan di dalam upaya
meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu pelayanan
institusi ketahanan pangan.
Pada pertemuan ini Saudara-saudara akan
mendapatkan informasi mengenai berbagai metoda
analisis yang berkaitan dengan ketersediaan pangan serta
berbagai kendala dan permasalahan secara umum yang
dihadapi dari para fasilitator. Oleh karena itu, saya
mengajak Saudara-saudara sekalian agar benar-benar
memanfaatkan kesempatan apresiasi ini untuk menggali
ilmu dan pengetahuan praktis, sebagai proses pencerahan
antar para peserta dan dengan para fasilitator yang pada
gilirannya berguna dalam pengembangan ketersediaan
pangan di wilayah masing-masing,.
Dengan mengucap Bismillahirohmannirrohim,
dengan ini Apresiasi Analisis Ketersediaan Pangan secara
resmi saya nyatakan dibuka.
Akhirnya, saya sampaikan selamat mengikuti
apresiasi ini, semoga apa yang telah, sedang dan akan
kita laksanakan selalu mendapat bimbingan dan ridho
Allah SWT. Amin.
Billahitaufiq walhidayah
Wassalamua’laikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
lTerima kasih.

8
Kepala Pusat
Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Dr. Ir. Tjuk Eko Hari Basuki, MSt

You might also like