You are on page 1of 4

ANALISA PADA REMAJA

KELAS D KEPERAWATAN 2017

NUR AINNUN K.UBA

C01417128

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2018
ANALISA

Kematangan emosi adalah kemampuan remaja dalam mengekspresikan emosi


secara tepat dan wajar dengan pengendalian diri, memiliki kemandirian, memiliki
konsekuensi diri, serta memiliki penerimaan diri yang tinggi. Pengendalian diri
adalah kemampuan remaja dalam mempertahankan dorongan emosi, serta
memahami emosi diri untuk diarahkan kepada tindakan-tindakan positif.

Emosi di sisi lain dapat menjadi sumber energi yang membuat seseorang sanggup
melakukan apa saja secara tepat tanpa terpikirkan sebelumnya. Seseorang perlu
mengontrol emosinya. Kontrol emosi bukan berarti eliminasi atau penekanan
emosi moral, tetapi belajar mengekspresikan emosi dengan cara-cara yang lebih
dapat diterima atau disetujui oleh kelompok sosia dan pada saat yang sama tetap
dapat memberikan kepuasan yang maksimum dan mengurangi gangguan
ketidakseimbangan.

Perilaku nakal remaja dapat diatasi dengan mempertinggi konsep diri. Perspektif
teori peningkatan diri (sel-enhancement) menyatakan individu memiliki
kecenderungan untuk menambah positif konsep dirinya. Individu berusaha
mencapai kepuasan pribadi dan perasaan efektif dengan cara mencari aktivitas dan
umpan balik yang dapat manpertinggi konsep dirinya.

Para teoris kontrol sosial menyatakan bahwa yang menampakkan perilaku


antisosial adalah remaja yang memiliki konsep diri rendah. Perspektif kontrol
sosial menyatakan konsep diri mempengaruhi kontrol diri. Individu dengan
kontrol diri rendah memiliki kekuatan ego rendah, kurang mampu menunda
kepuasan (kurang sabar), kurang toleran pada frustrasi dan lebih impulsif.

Konsep diri sosial adalah gambaran remaja tentang hubungannya dengan orang
lain, dengan teman sebaya, dengan keluarga, dan lain-lain. Konsep diri emosional
adalah gambaran remaja tentang emosi diri, seperti kemampuan menahan emosi,
pemarah, sedih, atau riang-gembira, pendendam, pemaaf, dan lain-lain. Konsep
diri aspirasi adalah gambaran remaja tentang pendapat dan gagasan, kreativitas,
dan cita-cita.
Konsep diri psikis yang tidak realistis membuat remaja menggambarkan diri
sangat tingg terhadap kemampuan dan tidak bersedia kemampuannya dinilai
rendah, dan harga dirinya membubung tinggi dan menganggu hubungannya
dengan orang lain. Konsep diri sosial yang tidak realitis membuat remaja
mengambarkan diri terlalu baik dalam hubungannya dengan orang lain, dengan
teman sebaya, dan dengan keluarga. Konsep diri aspirasi yang tidak realitis
membuat remaja menggambarkan diri memiliki pendapat dan gagasan yang paling
benar dibanding orang lain, lebih kreatif, dan bercita-cita yang sulit diraih.

Konsep diri merupakan variabel intemal yang positif. Konsep diri secara parsial
tidak berhubungan dengan kenakalan remaja. Temuan penelitian dapat dijelaskan
melalui dinamika internal dalam keseluruhan aspek konsep diri, kecuali konsep
diri emosional. Konsep diri yang tidak realitistis akan menjadi sumber masalah.

Konsep diri prestasi yang tidak realitis membuat remaja menggambarkan diri
terlalu diri sebagai individu yang maju dan akan berhasil. Gambaran diri yang
tidak realitis akan mengganggu keseimbangan dan merusak kematangan emosi
dan akan mempertinggi kemungkinan terjadinya kenakalan remaja.

Kenakalan remaja adalah perilaku remaja melanggar status, membahayakan diri


sendiri, menimbulkan korban materi pada orang iain, dan perilaku menimbulkan
korban fisik pada orang lain. Perilaku melanggar status merupakan perilaku
dimana remaja suka melawan orang tua, membolos sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit. Perilaku membahayakan diri sendiri, antara lain mengendarai
kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi, menggunakan narkotika,
menggunakan senjata, keluyuran malam, dan pelacuran. Perilaku menimbulkan
korban materi, yaitu perilaku yang mengakibatkan keraguan pada orang lain,
misalnya: mencuri dan mencopet, merampas.

Kematangan emosi adalah kemampuan remaja dalam mengekspresikan emosi


secara tepat dan wajar dengan pengendalian diri, memiliki kemandirian, memiliki
konsekuensi diri, serta memiliki penerimaan diri yang tinggi. Pengendalian diri
adalah kemampuan remaja dalam mempertahankan dorongan emosi, serta
memahami emosi diri untuk diarahkan kepada tindakan-tindakan positif.
Kemandirian adalah keadaan dimana remaja tidak menggantungkan dirinya
kepada orang lain. Rasa konsekuen adalah rasa tanggung jawab remaja dengan
kesadaran untuk menjalankan keputusan, serta berani bertanggung jawab terhadap
semua akibat dan keputusan yang telah diambil.

You might also like